Anda di halaman 1dari 2

Hasil Wawancara

Fisio Teguh Sanusi Putra – Ketua Pelaksana IFEX 2022

Fisioterapis di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat

 Perkembangan Teknologi Fisioterapi Pada Saat Ini

Perkembangan dan peran teknologi dalam profesi fisioterapi pada saat ini
sudah melesat jauh kedepan. Sudah banyak sekali vendor alat yang kini berinovasi
dengan menciptakan alat-alat baru berbasis digital, memanfaatkan teknologi robotic,
AI (Artificial Intellegence), dan masih banyak lagi. hal ini tentunya membuat
pelayanan fisioterapi kepada masyarakat menjadi semakin mudah dan semakin
efisien. Melalui IFEX 2022 ini, dapat disaksikan langsung bagaimana majunya
teknologi dalam dunia kesehatan khususnya pada profesi fisioterapi.

 Profesi Fisioterapi di Mata Masyarakat

Fisioterapi Indonesia masih terus digaungkan kepada masyarakat luas, karena


masih banyak masyarakat yang belum mengenal apa itu fisioterapi. Hal ini tentunya
menjadi tugas kita bersama. Bukan hanya fisioterapis saja, namun para pengejar gelar
profesi, serta para mahasiswa fisioterapi pun ikut serta berperan dalam sosialisasi
mengenai fisioterapi terhadap masyarakat.

 Hubungan Fisioterapis dengan Tenaga Medis Lainnya


Pada umumnya di Rumah sakit, Fisioterapi itu sendiri diibaratkan ‘muara’ dari
beberapa cabang spesialis kedokteran. Mulai dari dokter neuro, dokter pediatri, dokter
penyakit dalam, semuanya dapat berhubungan / bermuara pada fisioterapi, dengan
merujuk atau mengirimkan pasiennya kepada fisioterapis. Hal ini tentunya menjadi
peluang yang sangat besar bagi fisioterapis, dan juga menjadi awal terbentuknya
hubungan yang baik antara fisioterapis dengan tenaga medis lainnya.
 Tantangan Bagi Profesi Fisioterapi di Masa Depan dan Bagaimana Cara
Mengatasinya

Sebagai seorang fisioterapis, kita harus bisa mengetahui dan mengikuti


perkembangan zaman. Dengan kata lain, sebagai fisioterapis, kita harus upgrade diri.
Caranya yaitu dengan mengikuti kegiatan seperti IFEX 2022 ini, dan kegiatan-
kegiatan lainnya seperti workshop, seminar, dan lain-lain. Dengan mengikuti kegiatan
seperti ini, kita (fisioterapis) akan mengetahui hal-hal baru, baik itu dari dalam
maupun luar negeri, yang menjadi tantangan (untuk dikuasai dan dikembangkan).

 Perbedaan Fisioterapi di Indonesia dengan Fisioterapi di Luar Negeri


Dapat dikatakan bahwa fisioterapi Indonesia tidak kalah maju dengan
fisioterapi di luar negeri. Namun, ada beberapa regulasi-regulasi yang menurut
narasumber (pribadi) sifatnya agak menghambat perkembangan fisioterapi di dalam
negeri. Hal ini menjadi ‘PR’ bagi penerus fisioterapi selanjutnya. Salah satu
contohnya ada dalam bidang pendidikan. Di Indonesia, sudah seharusnya pendidikan
fisioterapi di upgrade, bukan hanya sampai jenjang S1 atau profesi saja, melainkan
hingga jenjang S2 dan S3.
 Pesan Kepada Para Mahasiswa Fisioterapi di Indonesia
1. Perbanyak belajar dan memperkaya diri dengan mengasah softskill. Bukan
hanya melalui buku saja, namun memperluas wawasan dengan berhubungan
langsung dengan fisioterapis dan aktivitasnya di dunia kesehatan.
2. Bagi para mahasiswa yang sudah memulai untuk praktik atau magang,
perbanyak ‘touch’ dengan pasien. Jangan hanya mengandalkan alat saja, hal
ini dapat melatih feeling dan softskill kita sebagai calon fisioterapis.
3. Tanamkan dalam diri untuk senantiasa mengingat Yang Maha Kuasa,
perbanyak berdoa dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai