Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RINGKASAN MATERI TENTANG PENGANGGURAN

YENITA FITRI
2110015311012

A .PENGERTIAN PENGANGGURAN
Pengangguran adalah sebuah golongan angkatan kerja yang belum melakukan suatu kegiatan
yang menghasilkan uang. Pengguran tidak terbatas pada orang yang belum bekerja. Orang yang
sedang mencari pekerjaan dan orang yang bekerja namun perkerjaannya tidak produktif pun dapat
dikategorikan sebagai pengangguran.
Pengertian Pengangguran Menurut Ahli
 Pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari
pekerjaan akan tetapi belum memperolehnya. (Sukirno)
 Pengangguran merupakan suatu keadaan di mana seseorang yang tergolong dalam kategori
angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan juga secara aktif tidak sedang mencari
pekerjaan. (Nanga) (2005: 249)
Ada yang mengatakan “Semakin tinggi derajat gelar seseorang, semakin mudah dia
mendapatkan pekerjaan" membuat banyak orang Indonesia yang putus asa dan menyerah dalam
mencari pekerjaan.
Menurut (BPS, 2017) pengangguran dapat dikelompokkan atas empat yaitu:

 Pengangguran penuh / terbuka

Orang yang termasuk angkatan kerja tapi tidak bekerja dan tidak mencari kerja.

 Setengah menganggur terpaksa

Orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu karena sesuatu sebab di luar kemauannya
karena tidak / belum berhasil memperoleh pekerjaan meskipun mereka mencari dan bersedia
menerima pekerjaan dengan upah lebih rendah dari yang diharapkan.

 Setengah menganggur sukarela

Orang yang memilih lebih baik menganggur daripada menerima pekerjaan yang dirasa tidak sesuai
dengan pendidikannya atau upah yang lebih rendah dari yang diharapkan.
 Orang yang bekerja kurang dari yang sebenarnya (seharusnya) dapat dikerjakan dengan
pendidikan/ keterampilan yang dimilikinya.

Menurut Rosa,dkk (2019) pengangguran dapat disebabkan oleh banyak hal. Penyebab-penyebab
tersebut dibagi menjadi empat kategori yaitu:

 Pengangguran friksional

Pengangguran yang muncul karena adanya waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan kualifikasi
pekerja dengan pekerjaan yang tersedia.

 Pengangguran struktural

Pengangguran yang muncul karena keterampilan yang diminta oleh pemberi kerja tidak sesuai
dengan keterampilan pencari kerja atau tidak adanya kesesuaian lokasi antara pekerjaan dan
pencari kerja. Hal ini terjadi karena perubahan selera, teknologi, pajak atau kompetisi yang
mengurangi permintaan keterampilan tertentu dan menaikkan permintaan keterampilan lain.

 Pengangguran musiman

Pengangguran karena adanya perubahan permintaan dan penawaran tenaga kerja.

 Pengangguran siklikal

Pengangguran ini terjadi karena maju-mundurnya ekonomi suatu negara. Ketika perekonomian
mengalami kemunduran daya beli masyarakat pun akan menurun. Akibatnya perusahaan akan
mengurangi produksi dan perusahaan banyak memberhentikan karyawannya.

B. TEORI-TEORI PENGANGGURAN
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang Toeri-Teori Pengangguran di Indonesia yaitu :
a. Teori Klasik
Teori Klasik menjelaskan pandangan bahwa pengangguran dapat dicegah melalui sisi
penawaran dan mekanisme harga di pasar bebas supaya menjamin terciptanya permintaan yang
akan menyerap semua penawaran. Menurut pandangan klasik, pengangguran terjadi karena
mis-alokasi sumber daya yang bersifat sementara karena kemudian dapat diatasi dengan
mekanisme harga (Gilarso. 2004).
Jadi dalam Teori Klasik jika terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja maka upah akan
turun dan hal tersebut mengakibatkan produksi perusahaan menjadi turun. Sehingga
permintaan tenaga akan terus meningkat karena perusahaan mampu melakukan perluasan
produksi akibat keuntungan yang diperoleh dari rendahnya biaya tadi. Peningkatan tenaga
kerja selanjutnya mampu menyerap kelebihan tenaga kerja yang ada di pasar, apabila harga
relatif stabil (Tohar. 2000).
b. Teori Keynes
Dalam menanggapi masalah pengangguran Teori Keynes mengatakan hal yang berlawanan
dengan Teori Klasik, menurut Teori Keynes sesungguhnya masalah pengangguran terjadi
akibat permintaan agregat yang rendah. Sehingga terhambatnya pertumbuhan ekonomi bukan
disebabkan oleh rendahnya produksi akan tetapi rendahnya konsumsi.
Menurut Keynes, hal ini tidak dapat dilimpahkan ke mekanisme pasar bebas. Ketika
tenaga kerja meningkat, upah akan turun hal ini akan merugikan bukan menguntungkan,
karena penurunan upah berarti menurunkan daya beli masyarakat terhadap barang-barang.
Akhirnya produsen akan mengalami kerugian dan tidak dapat menyerap tenaga kerja.
c. Teori Kependudukan dari Malthus
Teori Malthus menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk cenderung melampaui
pertumbuhan persediaan makanan. Dalam dia punya esai yang orisinal, Malthus menyuguhkan
idenya dalam bentuk yag cukup kaku. Dia mengatakan penduduk cenderung tumbuh secara
“deret ukur” (misalnya, dalam lambang 1, 2, 4, 8, 16 dan seterusnya) sedangkan persediaan
makanan cenderug tumbuh secara “deret hitung” (misalnya, dalam deret 1,2 3, 4, 5, 6, 7, 8,
dan seterusnya). Dalam karyanya yang terbit belakangan, Malthus menekankan lagi tesisnya,
namun tidak sekaku semula, hanya saja dia berkata bahwa penduduk cenderung tumbuh secata
tidak terbatas hingga mencapai bata persediaan makanan.
Dari kedua uraian tersebut Malthus menyimpulkan bahwa kuantitas manusia akan
terjerumus ke dalam kemiskinan kelaparan. Dalam janngka panjang tidak ada kemajuann
teknologi yang mampuu mengalihkan keadaan karena kenaikan supply makanan terbatas
sedangkan “pertumbuhan penduduk tak terbatas, dan bumi tak mampu memprodusir makanan
untung menjaga kelangsungan hidup manusia”. Apabila ditelaah lebih dalam toeri Malthus ini
yang menyatakan penduduk cederung bertumbuh secara tak terbatas hingga mencapai batas
persediaan makanan, dalam hal ini menimbulkan manusia saling bersaing dalam menjamin
kelangsungan hidupnya dengan cara mencari sumber makanan, dengan persaingan ini maka
akan ada sebagian manusia yang tersisih serta tidak mampu lagi memperoleh bahan makanan.
Pada masyarakat modern diartikan bahwa semakin pesatnya jumlah penduduk akan
menghassilkan tenaga kerja yang semakin banyak pula, namun hal ini tidak diimbangi dengan
kesempatan kerja yang ada. Karena jumlah kesempatan yang sedikit itulah maka manussia
saling bersaing dalam memperoleh pekerjaan dan yang tersisih dalam persaingan tersebut
menjadi golongan penganggur.
d. Teori Sosiologi Ekonomi
No-Marxian Berawal dari analisis Marx pada awal abad 20 tentang struktur dan proses
ekonomi yang dapat dibayangkan sebagai sistem kapitalisme kompetitif. Industri kapitalis
yang ada pada zaman itu tergolong masih kecil dan belum ada satupun yang memegang
perekonomian dan mengendalikan pasar. Namun Marx yakin pada suatu saat apabila
kapitalisme sudah muncul dengan demikian pesatnya maka akan memunculkan kompetisi
antar industri yang menjadi semakin pesat dan kemudian menghasilkan sistem monopoli dari
industri yang paling kuat dalam persaingan tersebut

C. JENIS – JENIS PENGANGGURAN


 Berdasarkan Faktor Penyebabnya
Berdasarkan faktor penyebabnya, pengangguran dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Pengangguran musiman: pengangguran yang terjadi akibat pergantian atau perubahan
musim.
2. Pengangguran siklis: pengangguran yang terjadi akibat krisis ekonomi sehingga terjadi
pemutusan hubungan kerja.
3. Pengangguran de asioner: pengangguran terjadi akibat jumlah tenaga kerja lebih tinggi dari
lowongan yang tersedia.
4. Pengangguran voluntary: pengangguran yang terjadi akibat orang memilih tidak bekerja
padahal masih mampu bekerja.
5. Pengangguran struktural: pengangguran yang terjadi akibat perubahan struktur ekonomi
suatu negara.
6. Pengangguran teknologi: pengangguran yang terjadi akibat kemajuan teknologi sehingga
tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin.
7. Pengangguran friksioner: pengangguran terjadi akibat perbedaan permintaan tenaga kerja
dengan penawaran yang tersedia.
 Berdasarkan Lama Waktu Bekerja
Pengangguran juga bisa dibagi berdasarkan lama waktu bekerja, yakni:
a. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran terbuka ialah situasi di mana orang sama sekali tidak bekerja dan tidak
berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran terbuka bisa disebabkan oleh ketidaktersediaan
lapangan kerja, ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar belakang pendidikan, dan tidak
mau bekerja.
Untuk menghitung tingkat pengangguran terbuka, dapat dilakukan dengan rumus:

b. Setengah Menganggur (Underemployment)


Setengah menganggur ialah situasi di mana orang bekerja tetapi tenaganya
kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktivitas kerja, dan penghasilan
yang diperoleh. Sebagai contoh orang yang bekerja sebagai tenaga kerja lepas (freelance) dimana
tidak ada kepastian mengerjakan pada waktu tertentu.
Untuk menghitung besar tingkat setengah menganggur dapat dilakukan dengan rumus:

c. Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)


Pengangguran terselubung terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Kondisi
ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuan dari tenaga
kerja. Dampak ketidakcocokan ini tentu akan berpengaruh pada produktivitas kerja dan
penghasilan yang rendah.
Sebagai contoh seorang lulusan D-3 keperawatan bekerja sebagai sekretaris pada suatu
perusahaan. Dia tidak bisa menjalankan fungsi kesekretariatan dengan baik sehingga menghambat
proses kerja yang ada.
D.TINGKAT PENGANGGURAN
Tingkat pengangguran ialah perbandingan antara jumlah penganggur dan
jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk persentase.
Apabila peningkatan jumlah angkatan kerja di suatu negara tidak diimbangi dengan peningkatan
daya serap lapangan kerja, tingkat pengangguran di negara tersebut tergolong tinggi.
Sebaliknya, apabila peningkatan jumlah angkatan kerja diimbangi dengan peningkatan daya
serap lapangan kerja, tingkat pengangguran di negara tersebut tergolong rendah.

E. FAKTOR PENYEBAB PENGANGGURAN


Berikut adalah beberapa faktor peyebab pengangguran
1. Sedikitnya lapangan pekerjaan yang menampung para pencari kerja. Banyaknya para
pencari kerja tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh Negara
Indonesia.
2. Kurangnya keahliah yang dimiliki oleh para pencari kerja. Banyak jumlah Sumber daya
manusia yang tidak memiliki keterampilan menjadi salah satu penyembab makin
bertambahnya angka pengangguran di Indonesia.
3. Kurangnya informasi , dimana pencari kerja tidak memiliki akses untuk mencari tau
informasi tentang perusahaan yang memilli kekurangan tenaga pekerja.
4. Kurang meratanya lapangan pekerjaan, banyaknya lapangan pekerjaan di kota , dan
sedikitnya perataan lapangan pekerjaan.
5. Masih belum maksimal nya upaya pemerintah dalam memberikan pelatihan untuk
meningkatkan softskill.
6. Budaya malas yang masih menjangkit para pencari kerja yang membuat para pencari kerja
mudah menyerah dalam mencari peluang kerja.

F. DAMPAK PENGANGGURAN

Semakin banyak pengangguran yang ada di suatu negara, tentu akan memberikan dampak
negatif tertentu, yaitu seperti:
1. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian Negara

Banyaknya jumlah pengangguran umumnya berkaitan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi


negara tersebut. Pengangguran dapat memberikan dampak seperti menurunnya pendapatan rata-
rata penduduk perkapita, kenaikan biaya sosial yang harus dikeluarkan pemerintah, berkurangnya
sektor pajak yang diterima pemerintah, dan akan menambahkan hutang yang dimiliki negara.

2. Dampak Pengangguran Terhadap Masyarakat

Pekerjaan merupakan sarana masyarakat untuk mencari uang yang digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari. Menjadi pengangguran tentu berdampak negatif bagi seseorang, yaitu
seperti meningkatnya kemiskinan, memicu tindakan kriminalitas atau kejahatan, munculnya
ketidaksetaraan politik dan sosial, keterampilan yang hilang karena lama tidak digunakan, dan
memungkinkan terjadinya gangguan psikis bagi orang yang sedang menganggur atau keluarga
yang bersangkutan.

G. STRATEGI DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DALAM MENGURANGI


PENGANGGURAN
1.Peningkatan efisiensi pasar tenaga kerja dalam menciptakan lapangan kerja yang berkualitas
dengan tujuan :
o Memperkuat daya saing tenaga kerja dalam memasuki pasar tenaga kerja
secara global
o Meningkatkan efisiensi pasar tenaga kerja dengan memperkuat
infrastruktur pelayanan informasi pasar tenaga kerja
o Mendukung penciptaan iklim investasi yang dapat mendorong penciptaan
kesempatan kerja yang laya, hubungan industrial yang harmonis antara pekerja
dan pemberi kerjaRekomendasi kebijakannya
o Memperkuat perundingan bipartit antara serikat pekerja dan pengusaha dalam
melakukan perundingan upah, kondisi kerja dan syarat kerja
o Meningkatkan peran pemerintah dalam mendorong penguatan kelembagaan
hubungan industrial
Memperkuat daya saing tenaga kerja dalam dalam memasukipasar tenaga kerja secra global
dengan tujuan :
 Meningkatkan proporsi pekerja menjadi 44,2 persen dari total pekerja
 Meningkatkan tenaga kerja dengan keahlian menengeh yang kompeten menjadi 35
persen
 Meningkatkan jumlah tenaga kerja dan wira usaha yang mendapatkan sertifikasi
 Meningkatkan lembaga pelatihan yang berbasis kompetensi
DAFTAR PUSTAKA

Soleh, A. (2017). Masalah ketenagakerjaan dan pengangguran di Indonesia. Jurnal Ilmiah


Cano Ekonomos, 6(2), 83-92.

Franita, R. (2016). Analisa pengangguran di Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(3),
88-93.

Alghofari, F., & Pujiyono, A. (2011). Analisis tingkat pengangguran di Indonesia tahun 1980-
2007 (Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).

Salamadian. 2018. “Pengangguran: Pengertian, Penyebab dab Jenis-Jenisnya”


https://salamadian.com/pengertian-jenis-jenis-pengangguran/. Diakses pada 30 Maret 2022.

Juniardi, Wilman. 2020. “Pengangguran: Pengertian, Jenis & Cara Mengatasi – Ekonomi Kelas
11” https://penerbitdeepublish.com/cara-menulis-daftar-pustaka-dari-website/ . Diakses pada 30
Maret 2022.

Tokopedia. 2022. “Pengangguran” https://kamus.tokopedia.com/p/pengangguran/ . Diakses


pada 30 Maret 2022.

Eksaugm. 2019. “Apa Itu Pengangguran?” https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/09/29/apa-itu-


pengangguran/ . Diakses pada 30 Maret 2022.

Bitstream. “Bab II Tinjauan Pustaka” http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789


/10415/F.%20BAB%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y . Diakses pada 30 Maret 2022.

Anda mungkin juga menyukai