Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG GIZI INDUSTRI (FIELD

PRACTICE 1)

WEBINAR SERIES 1

Industri Makanan Siap Saji : McDonalds Indonesia dan Industri Makanan


Kemasan : INDOFOOD

Disusun Oleh :

Ena Elisa

472017408

Pembimbing :

Sarah Melati Davidson, S.Gz., M. Si

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) Gizi Industri (Field Practice 1) berbasis webinar series
“Industri Makanan Siap Saji : McDonalds Indonesia dan Industri Makanan Kemasan :
INDOFOOD” telah mendapat persetujuan dari pembimbing.

Mahasiswa yang mengajukan


Nama : Ena Elisa
NIM : 472017408
Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi : Gizi
Universitas : Universitas Kristen Satya Wacana
Judul Laporan : Laporan Praktik Kerja Lapang (PKL) Gizi Industri (Field Practice 1)
berbasis webinar series “Industri Makanan Siap Saji : McDonalds Indonesia dan Industri
Makanan Kemasan : INDOFOOD”

Telah direvisi dan disetujui oleh pembimbing untuk memenuhi tugas mata kuliah
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Gizi Industri tahun 2021.

Salatiga, 4 Juni 2021

Pembimbing

Sarah Melati Davidson, S.Gz., M. Si


DAFTAR ISI

2|Page
Lembar Pengesahan..............................................................................................................................2

Daftar Isi...............................................................................................................................................3

Daftar Lampiran...................................................................................................................................4

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang................................................................................................................................5


1.2 Tujuan.............................................................................................................................................6

BAB II Tinjauan Pustaka..................................................................................................................7

BAB III Hasil....................................................................................................................................10

BAB IV Pembahasan........................................................................................................................12

BAB V Kesimpulan..........................................................................................................................17

Daftar Pustaka..................................................................................................................................18

Lampiran...........................................................................................................................................19

DAFTAR LAMPIRAN

3|Page
Lampiran 1. Lampiran industri makanan siap saji : McDonalds Indonesia

Lampiran 2. Lampiran industry makanan kemasan : INDOFOOD

BAB I

4|Page
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Industri pangan berlomba-lomba untuk menjamin mutu produk dan keamanan pangan produk
yang dihasilkannya. Hal ini dilakukan semata-mata untuk bersaing dengan industri pangan
lainnya agar produk yang dihasilkan tetap diminati oleh konsumen. Namun jika perkembangan
pada suatu industri pangan tidak diiringi dengan peningkatan mutu produk dan penjaminan mutu
produk agar aman untuk dikonsumsi, maka dapat merugikan keberadaan industri tersebut. Salah
satunya adalah hilangnya kepercayaan konsumen yang diakibatkan oleh keburukan mutu dan
tidak amannya produk. Oleh sebab itu, untuk tetap dapat mempertahankan dan meningkatkan
mutu produk serta keamanan produk maka diperlukan peningkatan terhadap sumber daya yang
terlibat di dalamnya serta sistem yang menjamin mutu dan keamanan produk industri pangan
tersebut (Sutrisno dkk, 2013).

Secara global setiap tahun sebanyak 351.000 orang meninggal karena keracunan makanan.
Keracunan makanan tersebut diakibatkan karena terdapat produk makanan yang tidak aman.
Berdasarkan PP nomor 86 tahun 2019 mengenai keamanan pangan yang artinya adalah kondisi
dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia,
dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk
dikonsumsi. Jenis cemaran terdiri dari biologi, kimia, dan fisik. Cemaran biologi contohnya
seperti bakteri E.Coli, salmonella, dan virus. Cemaran kimia misalnya seperti bahan pembersih,
pestisida, serta bahan kimia berbahaya, sedangkan cemaran fisik dapat berupa rambut,
perhiasaan, kaca, bahan metal, dan plastik (sumber : Webinar Series).

Restoran McDonald's pertama di Indonesia terletak di gedung Sarinah, Jalan M. H. Thamrin,


Jakarta dan dibuka pada tanggal 23 Februari 1991. Berbeda dari kebanyakan restoran
McDonald's di luar negeri, McDonald's juga menjual ayam goreng dan nasi di restoran-
restorannya di Indonesia. Pada awalnya, pemegang hak waralaba McDonald's di Indonesia
adalah PT Bina Nusa Rama milik Bambang Rachmadi. Pada tanggal 3 Juni 2009, hak waralaba
McDonald's di Indonesia diambil alih oleh PT Rekso Nasional Food, yang merupakan anak
perusahaan Rekso Group, yang merupakan induk usaha perusahaan minuman ringan Sinar Sosro.
McDonald’s merupakan restoran pertama Indonesia yang bersertifikat halal MUI 1994,
5|Page
McDonals Indonesia memperpanjang sertifikat halal sesuai ketentuan Lembaga Pemeriksa Halal
(LPH) LPPOM MUI dalam pengembangan produk, pendaftaran bahan baku, dan penambahan
jumlah restaurant (sumber : Webinar Series).

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (IDX: INDF) atau lebih dikenal dengan nama Indofood
merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 14 Agustus 1990 oleh Sudono Salim dengan
nama PT Panganjaya Intikusuma yang pada tanggal 5 Februari 1994 menjadi Indofood Sukses
Makmur. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa.
Dalam beberapa dekade ini Indofood telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan total food
solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi
makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang
tersedia di rak para pedagang eceran.

1.2 Tujuan

Mahasiswa mampu mengevaluasi produksi, distribusi, dan pelayanan makanan,


mengevaluasi pengelolaan keamanan produk pangan kemasan dan makanan, mengevaluasi mutu
dan kepuasaan klien dalam penyelenggaraan makanan,dan mengambil keputusan rekomendasi
untuk peningkatan kualitas mutu pangan.

BAB II

6|Page
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu jenis rumah makan yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah
restoran siap saji atau lebih dikenal dengan sebutan fast food. Gerai-gerai fast food ini mulai
berkembang pada abad ke-19. Kemudian pada abad ke-20, bisnis restoran fast food semakin
menyebar hingga ke kawasan benua Eropa, Afrika, Australia dan Asia seperti Indonesia melalui
konsep waralaba atau franchise. Sebagai salah satu pelaku bisnis restoran fast food McDonald’s
sendiri berhasil mencapai pertumbuhan double digit sebagaimana diakui oleh Dian H. Supolo,
Director of Marketing and Communication McDonald’s Indonesia. Sejak beroperasi pada tahun
1991 dengan gerai pertama dinSarinah Thamrin sampai saat ini McDonald’s yang biasa disebut
McD ini sudah memiliki 106 outlet (Widjoyo dkk, 2013). Makanan cepat saji (fast food) dapat
diartikan sebagai makanan yang dapat disiapkan dan disajikan dengan cepat (Sulistijani, 2012).
Restoran McDonald ialah salah satu restoran cepat saji terbesar di dunia, yang memiliki hak
waralaba. Restoran ini memiliki konsep A’la Carte restoran dan Table D’hote restoran. Restoran
McDonald dibangun atas dasar pemikiran QSC dan V,yaitu quality, service, cleanliness dan
value yang menjadi landasan restoran.
Beberapa makanan yang tergolong makanan cepat saji modern antara lain hamburger,
ayam goreng kentucky, pizza, spagetty, sosis, chicken nugget. Menurut penelitian 15-20%
remaja di Jakarta mengonsumsi fried chicken dan burger sebagai makan siang dan 1-6%
mengonsumsi pizza dan spaggethi. Bila makanan tersebut sering dikonsumsi secara terus-
menerus dan berlebihan dapat mengakibatkan gizi lebih (Anisa, 2015). Restoran cepat saji perlu
meyakinkan konsumen bahwa produknya aman dan layak untuk dikonsumsi. Keamanan pangan
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap perusahaan yang bergerak
dibidang makanan karena masalah keamanan pangan akan membawa dampak pada kesehatan
seseorang. Konsumen yang sadar akan pentingnya kesehatan tentu akan sangat memperhatikan
mutu dan keamanan makanan yang akan dikonsumsi. Kesehatan merupakan hal yang paling
penting dalam kehidupan karena apabila tubuh tidak sehat, kita tidak bisa menjalankan berbagai
aktivitas dengan baik.
Keamanan pangan olahan kemasan juga menjadi sesuatu yang sangat penting untuk
melindungi konsumen dari segala bentuk produk pangan yang merugikan dan/atau
membahayakan kesehatan. Sehingga setiap produk pangan olahan kemasan yang beredar harus
dipastikan keamanannya sesuai standar dan syarat tertentu sebagaimana diatur dalam peraturan

7|Page
perundang-undangan yang berlaku. Moral hazard dari pelaku usaha makanan dan minuman
kemasan seringkali merugikan konsumen, dimulai dengan kualitas produk makanan dan/atau
minuman yang kualitasnya tidak baik, informasi kemasan yang tidak jelas, tidak memiliki izin
edar. Semua tindakan moral hazard tersebut telah banyak ditemukan oleh Badan Pengawas Obat
dan Makanan (BPOM), umumnya kasus tersebut seperti tidak memiliki izin edar, tidak ada logo
SNI, dan tidak ada label halalnya, dan makanan mengandung bahan pengawet berbahaya (Edi,
2018).
Salah satu bentuk makanan kemasan adalah mie instan. Salah satu perusahaan di
Indonesia yang membuat produk mie instan diantaranya adalah PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Divisi Noodle. Pop mie adalah salah satu jenis mie instan yang dikemas dalam kemasan
cup yang dibuat oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur. Kemasan cup yang digunakan untuk
mengemas Pop Mie ini berbahan dasar styrofoam. Styrofoam merupakan salah satu pilihan yang
paling popular untuk digunakan sebagai pengemas barang-barang yang rentan rusak maupun
makanan sekalipun. Styrofoam memiliki keunggulan yaitu praktis dan tahan lama. Hal inilah
yang menjadi daya tarik yang cukup kuat bagi para penjual maupun konsumen makanan untuk
menggunakannya. Menurut Sulchan & Endang (2007), styrofoam memiliki sifat tidak ramah
lingkungan, karena tidak dapat diuraikan sama sekali. Bahkan pada proses produksinya sendiri
menghasilkan limbah yang tidak sedikit sehingga dikategorikan sebagai penghasil limbah
berbahaya ke-5 terbesar di dunia oleh EPA (Enviromental Protection Agency). Oleh karena itu
PT. Indofood CBP Sukkses Makmur Divisi Noodle mengeluarkan kemasan alternatif yang dapat
mengurangi limbah sterofoam. Kemasan alternatif yang digunakan adalah paper cup. Paper cup
ini memiliki sifat yang mudah didaur ulang sehingga lebih ramah untuk lingkungan.
Konsumen yang memiliki tingkat kesadaran kesehatan yang tinggi, mereka akan lebih
berhati-hati dalam memilih makanan yang dikonsumsi, jaminan keamanan pangan akan
mempengaruhi niat beli dan menjadi pertimbangan sebelum melakukan keputusan pembelian.
Adapun indikator untuk mengukur keamanan pangan menurut Bryan (2016), yaitu : (1)
penerimaan makanan, (2) proses memasak, (3) persiapan dan penyajian, (4)
penawaran/pembelian. HACCP merupakan satu sistem yang berdasarkan ilmu dan teknologi
yang dilakukan secara sistematik dalam melakukan ancaman (hazard) spesifik dalam suatu
tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan dalam memastikan keamanan pangan (Winarno,
2012). Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) merupakan salah satu sistem untuk

8|Page
menjamin keamanan pangan atau dalam artian produk pangan aman untuk dikonsumsi, dan tidak
menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia.

BAB III

9|Page
HASIL
Resume Webinar

1. Narasumber 1 (Bapak Christofer Bagus Rijadi) : Aplikasi Keamanan Pangan di


Penyelenggara Makanan atau Restauran (McDonald’s Indonesia)
Topik yang di bahas :
 Sistem Keamanan Pangan secara Umum : Sistem keamanan pangan untuk
McDonald sudah bersertifikat dan halal. McDonalds merupakan restoran pertama
Indonesia yang bersertifikat Halal MUI 1994 dan memperpanjang sertifikat halal
tersebut sesuai dengan ketentuan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) LPPOM MUI
dalam pengembangan produk, pendaftaran bahan baku, dan penambahan jumlah
restaurant.
 Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Makanan : Pada saat penerimaan bahan
baku dipastikan kondisi kendaraan dalam keadaan tertutup, kemudian memastikan
pula bahwa driver dan helper yang membawa bahan baku menggunakan APD
lengkap, jika bahan baku yang dibawa memerlukan suhu dingin maka perlu
dilakukan pengecekkan suhu penyimpanan mobil menggunakan thermometer atau
data logger, sedangkan untuk bahan baku yang bersuhu dingin saat dikeluarkan
dari mobil harus segera dimasukkan ke dalam storage. Inspeksi kedatangan bahan
baku yaitu dilakukan verifikasi bahan baku dari nama, tanggal produksi, kode
batch, tanggal kadarluarsa, dan jika ada kode unik yang terdaftar di sistem,
melakukan pula inspeksi secara visual kondisi dari bahan baku seperti warna, bau,
dan tekstur, kemudian melakukan inspeksi suhu menggunakan thermometer suhu
dingin sesuai dengan standar suhu dan jika secara inspeksi tidak sesuai produk
maka bahan baku tidak dapat diterima. Penyimpanan bahan baku terdiri dari 3
storage yaitu dry storage, chiler storage, dan freezer storge, di McD khusus chiller
dan freezer terdapat main storage dan secondary storage. Suhu untuk dry storage
adalah suhu ruang (22-300C), suhu chiller storage yaitu 1-40C, dan suhu untuk
freezer storage (-180 – (-230C). Agar udara mengalir dengan baik dari storage
bahan baku agar disimpan 6 inchi dari lantai, 2 inchi dari dinding, dan 1 inchi
antar sesame produk kemudian dilakukan pula pengecekkan cuhu dan

10 | P a g e
pembersihan secara rutin untuk masing maisng storage, dan memastikan sistem
FEFO ( First Expired First Out) berjalan dengan baik.
 Pemasakan secara Aman : Orang yang bekerja di food service kemungkinan dapat
membawa hazard baik secara biologi, kimiawi, dan fisik maka dari itu kebersihan
personal sangatlah penting kemudian karyawan yang bekerja di food service
sebelum bekerja wajib menggunakan APD lengkap seperti seragam, pelindung
kepala, masker, sarung tangan, dan safety shoes, karyawan yang bekerja di food
service tidak boleh menggunakan perhiasan dan aksesoris, menjaga kebersihan
kuku, dan rambut, sebelum mulai bekerja karyawan wajib mencuci tangan
menggunakan sabun dan berkala selama jam kerja. Alat produksi (penggoreng,
perebus dll) sebaiknya dari bahan kuat, mudah dibersihkan hindari pemakaian
bahan yang mudah rusak/ keropos dan alat memasak (pisau, talenan dll) rutin
dibersihan sesuai kebutuhan, semakin sering digunakan semakin sering
dibersihkan. Proses pembersihan harus dilakukan secara berkala agar tidak ada
penumpukan produk sisa. Dalam proses pemasakan dipastikan produk yang
dimasak sudah matang terutama produk asal hewan. Melakukan pengecekan suhu
produk matang menggunakan thermometer untuk mengetahui tingkat kematang
suduh cukup secara safety dan quality. Contoh ayam goreng suhu minimal adalah
740C dan untuk beef adalah minimal 69 0C dan Memastikan produk yang baru
matang segera disajikan agar tingkat kualitasnya terjaga.
 Penyajian yang Bermutu dan Berkualitas : Saat penyajian gunakan alat bantu
seperti sendok, penjepit (tong), sarung tangan dll, jangan biarkan tangan terbuka
menyajikan produk dan pastikan produk yang dibuat sesuai dengan resep menu
yang ada di food service, makanan yang disajikan menggunakan kemasan yang
tertutup dan aman, dan Kemasan makanan terdiri dari kemasan primer, sekunder,
dan tersier, kemasan tersebut harus aman bagi makanan dan tidak ada migrasi
bau, rasa, dan fisik. Jaminan mutu pangan : Food Service memiliki Sertifikat Laik
Sehat mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003.
2. Narasumber 2 (Bapal Azwar Burhan, S.Gz) : PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,
Nutrition and Special Foods Division.

11 | P a g e
Topik yang dibahas : MP-ASI Sun Promina dan mengacu pada kesehatan dan pemenuhan
gizi balita di 1000 HPK yang merupakan periode emas untuk anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal dan melihat permasalahan gizi ganda di Indonesia, yang
dimana penyebab masalah gizi ganda di Indonesia yaitu kurangnya pemberian ASI
Eksklusif, kurangnya konsumsi sayur dan buah menyebabkan kekurangan vitamin dan
mineral, konsumsi makanan belum cukup atau konsumsi makanan berlebihan, banyak
mengkonsumsi makanan berkadar garam, lemak, dan gula yang tinggi, dan kualitas
protein rata rata yang dikonsumsi per orang masih rendah. Sehingga perlu MP ASI
Fortifikasi karena praktis dan mudah dalam pembuatan, harga lebih terjangkau serta
nutrisi lebih lengkap dan terukur sesuai kebutuhan bayi.
Proses pembuatan SUN-Promina :
 Pembersihan dan penggilingan : Pembersihan dan pemisahan bahan baku dari
benda benda asing serta digiling hingga bentuk tepung
 Pncampuran basah : pencampuran tepung tersebut dengan air hingga berbentuk
campuran bubur
 Pemasakan : bubur dimasak dengan suhu hingga 100 derajat C kemudian
dikeringkan hingga berbentuk flakes dengan kadar air dibawah 3% sehingga tidak
mudah berkembang.
 Fortifikasi : lembaran flakes dicampurkan dengan zat gizi mikro yang sudah
terukur
 Packing dan cartoning

12 | P a g e
BAB IV
PEMBAHASAN
Industri Makanan Siap Saji : McDonalds Indonesia
1. Evaluasi Produksi, Distribusi, dan Pelayanan Makanan
Berdasarkan penjelasan dari narasumber pada webinar series kali ini menyatakan bahwa
dalam proses produksi, distribusi, dan pelayanan makanan yang disajikan ke konsumen sudah
memenuhi standar sesuai dengan sistem keamanan pangan. Penerimaan dan Penyimpanan Bahan
Makanan : Pada saat penerimaan bahan baku dipastikan kondisi kendaraan dalam keadaan
tertutup, kemudian memastikan pula bahwa driver dan helper yang membawa bahan baku
menggunakan APD lengkap, jika bahan baku yang dibawa memerlukan suhu dingin maka perlu
dilakukan pengecekkan suhu penyimpanan mobil menggunakan thermometer atau data logger,
sedangkan untuk bahan baku yang bersuhu dingin saat dikeluarkan dari mobil harus segera
dimasukkan ke dalam storage (sumber : Webinar Series).

Inspeksi kedatangan bahan baku yaitu dilakukan verifikasi bahan baku dari nama, tanggal
produksi, kode batch, tanggal kadarluarsa, dan jika ada kode unik yang terdaftar di sistem,
melakukan pula inspeksi secara visual kondisi dari bahan baku seperti warna, bau, dan tekstur,
kemudian melakukan inspeksi suhu menggunakan thermometer suhu dingin sesuai dengan
standar suhu dan jika secara inspeksi tidak sesuai produk maka bahan baku tidak dapat diterima.
Penyimpanan bahan baku terdiri dari 3 storage yaitu dry storage, chiler storage, dan freezer
storge, di McD khusus chiller dan freezer terdapat main storage dan secondary storage. Suhu
untuk dry storage adalah suhu ruang (220-300C), suhu chiller storage yaitu 1-40C, dan suhu untuk
freezer storage (-180 – (-230C). Agar udara mengalir dengan baik dari storage bahan baku agar
disimpan 6 inchi dari lantai, 2 inchi dari dinding, dan 1 inchi antar sesame produk kemudian
dilakukan pula pengecekkan cuhu dan pembersihan secara rutin untuk masing maisng storage,
dan memastikan sistem FEFO (First Expired First Out) berjalan dengan baik, dan di restaurant
rata rata akan menggunakan sistem FEFO karena expired bahan baku cepat (sumber : Webinar
Series).

Pemasakan secara Aman : Orang yang bekerja di food service kemungkinan dapat membawa
hazard baik secara biologi, kimiawi, dan fisik maka dari itu kebersihan personal sangatlah
penting kemudian karyawan yang bekerja di food service sebelum bekerja wajib menggunakan

13 | P a g e
APD lengkap seperti seragam, pelindung kepala, masker, sarung tangan, dan safety shoes,
karyawan yang bekerja di food service tidak boleh menggunakan perhiasan dan aksesoris,
menjaga kebersihan kuku, dan rambut, sebelum mulai bekerja karyawan wajib mencuci tangan
menggunakan sabun dan berkala selama jam kerja. Alat produksi (penggoreng, perebus dll)
sebaiknya dari bahan kuat, mudah dibersihkan hindari pemakaian bahan yang mudah rusak/
keropos dan alat memasak (pisau, talenan dll) rutin dibersihan sesuai kebutuhan, semakin sering
digunakan semakin sering dibersihkan. Proses pembersihan harus dilakukan secara berkala agar
tidak ada penumpukan produk sisa. Dalam proses pemasakan dipastikan produk yang dimasak
sudah matang terutama produk asal hewan. Melakukan pengecekan suhu produk matang
menggunakan thermometer untuk mengetahui tingkat kematang suduh cukup secara safety dan
quality. Contoh ayam goreng suhu minimal adalah 740C dan untuk beef adalah minimal 690C dan
Memastikan produk yang baru matang segera disajikan agar tingkat kualitasnya terjaga. Minyak
goreng yang digunakan untuk menggoreng juga selalu dicek secara berkala dan diganti jika
sudah tidak layak pakai serta diukur untuk mengecek kelayakan minyak goreng dengan suhu 25
derajat C (sumber : Webinar Series).

Penyajian yang Bermutu dan Berkualitas : Saat penyajian gunakan alat bantu seperti sendok,
penjepit (tong), sarung tangan dll, jangan biarkan tangan terbuka menyajikan produk dan
pastikan produk yang dibuat sesuai dengan resep menu yang ada di food service, makanan yang
disajikan menggunakan kemasan yang tertutup dan aman, dan Kemasan makanan terdiri dari
kemasan primer, sekunder, dan tersier, kemasan tersebut harus aman bagi makanan dan tidak ada
migrasi bau, rasa, dan fisik. Jaminan mutu pangan : Food Service memiliki Sertifikat Laik Sehat
mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098 / MENKES / SK /
VII / 2003 (sumber : Webinar Series).

2. Evaluasi Pengelolaan Keamanan Produk Pangan Kemasan dan Makanan


Sistem Keamanan Pangan secara Umum : Sistem keamanan pangan untuk McDonald sudah
bersertifikat dan halal. McDonalds merupakan restoran pertama Indonesia yang bersertifikat
Halal MUI 1994 dan memperpanjang sertifikat halal tersebut sesuai dengan ketentuan Lembaga
Pemeriksa Halal (LPH) LPPOM MUI dalam pengembangan produk, pendaftaran bahan baku,
dan penambahan jumlah restaurant (sumber : Webinar Series).

14 | P a g e
3. Evaluasi Mutu dan Kepuasan Klien dalam Penyelenggaraan Makanan
Evaluasi mutu dan kepuasaan klien diukur menggunakan form, di McDonalds sendiri
terdapat audit dari layak sehat dan di dalam form tersebut terdapat pernyataan dan penilaian
mengenai proses produksi makanan yang di mulai dari proses penerimaan sampai penyajian ke
konsumen, form tersebut di dapat dari McD global (sumber : Webinar Series).

4. Keputusan Rekomendasi untuk Peningkatan Kualitas Mutu Pangan


Dalam upaya peningkatan kualitas mutu pangan diperlukan adanya sistem keamanan pangan
yang dapat menjamin mutu dan kualitas pangan. McDonalds sendiri telah memiliki sertifikat
layak sehat yang mengacu pada pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098 / MENKES / SK / VII / 2003 (sumber : Webinar Series).

Industri Makanan Kemasan : INDOFOOD

1. Evaluasi Produksi, Distribusi, dan Pelayanan Makanan


PT. Indofood CBS Sukses Makmur Tbk dalam proses produksi, distribusi dan pelayanan
makanan sudah sesuai dengan standar keamanan pangan. Berdasarkan penjelasan dari
narasumber bahwa selama proses produksi, distribusi, dan pelayanan makanan di PT. Indofood
CBS Sukses Makmur Tbk memiliki sistem keamanan pangan yang dapat menjamin keamanan
mutu konsumsi pangan dan proses produksi hingga distribusi makanan kemasan di proses
dengan aman. PT. Indofood mempunyai beberapa anak perusahaan yang saling terkait satu sama
lain. Indofood mengatur proses produksinya dengan kegiatan operasional yang mencakup
seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku
hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar (Mubarok, M.H, 2014).
2. Evaluasi Pengelolaan Keamanan Produk Pangan Kemasan dan Makanan
PT. Indofood CBS Sukses Makmur Tbk dalam hal pengelolaan keamanan produk sudah baik
dan sistem keamanan pangan sudah dikelola dengan baik dari tiap tiap divisi. Divisi Nutrisi &
Makanan Khusus memproduksi dan memasarkan beragam produk yang ditujukan khusus untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi dan anak- anak, ibu hamil dan menyusui, serta anak muda dan
dewasa. Aneka ragam produk yang dihasilkan meliputi bubur dan biskuit untuk bayi, sereal
snacks untuk anak-anak, produk susu untuk ibu hamil dan menyusui, serta minuman sereal bagi
anak muda dan dewasa. Divisi ini memiliki dua merek yang ditujukan bagi dua segmen pasar
yang berbeda: Promina untuk segmen menengah ke atas, sementara merek SUN untuk segmen

15 | P a g e
pasar yang lebih luas. Merek-merek lain termasuk Govit untuk sereal snacks dan Provita untuk
minuman sereal (Mubarok, M.H, 2014).
3. Evaluasi Mutu dan Kepuasan Klien dalam Penyelenggaraan Makanan
Banyaknya industri jasa makanan dan gizi yang berkembang menyebabkan adanya
persaingan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat (konsumen) agar memperoleh
kepuasan, termasuk dalam hal melakukan penyelenggaraan makanan baik komersial maupun non
komersial. Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu
sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen dalam rangka pencapaian status
kesehatan yang optimal melalui pemberian makanan yang tepat dan termasuk kegiatan
pencatatan, pelaporan, dan evaluasi (Wulandari dkk, 2013). Kepuasan pelanggan sangat
memengaruhi keputusan untuk melakukan suatu pembelian kembali suatu produk,) kepuasan
konsumen merupakan titik awal tumbuhnya loyalitas pelanggan sehingga penting untuk
mengetahui penilaian terhadap kepuasan konsumen (Wulandari dkk, 2013). Evaluasi mutu dan
kepuasaan klien dalam penyelenggaraan makanan dilakukan dengan cara melihat proses
pemasaran di pasar dan dikelola oleh masing masing divisi dari tiap daerah.
4. Keputusan Rekomendasi untuk Peningkatan Kualitas Mutu Pangan
Salah satu faktor yang menentukan daya saing suatu produk pangan dalam perdagangan
bebas adalah adanya jaminan mutu dan keamanan pangan. Jaminan mutu dan keamanan produk
tidak hanya untuk melindungi konsumen domestik namun juga untuk mengantisipasi persyaratan
dalam perdagangan internasional. PT. Indofood CBS Sukses Makmur Tbk telah memberikan
jaminan mutu pangan dengan bersertifikat halal dari LPPOM MUI. Upaya peningkatan kualitas
mutu pangan yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki kualitas pangan, memperbaiki stabilitas
harga pangan sehingga dengan terciptanya peningkatan kualitas pangan dan stabilitas harga
pangan, maka perbaikan gizi pun perlu dikontrol agar tidak terjadi gizi buruk di masyarakat,
mengingat bahwa PT. Indofood memiliki divisi khusus gizi dan makanan untuk bayi dan ibu
hami serta menyusui. Divisi ini memiliki dua merek yang ditujukan bagi dua segmen pasar yang
berbeda: Promina untuk segmen menengah ke atas, sementara merek SUN untuk segmen pasar
yang lebih luas. Merek-merek lain termasuk Govit untuk sereal snacks dan Provita untuk
minuman sereal.

16 | P a g e
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil belajar dan memperoleh pembelajaran dari
narasumber melalui webinar series terkait industri makanan siap saji (McDonalds Indonesia) dan
industri makanan kemasan dari PT. Indofood yaitu mahasiswa telah mampu mengevaluasi
produksi, distribusi, dan pelayanan makanan, mengevaluasi pengelolaan keamanan produk
pangan kemasan dan makanan, mengevaluasi mutu dan kepuasaan klien dalam penyelenggaraan
makanan,dan mengambil keputusan rekomendasi untuk peningkatan kualitas mutu pangan.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Anisa, MV. (2015). Hubungan Status Gizi, Menarche Dini, dan Perilaku Mengonsumsi Makanan
Cepat Saji (Fast Food) dengan Kejadian Dismenore Primer pada Siswi SMAN 13 Bandar
Lampung. Skripsi.

Bryan, F. L. (2016). Hazard Analysis Critical Control Point Evaluations: A guide to identifying
hazard and storage. Geneva: World Health Organization

Mubarok, M.H. (2014). Strategi Pertumbuhan Berkelanjutan Indofood di Pasar Kompetitif.


Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, 2(2), 89-101.
Nurcahyo Edi. (2018). Pengaturan dan Pengawasan Produk Pangan Olahan Kemasan. Udayana
Magister Law Journal. 7 (3).

Sulchan M. dan Nur W.E. (2007). Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan Styrofoam. Fakultas
kedokteran UNDIP. Semarang. Vol 57 no 2.

Sulistijani. D. A. (2012). Sehat dengan Menu Berserat. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Sutrisno, A, dkk. (2013). Analisis Strategi Penerapan Sistem Manajemen Keamanan Pangan
HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) di PT. Sierad Produce Tbk.
Parung. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 4(2), 74-90.
Widjoyo Iksan O, Rumambi Julivan L, Kunto Sondang Y. (2013). Analisa Pengaruh kualitas
layanan terhadap kepuasan konsumen pada layanan drive thru mcdonald’s basuki rahmat
di surabaya. Jurnal manajemen pemasaran. 1 (1), 1-12.

Winarno. (2012). Haccp dan Penerapannya Dalam Industri Pangan. Bogor: M-Brio Press

Wulandari, A.,Setiawan, B, & Sinaga, T. (2013). Penyelenggaraan Makanan dan Tingkat


Kepuasan Konsumen di Kantin Zea Mays Institut Pertanian Bogor. Jurnal Gizi dan
Pangan, 8(2), 151-158.

18 | P a g e
LAMPIRAN
1. Lampiran makanan siap saji : McDonalds
Jaminan Mutu Pangan Kandungan Gizi

19 | P a g e
2. Lampiran makanan kemasan : INDOFOOD

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai