Anda di halaman 1dari 38

i

MOKESA: Plant Based Sandwich Cookies Berbahan Mocaf


Terfortifikasi Ekstrak Kelor dan Jantung Pisang sebagai Upaya
Menekan Penyakit Degeneratif di Indonesia

ALPACA TEAM

Ranjiv A.A Sihombing 215040101111011


Annisa Fitri 215070301111014
Fima Arin Mahanani 215040101111102

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan Usaha ............................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
A. Deskripsi Usaha .......................................................................................... 4
B. Business Model Canvas (BMC) ................................................................. 12
C. Peluang Pendanaan oleh Investor............................................................... 12
D. Esensi Bisnis Terhadap Pemulihan Ekonomi Indonesia ............................ 13
BAB II KESIMPULAN ...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 16
LAMPIRAN ......................................................................................................... 17
1

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dunia kesehatan Indonesia telah sejak lama menghadapi tantangan
berupa penyakit degeneratif yang prevalensinya saat ini terus mengalami
peningkatan dan menjadi penyebab dari 73% kematian di Indonesia
(Mullidayanti dkk., 2022). Data tersebut mengindikasikan bahwasanya saat ini
Indonesia tengah mengalami eskalasi penyakit degeneratif secara dramatis.
Selain itu, penyakit degeneratif tergolong penyakit katastropik yang
membutuhkan perawatan medis cukup lama dan biaya kesehatan yang besar
(Laksono dan Wulandari, 2018). Pernyataan tersebut dibuktikan dengan
laporan BPJS Kesehatan yang telah menghabiskan 19,9 juta kasus
katastrostopik dengan biaya sebesar 20 Triliun (Mustikasari, 2021).
Keprihatinan terhadap prevalensi penyakit degeneratif telah menjadikan
penyakit ini sebagai target dalam Sustainable Development Goals (SDGs) pada
Goal 3: Ensure healthy lives and well-being sehingga diperlukan sinergitas
nyata sebagai upaya menekan prevalensi penyakit degeneratif melalui
optimalisasi sumber daya yang ada.
Masyarakat Indonesia telah sejak lama memiliki doktrin bahwasannya
produk dengan label “alami” lebih aman dan baik untuk tubuh. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) mengestimasi bahwa 80% penduduk dunia
menjadikan pengobatan herbal untuk menjaga kesehatan primer mereka
(Fithriani dkk., 2015). Sejalan dengan tren kesehatan saat ini, pergeseran gaya
hidup masyarakat kearah back to nature utamanya pangan fungsional semakin
meningkat (Meilina dkk., 2020). Selain itu, keberadaan produk fungsional ini
mampu menjawab permasalahan kondisi resistensi obat pada penderita
penyakit degeneratif dan telah terbukti mampu mengurangi kolesterol,
memodifikasi respons glikemik dan insulinemik, perubahan fungsi usus dan
aktivitas antioksidan (Shaha dkk., 2014). Namun demikian, produk pangan
fungsional ini menemukan tantangan yang berkaitan dengan kandungan gluten
dan gula yang masih tergolong tinggi, kurangnya keterlibatan IPTEK,
2

pengemasan kurang menarik, dan harga jual mahal sehingga pangsa pasar dari
produk fungsional ini masih terbatas.
Menjawab tantangan tersebut, terdapat salah satu produk yang banyak
diminati khalayak dari berbagai kalangan yaitu camilan dalam bentuk cookies.
Namun, kebanyakan cookies yang dijual dipasaran minim zat gizi, tinggi gula,
tinggi kalori, lemak, dan gluten, serta tidak memberikan dampak positif
terhadap kesehatan (Rahmawati dkk., 2020). Oleh karena itu, dengan melihat
urgensi transisi dunia pangan dan kesehatan saat ini, diciptakan inovasi cookies
dengan merek komersial MOKESA yang dapat dikonsumsi secara kontinu
sebagai salah satu produk fungsional yang terbuat dari tepung mocaf sebagai
pengganti tepung terigu dan bebas gluten, serta fortifikasi daun kelor (Moringa
oleifera) dan jantung pisang yang tinggi gizi dan antioksidan sebagai support
therapy penderita penyakit degeneratif. Tepung mocaf yang digunakan dalam
cookies ini berasal dari fermentasi ubi kayu yang total produksinya di Kota
Malang mencapai 16,35 juta ton (BPS, 2022). Daun kelor memiliki
pertumbuhan produksi yang relatif cepat, dimana produksi rata-rata daun kelor
segar dengan luas lahan sekitar 2,4 ha adalah sebesar 1.962,80 kg/bulan
(Krisnadi, 2018). Sementara itu, produksi jantung pisang di Indonesia
tergolong tinggi yang sejalan dengan tingginya produksi pisang Indonesia pada
tahun 2021 mencapai 8,74 juta ton (BPS, 2021). Melimpahnya keberadaan
bahan utama MOKESA di Indonesia membuat keberlanjutan produksi cookies
ini dapat terjamin.
Produk MOKESA ini hadir sebagai keterbaruan pangan fungsional
yang berbasis pada 100% plant based sandwich cookies. Konsep plant based
ini dipilih lantaran sekitar 67% masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang
tinggi terhadap produk plant based (Shaha dkk., 2014). Komersialisasi
MOKESA di pasaran mampu membuka peluang pasar bagi penderita penyakit
degeneratif usia produktif, utamanya konsumen dengan obesitas dan diabetes
mellitus yang memiliki kegemaran konsumsi makanan ringan di sela-sela
aktivitas harian. Jumlah penderita obesitas di Kota Malang pada tahun 2022
tergolong tinggi hingga mencapai angka 2.381 jiwa (BPS, 2022). Sejalan
dengan tingginya penderita obesitas, maka pasien diabetes mellitus di Kota
3

Malang juga tergolong tinggi yaitu mencapai 40.623 jiwa (BPS, 2022). Dalam
satu kemasan produk MOKESA yang berupa standing pouch memiliki berat
bersih 120-gram dijual dengan harga Rp.10.000,00 yang relatif murah dengan
berbagai keunggulan dibandingkan produk lainnya di pasaran. Besar harapan
kami, perpaduan empiris dari ketiga bahan lokal tersebut menghasilkan
sandwich cookies yang diminati berbagai kalangan sekaligus dapat menjadi
upaya preventif dalam menurunkan kasus PTM di Indonesia bersamaan dengan
klaim kesehatan yang dimiliki produk.

B. Tujuan Usaha
Tujuan yang diinginkan dari usaha ini adalah:
1. Menciptakan produk inovasi plant based sandwich cookies tinggi gizi dan
antioksidan sebagai support therapy penderita penyakit degeneratif (PTM)
dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Menciptakan peluang usaha dengan prospek dan daya saing yang baik di
pasar.
4

BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Usaha
Produk MOKESA adalah cookies berbentuk sandwich yang terbuat dari
100% plant based sebagai support therapy bagi penderita penyakit degeneratif.
Cookies MOKESA ini merupakan keterbaruan dalam bidang pangan fungsional
yang dalam proses pembuatannya tidak menggunakan campuran bahan pangan
hewani seperti cookies pada umumnya. Keunggulan dari produk MOKESA ini
adalah memiliki kandungan nilai gizi tinggi yang diperkaya dengan senyawa
bioaktif dari ekstrak daun kelor dan jantung pisang. Produk MOKESA ini memiliki
klaim rendah gula, bebas gluten, bebas alergen, dan tanpa bahan pengawet sehingga
mampu menjawab tantangan penderita penyakit degeneratif untuk tetap dapat
menikmati camilan dengan cita rasa lezat tanpa adanya efek samping kesehatan.
Konsumsi yang dianjurkan untuk produk ini adalah 3 kali makan dalam 120 gr
kemasan MOKESA dengan informasi nilai gizi dalam 1 sajian MOKESA dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Adapun motto usaha dalam memproduksi dan memasarkan produk
MOKESA yaitu “Enjoy Your Snack, Enjoy Your Life”. Sementara visi dan misi
dari produk MOKESA, yaitu:
● Visi
Menyediakan camilan sandwich cookies fungsional berbasis 100% plant
based yang dikhususkan sebagai support therapy penderita penyakit
degeneratif.
● Misi
1. Menyediakan solusi terbaik dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi
makanan ringan bagi penderita penyakit degeneratif.
2. Menciptakan inovasi sandwich cookies fungsional berbasis 100%
plant based yang kaya akan zat gizi dan senyawa bioaktif.
3. Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan
keberlanjutan, keselamatan kerja, dan kelestarian lingkungan.
Produk MOKESA dikemas dengan desain yang simple dan elegan bagi
kaum millennial, sehingga diharapkan dapat menarik minat para pecinta vegan
5

food, utamanya penderita penyakit degeneratif usia produktif. Logo produk dan
desain kemasan MOKESA disajikan lengkap pada Lampiran 4.
Selama proses produksi usaha MOKESA diperlukan alat dan bahan baku
yang tertera pada tabel berikut.
Alat dan Bahan

Alat Bahan Utama Bahan Tambahan


Pangan

1. Pisau 5. Baskom 1. Tepung mocaf 1. Garam


2. Panci 6. Kompor 2. Daun kelor 2. Gula stevia
3. Mixer 7. Blender 3. Jantung pisang 3. Dark chocolate
4. Oven 8. Timbangan gluten free
4. Margarin nabati

Bahan baku utama yang digunakan dalam pembuatan MOKESA adalah


tepung mocaf, daun kelor dan jantung pisang yang sangat mudah didapatkan di
seluruh Indonesia. Dalam melaksanakan proses produksi MOKESA, kami akan
membuat surat perjanjian kerjasama dengan supplier bahan baku untuk memasok
bahan utama produk MOKESA. Supplier tepung mocaf dari usaha MOKESA
adalah Pabrik Mocaf Greenstar yang terletak di Kabupaten Malang serta
perkebunan pisang di daerah Lawang, Kabupaten Malang dan juga petani kelor di
daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Pembelian dan pencarian bahan baku lainnya
didapatkan dari daerah Malang dan sekitarnya.
Selanjutnya, pelaksana kegiatan usaha ini yaitu mahasiswa/i Program Studi
Ilmu Gizi dan Agribisnis Universitas Brawijaya. Pengetahuan yang kuat akan ilmu
dalam bidang pangan fungsional serta pertanian, quality control produk,
pemanfaatan bahan alami dan pemasaran ke mitra yang membutuhkan suplai
produk serta optimisme mengenai potensi pasar dan pengujian kelayakan usaha
menjadikan dasar yang kuat untuk menjalankan bisnis ini.
Usaha MOKESA menggunakan struktur organisasi bentuk garis yang
dipimpin oleh seorang direktur yang mempunyai kewenangan mengontrol bagian
manager keuangan, produksi dan marketing, sehingga akan terjadi perwujudan pola
tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, atau posisi yang menunjukkan kedudukan,
6

tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Uraian tugas anggota dapat dilihat lebih
lanjut di Lampiran 5.
Adapun perencanaan usaha MOKESA adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pasar
● Segmenting
Berdasarkan segi geografis, usaha MOKESA berada di wilayah
Malang dan sekitarnya yang padat penduduk, target utama dari usaha ini
adalah para pelajar/ mahasiswa, generasi milenial dan masyarakat umum
pecinta makanan ringan.
Berdasarkan segi demografis, MOKESA merupakan makanan
cookies yang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa
membedakan gender, agama, suku, ras, dan lain sebagainya.
Berdasarkan segi psikografis, masyarakat Indonesia khususnya
Jawa Timur yang cenderung menyukai makanan fungsional serta berbagai
perilaku, kelas, sosial, serta gaya hidup sehingga cocok untuk
mengkonsumsi MOKESA yang merupakan makanan cookies tinggi gizi
dengan cita rasa manis gurih yang lezat.
● Targeting
Target potensial pasar yang akan diakses adalah masyarakat
Aspiring Middle Class mulai dari pelajar/mahasiswa, generasi milenial
hingga masyarakat umum, utamanya yang telah mengidap salah satu dari
berbagai jenis penyakit degeneratif.
● Positioning
Setelah melakukan riset dan target konsumen, positioning produk
“MOKESA” adalah Kekinian, Sehat, dengan Cita Rasa Lezat. Poin
“Kekinian” kami tunjukkan melalui kemasan serta pengolahan berbasis
teknologi yang menjadikan MOKESA menjadi produk vegan cookies
modern yang diproduksi dalam skala UKM Indonesia. Poin “Sehat” yaitu
nutrisi yang terkandung pada produk yang memiliki gizi tinggi tanpa adanya
pengawet kimia, serta kaya akan antioksidan. Selain itu, kandungan nutrisi
pada MOKESA yang tinggi serat dinilai mampu menjadi solusi pengendali
lapar yang baik. Melalui positioning “kekinian, sehat dengan cita rasa
7

lezat”, maka tagline produk pangan bernutrisi “MOKESA” adalah “Kunci


Kesehatan Anda”.
2. Gambaran Umum Peluang Pasar dan Analisis SWOT
MOKESA dapat dikonsumsi untuk semua kalangan masyarakat. Sasaran
utama yang dibidik untuk mengawali bisnis ini yaitu kalangan remaja karena rentan
untuk terkena obesitas dan diabetes melitus. Cookies termasuk makanan yang
sangat digemari oleh para masyarakat terutama kalangan remaja khususnya kota
besar seperti Malang, Surabaya dan sekitarnya. Kota Malang merupakan kota
dengan masyarakat yang mempunyai minat tinggi di bidang kuliner baik makanan
maupun makanan. Menurut Sigit (Dalam Rutmawati, 2017) menyebutkan bahwa
dalam setiap tahunnya, kurang lebih sekitar 200 ribu pendatang yang Sebagian
besar adalah seorang mahasiswa. Artinya, Kondisi tersebut sangat relevan dengan
target konsumen yang kita bidik yaitu para remaja. Usaha MOKESA dinilai
memiliki kemampuan perluasan yang sangat cepat dan efisien. Dalam satu bulan,
produksi mocaf di Kota Malang dapat mencapai 30 ton, produksi kelor dengan luas
lahan sekitar 2,4 ha adalah sebesar 1.962,80 kg/bulan serta produksi jantung pisang
di Jawa Timur yang merupakan daerah penghasil pisang terbesar di Indonesia yaitu
sebesar 2.048.948 ton/tahun. Hal tersebut menjadikan sustainability usaha
MOKESA sangat bagus dan terarah. Dengan adanya dukungan dari masyarakat
yang bekerja sebagai petani, maka usaha ini akan mampu berdampak pula terhadap
peningkatan kesejahteraan di daerah tersebut. Fenomena ini juga menjadikan
MOKESA sebagai peluang pasar potensial yang bisa dimanfaatkan dan
dikembangkan secara maksimal. Adapun analisis SWOT dari usaha MOKESA
disajikan lengkap dalam Lampiran 6.
3. Analisa Keunggulan dan Kompetitor
Keunggulan produk MOKESA terdapat pada konsep plant based dan pemanfaatan
perpaduan tepung mocaf, daun kelor dan jantung pisang yang tinggi gizi, senyawa
bioaktif, dan antioksidan dengan pengolahan berbasis teknologi sehingga terjamin
keamanannya serta memiliki keunikan tersendiri dibandingkan produk cookies
sejenis. MOKESA dipatok dengan harga yang ekonomis senilai dan dinilai mampu
bersaing dengan pasar. Analisis kompetitor produk MOKESA disajikan lengkap
dalam Lampiran 7.
8

4. Analisis Kebermanfaatan Usaha


● Bagi Konsumen
MOKESA merupakan produk pangan fungsional berbentuk cookies yang
menggunakan bahan baku tepung mocaf, daun kelor, dan jantung pisang,
serta dengan bahan tambahan lain seperti garam, gula stevia, dark chocolate
gluten free, margarin nabati menjadikan MOKESA memiliki paduan rasa
manis dan gurih yang lezat. Selain kandungan nutrisinya yang tinggi,
kandungan antioksidan yang terdapat pada bahan utama mampu
mengendalikan kadar gula darah dan kolesterol tubuh.
● Bagi Masyarakat Sekitar
Berdasarkan data Statistik Indonesia 2021 produksi produksi kelor dengan
luas lahan sekitar 2,4 ha adalah sebesar 1.962,80 kg/bulan serta produksi
jantung pisang di Jawa Timur yang merupakan daerah penghasil pisang
terbesar di Indonesia yaitu sebesar 2.048.948 ton. Hal ini menandakan
bahwa masyarakat Jawa Timur cenderung bermata pencaharian sebagai
petani. Umumnya, petani akan menjual hasil produksi nya ke pasar dengan
menggunakan persaingan harga minimum agar hasil produksi tersebut dapat
terjual dengan sempurna. Oleh karena itu, pengadaan bahan baku produk
MOKESA dalam setiap produksinya akan memberikan akses kemudahan
bagi masyarakat untuk menjual hasil produksinya kepada perusahaan kami.
Selain itu, proses produksi MOKESA akan membutuhkan banyak tenaga
kerja, kondisi ini akan menjadikan peluang kerja baru yang mampu
meningkatkan perekonomian secara berkelanjutan selama usaha ini tetap
ada dan berkembang.
5. Strategi Bisnis
● Aspek Produksi
Pelaksanaan kegiatan mulai dari tahap promosi, produksi, hingga
pemasaran dilakukan secara blended dengan persentase offline sebesar 60%
dan online sebesar 40% dengan rincian yang lebih jelas dapat dilihat pada
Lampiran 8.
9

● Survei dan Pemantapan Riset Pasar


Langkah awal pemasaran MOKESA adalah dengan melakukan
survei pasar. Survei pasar yang dilakukan meliputi ketersediaan bahan baku
produksi, alat produksi, dan minat konsumen terhadap pangan fungsional.
Survei dilakukan secara langsung dengan observasi dan secara tidak
langsung melalui kuesioner. Survei dilakukan untuk mengetahui kebutuhan
dan keinginan konsumen, sehingga mempermudah produsen dalam
menentukan target dan peluang pasar. Riset yang dilakukan meliputi
pengamatan produk-produk pangan sejenis yang telah beredar di pasar
dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana produk
yang akan kami hasilkan dapat bersaing di pasar dan dapat diminati
konsumen. Riset selanjutnya yaitu untuk mencari pemasok bahan baku yang
berkualitas baik, memiliki harga yang sesuai dengan kualitasnya, dan dapat
menyuplai kebutuhan bahan baku secara pasti.
● Pengemasan dan Labelisasi
Kemasan produk merupakan salah satu daya tarik bagi konsumen
untuk membeli produk tersebut. Oleh karena itu, setelah produk MOKESA
dibuat, perlu penanganan lebih lanjut agar MOKESA terjual di pasaran,
yaitu dengan cara mengemas MOKESA dengan desain kemasan yang
simpel dan menarik. Proses pengemasan MOKESA dilakukan dalam wadah
sesuai ukuran dan jenis MOKESA yang diproduksi. Setelah pengemasan
dilakukan, maka dilanjutkan dengan pelabelan produk. Pelabelan produk
disesuaikan dengan jenis produk MOKESA yang diproduksi. Label pada
produk MOKESA berisi tentang motto usaha, informasi nilai gizi, dan
komposisi. Labelisasi pada produk MOKESA dilakukan dengan uji nutrisi
dan uji sensoris. Uji nutrisi meliputi analisis kadar protein, lemak, serat,
karbohidrat dan total kalori. Uji sensoris dilakukan dengan metode scoring
dengan parameter aroma, rasa, dan tekstur. Seluruh uji nutrisi dan sensoris
akan dilakukan di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati, Universitas
Brawijaya.
10

● Pembelian Bahan Baku dan Penunjang Produksi


Setelah survei pasar, akan dilakukan pembelian alat-alat penunjang
dan bahan baku produksi secara kontinyu sesuai dengan kebutuhan dari
produksi MOKESA. Alat penunjang dan bahan baku yang dibeli memiliki
spesifikasi yang sesuai dengan standar kualitas produk. Bahan baku utama
dalam pembuatan produk MOKESA berupa tepung mocaf didapatkan dari
Pabrik Mocaf Greenstar yang terletak di Kabupaten Malang serta
perkebunan pisang di daerah Lawang, Kabupaten Malang dan juga petani
kelor di daerah Sidoarjo, Jawa Timur. Pembelian dan pencarian bahan baku
lainnya didapatkan dari daerah Malang dan sekitarnya.
● Pelaksanaan Produksi
Proses produksi MOKESA akan dilakukan di daerah Jl.Watumujur
II No.24, Lowokwaru, Malang. Dalam satu bulan, target produksi dari
MOKESA adalah 12 kali produksi dengan target 1000 kemasan tiap bulan.
Proses produksi MOKESA disajikan rinci pada Lampiran 9.
6. Strategi Pemasaran
● Strategi Distribusi
Dalam mendistribusikan produk, MOKESA mengelompokkan pasar
menjadi beberapa segmen berdasarkan tingkat besar dan kecilnya yang
tercantum secara lengkap pada Lampiran 10.
● Strategi Marketing Mix
Setelah MOKESA diproduksi, maka diperlukan pemasaran secara
maksimal. Metode pemasaran MOKESA menggunakan konsep pemasaran
yaitu 7P (product, price, promotion, place, people, process, dan physical
evidence). Product (produk) mempunyai nilai jual manfaat dan keunggulan
dari MOKESA menjadi salah satu daya tarik bagi konsumen antara lain
merupakan pangan fungsional berbentuk cookies yang kaya akan gizi, dan
sebagai solusi pengendali kadar gula darah dan kolesterol tubuh. Price
(harga) MOKESA memiliki harga lebih murah dari harga rata-rata cookies
di pasaran yang berkisar Rp10.000 per 120 g. Promotion (promosi) produk
dilakukan secara offline dengan menawarkan produk secara langsung
kepada calon konsumen dan mendapatkan online review dari pelanggan.
11

Place (tempat) pemasaran menggunakan 2 cara yaitu secara langsung


dengan mendatangi calon konsumen dan secara online dengan
memanfaatkan berbagai media sosial. People (orang) menggunakan sumber
daya manusia yang kompeten di bidangnya sehingga akan menciptakan
produk MOKESA yang berkualitas serta pemasaran yang efektif sehingga
akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Process (proses) mulai
dari pembuatan, penjualan produk hingga pelayanan konsumen dilakukan
sesuai prosedur yang ada dengan mementingkan kepuasan konsumen
terhadap produk. Physical evidence (tampilan fisik) pada gerai penjualan
produk MOKESA didesain semenarik mungkin sehingga menimbulkan
visualisasi cozy pada tempat tersebut dan akan mengundang para
konsumen, utamanya kaum milenial untuk berkunjung dan membeli produk
MOKESA.
● Strategi Customer Relationship
Dalam menjalankan usaha, perlu dibutuhkan rancangan strategi
yang dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.
Rancangan strategi dari usaha MOKESA tercantum lengkap pada
Lampiran 11.
● Saluran Promosi
➢ Bekerja Sama dengan Influencer (Influencer Marketing)
➢ Konsinyasi dengan Distributor dan Retailer
➢ Menjalin Hubungan dengan Agen dan Reseller
● Evaluasi Usaha
Target evaluasi meliputi sistem produksi, kualitas dan kuantitas
produk yang dihasilkan, serta pemasaran yang dilaksanakan pada minggu
kedua dalam setiap bulan. Evaluasi pemasaran dilakukan untuk mengetahui
tercapai atau tidaknya target penjualan yang telah direncanakan agar usaha
ini sesuai dengan rancangan keuangan yang telah diperhitungkan.
7. Potensi Pengembangan Usaha
Berikut adalah rancangan strategi pengembangan dari usaha
MOKESA selama 5 tahun kedepan. Adapun strategi pengembangan usaha
disajikan lengkap pada Lampiran 12.
12

C. Business Model Canvas (BMC)

D. Peluang Pendanaan oleh Investor


Harga Satuan
No. Jenis Pengeluaran Volume Total (Rp)
(Rp)
1. Belanja Bahan
Tepung mocaf 80kg 19.000 1.520.000
Daun kelor 40kg 25.000 1.000.000
Jantung pisang 20kg 50.000 1.000.000
Garam 1kg 15.000 15.000
Gula stevia 2kg 115.000 230.000
Dark chocolate
2kg 90.000 180.000
gluten free
Margarin nabati 2kg 30.000 60.000
Pisau 3 unit 15.000 45.000
Panci 3 unit 30.000 90.000
Mixer 2 unit 100.000 200.000
Oven 2 unit 500.000 1.000.000
Baskom stainless 2 set 75.000 150.000
Kompor 2 unit 250.000 500.000
Blender 2 unit 300.000 600.000
Timbangan 2 unit 25.000 50.000
SUB TOTAL 6.640.000
2. Belanja Sewa
Sewa tempat 1 kali 250.000 250.000
13

Sewa lab 1 kali 250.000 250.000


SUB TOTAL 500.000
3. Perjalanan lokal
Kegiatan penyiapan
bahan dan 1 kali 500.000 500.000
pembuatan produk
Kegiatan pemasaran 12 kali 100.000 1.200.000
Kegiatan
1 kali 100.000 100.000
pendampingan
SUB TOTAL 1.800.000
4. Lain-lain
Protokol kesehatan
(Masker dan 1 paket 80.000 80.000
sanitizer)
Uji nutrition fact 1 kali 150.000 150.000
Sertifikasi bebas
1 kali 150.000 150.000
gluten
Sertifikasi halal 1 kali 450.000 450.000
Adsense akun media
5 kali 100.000 500.000
sosial
Sertifikasi P-IRT 1 kali 150.000 150.000
SUB TOTAL 1.480.000
GRAND TOTAL 10.420.000
Berdasarkan data di atas terdapat total biaya ialah Rp 10.420.000 dengan
analisis terhadap keuangan cash in flow dimana terhitung BEP unit dan BEP
rupiahnya serta R/C ratio yang menandakan bahwa perusahaan ini berpotensi untuk
dikembangkan dan LAYAK untuk dijalankan. Tak hanya memberikan keuntungan
namun menjadi salah satu sumber profit bagi investor yang berkontribusi dalam
perusahaan ini terkhususnya benefit dari perusahaan MOKESA ini telah mampu
mendapatkan keuntungan pada bulan pertama dan berkelanjutan hingga bulan-
bulab kedepannya, secara rinci dapat dilihat pada Lampiran 13.

E. Esensi Bisnis Terhadap Pemulihan Ekonomi Indonesia


Perekonomian Indonesia saat ini berada pada tahap pemulihan dimana
bisnis memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu
peran dalam mendorong pertumbuhan tersebut yaitu dengan menciptakan lapangan
kerja dan meningkatkan produksi barang dan jasa. Bisnis menjadi faktor penting
dalam memulihkan perekonomian Indonesia terutama bisnis mikro hingga
menengah. Sekitar 108 juta orang Indonesia dipekerjakan pada industri tersebut
sehingga menghasilkan sekitar 60% PDB Indonesia (Faried dkk., 2022). Maka dari
14

itu, penting untuk membahas bagaimana bisnis memberikan kontribusi yang


signifikan dalam mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia.
Produk MOKESA hadir sebagai terobosan baru dalam industri makanan
yang tepat untuk diusahakan. Kehadiran bisnis produk ini akan menciptakan
lapangan kerja yang besar untuk masyarakat dalam proses pemulihan
perekonomian Indonesia. Selain itu, olahan produk MOKESA yang memiliki bahan
baku dari tepung mocaf. daun kelor, dan jantung pisang yang mana sebagai
keterbaruan olahan fungsional dari bahan yang umumnya tidak dimanfaatkan
dengan baik. Jantung pisang yang merupakan salah satu bahan baku dalam produk
MOKESMA tersebut sering kali terbuang sia-sia karena berfokus pada buah pisang
yang hanya dikonsumsi. Maka dari itu. jantung pisang sebagai salah satu bahan
baku MOKESMA dapat dimanfaatkan dengan baik serta memiliki nilai ekonomis
untuk dijual dan mendapatkan profit yang lebih.
Berdasarkan pemaparan diatas, produk MOKESMA dapat berperan dalam
meningkatkan sektor pertanian yang akan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi
Indonesia. Sektor pertanian berkontribusi dalam PDB, kesempatan kerja,
pemenuhan gizi, dan memberikan sumbangan devisa melalui ekspor (Isbah dan
Iyan, 2016). Namun, lahan pertanian di Indonesia mengalami penyempitan
sehingga produk yang dihasilkan juga lebih terbatas. Maka, perlu untuk
memanfaatkan produk pertanian sebaik mungkin supaya memberikan
keanekaragaman produk serta pemenuhan nilai gizi. Produk MOKESMA yang
berupa camilan sandwich cookies fungsional berbasis 100% plant based akan
membutuhkan bahan baku dari sektor pertanian sehingga sektor pertanian
diharapkan lebih maju untuk menghasilkan hasil produksi sebagai pemenuhan
pangan negara.
15

BAB II
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Usaha MOKESA merupakan usaha yang menawarkan produk
makanan sehat dalam segmen plant based cookies. Tujuan usaha ini adalah
pemanfaatan sumber daya alam yang belum optimal, membantu petani
meningkatkan produktivitas hasil pertanian, pemberdayaan masyarakat
melalui perluasan lapangan kerja, dan mengangkat produk makanan
fungsional instan yang kekinian. Dari hal tersebut diharapkan mampu
menaikkan taraf hidup masyarakat sekitar.
Dilihat dari perencanaan usaha serta analisa pasar yang ada, dengan
membawa keterbaruan inovasi makanan dengan pemanfaatan teknologi dan
bahan jantung pisang pada segmen makanan cookies, dapat disimpulkan
bahwa cookies terbilang sangat layak untuk dijalankan dan dikembangkan
lebih jauh. Perlu dilakukan survei konsumen dan riset lebih lanjut dalam
pengembangan konsep formulasi produk sehingga dapat menjadi makanan
sehat yang lebih efektif dengan tetap memperhatikan unsur keamanan pada
produk.
16

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2022. Jumlah Penderita Penyakit Tidak Menular di Kota Malang
(Jiwa): Badan Pusat Statistik Kota Malang. Badan Pusat Statistik. 2022. Jumlah
Produksi Tepung Mocaf di Kota Malang: Badan Pusat Statistik Kota Malang.

Fithriani, D., Amini, S., Melanie, S. and Susilowati, R., 2015. Uji Fitokimia, Kandungan
Total Fenol Dan Aktivitas Antioksidan Mikroalga Spirulina Sp., Chlorella Sp., dan
Nannochloropsis Sp. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan,
10(2), pp.101-109.

Laksono, A.D. and Wulandari, R.D., 2018. Hambatan Akses ke Puskesmas pada Lansia di
Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 21(4), pp.228- 235.

Meilina, R., Dewi, R. and Nadia, P., 2020. Sosialisasi pemanfaatan tanaman obat keluarga
(toga) untuk meningkatkan imun tubuh di masa pandemi covid[1]19. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat (Kesehatan), 2(2), pp.89-94.

Mullidayanti, N., Bahri, T.S. and Kasih, L.C., 2022. Sumber Self-Efficacy dan Kepatuhan
Diet pada Pasien Diabetes Mllitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman
Banda Aceh. Idea Nursing Journal, 13(3), pp.22-28.

Mustikasari, A.P., 2021. BPJS Kesehatan Memberikan Jaminan Kesehatan Terhadap Pasien
Atau Masyarakat. Yustitiabelen, 7(2), pp.146-154.

Rahmawati, L., Asmawati, A. and Saputrayadi, A., 2020. Inovasi Pembuatan Cookies Kaya
Gizi Dengan Proporsi Tepung Bekatul dan Tepung Kedelai. Jurnal Agrotek Ummat,
7(1), pp.30-36.

Shaha, M., Mishrab, G. and Christiana, N., 2014. Development of Nutritionally Superior and
Eggless Vegetarian Cookies by Using Chiaseed Flour. Journal of grain processing
and storage, 1(2), pp.54-58.
17

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
BIODATA KETUA
1. Nama Lengkap : Ranjiv A. A. Sihombing
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Program Studi/Jurusan : Agribisnis/Sosial Ekonomi Pertanian
4. Perguruan Tinggi : Universitas Agribisnis
5. NIM : 215040101111011
6. Tempat, Tanggal Lahir : Lumban Soit, 06 November 2002
7. Email : ranjivsihombing@student.ub.ac.id
8. No. Telp/HP : 082190463983

Malang, 14 Maret 2023

Ranjiv A. A. Sihombing
NIM. 215040101111011
18

BIODATA ANGGOTA PENGUSUL


1. Nama Lengkap : Annisa Fitri
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Program Studi/Jurusan : Ilmu Gizi/Ilmu Gizi
4. Perguruan Tinggi : Universitas Agribisnis
5. NIM : 215070301111014
6. Tempat, Tanggal Lahir : Kediri, 15 Maret 2004
7. Email : annisafitri15@student.ub.ac.id
8. No. Telp/HP : 081234681633

Malang, 14 Maret 2023

Annisa Fitri
NIM. 215070301111014
19

BIODATA ANGGOTA PENGUSUL


1. Nama Lengkap : Fima Arin Mahanani
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Program Studi/Jurusan : Agribisnis/Sosial Ekonomi Pertanian
4. Perguruan Tinggi : Universitas Agribisnis
5. NIM : 215040101111102
6. Tempat, Tanggal Lahir : Ngawi, 29 April 2003
7. Email : fimaarin@student.ub.ac.id
8. No. Telp/HP : 081234681633

Malang, 14 Maret 2023

Fima Arin Mahanani


NIM. 215040101111102
20

Lampiran 2. Surat Pernyataan Orisinalitas Karya

LEMBAR ORISINALITAS KARYA


NATIONAL BUSINESS PLAN COMPETITION 2023
HIMATANSI FESTIVAL 2023
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Ketua Tim : Ranjiv A. A. Sihombing
NIM : 215040101111011
Prodi/Universitas : Agribisnis/Universitas Brawijaya
Judul Proposal : MOKESA: Plant Based Sandwich Cookies Berbahan
Mocaf Terfortifikasi Ekstrak Kelor dan Jantung Pisang
sebagai Upaya Menekan Penyakit Degeneratif di Indonesia
Menyatakan sepenuhnya dan sebenar-benarnya bahwa usulan karya yang
kami daftarkan pada National Business Plan Competition HIMATANSI
FESTIVAL (HIMAFEST) 2023 yang diselenggarakan oleh Himpunan
Mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi
merupakan karya orisinil kami, bukan plagiat karya orang lain belum pernah
dipublikasikan dan belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan apapun
sebelumnya. Apabila dikemudian hari ternyata ada pernyataan dari pihak lain
mengenai keaslian hasil karya ini kami bersedia mempertanggungjawabkan secara
hukum dan bersedia didiskualifikasikan ataupun dibatalkan dari status juara jika
nanti menjadi juara dalam perlombaan ini.
Demikianlah pernyataan atas surat keorisinalitasan ini dibuat dengan sadar
berdasarkan dengan data sebenarnya, tanpa paksaan yang diberikan oleh pihak
manapun.

Malang, 14 Maret 2023

Ketua Tim

(Ranjiv A. A. SIhombing)
NIM. 215040101111011
21

Lampiran 3. Informasi Nilai Gizi (per 1 sajian MOKESA)


22

Lampiran 4. Logo Produk dan Desain Kemasan MOKESA

Gambar 1. Logo Produk

Gambar 2. Kemasan Produk


23

Lampiran 5. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

Ranjiv A. A. Sihombing
(CEO/General Manager)

Annisa Fitri Fima Arin Mahanani


(Production/Marketing Manager) (Finance/Design Manager)

No Jabatan Alokasi Waktu Uraian Tugas

1. CEO 20 1. Bertanggung jawab atas seluruh


Jam/Minggu pelaksanaan program
2. Mengatur jadwal pelaksanaan
program
3. Merancang metode dalam
peningkatan minat konsumen
4. Mengkoordinir pelaksanaan
program
5. Memimpin evaluasi kegiatan
24

6. Menjalin hubungan kerja yang


harmonis dengan mitra bisnis
7. Memantau perkembangan dan
kebutuhan konsumen

2. Production/ 20 1. Mengatur dan merancang


Marketing Jam/Minggu metode distribusi produk
Manager 2. Melakukan produksi produk
3. Memantau dan mengontrol
kualitas produk
4. Merancang pemasaran produk
5. Membantu ketua dalam
menjalankan tugas.

3. Finance/ 20 1. Mendesain kemasan produk


Design Jam/Minggu 2. Mengatur dan membuat arus kas
Manager masuk dan keluar usaha
3. Melakukan studi pustaka dan
survei dalam rangka
pengembangan produk
4. Memantau kepuasan konsumen
terhadap produk
25
26

Lampiran 6. Analisis SWOT


27
28

Lampiran 7. Analisis Kompetitor Produk MOKESA


29

Lampiran 8. Diagram Pelaksanaan Usaha


30

Lampiran 9. Proses Produksi MOKESA


31

Lampiran 10. Strategi Distribusi

No. Segmen Distribusi Pangsa Pasar Persentase


(%) Kumulatif (%)

1. Kelompok usaha skala besar, 30 30


seperti retail skala besar
(Alfamart/Indomart).

2. Kelompok usaha skala 40 40


menengah, seperti online shop
dan minimarket.

3. Kelompok usaha skala kecil 30 30


menengah, seperti reseller.

Total 100%
32

Lampiran 11. Strategi Customer Relationship

Strategi Deskripsi

Customer Service Otomatis Membangun komunikasi yang baik


dengan pelanggan menjadi patokan
utama kami dalam menjalankan Usaha
MOKESA. Kami akan membuat sistem
otomatis pada customer service agar
pelanggan tetap bisa merasa dilayani dan
tidak diabaikan ketika perusahaan
sedang ada kendala. Customer service
akan menjadi sebuah interaksi yang bisa
meningkatkan engagement bisnis serta
dapat menjaga kepercayaan pelanggan
terhadap bisnis MOKESA.

Pengadaan Survei Kepuasaan Survey kepuasan pelanggan yang akan


Pelanggan usaha MOKESA jalankan meliputi 2
cara, yaitu dengan sistem mandiri
melalui form yang akan diisi oleh
pelanggan secara langsung dan
menyewa jasa perusahaan survey yang
terpercaya. Survei kepuasan pelanggan
akan dilaksanakan pada minggu kedua
setiap bulan dan akan dievaluasi sesuai
dengan jadwal yang ditentukan.

Kolaborasi Bersama F&B Influencer Untuk meningkatkan inovasi produk dari


usaha kami, MOKESA akan
berkolaborasi dengan usaha F&B
influencer sehingga memiliki potensi
besar dalam meningkatkan kepercayaan
pelanggan untuk tetap membeli produk
33

serta akan memperluas pemasaran dari


produk kami.

Event diskon, dan Giveaway Pemberian diskon pembelian serta


Marketing giveaway merupakan strategi
pendekatan yang efektif dalam menjaga
hubungan dengan pelanggan serta dapat
meningkatkan nilai jual produk
MOKESA di masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, usaha MOKESA akan
mengadakan memberikan promo serta
giveaway dengan syarat tertentu yang
telah dikonsep dan direncanakan secara
matang seperti pembuatan konten review
terbaik, pembelian paket hemat, promo
khusus member, dan lain sebagainya.
Event ini diharapkan mampu
meningkatkan leads, Brand Awareness,
dan menjadi promosi dari mulut ke
mulut di kalangan masyarakat.

Marketing Berbasis Edukasi Pemasaran edukatif merupakan strategi


yang dapat menambah nilai kepercayaan
konsumen untuk membeli produk yang
kami kembangkan. Edukasi yang akan
diberikan adalah menunjukkan tentang
bagaimana nilai yang akan calon
konsumen dapatkan setelah
menggunakan produk yang kami
kembangkan. Upaya pemasaran edukasi
yang akan kami terapkan adalah
memberikan informasi secara langsung
34

dan tidak langsung dengan konsep yang


menarik dan berbobot. Secara langsung
meliputi kegiatan edukasi secara
bertatap muka dengan pelanggan,
sedangkan secara tidak langsung melalui
social media, marketplace dan lain
sebagainya.
35

Lampiran 12. Strategi Pengembangan Usaha


36

Lampiran 13. Analisis Keuangan


A. Cash in flow
Modal awal yang dibutuhkan adalah sebesar Rp10.420.000,00 dengan
asumsi kapasitas produksi sebesar 1000 pcs tiap bulannya. Harga jual dari Mokesa
ini ditetapkan melalui penyesuaian dengan biaya kompetitor pangan sejenis yang
telah dikeluarkan oleh pasaran yaitu Rp6.000. Pada tahun pertama, Mokesa akan
dipasarkan dengan target sebanyak 1000 Pcs tiap bulan dan akan meningkat seiring
berjalan dan berkembangnya perusahaan. Omset produksi per satu bulan adalah
1000 x Rp10.000,00 = Rp10.000.000,00, sehingga pendapatan selama satu tahun
adalah 12 x Rp10.000.000,00 = Rp120.000.000,00. Keuntungan diperoleh dari
selisih antara pendapatan dan total biaya produksi (biaya penyusutan, habis pakai
dan biaya operasional) selama satu tahun. Keuntungan dalam satu tahun pertama
adalah Rp120.000.000,00 – Rp83.460.000,00 = Rp36.540.000,00.

B. Analisa R/C, BEP harga dan BEP produksi


- R/C = Hasil usaha / Biaya Produksi dalam satu tahun
= Rp120.000.000,00 / Rp83.460.000,00
= 1.43
Artinya, setiap satu rupiah yang dikeluarkan untuk produksi menghasilkan
keuntungan sebesar 1.43 rupiah.

- BEP Harga = Total biaya produksi / Produksi dalam satu tahun


= Rp Rp83.460.000,00/ 12000
= Rp6.955
Artinya usaha “MOKESA” akan mengalami titik impas dalam produksi 12000
kemasan dijual dengan harga Rp6.955/kemasan.

- BEP Produksi = Total biaya produksi satu tahun / harga jual


= Rp Rp83.460.000,00/ Rp10.000,00
= 8346
Artinya usaha “MOSEKA” akan mengalami titik impas dengan harga jual
Rp4.000,00/kemasan ketika produksi 8346 pcs terjual dalam satu periode/tahun.

Anda mungkin juga menyukai