Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN

FASILITASI PELAYANAN KB MOMENTUM PERINGATAN HARI IBU DI DESA


BUWUN SEJATI KEC. NARMADA

I. PENDAHULUAN
Salah satu Program BKKBN adalah pelaksanaan program Kependudukan, Keluarga
Berencana, dan Pembangunan Keluarga. Salah satu program BKKBN adalah pengunaan
Alat kontrasepsi Khususnya MKJP untuk mengatur jarak kehamilan, dan mencegah
kehamilan tidak diinginkan. Program ini telah berhasil menurunkan laju pertumbuhan
penduduk dan menurunkan TFR. Total fertility rate merupakan rata-rata kelahiran pada
wanita usia subur (15-49 tahun) di suatu wilayah tiap 1000 perempuan yang hidup hingga
akhir masa reproduksinya (BKKBN, 2014). Penurunan TFR penting dilakukan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menurunkan TFR adalah dengan mengunakan kontrasepsi MKJP. Penelitian dari (Marfianti,
2012) menyebutkan faktor yang mempengaruhi angka TFR adalah metode kontrasepsi
jangka panjang dan pendidikan. MKJP sendiri diharapkan juga dapat menurunkan kejadian
stunting pada balita.
Metode Kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah alat kontrasepsi yang digunakan
sebagai alat kontrasepsi jangka panjang untuk menunda, menjarangkan kehamilan, dan
menghentikan kesuburan. Metode Kontrasepsi jangka panjang dikenal dengan Long Acting
Contraceptive System (LACS) yaitu metode kontrasepsi yang penggunaanya tidak setiap
hari (seperti pil ), dan tidak digunakan digunakan setiap akan melakukan senggama (Seperti
kondom) (BKKBN, 2019).
Pelayanan KB merupakan salah satu program keterpaduan program bangga kencana
yang melibatkan berbagai sektor terkait dan dilaksanakan secara sistemik maupun
sistematik. Salah satu tujuan bangga kencana adalah untuk menurunkan TFR melalui
peningkatan pengunaan alat kontrasepsi. Fasilitasi pelayanan KB diharapkan dapat menjadi
jembatan untuk meningkatkan akseptor baru ataupun ulangan MKJP sehingga angka
kematian ibu dan anak dapat berkurang sehingga jangka panjangnya dapat meningkatkan
kesejahteraan keluarga melalui pengaturan jarak kehamilan.

II. TUJUAN
Pelayanan KB MKJP bertujuan untuk meningkatkan akseptor baru, ulangan dan
meningkatkan penguna KB MKJP sehingga menurunkan TFR.
III. SASARAN
Pasangan Usia Subur yang telah menandatangani Inform consent untuk menggunakan
alat kontrsepsi jangka panjang
IV. PELAKSANAAN
Pelayanan KB dilaksanakan pada tanggal 28 November 2023 di Desa Sedau,
Kecamatan Narmada, Kab. Lombok Barat jam 09.00 sampai selesai.
V. HASIL YANG DICAPAI
Pelayanan KB yang dilakukan di Kecamatan Narmada dengan sasaran utama adalah
pengunaan MKJP dari desa Bakan Pelayanan KB MKJP bertujuan untuk meningkatkan
akseptor baru, ulangan dan meningkatkan penguna KB MKJP sehingga dapat menurunkan
TFR dan dapat meminimalisir terjadinya dropout pada pengguna Non MKJP.
Pelayanan KB dilakukan pada 29 pasangan usia subur. Rincian penggunaan alkon
adalah sebagai berikut. Dari 29 calon akseptor, 19 akseptor merupakan akseptor suntik
progestin, 5 akseptor merupakan akseptor IUD, dan 5 akseptor merupakan akseptor implant.
Metode Kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah alat kontrasepsi yang digunakan
sebagai alat kontrasepsi jangka panjang untuk menunda, menjarangkan kehamilan, dan
menghentikan kesuburan. Metode Kontrasepsi jangka panjang dikenal dengan Long Acting
Contraceptive System (LACS) yaitu metode kontrasepsi yang penggunaanya tidak setiap
hari (seperti pil ), dan tidak digunakan digunakan setiap akan melakukan senggama (Seperti
kondom) (BKKBN, 2019).
Secara umum sekitar 27% pemakai kontrasepsi non-MKJP berhenti memakai alat
kontrasepsi setelah satu tahun pakai. Tingkat putus pakai alat kontrasepsi tertinggi ialah pil
41%, kondom 31%, dan suntik 25%, sedangkan IUD hanya 0,6-0,8 kehamilan/perempuan..
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Asisah, 2016) mengenai resiko kegagalan
kontrasepsi menunjukkan bahwa kegagalan kontrasepsi disebabkan karena ketidakdisiplinan
aseptor dalam pemakaian alat kontrasepsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aseptor
tidak patuh dalam melakukan suntik ulang ataupun tidak teratur meminum pil KB setiap
hari. Hal ini menunjukkan bahwa kontrasepsi non MKJP memiliki peluang yang besar
terhadap kegagalan pengunaan sehingga menyebabkan kehamilan tidak diinginkan.

VI. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini dibuat dengan sebaik-baiknya semoga bermanfaat dalam
pengelolaan program Bangga Kencana ke depan di Kecamatan Narmada.

Narmada, 28 November 2023


Penyuluh KB Kec. Narmada

Dewi Intan Cahyaning W.


NIP. 199602182023212032

Anda mungkin juga menyukai