Anda di halaman 1dari 6

BAB 3.

Mengelola Lingkungan Eksternal dan Budaya Organisai

Soal I (Essay)
1. Deskripsikan dua perspektif tentang seberapa banyak manajer berdampak terhadap
keberhasilan atau kegagalan organisasi.
2. “Bisnis dibangun dengan hubungan”. Apa yang Anda pikir tentang arti dengan
pernyataan ini? Apa implikasinya sengan mengelola lingkungan eksternal?
3. Ruang kelas memiliki budaya. Jelaskan budaya kelas Anda menggunakan tujuh dimensi
budaya organisasi. Apakah budaya ini membatasi dosen Anda? Dengan cara yang
bagaimana? Apakah membatasi Anda sebagai mahasiswa? Dengan cara yang bagaiman?
4. Dapatkah budaya menjadi beban sebuah organisasi? Jelaskan.
5. Bahaslah dampak dari budaya yang kuat terhadap organisasi dan manajer.
6. Jelaskan mengapa spiritualitas kerja tampaknya menjadi perhatian yang penting.

Soal II ( Aplikasi Kasus)


Kasus 1. Menuju Hal-hal Ekstrem
E-retailer (pengecer daring) terbaik nomorsatu. Bagi Anda yang sudah pernah
berbelanja di Zappos.com, perangkat nomor satu ini mungkin bukan kejutan. Bagi Anda yang
belum pernah berbelanja di Zappos.com, tidak akan butuh waktu lama bagi Anda untuk
memahami mangapa Zappos layak mendapat penghargaan seperti itu. Dan, itu lebih dari
sekedar fakta bahwa Zappos memiliki banyak pilihan produk, pengiriman super cepat, dan
pengembalian gratis. Rahasia sebenarnya dari sukses ini adalah orang-orangnya, yang
menjadikan pelaman belanja Zappos benar-benar unik dan luar biasa. Perusahaan ini, yang
mulai menjual sepatu dan produk lainnya secara online pada tahun 1999, telah melakukan
“upaya luar biasa dalam membangun udaya organisasi yang diinginkan, yang telah
menghasilkan jalur pasti untuk kesuksesan bisnis”. Sebagai bagian dari budayanya, Zappos
menganut 10 nilai perusahaan. Di bagian atas daftar ini adalah “memberikan WOW melalui
layanan”. Dan mereka benar-benar memberikan WOW! Bahkan melalaui tantangan ekonomi
baru-baru ini, Zappos terus berkembang-sebuah tanda yang memastikan bahwa
penekanannya pada budaya organisasi telah menghasilkan keuntungan.
Zappos tidah hanya merupakan e-retailer nomor satu, tetapi juga salah satu dari 100
perusahaan terbaik sebagai tempat kerja. Baiklah. Jadi apa yang benar-benar membuat
budaya Zappos begitu mengesankan?mari kita lihat lebih dekat. (Selain itu lihat kasus
aplikasi #1 di Bab 1 tentang peralihan Zappos menjadi suatu holakrasi.
Zappos mulai menjual sepatu dan produk lainnya secara online pada tahun 1999.
Empat tahun kemudian, bisnis ini menguntungkan dan mencapai lebih dari $1 miliar dalam
penjualan pada tahun 2009. Juga pada tahun 2009, Zappos disebut sebagai Customer Service
Camp oleh BusinessWeek dan diberi rating A+ oleh Better Business Bureau. Juga pada tahun
itu, Amazon 9sungguh, Amazon yang itu) membeli Zappos dengan 10 juta saham Amazon,
senilai hampir $928 juta pada waktu itu. Para karyawan Zappos dibagi $40 juta dalam bentuk
tunai dan saham terbatas serta diberi jaminan bahwa manajemen Zappos akan tetap utuh.
Orang yang berketad untuk “membangun budaya yang memuji hal-hal seperti
keanehan dan kerendahan hati” adalah Tony Hseih (diucapkan Shay), yang menjadi Ceo
Zappos pada tahun 2000. Dan, Tony adalah lambang unruk keanehan dan kerendahan hati.
Misalnya, pada April Mop 2010., ia mengeluarkan siaran pers yang mengumumkan bahwa
“Zappos menggugat Walt Disney Company dalam gugatan class action yang mengklaim
bahwa Disney telah menyesatkan publik dengan mengatakan bahwa Disneyland adalah
tempat paling bahagia di bumi, karena jelas “, menurut pendapat Hsieh, “Zappos-lah tempat
bahagia di bumi”.
Sebelum bergabung dengan Zappos, hsiesh telah menjadi seorang pendiri jaringan
iklan internet LinkExchange dan telah melihat secara langsung “disgungsi yang dapat timbul
dari usaha membangun sebuah perusahaan di mana keterampilan teknis adalah yang
terpenting”. Dia bertekad untuk melakukannya secara berbeda di Zappos. Hsieh pertama-
tama mengundang 300 karyawan Zappos untuk membuat daftar dari nilai-nilai mendorong
organisasinya, yang kini memperkerjakan sekitar 1.400 orang.
Hal lain yang membedakan budaya Zappos adalah pengakuan bawa budaya organisasi
adalah lebih dari suatu daftar nilai tertulis. Budaya harus “hidup”. Dan Zappos
mewujudkannya dengan mempertahankan “jejaring kompleksdari interaksi manusia”. Di
Zappos, media sosial digunakan secara bebas untuk menghubungkan para karyawan satu
sama lain dan dengan para pelanggan perusahaan. Misalnya, salah satu tweet baru-baru ini
mengatakan, “Hei. Apakah ada yang membawa pengering rambuat ke kantor hari ini?”
Persahaban macam ini dapat menjaga dan mempertahankan komitmen karyawan terhadap
perusahaan.
Selain itu di Zappos, “denyut” atau “kesehatan” dari budaya perusahaan tersebut
disurvei per bulan. Dalam survei kebahagiaan ini, para karyawan memeberikan jawaban
terhadap “petanyaan-pertanyaan yang tidak biasa seperti apakah mereka percaya bahwa
perusahaannya memiliki tujuan yang lebih tinggi daripada keuntungan, apakah peran mereka
sendiri memiliki arti, apakah mereka merasa menegendalikan jalur karier mereka, apakah
mereka menganggap rekan kerja mereka seperti keluarga dan temen-teman, dan apakah
mereka bahagia dalam pekerjaan mereka”. Hasil survei ini dipilah-pilah perdepartemennya
dan kesempatan untuk “pengembangan” akan diidentifikasi dan ditindaklanjuti. Misalnya,
ketika survei di suatu bulan tertentu menunjukkkan suatu departemen telah “menyimpang
dari jalur dan merasa terisolasi dari keseluruhan organisasi”, diambillah tidakan demi
menunjukkan kepada para karyawan bagaimana tak terpisahkannya pekerjaan mereka bagi
keseluruhan perusahaan.
Oh, ada satu hal lagi tentang Zappos. Setiap tahun, demi merayakan prestasi,
perusahaan ini menerbitkan sebuah Culture Book, suatu testimonial terhadap kekuatan
budayanya. “Zappos memiliki keyakinan bahwa budaya dan nilai-nilai yang tepat akan selalu
menghasilkan kinerja organisasi terbaik dan keyakinan ini mengalahkan segalanya.”

Pertanyaan Diskusi
1. Carilah daftar lengkap dari 10 nilai periusahaan Zappos. Pilih dua dari nilai nilai itu
dan jelaskan bagaimana menurut Anda nilai-nilai ini akan mmengaruhi cara karyawan
melakukan pekerjaan mereka.
2. Dengan menggunakan daftar nilai perusahaan itu, gambarkan buaya organisasi
Zappos. Bidang-bidang budaya Zappos mana yang Anda anggap sangat tinggi (atau
tipikal)? Jelaskan.
3. Bagaimana budaya perusahaan Zappos dimulai? Bagaimana budaya perusahaan
Zappos ini dipertahankan?
4. Budaya yang tepat bersama dengan nilai-nilai yang tepat akan selalu menghasilkan
kinerja organisasi terbaik. Apakah Anda setuju atau tidak setuju dengan pernyataan
ini? Mengapa?
5. Apa yang bisa perushaan lain pelajari dari tony Hsieh dan pengalaman Zappos?

Kasus 2. Tidak Terjual Habis


Para pesaing di industri bioskop berharap bahwa mereka telah melewati tantangan
yang mereka hadapi selama masa penurunan ekonomi. Setelah penjualan tiket pada tahun
2011 turun 4 persen dari tahun sebelumnya, pendapatan pada tahun 2012 naik 6,1 persen.
Namun, pada tahun 2013, pendapatan naik lagi, tapi hanya sedikit sekali-tidak sampai 1
persen. Jumlah orang yang pergi menonton film stagnan. Maka, industri ini telah mencoba
untuk memompa pendapat dengan film-film berprofil tinggi, harga tiket yang lebih tinggi,
dan fasilitas premium.
Jumlah layar film di Amerika Serikat keseluruhannya mencapai angka sedikit di atas
39.000. Bersama-sama, empat rantai bioskop terbesar di Amerika Serikat memiliki lebih dari
19.200 layar-dan banyak kursi yang perlu diisi. Rantai bioskop terbesar Regal entertaiment
Group (berbasis di Knoxville, Tennessee), memiliki lebih dari 7.300 layar. AMC
Entertaiment (bebasis di Kansas City, Missouri) memiliki hampir 5.000 layar. Dua pesiang
utama lainnya adalah Cinemark (bebasis di Plano, texas-sekitar 4.400 layar) dan Carmike
Cinemas (berbasis di columbus, Georgia-hampir 2.500 layar). Tantangan bagi perusahaan-
perusahaan ini adalah untuk membuat orang-orang menonton film di semua layar mereka,
sebuah keputusan yang mencakup banyak faktor.
Salah satu faktor penting, menurut para analis industri, adalah ketidakpastian tentang
bagaimana orang ingin film mereka diantarkan, yang sebagian besar meupakan suatu
kompromi antara kenyamaan dan kualitas (atau apa yang para ahli sebut pengalaman
kesetiaan/fidelity). Akankah konsumen memilih kenyamanan ketimbang kualitas dan
kemudian menggunakan perangkat mobile seperti iPad? Akankah mereka mengorbankan
sebagian kualitas demi kenyamanan dan kemudian menonton di rumah dengan sistem home
theater yang memiliki surroun-sound, layar datar, dan high-definition? Ataukah mereka akan
pergi ke bioskop yang memiliki layar lebar dan suara berkualiatas tinggi serta pengalaman
sosial dengan sesama penonton bioskop dan menikmati pengalaman kesetiaan tertinggi-meski
nmengandung ketidaknyamanan? Para manajer bioskop percaya perangkat mobile tidak
banyak memberi ancaman, meskipun mungkin memberikan kenyamanan. Di sisi lain home
theater mungkin lebih merupakan ancaman karena telah menjadi sangat terjangkau dan
memiliki kualitas yang “diterima”. Meskipun tidak mungkin untuk menggantikan penawaran
yang berkualitas lebih tinggi, para analis mencatat bahwa bioskop drive-in mengalami
kebangkitan kembali, terutama di lokasi geografis di mana mereka dapat buka sepanjang
tahun. Para rantai bioskop juga berjuang melawan IMAX Corporation demi pelanggan karena
layar film menjadi lebih besar dan besar lagi. Selama lima tahun terakhir, jumlah layar besar
yang dibangun oleh lima perusahaan teater terbesar telah berkembang ke titik di mana hampir
sama jumlahnya dengan lokasi IMAX. Para ranati bioskop telah berinvestasi dlam format ini
karena dapat menambah beberapa dolar ektra ke harga tiket, yang mengakibatkan
peningkatan pendapatan.
Faktor lain yang para manajer itu perlu pertimbangkan adalah kesan yang konsumen
miliki tentang pengalaman menonton film. Sebuah jajak pendapat tentang gaya hidup
konsumen menunjukkan bahwa ketidaksukaan terbesar tentang pergi ke bioskop adalah
biayanya, sebuah kelemahan yang disebutkan 36 persen responden. Faktor-faktor lainnya
yang disebutkan mencakup kebisingan, kursi yang tidak nyaman, ketidakpraktisan, banyak
orang, dan terlalu banyak pratinjauan/iklan sebelum film.
Sebuah pertanyaan terakhir yang dihadapi industri bioskop dan stusio-studio film
utama adalah bagaimana menjadi proaktif dalam menghindari masalah yang industri musik
rekaman hadapi berupa pengunduhan lagu secara ilegal. Jumlah hiburan ditonton secara
online/streamed online (yang meliputi musik dan video) terus mengalami pertuSmbuhan dua
digit. Ancama terbesar sejauh ini adalah YouTube, yang telah menjadi kekuatan yang kuat di
dunia media dengan dukungan kepemilikan oleh Google. Namun, sekarang Amazon dan
Netflix sedang meregangkan otot film mereka juga. Untuk mengatasi ancaman itu, para
eksekutif industri ini telah meminta adanya mekanisme penyaringan demi menjaga materi
yang melanggar hukum agar tidak disertakan di dalam situs-situs tersebut dan untuk
mengembangkan beberpa jenis pengaturan lisensi di mana industri ini memiliki sejumlah
perlindungan atas konten filmnya yang berhak cipta.

Pertanyaan Diskusi
1. Apa komponen eksternal yang mungkin paling penting untuk diketahui oleh para
manajer rantai bioskop? Mengapa?
2. Menurut kasus ini, apa tren eksternal yang harus dihadapi oleh para manajer rantai
bioskop? Para pesaing, Konsumen, Politik Hukum
3. Bagaimana menurut Anda tren itu mungkin membatasi keputusan yang dibuat oleh
para manajer rantai bioskop?
4. Pemangku-pemangku kepentingan mana menurut Anda yang mungkin paling penting
bagi ratai bioskop? Kepentingan apa yang mungkin mereka miliki?
Soal-soal tinjauan dan Diskusi
1. Deskripsikan dua perspektif tentang seberapa banyak manajer
berdampakterhadap keberhasilan atau kegagalan organisasi.
Perspektif mumpuni adalah bahwa para manajer yang bertanggung jawab
secaralangsung terhadap keberhasilan atau kegagalan operasi yang mereka
pimpin. Naik-turunnya kinerja sebuah organisasi umumnya dianggap sebagai
akibat langsung darik e p u t u s a n d a n t i n d a k a n p a r a m a n a j e r . S e o r a n g
m a n a j e r y a n g b a i k d a p a t mengantisipasi perubahan, memanfaatkan peluang,
memperbaiki kinerja yang buruk,d a n m e m i m p i n o r g a n i s a s i d e n g a n b a i k .
K e t i k a l a b a m e n i n g k a t , p a r a m a n a j e r mendapatkan penghargaan dan diberi
imbalan berupa bonus, opsi saham, dan hal-halsemacamnya. Ketika laba menurun,
para manajer puncak sering kali dipecat dengank e y a k i n a n b a h w a “ w a j a h -
w a j a h b a r u ” d a p a t m e n y e g a r k a n k e m b a l i k i n e r j a perusahaan.
Perspektif simbolis adalah pandangan bahwa hal yang berperanan paling besar
dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi adalah faktor-
faktor di luar kendali para manajer. Pandangan simbolis
m e n g a t a k a n b a h w a kemampuan manajer untuk menentukan hasil akhir sangat
dipengaruhi dan dibatasioleh beberapa faktor eksternal. Kinerja dipengaruhi oleh
banyak faktor di luar kendalipara manajer seperti perekonomian, para pelanggan,
kebijakan pemerintah, langkah-langkah pesaing, situasi industri, dan keputusan para
manajer terdahulu.

2.“Bisnis dibangun dengan hubungan”. Apa yang Anda pikirkan tentang arti dari pernyataan
ini? Apa implikasinya dalam mengelola lingkungan eksternal?
Membangun sebuah bisnis perlu adanya hubungan, interaksi, kerjasama yang baik agar
bisnis dapat berjalan lancar. Misalnya hubungan antar manajer dan karyawannya,interaksi
antar sesama karyawan, dan kerjasama bisnis dengan mitra-mitra bisnis lain.Berhubungan
yang baik dalam arti saling menghargai, membantu, menghormati dalam
berpendapat atau dalam berbisnis

Anda mungkin juga menyukai