Anda di halaman 1dari 2

Nama : Taufik Hidayat

NPM : 202010115057
Kelas : 5 B
Tugas : Hukum Perlindungan Konsumen (Analisis Kasus)

SUMBER :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.topsatu.com/nasaba
h-ajb-bumiputera-kecewa-klaim-asuransi-tak-dibayar/%3Famp&ved=2ahUKEwix-
56ilM76AhWDcGwGHUudA0wQFnoECAoQAQ&usg=AOvVaw18rBbmZ9_tVTcz7KaUC
JSP
Deskripsi Kasus :

“Nasabah AJB Bumiputera Kecewa, Klaim Asuransi tak Dibayar”


Sejumlah nasabah pemegang polis Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera di
Bukittinggi mengeluhkan tentang klaim asuransinya tak kunjung cair. Salah satu keluhan
mereka itu disampaikan Janahar Advil, keluarga dari Linda Ningsih pemegang polis no
2002.026978 yang telah terdaftar sejak Januari 2002 dan nomor polis 207101604485 yang
terdaftar sejak tahun 2007.
Menurut Janahar, seharusnya pemegang polis sudah menerima klaim asuransi itu sejak
satu tahun lalu, namun kenyataanya hingga sekarang klaim asuransinya belum juga di cairkan.
Pihaknya sudah sering mendatangi kantor AJB Bumiputera Cabang Bukittinggi, namun pihak
AJB Bumi Putra hanya memberikan janji saja tanpa ada kepastian. Padahal dana itu sangat
diharapkan Linda Ningsih maupun Salsabila untuk kelanutan studinya anaknya.
Kepala Kantor AJB Bumi Putra Cabang Bukittinggi Gusti Aprianto yang dikonfirmasi
Singgalang terkait permasalahan itu mengatakan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan
keterangan karena itu merupakan kewenangan dari kantor pusat AJB Bumiputera di Jakarta.
Dan Informasi yang diperoleh Singgalang kasus itu sudah banyak dilaporkan nasabah ke
BPJSK Bukittinggi. Namun pihak AJB Bumiputera hanya menjanjikan saja kepada nasabah
tanpa kepastian.
Menurut Direktur Eksekutif Dewan Asuransi Indonesia, Dody A.S Dalimunthe
mengatakan bahwa ketentuan pembentukan lembaga penjamin polis itu sebenarnya telah
diamanatkan oleh UU No. 40 tahun 2014 tntang Perasuransian, namun hingga kini masih belum
direalisasikan.
Menurut Dody industri asuransi sebbagaimana industri jasa keuangan lainnya
merupakan industri yang diatur dengan ketat. Apalagi pada saat ini tingkat literasi msyarakat
masih relatif rendah dan volatile. Maka, keberadaan lembaga penjamin polis dibutuhkan untuk
memberi kepastian rasa aman dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi.
Analisis Kasus :
Dapat kita ketahui bahwa kasus tersebut telah membuat banyak pihak merasa dirugikan
dan melanggar peraturan yang telah ditentukan. Salah satunya dimuat dalam UU No. 8 tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen (Pasal 8 (1) f) bahwa: Pelaku usaha dilarang
memproduksi dan atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan janji
yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan, atau promosi penjualan barang dan/atau
jasa tersebut.
setiap orang yang dengan sengaja tidak memberikan informasi atau memberikan
informasi yang tidak benar, palsu, dan/atau menyesatkan kepada Pemegang Polis,
Tertanggung, atau peserta dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak lima milyar rupiah (Pasal 75).
Untuk itu, di sini konsumen/para pemegang polis pantas untuk mendapatkan hak dan
perlidungan, agar kasus seperti itu segera ditindak lanjuti agar tidak terjadi korban lagi
dikemudian hari.
Solusi Kasus :
Berdasarkan kasus tersebut seharusnya pihak asuransi terbuka dan memberikan
informasi mengenai produk dan atau layanan akurat, jujur, jelas dan tidak menyesatkan kepada
para pemegang polis sebelumnya, karna apa? Dengan begitu pemegang polis tidak akan
dikecewakan, selain itu pihak asuransi harus memberikan penyelesaian yang patut terhadap
pemersalahan yang dihadapinya.
Perusahaan asuransi jiwa merupakan salah satu perusahaan yang memberikan jasa
dalam penanggulangan risiko. Namun disini kita juga harus ini kita juga haus paham tentang
jasa yang ditawarkan, jelas konsep dan tujuannya. Untuk itu agar tidak terjadi hal yang seupa,
sebaiknya sebelum memutuskan untuk menggunakan jasa tersebut wajib membaca isi
perjanjian/polis dengan tujuan untuk membuktikan apakah polis yang diterimanya sesuai
dengan yang ditawarkan oleh Pelaku Usaha dan atau yang diminta melalui surat perjanjian
(SPAJ/SPPA) yang ditandatangani. Dan bagi penyedia jasa layanan sebaiknya isi dari
perjanjian/polis L menggunakan bahasa yang mudah di pahami dan mampu menjelaskan isi
polis secara juju, jelas dan akurat.

Anda mungkin juga menyukai