46673-Article Text-126869-1-10-20210503
46673-Article Text-126869-1-10-20210503
Diantoro, Syakir
Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
This study project aims to create papercut artwork by visualizing insect life. The methods used in the
work include media selection, work techniques, and work processes. The media used were materials
(250 gram Japanese linen paper) and tools (2B mechanical pencil, eraser rubber, cutting knife, glass,
spotlights, ruler, and compass). The working techniques in this study project use manual techniques,
form papercut techniques. The work process method includes: (1) data collection; (2) storyboarding;
(3) pencil sketch; (4) cutting paper; (5) the final process and packaging of the work using a figure. This
study project produced 8 papercut works with the subject of insects entitled “Membuat Kehidupan”,
“Bertahan Hidup”, “Kerjasama”, “Tumbuh”, “Kebebasan”, “Pengorbanan”, “Perebutan Kekuasaan”,
“Menunggu Kematian”, with measurements varied works. The work in this study project focuses on the
lives of bees, spiders, ants, butterflies, beetles, grasshoppers, scorpions and termites. The selected
object has a short life span, interesting activities, and unique body structure and physiology. The shape
of the illustration uses a semi-realist style, seen from geometric, organic, and several free curved lines
that are made to have a three-dimensional impression and resemble the real form of insects and their
environment.
76
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
77
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
78
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
79
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
pendek agar menyerupai bentuk aslinya. Bagian digunakan sebagai tempat tinggal dan
badan lebah disusun dari berbagai bentuk meletakkan telur. Dalam berburu mangsanya
geometris bertujuan untuk membedakan dengan laba-laba sangat mengandalkan benang sutra
bagian tubuh lainnya. Karya seni ini tersebut untuk berayun dari satu tempat
mempunyai irama repetitif atau steorotip karena ketempat yang lain dan menjerat mangsanya.
adanya pengulangan unsur-unsur yang sama Fungsi lain dari benang sutra ini adalah untuk
yaitu pada sarang lebah yang dibuat dengan membuat kantung telur dan berlindung dari
bentuk segi enam. pemangsa.
80
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
Analisis Karya
Dalam karya ketiga yang berjudul Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019
“Kerjasama” terdapat objek utama yaitu empat
ekor semut. Empat ekor semut tersebut sedang Spesfikasi Karya
membawa satu ekor lalat yang ukurannya lebih Judul : Tumbuh.
besar. Warna yang digunakan pada karya seni Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris,
papercut ini adalah merah dan putih. Warna
81
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
jangka, kertas, penghapus, menjadi background dari objek utama yaitu kupu-
tatakan kaca, bingkai, lampu kupu.
sorot. Pada karya yang berjudul “Tumbuh”
Ukuran : 63 cm x 85 cm terdapat raut organis pada objek dahan pohon,
Tahun : 2019 yang mana terdapat banyak lengkungan-
lengkungan yang dipotong secara bebas. Pada
Deskripsi Karya bagian kepompong terdapat banyak bidang
Karya dengan judul “Tumbuh” geomertis yaitu segitiga, persegi, maupun
menampilkan subjek kupu-kupu yang sedang lingkaran yang disusun menggunakan irama
mengalami metamorfosis dari kepompong repetitif alternatif untuk membuat bagian
menjadi kupu-kupu dewasa. Metamorfosis kepompong yang mana terjadi pengulangan
adalah proses perkembangan biologi pada pada bidang geometris. Selain pada objek
hewan yang mengakibatkan terjadinya kepompong, bidang geometris juga dapat dilihat
perubahan penampilan fisik dan struktur badan pada sayap kupu-kupu.
setelah kelahiran atau penetasan. Kupu-kupu
mengalami metamorfosis sempurna. Pada karya Karya 5
ini penulis memvisualisasikan kehidupan kupu-
kupu mulai dari kupu-kupu yang sedang
berusaha keluar dari kepompong hingga
akhirnya tumbuh menjadi kupu-kupu dewasa.
Analisis Karya
Dalam karya ini terdapat dua objek utama
yaitu kepompong dan kupu-kupu dan satu objek
pendukung yaitu ranting pohon. Objek utama
berjumlah lima, tiga objek di bagian bawah dan
dua di bagian atas. Dalam karya ini penulis
menggunakan keseimbangan yang lebih
condong ke arah asimetris, karena jika Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019
disetangkupkan tidak akan bertemu. Objek
utama di bagian atas berukuran lebih besar Spesifikasi Karya
dibandingkan objek yang di bagian bawah Judul : Kebebasan
bertujuan agar karya yang dibuat terlihat lebih Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris,
seimbang. Selain itu terdapat pula objek jangka, kertas, penghapus,
pendukung yaitu ranting pohon yang dipadukan tatakan kaca, bingkai, lampu
dengan beberapa helai daun agar terlihat natural sorot.
seperti di alam aslinya. Ukuran : 63 cm x 73 cm
Objek yang terdapat pada karya ini Tahun : 2019
semuanya berwarna putih atau warna asli dari
kertas yang digunakan sebagai bahan utama. Deskripsi Karya
Jika dilihat secara teliti atau langsung ada juga Karya dengan judul “Kebebasan”
warna ungu yang terdapat pada background menampilan objek seekor kumbang dengan
karya ini, namun memang jika dilihat melalui sayap yang terbentang. Tubuh kumbang dibagi
foto warna ungu tersebut tidak nampak jelas. menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala, dada,
Pemilihan warna ungu agar terlihat kontras dan perut. Kumbang memiliki kepala yang
dengan objek utama. Selain itu, warna ungu sangat keras dan ukuran yang berbeda antara
memberi kesan mewah dan berkelas. Warna satu dengan yang lainnya. Pada kepala kumbang
ungu dianggap cocok oleh penulis untuk terdapat mulut yang mengarah kedepan juga
82
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
Analisis Karya
Karya papercut dengan judul “Kebebasan” Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019
ini menampilkan sebuah objek kumbang dengan
sayap yang sedang terbentang. Karya ini Spesifikasi Karya
didominasi dengan warna putih dari warna asli Judul : Pengorbanan
kertas yang digunakan sebagai bahan berkarya. Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris,
Selain warna putih penulis juga memanfaatkan jangka, kertas, penghapus,
warna pigura yaitu biru yang bertujuan tatakan kaca, bingkai, lampu
menyerupai warna langit. Karya ini sorot.
menggunakan keseimbangan yang cenderung ke Ukuran : 65 cm x 65 cm
arah simetris, karena jika disetangkupkan bagian Tahun : 2019
kanan dan kiri akan bertemu.
Pada bagian sayap keras dan kepala Deskripsi Karya
kumbang terdapat raut organis, di mana Karya papercut dengan judul
terdapat banyak lengkungan yang dipotong “Pengorbanan” menampilkan sepasang belalang
secara bebas menyerupai bunga dan dedaunan sembah. Penulis menjadikan belalang sembah
untuk menggambarkan tempat tinggal kumbang sebagai objek dalam berkarya karena bentuk dan
pada habitat aslinya. Jika dilihat badan kebiasaan yang sangat unik yang dimiliki oleh
kumbang bagian bawah terdapat banyak bidang belalang sembah tersebut. Kaki bagian depan
geomertis seperti segitiga, persegi, maupun belalang sembah selalu diangkat layaknya
lingkaran yang disusun menggunakan irama sedang berdoa atau menyembah. Belalang
repetitif alternatif yang mana terjadi sembah juga memiliki perilaku yang unik dan
pengulangan pada bidang geometris. Bidang menarik. Tidak seperti belalang pada umumnya
geometris pada badan kumbang bagian bawah yang memakan rumput dan daun, belalang
disusun secara melengkung dan sejajar bertujuan sembah memakan daging antropoda. Oleh karena
agar terlihat bulat dan memiliki ruas-ruas seperti itu, belalang sembah sering disebut seperti
aslinya. Selain pada objek badan, bidang zombie. Perilaku unik lainnya adalah ketika
geometris juga dapat dilihat pada bagian sayap sepasang belalang sembah selesai melakukan
kumbang. Bagian sayap dibuat dengan garis tipis perkawinan, sang jantan rela mati dan tubuhnya
yang saling terhubung agar terlihat seperti sayap dimakan untuk betinanya demi menjaga
asli kumbang yang sangat tipis namun kuat kelangsungan hidup dan terpenuhinya nutrisi
untuk terbang. betina yang akan segera mengandung.
Analisis Karya
Pada karya papercut ini terdapat objek
utama yaitu dua ekor belalang sembah. Belalang
83
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
84
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
tersebuat sehingga terjadinya perkelahian. Selain laron terbang biasanya berlangsung beberapa jam
raut geometris ada juga raut organis yang saja dan kemudian sayap yang dimiliki akan
terdapat pada kepala dan capit bagian dalam. segera lepas dari badannya. Fenomena lepasnya
sayap laron akan mempermudah dirinya
Karya 8 terbunuh oleh predator. Manusia adalah salah
satu predator dari laron.
Analisis Karya
Karya ini menggambarkan kehidupan
rayap dan laron yang sedang terbang. Objek
serangga pada karya ini berjumlah delapan
rayap yang sedang berjalan untuk keluar dari
sarang dan dua laron yang sedang terbang.
Selain objek serangga terdapat pula garis-garis
yang dibuat melingkar mengelilingi rayap
dengan ukuran yang semakin besar. Lingkaran
tersebut menggambarkan sarang dari rayap dan
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019 laron yang berada didalam tanah.
Karya tersebut memiliki dua warna yaitu
Spesifikasi Karya putih dan coklat. Pertama, warna putih
Judul : Menunggu Kematian dihasilkan dari warna asli kertas yang digunakan
Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris, sebagai bahan utama pembuatan karya. Kedua,
jangka, kertas, penghapus, warna coklat dihasilkan dari warna bingkai yang
tatakan kaca, bingkai, lampu dicat coklat sehingga kontras dengan warna
sorot. kertas. Penggunaan warna coklat pada karya ini
Ukuran : 70 cm x 85 cm supaya menyerupai tanah sebagai tempat
Tahun : 2020 serangga tersebut membuat sarang.
Karya papercut ini menggunakan
Deskripsi Karya keseimbangan yang cenderung ke arah asimetris,
Karya berjudul “Menunggu Kematian” karena jika disetangkupkan tidak akan bertemu.
bertujuan untuk mengenalkan dan menunjukkan Pada karya ini terdapat pula raut organis pada
kehidupan rayap. Rayap membuat sarang di kepala rayap dan laron, yaitu lengkungan-
dalam kayu yang sudah lapuk dan membuat lengkungan yang dipotong secara bebas
lubang di dalam tanah. Rayap memiliki siklus menyerupai bunga dan dedaunan. Pada bagian
hidup yang dimulai dari telur kemudian menetas badan serangga dibuat dengan garis tipis yang
menjadi larva. Selanjutnya, larva akan melengkung bertujuan agar mirip dengan badan
berkembang menjadi rayap muda yang disebut asli rayap yang bulat dan beruas. Bagian sayap
nimva. Peran rayap dalam koloninya akan dibuat dengan garis tipis sehingga meng-
ditentukan ketika rayap muda beranjak dewasa. hasilkan raut geometris yang saling terhubung
Jika rayap tersebut memilih peran sebagai raja membentuk sayap laron.
dan ratu maka nantinya akan berubah menjadi
laron, namun terlebih dahulu harus melalui PENUTUP
metamorfosis tidak sempurna. Proyek studi ini telah disampaikan
Laron mempunyai dua pasang sayap yang gagasan mengenai kehidupan serangga yang
digunakan untuk terbang dan biasanya laron unik dikemas melalui karya seni papercut.
terbang keluar dari sarangnya sebelum hujan. Pembuatan karya seni ini berdasarkan dari
Laron mempunyai sayap yang sangat rapuh, jika pandangan melihat kehidupan serangga yang
terkena hujan laron tidak dapat terbang. Ketika divisualisasikan dalam karya seni papercut
85
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)
dengan menampilkan objek serangga dalam Injaya, Nurul Dwi, dan Indah Chrysanti Angge.
menjalankan kehidupannya. Delapan karya (2017). Lebah Madu dan Sarang sebagai
yang dibuat telah mengekspresikan dan Ide Pembuatan Karya Kriya Logam
Penunjang Interior untuk Ruang Tamu.
menjelaskan bagaimana kehidupan serangga Jurnal Seni Rupa. 5 (2): 1-10.
dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni ini
digunakan untuk memberikan penjelasan dari Muharrar, Syakir. 2003. Tinjauan Seni Ilustrasi.
suatu ide, gagasan, cerita atau narasi agar Jurusan Seni Rupa FBS UNNES.
mudah dipahami oleh masyarakat dan
Parastanto, Harya Pujantara. 2012. Bentuk
mengkomunikasikan pesan dengan tepat, cepat, Visual Kehidupan Semut dalam Ekspresi
serta tegas. Karya Seni Patung. Skripsi. Surakarta:
Penggunaan teknik papercut yang berasal Universitas Sebelas Maret Surakarta.
dari Cina digunakan dalam pembuatan karya
ini. Seni papercut telah lama dikenal dan dibuat Rahman, Handy Tevanda, Syakir, Onang
Murtiyoso. (2019). Legenda Baruklinting
di seluruh dataran Cina, namun di Indonesia sebagai Ide Berkarya Seni Ilustrasi dengan
seni ini belum benar-benar digemari. Maka Teknik Papercut. Eduart: Journal of Arts
dalam pembuatan karya proyek studi ini penulis Education. 8 (2): 42-56.
juga ingin memperkenalkan seni papercut.
Papercut menampilkan bagian positif dan negatif
untuk membentuk gambaran cerita. Kertas
digambar terlebih dahulu dengan menentukan
bagian positif dan negatif lalu dipotong bagian
negatifnya, hal ini yang membuat unik seni
papercut.
Dengan demikian harapan penulis kepada
para apresiator untuk dapat memahami
kehidupan serangga yang selama ini
keberadaannya berdampingan dengan
kehidupan masyarakat. Pembuatan karya telah
dibuat sesuai dengan kehidupan serangga. Selain
memahami kehidupan serangga apresiator
diharapkan juga dapat mengerti bahwa dalam
pembuatan karya ini diperlukan adanya
kemampuan teknis yang baik, ekspresi artistik,
keuletan, dan kesabaran, untuk menghasilkan
karya seni papercut.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Antonius Prasetya. (2016). Metamorfosis
Semut sebagai Inspirasi Penciptaan Seni
Lukis. Jurnal Pendidikan Seni Rupa. Vol. 5
No.5:1-8.
86