“Ca Mammae”
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2004, menyatakan bahwa 5 besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung, dan kanker hati.
WHO mengestimasikan bahwa 84 juta orang meninggal akibat kanker dalam rentang waktu 2005-
2015. Kanker payudara merupakan masalah besar di Indonesia maupun di negara lain. Jumlah
kasus baru di Amerika Serikat pada tahun 2003 mencapai 211.300 orang dan 39.800 pasien
meninggal akibat kanker payudara pada tahun yang sama. Kanker payudara di Indonesia berada di
urutan kedua sebagai kanker yang paling sering ditemukan pada perempuan, setelah kanker
mulut rahim. Berdasarkan Profil Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008, 10 peringkat utama
penyakit neoplasma ganas atau kanker pasien rawat inap di rumah sakit sejak tahun 2004-2008
tidak banyak berubah. Tiga peringkat utama adalah neoplasma ganas payudara disusul neoplasma
ganas serviks uterus dan neoplasma ganas hati dan saluran intra hepatik.
TINJAUAN PUSTAKA
Ca mammae atau carcinoma mammae yaitu sebuah keganasan yang sudah berasal dari sebuah
sel kelenjar ,saluran kelenjar dan pada jaringan dengan penunjang payudara. Ca mammae adalah
sejenis tumor ganas yang sudah tumbuh di dalam jaringan sel di payudara. Kanker ini bisa mulai
tumbuh yaitu di dalam kelenjar payudara seseorang, saluran payudara, di jaringan lemak maupun
ada di jaringan ikat pada sebuah payudara (Medicastore, 2011).
Genetika
Hormon
Makanan
Hasil
1 : berisiko menengah: monitoring asupan selama 3 hari. Jika tidak ada peningkatan,
lanjutkan pengkajian dan ulangi skrining setiap 7 hari
2 : berisiko tinggi: bekerjasama denga tim dukungan gizi/ panitia asuhan gizi.
Upayakan peningkatan asupan gizi dan memberikan makanan sesuai dengan daya
terima. Monitoring asupan makanan setiap hari. Ulangi skrining setiap 7 hari
Proses Asuhan Gizi
Terstandar (Pagt)
Antropometri
Klinis/Fisik
Usia : 49 thn KU Baik Suhu 36,50C RR
(1)Data dasar :
TB : 152 cm 22x/menit
Diagnosa Medis Nadi 88x/menit TD 120/70
BB : 60 kg
Ca Mammae mmHg
BBI : 46,8 kg
Keluhan Utama Riwayat makan
IMT : 25,96 kg/m2
Bengkak di payudara kiri. Nasi 2-3x/hari (50 gr/2- 3
(Overweight) centong)
Gejala kira-kira 3 minggu
(Kemenkes,2013) Tahu/Tempe 3x/hari (50
sebelum masuk RS, bengkak Biokimia gr/1 ptg)
dirasakan semakin lama Leukosit = 6,63 UL GDS = 76 Ayam 2-3x/minggu (80 gr)
semakin besar, ukuran yang mg/dl Ikan Mujair 1x/minggu
dirasakan kurang lebih Hb = 12,5 g/dl Bayam/Genjer/Daun
Ureum = 26 mg/dl Singkong @ 3x/minggu (20
sebesar telur ayam. Ny E
Kreatinin = 0,9 gr/1 sendok sayur)
mengeluh payudara kiri mg/dlHematokrit = 36,7% Anggur/Kelengkeng Setiap
seperti tertarik ke dalam. Trombosit = 277 10^3/UL Hari/1x
Hasil Recall • Antropometri
Energi 1226,3 kkal Status Gizi Overweight N =
Protein 37,6 gr 18,5 – 25 kg/m2
Lemak 25,3 gr
KH 202,9 gr • Biokimia
Riwayat Keluarga
Ca Mammae
Hematokrit = (↓), standar
normalnya 40-50% (Buku
Saku Gizi)
• Riwayat makan
(2)Identifikasi masalah : Berdasarkan data riwayat
makan, Ny.E kurang
•Diagnosis Medis
konsumsi sayuran atau
Ca Mammae serat.
•Keluhan Utama • Recall
•Bengkak di payudara kiri. Gejala kira-kira 3 minggu TKE = 69,41% (defisit)
sebelum masuk RS, bengkak dirasakan semakin lama TKP = 53,56% (defisit)
TKL = 86 % (normal)
semakin besar, ukuran yang dirasakan kurang lebih
TKKH = 70,68% (defisit)
sebesar telur ayam. Ny E mengeluh payudara kiri
Normal (90-119%)
seperti tertarik ke dalam. (sumber : Depkes,2003)
Diagnosa Gizi:
(NI.2.1) (NC-3.3)
Intake makanan dan minuman inadekuat Berat badan lebih berkaitan dengan pola
berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi makan salah ditandai dengan nilai IMT
karena penyakit kanker ditandai dengan hasil melebihi standar normal yaitu 25,96 kg/m2.
recall saat masuk rumah sakit yaitu TKE =
69,41%, TKP =53,56%, TKL=86%, TKK=70,68%
(defisit)
(NB-1.1)
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan
(NC-2.2)
makanan dan zat gizi berkaitan dengan
Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan
kurangnya infromasi ditandai dengan
gangguan fungsi darah ditandai dengan
kebiasaan makan yang tidak tepat yaitu
rendahnya hasil pemeriksaan hematokrit yaitu
kurangnya konsumsi sayuran.
36,7%.
Terapi diet
Tujuan Koseling :
Materi Konseling:
• Mencapai status gizi
• Menjelaskan penyakit
normal, yaitu IMT =
ca mammae (kanker
18,5-25 kg/m2
payudara)
• Sasaran : Pasien dan • Memperbaiki nilai
• Menjelaskan tentang
keluarga laboratorium, yaitu
diet kanker
• Metode : Konseling gizi hematokrit mencapai
• Menjelaskan tentang
• Alat : Leaflet standar normal
makanan yang
• Waktu : 15-30 menit • Memperbaiki asupan
dianjurkan dan tidak
• Ruang : Ruang rawat makan agar mencapai
dianjurkan
standar normal yaitu
inap pasien • Memberikan contoh
90- 119%.
menu sehari 5. jenis
• Mendiskusikan dengan
makanan yang
pasien dan keluarga
dianjurkan jika ada
terkait diet yang akan
mual dan muntah
dijalankan.
Rencana Monev
Target :
Evaluasi :
• Status gizi normal
Dilakukan evaluasi hasil
dengan IMT 18,5-25
Parameter yang dari setiap tindakan
kg/m2
dimonitor : • Nilai biokimia
yang diberikan kepada
• Antropometri mencapai kadar
pasien agar dapat
Status gizi normal Metode/cara : mengetahui asuhan gizi
normal yaitu
• Biokimia Nilai • Rekam medik mana yang optimal dan
hematokrit 40-50%,
tidak optimal. Jika hasil
Hematokrit • Hasil Recall (2 Pelaksanaan 3 kali
dari evaluasi didapatkan
• Fisik/Klinis KU hari menggunakan seminggu.
hasil yang tidak
lemas, bengkak di visual comstock) (Metode/cara :
memuaskan atau tidak
payudara kiri, • Antropometri Rekam medik)
optimal, proses asuhan
• Kondisi fisik
payudara seperti gizi terstandar akan
membaik
tertarik ke dalam. • Asupan makanan
dilakukan pengulangan
• Asupan Makan yang dihabiskan 80-
dari mulai assesment,
diagnosa, intervensi,
100% dan tingkat
monitoring dan evaluasi.
kecukupan 90-119%.
HASIL MONITORING DAN EVALUASI
Hari
ke-2
Antropmetri: Biokimia : Fisik/Klinis :
• BBA 60 kg • Hematokrit 37,5% KU lemah TD 120/75 mmHg Suhu 37 derajat C
• TB 152 cm • Hb 12,8 g/dl Nadi 89x/menit Mual muntah selesai operasi
serta nyeri punggung sebelah kiri.
%Asupan : Monitoring Diagnosis
TKE = 56,17%% Gizi : Ev. Dan Tindak lanjut : Asupan energi, protein, lemak,
TKP = 49,05%% • (NI-5.1) dan karbohidrat tidak memenuhi kebutuhan energi dan
TKL = 35,05% • (NC-2.2) zat gizi pasien dikarenakan kandungan energi dan zat
TKKH = 63,2% • (NC-3.3) gizi pada makanan yang diberikan tidak mencukupi
kebutuhan, selain itu makanan yang disajikan kepada
Ev. Dan Tindak lanjut : pasien juga tidak sepenuhnya dihabiskan.
• Pemeriksaan laboratorium belum mencapai
standar normal Tindak lanjut : memberikan edukasi kepada pasien terkait dengan diet Kanker
• KU lemah, mual muntah selesai operasi serta yaitu pemberian tinggi protein dan pentingnya menghabiskan seluruh makanan
nyeri punggung sebelah kiri. yang disajikan agar mampu membantu proses pemulihan pasca operasi. Selain
• Status gizi belum mencapai normal itu, tindak lanjut yang penting dilakukan adalah memberikan diet yang sesuai
dengan kebutuhan pasien sehingga dapat memenuhi kecukupan gizinya.
Hari Fisik/Klinis :
%Asupan :
ke-3 Biokimia : KU lemas TD 120/75 mmHg Suhu
Antropometri • TKE = 84,92%
• Hematokrit 37 derajat C Mual muntah
• BBA 60 kg • TKP = 85,18%
38,9% berkurang, nafsu makan masih
• TB 152 cm • TKL = 95%
• Hb 13 g/dl menurun, nyeri punggung sebelah
• TKKH = 85,11%
kiri sedikit berkurang.
Berdasarkan skrining gizinya telah diketahui bahwa Ny.E didiagnosis kanker Ca mammae yang memiliki
berat badan aktual yaitu 60 kg dan tinggi badan 152 cm. berdasarkan data antropometri yang telah
diketahui dari formulir skrining lanjutan tersebut status gizi Ny.E menurut perhitungan IMTnya adalah
25,96 kg/m2 , yang berarti Ny. E miliki status gizi overweight, dimana rentang normalnya IMT adalah 18,5-
25,0 (Kemenkes,2013). Skor pada nilai IMT tersebut yaitu 0 (nol), sehingga perlu dilakukan pengulangan
selama 7 hari.
Ada berberapa data biokimia yang ditelah diperiksa dan nilai laboratorium yang tidak normal adalah
hematokrit yaitu rendah. Hematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma denagn
memutarnya didalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen.
Pada penderita kanker payudara, sering ditemukan kadar hematokrit yang rendah karena mengalami
hemokonsentrasi yang disebabkan banyaknya plasma yang bocor dari ruang intravaskuler karena
tersumbatnya aliran darah yang disebabkan adanya kanker payudara (Depkes, 1989)
Gejala kanker payudara bisa bervariasi, bisa sama bisa juga tidak, di antaranya terdapat benjolan di
payudara atau penebalan jaringan yang terasa berbeda dari jaringan di sekitarnya, perubahan pada
bentuk dan ukuran payudara, kulit payudara memerah, pengelupasan kulit areola dan kulit payudara,
nyeri dan pembengkakan pada payudara, darah ke luar dari puting payudara, benjolan atau
pembengkakan di bawah ketiak, dan puting tertarik masuk ke dalam (Sharma, G.N, et al, 2010).
Pola makan atau diet kita yang menjadi sumber utama kehidupan dapat mempengaruhi proses
terjadinya dan tumbuhnya penyakit kanker.
Menurut Mourouti et al tahun 2012 pola makan yang baik adalah pola makan yang tinggi akan sayur
sayuran, buah-buahan, ikan susu rendah lemak, sumber kedelai dan olahannya dan sumber unggas yang
merupakan makanan yang dapat menurunkan resiko kejadian kanker payudara. Pola makan yang tidak
baik adalah rendahnya konsumsi sayur dan buah, tingginya konsumsi sumber lemak dan sumber daging
(daging merah serta daging yang diawetkan) yang meningkatkan kejadian kanker payudara. Konsumsi
makanan yang baik akan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh.
Berdasarkan hasil recall saat masuk rumah sakit, asupan energi, protein, dan karbohidrat masih
kurang mencukupi dari kebutuhan standar. Hasil recall sebelum operasi menunjukkan energi
1226,3 kkal, protein 37,6 gr, lemak 25,3 dan karbohidrat 202,9 gr. Berdasarkan perhitungan
tingkat kecukupan gizi, TKE 69,41% (defisit), TKP 53,56% (defisit), TKL 86% (defisit), dan TKKH
70,68% (defisit). Menurut Depkes RI (2003) tingkat kecukupan dapat dikatakan normal jika
mencapai (90-119% kebutuhan), defisit berat (<70% kebutuhan), defisit tingkat sedang (70-79%
kebutuhan), defisit tingkat ringan (80-89% kebutuhan), dan lebih (≥120% kebutuhan).
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil belajar saat ini yaitu mahasiswa telah mampu
melakukan skrining gizi pada awal pasien menggunakan formulir MUST, mahasiswa telah
mampu menilai status gizi pasien berdasarkan data riwayat makan, data antropometri, data
biokimia, dan data fisik/klinis, mahasiswa telah mampu membuat diagnosis gizi berdasarkan
hasil pengkajian gizi, mahasiswa telah mampu merencanakan terapi diet yang terdiri dari
penetapan jenis diet, tujuan diet, syarat dan prinsip diet hingga perhitungan kebutuhan energi
dan zat gizi, merencanakan konseling gizi pada pasien dengan menetapkan tujuan konseling
serta memonitori dan mengevaluasi status gizi dan terapi diet pada pasien.