Anda di halaman 1dari 24

FIELD PRACTICE 1

WEBINAR SERIES 1
INDUSTRI MAKANAN SIAP SAJI: MCDONALDS INDONESIA
&
INDUSTRI MAKANAN KEMASAN: INDOFOOD

Disusun Oleh :
Iswanto
472017417

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................3
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
Tabel 1.1 Daftar Top 10 Perusahaan Restoran cepat saji di Indonesia Tahun 2014....................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
BAB III HASIL...............................................................................................................................5
IV. PEMBAHASAN........................................................................................................................8
1. Mengevaluasi produksi, distribusi, dan pelayanan makanan................................................8
2. Mengevaluasi pengelolaan keamanan produk pangan kemasan dan makanan....................9
3. Mengevaluasi mutu dan kepuasan klien dalam penyelenggaraan makanan.........................9
4. Mengambil keputusan rekomendasi untuk peningkatan kualitas mutu pangan.................10
V. SIMPULAN..............................................................................................................................10
VI. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11
LAMPIRAN...................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

Sebagai salah satu perusahaan makanan cepat saji terbesar di dunia McDonald’s atau
sebutan lebih akrabnya McD tidak hanya menerapkan satu pilihan strategi bisnis, tetapi perusahaan
yang memiliki 30.000 lebih jaringan di seluruh dunia ini memiliki strategi yang berbeda di tiap
wilayahnya. Hal ini disebabkan oleh penerapan strategi yang berbeda pada setiap wilayah
menyesuaikan kebiasaan konsumen dan peraturan pemerintah yang berlaku ditiap tiap gerainya.
Pada menu McD sudah memiliki cukup banyak varian menu makanan dan minuman baik untuk
konsumsi makan berat maupun ringan. Jika dibandingkan dengan pesaing terdekatnya di Yoyakarta
yaitu KFC. Maka McD memiliki peluang yang sama besarnya dari pesaing (rival) dagangnya yaitu
KFC.
Perubahan gaya hidup dan perilaku konsumsi masyarakat dalam kehidupan sehari hari
makin mempengaruhi minat masyarakat untuk mengkonsumsi makanan cepat saji. Tingkat
kesibukan dan kegiatan yang dilakukan sehari hari mengakibatkan pergeseran gaya hidup
masyarakat semakin moderen dengan memilih sesuatu yang serba instan. Makanan cepat saji dipilih
karena beberapa hal antara lain waktu pemesanan yang singkat, pelayanan yang baik, rasa, dan mutu
yang ditawarkan oleh perusahaan menarik minat konsumen untuk membeli. Perubahan gaya hidup
ini semakin dimanfaatkan oleh perusahaan perusahaan yang menawarkan produk makanan cepat
saji sebagai peluang mereka untuk membuka dan mendirikan gerai baru sampai kedaerah daerah di
seluruh Indonesia yang sebelumnya hanya terbatas di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya,
Medan, Bandung dan kota besar lainnya.

McDonald’s sudah menjadi pilihan makanan cepat saji yang banyak digemari oleh
masyarakat Indonesia sebagaimana tabel di bawah ini memperlihatkan bahwa banyak perusahaan-
perusahaan yang terlibat dalam industri fast food di Indonesia yang didirikan dengan sistem
waralaba (franchise), yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar Top 10 Perusahaan Restoran cepat saji di Indonesia Tahun 2014

No Nama Restoran Nama Perusahaan Jumlah Gerai


1 Kentucky Fried Grup Gelael/PT Fast 400
Chicken food Indonesia Tb
2 Pizza Hut PT Sriboga Ratujaya 200

3 A&W Yum! Brands Inc. 200

4 California fried chiken PT Pionerindo Gourmet 183


Internasional Tb
5 Hoka Hoka Bento Paulus Arifin/PT Eka Boganiti 134

6 Texas chiken PT Cipta Selera Murni 133

7 McDonald’s PT Rekso Nasional Food 112

8 Papa rons pizza PT Setiamandiri Mitratama Tbk 34

9 Burger king PT Sari Burger Indonesia 18

10 Izzi pizza PT Sri Agung Cahaya Sakti 6

Sumber: Majalah SWA Edisi: XXVII| 8-12 September 2014


Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa persaingan yang tarjadi antar restoran
cepat saji di Indonesia cukup kompetitif. Data di atas menunjukkan perkembangan tertinggi pada
perusahaan restoran fast food di Indonesia peringkat pertama adalah ditempati oleh Kentucy Fried
Chicken (KFC) dengan jumlah gerai paling banyak yaitu mencapai 400 gerai, peringkat kedua
dimiliki oleh Pizza Hut dan A&W dengan jumlah gerai masing-masing sebanyak 200 gerai dan
disusul 3 pada peringkat ketiga oleh California Fried Chicken dengan jumlah gerai sebanyak 183.
Dari beberapa peringkat restoran fast food yang ada, ternyata McDonald’s hanya mampu berada di
posisi ke 6 dengan jumlah gerai sebanyak 112 yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini
menunjukkan tingginya perkembangan pangsa pasar restoran cepat saji yang ada di Indonesia.

Sebagian besar produk Indofood menghadapi kompetisi baik dari perusahaan lokal maupun
internasional. Tidak dapat dipastikan bahwa kompetitor tidak akan mengoptimalkan upayanya
dalam berkompetisi untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan/atau tidak akan ada tambahan
pesaing domestik maupun asing yang memasuki pasar di mana Indofood beroperasi. Pertumbuhan
industri yang pesat akan membawa lebih banyak lagi pesaing-pesaing baru ke dalam industri
tersebut. Peningkatan kompetisi tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Indofood untuk
mempertahankan atau menaikkan pendapatannya.
Pada awalnya, Indofood adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan
dan minuman yang didirikan pada tahun 1971. Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk
menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran,
higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi
prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima. Akhir tahun 1980,
Indofood mulai bergerak di pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara
ASEAN, Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan
negara-negara di Afrika.

Tujuan dari laporan ini yaitu agar mahasiswa mampu mengevaluasi produksi, distribusi, dan
pelayanan makanan. Mahasiswa mampu mengevaluasi pengelolaan keamanan produk pangan
kemasan dan makanan. Mahasiswa mampu mengevaluasi mutu dan kepuasan klien dalam
penyelenggaraan makanan. Mahasiswa mampu mengambil keputusan rekomendasi untuk
peningkatan kualitas mutu pangan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengolahan makanan yang baik adalah pengolahan makanan yang mengikuti kaidah prinsip-
prinsip higiene dan sanitasi yang baik yaitu ; 1) Tempat pengolahan makanan atau dapur harus
memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran, 2) Pemilihan
bahan makanan (sortir) untuk menjaga mutu dan keawetan makanan, 3) Peracikan bahan, persiapan
bumbu, persiapan pengolahan, dan prioritas dalam memasak harus dilakukan sesuai tahapan dan
harus higienis dan semua bahan yangakan diolah harus dicuci dengan air mengalir, 4) Peralatan
masak dan peralatan makan harus terbuat dari bahan yang aman untuk makanan (food grade) yaitu
peralatan yang aman, tidak bereaksi dengan bahan makanan dan tidak berbahaya bagi kesehatan,
dan 5) Higienis penanganan makanan.

Dalam pengolahan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam pemasakan bahan
makanan antara lain:

1. Waktu: Waktu yang dimaksud adalah waktu yang dibutuhkan untuk memasak. Waktu
memasak ini disesuaikan dengan bahan yang akan diolah, standar resep yang digunakan.
Namun tergantung juga dari tenaga pengolah yang menangani. Untuk mencapai mutu
penyelenggaraan makanan yang baik, waktu harus diperhitungkan dan dipatuhi dengan
tepat.
2. Suhu: Suhu pemasakan masing-masing masakan yang dikaitkan dengan waktu, standar resep
yang digunakan.
3. Prosedur kerja: Prosedur kerja dalam pemasakan disesuaikan dengan jenis masakan. Hal ini
bisa dilihat dalam standar resep yang digunakan. Prosedur kerja secara umum bisa
ditempelkan di dinding dapur untuk memudahkan tenaga kerja melihatnya. Tujuannya agar
semua kegiatan dalam pengolahan bahan makanan terstandar untuk menghasilkan makanan
dan kegiatan yang bermutu.
4. Alat: Alat yang digunakan harus tepat, ini akan sangat membantu dalam hal waktu maupun
hasil akhir pengolahan bahan makanan. Tenaga pengolahan harus paham bagaimana
mengoperasikan alat alat yang ada di ruang pengolahan.
5. Tenaga pengolah: Tenaga pengolah harus mengetahui SOP pengolahan, standar-standar
yang digunakan (standar resep, standar bumbu, maupun standar porsi), waktu pengolahan,
alat, penanganan bahan makanan dsb. Untuk memenuhi persyaratan tersebut penting bagi
tenaga pengolah untuk mengikuti pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan bidang kerjanya
seperti pelatihan pengolahan bahan makanan (tentang resep, metode pengolahan, standar
yang digunakan), penggunaan peralatan, hygiene sanitasi dan lain-lain.
6. Hygiene sanitasi: Untuk menghasilkan makanan yang berkualitas, penerapan prinsip hygiene
sanitasi dalam pengolahan bahan makanan sangat diperlukan.

Sedangkan karyawan yang bertugas di bagian distribusi harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut: tidak sedang mengidap sakit atau luka yang bisa menimbulkan kontaminasi pada
makanan, menggunakan APD atau alat pelindung diri yang lengkap, selalu mencuci tangan sebelum
maupun sesudah melakukan pekerjaan, keluar dari toilet, tidak boleh memegang atau menjamah
makan tanpa alat bantu atau langsung menggunakan tangan, tidak boleh merokok atau sambil
makan pada saat bekerja dan tidak boleh menggunakan perhiasan atau kosmetik secara berlebihan.

Indofood mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya persebaran distribusi
produk yang dipasarkan. Keputusan strategi distribusi tersebut merupakan hal yang sangat penting
karena setiap perusahaan harus memiliki outlet untuk menjual produk dan menyimpannya sampai
barang tersebut dijual. Hal ini harus dipersiapkan karena perputaran jumlah produksi dan jumlah
konsumsi jarang terjadi kesamaan.
Hygiene dan sanitasi makanan bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian
makanan, mencegah konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan
pembeli, mengurangi kerusakan/pemborosan makanan. Higiene dan sanitasi makanan juga
bertujuan untuk mengendalikan faktor makanan, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau
mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Sedangkan tujuan dari
higiene dan sanitasi penjamah makanan adalah agar makanan yang diproduksi terjamin keamanan
dan kemurniannya, dapat mencegah terjadinya kerusakan makanan. Higiene dan sanitasi penjamah
makanan berperan juga dalam mengendalikan faktor makanan, tempat dan perlengkapannya yang
dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah upaya praktis dan penyehatan makanan.
Menurut Depkes RI (1994) dalam buku yang berjudul Pedoman Pengelolaan dan Penyehatan
Makanan Warung Sekolah, dinyatakan bahwa prinsip-prinsip higiene sanitasi makanan meliputi
pemilihan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan
makanan, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan.
Pemilihan bahan makanan perlu diperhatikan dengan sebaik-baiknya dan dilihat dari segi
kebersihan, penampilan serta kesehatan. Penjamah makanan dalam memilih bahan yang akan diolah
harus mengetahui sumber-sumber makanan yang baik serta memperhatikan ciri-ciri bahan yang
baik. Dalam rangka pemilihan bahan makanan, ada beberapa hal yang harus diingat/diperhatikan
antara lain:
a. Hindari penggunaan bahan makanan yang berasal dari sumber yang tidak jelas.
b. Gunakan catatan tempat pembelian bahan makanan.
c. Mintalah informasi atau keterangan asal-usul bahan yang dibeli.
d. Belilah bahan di tempat penjualan resmi dan bermutu seperti: rumah potong
pemerintah atau tempat potong resmi yang diawasi pemerintah, tempat
pelelangan ikan resmi dan pasar bahan dengan sistem pendingin.
e. Tidak membeli bahan makanan yang sudah kadaluwarsa atau membeli daging/unggas
yang sudah terlalu lama disimpan, khususnya organ dalam (jeroan) yang potensial
mengandung bakteri.
f. Membeli daging dan unggas yang tidak terkontaminasi dengan racun/toksin
bakteri pada makanan.
Menurut Depkes RI (2004), dalam buku Pedoman Pengelolaan dan Penyehatan Makanan
Warung Sekolah dalam penyimpanan bahan makanan hal-hal yang diperhatikan adalah sebagai
berikut:
a. Penyimpanan harus dilakukan dalam suatu tempat khusus yang bersih dan memenuhi syarat.
b. Barang-barang harus diatur dan disusun dengan baik, sehingga mudah untuk mengambilnya,
tidak menjadi tempat bersarang/bersembunyi serangga dan tikus, tidak mudah membusuk dan rusak,
dan untuk bahan-bahan yang mudah membusuk harus disediakan tempat penyimpanan dingin.
c. Setiap bahan makanan mempunyai kartu catatan agar dapat digunakan untuk
riwayat keluar masuk barang dengan system FIFO (First In First Out).
Menurut Dewi (2004) yang mengutip dari Anwar dkk (1997), pengolahan makanan
menyangkut 4 (empat) aspek, yaitu:
a. Penjamah Makanan
Penjamah makanan adalah seorang tenaga yang menjamah makanan mulai dari
mempersiapkan, mengolah, menyimpan, mengangkut maupun dalam penyajian makanan.
Pengetahuan, sikap dan perilaku seorang penjamah mempengaruhi kualitas makanan yang
dihasilkan. Penjamah juga dapat berperan sebagai penyebar penyakit, hal ini bisa terjadi
melalui kontak antara penjamah makanan yang menderita penyakit menular dengan
konsumen yang sehat, kontaminasi terhadap makanan oleh penjamah
yang membawa kuman.
b. Cara Pengolahan Makanan
Persyaratan pengolahan makanan menurut Permenkes No.304/Per/IX/1989 tentang
Persyaratan Kesehatan Rumah Makan dan Restoran adalah: semua kegiatan pengolahan
makanan harus dilakukan dengan cara terlindung dari kontak langsung antara penjamah
dengan makanan. Perlindungan kontak langsung dengan makanan jadi dilakukan dengan:
sarung tangan, penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya. Dan setiap tenaga pangolah
makanan pada saat bekerja harus memakai celemek, tutup rambut, sepatu dapur, tidak
merokok serta tidak makan/menguyah.
c. Tempat Pengolahan Makanan
Tempat pengolahan makanan, dimana makanan diolah sehingga menjadi makanan jadi
biasanya disebut dengan dapur, perlu diperhatikan kebersihan tempat pengolahan tersebut
serta tersedianya air bersih yang cukup.
d. Perlengkapan/Peralatan dalam Pengolahan Makanan
Prinsip dasar persyaratan perlengkapan/peralatan dalam pengolahan makanan adalah aman
sebagai alat/perlengkapan pengolahan makanan. Aman ditinjau dari bahan yang digunakan
dan juga desain perlengkapan tersebut.
Persyaratan penyajian makanan adalah sebagai berikut yaitu harus terhindar dari
pencemaran, peralatan untuk penyajian harus terjaga kebersihannya, harus diwadahi dan dijamah
dengan peralatan bersih, penyajian dilakukan dengan perilaku yang sehat dan pakaian yang bersih,
penyajian makanan harus memenuhi persyaratan berikut, di tempat yang bersih, meja ditutup.
dengan kain putih atau plastik, asbak tempat abu rokok setiap saat dibersihkan dan peralatan makan
dan minum yang telah dipakai paling lambat 5 menit sudah dicuci. Penyimpanan makanan
dimaksudkan untuk mengusahakan makanan agar dapat awet lebih lama. Kualitas makanan yang
telah diolah sangat dipengaruhi oleh suhu, dimana terdapat titik-titik rawan untuk
perkembangbiakan bakteri patogen dan pembusuk pada suhu yang sesuai dengan kondisinya.
Makanan yang telah selesai diolah di tempat pengolahan, memerlukan pengangkutan untuk
selanjutnya disajikan atau disimpan. Bila pengangkutan makanan kurang tepat dan alat angkutnya
kurang baik kualitasnya, kemungkinan pengotoran dapat terjadi sepanjang pengangkutan.
BAB III

HASIL

Resum dari hasil pemamparan pembicara pada webinar PT. INDOFOOF dan MC Donald
Indonesia
Tak terkecuali McDonald’s merupakannperusahaan makanan cepat saji yang meraup
penjualan terbesar di dunia, dengan hasil penjualan (non-Amerika Serikat) sebesar 44,98 miliar
dollar AS dan jumlah unit toko (di luar AS) sebanyak 18.710 unit. (Purwanto, 2013). Di Indonesia
sendiri restoran McDonald’s hadir pada tahun 1991 dan merupakan negara ke-70 dari McDonald’s
seluruh dunia. H. Bambang N. Rachmadi adalah warga negara Indonesia pertama yang berhasil
mendapatkan hak master franchise dari McDonald’s Corporation dengan mengalahkan 13.000
pesaing. Beliau merupakan Presiden Direktur McDonald’s Indonesia sampai hai ini.
Aktivitas yang dilakukan oleh McDonald’s dalam setiap aktivitasnya haruslah
mencerminkan hal-hal berikut ini yang menjadi keunggulan bersaing dalam McDonald’s
Corporation. McDonald’s senantiasa menyediakan pilihan makanan yang lengkap dan seimbang
serta menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh konsumen tentang makanan tersebut. Hal-hal
yang dilakukan oleh McDonald’s adalah terus meningkatkan keseimbangan komposisi gizi pada
menu-menu yang ada dan menambah menu baru menggunakan bahan buah, sayur, susu rendah
lemak, juga gandum utuh. Selain itu McDonald’s juga akan fokus pada kesehatan anak-anak dengan
mengoptimalkan gizi pada menu anak dan mempromosikan aktivitas olahraga.

Di Indonesia, perusahaan multinasional yang bergerak di industri makanan cepat saji terus
mengalami perkembangan, seperti McDonald’s, KFC, Pizza Hut, Wendys, dan lain-lain. Semakin
banyaknya perusahaan yang bergerak di industri makanan cepat saji (fast food) ini mengakibatkan
tingginya tingkat kompetisi pada industri tersebut. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan
terus berlomba-lomba dalam menghasilkan produk yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan
pasar. Maka dari itu, perusahaan di industri makanan cepat saji menerapkan strategi inovasi, seperti
inovasi pada menu, desain interior, fasilitas, dan lain-lain.

Yang terakhir adalah menyediakan informasi seputar nutrisi pada makanan untuk
menginformasikan konsumen kandungan gizi yang ada pada makanan tersebut (misalnya lemak,
karbohidrat, vitamin, protein, dll).
Sumber bahan baku makanan yang digunakan oleh McDonald’ss semuanya adalah bahan-
bahan berkualitas, memiliki cita rasa dan keamanan tinggi. Hal yang dilakukan oleh McDonald’s
untuk mencapai hal ini adalah dengan cara menggabungkan etika, lingkungan, dan ekonomi dalam
sistem supplychain-nya lewat menetapkan satu pemasok untuk masing-masing bahan makanan
untuk menjaga kualitas. Hal lain yang dilakukan oleh McDonald’s adalah mempromosikan suasana
dan tempat kerja yang positif dan jaminan HAM lewat Program Akuntabilitas Tempat Kerja
Pemasok. Yang terakhir adalah senantiasa memperhatikan kesehatan hewan yang akan dijadikan
bahan makanan.
McDonald’s memberikan kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang bagi setiap
karyawannya lewat program-program yang mereka laksanakan untuk meningkatkan skill dan
pengembangan karir karyawan. Selain itu, McDonald’s juga sangat menghargai keberagaman dalam
lingkungan kerja untuk meningkatkan kontribusi karyawan. McDonald’s mengarahkan mereka
untuk memberikan banyak manfaat atau hal positif bagi komunitas masyarakat dunia. Hal ini juga
sudah sangat membudaya dalam perusahaan ini. McDonald’s melakukannya dengan cara
mendukung peningkatan taraf hidup anak-anak dan keluarga lewat program Ronald McDonald’s
House Charities serta memberikan bantuan untuk kegiatan pendidikan juga olahraga.
McDonald’s selalu membagikan nilai yang baik untuk bisnis dan kelestarian bumi.
McDonald’s menunjukkan tanggungjawab dalam hal kelestarian bumi ini dengan cara
meminimalisasi dan mendiversifikasi limbah restoran serta mengkonversi limbah menjadi sumber
daya yang bernilai. McDonald’s juga mengurangi intensitas karbon dengan cara mengefisiensikan
penggunaan energi, serta melaukan inovasi dalam desain maupun peralatan restoran. Selain itu,
McDonald’s juga mengelola penggunaan air di setiap restorannya secara efisien. McDonald’s
menggunakan prinsip reduce, reuse, dan recycle dalam mengurangi dan mengefisiensikan
penggunaan energi dan kadar limbah.
Indofood adalah perusahaan makanan perdana di Indonesia, dan menguasai pasaran dalam
negeri melalui berbagai produknya, termasuk mi instan, tepung terigu, berbagai merek minyak dan
lemak nabati, makanan bayi, serta makanan ringan. Indofood juga memproduksi produk bumbu
makanan. Merek-merek yang memainkan peranan penting dalam menopang stabilitas bisnis
Indofood dan kekuatan fundamental Indofood antara lain mi instan Indomie, Supermi, Sarimi dan
Sakura, minyak sayur Bimoli dan Sunrise, margarin Royal Palmia dan Simas, makanan ringan
Chiki, Chitato dan Jet-Z, produk makanan bayi Promina dan Sun, serta kecap Indofood dan Piring
Lombok dimana informasi bisa diakses melauli situs www.indofood.com.
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. merupakan salah satu perusahaan besar yang sangat
terkenal di Indonesia. Perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan makanan dan minuman yang
didirikan pada tahun 1971 dan memiliki cabang hampir di semua daerah di Indonesia dengan
mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan olahan bermutu, aman, dan
halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman dan halal
dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas Indofood untuk menjamin mutu produk yang selalu prima.
Salah satu tanda keberhasilan PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung yaitu
diperolehnya sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9002 pada bulan Desember 1998, yang
diserahkan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1999. Kemudian terjadi perubahan nama dari PT.
Indofood Sukses Makmur menjadi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. Huruf tambahan pada nama
tersebut merupakan singkatan dari kata “Terbuka”, yang sekaligus menunjukkan perusahaan ini
telah go public. Saat ini, Indofood adalah perusahaan pembuat mi instan terbesar dan pembuat
bumbu terbesar di dunia, dengan kapasitas produksi sekitar 13 milyar bungkus mi dan 3,6 juta ton
tepung terigu per tahun. Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia. Produk yang
menjadi andalan dari perusahaan ini
IV

PEMBAHASAN

4.1 Mengevaluasi produksi, distribusi, dan pelayanan makanan


Sun formula diproses atau dibuat dengan beberapa tahap yaitu dimulai dari pembersihan
dan penggilingan atau pemisahan baghan baku dari benda benda asing serta digilng hingga
berbentuk tepung. setelah itu, diproses dalam pencampuran basah atau pencampuran tepung
tersebut dengan air berbentuk campuran bubur. pemasakan pada prosesnya dimana bubur dimasak
dengan suhu tinggi yaitu 100 derajat untuk dikeringkan hingga bentuk flakes dengan kadar air
dibawah 3% dan bakteri juga sulit berkembang disana. setelah itu dilakukan proses fortifikasi atau
dry mixing yaitu lembaran flakes tersbeut dicampurkan dengan zat gizi mikro yang sudah terukur
dalam proses ini disebut dengan fortifikasi. setelah itu baru dikemas dan di distribusi atau
dipasarkan.
Dilihat dari proses pembuatan SUN Formula ini, dari deskripsi makanan ini dimana SUN
adalah salah satu produk dari beberapa varian pilihan produk susu atau makanan dalam
kemasannya yang ditujukan untuk membantu memperbaki status gizi anak atau bayi. Berbeda
dangan produk instant yang ada dalam penerapannya di keamanan pangan pada kasus ini. Salah
satu industri yang menyiapkan makanan instant yaitu produk KFC atau M-Donald. Penerapan
HACCP pada menu SUN Formula dan M Donald ini yaitu dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
Dari proses ini penting untuk dilakukan analisis keamanan pangan dari awal hingga di
distribusi pangan ini. Analisis keamanan pangan ini disebut dengan HACCP. HACCP sangat
penting dalam penyediaan pangan. Indonesia memiliki target khusus pada setiap tahunnya baik
jangka panjang, menengah, maupun pendek. Dibidang kesehatan, Indonesia dalam pencapaian
Indonesia sehat 2025, kegiatan penyelenggaraan makanan dan minuman yang aman dan bermutu
menjadi suatu hal yang penting untuk diperhatikan (Damanik, 2012). Salah satu cara yang dibahas
pada program ini adalah HACCP (Palupi W.F 2019). HACCP adalah suatu sistem jaminan mutu
yang mendasarkan kepada kesadaran atau perhatian bahwa hazard (bahaya) akan timbul pada
berbagai titik atau tahap produksi, tetapi pengendaliannya dapat dilakukan untuk mengontrol
bahaya-bahaya tersebut (Fardiaz, 1988). Menurut Muhandri dan Kadarisman (2006) HACCP
merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk mengkategorikan bahaya dan menentukan
sistem pengendalian yang difokuskan pada pencegahan.
*Bahan pangan
Pengambilan bahan pangan yang sesuai dengan standar industri dan penyimpanan bahan pangan
yang tepat akan menghasilkan produk berkualitas.
*Sarana dan prasarana
Kualitas yang baik pada produk juga dipengaruhi oleh sarana dan prasarana sebagai pendukung
dalam proses pembuatan produk di industri.

* Tenaga yang bekerja dalam pembuatan produk sudah mencukupi dari kebutuhan, sehinggadapat
meminimalisir keterlambatan dalam penyiapan produk.
a. Sanitasi lingkungan
Tempat pembuatan produk berada pada gedung sama dengan penyimpanan produk.
b. Pengetahuan dan keterampilan
Tenaga pekerja sudah mengetahui tentang ketrampilan pembuatan produk.

4.2 Mengevaluasi pengelolaan keamanan produk pangan kemasan dan makanan

Pada produk M-Donald karena makanan yang disajikan harus instant dan disimpan dalam
keadaan basah, titik kritis yang seharusnya sangat diperhatikan yaitu kemanan dari faktor biologis
dan kimiawi. Penyimpanan yang terlalu lama untuk bahan makanan juga tidak terlalu penting dan
menjadi peningkatan bahaa tersendiri. Makhluk hidup biologis seperti bakteri jahat, jamur, atau
virus sangat mudah berkembang bisak disana karena menempel pada daging atau bahan makasakn.
Suhu dalam pengolahan juga ternyata sangat menentukan dalam mutu masakan dan kualitas gizi
dari produk ini. Penyimpanan yang lama dalam suhu dingin memang baik dalam
penyimpanan.

Dalam pengelolaan pangan yang dijelaskan diatas, beberapa yang perlu diperhatikan
dalam pengolahan produk pangan kemasan dan makanan seperti kasus ini yaitu SUN Formula dan
m-donald. Proses HACCP yang tertera pada kedua produk ini masing masng memiliki keunikan dan
identifikasi penting yang sama dimana pada SUN Formula, Haccp sangat perlu diperhatikan bagian
distribusi. Proses distribusi SUN Formula sendiri diperlukan beberapa faktor yang harus
diperhatikan seperti, suhu penyimpanan, kelambapan, sinar penyimpanan atau penerangan,
kontaminasi serangga atau hewan hingga makanan atau benda berbau tajam.

Proses ini sangat rentan terkena pada faktor biologis dan fisik. Selain itu, penambahan zat
gizi mikro atau pada proses fortifikasi juga ditetapkan sebagai titik kristis yang sebnarnya
diperhatikan dalam penanganan penentuan keamanan pangan pada SUN Formula
bahan makanan mentah, apalahi pada suhu dalam keadaan beku. Walaupun sudah dilakukan
penyimpanan dalam keadaan beku, belum tentu bahan mentah sebelum penyimpanan ini dalam
keadaan higenis apalagi jika bahan yang digunakan tidak tau menau terkait sumber makanan
tersebut.
4.3 Mengevaluasi mutu dan kepuasan klien dalam penyelenggaraan makanan
SN Formula juga memiliki banyak sekali saingan yang dimana orang orang merasa lebih
nyaman dan aman dalam memilih makanan atau formla lain daripada SUN karena mungkin
jenis karbohidrat yang diggunakan sebagai bahan utama produk ini tidak cocok untuk kondisi
metabolisme orang yang di daeran tertentu. Atau kondisi lain bahwa sun juga memiliki fortifikasi
yang diklain ada namun belum tentu semua kemasan dalam produk ini memiliki kandungan yang
sama walaupun emnggunakanr esep yang sama.

Mutu dan kepuasan konsumen dalam penyelenggaraan makanan ini pertama dalam produksi
SUN Formula, dimana kepuasan pasien memiliki pengalaman tersendiri. Karena produk ini
merupakan bentuk produk yangmerupakan makanan tambahan bagi anak anak atau bayi, beberapa
kondisi SUN ini tidak dapat diggunakan dalam keadaan bayi tertentu. Apalagi keadaan seseorang
yang pasti tidak sama dalam penerimaan makanan dalam pencernaannya. Beberapa dari jumlah
seluruh pengguna ada yang tidak cocok dalammenggunakan produk ini sebagai makan tambahan.
Bilamana kalau kita melihat di sisi produk makanan seperti Mcdonald, sesuatu yang
dikeluhakn bagi produk ini yaitu berupa makanan instant. Banyak orang mengklaim bahwa
makanan instant cenderung berbahaya. Makanan instant memang bahaya dan tidak ada salahnya,
makanan instant yaitu makanan yang awalnya sudah jadi namun dibentuk atau disimpan dalam
kondisi tertentu supaya tetap awet. Amkanan instant dalam produk ini juga memiliki khasnya
sendiri. Mcdonald juga salah satu makanan instant yang diproses panjang sebelumnya dan dismpan
dalam keadaan tertentu lalu di goreng, sehingga bagi yang benci kolesterol atau bagi orang yang
memiliki pemikiran untuk menghindari minyak atau kolesterol akan menghindari makanan ini.
Selain itum m donald juga berupa makanan instant yang tentunya mengandung tinggi karbohidrat
bagi bahan yang jenisnya serealia. Jika itu daging atau sumber protei, maka sudah pasti dikalim
bahwa penyimpanan dalam waktu lama akan membahayakan keadaan keamanan pangan terebut
meninggat tingginya peluang sebagai media pertumbuhan agent epidemiologi.
4.4 Mengambil keputusan rekomendasi untuk peningkatan kualitas mutu pangan
Pada produk Mcdonald, sebiaknya memperhatikan sumber bahan yang diggunahan dan
memperhatikan penyimpanan yang baik. Mcdonald juga bisa saja membuat kreasi variasi menu
yang disajikan atau disiapkan tidak hanya proses penggorengan diakhir. Produk ini juga
seharusnya memperhatikan keamanan pangan bagi pelanggan yang tidak suka lemak atau sedang
diet lemak.

Pada produk SUN Formula, ini mungkin dapat disimpulkan bahwa terapat rekoendasi
untuk meningkatkan mutu pangan dengan cara perhatikan jensi karbohidrat yang diggunakan atau
sumber serealia yang diggunakan untuk pembuatan produk ini. Produsen SUN Formula juga
seharusnya memperbanyak variasi resep dan sesuaikan dnegan kondisi lingkunagn masyarakat.
misl pada masyarakat tertentu harus menggunakan serealia jenis apa. Begitu juga pada kelompok
suku tertentu. Ini juga harus didampingi dengan hasilriset yang perkelanjutan.
KESIMPULAN

Sun formula diproses atau dibuat dengan beberapa tahap yaitu dimulai dari pembersihan
dan penggilingan atau pemisahan baghan baku dari benda benda asing serta digilng hingga
berbentuk tepung. Dilihat dari proses pembuatan SUN Formula ini, dari deskripsi makanan ini
dimana SUN adalah salah satu produk dari beberapa varian pilihan produk susu atau makanan
dalam kemasannya yang ditujukan untuk membantu memperbaki status gizi. Pada produk SUN
Formula, ini mungkin dapat disimpulkan bahwa terapat rekoendasi untuk meningkatkan mutu
pangan dengan cara perhatikan jensi karbohidrat yang diggunakan. adapaun dalam produk
MCdonald, sebiaknya memperhatikan sumber bahan yang diggunahan dan memperhatikan
penyimpanan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, YS. 2008. Higiene dan Sanitasi Pengelolaan Makanan pada Sentra Pedagang Makanan
Jajanan Kesawan Square dan Pagaruyung Medan Tahun 2008. Skripsi. FKM USU.
Medan.

Husni, Lalu. 2003 Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 098/MENKES/SK/VII/2003.

Kemenkes RI 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Jakarta Kemenkes RI.

Markkanen, Pia K. 2004. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Indonesia. Jakarta : Internasional
Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The Pacific Manila Philippines.

Prabu. 2008. Higiene dan Sanitasi Makanan. http//gmpg.org. Jakarta. Diakses Tanggal 02 Juni
2021.
Bakri, Bachyar dkk. 2013. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan. Buku Ajar Jurusan

Gizi Poltekkes Kemenkes Malang.

Depkes RI, 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Gizi Masyarakat Depkes

RI. Jakarta.

Drummond, Karen A. and Brefere, Lisa M. 2010. Nutrition for Food Service and Culinary
Proffessionals. New Jersey.

Lubis, Cidartaty. 2013. Boga Dasa: Buku Ajar Kelas 10 SMK. Direktorat Pembinaan SMK.
Cetakan 1.

Palacio J.P, dan Monica T. 2010. Introduction To Food Service. 11 th Edition. Pearson
Education Inc.
Soenardi, Tuti dkk. 2013. Teori Dasar Kuliner. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Majalah SWA Edisi: XXVII| 8-12 September 2014

Mubarok, M. H. (2014). STRATEGI PERTUMBUHAN BERKELANJUTAN INDOFOOD


DI PASAR KOMPETITIF. BISNIS: Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, 2(2), 99-
112.

Suryanto, M. H., & SE, M. (2017). Metode Riset dan Analisis Saluran Distribusi. Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Damanik, I. R., (2012). Analisis Penerapan Prinsip-prinsip Hazard Analysis CriticalControl

Point (HACCP) di Instalasi Gizi Rumah Sakit X Jakarta Tahun 2012. Skripsi

Fardiaz, S. 1988. Fisiologi Fermentasi. Bogor: Pusat Antar Universitas LembagaSumberdaya

Informasi. Institut Pertanian Bogor.

Kementrian Kesehatan Indonesia. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). 2013.
Kemenkes RI. Jakarta

Palupi Wahyuning Fajar 2019. Analisis Penerapan Prinsip Pengolahan Higiene Sanitasi

Makanan Pada Instalasi Gizi Rsud Dr. Soeroto Ngawi Pada Tahun 2019. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya Jurusan
Kesehatan Lingkungan Program Studi Diii Kesehatan Lingkungan Magetan Jln.
Tripandita No. 06 Telp. (0351) 895315 Magetan Tahun 2019.

Anda mungkin juga menyukai