Agenda1 - Kel.3 - 37 - Uswatun Hasanah - Ank.144
Agenda1 - Kel.3 - 37 - Uswatun Hasanah - Ank.144
ISU 1 : Kurangnya koordinasi antar OPD terkait permasalahan pemohon (terjadi saling
lempar pelayanan OPD karena LSD)
Deskripsi
Salah satu kegiatan teknis dalam pelayanan loket Bidang Tata Ruang Disperkimtaru adalah
pelayanan penerbitan SKPR yang selanjutnya bisa digunakan untuk penerbitan KKPR oleh
DPMPTSP.
Pada hari Senin, 25 Juli 2022 datang seorang pemohon yang ingin mengajukan pemohonan
izin lokasi namun terhambat karena lokasi yang dimohonkan masuk kedalam wilayah Lahan
Sawah Dilindungi (LSD). Pemohon awalnya dating ke BPN untuk cek lokasi kemudian
diarahkan ke Bidang Tata Ruang untuk penerbitan KKPR, sedangkan di Bidang Tata Ruang
hanya untuk pengecekan zona peruntukan ruang dan diarahkan ke DPMPTSP untuk
penerbitan KKPR.
Penyebab Isu
Pemahaman tenaga teknis terhadap kasus pelayanan kurang
Dampak Isu
Tingkat kepercayaan dan kepuasan pemohon terhadap pelayanan menjadi kurang
Sumber Isu
Individu
ISU 2 : Kurang optimalnya akses informasi publik terhadap prosedur penerbitan Surat
Keterangan Peruntukan Ruang
Deskripsi
Informasi seputar peruntukan ruang terbatas diketahui oleh orang orang pelaku usaha yang
mana membantu masyarakat yang tidak bisa mengurus sendiri permohonan penerbitan
SKPR. Disamping itu masyarakat yang mengetahui prosedur penerbitan SKPR hanya
sebatas masyarakat yang tinggal di sekitar perkotaan saja.
Permasalahan yang terjadi adalah masih ada beberapa masyarakat Kab. Sragen terutama
wilayah pinggiran yang ketika membangun sebuah rumah tinggal tanpa melakukan cek
peruntukan ruang bahkan tidak menerbitkan SKPR.
Penyebab Isu
Kurangnya sosialisasi prosedur penerbitan SKPR kepada masyarakat luas khususnya
masyarakat yang lokasinya jauh dari Kota Sragen
Dampak Isu
Masyarakat luas terutama masyarakat yang berada jauh dari Kota Sragen tidak paham
tentang SKPR dan kegunaan SKPR
Sumber Isu
Unit kerja
ISU 3 : Rendahnya jumlah staff yang memiliki kemampuan software pemetaan (ArcGIS)
Deskripsi
Salah satu manfaat ArcGIS adalah untuk Penataan Ruang & Pembangunan sarana
prasarana. Manfaat teknologi GIS ini dapat berbentuk banyak hal. Mulai dari untuk analisis
dampak lingkungan, daerah serapan air, kondisi tata ruang kota, dan masih banyak lagi.
Penataan ruang menggunakan GIS akan menghindarkan terjadinya banjir, kemacetan,
infrastruktur dan transportasi, hingga pembangunan perumahan dan perkantoran.
Permasalahan yang terjadi adalah staff yang ditugaskan untuk penggambaran Advice
Planning belum memenuhi standar ahli pemetaan secara umum dan hanya Digambar sesuai
dengan apa yang terlihat di sertifikat juga titik koordinat.
Penyebab Isu
Tidak ada ahli pemetaan dalam pembuatan gambar Advice Planning
Dampak Isu
Proses penggambaran Advice Planning (AP) menggunakan cara cara yang kurang benar
meski hasil gambar dikatakan mirip
Sumber Isu
Organisasi
ISU 4 : Kurang optimalnya manajemen data penerbitan Surat Keterangan Peruntukan Ruang
Deskripsi
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2018 tentang Izin Pemanfaatan Ruang yang
dimaksud dengan Surat Keterangan Peruntukan Ruang (SKPR) adalah persyaratan untuk
pengajuan IPR yang terdiri dari izin lokasi, IPPT (Izin Peruntukan Penggunaan Tanah), IMB
(izin Mendirikan Bangunan), serta Penetapan Lokasi. Kondisi saat ini terlihat belum
terkumpulnya dan terintegrasinya data-data output (hasil olahan) untuk mengeluarkan Surat
Keterangan Peruntukan Ruang
Penyebab Isu
Manajemen data saat ini masih tersebar dan tidak terintegrasi dengan baik
Dampak Isu
Penyelesaian penerbitan SKPR menjadi terhambat
Sumber Isu
Unit kerja
ISU 5 : Kurang optimalnya pembuatan gambar Advice Planning
Deskripsi
Advice Planning (AP) adalah semacam surat keterangan kesesuaian penggunaan
lahan dengan rencana tata ruang kota atau kabupaten. Advice Planning (AP) diwajibkan
agar bangunan yang dibangun warga berada dalam kawasan yang sesuai dengan
peruntukannya sebagaimana ditetapkan dalam RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah).
Kondisi saat ini ketika pelayanan penerbitan SKPR, gambar AP digambar hanya berdasarkan
1 titik lokasi saja tanpa melihat secara realtime batas-batas lokasi di lapangan.
Penyebab Isu
Gambar lokasi termohon Digambar hanya berdasarkan 1 titik koordinat tanpa mengetahui
batas batas lokasi secara realtime
Dampak Isu
Gambar lokasi Advice Planning (AP) menjadi tidak maksimal
Sumber Isu
Individu
LEMBAR KERJA PENUGASAN AGENDA I
ANALISIS ISU KONTEMPORER
1. Aktual : Isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau diperkirakanbakal terjadi dalam
waktu dekat.
2. Problematik : Merupakan masalah mendesak yang memerlukan berbagai upaya alternatif
jalan keluar dengan aktivitas dan tindakan nyata.
3. Kekhalayakan : Menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat padaumumnya, bukan
untuk seseorang atau kelompok.
4. KeLayakan : Logis, Pantas, Realitas, dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, kewenangan
dan tanggung jawab.
5. Waktu pengumpulan melalui LMS: H.1 - H.3
Simpulan : dari hasil analisis isu melalui pendekatan APKL maka isu strategis yang perlu
diselesaikan adalah isu terkait kurang optimalnya pembuatan gambar Advice Planning karena
tidak ada klarifikasi lapangan secara langsung.
FORM 2b. LEMBAR KERJA PERSEORANGANANALISIS ISU KONTEMPORER
Identifikasi/ Analisis Isu (USG)
1. Kurangnya koordinasi 4 4 3 11 II
antar OPD terkait
permasalahan pemohon
(terjadi saling lempar
pelayanan OPD karena
LSD)
2. Kurang optimalnya 3 3 3 9 III
manajemen data
penerbitan Surat
Keterangan Peruntukan
Ruang
3. Kurang optimalnya 5 4 4 13 I
pembuatan gambar
Advice Planning
URGENCY : Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
SERIOUSNESS : Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
GROWTH : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani
sebagaiamana mestinya.
Simpulan : dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis yang perlu
diselesaikan adalah isu terkait kurang optimalnya pembuatan gambar Advice Planning.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL dan USG, diperoleh satu core isu yaitu
“Belum optimalnya pembuatan gambar Advice Planning untuk penerbitan SKPR bidang
tata ruang Disperkimtaru kab. Sragen”.
Advice Planning (AP) adalah semacam surat keterangan kesesuaian penggunaan lahan dengan
rencana tata ruang kota atau kabupaten. AP diwajibkan agar bangunan yang dibangun warga
berada dalam kawasan yang sesuai dengan peruntukannya sebagaimana ditetapkan dalam
RTRW (Rencana Tata Ruang dan Wilayah).
Advice Planning (AP) merupakan kelengkapan dokumen SKPR dimana menjadi persyaratan
utama dalam penerbitan Ijin Mendirian Bangunan (IMB) yang merupakan salah satu instrument
dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang yang merupakan tugas dari Bidang Tata
Ruang Disperkimtaru Kabupaten Sragen.
Isu terpilih tersebut kemudian akan diselesaikan dengan cara :
1. Mengumpulkan data permasalahan pada saat pembuatan gambar Advice Planning
2. Menerapkan klarifikasi lapangan langsung untuk cek lokasi secara detail
3. Membuat desain buku panduan pembuatan gambar Advice Planning
4. Melaksanakan sosialisasi langsung kepada tim teknis tentang pembuatan gambar Advice
Planning
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pembuatan gambar Advice Planning
Berdasarkan isu terpilih dan gagasan pemecah isu tersebut, maka diperoleh judul rancangan
aktualisasi : OPTIMALISASI PEMBUATAN GAMBAR ADVICE PLANNING UNTUK
PENERBITAN SKPR DI BIDANG TATA RUANG DISPERKIMTARU KAB. SRAGEN.
FORM 2.c. LEMBAR KERJA PERSEORANGANAN
ANALISIS ISU KONTEMPORER
Analisis Penyebab Masalah (Diagram Sirip Ikan/ Fish Bone)
Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode APKL dan USG maka isu strategis yang perlu
diselesaikan adalah : “belum optimalnya pembuatan gambar Advice Planning untuk penerbitan
SKPR Bidang Tata Ruang Disperkimtaru Kab. Sragen”.
Akar penyebab masalah selanjutnya didiagnosa menggunakan fishbone diagram. Diagram ini
merupakan merupakan suatu alat untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menggambarkan
secara detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan. Kategori
penyebab permasalahan yang digunakan sebagai start awal meliputi manpower (sumber daya
manusia), material (bahan baku), method (metode), dan milieu (lingkungan) atau melalu
pendekatan lain yang dimantapkan melalui brainstorming bersama rekan kerja di instansi,
sehingga hasilnya dirumuskan sebagai berikut (analog) :
SEBAB AKIBAT
MATERIALS METHODS
Batas lokasi
Gambar Advice Planning termohon kurang
kurang maksimal PEMBUATAN
valid GAMBAR
ADVICE
PLANNING
Permasalahan Pengetahuan (AP) BELUM
gambar Advice pemetaan minim OPTIMAL
Planning masih
tersebar
Tidak ada ahli
Permasalahan pemetaan dalam
pembuatan gambar
gambar
Advice Planning
Advice
Planning
MILIEU MAN
Gagasan kegiatan yang dipilih untuk memecahkan isu yang diprioritaskan berdasarkan analisis
akar penyebab, maka penulis menyusun gagasan pada rancangan aktualisasi, sebagai berikut :
Angkatan : 144
Nama : Uswatun Hasanah, S.T.
NDH : 37
Instansi : Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Pertanahan, dan Tata Ruang
Nama Mentor : Leo Agung Widianto, S.T., M.Sc
Jabatan Mentor : Sub Koordinator Perencanaan dan Pemanfaatan Tata Ruang