Makalah Kel 9 Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PEMIKIRAN EKONOMI UMAR IBRAHIM VADILLU”

Tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

Dosen : AHMAD RIYANSYAH PARINDURI, M.E.I,

Disusun Oleh Kelompok 9:

1. MISBAH HANNUM (0506203130)

2. NADYA DEWI ANGGITA (0506203035)

3. RIA SEPTIANA (0506203104)

4. RISKY HAMBALI (05062031)

5. SRI WAHYUNI (0506203135)

Kelas Mj VD / Semester V

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat kelak.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Pengampu AHMAD


RIYANSYAH PARINDURI, M.E.I, yang telah memberikan amanah untuk
menyelesaikan pembahasan mengenai judul yang tertera di cover dalam Mata Kuliah Sejarah
Pemikiran Ekonomi islam.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.

Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, Oktober 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 2

PEMIKIRAN EKONOMI UMAR IBRAHIM VADILLU .................................. 2

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 16

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Pemikiran ekonomi islam lahir dari kenyataan islam sebagai sistem yang di turunkan
Allah kepada manusia untuk menata seluruh aspek kehidupan dalam seluruh ruang dan waktu.
Adapun karakter islam yang paling kuat adalah fungsi, sistem, dan penataan yang obyeknya
adalah individu, keluarga, sosial, pendidikan, budaya, ekonomi, dan politik. Diatas semua itu,
islam juga menata aspek spiritual kehidupan manusia. Berkenaan dengan konteks realitas
sosial, masalah ekonomi juga dijelaskan dalam Al-qur’an dan sunah.

Dalam paradigma ini. Al-Qur’an pertama kali menjelaskan konsep kepemimpinan


manusia di bumi yang direalisasikan dalam bentuk pemakmuran bumi. Manusia harus
mampu mendaya gunakan semua fasilitas kehidupan yang telah diciptakan Allah dalam perut
bumi atau permukaan bumi. Adapun hasil interaksi antara manusia dengan tanah adalah harta.
Karena itu Al-Qur’an menganggap harta yang baik adalah tulang punggung kehidupan
manusia.

Dalam membicarakan ekonomi pada umumnya dan ekonomi islam pada khususnya,
kurang enak apabila tidak membahas mengenai uang. Uang adalah alat untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Sejak peradaban kuno, mata uang logam sudah menjadi alat pembayaran
biasa walaupun belum sesempurna sekarang. Kebutuhan menghendaki adanya alat
pembayaran yang memudahkan pertukaran barang agar lebih mudah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

PEMIKIRAN EKONOMI UMAR IBRAHIM VADILLU

Umar Ibrahim Vadillo adalah salah seorang murid Syeikh ‘Abd al-Qadr al-Sufi,
cendekiawan muslim asal Spanyol yang tidak pernah lepas dari dinar. Vadillo adalah pelopor
kembalinya dinar juga dirham di abad modern ini. Tahun 1992, Vadillo mencetak kembali
dinar-dirham di Granada. Dinar adalah koin emas 22 karat seberat 4,25 gram. Dirham, koin
perak 2,9 gram. Spesifikasi ini merujuk standar yang ditetapkan Khalifah Umar ibn al-
Khattab. Selama 14 abad, dinar-dirham berjaya sebagai alat tukar di negeri-negeri muslim.
Namun, pasca jatuhnya Kekhalifahan Usmani Turki (1924), kedua mata uang berbahan
logam mulia itu perlahan menghilang. 1

Dunia beralih menggunakan uang kertas (fiat money) –sistem mata uang yang tidak
bersandar pada emas dan perak. Bersama World Islamic Trade Organisation (WITO) yang
dipimpinnya, Vadillo gencar memperkenalkan koin dinar-dirham ke berbagai kalangan
termasuk menemui berbagai pemimpin di dunia. Vadillo adalah sosok di balik promosi dinar
yang kemudian mendapat dukungan dari mantan Perdana Menteri Turki Necmettin Erbakan,
Raja Hassan II Maroko dan mantan PM Malaysia Mahattir Mohammad. Saat ini, Vadillo
terlibat dalam pembangunan infrastruktur penerapan dinar di Kelantan, Malaysia untuk
digunakan sebagai alat pembayaran gaji para pegawai pemerintah setempat dan pembayaran
listrik dan air.

Di dalam buku Sultaniyya, Vadillo menyebutkan bahwa salah satu penyebab krisis
ekonomi adalah fenomena pasar keuangan yang menerapkan konsep ribawi sehingga
memungkinkan seseorang mendapatkan keuntungan tanpa adanya ‘iwad (ganti). Ia
menyebutkannya sebagai ekonomi spekulatif yang besaran uangnya 100 kali lebih besar dari
ekonomi riil. Dari penjelasan inilah, latar belakang munculnya pemikiran ekonomi Dinarist
yang juga memiliki kesamaan dengan latar belakang yang mempengaruhi munculnya
ekonomi Islam. Ekonomi Islam muncul setidaknya dikarenakan adanya paradigma bahwa
sistem kapitalis terbukti gagal mensejahterakan manusia terutama negara-negara muslim.
Sistem ini juga dianggap telah berjalan secara bebas nilai (value free) dan mengabaikan nilai-
nilai moral. Secara historis, kita dapat mencermati bahwa pemikiran ekonomi Islam modern

1
Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta; Rajawali Pers, 2004), Hlm:26

2
di dunia muncul sekitar tahum 1970-an. Artinya, pemikiran ekonomi Islam modern lebih dulu
muncul dibandingkan dengan pemikiran ekonomi yang digagas oleh Dinarist. Pemikiran
ekonomi Dinarist setidaknya baru terlihat sekitar tahun 1980 yaitu ketika gerakan ini
mencetak dinar dan dirham dan mensosialisasikannya ke seluruh dunia.

Kembali menggunakan dinar-dirham, bukan romansa masa silam melainkan bagian


dari menegakkan sunnah Rasulullah yang runtuh. Dinar-dirham adalah rahmat Islam bagi
dunia. Sebaliknya, uang kertas adalah sumber malapetaka bagi bumi dan umat manusia.
Menurut Vadillo, penggunaan uang kertas adalah mesin utama tegaknya kapitalisme di dunia
saat ini. Vadillo telah menulis sejumlah buku tentang dinar-dirham dengan segala aspek yang
melingkupinya. Diantaranya, The End of Economics (1991), Fatwa on Paper Money (1991),
The Workers have been Told a Lie about Their Situation (1992), A General Idea of the
Opening to Islam in the XXI Century (1994) dan Return of the Gold Dinar (1996). Beberapa
di antaranya sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Jejak pemikiran Vadillo juga bisa
disimak dalam Menembus Batas, Damai Untuk Semesta (2008), buku yang berisi kumpulan
wawancara Liem Siok Lan dengan berbagai tokoh dunia berpengaruh –salah satunya dengan
Vadillo. 2

Menurut Vadillo, kapitalisme dalam perspektif Islam adalah berarti riba (usury). Dan,
Islam tegas mengharamkannya. Praktik riba sebagai doktrin utama kapitalisme di era modern
ini terjelma melalui penciptaan uang kertas (fiat money). Motornya adalah perbankan yang
mencetak uang dari kehampaan lalu memungut bunga-utang. Dari sinilah berbagai petaka
tercipta. Uang kertas, bunga-utang, memporak-porandakan berbagai sendi kehidupan umat
manusia. Berbagai kerusakan berlangsung sangat cepat dan fantastis di bumi kita hanya
dalam kurun waktu 75 tahun terakhir. Kemiskinan, pengangguran, kelaparan, krisis
lingkungan, moral hazard dan sebagainya adalah sejumlah dampak nyata riba. Maka, bila
ingin lepas dari kapitalisme, jawabannya adalah: tinggalkan sejumlah praktik riba itu lalu
beralih sepenuhnya pada muamalah, tata perniagaan Islam. Kembali menggunakan dinar-
dirham, adalah pilar pertama penegakan muamalah itu. Buku-buku Vadillo, mengurai
bagaimana implementasi dinar-dirham dalam kehidupan kekinian. Selain sebagai alat tukar,
kedua koin itu juga digunakan untuk membayar zakat, mahar dan investasi. Pilar kedua,
menghidupkan kontrak perdagangan yang halal dan adil berupa qirad (pinjaman usaha) dan
syirkah (kemitraan). Kontrak jenis ini akan menghapuskan ketergantungan masyarakat

2
M. Ridwan, Ekonomi Islam Kontemporer, (Medan; Wal Ashri Publishing, 2014),Hlm:24

3
modern pada perbankan yang hidup dengan memungut bunga-utang dan menciptakan uang
dari kenihilan. Ketiga, kembalinya karavan atau kumpulan kafilah pedagang yang
kehadirannya akan mengembangkan perdagangan melalui logistik dan aktivitas ekspor.
Keempat, kembalinya guild atau sentra-sentra kewirausahaan mandiri. Ajaran Islam,
menurut Vadillo, mengedepankan bertumbuhnya kumpulan manusia (masyarakat) yang
mampu berwirausaha. Bukan masyarakat buruh yang hidupnya mengabdi pada majikan.
Seiring bertumbuhnya gulid, akan berdiri pula pilar kelima, yaitu, kembalinya pasar terbuka
Islam. Pasar jenis ini tidak mengenal sewa, pajak dan cukai. Semua orang bebas berdagang
sepanjang barang yang diperdagangkan halal sesuai syariat. Di pasar itu pula, dinar-dirham
digunakan sebagai alat tukar. Kehadiran kembali pasar terbuka Islam menjadi jalan pembuka
melepaskan dominasi monopolistik pasar modern yang dikenal melalui supermarket atau
hypermarket yang dalam prakteknya terbukti telah menyapu bisnis para pedagang kecil.

Pemikiran ekonomi Umar Ibrahim Vadilu termasuk kedalam pemikiran ekonomi


Islam kontemporer yang Pemikiran ekonomi Islam kontemporer ini merupakan buah pikiran
dari para ekonom Muslim pada abad ke-20 Masehi. Walaupun pemikiran tentang ekonomi
Islam sudah lama menjadi wacana di tengah masyarakat, namun ekonomi baru dalam tahap
mematangkan diri menjadi satu disiplin ilmu yang mandiri. 3

Ekonomi baru menjadi satu disiplin ilmu setelah Adam Smith menulis buku An
inquiry into the nature and causes of the wealth of nations pada tahun 1776. Ekonom asal
Inggris ini memprkenalkan sistem ekonomi liberal-kaitalis untuk menentang sistem ekonomi
merkantilisme yang sangat menekankan campur tangan pemerintah dalam memajukan
perekonomian. Akan tetapi, sistem ekonomi liberal-kapitalis itu ternyata berdampak negatif,
diantaranya adalah tingkat pendapatan tidak merata, meningkatnya kemiskinan, dan kian
lebarnya kesenjangan sosial. Ekses itu timbul karena pasar yang bekerja maksimal membuat
persaingan menjadi tidak terhindarkan. Kondisi ini menjadi kritik diantara ilmuan lainnya.
Karl Marx misalnya, berpendapat sekalipun sistem liberal kapitalis secara relatif berhasil
memajukkan tingkat pertumbuhan ekonomi, tetapi sistem itu telah mengorbankan manusia.
Kendati demikian, dalam sistem liberal-kapitalis, bukan berarti tidak pernah terjadi krisis.
Pada dekade 30-an abad ini, terjadi depresi ekonomi besar-besaran. Perekonomian menjadi
lesu dan pengangguran merajalela. Orang banyak beranggapan bahwa apa yang diramalkan

3
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam, (Yogyakarta; Ekonsia, 2002), Hlm:32

4
oleh Marx tentang pembusukan di dalam sistem liberal-kapitalis akan segera menjadi
kenyataan.

Keadaan tersebut segera dapat diselamatkan oleh John Maynard Keynes. Menurutnya,
perekonomian sepenuhnya tidak harus diserahkan pada mekanisme pasar, tetapi dalam batas-
batas tertentu campur tangan negara justru amat diperlukan. Intervensi negara menjadi suatu
keniscayaan terutama dalam hal mendorong perekonomian kembali pada posisi
keseimbangan.4

Keynes sangat berbeda dengan Smith. Pandangan Keynes di atas merupakan sebuah
revousi dalam pemikiran ekonomi liberal-kapitalis yang berkembang sejak Adam Smith.
Perdebatan di seputar masalah ekonomi tersebut mendorong kita untuk menelaah kembali ke
sejarah Islam klasik. Saat itu tradisi dan praktek ekonomi maupun perdagangan dengan
landasan syariah telah diperaktekan oleh Rasulullah SAW. Bahkan lebih luas dari itu. Beliau
yang hidup di tengah masyarakat arab kuno telah menanamkan prinsip-prinsip etika ekonomi
dan perdagangan yang bertumpu dengan syariah. Seiring dengan pergantian sistem
pemerintahan Islam yang berkembang ke arah dinasti-dinasti Islam, telah muncul para tokoh-
tokoh pemikir muslim, yang dapat dikategorikan sebagai fuqaha, para filosof dan sufi dengan
berbagai karya ilmiahnya termasuk pemikiran tentang ekonomi. Berdasarkan kronologi
sejarah yang dikemukakan Nejatullah Shiddiq, didapati bahwa sejarah pemikiran ekonomi
muslim dikelompokkan dalam tiga priode dengan fokus pada tokoh-tokoh utama saja.5

4
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa klsasik, (Jakarta; Pustaka Asattrus, 2005),Hlm:3
5
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer, (Depok; Gramata
Publishing, 2010), Hlm: 252

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Di dalam buku Sultaniyya, Vadillo menyebutkan bahwa salah satu penyebab krisis
ekonomi adalah fenomena pasar keuangan yang menerapkan konsep ribawi sehingga
memungkinkan seseorang mendapatkan keuntungan tanpa adanya ‘iwad (ganti). Ia
menyebutkannya sebagai ekonomi spekulatif yang besaran uangnya 100 kali lebih besar dari
ekonomi riil. Dari penjelasan inilah, latar belakang munculnya pemikiran ekonomi Dinarist
yang juga memiliki kesamaan dengan latar belakang yang mempengaruhi munculnya
ekonomi Islam. Ekonomi Islam muncul setidaknya dikarenakan adanya paradigma bahwa
sistem kapitalis terbukti gagal mensejahterakan manusia terutama negara-negara muslim.
Pemikiran ekonomi Islam kontemporer ini merupakan buah pikiran dari para ekonom
Muslim pada abad ke-20 Masehi. Walaupun pemikiran tentang ekonomi Islam sudah lama
menjadi wacana di tengah masyarakat, namun ekonnomi baru dalam tahap mematangkan diri
menjadi satu disiplin ilmu yang mandiri. Perdebatan di seputar masalah ekonomi tersebut
mendorong kita untuk menelaah kembali ke sejarah Islam klasik. Berkaitan dengan ekonomi,
Baqir As-Sadar telah membuat konsep ekonomi melalui bukunya yang fenomenal:
iqtishaduna (ekonomi kita) yang kemudian menjadi madzhab tersendiri. Menurut madzhab
ini, ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Keduanya tidak akan pernah dapat
disatukan. Sebab kedudukannya berasal dari filosofi yang kontradiktif. Yang satu anti Islam
yang satu lainnya Islam. Islam tidak mengenal adanya sumber daya yang terbatas

6
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, Euis (2005) Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa klsasik, Jakarta; Pustaka
Asattrus

Amalia, Euis (2010) Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga
Kontemporer, Depok; Gramata Publishing

Karim, Adiwarman, (2004) Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Jakarta; Rajawali Pers

Ridwan, M. (2014) Ekonomi Islam Kontemporer, Medan; Wal Ashri Publishing

Sudarsono, Heri, (2002) Konsep Ekonomi Islam, Yogyakarta; Ekonsia

Anda mungkin juga menyukai