Anda di halaman 1dari 8

Nomor surat : ………………./……………………………..

/2022
Perihal : Aduan Masyarakat
Lampiran : …… lembar

Kepada
Yth. Kasi Pidsus POLDA JAWA TIMUR.
Ditempat.

Dengan hormat.
Perkenankan kami BatasMedia99, kantor redaksi Jl Dr Soetomo No. 40 Gang 3 Bandung Rejosari
Sukun Kota Malang, Telp. 08998800245 menginformasikan bahwa telah terjadi tindak
pemungutan Pungli dana program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dalam kurun
waktu tahun 2017 sampai 2021 oleh oknum Kepada desa Sidomulyo atas nama Suharto dan
Panita pelaksana PTSL di Sidomulyo Kecamatan Batu yang menjalankan program PTSL dengan
total pendaftar di desa tersebut sebanyak 2000 warga, dengan biaya pendaftaran sebesar
Rp500.000,-
Dengan menghitung kerugian yang disebabkan oleh adanya pungli tersebut sebesar Rp500.000-
Rp.150.000 = Rp.350.000 per warga, Sehingga dengan kalkulasi 2000 pendaftar di desa
Sidomulyo menjadikan total kerugian sebesar Rp.350.000 x 2000 =Rp.700.000.000 hanya untuk
di desa Sidomulyo saja.
desa-desa lain seperti Tulungrejo, Mojorejo, dan sejumlah desa lainnya yang berada di Kota
batu telah menarik biaya dengan nominal berkisar dari Rp450.000,- hinga mencapai
Rp2.000.000,- per pendaftar program PTSL tentu melebihi kesepakatan 3 mentri yang berlaku
sebagai acuan pelaksanaan program PTSL di seluruh Indonesia yang jelas menetapkan
bahwasannya penarikan biaya bagi pendaftar program PTSL di wilayah IV atau regional jawa
dan bali hanya boleh ditarik biaya maksimal sebesar Rp.150.000,-.
Dengan Penghitungan kerugian di desa sidomulyo yang mencapai nominal Rp.700.000.000
untuk satu desa, maka dengan kalkulasi total 23 Desa yang ada di batu memberikan gambaran
bahwasannya besar kerugian yang diakibatkan oleh Pungli program PTSL di Kota Batu sebesar
Rp.700.000.000 x 23 = Rp.16.100.000.000.
Dan sudah kami informasikan ke kejaksaan negeri kota batu tetapi tidak memperoleh jawaban
yang sesuai dengan UU Tipikor maupun Pungli, sehingga kami tidak memperoleh kepastian
hukum.
Mohon informasi yang kami peroleh ini untuk dilakukan penyelidikan oleh Kejaksaan Negeri
Kota Malang (berita terlampir). Karena telah memenuhi unsur tindak pidana PUNGLI/Korupsi
Demikian surat pengaduan/informasi ini kami buat untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya
serta mengucapkan terimakasih yang tak terhingga.

Malang, 04 Oktober 2022


An. Pimpinan Redaksi BatasMedia99

(Bambang Sukoco, S.H, S.E,)

Tembusan :

Inspektoran Kota Batu,


Kepala Desa Sidomulyo.
Kecamatan Batu,
Ketua DPRD Kota Batu,
Walikota Batu
Lampiran :

BatasMedia99,- Kota Batu. Dugaan pengelembungan serta penyelewengan kewenangan


dalam sistematis Pembiayaan pendaftaran PTSL, Dugaan pidana korupsi (white collar
crime) yang dilakukan oleh oknum pemdes sidomulyo untuk biaya Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL), Kota Batu. 

Kembali melihat serta mengacu pada PTSL telah diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres)
No. 2 Tahun 2018.serta beban biaya yang dikenakan pada pemohon hanya Rp 150 ribu.
Ketentuan itu diperkuat dengan mengacu pada SKB tiga menteri meliputi Menteri
ATR/Bapenas, Mendagri dan Menteri Desa. 

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Biaya tersebut untuk biaya materai
pengurusan dokumen, biaya patok beton dan biaya transportasi. Sudah diatur dalam SKB
Nomor : 25/SKB/V/2017 Nomor : 590- 3167A Tahun 2017 Nomor : 34 Tahun 2017 tentang
Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis tertuang dalam keputusan ketujuh
(7) NO V Kategori V ( Jawa dan Bali ) sebesar Rp.150.000,00 ( seratus limapuluh ribu
rupiah ). 

Dalam kasus tersebut diduga warga yang merasa dirugikan melaporkan tindakan
pemungutan biaya tambahan dalam pengurusan PTSL dimana biaya awal yang diperlukan
untuk mendukung pelaksanaan pembuatan PTSL seperti yang dibentuk dalam aturan
mentri biaya PTSL sebesar Rp150.000 namun dalam pelaksanaan nya warga ternyata
dimintai biaya sebesar Rp500.000 .

Menindaki laporan tersebut tim redaksi batasmedia99 mengkonfirmasi pada pejabat


setempat terkait kebenaran berita yang diberikan oleh warga kelurahan sidomulyo tersebut.

Dimintai keterangan ditempat, Kepada Desa Sidomulyo Suharto mengatakan bahwa


informasi tersebut benar dimana pihak pemohon PTSL dimintai biaya sejumlah Rp500.000.

“iya benar mas, tapi itu semua sudah dari kesepakatan warga yang dibicarakan
dalam Forum ” ucap Kades Sidomulyo tersebut, Jum’at 01/07/2022.
Kemudian Kades tersebut juga menambahkan bahwasannya penentuan besaran biaya
yang diperlukan untuk mengurus PTSL tersebut sudah didiskusikan dengan warga yang
juga dihadiri oleh instansi terkait yang mempunyai kapasitas dan kewenangan didalamnya.

“ya saat itu juga ngundang Kepolisian, Kejaksaan, dan BPN” imbuhnya.
Sebagai penutup Suharto juga mengatakan bahwa penjabaran dana sebesar Rp500.000
tersebut digunakan untuk keperluan kepengurusan PTSL.

“Dana Rp500.000 itu sudah termasuk Materai , Fotocopy, Patok, dan Blangko
pendaftaran.” ucap Kades tersebut.
Sebelumnya pemdes Sidomulyo juga pernah menerima surat kaleng dari beberapa warga
wilayah sidomulyo yang berkaitan dalam hal tersebut diatas dan berita tersebut sempat
dimuat dalam surat kabar. Bersambung......
BatasMedia99,- Kota Batu. Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
merupakan sebuah program dengan tujuan membantu masyarakat dalam menyelesaikan
pengurusan tanah yang dimilikinya, sehingga memiliki bukti dan kekuatan dimata hukum
yang sah di Indonesia.

Dalam aturan yang telah ditetapkan melalui SKB 3 Mentri terkait, pelaksanaan PTSL telah
diatur besaran jumlah biaya maksimal senilai Rp150.000 rupiah untuk wilayang Jawa Bali.

Tidak sedikit pula diantara oknum pejabat yang telah berada dibalik jeruji besi karena
tindakan penggelembungan dana pengurusan PTSL yang telah ditetapkan.

Seperti kasus penggelembungan dana PTSL yang dilakukan oleh perangkat desa di
Tangerang yang terungkap pekan lalu, mereka terang-terangan meminta biaya operasional
yang melebihi aturan dari SKB 3 mentri dimana nilai yang mereka minta bervariasi dari
Rp500.000 sampai dengan Rp1.500.000 kepada 1319 warga yang berada di Desa Cikupa
Kabupaten Tangerang.

Dari penyelidikan Polisi, kasus ini telah merugikan warga sebesar Rp. 2 Miliar Lebih.

Menilik dari kasus penggelembungan dana itu, tim jurnalis Batasmedia99 yang menerima
laporan dari warga masyarakat terkait penggelembungan dana pengurusan PTSL di desa
Sidomulyo, Kota Batu yang dimintai panitia pengurusan PTSL biaya sebesar Rp. 500.000.

Terkait dugaan tersebut tim jurnalis Batasmedia99 meminta informasi kepada Suharto,
selaku kepala desa Sidomulyo mengungkapkan bahwa penentuan harga tersebut telah
terlebih dahulu dirundingkan dengan warga melalui perwakilan kelompok masyarakat
(Pokmas) yang dihadiri langsung oleh beberapa petinggi seperti kepala BPN Kota
Batu,Kepala Kejari Kota Batu, Serta Kapolsek Setempat dan perwakilannya.

Dalam penjelasannya, Suharto juga mengatakan bahwa uang sebesar Rp 500.000 yang ia
tentukan sebagai besaran biaya pengurusan PTSL di desanya digunakan untuk membeli
materai, pembelian patok, pengurusan berkas, dan “Uang Jalan” Bagi panitia (Pokmas)
yang bersangkutan.

Dengan menimbang keputusan tersebut, bahwasannya penarikan biaya pengurusan PTSL


di desa Sidomulyo ini tentu bertentangan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) Mentri
ATR/BPN, Mentri Dalam Negeri, dan Mentri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi, Nomor : 25/SKB/V/2017, Nomor : 590-3167A Tahun 2017, dan Nomor : 34
Tahun 2017. Diktum Ketujuh nomor 5 menyatakan bahwa Kategori V (Jawa dan Bali)
sebesar Rp150.000,00.

Untuk menggali informasi lebih jauh, tim Batasmedia99 yang mendatangi beberapa desa
yang masih berada dalam kawasan kota Batu tetap meminta warga untuk membayar
Rp150.000 sesuai dengan SKB 3 Mentri yang diterbitkan tahun 2017 tersebut.

Desa-desa tersebut adalah desa Gunung Sari di kecamatan Bumi Aji dan Desa Oro-Oro
Ombo di kecamatan Batu, terlepas dari bagaimana sulitnya proses pengerjaan dan
pendataan PTSL warga di desa mereka, panitia PTSL tetap mengambil biaya senilai aturan
yang berlaku, yaitu sebesar Rp150.000.
BatasMedia99,- Kota Batu. Ramai sebelumnya pemberitaan terkait adanya dugaan
Pungutan Liar (PUNGLI) penarikan dana program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(PTSL) di Desa Sidomulyo Kota Batu tampaknya benar-benar telah terabaikan oleh APH
setempat.

Kasus ini awalnya mulai terungkap ketika kantor redaksi BatasMedia99 menerima laporan
terkait penarikan biaya PTSL kepada warga desa Sidomulyo Kota Batu sebesar
Rp500.000, namun hal ini tentu tidak dibenarkan oleh hukum yang berlaku karena
berdasarkan aturan SKB 3 mentri yang terbit dari tahun 2017 itu, seharusnya penarikan
maksimal untuk biaya PTSL di wilayah Jawa dan Bali Hanya senilai Rp 150.000 saja.

Terkait aduan itu, tim redaksi segera mengonfirmasi berita dugaan tindakan pungli tersebut
kepada bapak Suharto selaku pemangku jabatan kepala desa Sidomulyo, dalam investigasi
tersebut diperoleh lah jawaban bahwa ketentuan penarikan biaya PTSL sejumlah Rp
500.000 tersebut sudah terlebih dahulu melewati tahap musyawarah dan mufakat dengan
para pendaftar program PTSL di Desa Sidomulyo yang pada saat itu diwakilkan oleh
masing-masing Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) dari setiap RW.

Dalam penjelasannya, Suharto juga mengatakan bahwa uang sebesar Rp 500.000 yang ia
tentukan sebagai besaran biaya pengurusan PTSL di desanya digunakan untuk membeli
materai, pembelian patok, pengurusan berkas, dan “Uang Jalan” Bagi panitia (Pokmas)
yang bersangkutan.

Selain itu Kepala Desa Sidomulyo tersebut juga berdalih bahwasannya dalam penarikan
mufakat tersebut juga dihadiri oleh sejumlah APH seperti kepala BPN Kota Batu, Kepala
Kejari Kota Batu, Serta Kapolsek Setempat dan perwakilannya.

Menindak Informasi tersebut, tim redaksi BatasMedia99 Lantas menuliskan pemberitaan


terkait dugaan pungli di desa Sidomulyo tersebut karena menilik dari aturan Undang-
Undang yang berlaku, serta sejumlah pemangku kekuasaan di Indonesia yang telah
terlebih dahulu di hukum dan diadili pemerintah karena telah menarik biaya pengurusan
PTSL melebihi aturan SKB 3 mentri yang berlaku.

Anehnya dalam kasus ini yang sudah berlangsung lebih dari 1 bulan lamanya, berdasarkan
pantauan awak media, masih belum ada respon maupun penjelasan secara terbuka dari
pemerintah Kota Batu terkait kelanjutan penindakan lebih lanjut dari informasi yang telah
disebar oleh terkait pungli program PTSL desa Sidomulyo.

Merespon tindakan dari Pemkot Batu, tim redaksi BatasMedia99 segera melakukan


investigasi yang lebih mendalam terkait pengerjaan program PTSL di Kota Batu dan
menemukan fakta yang cukup mengejutkan.

Dari investigasi lanjutan terkait penyelenggaraan PTSL di Kota Batu, ditemukan bahwa
hampir seluruh desa di kawasan tersebut melakukan penarikan biaya kepada pendaftar
PTSL dengan nilai Rp 450.000 hingga nominal yang cukup mencengangkan yaitu sebesar
Rp2.000.000.

Desa-desa tersebut adalah desa Gunung Sari di kecamatan Bumi Aji dan Desa Oro-Oro
Ombo di kecamatan Batu. Terlepas dari bagaimana sulitnya proses pengerjaan dan
pendataan PTSL warga di desa mereka, panitia PTSL tetap mengambil biaya senilai aturan
yang berlaku, yaitu sebesar Rp 150.000.

Dengan menimbang sejumlah informasi dari investigasi, bahwasannya penarikan biaya


pengurusan PTSL di desa Sidomulyo dan sejumlah desa lainnya di Kota Batu tentu
bertentangan dengan Surat Keputusan Bersama (SKB) dari Mentri ATR/BPN, Mentri Dalam
Negeri, dan Mentri Desa. Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Nomor :
25/SKB/V/2017, Nomor : 590-3167A Tahun 2017, dan Nomor : 34 Tahun 2017. Diktum
Ketujuh nomor 5 menyatakan bahwa Kategori V (Jawa dan Bali) sebesar Rp150.000,00.

Dengan munculnya berita ini, berharap agar masyarakat dapat lebih memahami dan mau
belajar agar dapat terhindar dari berbagai praktik penyelewengan dan aksi pungutan liar
yang mungkin dilakukan oleh oknum setempat.
BatasMedia99,- Kota Batu. Berdasarkan hasil investigasi BatasMedia99, disinyalir terjadi
dugaan Pungutan Liar (Pungli) Program Tanah Sistematis Langsung (PTSL) di Desa
Sidomulyo Kota Batu. Namun kasus ini terkesan “DIABAIKAN” oleh APH di kawasan Kota
Batu.

Proses penanganan kasus dugaan pungli di desa Sidomulyo ini sudah berlangsung selama
hampir 2 bulan sejak pertama kali tim redaksi memperoleh data dari masyarakat yang
mengadukan tindak pidana tersebut ke kantor BatasMedia99.

Menerima aduan tersebut, tim redaksi segera melakukan klarifikasi dan investigasi di Desa
Sidomulyo Kota Batu dan mendapatkan konfirmasi langsung dari kepala desa Sidomulyo
Bapak Suharto, bahwa informasi tersebut benar adanya bahwa di desa sidomulyo
dilakukan penarikan biaya sebesar Rp 500.000,- untuk pendaftar program PTSL masa kerja
2021.

Suharto mengaku bahwasannya penarikan biaya tambahan hingga Rp 500.000,- tersebut


bisa dibenarkan karena sebelumnya telah dilakukan musyawarah dan permufakatan antara
warga dan pihak desa, ditambah dalam pertemuan tersebut juga dihadiri oleh kepala BPN,
Kapolsek setempat, dan Kepala Kejaksaan Negeri Kota Batu.

Dengan sejumlah data tersebut, tim redaksi yang melihat adanya dugaan tindak pidana
yang dilakukan dalam program PTSL di desa Sidomulyo Kota Batu itu pun menyampaikan
temuan kepada pihak Kejaksaan Negeri Kota Batu, namum dari aduan itu pun tim redaksi
malah menerima respond yang tak diharapkan dari pihak Kejaksaan.

Dimintai keterangan terkait kasus pungli PTSL di desa Sidomulyo salah satu jaksa
fungsional di Kejaksaan Negeri Kota Batu memberikan jawaban yang terkesan
membenarkan tindak penyelewengan dana dengan pungli program PTSL di desa
Sidomulyo tersebut karena keputusan ini telah disepakati oleh warga, serta ia
menambahkan bahwasannya nilai penarikan biaya Rp 150.000,- untuk tiap pendaftar PTSL
sesuai dengan aturan yang tertuang dalam putusan bersama 3 mentri tahun 2017 itu
tidaklah relefan lagi dengan kondisi saat ini.

Opini yang disampaikan oleh pihak Kejaksaan Negeri Kota Batu ini tentu dengan jelas
sangat bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia, dimana untuk
kepengurusan pendaftar PTSl di wilayah V Jawa dan Bali hanya boleh dimintai biaya
sebesar Rp 150.000,- saja, dan hingga saat ini sudah banyak perangkat daerah yang
terpaksa mendekam dibalik jeruji besi karena tak mematuhi keputusan tersebut.

Dengan penyampaian opini pribadi yang diungkap Kejaksaan Negeri Kota Batu tersebut
sudah jelas-jelas juga bertentangan dengan peran Kejaksaan Republik Indonesia sebagai
perlindungan kepentingan umum atau masyarakat, khusus nya di desa Sidomulyo Kota
Batu.

Hal ini sangat berbeda dengan beberapa kasus serupa yang terjadi di sejumlah daerah lain
dimana oknum yang terlibat dalam aksi penarikan Pungli dalam program PTSL ditetapkan
sebagai tersangka dan mengembalikan nominal penarikan yang berlebih kepada pendaftar
PTSL.
Seperti yang terjadi di tepatnya di desa Panggungduwet Kecamatan Kademangan
Kabupaten Blitar, dalam kasus di desa tersebut memiliki kronologi yang hampir sama
dengan Pungli PTSL di desa Sidomulyo, dimana pihak desa juga telah melakukan
permufakatan jahat atas nama kesepakatan dengan pendaftar PTSL, dimana peserta atau
pendaftar program PTSL di mintai biaya sejumlah Rp500.000, namun pihak desa kini
diwajibkan mengembalikan dana kelebihan dari pengurusan PTSL kepada pendaftar atau
menerima hukuman yang setimpal karena telah melanggar aturan dari SKB 3 mentri terkait
biaya PTSL di wilayah Kabupaten Blitar.

Atau dengan perbandingan lain seperti kasus penangkapan kepala desa Lembangsari Kota
Bekasi yang melakukan pungli dana PTSL dengan nominal hanya sebesar Rp 460.000,
namun kini ia terpaksa mendekam di balik jeruji besi untuk menebus hukuman dari
pelanggaran terhadap aturan penarikan biaya PTSL di kawasan pulau jawa yang melebihi
putusan bersama 3 mentri sebesar Rp 150.000,- untuk wilayah Jawa dan Bali.

Dengan pembuktian sejumlah kasus tersebut apakah masih perlu diperjelas kembali letak
kesalahan maupun pembuktian yang valid bagi desa Sidomulyo yang telah dengan jelas
melakukan tindak pidana pungutan kepada warga desa yang mendaftar program PTSL di
desa tersebut ???.

Anda mungkin juga menyukai