Oleh:
Aryo Soebiyantoro
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Subang
email : asoebia@yahoo.com
ABSTRAK
Jurnal ini disusun berdasarkan pada masalah pokok, yaitu maraknya
pejabat publik maupun pejabat swasta yang terkena Operasi Tangkap Tangan oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (OTT KPK). Hal ini diduga disebabkan oleh
belum dimengertinya etika profesi secara menyeluruh baik di tingkat Kementrian
maupun Kabupaten/Kota di negara kita Republik Indonesia.
Pendekatan dalam jurnal ini tentang Penerapan Etika Profesi dilihat dari
konteks kebijakan publik dan administrasi publik sebagai teori induknya untuk
mengembangkan khasanah Ilmu Administrasi Publik.
Pada intinya setiap pelaksanaan pekerjaan dan tanggung jawab harus
mengandalkan empat kualitas etis yaitu adanya integritas, objektivitas,
kompetensi dan konfidensialitas.
ABSTRACT
This journal was compiled based on the main problem, namely the rise of
public and private officials who were affected by Operation Arrest by the
Corruption Eradication Commission (OTT KPK). This is thought to be caused by
the incomplete understanding of professional ethics both at the Ministry and
Regency / City levels in our country, the Republic of Indonesia.
The approach in this journal on the Application of Professional Ethics is
seen from the context of public policy and public administration as the main
theory to develop the treasury of Public Administration.
In essence, every job implementation and responsibility must rely on four
ethical qualities, namely the existence of integrity, objectivity, competence and
confidentiality.
1
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019
2
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019
penjualan dan bagian lain yang tidak legitimasi etis, pelayanan publik juga
dapat penulis sebutkan satu persatu. dilandasi dengan legalitas formal
Baik pegawai tersebut bekerja objektif. Artinya pelaksanaan
sebagai pegawai swasta ataupun pelayanan mengacu pada aturan
pegawai negeri. resmi. Dengan legalitas formal
objektif pelaksanaan pelayanan
K. Sihotang, menyatakan
publik dijamin secara hukum dan
bahwa ada lima butir karakter atau
dapat dijalankan secara sistematis.
ciri-ciri dalam pelayanan publik,
yaitu: Kompetensi dalam
Peyananan Publik. Haryatmoko,
Pertama, orientasinya adalah
menyebutkan adanya tiga
kepentingan publik. Artinya,
kompetensi yang harus dimiliki oleh
kepentingan publik adalah tujuan
pelayan publik, agar pelayanan
utama pelayanan, bukan kepentingan
publik berlangsung maksimal, yaitu:
pribadi atau kelompok tertentu.
Begitu juga dengan keputusan yang Pertama, kompetensi teknis.
diambil oleh otoritas publik harus Kompetesi ini menyangkut
mendahulukan kepentingan publik. pengetahuan ilmiah yang diperlukan
tugas pelayanan, pemahaman yang
Kedua, dikarenakan pelayanan
publik berorientasi pada kepentingan baik tentang hukum yang terkait
publik, maka pemberi pelayanan dengan bidang keahlian,
pengetahuan tentang manajerial dan
bukanlah seorang yang value free to
strategi serta pemahaman tentang
atau tidak berpihak/bebas nilai,
sumber daya manusia. Kompetensi
melainkan harus berpihak kepada
ini merupakan inti profesionalisme
kepentingan masyarakat.
pelayanan publik.
Ketiga, proses pelayanan publik
Kedua, kompetensi etis. Kompetensi
harus partisipatif, memberdayakan,
ini meliputi manajemen nilai,
cepat, fleksibel, dan ramah. Ciri
pengembangan moral dan penalaran
ketiga ini merupakan konsekuensi
moral, moralitas pribadi dan
logis dari karakter pelayanan publik
moralitas publik, etika organisasional
yang berorientasi pada kepentingan
dan kemampuan untuk melakukan
umum dan berlandaskan nilai-nilai
evaluasi diri. Manajemen nilai
kebersamaan.
adalah upaya membedakan mana
Keempat, tindakan para pemberi yang benar dan mana yang salah,
layanan publik tetap dibatasi oleh mana yang baik dan mana yang
etika. Hal ini disebabkan pelayanan buruk. Pengembangan moral ini
publik bersifat kategoris, dalam arti diperlukan seiring dengan
ada tuntutan wajib untuk pengembangan pendidikan keluarga.
menjalankannya. Kepentingan publik Sedangkan tiga yang terakhir bisa
selalu bersifat normatif karena itu dipelajari dan dilatih serta
etika publik mendasari pelayanan dibiasakan.
publik.
Ketiga, kompetensi leadership.
Kelima, sistem dan proses dalam Kompetensi ini meliputi penilaian
pelayanan publik dibangun atas dasar dan penetapan tujuan, keterampilan
aturan, hukum, dan kesepakatan. manajemen hard/soft skill, gaya
Dengan demikian selain memiliki manajemen serta keterampilan
5
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019
6
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019
8
JIA Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UNSUB – Edisi 23/2019
10