Anda di halaman 1dari 4

ASI EKSLUSIF PADA BAYI

No. Dok :
031/KAK.PG.DOK-INT/SBT/2019

KAK No. Revisi : 01

Tanggal Terbit : 17Januari 2019

Halaman : 4 Halaman

PUSKESMAS dr. Nooraisyah, M.Kes


SEBATUNG NIP. 19851102 201101 2 008

A. PENDAHULUAN
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharaan anaka dan persiapan generasi penerus di
masa depan. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan
kehidupannya.
Kebutuhan tersebut dapat tercukupi dengan memberikan ASI secara
Eksklusif pada bayi selama enam bulan pertama sejak lahir karena ASI
merupakan makanan ideal untuk bayi yang mengandung semua zat gizi untuk
membangun dan menyediakan energi dalam susunan yang diperlukan.
Air Susu Ibu (ASI) mengandung berbagai macam zat antibodi yang
berasal dari ibu, memberikan perlindungan terhadap berbagai sumber penularan
penyakit bagi bayi. Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi yang minum
susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun
kronis. ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah
komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan
bayi. ASI tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa mengurangi
kemingkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi. ASI mengandung
komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi. Uji klinis
telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, Iqnya
(Intelegenscia Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui, pendekatan intim
antara bayi dan ibu lebih mudah menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan diri
sendiri maupun orang lain.

1
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat terutama ibu yang mempunyai balita tentang pengertian ASI,
manfaat ASI, prinsip pemberian ASI, dan komposisi ASI.
B. LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu
hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada
bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya
perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah
gizi kurang. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling
utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak
ditemukan bayi dan anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang
sering disebut “kesundulan” artinya terdorong lagi oleh kepala adiknya yang telah
muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan golongan
rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan
yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol
dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda
adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah
ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di
dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus
dimulai sedini mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor
yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di
masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan tentang peningkatan penggunaan
ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI
termasik ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah
dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu
(GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang
betemakan “Dengan Asi, kaum ibu mempelopori peningkatan kualitas manusia
Indonesia”. Dalam pidatonya presiden menyatakan juga bahwa ASI sebagai
makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan.Pemberian

2
ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara
ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI
kemudian pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI
merupakan makanan yang bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan
komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu
menghasilkan air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara
penuh tanpa makanan tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu
yang gizinya kurang baikpun sering dapat menghasilkan ASI cukup tanpa
makanan tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi,
namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui
melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa
menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya
menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus
berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya
pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan tentang ASI Eksklusif diharapkan para ibu
dapat memahami dan menerapkan penggunaan ASI Eksklusif dalam
kehidupan sehari-hari
2. Tujuan Khusus
1. Pengertian ASI Eksklusif
2. Manfaat ASI, hal yang mempengaruhi produksi ASI
3. Posisi menyusui yang benar
4. Penyimpanan dan pemberian ASI pada ibu yang bekerja

D. KEGIATAN POKOK
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan dalam bentuk penyampaian materi atau
ceramah oleh pembicara dan tanya jawab.
1. Petugas memperkenalkan diri (salam pembuka)
2. Petugas menyebarkan daftar hadir untuk diisi oleh masyarakat
3. Petugas menjelaskan materi penyuluhan
4. Petugas melakukan Tanya jawab kepada masyarakat
5. Petugas menyimpulkan hasil penyuluhan

3
6. Salam penutup

E. CARA PELAKSANAAN
1. Menentukan waktu dan tempat kegiatan
2. Menentukan tempat pembicara
3. Menyiapkan materi dan peralatan penyuluhan
4. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

F. SASARAN

Ibu hamil dan ibu bayi yang berumur 0-6 bulan

G. JADWAL

Penyuluhan ASI Eksklusif dilakukan di Puskesmas serta di Posyandu pada saat


kegiatan posyandu didesa dilaksanakan

N Januari Februari Maret April Mei Juni


o Kegiatan (Minggu) (Minggu) (Minggu) (Minggu) (Minggu) (Minggu)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
                       
ASI Ekslusif Juli Agustus September Oktober November Desember
1
Pada Bayi (Minggu) (Minggu) (Minggu) (Minggu) (Minggu) (Minggu)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
                       

H. EVALUASI
Penilaian keberhasilan kegiatan ditinjau dari beberapa hal seperti :
1. Kehadiran jumlah pesertan
2. Antusias para peserta dengan adanya pertanyaan dari peserta

I. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan
Pencatatan kegiatan dilakukan oleh penanggung jawab progam setiap kali
selesai kegiatan.
2. Pelaporan
Pelaporan dibuat oleh penanggung jawab program selanjutkan dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas.
3. Evaluasi
Evaluasi kegiatan dilakukan setiap akhir tahun.

Anda mungkin juga menyukai