SKP 1
skp 3
skp 3.1
cap TBAK
RM 16
troli emergency
RM 24 dan 24A
video cuci tangan
RM 15
RM 15
pedoman/
kebijakan panduan SPO
KE 1
KE 2
KE 3
KE 4
KE 5
KE 6
ke 7
Kegiatan bukti kegiatan
Akses mendapatkan
informasi kesehatan
diberikan secara tepat
waktu, dan status
ekonomi/kelas perawatan
pasien tidak menghalangi foto kertas
pasien dan keluarga untuk pengumuman
mendapatkan informasi tertempel di
yang dibutuhkan kamar pasien
Terdapat bukti pemberian
informasi untuk pasien dan foto saat cs
keluarga mengenai asuhan memberikan
dan pelayanan di rumah informasi ke
sakit. pasien
Screnshoo
komunikasi WA CS
dan pasien
foto RM 4/IGD
yang telah
ditandatangani
pasien
foto RM .4/RJ yang
telah di
tandatangani
Terdapat bukti edukasi
kepada pasien dan
keluarga terkait dengan
cara cuci tangan yang
aman, penggunaan obat
yang aman, penggunaan
peralatan medis yang
aman, potensi interaksi
obat-obat dan obat-
makanan, pedoman nutrisi,
manajemen nyeri, dan
teknik rehabilitasi. foto RM 31/RI
yang sudah di ttd
pasien
Rumah sakit memiliki
proses untuk memastikan
bahwa pasien dan
keluarganya memahami
edukasi yang diberikan. foto saat tanda
tangan RM
Edukasi berkelanjutan
tersebut diberikan kepada
pasien yang rencana foto anak di rawat
pemulangannya kompleks di poli gigi
)Profesional Pemberi
Asuhan (PPA) telah
diberikan pelatihan dan
terampil melaksanakan foto saat
komunikasi efektif. pelatihan,
video ke saat
penyuluhan ke
pasien dengan
komunikasi efektif
oleh dokter,
perawat
video ke saat
penyuluhan ke
pasien dengan
Staf klinis memberikan komunikasi efektif
edukasi kepada pasien dan oleh dokter,
keluarga secara kolaboratif. perawat
dokumen pendukung
( ijazah, sertifikat, pelatiha.
Kaliberasi dll) form Rm tim pelatihan
SK
absensi
notulen
undangan
program kerja
materi
absensi
SK
leaflet di dr iin
PKS dengan Elim, PKS
dengan Sinar kasih, PKS
dengan lakipadada.pks
dengan priorita, pks dengan
prodia (ambil di ani)
form pelayanan yang di
rujuk
kertas pengumuman
informasi pelayanan berisi
kontak CS tertempel di
setiap kamar pasien
video edukasi di isi di tv
ruang tunggu depan apotek
leaflet di dr iin
Assessment Kemampuan
Dan Kemauan Belajar
Pasien Dan Keluarga
download di scribt
setelah form
assement
selesai,
berikan ke
RM untuk di
beri kode dan
masuk ke RM
leaflet penyakit
leaflet penyakit
SK tim penerjemah ( bahasa
toraja, bahasa inggris)
SK tim PKRS
penunjukan 2 orang
costumer servise
kegiatan penyuluhan
bagi pasien dan keluarga
dengan menggunakan
bahasa daerah/ campur
edukasi ke perawat
terkait form baru IGD
dan Poli
minta foto /video
edukasu cuci tangan ke
PPI
penentuan tim
penerjemah
pelatihan komunikasi
efektif, minta di SKP
evaluasi 6/3/2022
ambil di ani
ambil di dr iin
belum dilakukan
kebijakan pedoman/panduan SPO
hpk 1
hpk 1.1
hpk 1.2
hpk 1.3
hpk 1.4
hpk 1.5
hpk 2
hpk 2.1
hpk 2.2
hpk 3
hpk 4
hpk 4.1
hpk 4.2
Kegiatan bukti kegiatan
regulasi hak pasien
IDENTIFIKASI PERSONAL TENTANG KETERLIBATAN KELUARGA
PREFERENSI PASIEN TERHADAP KETERLIBATAN KELUARGA
foto RM 32
foto RM 32
foto RM 32
foto RM 31
menambahkan di RM 31 MENGENAI
KEMUNGKINAN HASIL YANG TIDAK DAPAT
DIANTISIPASI
RM 32
RM 20
foto rm 20
pelatihan kebutuhan alat/bahan kegiatan lain
cctv
video
kebijakan pedoman/panduan SPO
PP1
ppi 1.1
ppi 2
ppi 3
ppi 4
ppi 4.1
ppi 5
ppi 6
ppi 7
ppi 7.1
ppi 7.2
ppi 8
ppi 9
ppi 10
ppi 11
ppi 11.1
ppi 12
ppi 13
Kegiatan
Direktur rumah sakit menetapkan regulasi PPI meliputi poin a) – m) pada gambaran umum
Direktur rumah sakit telah menetapkan Komite / Tim PPI untuk untuk mengelola dan mengawasi kegiatan PPI di rumah sakit
Rumah sakit telah menerapkan mekanisme koordinasi yang melibatkan pimpinan rumah sakit dan komite/tim PPI untuk
melaksanakan program PPI sesuai dalam maksud dan tujuan.
Direktur rumah sakit memberikan dukungan sumber daya terhadap penyelenggaraan kegiatan PPI meliputi namun tidak
terbatas pada maksud dan tujuan.
Rumah sakit menetapkan perawat PPI / IPCN purna waktu dan IPCLN berdasarkan jumlah dan kualifikasi sesuai ukuran rumah
sakit, kompleksitas kegiatan, tingkat risiko, cakupan program dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan supervisi pada semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah
sakit
Rumah sakit menetapkan kebijakan Program PPI yang terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi sesuai
maksud dan tujuan diatas.
Rumah sakit melakukan evaluasi pelaksanaan program PPI.
Rumah sakit secara proaktif telah melaksanakan pengkajian risiko pengendalian infeksi (ICRA) setiap tahunnya terhadap
tingkat dan kecenderungan infeksi layanan kesehatan sesuai poin a) – k) pada maksud dan tujuan dan selanjutnya
menggunakan data tersebut untuk membuat dan menentukan prioritas / fokus pada Program PPI.
Rumah sakit telah melaksanakan surveilans data secara periodik dan dianalisis setiap triwulan
Staf yang memroses peralatan medis dan/atau BMHP telah diberikan pelatihan dalam pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi
serta mendapat pengawasan.
Metode pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi dilakukan secara seragam di semua area di RS.
Penyimpanan peralatan medis dan/atau BMHP bersih dan steril disimpan dengan baik di area penyimpanan yang ditetapkan,
bersih dan kering dan terlindungi dari debu, kelembaban, serta perubahan suhu yang ekstrem.
Rumah sakit menetapkan peralatan medis dan/atau BMHP yang dapat digunakan ulang meliputi a) – g) dalam maksud dan
tujuan.
Rumah sakit menggunakan proses terstandardisasi untuk menentukan kapan peralatan medis dan/atau BMHP yang
digunakan ulang sudah tidak aman atau tidak layak digunakan ulang.
Ada bukti pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan penggunaan kembali (reuse) peralatan medis dan/atau BMHP
Rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan dan disinfeksi permukaan dan lingkungan sesuai standar PPI.
Rumah sakit melaksanakan pembersihan dan desinfeksi tambahan di area berisiko tinggi berdasarkan hasil pengkajian risiko.
Rumah sakit telah melakukan pemantauan proses pembersihan dan disinfeksi lingkungan.
Ada unit kerja pengelola linen/laundry yang menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
rinsip-prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan linen/laundry, termasuk pemilahan, transportasi, pencucian, pengeringan,
penyimpanan, dan distribusi
Ada bukti supervisi oleh IPCN terhadap pengelolaan linen/laundry sesuai dengan prinsip PPI termasuk bila dilaksanakan oleh
pihak luar rumah sakit.
Rumah sakit telah menerapkan pengelolaan limbah rumah sakit untuk meminimalkan risiko infeksi y
Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah sesuai dengan regulasi, dipantau dan dievaluasi, serta di tindak
lanjutny
Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai dengan regulasi dan dilaksanakan pemantauan, evaluasi, serta tindak lanjutnya.
Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak luar RS harus berdasar atas kerjasama dengan pihak yang memiliki izin dan
sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan
Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat sesuai dengan regulasi.
Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar bedah mayat sudah dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ada bukti pemantauan dan evaluasi, serta tindak lanjut kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan, disimpan di dalam wadah yang tidak tembus, tidak bocor, berwarna kuning,
diberi label infeksius, dan dipergunakan hanya sekali pakai sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Bila pengelolaan benda tajam dan jarum dilaksanakan oleh pihak luar RS harus berdasar atas kerjasama dengan pihak yang
memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan perundang- undangan
Ada bukti data dokumen limbah benda tajam dan jarum.
Ada bukti pelaksanaan supervisi dan pemantauan oleh IPCN terhadap pengelolaan benda tajam dan jarum sesuai dengan
prinsip PPI, termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit
Ada bukti pelaksanaan yang penyimpanan bahan makanan, pengolahan, pembagian/pemorsian, dan distribusi makanan
sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ada bukti pelaksanaan penyimpanan makanan dan produk nutrisi dengan memperhatikan kesehatan lingkungan meliputi
sanitasi, suhu, pencahayaan, kelembapan, ventilasi, dan keamanan untuk mengurangi risiko infeksi.
Rumah sakit menerapkan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical and engineering control) minimal untuk fasilitas
Rumah sakit menerapkan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA)
Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk assessment/ICRA) pada semua
renovasi, kontruksi dan demolisi sesuai dengan regulasi.
Rumah sakit menyediakan dan menempatkan ruangan untuk pasien dengan imunitas rendah (immunocompromised) sesuai
dengan peraturan perundang undangan.
Rumah sakit melaksanakan proses transfer pasien airborne diseases di dalam rumah sakit dan keluar rumah sakit sesuai
dengan peraturan perundang- undangan termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya
Rumah sakit telah menempatkan pasien infeksi “air borne” dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar
dengan tekanan negatif sesuai dengan peraturan perundang-undangan termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya
Ada bukti pemantauan ruang tekanan negatif dan penempatan pasien secara rutin.
Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan pasien bila terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne.
Rumah sakit menyediakan ruang isolasi dengan tekanan negatif bila terjadi ledakan pasien (outbreak) sesuai dengan
peraturan perundangan.
Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi ledakan pasien (outbreak) penyakit
infeksi air borne.
umah sakit telah menerapkan hand hygiene yang mencakup kapan, di mana, dan bagaimana melakukan cuci tangan
mempergunakan sabun (hand wash) dan atau dengan disinfektan (hand rubs) serta ketersediaan fasilitas hand hygiene.
Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai tersedia di tempat cuci tangan dan tempat melakukan disinfeksi tangan.
Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand hygiene kepada semua pegawai termasuk tenaga kontrak.
Rumah sakit menerapkan penggunaan alat pelindung diri, tempat yang harus menyediakan alat pelindung diri, dan pelatihan
cara memakainya
Alat pelindung diri sudah digunakan secara tepat dan benar.
Ada regulasi sistem manajemen data terintegrasi antara data surveilans dan data indikator mutu di Komite/ Tim
Penyelenggara Mutu.
Ada bukti pertemuan berkala antara Komite/ Tim Penyelenggara Mutu dan Komite/Tim PPI untuk berkoordinasi dan
didokumentasikan
Ada bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi Komite/ Tim PPI kepada Komite/ Tim Penyelenggara Mutu setiap
tiga bulan.
Ada bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua staf klinik dan non klinik sebagai bagian dari orientasi pegawai baru tentang
regulasi dan praktik program PPI.
foto rapat
foto pelaksanaan
foto pelaksanaan
foto
foto pasien di IGD
SK tim PPI
SK IPCN /IPCLN
form monitoring
SK pegawai linen
form monitoring
form monitoring
MOU dan sertfikat/dokumen ijin Mitra Hijau
buku registrasi
form monitoring
form monitoring
grafik suhu
form monitoring
termometer ruangan
kamar isolasi bertekanan negatif
pelatihan APD
pelatihan APD