Pulmonary ventilation (bernafas), terdiri dari inhalasi dan ekshalasi yaitu pertukaran udara
A. Inhalasi
Sebelum kita menarik nafas (inhalasi) tekanan udara pada paru-paru itu sama dengan tekanan
atmosfer yaitu 1 atm atau 760 mmhg. Ketika melakukan inhalasi, maka ada aliran udara yang
masuk, akan tetapi aliran udarah akan masuk apabila tekanan udara pada atmosfer harus lebih
tinggi dibandingkan dengan tekanan udara pada paru-paru. Oleh karena itu, volume dari paru-
paru harus ditingkatkan agar tekanan udara pada paru-paru menurun. Hal ini sesuai dengan
hukum boyle, bahwa tekanan udara pada kontainer tertutup itu berkebalikan dengan volume
kontainer. Sumber : a
kubah, ketika diafragma itu berkontraksi maka kubah tersebut akan turun sehingga akan
memperbesar diameter dari rongga toraks itu. Saat melakukan pernapasan biasa, kontraksi
pada diafragma akan turun sebesar 1 cm, menghasilkan tekanan 1-3 mm hg, dan volume
udara yang bisa masuk sekitar 500 ml udara. Pada pernapasan dalam, kontraksi diafragma
turun sampai 10 cm, perbedaan tekanan yang dihasilkan ini sampai 100 mmhg berasal dari
perbedaan tekanan paru-paru ke lingkungan atau ke atmosfer dan bisa menampung udara
udara yang ditarik ke dalam paru-paru itu sampai volumenya 2-3 liter. Sumber : a
Diafragma kontribusinya sebesar 75% dari seluruh udara yang masuk ke paru-paru,
sedangkan 25% yaitu berasal dari musculus eksternal intercostal. Musculus Eksternal
intercostal akan tertarik sehingga ruang toraknya ini juga akan membesar dan memungkinkan
B. Inhalasi
Ekshalasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan tapi arahnya berbanding terbalik dengan
inhalasi. Tekanan udara didalam paru-paru itu akan lebih besar daripada tekanan udara
atmosfer, sehingga perlu diseimbangkan. Sehingga akan terjadi ekshalasi atau ia melepaskan
nafas keluar kegiatan eskhalasi ini disebut sebagai proses pasif karena tidak ada kontraksi
otot yang diperlukan. Ekshalasi dimulai ketika otot-otot pada sistem respiratori berelaksasi.
Pada sistem pernafasan ketika diafragma relaksasi maka kubahnya akan naik keatas, dan
musculus eksternal. interkostal juga akan melakukan relaksasi, karena ini melakukan
relaksasi yang menyebabkan rongga thoraks menyempits, berarti udara yang terdapat pada
paru-paru harus dikeluarkan supaya tekanannya tidak terlalu besar di dalam paru-paru.
Sumber : a
Sumber : sherwood L. Introduction To Human Physiology, International Edition. 8th
Cossio; 2013.
Udara cenderung mengalir dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah yaitu
menuruni gradien tekanan. Hubungan antara tekanan di dalam dan diluar paru penting dalam
ventilasi. Udara mengalir masuk dan keluar selama tindakan bernapas berpindah mengikuti
gradien tekanan antara alveolus dan atmosfer yang berbalik arah secara bergantian yang
ditimbylkan oleh aktivitas siklik otot pernapasan. Terdapat tiga tekanan yang beperan penting
1. Tekanan atmosfer (barometric) adalah tekanan yang ditimbulkan oleh berart udara di
atmosfer pada benda di permukaan bumi. Pada ketinggian permukaan laut tekanan ini
sama dengan 760 mm Hg. Tekanan atmosfer berkurang seiring dengan penambahan
bumi juga semakin menipis. Perubahan kecil pada tekanan atmosfer terjadi pada
setiap ketinggian karena perubahan kondisi cuaca (yaitu, Ketika tekanan barometric
Cossio; 2013.
mengalir menuruni gradien tekanannya setiap kali tekanan intra-alveolus berbeda dari
tekanan atmosfer; udara mengalir terus hingga kedua tekanan seimbang (ekuilibrium).
adalah tekanan yang ditimbylkan di luar paru di dalam rongga toraks. Tekanan intra
pleura biasanya lebih rendah daripada tekanan atmosfer, rata-rata 756 mm Hg saat
sebagai titik referens (yaitu, tekanan darah sistolik 120 mm Hg adalah 120 mm Hg
lebih besar dari pada tekanan atmosfer 760 mm Hg atau, dalam kenyataan 880 mm
Hg), 756 mm Hg kadang-kadang disebut tekanan -4 mm Hg. Namun sebenarnya tidak
Sumber :
b. Laitupa AA, Amin M. Ventilasi dan perfusi, serta hubungan antara ventilasi