Anda di halaman 1dari 8

BAB 4

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS
Nama : Ny . H
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : Warung kondang, Cianjur
Agama : Islam
Masuk Rs : 08 Oktober 2022

2. ANAMNESA KELUHAN UTAMA


Seluruh tubuh bengkak sejak 1 bulan SMRS

3. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien mengeluh seluruh tubuh bengkak sejak 1 bulan sebelum masuk RS.
Tubuh di rasakan bengkak awal nya mulai dari kaki lalu ke tangan dan seluruh
tubuh. Pasien awalnya pergi berobat ke klinik di dekat rumahnya, keluhan yang di
alami sempat membaik awalnya, namun pasien jarang untuk rutin berobat dan
pasien hanya meminum obat bila sedang merasakan keluhannya kambuh. Pasien
jg sering merasakan pusing. Dan badannya terasa lemas. Pasien mengatakan juga
sering merasa lapar, cepat haus dan juga sering makan. Pasien tidak mengalami
keluhan demam (-), batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah (-). Pasien mengatakan
pernah menjalani pengobatan paru 6 bulan dan tuntas menyelesaikan
pengobatannya.

4. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Riwayat Trauma (-), DM (+), Hipertensi (+), Asma (-), Jantung (-), Stroke
(-). Pengobatan paru 6 bulan (+) tuntas

5. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Hipertensi (+), DM (+), Jantung (-), Asma (-),

1
6. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pasien suka memakan makanan yang berlemak. Merokok (-), Alkohol (-),
penggunaan obat jangka panjang (-), dan suka mengkonsumsi yang manis-manis

7. RIWAYAT PENGOBATAN
Pasien berobat ke klinik dekat rumah bila sedang mengalami keluhannya

8. PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : CM
 TTV :
TD : 180/100 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,6o C
Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Pupil Isokor, Reflek cahaya +/+, Konjungtiva anemis (+/+),
Sklera ikterik (-/-)
Hidung : Normonasi, napas cuping hidung (-), sekret (-), darah (-)
Telinga : Normotia, sekret (-)
Mulut : Sianosis (-), mukosa bibir kering, faring hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-/-), Peningkatan JVP
(-)
Thorax
Normo Chest
Pulmo
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi sela iga (-)
Palpasi : Vocal fremitus sama pada kedua lapang paru
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru, batas paru-hepar pada ICS VI dextra
Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rales (+/+)

2
Cor:
Inspeksi  ictus cordis tidak terlihat
Palpasi  ictus cordis teraba di ICS VI linea midklavikula sinistra
Perkusi  batas jantung kanan pada ICS IV linea parasternalis dextra, batas
jantung kiri atas pada ICS III linea parasternalis sinistra, batas kiri bawah pada
ICS V lateral linea midaksillaris sinistra
Auskultasi  BJ I dan II reguler. gallop (-), murmur (-)
Abdomen:
- Inspeksi  Cembung

- Palpasi  Supel, Nyeri tekan epigastrium. (-)

- Perkusi  Timpani pada seluruh lapang abdomen

- Auskultasi  Bising usus (+) normal

Ekstremitas Atas Bawah


- Sianosis : -/- -/-

- Akral : hangat hangat

- Edema : +/+ +/+

3
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi Lengkap      
Hb 10.5 12-16 g/dl
Hematokrit 30.8 37-47 %
Eritrosit 3.49 4.2-5.4 106/uL
Leukosit 7.1 4800-10.800 /uL
Trombosit 255.00 150.000-450.000 /uL
MCV 88.3 80-94 fL
MCH 30.1 27-31 pg
MCHC 34.2 33-37 %
RDW-CV 15.1 10-15 fL
HbA1c  6,9  4-6  
Differential 15.8 26-36 %
LYM % 4.4 3.4-9.0 %
MONO % 73.0 40-70 %
NEU % 0.2* 1-3 %
EOS % 0.60 0-0.20  %
BAS %   1.00-1.43  
Absolut 1.12 0-1.2 103/uL
LYM % 0.31 1.8-7.6 103/uL
MONO % 5.20 0.02-0.50 103/uL
NEU % 0.30 0.00-0.10 103/uL
EOS % 0.04 103/uL
BAS %

KIMIA KLINIK 128    


Glukosa Darah Puasa Tidak ada 70-110 mg/dL
Glukosa Darah 2 jam bahan
PP

4
INTERVENSI……….

5
BAB 5
KESIMPULAN

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah pankreas dapat menghasilkan cukup


jumlah insulin untuk metabolisme glukosa (gula), tetapi tubuh tidak mampu untuk
memanfaatkan secara efisien. Seiring waktu, penurunan produksi insulin dan
kadar glukosa darah meningkat. Gambaran klinis terjadinya DM tipe 2 ini yaitu
melalui keluhan klasik seperti penurunan berat badan, banyak kencing, banyak
minum, banyak makan. adapun keluhan lain yang terjadi yaitu gangguan saraf tepi
/ kesemutan, gatal / bisul, gangguan ereksi dan keputihan. Faktor risiko DM tipe 2
seperti genetik, usia, stres, minim gerak, pola makan yang salah, dan obesitas.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 yaitu melalui Edukasi,
Perencanaan Makan, Aktivitas fisik dan Pengobatan (OHO dan terapi insulin).
Kelebihan terapi insulin adalah kemampuannya dalam menekan mediator
inflamasi lebih banyak dibandingkan dengan obat-obat hipoglikemik oral. Insulin
juga paling efektif dalam menurunkan glukosa darah dan bila digunakan dengan
dosis yang adekuat dapat menurunkan kadar HbA1C sesuai dengan target yang
diinginkan. Tidak seperti obat-obat hipoglikemik oral, insulin tidak mempunyai
dosis maksimum untuk mencapai terapi. Insulin umumnya diberikan dengan
suntikan di bawah kulit (subkutan), dengan arah alat suntik tegak lurus terhadap
cubitan permukaan kulit.
Efek samping insulin antara lain hipoglikemi, peningkatan berat badan,
edema insulin, reaksi lokal terhadap suntikan insulin, alergi.

6
DAFTAR PUSTAKA

1. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia


2015.http://penyakitdalam.files.wordpress.com/2014/01/konsensus-
pengelolaan-dan-pencegahan-diabetes-melitus-tipe-2-di-indonesia-2006.pdf
2. American Diabetes Association. 2013. Classification and Diagnosis of
Diabetes. Diabetes Care; Vol 38(Suppl. 1)
3. PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di
Indonesia tahun 2015.
4. PERKENI. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di
Indonesia tahun 2011.
5. Shahab, Alwi, 2015. Diagnosis Dan Penatalaksanaan Diabetes Melitus
(Disarikan Dari Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus Di Indonesia :
Perkeni 2015). Sub bagian Endokrinologi Metabolik, Bagian Ilmu Penyakit
Dalam, Fk Unsri/ Rsmh Palembang, Palembang.

7
1

Anda mungkin juga menyukai