A. Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa dapat memahami langkah-langkah
analisis obat di dalam cairan hayati.
B. Metode
1. Analisis Sulfadiazin
a. Alat
- Labu takar 100 ml
- Pipet volume 0,1;0,2;1;2 ml
- Tabung reaksi atau flakon
- Pipet ukur 5 ml
- Spektrofotmeter dan kuvet
- Skalpel atau silet
- Sentrifuge dan stopwatch
- Kertas Grafik numerik dan semilog
b. Bahan
- Asam Trikloroasetat (TCA)
- Natrium nitrit 0,1%
- Amonium sulfamat 0,5%
- N(1-nifttil)etilebdiamin
- 0,1%Sulfadiazin (Na)
- Antikoagulan
- Darah (Kelinci)
b. Bahan
- Asam trikloroasetat (TCA)
- NaOH 1N
- Etil asetat
- Eter
- HCl pekat
- Na Salisilat
- Plasma (Kelinci)
- Anti koagulan
3. Analisis Parasetamol
a. Alat
- Labu takar 100 ml
- Pipet volume 0,1;0,2;1;2 ml
- Tabung reaksi atau flakon
- Pipet ukur 5 ml
- Spektrofotmeter dan kuvet
- Skalpel atau silet
- Sentrifuge dan stopwatch
- Kertas Grafik numerik dan semilog
- Kertas pH
b. Bahan
- Larutan Parasetamol dalam propilen glikol 40% atau tilosa 1%
- Asam klorida 6N
- Natrium nitrit 10% baru
- Asam sulfamat 15%
- NaOH 10%
- Darah kelinci
- Plasma (kelinci)
- Asam Trikloroasetat 10%
3. Parasetamol
• Prosedur Penetapan Kadar
Diambil masing-masing 0,1 ml dan masukkan ke dalam tabung reaksi berisi 3,9 ml air
suling. Selanjutnya diproses seperti pada butir 3 s.d. 8 pada analisis sulfadiazin.
• Salisilat
Disediakan larutan salisilat plasma 10 dan 200 µg/ml, masing-masing 3 replikasi
• Parasetamol
Disediakan satu seri larutan parasetamol dalam plasma dengan kadar berlainan
D. Analisis Data
1. Perolehan Kembali
Dihitung perolehan kembali dan kesalahan sistematik untuk tiap besaran kadar.
2. Kesalahan Acak
Dihitung kesalahan acak untuk tiap besaran kadar.
Catatan: Kesalahan acak merupakan tolok ukur inprecision suatu analisis, dan dapat
bersifat positif atau negatif. Kesalahan acak identik dengan variabilitas pengukuran dan
dicerminkan oleh tetapan variasi.