Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang

mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru. Pengangguran

merupakan suatu ukuran yang dilakukan jika seseorang tidak memiliki pekerjaan

tetapi mereka sedang melakukan usaha secara aktif dalam empat minggu terakhir

untuk mencapai pekerjaan (Kaufman dan Hotchiss, 1999).

Menurut Payman J. Simanjuntak (1985), penganggur adalah orang yang

tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu

sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan. Untuk mengukur

tingkat mengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dari presentase membagi

jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja dan dinyatakan dalam

persen.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑃𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢𝑟𝑎𝑛
Tingkat Pengangguran = x100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

Ketika terjadi kenaikan jumlah penduduk yang cepat berarti jumlah

pekerja akan bertambah banyak, sementara lapangan pekerjaan yang tersedia

masih tetap tidak mengalami perluasan, maka terjadi pengangguran tenaga kerja.

13
14

Adapun definisi pengangguran menurut para ahli, diantaranya:

a. Menurut Sadono Sukirno

Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang

tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum

dapat memperolehnya.

b. Menurut Payman J. Simanjuntak

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan

kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari

selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh

pekerjaan.

c. Menurut Menakertrans

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari

pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan

karena merasa tidak mungkin mendapatakan pekerjaan.

d. Menurut Nanga

Pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang

tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak mempunyai pekerjaan dan

juga secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan.


15

2.1.1.1 Teori Pengangguran

Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang pengangguran, diantaranya:

a. Teori Klasik

Teori Klasik menjelaskan pandangan bahwa pengangguran dapat

dicegah melalui sisi penawaran dan mekanisme herga di pasar bebas

supaya menjamin terciptanya permintaan yang akan menyerap semua

penawaran. Menurut pandangan klasik, pengangguran terjadi karena

mis-alokasi sumber daya yang bersifat sementara karena kemudian

dapat diatas dengan mekanisme harga (Gilarso, 2004).

Jadi dalam Teori Klasik jika terjadi kelebihan penawaran tenaga

kerja maka upah akan turun dan hal tersebut mengakibatkan produksi

perusahaan menjadi turun. Sehingga permintaan tenaga akan terus

meningkat karena perusahaan mampu melakukan perluasan produksi

akibat keuntungan yang diperoleh dari rendahnya biaya tadi.

Peningkatan tenaga kerja selanjutnya mampu menyerap kelebihan

tenaga kerja yang ada di pasar, apabila harga relative stabil (Tohar,

2000).

b. Teori Keynes

Dalam menanggapi masalah pengangguran Teori Keynes

mengatakan hal yang berlawanan dengan Teori Klasik, menurut Teori

Keynes sesungguhnya masalah pengangguran terjadi akibat

permintaan agregat yang rendah. Sehingga terhambatnya pertumbuhan

ekonomi bukan disebabkan oleh rendahnya produksi akan tetapi


16

rendahnya konsumsi. Menurut Keynes, hal ini tidak dapat dilimpahkan

ke mekanisme pasar bebas. Ketika tenaga kerja meningkat, upah akan

turun hal ini akan merugikan bukan menguntungkan, karena penurunan

upah berarti menurunkan daya beli masyarakat terhadap barang-

barang. Akhirnya produsen akan mengalami kerugian dan tidak dapat

menyerap tenaga kerja.

Keynes menganjurkan adanya campur tangan pemerintah dalam

mempertahakan tingkat permintaan agregat agar sektor pariwisata

dapat menciptakan lapangan pekerjaan (Soesastro, dkk, 2005). Perlu

dicermati bahwa pemerintah hanya bertugas untuk menjaga tingkat

permintaan agregat, sementara penyedia lapangan kerja adalah sektor

wisata. Hal ini memiliki tujuan mempertahankan pendapatan

masyarakat agar daya beli masyarakat terjaga. Sehingga tidak

memperparah resesi serta diharapkan mampu mengatasi pengangguran

akibat resesi.

c. Teori Kependudukan dari Malthus

Teori Malthus ini menyatakan penduduk cenderung bertumbuh

secara tak terbatas hingga mencapai batas persediaan makanan, dalam

hal ini menimbulkan manusia saling bersaing dalam menjamin

kelangsungan hidupnya dengan cara mencari sumber makanan, dengan

persaingan ini maka aka nada sebagian manusia yang tersisih serta

tidak mampu lagi memperoleh bahan makanan. Pada masyarakat

modern diartikan bahwa semakin pesatnya jumlah penduduk akan


17

menghasilkan tenaga kerja yang semakin banyak pula, namun hal ini

tidak diimbangi dengan kesempatan kerja yang ada. Karena jumlah

kesempatan yang sedikit itulah maka manusia saling bersaing dalam

memperoleh pekerjaan dan yang tersisih dalam persaingan tersebut

menjadi golongan penganggur.

d. Teori Sosiologi Ekonomi No-Marxian

Berawal dari analisis Marxian pada awal abad 20 tentang struktur

dan proses ekonomi yang dapat dibayangkan sebagai sistem

kapitalisme kompetitif. Industri kapitalis yang ada pada zaman itu

tergolong masih kecil dan belum ada satupun yang memegang

perekonomian dan mengendalikan pasar. Namun Marxian yakin pada

suatu saat apabila kapitalisme sudah muncul dengan demikian

pesatnya maka akan memunculkan kompetisi antar industri yang

menjadi semakin pesat dan kemudian menghasilkan sistem monopoli

dari industri yang paling kuat dalam persaingan tersebut. Dengan

munculnya monopoli modal ini maka aka nada satu perusahaan besar

yang akan mengendalikan perusahaan-perusahaan lain dalam

perekonomian kapitalis.

Maka dapat kita telaah lagi bahwa dengan adanya pergantian antara

sistem kapitalis kompetitif menjadi kearah sistem kapitalis monopoli,

maka akan terdapat sebagian perusahaan yang masih tidak mampu

bersaing dan menjadi terpuruk. Apabila semua proses produksi dan

pemasaran semua terpengaruh oleh sebuah perusahaan raksasa saja,


18

maka akan mengakitbatkan perusahaan kecil menjadi sangat sulit dan

hal pemasaran, bisa saja perusahaan kecil tersebut mengalami

kebangkrutan dan tidak lagi mampu beroperasi lagi, maka para pekerja

yang semula bekerja dalam perusahaan tersebut menjadi tidak

mempunyai pekerjaan lagi. Kemudian akhirnya pekerja tersebut

menjadi pengangguran.

2.1.1.2 Jenis-jenis Pengangguran

Jenis pengangguran dibedakan menjadi 2 golongan, pertama adalah jenis

pengangguran berdasarkan sebab terjadinya dan kedua adalah jenis pengangguran

berdasarkan lamanya waktu bekerja.

a. Jenis Pengangguran Berdasarkan Sebab Terjadinya

1. Pengangguran Siklikal

Pengangguran ini terjadi karena maju mundurnya ekonomi suatu

negara. Ketika perekonomian mengalami kemunduran daya beli

masyarakat pun akan menurun. Akibatnya perusahaan akan

mengurangi produksi dan perusahaan banyak memberhentikan

karyawannya.

2. Penangguran Struktural

Jenis pengangguran yang disebabkan perubahan struktur

perekonomian dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Contohnya

perekonomian dari sektor perkebunan ke sektor industri. Masyarakat

yang ingin bekerja di sektor industri sulit bekerja karena mereka


19

terbiasa bekeja di sektor perkebunan sehingga harus menyesuaikan diri

bila ingin bekerja di sektor industri.

3. Pengangguran Sementara (Friksional)

Pengangguran sementara adalah pengangguran yang terjadi hanya

untuk sementara waktu misalnya sementara menunggu panggilan

kerja, mogok kerja menuntut kenaikan upah.

4. Pengangguran Teknologi

Pengangguran ini disebabkan oleh adanya peralihan dari tenaga kerja

manusia menjadi mesin. Perusahaan biasanya lebih memilih

menggunakan tenaga mesin dibandingkan tenaga manusia karena lebih

cepat, mudah dan hemat biaya.

b. Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja

1. Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka adalah keadaan seseorang yang sama sekali

tidak bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan. Pengangguran

terbuka disebabkan oleh lapangan kerja yang tidak tersedia atau tidak

adanya kecocokan antara lowongan kerja dan latar belakang

pendidikan.

2. Pengangguran Tidak Sepenuh Waktu/Setengah Pengangguran

Pengangguran jenis ini ditujukan pada sseseorang yang

mempunyai pekerjaan namun jam kerja hanya sedikit atau tidak sesuai

standar 7-8 per hari sehingga penghasilan mereka pun kadang tidak

mencukupi.
20

3. Pengangguran Terselubung

Pengangguran terselubung adalah pengangguran yang pada orang

yang mempunyai pekerjaan tapi produktivitasnya rendah. Entah itu

karena ketidak sesuaikan latar belakang pendidikan dengan ataupun

lainnya. Pengangguran jenis ini menyebabkan produktivitas kerja yang

rendah.

4. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang tidak dapat

bekerja ketika pergantian musim, misalnya orang-orang yang bekerja

sebagai petani sawah mereka akan bekerja selama musim panen

setelah itu mereka menganggur menunggu musim berikutnya.

2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pengangguran

Meskipun tingkat pengangguran yang terjadi di perkotaan Jawa Barat

mengalami penurunan, namun tetap saja hal positif ini tidak banyak memberikan

semangat pada banyak orang. Namun sebelum itu, ada beberapa hal yang

menyebabkan terjadinya pengangguran yaitu:

1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Lapangan Pekerjaan Tidak Seimbang

Banyak sekali jumlah tenaga kerja yang akan melamar pekerjaan,

namun karena kurangnya lowongan pekerjaan yang tersedia, inilah yang

membuat banyaknya pengangguran.


21

2. Keterampilan dan Pendidikan Rendah

Pihak badan usaha tidak akan menerima seseorang yang memiliki

keterampilan dan pendidikan yang rendah karena tidak akan meningkatkan

produktifitas kerja dan hasil produksi.

3. Kemajuan Teknologi

Saat ini sudah banyak pabrik yang hanya membutuhkan sedikit

pekerja karena kebanyakan posisinya sudah digantikan oleh mesin. Selain

biaya lebih murah, menggunakan mesin juga membuat pekerjaan lebih

cepat.

4. Persaingan Pasar Global

Saat ini di Indonesia sudah ada banyak perusahaan asing yang

didirikan, namun mereka lebih memilih menggunakan tenaga kerja dari

negara lain dibandingkan tenaga kerja dari dalam negeri.

2.1.1.4 Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian

Pengangguran mempunyai dampak yang berimbas pada perekonomian

ataupun kehidupan bermasyarakat. Berikut ini adalah dampak dari adanya

pengangguran:

a. Menurunkan Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi

Orang yang menganggur tidak akan menghasilkan barang maupun

jassa. Maka dari itu, semakin banyak orang yang tidak bekerja maka

Produk Domestik Bruto (PDB) yang dihasilkan akan semakin


22

menurun. PDB yang menurun akan mengakibatkan turunnya

pendapatan perkapita serta pertumbuhan ekonomi.

b. Menurunkan Aktivitas Perekonomian.

Pengangguran dapat menyebabkan daya beli masyarakat. Daya beli

masyarakat yang menurun bisa menyebabkan turunnya permintaan

terhadap barang maupun jasa. Hal ini mengakibatkan para investor dan

pengusaha tidak semangat untuk melakukan pendirian dan perluasan

industri baru, sehingga aktivitas perekonomian menurun. Turunnya

daya beli masyarakat juga menyebabkan produksinya akhirnya pihak

produsen melakukan PHK.

c. Menurunkan Penerimaan Negara

Orang yang tidak bekerja tidak memiliki pekerjaan sehingga tidak

adanya pendapatan yang dimiliki. Hal ini berarti semakin banyak

orang yang menganggu maka akan semakin turun pula penerimaan

negara yang diperoleh dari pajak penghasilan (PPh).

d. Menurunkan Tingkat Keterampilan

Dengan menganggur maka tingkat keterampilan seseorang akan

menurun juga. Jadi, semakin lama menganggur maka semakin turun

pula tingkat keterampilan seseorang.


23

2.1.1.5 Cara Mengatasi Pengangguran

Ada beberapa cara untuk mengatasi pengangguran yang terjadi saat ini

diantaranya:

a. Meningkatkan Mutu Pendidikan

Semakin tinggi mutu pendidikan maka akan membuat negara kita

menjadi lebih maju. Dengan mutu pendidikan yang bagus maka akan

membuat sumber daya manusia yang berkualitas bagus dan setiap orang

yang memiliki mutu pendidikan tinggi mampu menginovasikan setiap

produk ataupun pelayan menjadi semakin berkualitas. Dengan demikian

akan membuat jumlah pengangguran setiap tahunnya menjad lebih

berkurang.

b. Meningkatkan Daya Kewirausahaan

Hal ini perlu dilakukan karena apabila setiap orang sudah memiliki

sikap kewirausahaan maka tidak perlu bingung apabila lapangan

pekerjaannya kurang. Dengan jiwa kewirausahaan yang dimiliki tentuna

akan membuat setiap orang mampu mendirikan usaha ataupun bisnis

sendiri sehingga dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi setiap orang.

c. Melakukan Transmigrasi

Transmigrasi menjadi salah satu memindahkan penduduka dari

daerah yang jumlah penduduknya padat ke daerah yang jarang

penduduknya. Dengan melakukan proses ataupun cara transmigrasi

memang akan membuat sebagian besar daerah memiliki porsi lapangan

pekerjaan yang seimbang.


24

d. Menegakkan Keluarga Berencana

Semakin banyak jumlah penduduknya maka akan membuat jumlah

lapangan pekerjaan yang dibutuhkan juga semakin banyak. Oleh karena

itu, untuk mengurangi pengangguran maka hal yang dapat dilakukan yaitu

menegakan keluarga berencana untuk meminimalkan jumlah penduduk

yang semakin meningkat karena hal tersebut memang menjadi salah satu

pemicu kurangnya lapangan pekerjaan.

2.1.2 Upah Minimum

2.1.2.1 Pengertian Upah Minimum

Menurut Sumarsono (2003:141), upah adalah suatu penerimaan sebagai

imbalan dari pengusaha kepada karyawan untuk suatu pekerjaan atau jasa yang

telah atau dilakukan dan dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang

ditetapkan atas dasar suatu persetujuan atau peraturan perundang-undangan serta

dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan karyawan

termasuk tunjangan, baik untuk karyawan itu sendiri maupun untuk kelurganya.

Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para

pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di

dalam/lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak

di setiap provinsi berbeda-beda, maka disebut Upah Minimum Provinsi. Menurut

Peraturan Pemerintah No. 78 tahun 2015 tentang Pengupahan, pasal 41 ayat 2

yaitu Upah Minimum sebagaimana dimaksud merupakan upah bulanan terendah

yang terdiri atas upah tanpa tunjangan atau upah pokok termasuk tunjangan tetap.
25

Landasan sistem pengupahan di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar

1945 Pasal 27 ayat 2 dan penjabarannya dalam Hubungan Industrial Pancasila

(HIP). Sistem pengupahan di Indonesia pada umumnya didasarkan pada tiga

fungsi upah, yaitu mampu menjamin kehidupan yang layak bagi pekerja dan

keluarganya, mempunyai fungsi sosial, mencerminkan pemberian imbalan

terhadap hasil kerja seseorang dan membuat pemberian insentif yang mendorong

peningkatan produktivitas kerja dan pendapatan nasional. Maka dari itu upah

minimum ditetapkan pemerintah berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan

memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi (Pasal 89 Undang-

Undang No. 13 Tahun 2003).

2.1.2.2 Komponen Upah Minimum

Menurut PP Pengupahan No. 78 Tahun 2015 Pasal 41, upah minimum

merupakan bulanan terendah yang terdiri atas:

1. Upah pokok tanpa tunjangan; atau

2. Upah pokok termasuk tunjangan tetap.

UPAH MINIMUM = UPAH POKOK (75% dari Upah Minimum) +

TUNJANGAN TETAP (25% dari Upah Minimum)

Ada 3 komponen upah yaitu gaji pokok, tunjangan tetap dan tunjangan tidak

tetap. Berikut adalah pengertian dari gaji pokok, tunjangan tetap, dan tunjangan

tidak tetap menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-07/MEN/1990

tentang pengelompokan upah dan pendapatan non upah sebagai berikut:


26

a. Gaji Pokok

Gaji pokok adalah imbalan dasar (basic salary) yang dibayarkan

kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya

ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

b. Tunjangan Tetap

Tunjangan tetap adalah pembayaran kepada pekerja yang

dilakukan secara teratur dan tidak dikaitkan dengan kehadiran pekerja atau

pencapaian prestasi kerja tertentu. Tunjangan tetap tersebut dibayarkan

dalam satuan waktu yang sama dengan pembayaran upah pokok,seperti

tunjangan isteri dan/atau tunjangan anak, tunjangan perumahan, tunjangan

daerah tertentu.

c. Tunjangan Tidak Tetap

Tunjangan tidak tetap adalah pembayaran yang secara langsung

atau tidak langsung berkaitan dengan pekerjaan yang duberikan secara

tidak tetap dan dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan

waktu pembayaran upah pokok, seperti tunjangan transport dan/atau

tunjangan makan yang didasarkan pada kehadiran. Merujuk ke Pasal 94

Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Tenaga Kerja, komponen upah

minimu hanya terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap. Tunjangan tidak

tetap tidak termasuk dalam komponen upah minimum.


27

2.1.2.3 Jenis-Jenis Upah

Menurut Gilarso (2001: 216), sistem upah dibagi menjadi enam, yaitu:

a. Upah menurut prestasi

Upah menurut prestasi adalah besarnya balas karya langsung

dikaitkan dengan prestasi kerja karena besarnya uah tergantung dari

banyak sedikitnya hasil yang bisa dicapai dalam waktu tertentu.

b. Upah waktu

Upah waktu merupakan besar upah yang ditentukan atas dasar

lamanya waktu pekerja melakukan bagi majikan. Bisa dihitung per

jam, per hari, per minggu atau per bulan.

c. Upah borongan

Upah borongan adalah balas jasa yang dibayar untuk suatu

pekerjaan yang diborongkan. Cara memperhitungkan upah ini kerap

kali dipakai pada suatu pekerjaan yang diselesaikan oleh suatu

kelompok kerja.

d. Upah premi

Upah premi adalah uang jasa khusus yang diberikan kepada

karyawan karena prestasi di luar kelaziman (bekerja pada hari libur,

pekerjaan yang berbahaya, dan keahlian yang istimewa).

e. Upah bagi hasil

Bagi hasil merupakan cara yang biasa di bidang pertanian dan

dalam usaha keluarga, tetapi juga dikenal di luar kelangan itu.

Misalnya karyawan diberi bagian dari keuntungan itu, bahkan kaum


28

buruh dapat diberi saham dalam perseroan terbatas (PT) tempat mereka

bekerja sehingga kaum buruh ikut menjadi pemilik perusahaan.

f. Peraturan gaji pegawai negeri

Gaji pegawai negeri sipil (PNS) berdasarkan dua prinsip

pendidikan dan masa kerja. Setiap orang yang diangkat sebagai

pegawai negeri mendapat gaji pokok yang ditentukan oleh golongan

dan masa kerja.

2.1.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah

Menurut Gilarso (2001: 214), mengemukakan bahwa ada berbagai faktor

penting yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat upah di Indonesia, yaitu:

a. Tingkat Harga

Tingkat upah memiliki hubungan yang erat dengan tingkat harga.

Apabila harga-harga kebutuhan hidup naik, kaum buruh dan para

pegawai akan menuntu agar gaji-gaji disesuaikan dan tingkat upah

akan naik. Begitupun sebaliknya, kenaikan upah dapat menyebabkan

kenaikan harga.

b. Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja sangat dipengaruhi oleh banyak sedikitnya

faktor-faktor produksi lain yang membantu, khususnya mesin-mesin

dan peralatan canggih serta teknik produksi yang dipakai. Sehingga

bila produktivitas tenaga kerja rendah, upah akan rendah pula.


29

c. Struktur Ekonomi Nasional

Struktur ekonomi dan taraf perkembangannya ikut mempengaruhi

tingkat upah yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya, pertambahan

penduduk yang tidak dapat ditampung lagi di sektor pertanian, masih

kurangnya industri, dan banyak pengangguran yang bersamaan dengan

kekurangan tenaga ahli.

d. Keadilan dan Perikemanusiaan

Tuntutan keadilan yang banyak dilakukan oleh perusahaan yaitu

upah nominal dilengkapi dengan tunjangan-tunjangan dan fasilitas

lainnya.

2.1.3 Pendidikan

2.1.3.1 Pengertian Pendidikan

Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan yaitu pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut Wina Sanjaya (2006: 2-3) terdapat empat konsep pendidikan; 1)

pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, 2) proses pendidikan yang

terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran, 3) suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta


30

didik dapat mengembangkan potensi dirinya, 4) akhir dari proses pendidikan

adalah kemampuan anak memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Ada beberapa teori pendidikan, diantaranya:

a. Teori Modal Manusia

Pendidikan tersebut termasuk kedalam salah satu investasi pada

bidang sumber daya manusia, yang mana investasi tersebut dinamakan

dengan Human Capital (teori modal manusia). Investasi pendidikan

merupakan kegiatan yang dapat dinilai stok manusia, dimana nilai stok

manusia setelah mengikuti pendidikan dengan berbagai jenis dan

bentuk pendidikan diharapkan dapat meningkatkan berbagai bentuk

nilai berupa peningakatan penghasilan individu, peningkatan

produktivitas kerja, dan peningkatan nilai rasional (social benefit)

individu dibandingkan dengan sebelum mengecap pendidikan.

Teori modal manusia menjelaskan proses dimana pendidikan

memiliki pengaruh posotif pada pertumbuhan ekonomi. Teori ini

mendominasi literature pembangunan ekoonomi dan pendidikan pada

pasca perang dunia kedua sampai pada tahun 70-an. Termasuk para

pelopornya adalah pemenang hadian Nobel ilmu ekonomi Gary Becker

dari Universitas Chicago, Amerika Serikat, Edward Denison dan

Theodore Schultz. Argument yang disampaikan pendukung teori ini

adalah manusia yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, yang


31

diukur dengan lamanya waktu sekolah, akan memiliki pekerjaan dan

upah yang lebih baik disbanding yang pendidikannya lebih rendah.

Apabila upah dicerminkan produktivitas, semakin tinggi produktivitas

dan hasilnya ekonomi nasional akan bertumbuh lebih tinggi.

b. Teori Alokasi atau Persaingan

Pada tahun 70-an, teori Human Capital mendapat kritik tajam.

Argument yang disampaikan adalah tingkat pendidikan tidak selalu

sesuai dengan kualitas pekerjaan sehingga orang berpendidikan tinggi

ataupun rendah tidak berbeda produktivitasnya dalam menangani

pekerjaan yang sama. Juga ditekankan bahwa dalam ekonomi modern

sekarang ini, angkatan kerja yang berkeahlian tinggi tidak begitu

dibutuhkan lagi karena perkembangan teknologi yang sangat cepat dan

proses produksi yang semakin dapat disederhanakan.

Dengan demikian, orang berpendidikan rendah tetapi mendapat

pelatihan (yang memakan periode jauh lebih pendek dan sifatnya non

formal) akan memiliki produktivitas relatif sama dengan orang

berpendidikan tinggi dan formal. Argumen ini diformalkan dalam

suatu teori yang dikenal dengan teori alokasi atau persaingan status

yang mendapat dukungan dari Meyer (1977) dan Collins (1979).

Teori persaingan status ini memperlakukan pendidikan sebagai

suatu lembaga sosial yang salah satu fungsinya mengalokasikan

personil secara sosial menurut strata pendidikan. Keinginan mencapai

status lebih tinggi menggiring orang untuk mengambil pendidikan


32

lebih tinggi. Meskipun orang-orang berpendidikan tinggi memiliki

proporsi lebih tinggi dalam pendapatan nasinal, tetapi peningkatan

proporsi orang yang berpendidika lebih tinggi dalam suatu bangsa

tidak akan secara otomatis meningkatkan ekspansi ataupun

pertumbuhan ekonomi.

2.1.3.2 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan

berdasarkan tingkat perkermbangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan

kemauan yang dikembangkan. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

perubahan sikap dan perilaku hidup sehat. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi

akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan

mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari, khususnya

dalam kesehatan. Pendidikan formal membentuk nilai bagi seseorang terutama

dalam menerima hal baru.

Pendidikan yang ditamatkan atau rata-rata lama sekolah dapat dilihat dari

jenjang pendidikannya, jenjang pendidikan ini merupakan tahapan pendidikan

yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik yang terdiri atas

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Menurut Notoatmodjo (2003) tingkat pendidikan dapat dibedakan

berdasarkan tingkatan-tingkatan tertentu seperti:

a. Pendidikan dasar awal selama 9 tahun meliputi SD/sederajat,

SLTP/sederajat.
33

Pendidikan lanjut: Pendidikan menengah minimal 3 tahun meliputi SMA/sederajat

dan pendidikan tinggi meliputi diploma, sarjana, magister. Doctor dan spesialis

yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

2.1.3.3 Tujuan Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat

pengangguran. Pendidikan yang diselenggarakan oleh negara bertujuan agar

warga negaranya mendapatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat

dijadikan sebagai bekal untuk melamar pekerjaan. Semakin banyak orang yang

memiliki pengetahuan dan keterampilan akan semakin banyak pula yang terserap

menjadi tenaga kerja dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan

adanya tingkat pendidikan yang tinggi akan menjadikan sumber daya manusia

berkualitas dan memberikan efektivitas produksi yang akhirnya dapat

menyumbang pertumbuhan ekonomi.

2.1.4 Pertumbuhan Ekonomi

2.1.4.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai proses kenaikan output

perkapita, atau dapat juga diartikan sebagai kenaikan output total (PDB), PDB

atas dasar harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari

tahun ke tahun, tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih kecil atau lebih besar

dari pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan ekonomi ini sering dijadikan salah satu

ukurankinerja perekonomian suatu negara. Semakin tinggi nilai pertumbuhan

ekonomi bisa dikatakan kinerja perekonomian semakin membaik.


34

Menurut Pujoalwanto (2014:88) pertumbuhan ekonomi dapat diartikan

sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan

dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Proses kenaikan produksi dalam

suatu perekonomian terjadi secara bertahap dan memerlukan faktor pendorong

seperti modal, sumber daya manusia, dan teknologi, sperti yang dinyatakan oleh

Prof Simon Kuznet dalam (Jhigan, 2014: 57) yang mendefinisikan pertumbuhan

ekonomi sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk

menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya.

Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan menyesuaikan

dengan kelembagaan dan ideologis yang diperlukannya. Definisi ini memiliki tiga

komponen; 1) pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya

secara terus-menerus penyediaan barang, 2) teknologi maju meruoakan faktor

dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan

dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk, 3) penggunaan

teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang

kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu

pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.

Ada beberapa teori yang menjelaskan pertumbuhan ekonomi yaitu:

a. Teori Klasik

Adam Smith beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi

sebenarnya bertumpu pada adanya pertambahan penduduk. Dengan

adanya pertambahan penduduk maka akan terdapat pertambahan output


35

atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang dalam bukunya yang berjudul

“An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations”.

David Ricardo berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk

yang semakin besar sampai menajdi dua kali lipat pada suatu saat akan

menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan

mengakibatkan upah menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan

untuk membiayai taraf hidup minimum sehingga perekonomian akan

mengalami kemandegan (stationary state). Teori David Ricardo ini

dituangkan dalam bukunya yang berjudul “The Principles of Political and

Taxation”.

b. Teori Neoklasik

Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi

merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi

modal, pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun

pertumbuhan penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak

negatif. Oleh karenanya, menurut Robert Solow pertambahan penduduk

harus dimanfaatkan sebagai sumber daya yang positif.

Menurut Harrord Domar,teori ini beranggapan bahwa modal harus

dipakai secara efektif, karena pertumbuhan ekonomi sangat dipengaruhi

oleh peranan pembentukan modal tersebut. Teori ini jugga membahas

tentang pendapatan nasional dan kesempatan kerja.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah keadaan di

mana terjadi perkembangan dalam kegiatan perekonomian yang ditandai dengan


36

meningkatnya produksi barang dan jasa, semakin banyak jenis barang ekonomi

yang diproduksi, terserapnya angkatan keja, dan meningkatnya kemakmuran

masyarakat.

2.1.4.2 Faktor Penentu Pertumbuhan Ekonomi

Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

ekonomi dan faktor nonekonomi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi proses

pertumbuhan ekonomi berupa seumber daya alam, sumber daya manusia, modal,

dan teknologi. Sedangkan faktor nonekonomi yang mempengaruhi proses

pertumbuhan ekonomi berupa lembaga sosial, sikap budaya, nilai moral, kondisi

politik, dan kelembagaan. Menurut Sukirno (2011: 429) ada beberapa faktor

penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sebagai berikut:

1) Tanah dan Kekayaan Alam

Kekayaan alam suatu negara meliputi tanah, keadaan iklim dan

cuaca, hasil hutan, hasil laut, dan barag tambang. Kekayaan alam akan

dapat mempermuda usaha untuk mengembangkan perekonomian suatu

negara, terutama pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan

ekonomi.

2) Jumlah dan Mutu dari Penduduk dan Tenaga Kerja

Pertambahan jumlah penduduk menjadi pendorong pada

perkembangan ekonomi. Jumlah penduduk yang banyak akan

memperbesar jumlah tenaga kerja di mana memungkinkan negara untuk

menambah produksi. Disamping itu dengan adanya pendidikan, latihan


37

dan pengalaman kerja, keterampilan penduduk menjadi semakin

berkualitas. Perkembangan penduduk juga menyebabkan besarnya luas

pasar dari barang-barang yang dihasilkan, sehingga akan menimbulkan

dorongan kepada pertmabahan dalam produksi nasinal dan tingkat

kegiatan ekonomi.

3) Barang-barang Modal dan Tingkat Teknologi

Barang-barang modal penting artinya dalam mempertinggi

keefisienan pertumbuhan ekonomi. Barang-barang modal yang bertambah

jumlahnya, dan teknologi yang terus berkembang memegang peranan yang

penting dalam mewujudkan kemajuan ekonomi yang tinggi. Apabila

barang-barang modal saja yang bertambah, sedangkan tingkat teknologi

tidak mengalami perkembangan, kemajuan yang akan tercapai adalah jauh

lebih rendah daripada yang dicapai pada masa kini.

4) Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat

Sistem sosial dan sikap masyarakat penting peranannya dalam

mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Sikap masyarakat juga dapat

menentukan sampai di mana pertumbuhan ekonomi dapat dicapai.

2.1.4.3 Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi

Petumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara

membandingkan, mislanya untuk ukuran nasional, Gross National Product (GNP)

tahun yang sedang berjalan dengan tahun sebelumnya.


38

Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan

menggunakan laju pertumbuhan PDRB atas harga konstan (ADHK). Berikut

adakah rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2007):

𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 − 𝑃𝐷𝑅𝐵0
G= 𝑋 100%
𝑃𝐷𝑅𝐵0

Dimana:

G= laju pertumbuhan ekonomi

PDRB1= PDRB ADHK pada suatu tahun

PDRB0= PDRB ADHK pada tahun sebelumnya

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Untuk lebih memperjelas persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu

dengan penelitian yang dilakukan penulis dapat kita lihat di tabel 2.1.

Tabel 2.1 Rangkuman Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti dan Persamaan Perbedaan Kesimpulan


Judul yang Diteliti
1. Dwi (2016), Analisis Terdapat Terdapat Variabel
Beberapa Faktor yang variabel variabel inflasi dan
Mempengaruhi Tingkat independen independen upah
Pengangguran Terbuka yang sama yaitu yang beda berpengaruh
di Jawa Timur Tahun upah, dan yaitu inflasi signifikan
2003-2014 pertumbuhan terhadap
ekonomi tingkat
pengangguran,
sedangkan
pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh
tidak
signifikan
39

2. Nurcholis (2014), Terdapat Terdapat Adanya


Analisis Pengaruh variabel variabel pengaruh yang
Pertumbuhan Ekonomi, independen independen signifikan
Upah Minimum dan yang sama yaitu yang berbeda antara
IPM Terhadap Tingkat pertumbuhan yaitu IPM pertumbuhan
Pengangguran di ekonomi, upah ekonomi, upah
Provinsi Jawa Timur minimum minimum, dan
2008-2014 IPM terhadap
pengangguran
3. Kornelius Johan, Pan Terdapat Terdapat Petumbuhan
Budi, Dini Pratiwi variabel variabel ekonomi,
(2016), Analisis independen independen inflasi dan
Pengaruh Pertumbuhan yang sama yaitu yang berbeda investasi
Ekonomi, Inflasi dan pertumbuhan yaitu inflasi secara
Investasi Terhadap ekonomi dan investasi simultan
Pengangguran di berpengaruh
Indonesia terhadap
pengangguran
4. Daryono Soebagiyo Terdapat Terdapat Melalui model
(2005), Analisis variabel variabel PAM tersebut
Pengaruh Kesempatan independen independen ternyata dalam
Kerja, Tingkat yang sama yaitu yang berbeda jangka pendek
Beban/Tanggungan dan pendidikan yaitu maupun jangka
Pendidikan Tinggi kesempatan panjang tidak
Tehadap Pengangguran kerja, tingkat menunjukan
di Provinsi Dati I Jawa beban signifikasi dari
Tengah variabel
independen
terhadap
variabel
dependen yaitu
pengangguran
5. Faga (2017), Faktor- Terdapat Terdapat Adanya
faktor yang variabel variabel pengaruh yang
Mempengaruhi Tingkat independen dependen signifikan
Pengangguran Terdidik yang sama yaitu yang berbeda antara upah,
Kab/Kota di Bali upah dan yaitu proporsi pertumbuhan
pertumbuhan usia kerja dan ekonomi,
ekonomi investasi proporsi usia
kerja, dan
investasi
terhadap
pengangguran
terdidik
6. Riza, Fivien (2017), Terdapat Terdapat Variabel
Faktor-faktor yang variabel variabel inflasi, upah
40

Mempengaruhi Tingkat independen independen dan IPM


Pengangguran di yang sama yaitu yang berbeda berpengaruh
Kabupaten Jember upah dan yaitu inflasi, positif dan
pertumbuhan IPM, jumlah tidak
ekonomi penduduk signifikan,
sedangkan
pertumbuhan
ekonomi
berpengaruh
positif dan
tidak
signifikan
terhadap
tingkat
pengangguran
7. Heru Anggoro (2015), Terdapat Terdapat Kedua variabel
Pengaruh pertumbuhan variabel variabel independen
ekonomi dan independen independen secara
pertumbuhan angkatan yang sama yaitu yang berbeda bersama-sama
kerja terhadap tingkat pertumbuhan yaitu menunjukan
pengangguran di Kota ekonomi pertumbuhan adanya
Surabaya angkatan pengaruh yang
kerja signifikan
terhadap
tingkat
pengangguran
8. Dian dan Herniwati Terdapat Terdapat Hasil
(2019), Analisis variabel variabel menunjukkan
Pengaruh Jumlah independen independen bahwa jumlah
Penduduk, Pendidikan, yang sama yaitu yang berbeda penduduk,
Upah Minimum, dan pendidikan dan yaitu jumlah pendidikan,
PDRB Terhadap upah minimum penduduk dan upah minimum,
Tingkat Pengangguran PDRB dan PDRB
Terbuka di Provinsi secara bersama-
Jawa Tengah sama
berpengaruh
signifikan
terhadap
tingkat
pengangguran
terbuka

9. Fitri dan Junaidi (2016), Terdapat Terdapat Terdapat


Pengaruh Pendidikan, variabel variabel pengaruh yang
Upah dan Kesempatan independen independen signifikan pada
Kerja terhadap yang sama yaitu yang berbeda variabel
Pengangguran Terdidik pendidikan dan yaitu pendidikan dan
41

di Provinsi Jambi upah kesempatan kesempatan


kerja kerja, tidak
terdapat
pengaruh yang
signifikan pada
variabel upah
terhadap
pengangguran
10. A. W. Phillips (1958), Terdapat Terdapat Terbukti
The Relation Between variabel yang variabel adanya
Unemployment and The sama yaitu upah independen hubungan
Rate of Change of dan yang berbeda antara tingkat
Money Wage pengangguran yaitu tingkat upah dan
Rates in The United perubahan tingkat
Kingdom, 1861-1957 harga eceran pengangguran
11. Aurangxeb, Khola Asif Terdapat Terdapat Disimpulkan,
(2013), Factors variabel variabel dari ke empat
Affecting independen independen variabel
Unemployment: A cross yang sama yaitu yang berbeda independen
Country Analysis pertumbuhan yaitu tingkat tersebut
ekonomi inflasi, tingkat berpengaruh
populasi, nilai signifikan
tukar terhadap
variabel
dependen
12. Rubee Singh (2018), Terdapat Terdapat Adanya
The Cause of variabel variabel pengaruh yang
Unemployment in independen independen signifikan
Current Market yang sama yaitu yang berbeda antara tingkat
Scenario tingkat yaitu pendidikan,
pendidikan pertumbuhan pertumbuhan
populasi dan populasi dan
kemiskinan kemiskinan
terhadap
pengangguran
13. Uddin, Osemengbe Terdapat Terdapat Adanya
(2013), Causes, Effect variabel variabel pengaruh yang
and Solutions to Youth independen independen signifikan
Unemployment yang sama yaitu yang berbeda antara
Problems in Nigeria pertumbuhan yaitu populasi pertumbuhan
ekonomi dan daya beli ekonomi,
populasi dan
daya beli
terhadap
pengangguran
42

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan penyusunan dan simplikasi dari suatu

peneliatian untuk mendapatkan alur dan kejelasan dalam berfikir sehingga proses

penelitian dapat dilakukan dengan lebih terstruktur.

2.2.1 Hubungan Antara Upah Minimum dengan Tingkat Pengangguran

Adanya tuntutan kenaikan UMK pada tiap kota setiap tahunnya yang

dimaksudkan untuk meningkatkam taraf kesejahteraan kaum buruh, disisi lain

(pengusaha) justru berpengaruh negatif terhadap jumlah pengangguran. Hal

tersebut dikarenakan jika UMK meningkat maka biaya produksi yang dikeluarkan

cukup tinggi, sehingga terjadi inefisiensi pada perusahaan dan akan mengambil

kebijakan pengurangan tenaga kerja guna mengurangi biaya produksi dan hal ini

akan berakibat dikuranginya tenaga kerja.

Namun, jika upah yang ditetapkan terlalu rendah maka akan berakibat

pada tingginya angka pengangguran karena pekerja yang memiliki produktivitas

yang tinggi apabila diberi upah yang rendah maka hal tersebut kan membuat para

pekerja lebih memilih berhenti dari pekerjaannya. Sebaliknya jika upah yang

ditetapkan cukup tinggi maka akan meningkatkan motivasi masyarakat untuk

bekerja sehingga angka pengangguran dapat berkurang. Tenaga kerja yang

menetapkan tingkat upah minimumnya pada upah tertentu, jika seluruh upah yang

ditawarkan besarnya dibawah upah tersebut, seseorang akan menolak mendaatkan

upah tersebut dan akibatnya menyebabkan pengangguran. Sehingga upah

minimum berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran.


43

Menurut Kusnendi (2015: 3.40-3.40) konsep tingkat pengangguran

alamiah dikembangkan oleh pakar ekonomi bernama A. W. Phillips yang

mengemukakan temuan penelitiannya tentang hubungan antara perubahan tingkat

upah dan tingkat pengangguran. Menurut Phillips ada hubungan yang negatif

antara persentase kenaikan upah dan tingkat pengangguran. Ketika tingkat

kenaikan upah tinggi, pengangguran cenderung rendah dan ketika tingkat

kenaikan upah rendah, pengangguran cenderung tinggi.

2.2.2 Hubungan Antara Rata-Rata Lama Sekolah dengan Tingkat

Pengangguran

Rata-rata lama sekolah mengindikasikan makin tingginya pendidikan yang

dicapai oleh masyarakat suatu daerah. Semakin tinggi rata-rata lama sekolah

berarti semakin tinggi jenjang pendidikan yang dialami. Pendidikan dapat

dipandang sebagai human investment, karena dengan pendidikan maka manusia

terdidik dapat menjadi modal bagi pembangunan ekonomi. Apabila tingkat

pendidikan tinggi dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai tersebut

maka para pencari kerja dapat terserap dalam lapangan pekerjaan dan bahkan

mampu menciptakan lapangan kerja sehingga tingkat pengangguran juga akan

turun. Sedangkan apabila tingkat pendidikan rendah maka dapat dikatakan bahwa

tingkat pengetahuan dan keterampilan masyarakat rendah sehingga tingkat

pengangguran akan meningkat. Makin lama waktu pendidikan atau makin tinggi

tingkat pendidikan maka tingkat pengangguran pun menurun hal tersebut bahwa

lama sekolah berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran.


44

2.2.3 Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Tingkat

Pengangguran

Pertumbuhan ekonomi adalah keadaan di mana terjadi perkembangan

kegiatan dalam perekonomian yang ditandai dengan meningkatnya produksi

barang dan jasa dan meningkatnya kemakmuran masyarakat. Tingkat

pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pertambahan barang dan jasa yang

diproduksi dalam suatu perekonomian. Setiap ada peningkatan persentase

pertumbuhan ekonomi diharapkan akan menyerap tenaga kerja, karena

pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berorientasi pada padat karya akan

memberikan kesempatan kerja lebih besar terhadap pekerja sehingga dengan

demikian tingkat pengangguran dapat turun. Apabila pertumbuhan ekonomi

rendah berarti terjadi penurunan dalam produksi barang dan jasa yang diakibatkan

oleh kekurangan pengeluaran agregat. Akibat dari penurunan produksi barang dan

jasa, pengusaha dan pabrik akan mengurangi bebannya dengan melakukan

pemutusan hubungan kerja sehingga mengakibatkan naiknya tingkat

pengangguran. Sehingga pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap

tingkat pengangguran.

Dalam kerangka pemikiran, penulis mencoba untuk menguraikan apakah

umpah minimum kota (X1), rata-rata lama sekolah (X2), dan pertumbuhan

ekonomi (X3) berpengaruh terhadap tingkat pengangguran di Perkotaan Provinsi

Jawa Barat.
45

Upah Minimum Kota


(UMK)

Rata-Rata Lama Sekolah Tingkat


Pengangguran

(XPertumbuhan Ekonomi

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan suatu penjelassan

dari beberapa masalah yang sedang dipelajari yang dapat dibenarkan atau dapat

ditangguhkan.

Dari rumusan permasalahan yang ada, dirumuskan hipotesis yang bekaitan

untuk menjawab pertanyaan dari rumusan masalah sebagai berikut:

1. Diduga upah minimum kota, rata-rata lama sekolah, dan pertumbuhan

ekonomi secara parsial berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran

di Perkotaan Provinsi Jawa Barat periode 2014 hingga 2018.

2. Diduga upah minimum kota, rata-rata lama sekolah, dan pertumbuhan

ekonomi secara bersama-sama berpengaruh negatif terhadap tingkat

pengangguran di Perkotaan Provinsi Jawa Barat periode 2014 hingga

2018.
46

Anda mungkin juga menyukai