Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2022/2023

PROGRAM D III DAN S1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS
IK
MATA UJIAN/ KEL : Manajemen Merek / 1K34B
KODE/SKS : EKM19706 / 3 SKS
PROGRAM STUDI : S1-Manajemen
HARI/TANGGAL : Sabtu, 13 Mei 2023
WAKTU : 14.00—16.00
JENIS SOAL : Esai
SIFAT UJIAN : Take Home Test

PERHATIAN:
1. Soal ujian terdiri dari 4 nomor, 3 soal teori dan 1 soal kasus.
2. Jawaban soal ujian dibuat dalam 1 file MS Word dengan nama: UTS_MM_NAMA MHS_NIM
3. Jawaban soal ujian harus dikirim via e-learning sesuai dengan batas waktu submit.
4. Jawaban soal yang dikirim lewat dari batas waktu submit, tidak akan dikoreksi dan dianggap tidak mengikuti UTS.
5. Kerjakan soal secara mandiri (tidak bekerja sama). Bila ditemukan indikasi adanya kerja sama, maka pihak-pihak yang
bekerja sama akan dikurangi nilainya.
6. Kedalaman analisis menjadi pertimbangan dalam pemberian nilai.

SOAL:

1. Banyak masyarakat Indonesia yang begitu mengandalkan aplikasi Go-jek untuk memudahkan mobilitas mereka. Pada
awalnya, Go-jek hanya menawarkan jasa transportasi orang saja. Namun, saat ini jasa yang ditawarkan Go-jek semakin
beragam, tidak hanya jasa antar penumpang, tapi juga antar barang, makanan, obat, belanja dll.

a. Kekuatan merek “Go-jek” telah berhasil membentuk brand awareness. Menurut anda, di tingkat apa konsumen
memposisikan brand awareness-nya? Jelaskan alasan anda! Apakah “Go-jek” juga memiliki brand association? Berikan
alasannya atas jawaban anda!
b. Selain jasa transportasi (Go-Ride, Go-Car), “Go-jek” juga menyediakan jasa layanan lain seperti Go-Pay, Go-Send, Go-
Food, Go-Box, Go-Shop, Go-Massage, Go-Clean, Go-Auto dll. Berdasarkan jenis jasa layanan tersebut, strategi apakah
yang dilakukan oleh Go-jek dalam mengembangkan mereknya? Jelaskan!

2. Brand positioning diperlukan untuk menciptakan merek yang kuat dan kompetitif. Saat sebuah perusahaan sudah mampu
membuat positioning yang kuat berbasis segmentasi konsumen yang dituju dan kondisi kompetisi pasar, para pemasar
barulah dapat mendefinisikan asosiasi Points-Of-Difference (POD) dan Points-Of-Parity (POP) yang baik. Suatu produk harus
mempunyai kedua hal ini karena keduanya sama-sama penting. Jelaskan mengapa POP dan POD suatu produk sama-sama
penting? Bagaimana POP dan POD pada produk sabun mandi cair Lifebuoy dan Biore sebagai brand yang sangat dikenal
oleh konsumennya!

3. Selama ini, kita mengenal “Moving Forward” sebagai janji dari merek Toyota. Sekarang tagline itu berganti menjadi “Let's
Go Beyond”. Tagline baru ini untuk Toyota Indonesia saja. Spiritnya adalah mengajak konsumen, masyarakat, dan
stakeholder untuk berpikir, bertindak, dan berkreasi melebihi batas. Perubahan ini juga merupakan tanda bergulirnya era
baru di pasar otomotif Indonesia dan bagi Toyota. Pasar yang semakin horisontal, inklusif, dan sosial. Sedangkan bagi
Toyota, hal itu ditandai dengan adanya teknologi baru, strategi distribusi baru, hingga produk baru. Dengan tagline baru
ini, perusahaan ingin menunjukkan bahwa Toyota adalah sebuah merek yang melebihi ekspektasi.

Pertanyaan:
a. Aura religiositas merek merupakan pancaran nilai spiritual dan pancaran nilai berkharisma religi yang mampu
memperkuat ikatan emosional merek sebuah produk. Menurut anda, bagaimana cara Toyota menciptakan aura
religiositas mereknya dari pancaran kedua nilai tersebut sehingga bisa meningkatkan loyalitas pelanggan?
b. Salah satu cara dalam membangun brand bisnis adalah membuat slogan. Menurut anda, apakah slogan baru Toyota
tersebut bisa membangun merek bisnis yang semakin kuat? Jelaskan! Jika anda adalah top management dari PT Toyota
Astra Motor, logo dan slogan apa yang akan anda buat, jelaskan alasannya!
4. SOAL KASUS

Jatuh Bangun Pendiri Tehbotol Sosro, Jualan di Pasar hingga Punya 14 Pabrik
Soraya Novika – detikFinance, Kamis, 11 Mar 2021 13:00 WIB

Siapa yang tak pernah minum Tehbotol Sosro atau setidaknya mendengar slogan 'Apapun Makanannya, Minumnya Tehbotol
Sosro'? Kebanyakan masyarakat Indonesia pasti kenal dengan merek minuman satu ini. Merek minuman teh dalam kemasan itu
diproduksi oleh PT Sinar Sosro. Dikutip dari situs resmi Sinar Sosro, Rabu (10/3/2021), perusahaan ini dibangun oleh keluarga
Sosrodjojo di kota Slawi, Jawa Tengah pada tahun 1940. Saat itu, produksi pertama keluarga Sosrodjojo adalah teh seduh
dengan merek Teh Cap Botol. Nah, perjalanan membuat minuman teh seduh tersebut jadi seterkenal sekarang ternyata
bukanlah mudah. Keluarga Sosrodjojo mengalami jatuh bangun dalam membangun perusahaan mereka itu hingga menjadikan
minuman teh dalam kemasan itu jadi sepopuler sekarang.

Perjalanan jatuh bangun usaha mereka dimulai dari tahun 1960. Saat itu, Soegiharto Sosrodjojo dan saudara-saudaranya hijrah
ke Jakarta untuk mengembangkan usaha tersebut dan membuat teh seduh itu dikenal di Jakarta. Berbagai upaya pun ditempuh
agar membuat teh itu dikenal masyarakat. Keluarga Sosrodjojo saat itu bahkan tak enggan mendatangi pusat-pusat keramaian
termasuk pasar-pasar tradisional untuk menjajakan teh seduh mereka. Mereka memasak dan menyeduh teh langsung di
tempat. Namun, sayangnya strategi ini kurang berhasil.

Keluarga Sosrodjojo lalu merubah strategi pemasaran mereka. Teh itu tak lagi dimasak dan diseduh di depan umum, melainkan
dimasukkan ke dalam panci-panci besar, untuk selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Namun,
tetap saja cara itu tidak efektif, malah bikin rugi, karena sebagian besar teh yang dibawa tumpah dalam perjalanan. Akhirnya,
secara tak sengaja, keluarga Sosrodjojo terpikir untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor dengan cara dimasukkan ke
dalam botol bekas kecap atau limun yang sudah dibersihkan. Barulah, pada tahun 1969, gagasan itu dirapikan, muncul gagasan
untuk menjual teh siap minum dalam kemasan botol dengan nama Tehbotol Sosro. Nama itu diambil dari merek teh seduh
mereka yang pertama Teh Cap Botol digabung dengan nama keluarga Sosrodjojo. Tak hanya nama yang berubah, desain dari
merek teh seduh mereka pun berkali-kali mengalami perubahan. Desain versi pertama muncul tahun 1969, lalu di tahun 1972
berubah lagi, dan di tahun 1974 menjadi versi ketiga yang bertahan sampai sekarang.

Perjuangan itu tidak sia-sia, sampai saat ini PT Sinar Sosro sudah mempunyai 14 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia yakni,
di Medan, Palembang, Pandeglang, Jakarta, Tambun, Cibitung, Ungaran, Gresik, Mojokerto, dan Gianyar. Serta pabrik yang
khusus memproduksi air mineral Prim-A yaitu di Sentul, Sukabumi, Purbalingga, dan Pandaan.

Dalam pengembangan bisnisnya, PT Sinar Sosro telah mendistribusikan produknya ke seluruh Nusantara, melalui kantor cabang
penjualan yang tersebar di seluruh Nusantara. Selain di dalam negeri, PT Sinar Sosro juga merambah pasar internasional dengan
mengekspor produk-produk one way packaging/non botol beling ke beberapa negara di Asia, Amerika, Eropa, Afrika, Australia,
dan Kepulauan Pasifik. Saat ini, produk-produk yang diproduksi oleh PT Sinar Sosro bukan Tehbotol Sosro saja, ada juga Fruit Tea
Sosro, S-Tee, Tebs, Country Choice dan Air Mineral Prim-A.

Pertanyaan:
1. Sikap merek sering mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian atau tidak. Bagaimana sikap merek konsumen
terhadap teh botol Sosro jika dibandingkan dengan produk pesaingnya seperti Teh Pucuk atau Frestea? Jelaskan analisis
anda hingga pada akhirnya Teh Botol Sosro berhasil membentuk brand association.

2. Salah satu dimensi brand knowledge adalah brand image (citra merek). Citra merek yang kuat akan memberikan
keuntungan bagi perusahaan. Seperti kita ketahui, merek Teh Botol Sosro memiliki citra merek yang kuat. Terkait dengan
hal itu, sebutkan keuntungan apa saja yang bisa diperoleh PT Sinar Sosro? Berikan contohnya!

3. Dari beberapa produk yang dikeluarkan oleh PT Sinar Sosro, menurut anda jenis arsitektur merek apa yang digunakan?
Jelaskan alasan anda!

SELAMAT DAN SUKSES

Anda mungkin juga menyukai