Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH

“KASUS PPB DAN BPHTB”

Dosen Pengampu :

Dewi Pebriyani, S.E.,M.Si.

Disusun oleh :

1. Ulzana Yuliandri (17133100)

2. Sintia Rama Dani (17133088)

3. Rika Rahmadini (17133078)

DIII AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpajakan merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian
Indonesia, hal ini tercermin dalam APBN dengan jumlah pendapatan dari pajak hingga
triliun pada APBN. Optimalnya pendapatan pajak untuk mendanai APBN merupakan
wujud nyata kemandirian pendanaan pembangunan. Beragamnya peraturan dan
perubahan yang ada di sektor pajak perlu disosialisasikan, sehingga Wajib Pajak
memperoleh pemahaman dalam mengelola laporan keuangannya. Selain itu, dunia
usaha perlu memahami bahwa pajak memberikan kontribusi untuk pembangunan
infrastruktur dan berbagai perangkat yang mendorong kemudahan melakukan usaha
serta berbagai kebutuhan dalam membangun perusahaan dan memberikan kontribusi
bagi pendapatan Negara.

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) merupakan salah satu dari kebijakan reformasi
perpajakan tahun 1985. Pajak Bumi dan Bangunan terdapat 5 jenis yang biasa
disingkat menjadi P2 dan P3. PBB P2 sendiri adalah PBB sector pedesaan dan
perkotaan sedangkan PBB P5 adalah PBB sektor perkebunan, perikanan dan
pertambangan. Bumi dan bangunan merupakan dua obyek dari PBB, yaitu bumi yang
dapat didefinisikan sebagai permukaan bumi yang berupa tanah dan perairan serta
segala sesuatu yang dibawahnya, sedangkan bangunan adalah konstruksi teknik yang
ditanamkan atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan perairan di wilayah negara
Indonesia.

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah pungutan atas
perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya
hak atas dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan. Hak atas tanah adalah hak
atas tanah termasuk hak pengelolaan, berserta bangunan di atasnya sebagaimana dalam
Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,
Undang-undang Nomor 16 tentang Rumah Susun dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ASN Pemkot Padang yang terjaring OTT pungli terkait pengurusan
BPHTB manandakan kurangnya kinerja manajemen keuangan daerah?

2. Apakah dengan banyaknya penunggak PBB di Jakarta menandakan kurangnya


kinerja manajemen keuangan daerah dalam mengumpulkan PBB?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ASN Pemkot Padang yang terjaring OTT pungli terkait
pengurusan BPHTB manandakan kurangnya kinerja manajemen keuangan
daerah

2. Untuk mengetahui dengan banyaknya penunggak PBB di Jakarta


menandakan kurangnya kinerja manajemen keuangan daerah dalam
mengumpulkan PBB?

BAB II

PEMBAHASAN

A. KASUS PBB

Penunggak Pajak Bumi Bangunan di Jakarta Capai 700 Ribu Orang

Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 500 orang penunggak Pajak Bumi Bangunan yang
akan dipanggil Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta belumlah jumlah total dari para
penunggak di ibu kota yang mencapai 700 ribu orang.

“Dari 1,9 juta juta orang wajib pajak, 1,2 juta yang membayar. Kalau diklasifikasi ada
yang (tunggakannya) Rp20 ribu, Rp90 ribu, Rp1 miliar, sampai Rp12 miliar juga ada.
Sampai 700 ribu orang,” ujar Kepala Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta Agus
Bambang Setyowidodo kepada CNN Indonesia, Jumat (7/8).

Menurut Agus, ada dua alasan yang biasa menjadi penyebab wajib pajak menunggak
pajak. Pertama, karena mereka memang tidak patuh atau kedua, karena data yang tak
lagi valid.

"Ketika dikirim surat, alamatnya susah dan datanya tidak valid. Atau sudah pindah
rumah orangnya. Pemilik lama tidak diketahui berada di mana, pemilik baru tidak
melapor," ujar Agus.

Namun, kata Agus, hal itu pasti lama-kelamaan akan ketahuan. Jika suatu saat
bangunan yang ada di alamat itu ingin dijual lagi, Dinas Pelayanan Pajak dan
Badan Pertanahan Negara akan mengetahuinya.

"Notaris, pejabat akta tanah, juga akan memberi tahu ke Dinas Pelayanan Pajak,"
ujar Agus.

Menurut Agus, umumnya alasan warga menunggak pajak ialah karena mereka
memang tak patuh pada aturan. Itu sebabnya Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta
akan melakukan penegakan hukum.

"Selama ini penindakannya masih lemah," kata Agus.

Dinas Pelayanan Pajak DKI Jakarta menargetkan perolehan Pajak Bumi Bangunan
Rp8 triliun. Jumlah tersebut lebih besar dari tahun 2014 yang hanya Rp6,5 triliun.
Namun target tahun ini tak tercapai dan hanya diperoleh Rp5,8 triliun.

B. KASUS BPHTB

ASN Pemkot Padang Terjaring OTT Saber Pungli Terkait Pengurusan BPHTB

PADANG, KOMPAS.com - Seorang Aparatur Sipil Negara ( ASN) di Pemerintahan


Kota (Pemkot) Padang berinisial JN (54) terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT)
Tim Saber Pungli Sumatera Barat, Jumat (18/10/2019). JN tertangkap tangan bersama
seseorang yang diduga memberi suap IZ (63) terkait pengurusan Biaya Perolehan Hak
Atas Tanah Bangunan (BPHTB). JN dan IZ ditangkap sekitar pukul 15.00 WIB di
depan Kompleks Perkantoran Balai Kota Padang, Jalan M Yamin Padang.

Satgas Saber Pungli Jabar Ungkap Pungli SMPN 1 Cikampek "Betul ada dua orang
yang kita amankan di depan Kompleks Perkantoran Balai Kota Padang Jalan M
Yamin Padang, kemarin sekitar pukul 15.00 WIB," kata Ketua Tim Saber Pungli
Sumbar, Kombes Pol Rahmadi yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/10/2019).

Rahmadi menyebutkan JN merupakan ASN yang bekerja di Dinas Pendapatan Daerah


(Bapenda) Kota Padang dan IZ merupakan pihak swasta yang akan mengurus
BPHTB. Dalam OTT itu, petugas mengamankan uang Rp 33.590.000 dan dokumen
permohonan BPHTB. "Uang tunai Rp 33 juta lebih dan surat dokumen permohonan
BPHTB kita amankan bersama dengan dua orang tersebut," kata Rahmadi yang
merupakan Irwasda Polda Sumbar itu.

Menurut Rahmadi, saat ini kasus tersebut ditangani Polresta Padang untuk
pengembangannya. "Kita serahkan ke Polresta Padang untuk pengembangan
kasusnya," kata Rahmadi. Hingga berita ini diturunkan, Polresta Padang belum
mengeluarkan keterangan resmi terkait kasus tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan kasus kasus di atas yang menunjukkan kurangnya kinerja


manajemen keuangan daerah. Hal ini didasari oleh kurangnya pengendalian intern
terhadap ASN yang terkait. Selain itu, pada kasus BPHTB menunjukkan kurangnya
kinerja dalam mengumpulkan PBB. Karena tercatat sebanyak 700 ribu Wajib Pajak
yang menunggak pajak,

B. SARAN

Sebaiknya pemerintah lebih tegas dalam memberikan sanksi-sanksi terhadap


ASN yang berbuat kecurangan serta perbuatan diluar kebijakan-kebijakan yang telah
ditentukan
REFERENSI

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150807144254-12-70706/penunggak-
pajak-bumi-bangunan-di-jakarta-capai-700-ribu-orang

https://regional.kompas.com/read/2019/10/19/10444621/asn-pemkot-padang-terja
ring-ott-saber-pungli-terkait-pengurusan-bphtb

Anda mungkin juga menyukai