ALPACA TEAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
ii
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia kesehatan Indonesia telah sejak lama menghadapi tantangan
berupa penyakit degeneratif yang prevalensinya saat ini terus mengalami
peningkatan dan menjadi penyebab dari 73% kematian di Indonesia
(Mullidayanti dkk., 2022). Data tersebut mengindikasikan bahwasanya saat ini
Indonesia tengah mengalami eskalasi penyakit degeneratif secara dramatis.
Selain itu, penyakit degeneratif tergolong penyakit katastropik yang
membutuhkan perawatan medis cukup lama dan biaya kesehatan yang besar
(Laksono dan Wulandari, 2018). Pernyataan tersebut dibuktikan dengan
laporan BPJS Kesehatan yang telah menghabiskan 19,9 juta kasus
katastrostopik dengan biaya sebesar 20 Triliun (Mustikasari, 2021).
Keprihatinan terhadap prevalensi penyakit degeneratif telah menjadikan
penyakit ini sebagai target dalam Sustainable Development Goals (SDGs) pada
Goal 3: Ensure healthy lives and well-being sehingga diperlukan sinergitas
nyata sebagai upaya menekan prevalensi penyakit degeneratif melalui
optimalisasi sumber daya yang ada.
Masyarakat Indonesia telah sejak lama memiliki doktrin bahwasannya
produk dengan label “alami” lebih aman dan baik untuk tubuh. Organisasi
kesehatan dunia (WHO) mengestimasi bahwa 80% penduduk dunia
menjadikan pengobatan herbal untuk menjaga kesehatan primer mereka
(Fithriani dkk., 2015). Sejalan dengan tren kesehatan saat ini, pergeseran gaya
hidup masyarakat kearah back to nature utamanya pangan fungsional semakin
meningkat (Meilina dkk., 2020). Selain itu, keberadaan produk fungsional ini
mampu menjawab permasalahan kondisi resistensi obat pada penderita
penyakit degeneratif dan telah terbukti mampu mengurangi kolesterol,
memodifikasi respons glikemik dan insulinemik, perubahan fungsi usus dan
aktivitas antioksidan (Shaha dkk., 2014). Namun demikian, produk pangan
fungsional ini menemukan tantangan yang berkaitan dengan kandungan gluten
dan gula yang masih tergolong tinggi, kurangnya keterlibatan IPTEK,
2
pengemasan kurang menarik, dan harga jual mahal sehingga pangsa pasar dari
produk fungsional ini masih terbatas.
Menjawab tantangan tersebut, terdapat salah satu produk yang banyak
diminati khalayak dari berbagai kalangan yaitu camilan dalam bentuk cookies.
Namun, kebanyakan cookies yang dijual dipasaran minim zat gizi, tinggi gula,
tinggi kalori, lemak, dan gluten, serta tidak memberikan dampak positif
terhadap kesehatan (Rahmawati dkk., 2020). Oleh karena itu, dengan melihat
urgensi transisi dunia pangan dan kesehatan saat ini, diciptakan inovasi cookies
dengan merek komersial MOKESA yang dapat dikonsumsi secara kontinu
sebagai salah satu produk fungsional yang terbuat dari tepung mocaf sebagai
pengganti tepung terigu dan bebas gluten, serta fortifikasi daun kelor (Moringa
oleifera) dan jantung pisang yang tinggi gizi dan antioksidan sebagai support
therapy penderita penyakit degeneratif. Tepung mocaf yang digunakan dalam
cookies ini berasal dari fermentasi ubi kayu yang total produksinya di Kota
Malang mencapai 16,35 juta ton (BPS, 2022). Daun kelor memiliki
pertumbuhan produksi yang relatif cepat, dimana produksi rata-rata daun kelor
segar dengan luas lahan sekitar 2,4 ha adalah sebesar 1.962,80 kg/bulan
(Krisnadi, 2018). Sementara itu, produksi jantung pisang di Indonesia
tergolong tinggi yang sejalan dengan tingginya produksi pisang Indonesia pada
tahun 2021 mencapai 8,74 juta ton (BPS, 2021). Melimpahnya keberadaan
bahan utama MOKESA di Indonesia membuat keberlanjutan produksi cookies
ini dapat terjamin.
Produk MOKESA ini hadir sebagai keterbaruan pangan fungsional
yang berbasis pada 100% plant based sandwich cookies. Konsep plant based
ini dipilih lantaran sekitar 67% masyarakat Indonesia menunjukkan minat yang
tinggi terhadap produk plant based (Shaha dkk., 2014). Komersialisasi
MOKESA di pasaran mampu membuka peluang pasar bagi penderita penyakit
degeneratif usia produktif, utamanya konsumen dengan obesitas dan diabetes
mellitus yang memiliki kegemaran konsumsi makanan ringan di sela-sela
aktivitas harian. Jumlah penderita obesitas di Kota Malang pada tahun 2022
tergolong tinggi hingga mencapai angka 2.381 jiwa (BPS, 2022). Sejalan
dengan tingginya penderita obesitas, maka pasien diabetes mellitus di Kota
3
Malang juga tergolong tinggi yaitu mencapai 40.623 jiwa (BPS, 2022). Dalam
satu kemasan produk MOKESA yang berupa standing pouch memiliki berat
bersih 120-gram dijual dengan harga Rp.10.000,00 yang relatif murah dengan
berbagai keunggulan dibandingkan produk lainnya di pasaran. Besar harapan
kami, perpaduan empiris dari ketiga bahan lokal tersebut menghasilkan
sandwich cookies yang diminati berbagai kalangan sekaligus dapat menjadi
upaya preventif dalam menurunkan kasus PTM di Indonesia bersamaan dengan
klaim kesehatan yang dimiliki produk.
B. Tujuan Usaha
Tujuan yang diinginkan dari usaha ini adalah:
1. Menciptakan produk inovasi plant based sandwich cookies tinggi gizi dan
antioksidan sebagai support therapy penderita penyakit degeneratif (PTM)
dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Menciptakan peluang usaha dengan prospek dan daya saing yang baik di
pasar.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Usaha
Produk MOKESA adalah cookies berbentuk sandwich yang terbuat dari
100% plant based sebagai support therapy bagi penderita penyakit degeneratif.
Cookies MOKESA ini merupakan keterbaruan dalam bidang pangan fungsional
yang dalam proses pembuatannya tidak menggunakan campuran bahan pangan
hewani seperti cookies pada umumnya. Keunggulan dari produk MOKESA ini
adalah memiliki kandungan nilai gizi tinggi yang diperkaya dengan senyawa
bioaktif dari ekstrak daun kelor dan jantung pisang. Produk MOKESA ini memiliki
klaim rendah gula, bebas gluten, bebas alergen, dan tanpa bahan pengawet sehingga
mampu menjawab tantangan penderita penyakit degeneratif untuk tetap dapat
menikmati camilan dengan cita rasa lezat tanpa adanya efek samping kesehatan.
Konsumsi yang dianjurkan untuk produk ini adalah 3 kali makan dalam 120 gr
kemasan MOKESA dengan informasi nilai gizi dalam 1 sajian MOKESA dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Adapun motto usaha dalam memproduksi dan memasarkan produk
MOKESA yaitu “Enjoy Your Snack, Enjoy Your Life”. Sementara visi dan misi
dari produk MOKESA, yaitu:
● Visi
Menyediakan camilan sandwich cookies fungsional berbasis 100% plant
based yang dikhususkan sebagai support therapy penderita penyakit
degeneratif.
● Misi
1. Menyediakan solusi terbaik dalam pemenuhan kebutuhan konsumsi
makanan ringan bagi penderita penyakit degeneratif.
2. Menciptakan inovasi sandwich cookies fungsional berbasis 100%
plant based yang kaya akan zat gizi dan senyawa bioaktif.
3. Mengoptimalkan sumber daya dengan mengutamakan
keberlanjutan, keselamatan kerja, dan kelestarian lingkungan.
Produk MOKESA dikemas dengan desain yang simple dan elegan bagi
kaum millennial, sehingga diharapkan dapat menarik minat para pecinta vegan
5
food, utamanya penderita penyakit degeneratif usia produktif. Logo produk dan
desain kemasan MOKESA disajikan lengkap pada Lampiran 4.
Selama proses produksi usaha MOKESA diperlukan alat dan bahan baku
yang tertera pada tabel berikut.
Alat dan Bahan
tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Uraian tugas anggota dapat dilihat lebih
lanjut di Lampiran 5.
Adapun perencanaan usaha MOKESA adalah sebagai berikut:
1. Analisis Pasar
● Segmenting
Berdasarkan segi geografis, usaha MOKESA berada di wilayah
Malang dan sekitarnya yang padat penduduk, target utama dari usaha ini
adalah para pelajar/ mahasiswa, generasi milenial dan masyarakat umum
pecinta makanan ringan.
Berdasarkan segi demografis, MOKESA merupakan makanan
cookies yang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa
membedakan gender, agama, suku, ras, dan lain sebagainya.
Berdasarkan segi psikografis, masyarakat Indonesia khususnya
Jawa Timur yang cenderung menyukai makanan fungsional serta berbagai
perilaku, kelas, sosial, serta gaya hidup sehingga cocok untuk
mengkonsumsi MOKESA yang merupakan makanan cookies tinggi gizi
dengan cita rasa manis gurih yang lezat.
● Targeting
Target potensial pasar yang akan diakses adalah masyarakat
Aspiring Middle Class mulai dari pelajar/mahasiswa, generasi milenial
hingga masyarakat umum, utamanya yang telah mengidap salah satu dari
berbagai jenis penyakit degeneratif.
● Positioning
Setelah melakukan riset dan target konsumen, positioning produk
“MOKESA” adalah Kekinian, Sehat, dengan Cita Rasa Lezat. Poin
“Kekinian” kami tunjukkan melalui kemasan serta pengolahan berbasis
teknologi yang menjadikan MOKESA menjadi produk vegan cookies
modern yang diproduksi dalam skala UKM Indonesia. Poin “Sehat” yaitu
nutrisi yang terkandung pada produk yang memiliki gizi tinggi tanpa adanya
pengawet kimia, serta kaya akan antioksidan. Selain itu, kandungan nutrisi
pada MOKESA yang tinggi serat dinilai mampu menjadi solusi pengendali
lapar yang baik. Melalui positioning “kekinian, sehat dengan cita rasa
7
BAB II
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Usaha MOKESA merupakan usaha yang menawarkan produk
makanan sehat dalam segmen plant based cookies. Tujuan usaha ini adalah
pemanfaatan sumber daya alam yang belum optimal, membantu petani
meningkatkan produktivitas hasil pertanian, pemberdayaan masyarakat
melalui perluasan lapangan kerja, dan mengangkat produk makanan
fungsional instan yang kekinian. Dari hal tersebut diharapkan mampu
menaikkan taraf hidup masyarakat sekitar.
Dilihat dari perencanaan usaha serta analisa pasar yang ada, dengan
membawa keterbaruan inovasi makanan dengan pemanfaatan teknologi dan
bahan jantung pisang pada segmen makanan cookies, dapat disimpulkan
bahwa cookies terbilang sangat layak untuk dijalankan dan dikembangkan
lebih jauh. Perlu dilakukan survei konsumen dan riset lebih lanjut dalam
pengembangan konsep formulasi produk sehingga dapat menjadi makanan
sehat yang lebih efektif dengan tetap memperhatikan unsur keamanan pada
produk.
16
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2022. Jumlah Penderita Penyakit Tidak Menular di Kota Malang
(Jiwa): Badan Pusat Statistik Kota Malang. Badan Pusat Statistik. 2022. Jumlah
Produksi Tepung Mocaf di Kota Malang: Badan Pusat Statistik Kota Malang.
Fithriani, D., Amini, S., Melanie, S. and Susilowati, R., 2015. Uji Fitokimia, Kandungan
Total Fenol Dan Aktivitas Antioksidan Mikroalga Spirulina Sp., Chlorella Sp., dan
Nannochloropsis Sp. Jurnal Pascapanen Dan Bioteknologi Kelautan Dan Perikanan,
10(2), pp.101-109.
Laksono, A.D. and Wulandari, R.D., 2018. Hambatan Akses ke Puskesmas pada Lansia di
Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 21(4), pp.228- 235.
Meilina, R., Dewi, R. and Nadia, P., 2020. Sosialisasi pemanfaatan tanaman obat keluarga
(toga) untuk meningkatkan imun tubuh di masa pandemi covid[1]19. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat (Kesehatan), 2(2), pp.89-94.
Mullidayanti, N., Bahri, T.S. and Kasih, L.C., 2022. Sumber Self-Efficacy dan Kepatuhan
Diet pada Pasien Diabetes Mllitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman
Banda Aceh. Idea Nursing Journal, 13(3), pp.22-28.
Mustikasari, A.P., 2021. BPJS Kesehatan Memberikan Jaminan Kesehatan Terhadap Pasien
Atau Masyarakat. Yustitiabelen, 7(2), pp.146-154.
Rahmawati, L., Asmawati, A. and Saputrayadi, A., 2020. Inovasi Pembuatan Cookies Kaya
Gizi Dengan Proporsi Tepung Bekatul dan Tepung Kedelai. Jurnal Agrotek Ummat,
7(1), pp.30-36.
Shaha, M., Mishrab, G. and Christiana, N., 2014. Development of Nutritionally Superior and
Eggless Vegetarian Cookies by Using Chiaseed Flour. Journal of grain processing
and storage, 1(2), pp.54-58.
17
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
BIODATA KETUA
1. Nama Lengkap : Ranjiv A. A. Sihombing
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Program Studi/Jurusan : Agribisnis/Sosial Ekonomi Pertanian
4. Perguruan Tinggi : Universitas Agribisnis
5. NIM : 215040101111011
6. Tempat, Tanggal Lahir : Lumban Soit, 06 November 2002
7. Email : ranjivsihombing@student.ub.ac.id
8. No. Telp/HP : 082190463983
Ranjiv A. A. Sihombing
NIM. 215040101111011
18
Annisa Fitri
NIM. 215070301111014
19
Ketua Tim
(Ranjiv A. A. SIhombing)
NIM. 215040101111011
21
Ranjiv A. A. Sihombing
(CEO/General Manager)
Total 100%
32
Strategi Deskripsi