Anda di halaman 1dari 1

Masuk

Kesehatan Pencernaan Alergi Kesehatan Jantung Kese

Home Kesehatan Pencernaan

Buang Air Besar (BAB) Berdarah


Ditulis oleh Aprinda Puji Diperbarui 2 hari
lalu Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia
Lukas Goentoro

Definisi buang air besar (BAB) berdarah |


Tanda dan gejala BAB berdarah |
Penyebab dan faktor risiko |
Diagnosis dan pengobatan |
Pencegahan BAB berdarah

Definisi buang air besar (BAB)


berdarah

Buang air besar (BAB) berdarah adalah


penggambaran adanya darah yang keluar melalui
anus, baik bersama feses maupun tidak. Darah
umumnya berasal dari perdarahan pada saluran
pencernaan, seperti lambung, anus, rektum, atau
bagian bawah usus besar.

Kondisi yang juga disebut sebagai berak darah ini


tak selalu ditandai dengan keluarnya darah bersama
feses. Bila Anda mendapati darah pada tisu toilet,
atau air dalam kloset berwarna merah muda, ini juga
gejala terjadinya gangguan pencernaan.

Anda perlu menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk


membedakan BAB berdarah akibat wasir dengan
perdarahan rektum akibat kondisi lainnya.
Konsultasikan dengan dokter guna mendapatkan
penanganan yang tepat.

Seberapa umum kondisi BAB


berdarah?

BAB berdarah adalah kondisi yang menandakan


adanya masalah pada saluran pencernaan. Salah
satu gejala penyakit pencernaan ini memang sering
memicu kekhawatiran.

Walaupun demikian, hal ini tidak selalu menandakan


gangguan kesehatan serius. Sebagian besar kasus
buang air besar berdarah biasanya disebabkan oleh
sembelit atau wasir.

Sementara itu, penyebab feses berdarah juga bisa


menjadi pertanda kanker pada saluran atau salah
satu organ pencernaan, seperti kanker usus besar.

Tanda dan gejala BAB berdarah

Banyak orang yang mengalami BAB berdarah tidak


menyadari atau mengalami gejala apa pun. Namun,
ada beberapa orang yang merasakan gejala lain,
seperti:

• muntah,

• tubuh lesu,

• sulit bernapas,

• sakit perut,

• jantung berdebar,

• pingsan,

• diare, dan

• kehilangan berat badan.

Berbagai gejala di atas bisa menjadi petunjuk bagi


dokter untuk mengetahui penyebab munculnya
darah saat buang air besar.

Namun, dokter terkadang membutuhkan petunjuk


tambahan mengenai kondisi pasien dari warna feses.

Warna feses berubah

Warna feses yang dihasilkan oleh pasien adalah


salah satu penanda penting yang menunjukkan dari
mana perdarahan terjadi. Dilansir dari Cleveland
Clinic, ada beberapa perbedaan warna BAB yang
diamati oleh dokter, yakni:

• merah segar, artinya perdarahan terjadi pada


bagian bawah organ usus besar,

• merah gelap, menandakan perdarahan


terjadi pada bagian atas usus besar atau
bawah usus halus, serta

• gelap menyerupai tar (melena),


menunjukkan perdarahan terjadi sejak di
dalam lambung.

Kapan harus periksa ke dokter?

Warna merah atau hitam pada feses tidak selalu


menandakan perdarahan pada saluran pencernaan.
Anda bisa saja mengalami kondisi ini bila
mengonsumsi banyak makanan berwarna merah
atau suplemen zat besi.

Namun, Anda perlu waspada bila mengalami BAB


berdarah atau perubahan warna feses yang disertai
dengan gejala seperti:

• tekanan darah menurun drastis,

• peningkatan denyut jantung,

• tidak dapat buang air kecil, atau

• kebingungan atau kehilangan kesadaran.

Jika Anda merasakan satu atau lebih gejala yang


disebutkan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Penyebab dan faktor risiko

BAB berdarah termasuk tanda saluran pencernaan


tengah mengalami masalah dan salah satunya bisa
disebabkan oleh perdarahan. Berikut sederet
gangguan pencernaan yang bisa menjadi penyebab
buang air besar bercampur darah.

1. Wasir (ambeien)

Wasir merupakan penyebab BAB berdarah yang


paling umum. Penyakit yang dikenal juga dengan
ambeien ini disebabkan oleh pembengkakan dan
peradangan pada saluran cerna bagian bawah, yaitu
jaringan anus.

Masalah pada jaringan anus ini diakibatkan oleh


pelebaran pembuluh vena yang dapat dipicu oleh
berbagai faktor, seperti:

• asupan serat kurang,

• kebiasaan duduk dalam waktu lama, serta

• kurang minum air putih.

Ketiga hal di atas dapat membuat feses mengeras


dan menyebabkan sembelit. Akibatnya, gejala wasir
bertambah parah saat feses yang keluar bercampur
dengan darah.

2. Divertikulitis

Divertikulitis merupakan peradangan pada kantong-


kantong kecil yang terbentuk dalam lapisan usus.
Selain feses berdarah, divertikulitis juga ditandai
dengan kondisi lainnya, meliputi:

• demam,

• mual,

• muntah, dan

• sakit perut.

Menurut National Institute of Diabetes and Digestive


and Kidney Diseases, penyebab divertikulitis
berhubungan dengan faktor genetik dan gaya hidup
termasuk makanan yang dikonsumsi, kebiasaan
merokok, dan kurang berolahraga.

3. Fisura ani

Penyebab BAB bercampur darah lainnya yaitu fisura


ani atau kondisi ketika adanya robekan pada kulit
anus. Perdarahan saluran pencernaan bawah ini
biasanya mengeluarkan darah yang berwarna merah
terang.

Meski terlihat mengkhawatirkan, perdarahan


biasanya akan cepat berhenti dan bab berdarah bisa
sembuh sendiri dalam beberapa minggu saja. Anda
mungkin juga akan mengalami rasa ingin buang air
besar meskipun usus sudah kosong.

Penyebab BAB berdarah yang satu ini biasanya


adalah sembelit kronis yang tidak diobati dengan
tepat.

4. Penyakit radang usus

Penyakit peradangan usus (IBD) biasanya terjadi


pada lapisan usus besar atau rektum. Peradangan ini
bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, yakni:

• infeksi bakteri dan virus,

• gangguan autoimun,

• penyakit Crohn, hingga

• aliran darah menuju usus terhambat.

Peradangan usus yang tidak diobati dapat


menyebabkan pembentukan luka atau kolitis
ulseratif. Meskipun penyebab ini tidak dapat
disembuhkan, obat-obatan dapat meringankan
gejala sekaligus menurunkan risiko komplikasi.

5. Angiodisplasia

Bagi lansia yang sering mengalami buang air besar


berdarah mungkin disebabkan oleh angiodisplasia.
Kondisi ini terjadi akibat penuaan dan kerusakan
dinding pembuluh darah di sekitar usus yang
membengkak.

Bila tidak ditangani dengan tepat, gangguan


pencernaan ini dapat memicu anemia hingga
kematian karena tubuh kekurangan suplai darah.
Perawatan angiodisplasia biasanya mengharuskan
pasien diopname dan menjalani operasi bedah.

6. Tukak lambung

Tukak lambung yaitu luka pada lapisan lambung atau


duodenum, yaitu bagian atas usus kecil yang juga
dikenal sebagai usus dua belas jari. Perdarahan
saluran pencernaan atas ini dapat terjadi akibat
berbagai hal, antara lain:

• infeksi bakteri Helicobacter pylori,

• penggunaan obat anti radang dosis tinggi,


seperti ibuprofen dan naproxen,

• sindrom Zollinger-Ellison, serta

• gaya hidup tidak sehat, seperti merokok dan


minum minuman keras.

7. Polip usus berubah menjadi kanker

Polip adalah tumor jinak yang tumbuh pada jaringan


lain. Pada kasus ini polip terbentuk pada usus dan
berukuran kecil, sehingga biasanya tidak memicu
gejala apa pun.

Kondisi yang jarang disadari ini baru akan


menimbulkan gejala ketika kutil membesar dan
menyebar. Salah satu gejala yang cukup terasa yaitu
BAB berdarah yang bisa disertai berat badan
menurun, diare, hingga sakit perut.

8. Fistula ani

Meski terdengar mirip, fistula ani berbeda dengan


fisura ani. Fistula ani adalah istilah untuk
menggambarkan pembentukan saluran kecil antara
ujung usus (lubang anus) dan kulit di sekitarnya.

Saluran kecil ini dapat terbentuk akibat infeksi di


dekat anus yang menyebabkan kumpulan nanah
(abses). Akibatnya, feses berdarah pun tidak dapat
dihindari.

9. Sindrom iritasi usus besar

Iritasi usus atau irritable bowel syndrome (IBS)


merupakan masalah pencernaan yang memengaruhi
fungsi usus besar. Pasien IBS biasanya mengalami
kontraksi otot yang terjadi saat makanan melewati
usus besar dan hal ini bukan kondisi yang normal.

Hal ini dikarenakan kontraksi yang berlebihan bisa


memicu diare, sedangkan kontraksi yang terlalu
sedikit dapat menyebabkan sembelit. Akibatnya,
kontraksi otot yang tidak teratur ini bisa memicu
rasa sakit dan penyebab BAB bercampur darah.

10. Infeksi saluran pencernaan lainnya

Infeksi saluran cerna, baik pada bagian atas maupun


bawah, juga bisa disebabkan oleh bakteri, seperti:

• Salmonella,

• Shigella, atau

• Yersinia.

Ketiga bakteri ini dapat menyebabkan gejala


penyakit pencernaan seperti diare, kram pada perut,
muntah, serta demam. Akibat kontraksi ini, darah
dalam usus bisa ikut keluar ketika buang air besar.

Buang Air Besar Berdarah: Ap…

Diagnosis dan pengobatan

Bagaimana cara mendiagnosis BAB


berdarah?

Beragamnya penyebab BAB berdarah membuat


dokter perlu memeriksa kondisi Anda lebih lanjut.
Dokter akan mengawali pemeriksaan dengan
menanyakan gejala yang Anda rasakan, melihat
riwayat kesehatan, dan melakukan tes kesehatan.

Tes kesehatan yang direkomendasikan untuk


menegakkan diagnosis penyebab buang air besar
berdarah adalah sebagai berikut.

1. Pemeriksaan tinja

Pemeriksaan feses atau tinja cukup mudah. Sampel


tinja pasien dapat dikirim ke laboratorium untuk
diperiksa apakah ada kandungan darahnya.

2. Nasogastric lavage

Pemeriksaan ini akan memberi tahu dokter apakah


perdarahan terjadi pada bagian atas atau bawah
saluran cerna. Prosedurnya adalah dengan
mengambil isi lambung melalui tabung yang
dimasukkan ke dalam lambung melalui hidung.

3. Esophagogastroduodenoscopy (EGD)

Prosedur EGD termasuk bentuk dari pemeriksaan


endoskopi dengan memasukkan tabung lentur
berujung kamera. Alat EGD akan dimasukkan melalui
mulut, lalu diteruskan ke kerongkongan, lambung,
dan duodenum.

4. Kolonoskopi

Prosedur kolonoskopi hampir sama dengan EGD,


tapi alat dimasukkan melalui rektum untuk melihat
usus besar. Kolonoskopi kadang juga dilakukan
untuk mengumpulkan sampel jaringan melalui
biopsi.

5. Enteroskopi

Prosedur ini hampir sama seperti kolonoskopi, tapi


bagian saluran cerna yang diamati adalah usus kecil.
Pada beberapa kasus, endoskop akan dimasukkan
ke dalam tubuh untuk melihat kondisi saluran
pencernaan yang menjadi penyebab BAB berdarah.

Apa saja pilihan obat dan perawatan


BAB berdarah?

Pada dasarnya, obat BAB berdarah baru dapat


diberikan atau dilakukan setelah dokter memastikan
apa penyebab dari penyakit berak darah ini.

Hal tersebut bertujuan agar pengobatan tidak hanya


menghentikan perdarahan saluran pencernaan,
melainkan juga mencegah kekambuhan.

Selain obat, Anda mungkin juga membutuhkan


tindakan bedah jika penyebab perdarahan yaitu polip
pada usus yang berkembang menjadi kanker. Selalu
diskusikan dengan dokter terkait pilihan obat dan
pengobatan yang tepat sesuai kondisi Anda.

Pencegahan BAB berdarah

Setelah berhasil menghentikan perdarahan,


sebaiknya jalani gaya hidup sehat guna mengurangi
risiko buang air besar berdarah. Ada beberapa cara
yang bisa dilakukan untuk mencegah BAB berdarah,
yakni:

• konsumsi sayur, buah, dan biji-bijian kaya


serat untuk mencegah sembelit,

• perbanyak konsumsi makanan tinggi asam


folat,

• batasi asupan sumber lemak hewani,


terutama daging merah,

• minum air putih secukupnya untuk


melancarkan BAB,

• rutin buang air besar dan tidak sengaja


menundanya,

• hindari rokok dan konsumsi alkohol untuk


mengurangi risiko kanker lambung,

• ikuti anjuran dokter bila harus mengonsumsi


obat secara rutin, dan

• jaga kebersihan tangan dan makanan untuk


mengurangi risiko keracunan makanan.

BAB berdarah dapat menjadi pertanda dari berbagai


masalah pencernaan, mulai dari wasir hingga kanker
usus besar. Bila Anda mendapat darah pada feses
saat BAB, Anda tidak perlu panik.

Selalu konsultasikan dengan dokter ketika


mengkhawatirkan sebuah gejala yang dialami untuk
menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis,


diagnosis, atau perawatan.

Sumber

ARTIKEL TERKAIT

Kenapa Menahan Buang Air Besar Bikin Keringat Dingin?

7 Gejala Diare yang Umum dan Tanda Komplikasinya

Pilihan Obat Pencahar yang Pakai Resep dan yang Bisa


Dibeli di Apotek

9 Buah Terbaik untuk Melancarkan Buang Air Besar


(BAB)

NEXT ARTICLE:

5 Kemungkinan Penyebab Feses


Berbau Busuk
Ditulis oleh Andisa Shabrina Diperbarui
10/09/2018 Ditinjau secara medis oleh dr.
Damar Upahita

Feses biasanya memang memiliki bau yang tidak


sedap. Bau tidak sedap pada feses ini dikarenakan
oleh makanan yang dimakan dan bakteri yang ada di
usus. Namun, feses berbau busuk juga bisa ditandai
dengan masalah kesehatan yang serius. Apa saja
penyebab feses bisa berbau sangat tidak sedap?
Simak jawabannya di sini.

Apa yang menyebabkan feses


berbau busuk?

Perubahan pola makan adalah penyebab umum


feses yang berbau busuk. Beberapa penyebab
lainnya antara lain:

1. Malabsorpsi

Malabsorpsi juga merupakan penyebab umum feses


berbau busuk. Malabsorpsi terjadi ketika tubuh Anda
tidak dapat menyerap jumlah nutrisi yang tepat dari
makanan yang Anda makan. Ini biasanya terjadi
ketika ada infeksi atau penyakit yang mencegah
usus Anda menyerap nutrisi dari makanan.

Penyebab umum malabsorpsi meliputi:

• Penyakit Celiac, yang merupakan reaksi


terhadap gluten yang merusak lapisan usus
kecil dan mencegah penyerapan nutrisi.

• Penyakit radang usus (inflammatory bowel


disease atau IBD), seperti penyakit Crohn
atau kolitis ulserativa.

• Intoleransi karbohidrat, yang merupakan


ketidakmampuan untuk memproses gula dan
pati sepenuhnya.

• Intoleransi laktosa (protein susu).

• Alergi makanan.

Jika Anda memiliki IBD, makan makanan tertentu


akan menyebabkan usus Anda meradang. Orang-
orang dengan IBD sering mengeluh diare atau
sembelit yang berbau busuk. Orang-orang dengan
IBD juga mengeluh perutnya kembung setelah
makan makanan tertentu.

2. Kebanyakan makanan yang tinggi


gasnya

Ketika Anda mengonsumsi banyak makanan yang


mengandung sulfur seperti daging, susu, bawang
putih dan sayuran seperti brokoli, dan kobis, usus
Anda akan bekerja lebih keras untuk mencerna
makanan-makanan tersebut. Selain itu, makanan
tersebut juga menghasilkan lebih banyak gas yang
dapat menyebabkan feses Anda berbau busuk.

3. Infeksi

Infeksi yang memengaruhi usus juga dapat


menyebabkan feses berbau busuk. Gastroenteritis
dan radang lambung dan usus bisa terjadi setelah
makan makanan yang terkontaminasi dengan bakteri
seperti Eschericia coli atau Salmonella, virus, dan
parasit.

Setelah Anda terinfeksi, Anda mungkin akan


merasakan gejala seperti kram perut dan feses
berbau busuk.

4. Obat-obatan dan suplemen

Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan


gangguan pencernaan dan diare. Mengonsumsi
multivitamin yang dijual bebas juga dapat
menyebabkan feses berbau busuk jika Anda alergi
1
terhadap bahan suplemen. Mengonsumsi antibiotik
Apakah Anda mengalami
juga mungkin membuat
gangguan feses berbau busuk, sampai
pencernaan?

nanti bakteri normal usus Anda pulih.


Baru

Feses yang berbau busuk dapat menjadi efek

Anda mungkin juga menyukai