Anda di halaman 1dari 2

# Indahnya hidup dalam kebhinekaan #

Perbedaan adalah keindahan. Pelangi menjadi indah karena warna


yang berbeda. Warna yang hanya terdiri dari satu warna,misal hanya hitam
atau putih saja tidak dapat dikatakan sesuatu yang indah. Tidak satupun
manusia menyangkal jika warna pelangi itu indah. Ketika kita melihat berdiri
di suatu tempat ketinggian,melihat hamparan alam yang beraneka
warna,timbul rasa kesejukan dalam hati. Begitu besar keagungan tuhan
menciptakan warna warni yang menyegarkan perasaan dan pandangan.
Demikian juga jika kita hiduo dalam suasana yang beraneka ragam
kepercayaan dan keyakinan. Itulah tempat yang didirikan oleh bapak Anand
krishna pada tahun 2001. Lokasinya di bukit pelangi,Bojong Honje. Nama
padepokan tersebut kemudian lebih dikenal padepokan One Earth One Sky
Onw Humankind. Itu juga visi yayasan Anand Ashram:

 ONE EARTH
 ONE SKY
 ONE HUMANKIND

‘Satu bumi Satu langit dan Satu kemanusiaan’

Sumber :

www.oneearthoneskyonehumankind.com

Ketika memasuki wilayah tersebut,setiap orang merasakan aura kesejukan


dan ketenteraman. Padepokan One Earth One Sky One
Humankind,selanjutnya disingkat padepokan One Earth,dihuni oleh
sekelompok orang terdiri dari berbagai keyakinan/kepercayaan agama. Ada
yang beragama Islam,Kristen,Katholik,Budha dan Hindu. Semua berbaur
tanpa pernah membicarakan perbedaan. Di lokasi padepokan One
Earth,oleh bapak Anand Krishna di bangun miniatur tempat ibadah. Satu
mushola kecil tersedia bagi yang beragama Islam untuk melakukan ibadah
lima waktu. Mushola ini sangat unik. Mushola yang mungil namun sangat
unik. Mengapa? Mushola mungil ini diresmikan oleh insan berbagai agama.
Sesungguhnya tradisi saling menghargai ini juga sudah dimiliki oleh leluhur
kita di masa lalu. Bapak Anand Krishna hanya mengingatkan dan
melestarikan tradisi luhur di masa lalu. Pada masa lalu,di wilayah pedesaan
Ambon,Bantul,Yogyakarta,dan banyak lagi wilayah di berbagai pelosok
nusantara,hidup keberagaman antar agama dalam kedamaian dan
keindahan merupakan hal yang biasa. Bukan hal aneh. Ketika saya masih
kecil,kami pergi ke tempat tetangga yang merayakan natal untuk
mengucapkan selamat berhari raya natal. Demikian juga ketika kami
merayakan lebaran,mereka yang beragama kristen/protestan/katholik
berkunjung ke tempat kami. Apapun agamanya,hari raya diramaikan
bersama. Alangkah indahnya. Di padepokan One Earth,suasana tersebut
bisa ditemukan kembali. Saat merayakan lebaran,teman yang beragama
berbeda dengan gembira menyampaikan selamat lebaran. Saaat natal
tiba,pohon natal di hias di aula yang di sebut assalam. Rekan yang
beragama Islam tanpa ragu mengucapkan selamat natal. Demikian juga
tahun baru china tiba. Rekan yang merayakan tahun baru imlek menerima
ucapan selamat dari rekan atau teman beragama Islam,Hindu,Budha,dan
Kristen. Semua orang berkeyakinan berbeda tetapi bisa hidup bersama.
Tidak ada seorangpun membicarakan perbedaan dalam beribadah. Bagi
penghuni padepokan One Earth,perbedaan itulah keindahan. Tanpa
berbedaan,dunia terasa hampa. Inilah hidup ala bhineka. Tampaknya
berbeda,esensinya satu jua. Gaya hidup yang di bangun oleh bapak Anand
Krishna. Satu hal yang selalu kami ingat adalah,tidak seorangpun boleh
berpindah agama. Bapak Anand Krishna sangat meyakini bahwa semua
agama atau kepercayaan adalah jalan menuju tuhan. Beliau sering kali
menggambarkan bahwa agama bagaikan sumur. Jika ingin mendapatkan
air,janganlah berpindah-pindah menggali sumur. Jika air yang dituju.
Dengan kata lain,mereka yang berpindah agama belum mengerti dan
meyakini agama yang selama ini di anutnya. Tekuni terus agama yang di
anut,maka akan sampai tujuan akhir,Tuhan. Kami yang hidup bersama di
padepokan One Earth bisa merasakan kebahagiaan dan keceriaan bersama
saat teman beragama lain merayakan agamanya. Saling mengapresiasi
adalah merupakan keniscayaan untuk membangun Indonesia baru di masa
depan. Terima kasih bapak Anand Krishna yang telah membuat miniatur
Indonesia baru di padepokan One Earth. Hidup ala bhineka tunggal ika
adalah keniscayaan menuju Indonesia yang berbudaya. Indonesia sebagai
pusat budaya luhur.

Anda mungkin juga menyukai