PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perusahaan Asuransi merupakan salah satu lembaga keuangan Non bank yang
bergerak dalam bidang jasa dan dapat dijadikan sebagai salah satu pilar perekonomian di
Indonesia, karena perkembagan perusahaan asuransi dapat memberikan pengaruh pada
kondisi dan pertumbuhan ekonomi baik dibidang perdagangan maupun jasa.
Demikian pun sebaliknya jika terjadi masalah terkait asuransi dapat menimbulkan
suatu permasalahan misalnya ketidakpercayaan publik terhadap asuransi, apalagi jika yang
melakukan kesalahan tersebut adalah perusahaan asuransi yang sudah besar dan
berpengalaman. Hal ini terjadi di PT. Asuransi Allianz Life Indonesia dimana nasabahnya
melaporkan perusahaan asuransi ke kepolisian akibat penolakan klaim asuransi.
Hal ini berawal dari laporan dua nasabah asuransi Allianz, Ifranius Algadri dan Indah
Goena Nanda. Mereka melaporkan dugaan penipuan terkait dengan penolakan klaim biaya
rumah sakit oleh Allianz ke Polda Metro Jaya pada bulan Maret dan April 2017. Keduanya
mengajukan klaim yang ditolak Allianz, padahal nasabah menganggap telah memenuhi
persyaratan sesuai dengan buku polis.
Menurut keterangan kuasa hukum Irfanus, Alvin Lim, Allianz menolak membayar
klaim dengan memberikan surat klarifikasi bahwa nasabah perlu memberikan catatan
medis lengkap dari rumah sakit. Padahal, catatan medis merupakan hak milik rumah sakit
dan tidak bisa diberikan serta merta meskipun kepada pasien. Hal itu sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
Pasien hanya mendapat "resume" atau ringkasan medis. Nasabah akhirnya memproses
permintaan rekam medis ke rumah sakit tempat nasabah menjalani perawatan. Namun,
pihak rumah sakit tetap menolak memberikan rekam medis. Allianz tidak memberikan
keterangan spesifik mengenai permintaan rekam medis tersebut.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih mendalami kasus dugaan tindak pidana
pelanggaran konsumen yang melibatkan PT Asuransi Allianz Life Indonesia tersebut. OJK
juga akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk mengetahui seluk beluk kasus
tersebut. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tidak ingin menyimpulkan terlalu dini kasus yang
menimpa PT Asuransi Allianz Life Indonesia terkait dugaan kasus tak dibayarkannya
klaim kepada nasabah.
Direktur Pengawas Asuransi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ahmad Nasrullah
mengatakan kasus yang melibatkan mantan petinggi Allianz tersebut dikhawatirkan akan
berdampak kepada kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi bila tidak disikapi
secara hati-hati. Oleh karenanya, pihaknya memilih untuk menunggu dan menghormati
proses hukum yang sedang berjalan.
2. Tujuan
Dengan adanya ulasan mengenenai permsalahan asuransi seperti dalam latar
belakang, diharapkan mahasiswa lebih kritis dalam menanggapi setiap persoalan yang ada.
Nantinya mahasiswa mampu berkontribusi dalam dunia perasuransian dan meningkatkan
kuliatas asuransi yang ada di Indonesia.
Bab 2
Pembahasan
1. Allianz
Tentang Allianz Group
Bersama dengan nasabah dan mitra penjualan, Allianz adalah salah satu komunitas
keuangan terkuat.Lebih dari 86 juta nasabah pribadi dan korporasi mengandalkan
pengetahuan, jangkauan global, kekuatan modal dan kesolidan Allianz untuk membantu
mereka memanfaatkan peluang keuangan serta untuk menghindari dan menjaga diri
terhadap risiko.
Di tahun 2016, dengan dukungan lebih dari 140.000 karyawan di lebih dari 70
negara, Allianz berhasil meraih pendapatan 122,4 milliar Euro dan laba operasional 10,8
miliar Euro. Allianz Group mengelola portofolio investasi sebesar 653 miliar Euro.
Sebagai tambahan, manajer aset kami, AllianzGI dan PIMCO mengelola aset dari pihak
ketiga sebesar lebih dari 1,3 triliun Euro. Kesuksesan bisnis di bidang asuransi, manajemen
aset dan layanan bantuan didasarkan permintaan nasabah atas solusi keuangan yang tahan
krisis untuk masyarakat yang menua dan tantangan dari perubahan iklim. Transparansi dan
integritas merupakan komponen kunci dari tatakelola yang berkelanjutan di Allianz.