Anda di halaman 1dari 19

SARKOPENIA PADA

LANSIA
Sari Puspita Dewi, S.Tr.Gz
Sarkopenia
 Sarkopenia adalah suatu sindrom geriatrik yang baru dikenali, ditandai dengan
penurunan otot rangka yang berkaitan dengan
penambahan usia dan kekuatan otot atau
kinerja fisik yang makin menurun .

 Studi sebelumnya telah mengkonfirmasi hubungan


sarcopenia dan hasil kesehatan yang dapat
merugikan, seperti jatuh, kecacatan, masuk
rumah sakit, penempatan perawatan jangka
panjang, kualitas hidup yang lebih buruk, dan
kematian
11/09/2022
 Angka kejadian sarcopenia, dengan variasi regional dan
usia sebesar 1-29% pada populasi yang tinggal di suatu
komunitas, 14-33% pada populasi dengan perawatan
jangka panjang dan 10% pada populasi
denganperawatan rumah sakit . Bukti kualitas
menunjukkan bahwa adanya intervensi olahraga
meningkatkan kekuatan otot dan kinerja fisik

11/09/2022
Faktor risiko
 Adapun factor risiko yang menyebabkan sarcopenia antara lain
lingkungan, perubahan hormon, dampak penyakit, jalur inflamasi,
dan abnormalitas mitokondria. Faktor lingkungan atau gaya hidup
meliputi penurunan aktivitas fisik dan penurunan asupan makan.

11/09/2022
 Kekurangan asupan makanan terutama pada
lansia dapat berpengaruh pada massa dan
kekuatan otot. Asupan makanan yang menurun
dan tidak memenuhi kebutuhan energi akan
berdampak pada penurunan berat badan termasuk
penurunan massa otot.
 Lansia juga mengalami penurunan aktivitas fisik
karena meningkatnya risiko penyakit kronis yang
dapat menimbulkan nyeri dan kelemahan
sehingga aktivitas pada lansia cenderung
menurun. Penelitian Li et al menunjukkan
aktivitas fisik yang lebih tinggi dapat
meningkatkan massa otot dan menurunkan
faktor inflamasi.
11/09/2022
UPAYA PENCEGAHAN SARKOPENIA pada lansia

11/09/2022
Aktivitas fisik
 Aktivitas fisik adalah rekomendasi
utama untuk mencegah sarkopenia.
Aktivitas yang dapat dilakukan
meliputi aktivitas fisik harian di
rumah (misal : berjalan, naik tangga,
berkebun) maupun latihan fisik
seperti latihan aerobik, latihan
beban/resistensi dan latihan
keseimbangan. Latihan fisik dapat
meningkatkan ukuran dan kekuatan
otot serta memacu pembentukan
protein otot.
11/09/2022
Pola makan
 Terdapat dua konsekuensi penurunan asupan makan
pada lansia yang penting untuk massa dan kekuatan otot.
Pertama, asupan energi yang lebih rendah, jika tidak
diimbangi dengan tingkat pengeluaran energi yang lebih
rendah, menyebabkan penurunan berat badan, termasuk
hilangnya massa otot. Kedua, karena lansia
mengonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih sedikit,
menjadi lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan gizinya
— terutama zat gizi mikro. Oleh karena itu, lansia
penting memiliki pola makan yang berkualitas dan
memadai.

11/09/2022
Protein
 Dianggap sebagai zat gizi kunci pada lansia.
Protein menyediakan asam amino yang
dibutuhkan untuk sintesis protein otot, dan yang
terpenting, asam amino yang diserap memiliki
efek stimulasi pada sintesis protein otot setelah
makan. Asupan protein yang
direkomendasikan mungkin perlu
ditingkatkan pada orang tua untuk menjaga
keseimbangan nitrogen dan untuk melindungi
mereka dari kehilangan otot sarkopenia.​2​

11/09/2022
Vitamin D
 Banyak literatur epidemiologi yang konsisten
dengan kemungkinan adanya efek langsung vitamin
D pada kekuatan otot. Studi pada lansia di NHANES
III menunjukkan status vitamin D rendah (serum
25-hidroksivitamin D <15 ng/mL) dikaitkan
dengan peningkatan 4x lipat risiko kelemahan
otot. Dalam studi meta-analisis terkait suplementasi
pada lansia, suplemen vitamin D (700-1000 IU per
hari) mengurangi risiko penurunan sebesar 19%.

11/09/2022
Serat
 Sembelit merupakan salah satu masalah pencernaan
yang sering dialami oleh lansia. Untuk mencegah dan
mengatasi masalah sistem pencernaan ini, asupan
serat lansia haruslah tinggi. Tak hanya itu, serat juga
dibutuhkan untuk mengontrol kadar lemak dan gula
dalam darah, sehingga bisa mengurangi risiko
penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
11/09/2022
 Adapun lansia bisa memenuhi kebutuhan gizi ini
dengan mengonsumsi setengah cangkir sayuran yang
telah matang atau satu buah berukuran sedang,
seperti apel, pisang, atau lainnya, setiap hari. Selain
dari sayuran dan buah-buahan, makanan berserat
tinggi juga bisa diperoleh dari biji-bijian atau
kacang-kacangan.

11/09/2022
Asam Lemak Tak Jenuh
 Omega 3 berpotensi menjadi agen anti-
inflamsi. Ada beberapa bukti studi yang
mendukung efek status omega 3 pada fungsi
otot, karena kekuatan cengkeraman yang
lebih tinggi ditemukan pada lansia yang
mengonsumsi lebih banyak minyak ikan
(sumber omega 3). Sejumlah penelitian pada
pasien rheumatoid arthritis menunjukkan
bahwa suplementasi dengan minyak ikan
dapat meningkatkan kekuatan pegangan
(grip strength).​2​
11/09/2022
ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG) YANG DIBUTUHKAN
LANSIA
 Berdasarkan data AKG dalam Permenkes No.28 Tahun 2019,
kebutuhan gizi harian lansia pria (65-80 tahun) adalah :
• Energi: 1.800 kkal
• Protein: 64 gram
• Lemak total: 50 gram
• Karbohidrat: 275 gram
• Serat: 25 gram
• Air: 1.800 ml 11/09/2022
 Berdasarkan data yang sama, kebutuhan gizi harian lansia
(65-80 tahun) untuk Wanita adalah :
• Energi: 1.550 kkal
• Protein: 58 gram
• Lemak total: 45 gram
• Karbohidrat: 230 gram
• Serat: 22 gram
• Air: 1.550 ml
11/09/2022
MANFAAT MEMENUHI KEBUTUHAN GIZI
MESKI SUDAH LANSIA
 MENDUKUNG HIDUP LEBIH LAMA DAN KUAT
 MEMPERTAJAM PIKIRAN
 MEMBUAT LANSIA MERASA LEBIH BAIK

11/09/2022
PANDUAN UNTUK MEMENUHI GIZI LANSIA
• Pola makan sehat, konsumsi buah dan sayur, karbohidrat kompleks,
dan minyak ikan, telah terbukti dikaitkan dengan kekuatan otot yang
lebih besar pada lansia
• Asupan protein cukup dari sumber hewani dan nabati seperti ikan,
ayam tanpa lemak, telur, susu, tahu, tempe, kacang – kacangan
• Cairan cukup 1,8 L/hari untuk usia >65 tahun dan 2,5 L/hari lansia
<65 tahun
• Latihan ketahanan terbukti efektif meningkatkan kekuatan otot dan
meningkatkan fungsi fisik pada lansia
11/09/2022
 Kebutuhan gizi lansia maupun energi memang sangat penting tapi bukan hanya itu, lansia
sebaiknya juga melakukan anjuran berikut ini :
• Sebaiknya olah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau dipanggang.
• Mengurangi makanan yang digoreng.
• Sesuaikan tekstur makanan dengan kemampuan. Jika sulit menelan, sebaiknya
sajikan makanan dalam bentuk lunak.
• Menentukan jadwal makan yang teratur. Contoh, sarapan jam 6 pagi,
selingan jam 9 pagi, makan siang jam 12, makan selingan jam 3 sore,
makan malam jam 6 malam, dan selingan jam 9 malam.
• Batasi makanan yang manis-manis atau mengandung kadar gula tinggi.
• Batasi makanan yang terlalu pedas.
• Batasi minum kopi atau teh.
• Batasi konsumsi makanan yang terlalu asin
11/09/2022
TERIMA KASIH

11/09/2022

Anda mungkin juga menyukai