Anda di halaman 1dari 8

69

JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
eISSN 2830-6384 (Online) Vol.1, No.2, Juli 2022, pp: 069-076

Penyuluhan Tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


(MKJP)
Puspita Rini
Akademi Kebidanan Graha Ananda Palu
E-mail: puspitarinie30@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Article History: Program Keluarga Berencana (KB) bagi Pasangan
Received: 18 July 2022 Usia Subur (PUS) adalah dengan menjaga
Revised: 19 July 2022 kesehatan reproduksi seperti yang tercantum dalam
Accepted: 22 July 2022 Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan
kesejahteraan penduduk di segala usia dengan
Keywords: penyuluhan, meningkatkan Contraceptive Prevalence Rate
metode kontrasepsi, MKJP, (CPR).Dalam rangka menekan laju pertumbuhan
KB, pertumbuhan penduduk, pemerintah melaksanakan berbagai
penduduk program pembangunan salah satunya keluarga
berencana (KB). Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) merupakan usaha pemerintah
dalam menekan pertumbuhan penduduk. Pasangan
Usia Subur (PUS) dapat menentukan pilihan
kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya berdasarkan informasi yang telah
dipahami, termasuk keuntungan, kerugian dan
faktor yang mempengaruhi metode kontrasepsi.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk dengan melaksanakan
program Keluarga Berencana (KB) bagi Pasangan Usia Subur (PUS) adalah dengan menjaga
kesehatan reproduksi seperti yang tercantum dalam Sustainable Development Goals (SDGs)
yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan penduduk di segala
usia dengan meningkatkan Contraceptive Prevalence Rate (CPR) (Misrina & Fidiani, 2018).
Angka Kematian Ibu (AKI) yang terjadi di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 305/100.000
kelahiran hidup. Angka ini masih tergolong tinggi dan sebagian besar terjadi karena
kehamilan, persalinan, dan nifas. Salah satu usaha untuk menurunkan angka kematian yaitu
dengan cara meningkatkan penggunaan metode kontrasepsi pada wanita Pasangan Usia
Subur (PUS) (Kementerian Kesehatan RI, 2017).
Dalam rangka menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah melaksanakan
berbagai program pembangunan salah satunya keluarga berencana (KB). Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan usaha pemerintah dalam menekan
pertumbuhan penduduk. Pasangan Usia Subur (PUS) dapat menentukan pilihan kontrasepsi
sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya berdasarkan informasi yang telah dipahami,
termasuk keuntungan, kerugian dan faktor yang mempengaruhi metode kontrasepsi
……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
70
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.1, No.2, Juli 2022, pp: 069-076 eISSN 2830-6384 (Online)

(Kementerian Kesehatan RI, 2018).


Menurut Profil Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019 peserta KB Aktif memilih
suntikan dan pil sebagai alat kontrasepsi yang dominan (lebih dari 80%) dibanding dengan
metode Intrauterine device (IUD) dan Implant. Kontrasepsi jenis suntikan dan pil termasuk
dalam metode kontrasepsi jangka pendek dengan tingkat efektivitas lebih rendah
dibandingkan jenis kontrasepsi jangka panjang seperti Intrauterine device (IUD), Implan,
dan metode operasi yang memiliki efektivitas yang tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2019).
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2018 jumlah penggunaan alat kontrasepsi setelah
persalinan pada perempuan menunjukkan suntik 3 bulan sebanyak 42,4%, pil 8,5%,
IUD/AKDR/Spiral 6,6%, suntik 1 bulan 6,1%, susuk KB 4,7 %, metode operasi wanita (MOW)
3,1%, kondom 1,1 %, metode operasi pria (MOP) 0,2%. Pada data tersebut yang paling
banyak diminati oleh pasangan usia subur (PUS) adalah Non MKJP dan untuk penggunaan
MKJP masih cukup rendah (Riskesdas, 2018).

B. Tujuan
Ibu mengetahui macam-macam metode kontrasepsi yang dapat digunakan pasangan
usia subur.

C. Sasaran Kegiatan
Untuk mengatasi masalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang Metode
kontrasepsi Jangka panjang (MKJP) sehingga dapat menekan laju penduduk.

D. Tempat
Desa Bontomanai Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.

E. Gambaran Umum Objek Pengabdian


Objek pengabdian masyarakat ini adalah Pasangan Usia Subur di Desa Bontomanai
Kecamatan Bungaya Kabupaten Gowa.

F. Jadwal Pelaksanaan
Tanggal 17 April 2019.

G. Sumber Dana
Berasal dari Kampus Graha Ananda Palu.

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya pemerintah meningkatkan
kepedulian serta peran serta masyarakat dengan pendewasaan usia nikah, mengatur
kelahiran, membina ketahanan keluarga, meningkatkan kesejahteraan keluarga
untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
Metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) merupakan metode kontrasepsi dengan
tingkat keefektifan yang tinggi dengan tingkat kegagalan yang rendah serta komplikasi dan
efek samping yang lebih sedikit dibandingkan metode kontrasepsi yang lain. MKJP

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
71
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
eISSN 2830-6384 (Online) Vol.1, No.2, Juli 2022, pp: 069-076

merupakan jenis kontrasepsi yang sekali pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun
sampai seumur hidup. Terdapat berbagai jenis MKJP seperti alat kontrasepsi dalam rahim
(AKDR), implan, medis operatif wanita (MOP) dan medis operasi pria (MOP).

B. Kelebihan Alat Kontrasepsi Jangka Panjang


Alat Kontrasepsi Jangka Panjang memiliki beberapa keunggulan yaitu: memiliki
efektivitas yang tinggi tanpa perlu kedisiplinan tinggi dalam penggunaan, efek mencegah
kehamilan dapat cepat dirasakan, memiliki pemakaian yang lebih lama dibandingkan jangka
pendek dari 3 tahun pemakaian hingga seumur hidup, pemakaian alat kontrasepsi jangka
panjang juga tidak mengganggu hubungan suami istri, tidak mempengaruhi Air Susu Ibu
(ASI) sehingga aman digunakan untuk ibu yang sedang menyusui, tidak memiliki efek
samping pada fungsi fertilitas sehingga ketika dicabut selain alat kontrasepsi jangka panjang
Metode Operasi Wanita (MOW) atau Metode Operasi Pria (MOP) maka pengguna alat
kontrasepsi Jangka Panjang akan kembali subur dan dapat memiliki keturunan (Affandi,
2011)

C. Kekurangan Alat Kontrasepsi Jangka Panjang


Kekurangan pada penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang yaitu nyeri pada saat
pemasangan karena sebagian alat kontrasepsi Jangka Panjang menggunakan suatu alat yang
di tanam di alat reproduksi, dapat memungkinkan untuk ekspulsi atau alat tersebut terlepas
jika tidak dipasang maupun digunakan kurang sesuai dengan prosedur, pemakaian alat
kontrasepsi jangka panjang tidak dapat dihentikan sendiri oleh pemakai sehingga harus
datang ke dokter jika ingin melepas alat kontrasepsi Jangka Panjang, pada sebagian
pemasangan alat kontrasepsi jangka panjang diperlukan pembedahan minor misalkan
seperti Insersi AKBK (Affandi, 2011).

D. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi


1. IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Merupakan alat kontrasepsi yang berukuran kecil , terbuat dari plastik yang lentur
dengan lengan dari tembaga dan benang membentuk seperti huruf T. Alat kontrasepsi ini
efektif, aman, fleksibel dan dapat dicabut ketika di inginkan. AKDR dapat mencegah
kehamilan dalam jangka waktu hingga 10 tahun, dapat digunakan untuk wanita yang belum
pernah hamil sebelumnya.
IUD atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah metode KB jangka panjang
yang paling populer di Indonesia. Alat berbentuk huruf T mungil yang dipasang di rongga
rahim ini efektif mencegah kehamilan hingga 99,4%. IUD bisa dipakai 5-10 tahun, tergantung
jenisnya.
AKDR memiliki efek samping perbanyak darah saat menstruasi dan dapat
menimbulkan kram ketika awal pemakaian (Kemenkes RI, 2014).

2. IMPLANT/AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)


Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) adalah alat kontrasepsi yang lunak yang
dimasukkan di bawah kulit dengan kapsul yang tidak dapat hancur di dalam tubuh. AKBK
dapat terlihat di bawah kulit namun tidak meninggalkan bekas ketika dicabut jika dilakukan
dengan prosedur yang benar, terdapat tindakan operatif sederhana, dalam AKBK

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
72
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.1, No.2, Juli 2022, pp: 069-076 eISSN 2830-6384 (Online)

mengandung hormon Progestin tanpa hormon Estrogen.


Susuk atau implan kerap dipandang sebelah mata. Padahal efektivitasnya mencegah
kehamilan >99%. Susuk KB terbuat dari plastik lentur, berbentuk seperti batang korek api.
Ditanam di bawah kulit di area lengan, progestin di dalam susuk dilepaskan sedikit demi
sedikit setiap hari.
Progestin dari susuk mencegah terjadinya ovulasi atau pelepasan sel telur ke tuba
falopi, mengentalkan lendir serviks, dan menipiskan endometrium sehingga selandainya
terjadi pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan sulit melekat.
AKBK memiliki efektivitas mencegah kehamilan hingga 5 tahun, dapat dihentikan
penggunaannya setiap saat,
Efek samping timbul flek dan siklus menstruasi yang menjadi tidak teratur. AKBK
tidak dapat digunakan untuk ibu menyusui kurang dari 6 bulan, ibu yang sedang gangguan
kesehatan serius, dapat mengganggu kehamilan sehingga dibutuhkan kepastian tidak sedang
hamil (Kemenkes RI, 2014).

3. Metode operasi atau kontrasepsi mantap


Kontrasepsi mantap merupakan metode kontrasepsi dengan melakukan
pembedahan, pengguna akan diberikan bius lokal atau obat anti nyeri ketika dilakukan
tindakan. Tindakan Kontrasepsi Mantap memiliki efektfitas yang tinggi sehingga tidak
mudah dikembalikan ke kondisi semula ketika menginginkan memiliki keturunan.
Kontrasepsi Mantap pada wanita akan dipotong lalu disumbat pada saluran tuba falopi yang
menghubungkan indung telur setelah dilakukan tindakan dan wanita yang melakukan
Metode Kontrasepsi Mantap masih tetap dapat menstruasi normal karena tidak terdapat
tindakan pada rahim, sedangkan pada pria akan dilakukan sayatan kecil dan penyumbatan
saluran benih sperma (Vasektomi) namun tidak mengganggu ereksi, setelah tindakan
vasektomi pada pria tidak segera efektif sehingga harus menggunakan kondom terlebih
dahulu minimal lebih dari 20 kali ejakulasi jika akan melakukan hubungan seks . Segala
tindakan Kontrasepsi mantap harus dilakukan oleh ahli di rumah sakit (Kemenkes RI, 2014).

a. MOP (Metode Kontrasepsi Pria)


Vasektomi adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan
ektomi. Vasektomi adalah pemotongan sebagian (0,5cm-1cm) pada vasa deferensia atau
tindakan operasi ringan dengan cara mengikat dan memotong vasdeferen sehingga sperma
tidak dapat lewat dan air mani tidak mengandung spermatozoa, sehingga tidak terjadi
pembuahan, operasi berlangsung kurang lebih 15 menit dan pasien tak perlu dirawat.
Sperma yang sudah dibentuk tidak akan dikeluarkan oleh tubuh, tetapi diserap dan
dihancurkan oleh tubuh (Mulyani dan Rinawati, 2013).
Jenis-jenis Metode Operasi Pria (MOP)
• Vasektomi Tanpa Pisau (VTP atau No-scalpel Vasectomy)
• Vasektomi dengan insisi skrotum (tradisional)
• Vasektomi semi permanen
Keuntungan
Keuntungan menggunakan metode KB Metode Operasi Pria (MOP) atau vasektomi
menurut Hartanto dalam Ambarawati (2012) yaitu lebih efektif, aman bagi pengguna,

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
73
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
eISSN 2830-6384 (Online) Vol.1, No.2, Juli 2022, pp: 069-076

sederhana, waktu operasi cepat hanya memerlukan waktu 5-10 menit, menggunakan
anestesi lokal, biaya rendah hingga gratis, secara budaya sangat dianjurkan untuk negara
yang penduduk wanitanya malu ditangani tenaga medis pria
Kerugian kontrasepsi mantap pria yaitu diperlukan suatu tindakan operatif, kadang-
kadang menyebabkan komplikasi seperti rasa nyeri dan tidak nyaman, bengkak, perdarahan
atau infeksi dan tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual dan HIV.

b. MOW (Metode kontrasepsi Wanita)


Tubektomi pada wanita adalah tindakan yang dilakukan pada kedua saluran telur
wanita yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapatkan keturunan
lagi. Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut sterilisasi.20 Untuk melakukan
kontrasepsi ini peserta harus memenuhi persyaratan. Persyaratan yang dimaksud adalah
calon peserta harus sukarela dalam memilih keputusannya, terikat dalam perkawinan yang
sah dan harmonis, memiliki sekurangnya dua anak yang sehat fisik dan mental dan calon
peserta dalam keadaan sehat oleh dokter dengan pemeriksaan.
Macam-macam cara yang dilakukan dalam dunia medis dibagi menjadi 2
yaitu:
• Penyinaran
Penyinaran merupakan tindakan penutupan pada kedua falopii wanita yang
mengakibatkan yang bersangkutan tidak hamil lagi.
• Operatif
Pada metode operatif ini dibagi menjadi tiga cara yaitu pada bagian abdominal, vaginal
dan transcervikal. Pada bagian abnormal biasanya dilakukan dengan cara laparotomi,
mini- laparotomi dan laparoskopi. Pada bagian vaginal biasanya dilakukan dengan cara
kolpotomi dan kuldoskopi. Pada bagian transcervikal biasanya dilakukan dengan cara
histeroskopi, tanpa melihat langsung, penyumbatan tuba secara mekanis dan
penyumbatan tuba kimiawi.

METODE PELAKSANAAN
A. Peserta
Masyarakat yang masih Usia Subur di Desa Bontomanai Kecamatan Bungaya Kab. Gowa

B. Peralatan
a. Laptop
b. Leaflet

C. Susunan Acara
a. Persiapan pelaksanaan penyuluhan pada pukul 08.30 Wita
b. Pembukaan kegiatan penyuluhan pada pukul 09.00 Wita
c. Penyampaian materi penyuluhan tantang Metode kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
09.30 Wita Oleh Puspita Rini, S.ST, M.Kes.
d. Sesi Tanya jawab pukul 10.30-12.00 Wita
e. Penutup

HASIL DAN PEMBAHASAN

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
74
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.1, No.2, Juli 2022, pp: 069-076 eISSN 2830-6384 (Online)

A. Hasil kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat


Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019 dimulai pukul 09.00
sampai 12.00 melalui metode penyuluhan dengan hasil sebagai berikut.
Hasil analisis pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya ASI Eksklusif Variabel N
Mean Std Devation a=0,05 Intervensi 15 60,89 16,86 p=0,012 Kontrol 15 45,57 4,31, dari
hasil olah data yang dilakukan dengan menggunakan uji Independt Test dengan jumlah
Responden sebanyak 30 orang diatas diperoleh bahwa pengetahuan untuk kelompok
intervensi didapatkan nilai rata-rata + SD (45,47+4,31), sehingga diperoleh nilai P Value
0,012.

B. Pembahasan Dengan hasil Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat


Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan dengan jumlah peserta 30 orang dimana 15
Orang kelompok yang diberikan intervensi berupa penyuluhan dan pemberian Leaflet dan
15 orang sebagai kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi berupa penyuluhan dan
pemberian leaflet. Dalam kegiatan ini dilaksanakan dengan membawakan materi terkait
pengertian, Jenis alat kontrasepsi jangka panjang, Cara kerja, keuntungan, dan efek samping.
Hasil yang telah dicapai pada pelaksanaan kegiatan ini meliputi tahap berikut :
1. Berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas Supaya
2. Berkoordinasi dengan Kepala Desa Bontomanai
3. Menjelaskan kepada masyarakat tentang cara kerja, keuntungan dan efek samping dan
akhir memberikan questioner kepada Wanita usia subur yang diberikan intervensi
penyuluhan dan yang tidak diberikan intervensi.
4. Ada pengaruh terhadap peningkatan pengetahuan pada Wanita Usia subur yang
diberikan intervensi berupa penyuluhan tentang Metode Kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) serta cara kerja, keuntungan dan Efek samping dan memberikan leaflet
dibandingkan dengan pengetahuan wanita subur yang tidak diberikan penyuluhan.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari penyuluhan yang telah dilakukan di desa Bontomanai Kec. Bungaya,
Kab. Gowa sangat berhasil dengan melihat antusias Wanita usia subur sangat berperan aktif
melakukan Tanya jawab dalam pelaksanaan Penyuluhan Alat Kontrasepsi jangka panjang,
Melihat antusias peserta penyuluhan di desa Bontomanai maka sangat diharapkan untuk
dapat dilaksanakan, sehingga meningkatkan Jumlah pengguna Metode Kontrasepsi jangka
panjang(MKJP)

SARAN
Diharapkan kepada Wanita Usia subur untuk menggunakan Alat kontrasepsi jangka
panjang dengan meminimalisir efek samping penggunaan Alat Kontrasepsi. Untuk Unit
Penelitian dan pengabdian masyarakat Akbid Garaha Ananda perlu melakukan pelatihan dan
pembimbingan serta motivasi para dosen untuk membuat proposal serta selalu
mengingatkan untuk mengisi dan melaporkan logbook dan laporan kegiatan secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Affandi.(2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
75
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
eISSN 2830-6384 (Online) Vol.1, No.2, Juli 2022, pp: 069-076

Sarwono Prawirohardjo: Jakarta


[2] Hartanto, Hanafi, dr. 2013. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
[3] Depkes RI. 2014. Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
[4] Manuaba, 2011. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta
: EGC.
[5] Mulyani & Rinawati, 2012, Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha
Medika, h. 23. h. 56.
[6] Hartanto, Hanafi, dr. 2013. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.
[7] Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS
76
JMAS
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.1, No.2, Juli 2022, pp: 069-076 eISSN 2830-6384 (Online)

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

……………………………………………………………………………………………………………………………………..
http://melatijournal.com/index.php/JMAS

Anda mungkin juga menyukai