Terdapat tiga tekanan yang berperan penting dalam proses ventilasi pernapasan yaitu tekanan
atmosfer (barometrik), tekanan intrapleura dan tekanan intra-alveolus.
1. Tekanan atmosfer adalah tekanan yang ditimbulkan oleh udara di atmosfer pada benda di
permukaan bumi, termasuk tubuh manusia. Pada ketinggian permukaan laut, tekanan
atmosfer sama adengan 760 mmHg atau 1 atm. Tekanan atmosfer akan berkurang seiring
dengan penambahan ketinggian di atas permukaan laut.
2. Tekanan intrapleura atau dikenal juga sebagai tekanan intrathoraks adalah tekanan cairan
di dalam kantung pleura (ruang antara pleura parietalis dan pleura visceralis). Tekanan
intrapleura lebih rendah dari tekanan atmosfer, rerata tekanan 17 intrapleura yaitu 756
mmHg pada saat instirahat. Tekanan udara pernapasan menggunakan tekanan atmosfer
sebagai titik referensi. Hal tersebut berarti tekanan sebesar 756 mmHg pada intrapleura
saat istirahat dapat pula disebut sebagai tekanan - 4 mmHg. Meskipun sebenarnya tidak
ada tekanan negatif absolut, tekanan 756 mmHg pada ruang tertutup kantung pleura
menjadi tekanan – 4 mmHg karena lebih rendah 4 mmHg dibandingkan tekanan
atmosfer. Selama inspirasinormal pengembangan rangka dada akan menarik paru kea rah
luar sehingga tekanan intrapleura menjadi semakin negative, menjadi rata - rata 6 mmHg.
Peningkatan negativitas tekanan intrapleura dari -4 menjadi -6 mmHg selama inspirasi
meningkatkan volume paru sebanyak 0,5 liter. Tekanan intrapleura dapat mencapai -
18mmHg selama inspirasi kuat. Pada kantung pleura, tekanan tidak menyeimbangkan
dengan tekanan atmosfer maupun intra-alveolus karena tidak ada komunikasi langsung
dengan atmosfer atau alveolus.
Sumber: Sherwood L. (2011). Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi keenam. Alih
Bahasa: Brahm Pendit. Editor Edisi Bahasa Indonesia: Nella Yesdelita. Jakarta: EGC,
2011; 487-526.