Anda di halaman 1dari 3

KHOTBAH UNTUK HARI ULANG TAHUN KE 77

REPUBLIK INDONESIA
Rabu, 17 Agustus 2022
Tema: Mengisi Kemerdekaan Deng Saling Mengasihi
Galatia 5:13-15
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Siapakah
Allah yang kita kenal dalam Perjanjian Lama? Ia adalah Allah yang
membebaskan dan mempersatukan. Ia membebaskan Israel sebagai
suatu bangsa dari perbudakan di Mesir. Melepaskan Israel dari
gembala-gembala palsu dan menghimpun serta menggembalakan
mereka sebagai satu kawanan domba. Siapakah Allah yang kita kenal di
dalam Perjanjian Baru? Ia adalah Yesus Kristus. Yesus yang
membebaskan, mendamaikan dan mempersatukan. Ia membebaskan
manusia dari dosa dan maut. Mempersatukan orang percaya ke dalam
satu tubuh, melalui Roh, Firman dan Sakramen. Membebaskan
manusia sehingga benar-benar merdeka. Merobohkan tembok-tembok
pemisah. Dan menjadikan orang percaya sebagai manusia baru di
dalam diri-Nya. Saudara-saudaraku, benarlah bahwa kebebasan dan
persatuan ibarat dua muka dari sekeping uang logam. Saling tergantung
dan tak terpisahkan. Manusia yang bebas atau merdeka, harus
berusaha hidup dalam persatuan. Paulus berkata "janganlah kamu
mempergu nakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk kehidupan
dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih"(ay
13). Hidup bebas bukan berarti bebas berbuat dosa, melainkan bebas
untuk menunjukkan kasih kepada Allah dan sesama. Bukan berarti
bebas untuk saling `menggigif, `menelan' ataupun saling
`membinasakan'. Dalam perikop, Paulus menegaskan inti kekristenan
sejati harus tertanam dalam kehidupan jemaat di Galatia, yaitu Iman
Kristen tidak tergantung pada hukum Taurat, tapi pada hubungan
pribadi dengan Yesus. Saat Kristus telah memerdekakan manusia dari
dosa, manusia benar bebas. Tetapi dalam suatu kebebasan untuk
mengasihi sesama, seperti kita mengasihi diri kita sendiri. Saudara-
saudaraku yang dikasihi Tuhan, hari ini kita memperingati HUT
Kemerdekaan RI ke-77. Kita mengenang semangat heroik para
pahlawan yang telah membawa kemerdekaan Indonesia pada 77 tahun
yang lalu. Kita kenangkan semangat perjuangan mereka sampai maut
menjemput. Bukan karena mereka tidak mencintai orang tua dan
keluarganya, tapi karena mereka lebih mencintai masa depan
bangsanya. Bukan tidak mencintai hidup, tapi karena mereka lebih
mencintai makna hidup bagi sesama. Mereka tahu, bahwa sebagian
daun harus gugur ke tanah, supaya tanah boleh bertambah subur.
Bahwa ada sebagian batu harus ditanam dalam-dalam, agar seluruh
bangunan dapat diletakkan di atasnya sebagai fondasi. Mereka benar-
benar mengisi kemerdekaan dengan hidup saling mengasihi. Kini, tujuh
puluh tujuh tahun sudah Indonesia merdeka. Apa yang sudah kita
berikan bagi bangsa ini? Presiden John F. Kenedy berkata, "ask not
what your country can do for you. But ask what you can do for your
country" artinya jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu,
tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan bagi negaramu. Melalui
perikop ini kita diajak, agar mengisi kemerdekaan dengan saling
mengasihi. Artinya, gereja butuh orang-orang yang mengasihi dan cinta
tanah air. Orang-orang yang sanggup mendorong setiap orang untuk
mau dan mampu berbuat baik bagi dirinya sendiri dan sesama. Orang-
orang yang bukan hanya pandai berkata-kata, tapi mampu menunjukkan
aksi. Bukan aksi-aski yang hebat, tapi aksi yang walaupun kecil dan
sederhana tapi dibutuhkan oleh masyarakat. Kita membutuhkan orang-
orang yang peka terhadap arah menghembusnya angin sejarah, orang-
orang yang mempunyai visi yang jelas tentang masa depan bangsanya.
Orang-orang yang tahu apa yang harus dilakukan dan pasti
melakukannya untuk membangun masa depan bangsanya. Dan orang-
orang yang tahu bagaimana secara tepat melaksanakannya. Bangsa
kita butuh kesadaran untuk mengetahui tindakantindakan apa yang
berarti dan cara melaksanakan tindakan itu. Tindakan untuk
melaksanakan kerja yang kendati kecil tapi amat berguna. Tindakan
yang bagi orang percaya disebut tindakan kasih. Saudara-saudaraku,
kita adalah orang-orang bebas. Dibebaskan melalui pengorbanan Yesus
Kristus. Kita adalah bangsa yang merdeka. Dimerdekakan oleh
perjuangan matimatian para pahlawan. Untuk itu, marilah kita lanjutkan
kemerdekaan dan kebebasan dalam kasih Kristus. Kita mengisi
kemerdekaan dengan; membebaskan dari pemujaan diri yang
berlebihan, membebaskan diri dari memandang yang lain sekedar
`objek' untuk kita perah dan peras, membebaskan diri dari kecurigaan
yang berlebihan, membebaskan diri dari jurang pemisah antara atasan
dan bawahan, membebaskan diri dari jurang antar kaya dan miskin,
membebaskan diri dari jurang antar rakyat dan penguasa. Saudara-
saudaraku, ingatlah bahwa kemerdekaan dalam Kristus mengubah
manusia. Ia melahirkan harapan-harapan baru, semagat baru dan
keberanian baru. Keberanian untuk menghadapi kenyataan. Keberanian
untuk hidup bekerja di tengah-tengah kenyataan. Dan keberanian untuk
terus memajukan gereja, bangsa dan bertanah air. Kata bung Karno:
"Sepuluh anak muda yang cinta tanah air, lebih berarti dibandingkan
ribuan atau ratusan anak muda yang punya derajat tinggi, ilmu yang
tinggi tapi belum mampu melahirkan tindakan-tindakan yang bermakna
bagi bangsanya." Selamat memperingati HUT Kemerdekaan Republik
Indonesia ke-77, Tuhan Yesus memberkati. Amin

Anda mungkin juga menyukai