Anda di halaman 1dari 11

Eduarts 10 (2) (2021)

Eduarts: Journal of Arts Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduart

KEHIDUPAN SERANGGA SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN SENI


PAPERCUT

Diantoro, Syakir

Jurusan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Proyek studi ini bertujuan menciptakan karya seni papercut dengan memvisualisasikan kehidupan
Diterima Maret 2020 serangga. Metode yang digunakan dalam berkarya meliputi pemilihan media, teknik berkarya, dan
Disetujui April 2020 proses berkarya. Media yang digunakan berupa bahan kertas linen jepang 250 gram dan alat pensil
Dipublikasikan Mei 2020 mekanik 2B, karet penghapus, pisau pemotong, kaca, lampu sorot, penggaris, dan jangka. Teknik
________________ berkarya dalam proyek studi ini menggunakan teknik manual, berupa teknik papercut. Metode proses
Keywords: berkarya meliputi: (1) pengumpulan data; (2) storyboard; (3) sketsa pensil; (4) pemotongan kertas; (5)
study project; insect life; proses akhir dan pengemasan karya menggunakan figura. Proyek studi ini menghasilkan 8 buah karya
papercut papercut bersubjek serangga yang berjudul “Membuat Kehidupan”, “Bertahan Hidup”, “Kerjasama”,
____________________ “Tumbuh”, “Kebebasan”, “Pengorbanan”, “Perebutan Kekuasaan”, “Menunggu Kematian”, dengan
ukuran karya yang bervariasi. Karya dalam proyek studi ini memfokuskan pada kehidupan lebah, laba-
laba, semut, kupu-kupu, kumbang, belalang, kalajengking, dan rayap. Objek yang dipilih memiliki masa
hidup singkat, aktivitas menarik, serta struktur tubuh dan fisiologi yang unik. Penggayaan bentuk dari
ilustrasi menggunakan penggayaan semi realis, terlihat dari bentuk geometris, organis, dan beberapa
garis lengkung bebas yang dibuat kesan tiga dimensi dan menyerupai wujud asli serangga dan
lingkungannya.

Abstract
___________________________________________________________________
This study project aims to create papercut artwork by visualizing insect life. The methods used in the
work include media selection, work techniques, and work processes. The media used were materials
(250 gram Japanese linen paper) and tools (2B mechanical pencil, eraser rubber, cutting knife, glass,
spotlights, ruler, and compass). The working techniques in this study project use manual techniques,
form papercut techniques. The work process method includes: (1) data collection; (2) storyboarding;
(3) pencil sketch; (4) cutting paper; (5) the final process and packaging of the work using a figure. This
study project produced 8 papercut works with the subject of insects entitled “Membuat Kehidupan”,
“Bertahan Hidup”, “Kerjasama”, “Tumbuh”, “Kebebasan”, “Pengorbanan”, “Perebutan Kekuasaan”,
“Menunggu Kematian”, with measurements varied works. The work in this study project focuses on the
lives of bees, spiders, ants, butterflies, beetles, grasshoppers, scorpions and termites. The selected
object has a short life span, interesting activities, and unique body structure and physiology. The shape
of the illustration uses a semi-realist style, seen from geometric, organic, and several free curved lines
that are made to have a three-dimensional impression and resemble the real form of insects and their
environment.

© 2021 Universitas Negeri Semarang


 Alamat korespondensi: ISSN 2252-6625
Gedung B5 Lantai 2 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: nawang@unnes.ac.id

76
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

PENDAHULUAN dengan pendapat dari Mayer (dalam Syakir,


Serangga merupakan salah satu 2003:2) bahwa ilustrasi sebagai gambar yang
organisme yang termasuk dalam Kingdom secara khusus dibuat untuk menyertai teks
Animalia, Filum Arthropoda yaitu hewan dalam seperti pada buku atau iklan untuk
kelas Insecta yang telah ada di bumi sebelum memperdalam pengaruh dari teks tersebut. Dari
manusia muncul. Hal ini dibuktikan dari uraian tersebut bahwa ilustrasi sangat
penemuan fosil serangga yang telah berumur bermanfaat dalam berbagai tujuan seperti
sekitar 350 juta tahun sementara manusia baru menjelaskan, mendidik, menceritakan,
ada diduga sejak 2 juta tahun yang lalu. mempromosikan, mengajak, menyadarkan,
Beberapa serangga memiliki kehidupan yang menghibur, dan lainnya. Teknik yang penulis
sama dengan manusia, yaitu bekerja, makan, pilih untuk mengilustrasikan kehidupan
minum, dan bereproduksi. serangga adalah papercut.
Serangga di Indonesia menjadi satu di Papercut merupakan seni memotong kertas
antara banyak spesies yang sering dijumpai yang berasal dari daratan Cina yang digunakan
bahkan menjadi bagian dari kehidupan manusia. untuk mendekorasi berbagai keperluan manusia.
Namun, kehidupan serangga tidak begitu Seni memotong kertas Cina adalah gaya artistik
menarik perhatian. Misalnya belalang, sering penting dari seni rakyat Cina, dan itu sangat
kali dijadikan bahan makanan, namun dihargai, karena mewujudkan cara-cara visual
masyarakat tidak memperhatikan bagaimana ekspresi bahasa leluhur Cina yang penuh dengan
kehidupan unik dari belalang tersebut. Padahal, filosofi budaya dan seni. Murtiyoso dalam
serangga yang memiliki masa hidup singkat, Rahman, dkk 2019: 50) menyatakan konsep
aktivitas menarik, serta struktur tubuh dan Yin-Yang yang melahirkan bentuk dan struktur
fisiologi yang unik, dijadikan sebagai objek karya seni yang serba seimbang, keteraturan,
penting dalam penelitian. Karya seni tentang dan simetris. Seni potong kertas Cina memiliki
serangga harus dikemas lagi dengan sesuatu cara berekspresi yang unik, yaitu penggunaan
yang baru, agar masyarakat memahami alat khusus, bahan khusus dan metode
bagaimana aktivitas spesies tersebut. Pemilihan pembuatan khusus.
serangga didasarkan pada keberadaannya yang Adapun serangga yang dipilih dalam
sering dijumpai dalam kehidupan manusia yang proyek studi ini yaitu lebah, laba-laba, semut,
tentunya memiliki keunikan dan karakteristik kupu-kupu, kumbang, belalang sembah,
masing-masing. kalajengking, dan rayap. Lebah merupakan
Berdasarkan tema tentang kehidupan serangga yang dikenal hidupnya berkelompok.
serangga, pemilihan jenis karya untuk Lebah mempunyai tiga pasang kaki dan dua
memvisualisasikan kehidupan serangga tersebut pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas
penulis memilih ilustrasi sebagai jenis karya bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah.
dalam proyek studi ini. Ilustrasi yang dibuat Laba-laba menurut KBBI adalah binatang
oleh penulis berupa ilustrasi gambar. Adapun berkaki delapan, berwarna abu-abu kehitam-
teknik yang digunakan adalah teknik manual hitaman, menjalin jaring benang sutra dari
berupa teknik papercut atau cutting. perutnya yang berfungsi sebagai perangkap
Karya ilustrasi biasanya digunakan mangsa. Beberapa laba-laba penenun memiliki
sebagai media penyampaian kepada masyarakat. kemampuan membungkus tubuh mangsanya
Dalam pengertian luas, ilustrasi didefinisikan dengan lilitan benang sutra. Kemampuan ini
sebagai gambar yang bercerita (Gruger dalam sangat berguna jika mangsa memiliki alat
Rahman, 2019). Sebuah definisi yang pembela diri yang berbahaya, atau jika laba-laba
mencakup beragam gambar di dinding gua pada ingin menyimpan mangsanya beberapa waktu.
zaman prasejarah sampai pada gambar komik Semut menurut KBBI adalah serangga
surat kabar yang terbit hari ini. Hal ini sejalan kecil yang berjalan merayap, hidup secara

77
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

bergerombol, termasuk suku formicidae, terdiri Kalajengking menurut KBBI adalah


atas bermacam jenis. Dalam komunikasi semut binatang antropoda, kakinya beruas-ruas, berekor
menggunakan feromon, yaitu sejenis zat kimia panjang, bersengat pada ujung ekornya,
yang berfungsi untuk merangsang dan memiliki menyengat dengan cara menungging. Rayap
daya pikat seks pada hewan jantan maupun adalah serangga sosial yang dikenal sebagai
betina (Said, 2010 dalam Parastanto, 2012:6). hama kehidupan manusia. Rayap bersarang dan
Dari sudut pandang seni, metamorfosis semut memakan kayu perabotan atau kerangka rumah.
menggambarkan perubahan penampilan Beberapa rayap dapat mencapai bentuk bersayap
karakter, kondisi atau fungsi secara kasat mata yang akan keluar dari sarangnya secara
(Mikke, 2011 dalam Adi, 2016:3). Selain berbondong-bondong pada awal musim
mengalami metamorfosis sempurna, semut juga penghujan (sehingga sering kali menjadi
mempunyai perilaku unik dalam hal mencari pertanda perubahan ke musim penghujan) di
makan, berkomunikasi antar sesama, petang hari dan beterbangan mendekati cahaya.
berkembang biak, merawat telur, membangun Bentuk ini dikenal sebagai laron atau anai-anai.
sarang, bertempur dengan koloni lain, dan juga Proyek studi ini bertujuan menciptakan
semut dapat mengangkat beban seberat 40 kali karya seni papercut dengan memvisualisasikan
dari berat tubuhnya. kehidupan serangga. Adapun manfaat
Kupu-kupu merupakan serangga yang pembuatan proyek studi ini yaitu manfaat
tergolong dalam ordo Lepidoptera 'serangga teoretis untuk memberikan sebuah referensi dan
bersayap sisik'. Banyak orang yang menyukai wawasan tambahan yang dapat diterapkan
kupu-kupu yang indah, akan tetapi banyak dalam pembelajaran mengenai seni papercut;
orang merasa jijik pada ulat, padahal keduanya manfaat praktis bagi mahasiswa proyek studi ini
adalah makhluk yang sama. Semua jenis kupu- dapat melatih kemampuan berkarya seni,
kupu melalui tahap-tahap hidup sebagai telur, khususnya karya seni papercut dan bagi
ulat, kepompong, dan akhirnya bermetamorfosis masyarakat dapat memberikan pengetahuan
menjadi kupu-kupu. Kupu-kupu umumnya tentang karya seni papercut dengan mengadaptasi
hidup dengan mengisap madu bunga (nektar dari kehidupan serangga.
atau sari kembang).
Kumbang adalah sekelompok serangga METODE BERKARYA
yang membentuk ordo Coleoptera. Kata Pemilihan Media
"coleoptera" berasal dari bahasa Yunani Kuno Adapun media yang digunakan dalam
koleos dan pteron, keduanya berarti ‘sayap proyek studi ini yaitu bahan dan alat. Bahan
berselubung’, karena sebagian besar kumbang yang digunakan berupa kertas linen Jepang 250
memiliki dua pasang sayap. Pasangan sayap ini gram dan alat yang digunakan yaitu pensil
mengeras dan menebal yang dapat melindungi mekanik 2B, karet penghapus, pisau pemotong,
pasangan sayap di belakangnya dan juga kaca, lampu sorot, penggaris, dan jangka.
melindungi bagian belakang tubuh kumbang. Teknik Berkarya
Belalang sembah dalam bahasa Inggris Teknik berkarya dalam proyek studi ini
yaitu praying mantis, yang artinya sang nabi yang menggunakan teknik manual berupa teknik
sedang berdoa. Hal ini karena sepasang kaki papercut. Teknik manual adalah teknik yang
bagian depan selalu diangkat layaknya sedang dalam pelaksanaanya menggunakan alat dan
berdoa atau menyembah. Perilaku uniknya yaitu media berupa tangan atau handmade tanpa
ketika sepasang belalang sembah selesai bantuan mesin, di antaranya yaitu
melakukan perkawinan, sang jantan rela mati menggunakan alat dan media berupa pensil,
dan tubuhnya dimakan untuk betinanya demi pensil warna, cat pewarna, atau alat manual
menjaga kelangsungan hidup dan terpenuhinya lainnya. Adapun penerapan teknik manual
nutrisi betina yang akan segera mengandung. dalam proyek studi ini adalah proses
menggambar sketsa serangga menggunakan

78
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

pensil dan cutting menggunakan pisau sesuai jangka, kertas, penghapus,


hasil sketsa. Pemotongan kertas berdasarkan tatakan kaca, bingkai, lampu
proses seleksi positif negatif bagian objek sorot.
gambar. Ukuran : 65 cm x 85 cm
Proses Penciptaan Karya Tahun : 2019
Metode proses penciptaan karya meliputi: Deskripsi Karya
(1) pengumpulan data, yaitu mencari informasi Karya dengan judul “Membuat
yang berkaitan dengan kehidupan serangga, baik Kehidupan” menampilkan kehidupan dua ekor
di lapangan maupun studi pustaka; (2) lebah yang sedang melakukan proses reproduksi
storyboard, yaitu pembuatan sketsa kasar; (3) atau partenogenesis. Proses reproduksi tersebut
sketsa pensil; (4) pemotongan kertas, yaitu merupakan bentuk reproduksi aseksual yang
bagian positif atau negatif dari gambar akan dilakukan lebah betina ketika memproduksi sel
dipotong menggunakan pisau cutting atau cutter; telur yang berkembang tanpa melalui proses
(5) proses akhir dan pengemasan karya fertilisasi. Proses reproduksi tersebut bertujuan
menggunakan figura. untuk memperoleh keturunan sehingga lebah
tidak mengalami kepunahan.
DESKRIPSI DAN ANALISIS KARYA
Dilaporkan karya yang dihasilkan pada proyek Analisis Karya
studi ini berupa: (1) spesifikasi karya, meliputi Karya ini menggunakan dua warna, yaitu
foto karya, judul, alat dan bahan, ukuran, dan warna putih pada objek utama dan warna jingga
tahun pembuatan; (2) deskripsi karya, meliputi atau kuning tua yang dijadikan sebagai
penjelasan secara visual mengenai keadaan fisik background karya. Objek pada karya seni ini
karya; (3) analisis karya, meliputi analisis yaitu satu lebah dalam posisi vertikal dan satu
estetis, dan analisis formal. Dari delapan karya lebah lain dalam posisi horizontal. Posisi
penulis memiliki gagasan yang berbeda-beda, tersebut bertujuan untuk membedakan jenis
akan tetapi gagasan tersebut masih mengacu kelamin. Pada proses reproduksi yang
pada tema yang sama yaitu “Kehidupan dilakukan, lebah jantan akan memposisikan diri
Serangga”. secara vertikal dan lebah betina dalam posisi
horizontal. Selain objek utama terdapat pula
Karya 1 objek pendukung yaitu bentuk geometri atau
segi enam yang mengelilingi objek utama.
Bentuk segi enam bertujuan agar menyerupai
sarang lebah yang mempunyai enam sisi.
Lebah mencari makan dengan cara
menghisap nektar atau mengambil serbuk sari
bunga, kemudian membawanya ke sarang untuk
dijadikan madu. Oleh karena itu, pada karya
seni yang berjudul “Membuat Kehidupan”
terdapat bentuk bunga dan daun pada pojok
kanan atas. Selain itu, penulis juga
menggunakan background dengan warna jingga
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019 agar menyerupai warna madu yang dihasilkan
lebah.
Spesifikasi Karya Bagian mata lebah dibuat dalam bentuk
Judul : Membuat Kehidupan. kotak-kotak yang disusun semakin mengecil
Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris, bertujuan untuk menimbulkan kesan tiga
dimensi. Sementara pada bagian sayap lebah
dibuat dengan garis panjang dipadukan garis

79
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

pendek agar menyerupai bentuk aslinya. Bagian digunakan sebagai tempat tinggal dan
badan lebah disusun dari berbagai bentuk meletakkan telur. Dalam berburu mangsanya
geometris bertujuan untuk membedakan dengan laba-laba sangat mengandalkan benang sutra
bagian tubuh lainnya. Karya seni ini tersebut untuk berayun dari satu tempat
mempunyai irama repetitif atau steorotip karena ketempat yang lain dan menjerat mangsanya.
adanya pengulangan unsur-unsur yang sama Fungsi lain dari benang sutra ini adalah untuk
yaitu pada sarang lebah yang dibuat dengan membuat kantung telur dan berlindung dari
bentuk segi enam. pemangsa.

Karya 2 Analisis Karya


Penciptaan karya yang berjudul
“Bertahan Hidup” ini menggunakan dua warna
yaitu hitam dan putih. Warna putih berasal dari
warna asli kertas. Sementara warna hitam
berasal dari warna pigura. Kedua warna ini
dipadukan agar terlihat kontras dan objek utama
terlihat lebih menonjol. Bentuk-bentuk positif
dan negatif pada karya ini ditampilkan secara
detail dan tegas.
Laba-laba sebagai objek utama dibuat
lebih besar dibandingkan lalat sebagai objek
pendukung. Hal ini karena laba-laba sebagai
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019 serangga pemburu dan lalat adalah serangga
yang diburu. Dalam kehidupan nyata serangga
Spesifikasi Karya dominan memburu serangga yang lebih kecil
Judul : Bertahan Hidup. untuk dijadikan makanannya. Bagian tubuh
Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris, belakang laba-laba dipotong dengan ukuran
jangka, kertas, penghapus, berbeda, bagian samping dipotong dengan
tatakan kaca, bingkai, lampu ukuran lebih besar dibandingkan dengan bagian
sorot. tengah. Hal ini bertujuan untuk menciptakan
Ukuran : 75 cm x 85 cm kesan tiga dimensi. Bagian kaki dan badan
Tahun : 2019 dipotong dengan potongan yang berbeda untuk
membedakan bagian tubuh satu dengan yang
Deskripsi Karya lainnya.
Karya dengan judul “Bertahan Hidup” Pada karya tersebut terdapat raut organis
menampilkan kehidupan laba-laba. Laba-laba yang dapat dilihat pada sarang laba-laba, tubuh
adalah hewan arthropoda dengan dua segmen laba-laba bagian belakang, kaki laba-laba bagian
tubuh, memiliki empat pasang kaki, tidak atas, dan sayap lalat yang terbentuk dari banyak
memiliki sayap, dan tidak memiliki mulut lengkungan-lengkungan bebas. Selain itu,
pengunyah. Laba-laba merupakan hewan terdapat pula raut geometris yang terdapat pada
pemangsa (karnivora), bahkan ada juga yang kaki laba-laba bagian bawah dan bagian kepala
pemakan sesama atau kanibal. Objek utama lalat.
karya ini adalah laba-laba dan objek Background atau latar pada karya yang
pendukungnya adalah lalat. Karya ini berjudul “Bertahan Hidup” dibuat
menggambarkan adegan seekor laba-laba yang menggunakan garis-garis tipis dan saling
akan memangsa seekor lalat di jaring laba-laba. terhubung. Hal ini bertujuan agar menyerupai
Selain digunakan sebagai perangkap atau sarang asli laba-laba.
mencari mangsa, sarang laba-laba juga

80
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

Karya 3 merah sebagai simbol keberanian,


melambangkan rasa semangat semut yang
berani berburu serangga yang ukurannya jauh
lebih besar daripada tubuhnya. Dengan
keberanian dan rasa semangat yang dimiliki
semut serangga buruan dapat berhasil dibawa
menuju sarangnya.
Pada bagian atas dan bawah karya ini
terdapat batang pohon sebagai sarang semut
yang dibuat horizontal. Batang pohon ini
menggambarkan adegan ketika semut membawa
makanan menuju sarang. Pada karya seni ini
terdapat raut organis berupa objek pohon bagian
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019 atas maupun bawah yang terbentuk dari
lengkungan-lengkungan bebas. Raut geometris
Spesifikasi Karya dapat dilihat pada objek semut dan lalat, yaitu
Judul : Kerjasama. terdapat banyak raut geometris seperti segitiga,
Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris, persegi, maupun lingkaran pada bagian
jangka, kertas, penghapus, tubuhnya.
tatakan kaca, bingkai, lampu Pada tubuh lalat dan semut di bagian
sorot. belakang terdapat garis-garis yang dibuat secara
Ukuran : 57 cm x 90 cm melengkung bertujuan untuk memunculkan
Tahun : 2019 kesan ruang atau terlihat tiga dimensi. Kesan
ruang atau tiga dimensi juga dapat dilihat pada
Deskripsi Karya bagian mata lalat yang tersusun dari persegi
Karya dengan judul “Kerjasama” yang dibuat secara melengkung, yang mana
menampilkan kehidupan semut. Semut dikenal jarak yang dekat digambarkan lebih besar dan
sebagai serangga sosial, dengan koloni dan jarak yang jauh digambarkan semakin mengecil.
sarang-sarangnya yang teratur beranggotakan
ribuan semut perkoloni. Anggota koloni terbagi Karya 4
menjadi semut pekerja, semut pejantan, ratu
semut, dan kadang adapula semut penjaga.
Semut pekerja mencari makan dengan cara
mencium aroma makanan menggunakan antena
yang ada di bagian kepala. Setelah makanan
ditemukan kemudian semut akan bergotong
royong membawa makanan yang telah didapat
ke sarang atau rumahnya. Kebiasaan gotong
royong itulah yang menyebabkan semut dikenal
sebagai serangga sosial.

Analisis Karya
Dalam karya ketiga yang berjudul Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019
“Kerjasama” terdapat objek utama yaitu empat
ekor semut. Empat ekor semut tersebut sedang Spesfikasi Karya
membawa satu ekor lalat yang ukurannya lebih Judul : Tumbuh.
besar. Warna yang digunakan pada karya seni Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris,
papercut ini adalah merah dan putih. Warna

81
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

jangka, kertas, penghapus, menjadi background dari objek utama yaitu kupu-
tatakan kaca, bingkai, lampu kupu.
sorot. Pada karya yang berjudul “Tumbuh”
Ukuran : 63 cm x 85 cm terdapat raut organis pada objek dahan pohon,
Tahun : 2019 yang mana terdapat banyak lengkungan-
lengkungan yang dipotong secara bebas. Pada
Deskripsi Karya bagian kepompong terdapat banyak bidang
Karya dengan judul “Tumbuh” geomertis yaitu segitiga, persegi, maupun
menampilkan subjek kupu-kupu yang sedang lingkaran yang disusun menggunakan irama
mengalami metamorfosis dari kepompong repetitif alternatif untuk membuat bagian
menjadi kupu-kupu dewasa. Metamorfosis kepompong yang mana terjadi pengulangan
adalah proses perkembangan biologi pada pada bidang geometris. Selain pada objek
hewan yang mengakibatkan terjadinya kepompong, bidang geometris juga dapat dilihat
perubahan penampilan fisik dan struktur badan pada sayap kupu-kupu.
setelah kelahiran atau penetasan. Kupu-kupu
mengalami metamorfosis sempurna. Pada karya Karya 5
ini penulis memvisualisasikan kehidupan kupu-
kupu mulai dari kupu-kupu yang sedang
berusaha keluar dari kepompong hingga
akhirnya tumbuh menjadi kupu-kupu dewasa.

Analisis Karya
Dalam karya ini terdapat dua objek utama
yaitu kepompong dan kupu-kupu dan satu objek
pendukung yaitu ranting pohon. Objek utama
berjumlah lima, tiga objek di bagian bawah dan
dua di bagian atas. Dalam karya ini penulis
menggunakan keseimbangan yang lebih
condong ke arah asimetris, karena jika Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019
disetangkupkan tidak akan bertemu. Objek
utama di bagian atas berukuran lebih besar Spesifikasi Karya
dibandingkan objek yang di bagian bawah Judul : Kebebasan
bertujuan agar karya yang dibuat terlihat lebih Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris,
seimbang. Selain itu terdapat pula objek jangka, kertas, penghapus,
pendukung yaitu ranting pohon yang dipadukan tatakan kaca, bingkai, lampu
dengan beberapa helai daun agar terlihat natural sorot.
seperti di alam aslinya. Ukuran : 63 cm x 73 cm
Objek yang terdapat pada karya ini Tahun : 2019
semuanya berwarna putih atau warna asli dari
kertas yang digunakan sebagai bahan utama. Deskripsi Karya
Jika dilihat secara teliti atau langsung ada juga Karya dengan judul “Kebebasan”
warna ungu yang terdapat pada background menampilan objek seekor kumbang dengan
karya ini, namun memang jika dilihat melalui sayap yang terbentang. Tubuh kumbang dibagi
foto warna ungu tersebut tidak nampak jelas. menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala, dada,
Pemilihan warna ungu agar terlihat kontras dan perut. Kumbang memiliki kepala yang
dengan objek utama. Selain itu, warna ungu sangat keras dan ukuran yang berbeda antara
memberi kesan mewah dan berkelas. Warna satu dengan yang lainnya. Pada kepala kumbang
ungu dianggap cocok oleh penulis untuk terdapat mulut yang mengarah kedepan juga

82
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

dapat mengarah kebawah sesuai kebutuhannya. Karya 6


Terdapat pula bagian mata majemuk yang
memungkinkan melihat kedua arah,
dikarenakan kedua mata kumbang memiliki
penglihatan yang terpisah. Pada bagian kepala
kumbang terdapat antena yang berfungsi sebagai
organ penciuman dan digunakan untuk
merasakan lingkungan sekitarnya secara fisik.
Selain mulut, mata, dan antena, beberapa jenis
kumbang juga memiliki tanduk pada bagian
kepalanya.

Analisis Karya
Karya papercut dengan judul “Kebebasan” Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019
ini menampilkan sebuah objek kumbang dengan
sayap yang sedang terbentang. Karya ini Spesifikasi Karya
didominasi dengan warna putih dari warna asli Judul : Pengorbanan
kertas yang digunakan sebagai bahan berkarya. Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris,
Selain warna putih penulis juga memanfaatkan jangka, kertas, penghapus,
warna pigura yaitu biru yang bertujuan tatakan kaca, bingkai, lampu
menyerupai warna langit. Karya ini sorot.
menggunakan keseimbangan yang cenderung ke Ukuran : 65 cm x 65 cm
arah simetris, karena jika disetangkupkan bagian Tahun : 2019
kanan dan kiri akan bertemu.
Pada bagian sayap keras dan kepala Deskripsi Karya
kumbang terdapat raut organis, di mana Karya papercut dengan judul
terdapat banyak lengkungan yang dipotong “Pengorbanan” menampilkan sepasang belalang
secara bebas menyerupai bunga dan dedaunan sembah. Penulis menjadikan belalang sembah
untuk menggambarkan tempat tinggal kumbang sebagai objek dalam berkarya karena bentuk dan
pada habitat aslinya. Jika dilihat badan kebiasaan yang sangat unik yang dimiliki oleh
kumbang bagian bawah terdapat banyak bidang belalang sembah tersebut. Kaki bagian depan
geomertis seperti segitiga, persegi, maupun belalang sembah selalu diangkat layaknya
lingkaran yang disusun menggunakan irama sedang berdoa atau menyembah. Belalang
repetitif alternatif yang mana terjadi sembah juga memiliki perilaku yang unik dan
pengulangan pada bidang geometris. Bidang menarik. Tidak seperti belalang pada umumnya
geometris pada badan kumbang bagian bawah yang memakan rumput dan daun, belalang
disusun secara melengkung dan sejajar bertujuan sembah memakan daging antropoda. Oleh karena
agar terlihat bulat dan memiliki ruas-ruas seperti itu, belalang sembah sering disebut seperti
aslinya. Selain pada objek badan, bidang zombie. Perilaku unik lainnya adalah ketika
geometris juga dapat dilihat pada bagian sayap sepasang belalang sembah selesai melakukan
kumbang. Bagian sayap dibuat dengan garis tipis perkawinan, sang jantan rela mati dan tubuhnya
yang saling terhubung agar terlihat seperti sayap dimakan untuk betinanya demi menjaga
asli kumbang yang sangat tipis namun kuat kelangsungan hidup dan terpenuhinya nutrisi
untuk terbang. betina yang akan segera mengandung.

Analisis Karya
Pada karya papercut ini terdapat objek
utama yaitu dua ekor belalang sembah. Belalang

83
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

sembah betina sedang memakan bagian kepala Spesifikasi Karya


belalang sembah jantan untuk mendapatkan Judul : Perebutan Kekuasaan
protein tambahan. Objek utama diletakkan di Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris,
bagian tengah agar terlihat seimbang. Karya ini jangka, kertas, penghapus,
menggunakan dua warna yaitu putih dan hijau tatakan kaca, bingkai, lampu
tua. Warna putih dihasilkan dari warna asli sorot.
kertas yang digunakan sebagai bahan utama Ukuran : 60 cm x 90 cm
pembuatan karya, dan warna hijau tua terdapat Tahun : 2019
pada background karya. Warna hijau dipilih agar
sesuai dengan warna asli belalang sembah dan Deskripsi Karya
tumbuhan yang menjadi latar dari objek utama. Karya papercut dengan judul “Perebutan
Pada karya yang berjudul “Pengorbanan” Kekuasaan” menampilkan dua ekor
terdapat raut organis pada latar, yaitu terdapat kalajengking jantan yang sedang berkelahi. Ada
lengkungan-lengkungan yang dipotong secara beberapa hal yang membuat kalajengking jantan
bebas dan menyerupai bunga dan dedaunan. berkelahi antara lain karena perebutan
Hampir semua objek belalang sembah kekuasaan. Tidak hanya capit, kalajengking juga
menggunakan bidang geometris yaitu segitiga, mempunyai sengat pada bagian ekornya untuk
persegi, maupun lingkaran yang disusun mencari mangsa dan digunakan untuk melawan
menggunakan irama repetitif alternatif yang predator jika dirinya merasa terancam.
mana terjadi pengulangan pada bidang
geometris. Analisis Karya
Pada bagian mata belalang sembah Pada karya ini terdapat dua ekor
menggunakan garis-garis yang membentuk kalajengking yang sedang berhadapan dengan
persegi dengan ukuran yang semakin mengecil ekor yang diangkat mendekati kepala. Ekor
bertujuan untuk menimbulkan kesan ruang atau kalajengking ini menunjukkan bahwa
tiga dimensi. Pada bagian lengan atas dan kaki kalajengking sedang dalam posisi siap untuk
dibuat motif persegi agar membedakan dengan menyerang. Dalam hal ini dua ekor kalajengking
bagian tubuh lainnya. Sementara pada bagian saling menyerang untuk merebutkan wilayah
sayap dibuat dengan potongan yang tipis dan kekuasaan.
membentuk raut geometris yang saling Warna yang digunakan dalam karya ini
terhubung. dominan putih. Warna putih dalam karya ini
dihasilkan dari warna asli kertas yang digunakan
Karya 7 sebagai bahan dasar pembuatan karya. Selain
warna putih karya papercut yang berjudul
“Perebutan Kekuasaan” menggunakan warna
hitam yang dihasilkan dari bingkai yang di lapisi
cat. Warna hitam ini digunakan sebagai
background karya agar terlihat kontras. Pemilihan
warna hitam agar sesuai dengan warna asli dari
kalajengking.
Karya ini terdapat banyak raut geometris
yaitu pada bagian capit, kaki, dan juga latar
karya. Pada capit kalajengking banyak macam
raut geometris seperti persegi, lingkaran,
ataupun segitiga. Bagian latar karya ini sengaja
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019 dibedakan yaitu bagian kanan dan kiri.
Perbedaan ini bertujuan untuk menggambarkan
perbedaan yang dimiliki kedua kalajengking

84
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

tersebuat sehingga terjadinya perkelahian. Selain laron terbang biasanya berlangsung beberapa jam
raut geometris ada juga raut organis yang saja dan kemudian sayap yang dimiliki akan
terdapat pada kepala dan capit bagian dalam. segera lepas dari badannya. Fenomena lepasnya
sayap laron akan mempermudah dirinya
Karya 8 terbunuh oleh predator. Manusia adalah salah
satu predator dari laron.

Analisis Karya
Karya ini menggambarkan kehidupan
rayap dan laron yang sedang terbang. Objek
serangga pada karya ini berjumlah delapan
rayap yang sedang berjalan untuk keluar dari
sarang dan dua laron yang sedang terbang.
Selain objek serangga terdapat pula garis-garis
yang dibuat melingkar mengelilingi rayap
dengan ukuran yang semakin besar. Lingkaran
tersebut menggambarkan sarang dari rayap dan
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2019 laron yang berada didalam tanah.
Karya tersebut memiliki dua warna yaitu
Spesifikasi Karya putih dan coklat. Pertama, warna putih
Judul : Menunggu Kematian dihasilkan dari warna asli kertas yang digunakan
Alat dan Bahan : cuter, pensil, penggaris, sebagai bahan utama pembuatan karya. Kedua,
jangka, kertas, penghapus, warna coklat dihasilkan dari warna bingkai yang
tatakan kaca, bingkai, lampu dicat coklat sehingga kontras dengan warna
sorot. kertas. Penggunaan warna coklat pada karya ini
Ukuran : 70 cm x 85 cm supaya menyerupai tanah sebagai tempat
Tahun : 2020 serangga tersebut membuat sarang.
Karya papercut ini menggunakan
Deskripsi Karya keseimbangan yang cenderung ke arah asimetris,
Karya berjudul “Menunggu Kematian” karena jika disetangkupkan tidak akan bertemu.
bertujuan untuk mengenalkan dan menunjukkan Pada karya ini terdapat pula raut organis pada
kehidupan rayap. Rayap membuat sarang di kepala rayap dan laron, yaitu lengkungan-
dalam kayu yang sudah lapuk dan membuat lengkungan yang dipotong secara bebas
lubang di dalam tanah. Rayap memiliki siklus menyerupai bunga dan dedaunan. Pada bagian
hidup yang dimulai dari telur kemudian menetas badan serangga dibuat dengan garis tipis yang
menjadi larva. Selanjutnya, larva akan melengkung bertujuan agar mirip dengan badan
berkembang menjadi rayap muda yang disebut asli rayap yang bulat dan beruas. Bagian sayap
nimva. Peran rayap dalam koloninya akan dibuat dengan garis tipis sehingga meng-
ditentukan ketika rayap muda beranjak dewasa. hasilkan raut geometris yang saling terhubung
Jika rayap tersebut memilih peran sebagai raja membentuk sayap laron.
dan ratu maka nantinya akan berubah menjadi
laron, namun terlebih dahulu harus melalui PENUTUP
metamorfosis tidak sempurna. Proyek studi ini telah disampaikan
Laron mempunyai dua pasang sayap yang gagasan mengenai kehidupan serangga yang
digunakan untuk terbang dan biasanya laron unik dikemas melalui karya seni papercut.
terbang keluar dari sarangnya sebelum hujan. Pembuatan karya seni ini berdasarkan dari
Laron mempunyai sayap yang sangat rapuh, jika pandangan melihat kehidupan serangga yang
terkena hujan laron tidak dapat terbang. Ketika divisualisasikan dalam karya seni papercut

85
Diantoro; Syakir / Eduarts: Journal of Arts Education 10 (2) (2021)

dengan menampilkan objek serangga dalam Injaya, Nurul Dwi, dan Indah Chrysanti Angge.
menjalankan kehidupannya. Delapan karya (2017). Lebah Madu dan Sarang sebagai
yang dibuat telah mengekspresikan dan Ide Pembuatan Karya Kriya Logam
Penunjang Interior untuk Ruang Tamu.
menjelaskan bagaimana kehidupan serangga Jurnal Seni Rupa. 5 (2): 1-10.
dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni ini
digunakan untuk memberikan penjelasan dari Muharrar, Syakir. 2003. Tinjauan Seni Ilustrasi.
suatu ide, gagasan, cerita atau narasi agar Jurusan Seni Rupa FBS UNNES.
mudah dipahami oleh masyarakat dan
Parastanto, Harya Pujantara. 2012. Bentuk
mengkomunikasikan pesan dengan tepat, cepat, Visual Kehidupan Semut dalam Ekspresi
serta tegas. Karya Seni Patung. Skripsi. Surakarta:
Penggunaan teknik papercut yang berasal Universitas Sebelas Maret Surakarta.
dari Cina digunakan dalam pembuatan karya
ini. Seni papercut telah lama dikenal dan dibuat Rahman, Handy Tevanda, Syakir, Onang
Murtiyoso. (2019). Legenda Baruklinting
di seluruh dataran Cina, namun di Indonesia sebagai Ide Berkarya Seni Ilustrasi dengan
seni ini belum benar-benar digemari. Maka Teknik Papercut. Eduart: Journal of Arts
dalam pembuatan karya proyek studi ini penulis Education. 8 (2): 42-56.
juga ingin memperkenalkan seni papercut.
Papercut menampilkan bagian positif dan negatif
untuk membentuk gambaran cerita. Kertas
digambar terlebih dahulu dengan menentukan
bagian positif dan negatif lalu dipotong bagian
negatifnya, hal ini yang membuat unik seni
papercut.
Dengan demikian harapan penulis kepada
para apresiator untuk dapat memahami
kehidupan serangga yang selama ini
keberadaannya berdampingan dengan
kehidupan masyarakat. Pembuatan karya telah
dibuat sesuai dengan kehidupan serangga. Selain
memahami kehidupan serangga apresiator
diharapkan juga dapat mengerti bahwa dalam
pembuatan karya ini diperlukan adanya
kemampuan teknis yang baik, ekspresi artistik,
keuletan, dan kesabaran, untuk menghasilkan
karya seni papercut.

DAFTAR PUSTAKA
Adi, Antonius Prasetya. (2016). Metamorfosis
Semut sebagai Inspirasi Penciptaan Seni
Lukis. Jurnal Pendidikan Seni Rupa. Vol. 5
No.5:1-8.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(1997). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.

86

Anda mungkin juga menyukai