Anda di halaman 1dari 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Universitas Subang

JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

PERANAN ETIKA PROFESI DALAM MELAYANI KEPENTINGAN


PUBLIK

Oleh:
Aryo Soebiyantoro
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Subang
email : asoebia@yahoo.com

ABSTRAK
Jurnal ini disusun berdasarkan pada masalah pokok, yaitu maraknya
pejabat publik maupun pejabat swasta yang terkena Operasi Tangkap Tangan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK). Hal ini diduga disebabkan oleh
belum dimengertinya etika profesi secara menyeluruh baik di tingkat Kementrian
maupun Kabupaten/Kota di negara kita Republik Indonesia.
Pendekatan dalam jurnal ini tentang Penerapan Etika Profesi dilihat dari
konteks kebijakan publik dan administrasi publik sebagai teori induknya untuk
mengembangkan khasanah Ilmu Administrasi Publik.
Pada intinya setiap pelaksanaan pekerjaan dan tanggung jawab harus
mengandalkan empat kualitas etis yaitu adanya integritas, objektivitas,
kompetensi dan konfidensialitas.

ABSTRACT
This journal was compiled based on the main problem, namely the rise of
public and private officials who were affected by Operation Arrest by the
Corruption Eradication Commission (OTT KPK). This is thought to be caused by
the incomplete understanding of professional ethics both at the Ministry and
Regency / City levels in our country, the Republic of Indonesia.
The approach in this journal on the Application of Professional Ethics is
seen from the context of public policy and public administration as the main
theory to develop the treasury of Public Administration.
In essence, every job implementation and responsibility must rely on four
ethical qualities, namely the existence of integrity, objectivity, competence and
confidentiality.

PENDAHULUAN Martin Fischeer dan Mark Ravizza


Sebagaimana diketahui tanggung jawab menyangkut dua hal,
bahwa Etika Profesi adalah prinsip- yakni pelaksanaan tugas dan
prinsip yang berlaku pada bidang konsekuensinya. Integritas, hal ini
tertentu, sehingga Etika Profesi diperlihatkan dengan sikap jujur dan
mempunyai prinsip-prinsip moral komitmen untuk menjalankan etika
yang berlaku bagi semua profesi, profesi dalam setiap pelaksana tugas;
yaitu : Objektivitas, segala penilaian atas
pertama adalah tanggung jawab. tindakan atau keputusan harus
Semua pengemban profesi dituntut didasari oleh data dan fakta;
untuk menunjukan tanggung jawab Kompetensi, hal ini diperlihatkan
moral dalam pekerjaannya. Menurut dengan kemampuan dan ketrampilan

1
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

dalam melaksanakan pekerjaan; integritas, para karyawan baru juga


Konfedensialitas tercermin dalam harus dibiasakan dan diwajibkan
keteguhan menjaga rahasia profesi. untuk mengenal budaya integritas
Kedua adalah keadilan, prinsip ini sejak dini untuk lingkup skala kecil,
menekankan kepada jaminan hak skala menengah sampai dengan skala
semua pihak yang harus diberikan besar. Sehingga budaya tersebut
oleh seorang profesional. Jadinya terus akan dibawa sampai suatu saat
adanya prinsip win-win solution, karyawan tersebut akan menempati
dalam arti bahwa sesama profesional suatu posisi penting dalam instansi
harus tetap berkiprah di bidangnya atau perusahaan dapat menjadi role
masing-masing tidak boleh model bagi perusahaan atau
mengambil pekerjaan profesional instansinya secara umum, dan bagi
lainnya. bawahannya secara khusus. Pada
Ketiga adalah otonomi, disini akhirnya budaya integritas ini akan
dimaksudkan bahwa seorang menjadikan lingkungan kerja
profesional harus mempunyai menjadi kondusif, transparan dan
kebebasan dalam hal bertindak, kompetitif sehingga good
terutama dalam hal otonomi moral. governance seperti diharapkan dapat
Memang disatu sisi dia harus terwujud. Budaya Intergitas ini tentu
bertindak sesuai kode etik profesi tidak akan sempurna apabila tanpa
dan lembaga dimana dia bertugas, dibarengi dengan peningkatan tiga
tetapi dilain pihak dia juga sebagai etis kualitas lainnya, yaitu budaya
pribadi yang bebas. obyektivitas, budaya kompetensi dan
Keempat adalah kepercayaan. budaya konfidensialitas.
Menurut Francis Fukuyama Keempat budaya etis kualitas
kepercayaan adalah modal sosial ini saling mendukung dan
yang sangat penting dalam dalam melengkapi, budaya obyektivitas
sebuah profesi, dimana dalam relasi akan berjalan sempurna apabila
dengan orang lain, kepercayaan budaya integritas sudah dijalankan
merupakan nilai sosial yang penting. dengan sempurna, demikian juga
Selanjutnya dari hasil budaya konfidensialitas akan dapat
telaahan di atas penulis dapat tercipta apabila budaya intergritas
menyimpulkan bahwa apabila dan obyektivitas sudah berjalan,
profesional maupun pejabat publik budaya kompetensi akan sangat
dalam kegiatan sehari-harinya benar- berpengaruh apabila benar-benar
benar memahami, menghayati dan budaya intergritas, budaya
melaksanakan keempat kualitas etis obyektivitas dan budaya
serta prinsip-prinsip moral dalam konfidensialitas juga dilaksanakan
setiap amanah yang diembannya dengan baik. Adapun kunci
dalam melayani kepentingan publik, utamanya adalah budaya intergritas,
diharapkan akan berkurangnya mengapa? Karena budaya integritas
terjadinya penyalahgunaan ini besar penekanannya kepada
kekuasaan, yang berdampak dengan masalah moral yang berhubungan
menurunkan jumlah orang yang dengan hati nurani seseorang,
terkena kasus hukum. Pendidikan walaupun ketiga budaya yang
sejak awal baik dari rumah maupun lainnya dapat dijalankan dengan baik
institusi pendidikan akan sangat dan sempurna, sehingga menjadikan
membantu terbentuknya budaya seorang karyawan yang kompeten

2
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

melebihi kompetensi rekan-rekan bagian dirinya bekerja dengan baik


lainnya, dan menghasilkan nilai dan berfungsi sesuai rancangan.
tambah bagi instansi atau perusahaan Orang berkualitas demikian memiliki
di mana pegawai tersebut berkarya, komitmen untuk bertindak sesuai
hal ini akan hancur seketika saat dengan apa yang dikatakan. Ia juga
pegawai tersebut lemah dalam menyelaraskan tindakannya dengan
mempertahankan budaya nilai-nilai mendasar dan keyakinan
integritasnya, seperti kejadian dan yang dimiliki. Ia bekerja berdasarkan
peristiwa yang kita saksikan selama suara hatinya. Ia hidup dalam
ini. kebenaran dan tidak mudah tergoda
oleh rayuan-rayuan gombal yang
PEMBAHASAN menggiurkan. Ia juga memiliki
keberanian untuk mempertahankan
Kata integritas berasal dari
keyakinannya, dan rela untuk
bahasa Latin, yakni integer (kata
sifat), artinya “utuh”, “seluruhnya”. bertindak dan berbicara atas apa
yang diketahui sebagai hal benar,
Mengacu pada pengertian di atas,
serta berterus terang.
orang yang berintegritas berarti dia
yang mempunyai keutuhan diri, Steven MR. Covey dalam K.
seluruh bagian dirinya bekerja Sihotang menyebutkan bahwa
dengan baik dan berfungsi sesuai integritas itu terungkap dalam tiga
rancangan. Orang berkualitas sikap utama, yakni sikap kongruen
demikian memiliki komitmen untuk atau sejalan, rendah hati, dan
bertindak sesuai dengan apa yang keberanian.
dikatakan. Dalam melaksanakan Pertama, kongruen. Covey
tugas pelayanan ke publik, setiap mengatakan bahwa integritas
pegawai harus mengutamakan empat ditunjukan dengan tindakan sejajar
hal penting sebagai esensi integritas, antara maksud dan prilaku. Artinya,
yaitu: 1). Sifat jujur dan mempunyai orang yang berintegritas
prinsip moral yang kuat, berani menyelaraskan perkataan perbuatan,
mengatakan yang benar; 2).
yang diistilahkan Covey dengan
Keadaan utuh dan tidak terbagi, “kongruen”. Selain keselarasan
yakni menjunjung keutuhan pribadi;
perkataan dengan perbuatan, ciri lain
3). Kondisi kepribadian yang dari orang yang memiliki integritas
menyatu dan berkonstruksi yang adalah hidup selaras dengan nilai-
kokoh, dan 4). Konsistensi internal nilai terdalam. Ketika merasakan
dan tidak adanya kerusakan dari sesuatu harus dilakukan, dia
dalam diri sendiri. melakukan itu segera, kendati hal itu
Alberts Einstein sebagaimana dirasakan berat dan aneh oleh orang-
dikutip oleh Covey berani orang yang umumnya tidak
mengatakan, “ Whoever is careless mengharapkan itu terjadi. Menurut
with the truth in small matters Covey, orang yang berintegritas
cannot be trusted with important menjadikan bisikan nuraninya
matters”. Jadi orang yang sebagai dasar dalam bertindak.
berintegritas menurut Kasdin Kedua, kerendahan hati, Orang yang
Sihotang dalam bukunya Etika utuh memiliki sikap rendah hati dan
Profesi Akuntansi berarti dia yang lebih perhatian pada apa yang benar
mempunyai keutuhan diri, seluruh (what is right), dan bukan
3
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

memosisikan diri sedang menjadi intensionalitas. Di sini objek


benar (being right); ia lebih peduli merupakan sasaran keterarahan.
pada tindakan daripada memiliki Menurut Husserl pengertian betul-
gagasan untuk bertindak, lebih betul mempunyai objek, karena
terbuka pada kebenaran baru pengertian hanya ada dalam bingkai
daripada membela posisi status quo, objek. Lebih lanjut dikatakan,
lebih membangun tim daripada manusia mengarahkan kesadarannya
menunjukan diri, lebih memberi pada hal yang tampak dan yang
kontribusi daripada mencari dialami. Pengetahuan merupakan
pengakuan sebagai pembuatnya. hasil dari keterarahan subjek
terhadap sesuatu. Jadi, objektivitas
Ketiga, keberanian, Orang yang
mengisyaratkan fakta dan kebenaran,
konsisten menyelaraskan perkataan
ia hadir apa adanya tanpa rekayasa.
dengan perbuatannya. Sikap rendah
hati membutuhkan keberanian untuk Pengertian Pelayanan Publik
terus bertahan pada prinsip. Karena menurut Haryatmoko adalah
itulah Covey menempatkan “kegiatan yang pemenuhannya harus
keberanian sebagai ciri ketiga pribadi dijamin, diatur dan diawasi oleh
yang berintegritas. pemerintah”. Rumusan pelayanan
publik memuat tanggung jawab
Secara etimologi menurut K.
kolektif, keragaman bentuk, legalitas
Sihotang, dalam bukunya Etika
lembaga dalam merespon
Profesi Akuntansi, kata
kepentingan publik.
“objektivitas” berasal dari bahasa
Latin, yakni objectus, yang K. Sihotang, menyatakan bahwa
merupakan gabungan dari dua kata pelayanan publik merupakan
Latin ob, yang artinya “berhadapan”, pengambilalihan tanggung jawab
dan iacere, yang artinya secara kolektif dengan menghindari
“melempar”. Dari dua kata itu, objek kepentingan pribadi. Adapun pelayan
berarti “terletak di depan atau publik merupakan lembaga resmi
dihadapan kita” atau ” berada yang memberikan pelayanan kepada
berhadap-hadapan” atau “tidak bias, warga masyarakat dan
berdiri sendiri”. Dalam pengertian memperjuangkan kepentingan umum
kata “objek” berhubungan dengan serta menerima tanggung jawab
sesuatu yang konkret dan dapat untuk memberi hasil maksimal bagi
ditangkap oleh indra. masyarakat. Jadi, siapapun yang
berusaha memajukan kehidupan
Dalam empirisme, objek
bersama dan menumbuhkan
diterima sebagai sumber utama,
kepercayaan untuk
bahkan satu-satunya sumber
mengusahakannya, menyandang
pengetahuan. Objek adalah apa yang
status pelayan publik.
dihadapi secara konkret dan
ditangkap oleh pancaindra. Di sini Sebagai pelayan publik,
kebenaran adalah kesesuaian antara setiap pegawai tentu tidak akan
apa yang dipikirkan dengan terlepas dari profesi yang
kenyataan, jadi bukan menurut disandangnya, sesuai dengan bidang
interpretasi. Fenomenolog Edmund pekerjaan dan bagian di mana
Husserl mengatakan bahwa manusia pegawai tersebut bekerja, ada bagian
selalu terarah pada sesuatu yang keuangan, bagian pelayanan, bagian
diisitilahkannya dengan pendapatan, bagian produksi, bagian
4
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

penjualan dan bagian lain yang tidak legitimasi etis, pelayanan publik juga
dapat penulis sebutkan satu persatu. dilandasi dengan legalitas formal
Baik pegawai tersebut bekerja objektif. Artinya pelaksanaan
sebagai pegawai swasta ataupun pelayanan mengacu pada aturan
pegawai negeri. resmi. Dengan legalitas formal
objektif pelaksanaan pelayanan
K. Sihotang, menyatakan
publik dijamin secara hukum dan
bahwa ada lima butir karakter atau
dapat dijalankan secara sistematis.
ciri-ciri dalam pelayanan publik,
yaitu: Kompetensi dalam
Peyananan Publik. Haryatmoko,
Pertama, orientasinya adalah
menyebutkan adanya tiga
kepentingan publik. Artinya,
kompetensi yang harus dimiliki oleh
kepentingan publik adalah tujuan
pelayan publik, agar pelayanan
utama pelayanan, bukan kepentingan
publik berlangsung maksimal, yaitu:
pribadi atau kelompok tertentu.
Begitu juga dengan keputusan yang Pertama, kompetensi teknis.
diambil oleh otoritas publik harus Kompetesi ini menyangkut
mendahulukan kepentingan publik. pengetahuan ilmiah yang diperlukan
tugas pelayanan, pemahaman yang
Kedua, dikarenakan pelayanan
publik berorientasi pada kepentingan baik tentang hukum yang terkait
publik, maka pemberi pelayanan dengan bidang keahlian,
pengetahuan tentang manajerial dan
bukanlah seorang yang value free to
strategi serta pemahaman tentang
atau tidak berpihak/bebas nilai,
sumber daya manusia. Kompetensi
melainkan harus berpihak kepada
ini merupakan inti profesionalisme
kepentingan masyarakat.
pelayanan publik.
Ketiga, proses pelayanan publik
Kedua, kompetensi etis. Kompetensi
harus partisipatif, memberdayakan,
ini meliputi manajemen nilai,
cepat, fleksibel, dan ramah. Ciri
pengembangan moral dan penalaran
ketiga ini merupakan konsekuensi
moral, moralitas pribadi dan
logis dari karakter pelayanan publik
moralitas publik, etika organisasional
yang berorientasi pada kepentingan
dan kemampuan untuk melakukan
umum dan berlandaskan nilai-nilai
evaluasi diri. Manajemen nilai
kebersamaan.
adalah upaya membedakan mana
Keempat, tindakan para pemberi yang benar dan mana yang salah,
layanan publik tetap dibatasi oleh mana yang baik dan mana yang
etika. Hal ini disebabkan pelayanan buruk. Pengembangan moral ini
publik bersifat kategoris, dalam arti diperlukan seiring dengan
ada tuntutan wajib untuk pengembangan pendidikan keluarga.
menjalankannya. Kepentingan publik Sedangkan tiga yang terakhir bisa
selalu bersifat normatif karena itu dipelajari dan dilatih serta
etika publik mendasari pelayanan dibiasakan.
publik.
Ketiga, kompetensi leadership.
Kelima, sistem dan proses dalam Kompetensi ini meliputi penilaian
pelayanan publik dibangun atas dasar dan penetapan tujuan, keterampilan
aturan, hukum, dan kesepakatan. manajemen hard/soft skill, gaya
Dengan demikian selain memiliki manajemen serta keterampilan

5
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

negosiasi. Kompetensi ini diperlukan Kedua, terdapat kaidah dan standar


dalam mengelola aktivitas pelayanan moral yang sangat tinggi, umumnya
publik sehingga hasilnya yang terdapat suatu aturan permainan
maksimal semakin dirasakan. dalam menjalankan atau mengemban
Menurut John Mackey, profesi itu, yang biasanya disebut
kepemimpinan publik perlu dilandasi sebagai kode etik. Kode etik ini
dengan kesadaran pribadi akan harus ditaati dan dipenuhi oleh
fungsinya untuk melayani anggota profesi yang bersangkutan.
masyarakat. Ketiga, pengabdian kepada
Sehubungan dengan Etika kepentingan masyarakat.
Profesi dalam hal ini penulis akan Keempat, biasanya ada ijin khusus
menerangkan dahulu apa itu untuk bisa menjalankan suatu
pengertian dan ciri-ciri Profesi. profesi.
Johannes Ibrahim dan Lindawati Kelima, kaum profesional biasanya
Sewu dalam bukunya Hukum Bisnis menjadi anggota dari suatu
menyatakan bahwa, Profesi organisasi profesi.
merupakan pekerjaan yang dilakukan
sebagai kegiatan pokok untuk Setelah kita mengenal ciri-
menghasilkan nafkah hidup yang ciri dari pekerjaan yang dapat
mengandalkan suatu keahlian dikategorikan sebagai profesi, maka
tertentu. Profesi tentu tidak sama akan terasa lebih lengkap apabila kita
dengan pekerjaan pada umumnya. pun mengetahui prinsip dari etika
Profesi mengandalkan suatu profesi yang biasanya berlaku pada
ketrampilan atau keahlian khusus, semua profesi pada umumnya. PB I –
dilaksanakan sebagai suatu pekerjaan PB VI dalam Etika Sosial,
atau kegiatan utama, serta dijadikan menyatakan bahwa Prinsip etika
sebagai sumber utama nafkah hidup, yang berlaku bagi kaum profesional:
dan dilaksanakan dengan keterlibatan a. tanggung jawab, setiap
pribadi yang mendalam. orang yang mempunyai
profesi diharapkan selalu
Suatu pekerjaan dapat bersikap
dikatagorikan sebagai profesi, bertanggungjawab baik
dengan mengenal ciri-cirinya, Sonny terhadap pelaksanaan
Keraf dalam bukunya Etika Bisnis
pekerjaan itu, maupun
menyatakan: terhadap hasil dari
Pertama, adanya pengetahuan pekerjaannya. Untuk
khusus. Profesi selalu mengandalkan dapat bertanggungjawab
adanya suatu pengetahuan atau dalam hal pelaksanaan
keterampilan khusus yang dimiliki dan hasil dari tugasnya,
oleh sekelompok orang yang maka kondisi yang prima,
profesional untuk bisa menjalankan kompetensi yang prima,
tugasnya dengan baik. Pengetahuan serta bekerja secara
atau ketrampilan ini biasanya efisien dan efektif
dimiliki berkat pendidikan, pelatihan, merupakan hal yang harus
dengan menggunakan standar seleksi dipenuhi.
yang ketat dan keras. b. keadilan, dalam rangka
pelaksanaan profesi maka

6
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

perlu menghargai hal dari kuhusnya yang bertujuan untuk


pihak-pihak lain. melayani kepentingan umum.
c. otonomi, prinsip ini Konfidensialitas dan Privasi.
menuntut agar kaum Terdapat perbedaan dan persamaan
profesional diberi antara konfidensialitas dan privasi, di
kebebasan dalam
satu sisi keduanya berbeda dan disisi
menjalankan profesinya. yang lain keduanya mempunyai
Adapun pengertian etika persamaan. Konfidensialitas lebih
profesi menurut A. Sonny Keraf, berhubungan dengan informasi yang
bahwa etika profesi merupakan dikumpulkan dan bagaimana hal itu
bagian dari etika sosial. Etika profesi dilindungi, sedangkan privacy ,
adalah prinsip-prinsip yang berlaku berasal dari kata Latin yaitu privatus,
pada profesi tertentu seperti artinya adalah penyingkiran diri dari
kedokteran, wartawan, dan akuntan. urusan publik. Privacy berhubungan
Etika profesi pada umumnya dengan akses, yakni siapa yang boleh
dinyatakan dalam kode etik yang mengetahui informasi. Dalam
menjadi pegangan dalam pengertian bebas, privasi adalah hak
menentukan apa yang boleh dan seseorang untuk dibiarkan sendiri. Ia
tidak boleh dilakukan oleh tidak boleh diganggui atau urusannya
pengemban profesi tertentu. dicampuri oleh pihak lain.
Pengertian Konfidensialitas, Menurut Di sisi lain privacy memuat
K. Sihotang dalam bukunya Etika konfidensialitas. Artinya, ada
Profesi Akuntansi, Konfidensialitas kesamaan privasi dengan
berasal dari bahasa Latin, yakni con, konfidensialitas. Untuk membuka
yang artinya “dengan” dan fidere, rahasia, sesorang harus mengikuti
artinya kepercayaan. Dari kedua kata prosedur dan hanya boleh dibuka
ini, arti harfiah konfidensialitas oleh orang yang berhak yang sudah
adalah “dengan kepercayaan”. disetujui oleh si empunya data. Di
Konfidensialitas menyatakan sebuah sinilah kesamaan privasi dan
relasi yang berdasarkan kepercayaan konfidensialitas termuat.
di mana seorang memberikan Menjaga rahasia merupakan
informasi yang sifatnya rahasia kewajiban semua profesi dan sudah
kepada orang lain yang dia percayai. dikenal sejak dahulu kala. Di bidang
Pemberian iniformasi ini kedokteran, dikenal dengan adanya
mengandaikan adanya kepercayaan Sumpah Hipokrates yang menjadi
yang bulat kepada yang dasar sumpah dokter di seluruh
bersangkutan. dunia. Adapun bunyi sumpah
Orang yang diberi informasi tersebut: “ Apa pun yang saya lihat
dipercayai mampu menjaga rahasia dan dengar dalam kerangka profesi
dan tidak akan mengungkapkannya saya ataupun di luar profesi dalam
kepada orang lain. Dengan ini dapat perjumpaan saya dengan orang-
dirumuskan bahwa konfidensialitas orang, jika ini merupakan sesuatu
adalah kewajiban untuk menyimpan yang tidak boleh saya ungkapkan,
informasi yang bersifat rahasia yang saya tidak pernah akan
diperoleh dalam menjalankan menyebarkannya dan akan
profesi. Banyak profesi menjadikan memegangnya sebagai rahasia suci”.
konfidensialitas sebagai prinsip,
7
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

Latar belakang Munculnya SIMPULAN


Konfidensialitas, dalam profesi Setelah membahas masalah di
konfidensialitas muncul dari atas, maka jelas sekali peranan etika
kebutuhan pragmatis. Dalam bidang profesi sangatlah penting dan
kedokteran hal ini sangat jelas, yakni berpengaruh terhadap pelayanan
membantu kesembuhan pasien.
publik. Karena dalam pelayanan
Untuk menyembuhkan pasien, publik harus memberikan hasil yang
pelayanan kesehatan memerlukan maksimal kepada masyarakat, maka
banyak banyak informasi mengenai diperlukan adanya etika profesi,
pasien yang seringkali informasi itu dimana etika ini selalu berhubungan
bersifat rahasia dan sensitif, namun dengan masalah integritas,
informasi itu sangat dibutuhkan objektivitas, kompetensi dan
dalam kerangka pengobatan. Agar konfidensialitas.
pasien mau berterus terang, harus
ada garansi bahwa informasi yang Integritas pelayan publik ini
diberikan pasien kepada pelayan hal yang sering diuji saat
kesehatan tidak akan dibuka kepada mengemban tugasnya, bisa karena
pihak lain. Dengan kerahasiaan itu masalah ekonomi, atau lingkungan
pasien mempercayai dokter untuk yang dapat mempengaruhi
mempermudah pelayanan. Dalam bagaimana pelayanan publik itu
perkembangan selanjutnya, menjaga sendiri. Fokus utama pelayanan
rahasia ini dikembangkan tidak saja publik menurut Donni Juni Priansa
demi kepentingan terapi, tetapi juga dalam bukunya Manajemen
demi penghormatan pada martabat Pelayanan Prima. “Pelayanan
dan otonomi pasien dalam publik yang baik diukur dari
memutuskan apa yang terbaik bagi pencapaian kepuasan yang dirasakan
dirinya sendiri. oleh publik yang dilayani”
Di kemudian hari, Menurut beliau, kepuasan
konfidensialitas menjadi milik publik adalah perasaan senang atau
berbagai profesi seperti psikolog, kecewa yang dirasakan oleh publik
pengacara, dan para akuntan. Dalam berdasarkan perbandingan antara
masyarakat modern, menjaga rahasia kenyataan yang diperoleh dengan
merupakan bagian dari kewajiban harapan yang dimiliki oleh publik
utama karyawan dewasa ini. Menurut tersebut. Jika pelayanan yang
K. Bertens, kewajiban ini dinyatakan diberikan oleh organisasi publik
dengan komitmen untuk menyimpan sesuai dengan harapan yang dimiliki
informasi yang konfidensial dalam publik maka publik akan cenderung
menjalankan suatu profesi. Tidak merasakan kepuasan, begitupun juga
hanya bagi karyawan, sebaliknya.
konfidensialitas juga harus dijaga Dalam pelayanan publik
oleh para pejabat. Kewajiban ini unsur kompetensi atau kecakapan,
semakin dituntut mengingat akses obyektvitas, dan konfidensialitas
informasi begitu terbuka. Dasar sangat diperlukan, sebagai dasar
moralnya adalah agar wibawa tetap untuk melayani publik secara
terjaga. profesional sehingga dapat
memberikan hasil yang maksimal
bagi masyarakat.

8
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

Meskipun ke tiga unsur ini maupun staff pelaksana. Dimana hal


sudah dipenuhi, tetapi unsur ini akan membuat seluruh pegawai
integritas diabaikan akibat dari merasa tidak nyaman apabila
pengaruh baik eksternal maupun melakukan tindakan yang
internal, bisa menjadikan pelayan bertentangan dengan etika profesi
publik tersebut berurusan dengan khususnya masalah integritas, lebih
masalah hukum. jauh lagi dengan konflik
kepentingan.
Integritas ini sangat
berhubungan dengan masalah hati Pada dasarnya aturan yang
nurani, dimana hal ini berhubungan telah ditetapkan oleh instansi atau
dengan etika profesi, sebagaimana lembaga yang berhubungan dengan
kita ketahui salah satu esensi etika profesi, terutama masalah
integritas adalah sifat jujur dan integritas, adalah membantu para
mempunyai prinsip moral yang kuat, pemangku kepentingan dalam
berani mengatakan yang benar. menentukan suatu keputusan yang
harus diambil baik untuk semua lini.
Integritas, ini dapat dibentuk
sejak seorang karyawan mulai Kenapa dikatakan demikian, apabila
bekerja, dimulai dari hal-hal yang seseorang telah terkena masalah
konflik kepentingan, apakah itu suap
kecil, dengan diikuti dengan
atau gratifikasi, akan sulit untuk
konsekuensi. Apabila melanggar
mengambil keputusan yang benar-
terdapat sanksi, apabila tidak
benar obyektif apabila dihadapkan
melanggar diberikan reward, terus
pada masalah harus mengambil
dibina sampai mengerjakan proyek
keputusan apakah ini benar atau
atau pekerjaan dan tanggung jawab
salah.
yang besar, Etika profesi ini, harus
terus diingatkan dalam setiap Suap dan gratifikasi ini juga
kesempatan, baik saat rapat internal akan menjadikan seorang karyawan
mingguan, ataupun bulanan, maupun sebagai profesional tidak akan dapat
dalam menghadapi hari-hari penting, bertindak secara independen sesuai
seperti menghadapi hari raya, dengan prinsip-prinsip moral dalam
pergantian tahun atau even-even etika profesi, karena
tertentu yang dilakukan oleh instansi, independensinya sudah
lembaga ataupun perusahaan. terkontaminasi dengan adanya suap
Sehingga diharapkan lambat laun dan gratifikasi tersebut
menjadi budaya dalam lingkungan
kerja, dan dibicarakan dalam forum- DAFTAR PUSTAKA
forum tertentu tentang temuan- Agus Dwiyanto, dkk 2012.
temuan apabila terjadi penyimpangan Reformasi Birokrasi Publik di
sebagai leason learned. Indonesia, Cetakan keempat,
Penerbit GAJAH MADA
Adapun hal yang perlu
UNIVERSITY PRESS
diperhatikan dalam penerapan
Donni Juni Priansa. 2017.
tindakan atas pelangggaran etika
Manajemen Pelayanan Prima,
profesi dalam melayani kepentingan
Fokus pada Organisasi Publik
publik adalah berlaku baik bagi
dan Peningkatan Kualitas
semua strata dan lini, baik untuk
Aparatur, Cetakan Kesatu,
tingkat top management, midle
Penerbit Alfabeta. Bandung
management, lower management
9
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019

Johannes Ibrahim dan Lindawati


Sewu. Hukum Bisnis
Sonny Keraf. (1998). Etika Bisnis
Tuntunan dan Relevasinya,
Edisi Baru, Penerbit PT
Kanisius
Kasdin Sihotang. (2016). Etika
Profesi Akuntansi, Penerbit PT
Kanisius

10

Anda mungkin juga menyukai