Anda di halaman 1dari 3

 Udara cenderung mengalir masuk dari daerah dengan dengan tekanan tinggi ke daerah

dengan tekanan darah, yaitu menuruni gradien tekanan, terdapat 3 tekanan yg berperan
penting dalam ventilasi :
1. Tekanan atmosfer  760 mmHg
2. Tekanan intraalveolus  760 mmHg lebih besar dibanding
3. Tekanan intrapleura  756 mmHg
 Perbedaan tekanan sebesar -4 mmHg ini yg membentuk gradien tekanan transmural yang
mendorong keluar paru, dan meregangnya untuk mengisi rongga toraks yang lebih besar
 Jadi, kan di dinding toraks itu tekanan atmosfernya 760 mmHg (mendorong ke arah dalam)
sementara tekanan intrapleural 756 (mendorong ke arah luar), karena perbedaan tekanan
sebesar 4 mmHg ini yg hasilkan tekanan transmural yg mendorong kearah dalam dan
menekan dinding toraks
 Ketika toraks mengembang = paru juga mengembang karena paru ini melekat di dinding toraks
oleh daya rekat cairan intrapleural yang ikut mengembang
 Alasan knp paru itu bisa mengikuti Gerakan dinding dada  adanya tekanan transmural di
kedua sisi paru
 Alas an tekanan intrapleural lbh rendah disbanding tekanan atmsfer : Penurunan tekanan ini
terjadi karena rongga pleura terisi oleh cairan, yang tidak dapat mengembang untuk mengisi
volume yang sedikit bertambah. Karena itu, terbentuk ruang vakum di ruang yang sangat kecil di
rongga pleura yang sedikit mengembang yang tidak ditempati oleh cairan intrapleura,
menyebabkan penurunan kecil tekanan intrapleura di bawah tekanan atmosfer.
 Karena udara mengalir mengikuti penurunan gradien tekanan maka :
 Tekanan intraalveolus < Tekanan atmosfer  spya udara mengalir masuk kedalam paru (inspirasi)
 Tekanan intraalveolus > Tekanan atmosfer  spya udara mengalir keluar dari paru (ekspirasi)

SEBELUM INSPIRASI :

Otot” melemas
Tekanan atmosfer = tekanan intraalveolus sehingga tidak ada udara mengalir masuk dan keluar
paru
Otot inspirasi utama : diafragma (dipersarafi s. frenikus) dan intercostal eksterna

INSPIRASI :

Diafragma menurun dan memperbesar volume rongga thoraks  dengan meningkatkan ukuran
vertical (atas ke bawah)
Dinding abdomen menonjol keluar karena diafragma yang turun menekan isi abdomen ke
bawah dan ke depan
Terjadi kontraksi otot intercostalis eksternal yg serat”nya berjalan ke bawah dan depan antara 2
iga/ costa yg berdekatan, memperbesar rongga toraks dalam : dimensi lateral (sisi ke sisi) &
anteroposterior (depan ke belakang)
Saat kontraksi, otot intercostalis eksternal mengangkat iga dan selanjutnya sternum ikut
terangkat ke atas dan ke depan
Sewaktu rongga toraks memBESAR  paru juga dipaksa mengembang untuk mengisi rongga
toraks yang lebih besar
Dan saat paru memBESAR  tekanan intraalveolus menurun karena jumlah molekul udara yang
sama tadinya (760atmo dan 760intra alve) menempati volume paru yang lebih besar
INSPIRASI BIASA  T. Alveolar turun 1mmHg (759)
Karena tekanan intraalveolus sekarang lbh rendah dri tekanan atmosfer maka :
UDARA MENGALIR ke DALAM PARU mengikuti penurunan gradien tekanan yaitu dari tekanan
tinggi ke rendah
INSPIRASI  T. Intrapleura turun menjadi 754 mmHg akibat ekspansi toraks ??

INSPIRASI TAMBAHAN :

Pakai diafragma + otot intercostalis eksternal ++ otot inspirasi tmbhan (aksesorius) untuk
semakin memperbesar rongga toraks
Semakin besar volume rongga toraks maka paru juga semakin mengembang, menyebabkan
T. intraalveolus semakin turun
Akibatnya, terjadi peningkatan aliran masuk udara sebelum tercapai keseimbangan dengan
T. atmosfer yaitu tercapai pernapasan yang lebih dalam

EKSPIRASI :

Otot inspirasi melemas


Diafragma Kembali ke posisi semula (naik)
Ketika otot intercostal melemas  sangkar iga yg sebelumnya terangkat akan turun karena
gravitasi
Dinding dada mengalami recoil karena sifat” elastiknya (perumpama balon)
Sewaktu Paru akan mengecil T. intraalveolus meningkat sekitar 1 mmHg diatas T. atmo
(jadinya T. intraalve jadi 761)
Sehingga udara akan meninggalkan paru menuruni gradien tekanannya dari tekanan
intraalveolus yg lebih tinggi ke tekanan atmosfer yang lebih rendah.
Dan Aliran keluar udara itu akan berhenti Ketika tekanan intraalveolus = tekanan atmosfer
dan gradien tekanan tidak ada lagi.

EKSPIRASI PAKSA :

Tekanan intralaveolus harus lebih ditingkatkan diatas tekanan atmosfer daripada yang
dicapai oleh relaksasi biasa otot inspirasi dan recoil elastic paru
Untu terjadi ekspirasi paksa maka  otot ekspirasi harus lebih berkontraksi untuk
mengurangi volume rongga toraks dan paru
Otot ekspirasi (dinding abdomen)
Sewaktu otot dindig abdomen berkontraksi  T. intra abdomen menimbulkan gaya ke atas
pada diafragma, mendorongnya semakinke atas dalam rongga toraks dari posisi lemasnya
sehingga ukuran vertical rongga toraks menjadi semakin kecil.
Otot ekspirasi +  otot intercostalis internal. Yang kontraksinya menarik iga turun dan
masuk, mendatarkan dinding dada dan semakin mengurangi ukuran rongga toraks
(berlawanan dengan kerja otot intercostalis eksternal)
Sewaktu kontraksi aktif otot ekspirasi  semakin mengurangi volume rongga toraks,
volume paru juga semakin berkurang karena paru tidak harus teregang lebih banyak untuk
mengisi rongga thoraks yang lebih kecil
Tekanan intraalveolus lebih meningkat sewaktu  udara di paru tertsmpung di dalam
volume yg lebih kecil
Sehingga perbedaan antara tekanan intraalveolus dan tekanan atmosfer semakin menjadi
lebih besar Ketika ekspirasi pasif maka lebih banyak udara keluar menuruni gradien tekanan
sebelum mencapai keseimbangan
Selama ekspirasi paksa :

Tekanan intrapleural > tekanan atmosfer

Tetapi paru x kolaps karena tekanan intraalveolus juga meningkat setara maka tetap terdapat
gradien tekanan transmural menembus dinding menembus dinding paru sehingga paru tetap
teregang dan mengisi rongga toraks
Contohnya : jika tekanan di dlm toraks meningkat (10 mmHg)
Maka tekanan intrapleural menjadi 766 mmHg (tadinya 756)
Dan Tekanan intraalveolus menjadi 770 mmHg (tetap terdapat perbedaan tekanan 4mmHg)

Anda mungkin juga menyukai