Anda di halaman 1dari 5

Disabilitas dan Pendidikan Inklusif

International Classification of Functioning, Disability and Health (ICF) mendefinisikan


disabilitas sebagai bagian dasar dari keberadaan manusia. Definisi ICF secara efektif
mengarusutamakan disabilitas, mengalihkan fokus dari sebab ke akibat, dan mengakui
bahwa setiap orang dapat mengalami beberapa tingkat disabilitas. Definisi ICF juga
mengakui bahwa fungsi dan disabilitas terjadi dalam konteks sehingga penting untuk
menilainya, tidak hanya dari faktor tubuh, tetapi juga dari faktor sosial dan lingkungan.

Secara historis, kebutuhan anak penyandang disabilitas ditangani melalui program yang
disesuaikan dengan disabilitas tertentu dan dilaksanakan melalui sistem paralel atau
terpisah. Sementara itu, siswa penyandang disabilitas dididik di lingkungan terpisah atau
melalui pendekatan terintegrasi, yaitu siswa penyandang disabilitas ditempatkan dalam
pendidikan umum tanpa mengubah sistem penyelenggaraaan pendidikan.

Kawasan telah mengikuti gerakan global saat ini untuk menjawab kebutuhan pendidikan
anak penyandang disabilitas, yaitu tanpa pemisahan, dengan pendekatan kelas umum
dan mengharuskan inklusi. Inklusi melibatkan transformasi sistem pendidikan dengan
perubahan dan modifikasi konten, metode pengajaran, pendekatan, struktur, strategi, dan
mekanisme peninjauan. Berdasarkan The State of the World’s Children 2013: Children with
Disabilities, pendidikan inklusif berarti kesempatan belajar bagi semua anak—dengan atau
tanpa disabilitas—dalam sistem sekolah regular melalui penyediaan kurikulum dan
dukungan berpusat pada anak yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak melalui
berbagai sarana, seperti akomodasi fisik. Pergeseran paradigma ke arah pendidikan
inklusif menuntut bantuan yang tepat yang merespons kekuatan dan kebutuhan setiap
anak tanpa diskriminasi dan mendesain ulang kebijakan untuk mendukung sistem
pendidikan inklusif untuk semua.

Terakhir diperbaharui: Monday, 1 November 2021, 09:59

Anak Penyandang Disabilitas di Kawasan Asia Pasifik


World Health Organization (WHO) memperkirakan 15% populasi, artinya, satu miliar orang
memiliki beberapa jenis disabilitas.

Di Asia Timur dan Pasifik, tempat tinggal seperempat dari populasi anak-anak dunia,
sekitar 5,1% dari mereka berusia 0–14 tahun memiliki disabilitas sedang hingga berat,
sedangkan 0,7% memiliki disabilitas berat (United Nations International Children’s
Emergency Fund [UNICEF] East Asia and the Pacific, 2020). Perkiraannya, Asia Timur dan
Pasifik memiliki 190 juta anak penyandang disabilitas (UNICEF, 2015). .

Terakhir diperbaharui: Monday, 1 November 2021, 10:00


Dampak Pandemi Covid-19 pada Anak Penyandang
Disabilitas dan Upaya Regional untuk Mendukung Siswa
Penyandang Disabilitas
Konvensi PBB tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas dan Protokol Opsional diadopsi
pada tanggal 13 Desember 2006 di Markas Besar PBB New York. Konvensi tersebut,
sebagai perjanjian internasional, berperan penting dalam memajukan dan melindungi hak-
hak penyandang disabilitas yang diakui sebagai pemegang hak, yaitu mampu
berpartisipasi aktif dalam masyarakat dan menikmati haknya.

Konvensi tersebut menetapkan hak-hak penyandang disabilitas. Secara khusus, konvensi


ini menegaskan kembali hak penyandang disabilitas atas pendidikan. Anak penyandang
disabilitas memiliki hak atas pendidikan dan hak tersebut harus terus dilindungi dan
dijamin selama kondisi darurat atau krisis. Bahkan, sebelum pandemi Covid-19, anak
penyandang disabilitas di sebagian besar negara di kawasan memang kurang beruntung.
Dari angka perkiraan 10%, setidaknya hanya 1% yang terdaftar di sekolah dan mereka
yang bersekolah menghadapi masalah yang berkaitan dengan kualitas pendidikan
(UNICEF East and Asia and the Pacific, 2020). Situasi anak penyandang disabilitas dalam
menikmati hak atas pendidikan menjadi semakin buruk karena penutupan sekolah yang
disebabkan pandemi Covid-19. Sumber ajar pendidikan dan alat bantu yang ramah bagi
penyandang disabilitas pada pembelajaran jarak jauh menjadi penting, tetapi tidak selalu
tersedia. Di antara jutaan anak yang terkena dampak pandemi yang sedang berlangsung,
anak penyandang disabilitas berisiko paling tinggi untuk tertinggal ketika sekolah beralih
ke sistem pembelajaran baru. Kurangnya akses terhadap alat bantu dan sumber belajar
yang dapat diakses serta dukungan lain untuk siswa penyandang disabilitas mempersulit
anak penyandang disabilitas untuk mendapatkan haknya.

Untuk memastikan penegakan hak-hak penyandang disabilitas, konvensi mewajibkan


negara untuk mengambil tindakan yang tepat, seperti menjamin hak atas pendidikan bagi
siswa penyandang disabilitas. Konvensi juga menyoroti pentingnya kerja sama
internasional untuk mendukung pemerintah yang memiliki kapasitas terbatas untuk
melakukan kewajiban mereka.

Semangat kerja sama internasional diwujudkan melalui proyek-proyek yang


menggabungkan upaya dari berbagai organisasi internasional.

Untuk bersama-sama mendukung siswa penyandang disabilitas, khususnya selama


pandemi Covid-19, UNESCO Bangkok Asia and the Pacific Regional Bureau for Education
serta Southeast Asian Ministry of Education Organization (SEAMEO), bersama dengan
Global Partnership for Education (GPE), mengembangkan program daring bagi guru dan
pendidik yang terlibat dalam mendidik anak penyandang disabilitas selama masa sulit ini.

Organisasi-organisasi mitra ini melihat proyek ini sebagai respons yang cepat, mengingat
30% negara di Asia Tengah dan Selatan serta 27% negara di Asia Timur dan Tenggara
tidak menargetkan siswa yang berisiko dalam respons pendidikan terhadap Covid-19
(Laporan Pemantauan Pendidikan Global, 2020).

Terakhir diperbaharui: Monday, 1 November 2021, 10:32


Gambaran Umum GPE
Dalam video ini, Anda akan mendengarkan proyek bersama antara UNESCO, UNICEF, dan
World Bank (WB), yang disebut “Pendanaan Terakselerasi untuk Memperkuat Respons
GPE Global dan Regional terhadap Pandemi Covid-19”, dengan dukungan keuangan dari
GPE yang menargetkan kesinambungan pembelajaran anak-anak marginal. Proyek ini
juga mencakup aksi GPE dan area fokus regional untuk mengatasi dampak pandemi pada
pendidikan dan pelatihan untuk mendukung siswa penyandang disabilitas.

Video 1.1: Gambaran Umum GPE

https://youtu.be/1Wi7k4lwKDw

Dasar Pemikiran Kursus dan Sambutan Direktur


UNESCO Bangkok
Bekerja untuk mempromosikan pendidikan inklusif, terutama menargetkan kaum
marginal, merupakan prioritas utama UNESCO. Dalam video ini, Anda akan mendengar
lebih lanjut mengenai dasar pemikiran program pelatihan daring ini, terutama pentingnya
kursus ini dan manfaatnya bagi siswa penyandang disabilitas dan guru.

Video 1.2: Dasar Pemikiran Kursus dan Sambutan

https://youtu.be/9e-YXMBHrDg

Target Peserta
Salah satu cara untuk mendukung siswa penyandang disabilitas adalah memiliki guru
yang terlatih dengan baik. Namun, banyak guru di kawasan tidak memperoleh pelatihan
yang tepat tentang kesiapsiagiaan atau manajemen bencana dan melaksanakan
pembelajaran jarak jauh sebelum Covid-19. Oleh karena itu, program pelatihan daring ini
bertujuan untuk mendukung dan memberdayakan guru berperan bagi anak-anak di bawah
asuhannya, terutama anak perempuan yang kurang beruntung, untuk memastikan bahwa
dalam menghadapi masa yang penuh tantangan ini, mereka tidak dapat diabaikan dan
kebutuhannya akan diperhatikan.

Program pelatihan daring ini dirancang bagi guru yang mengajar siswa penyandang
disabilitas. Pelatihan ini akan membantu mereka mengatasi situasi dan menemukan cara
untuk memberikan layanan pendidikan yang dibutuhkan anak penyandang disabilitas
selama dan sesudah pandemi atau skenario saat kondisi darurat dan bencana lain yang
memaksa sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan tutup.

Beberapa bagian dari program pelatihan daring menyoroti dan membuka kesempatan
bagi orang tua dan pengasuh untuk berpartisipasi mendukung anak penyandang
disabilitas.
Pada awalnya, kursus daring ini menargetkan guru K-12 yang mendidik siswa penyandang
disabilitas di daerah percontohan yang diidentifikasi, yaitu Bhutan, Kamboja, Republik
Demokratik Rakyat Laos, dan Timor-Leste.

Pendidik dan pejabat yang bekerja di sektor disabilitas juga dapat mengambil manfaat
dengan mengikuti kursus ini dan dipersilakan untuk berpartisipasi.

Terakhir diperbaharui: Monday, 1 November 2021, 10:37


Keikutsertaan pada Kursus
Mempelajari modul ini membutuhkan waktu untuk belajar, menonton video, mengerjakan
tugas, menjawab kuis, berbagi dan belajar dari tanggapan dari peserta lain, dan
menerapkan apa yang telah dipelajari untuk menyelesaikan persyaratan akhir modul.

Mendaftar di kursus ini menjadikan Anda sebagai bagian dari komunitas pendidik yang
mengajar anak penyandang disabilitas. Sepanjang pelaksanaannya, keikutsertaan Anda
diharapkan menciptakan dasar dukungan yang lebih luas di kalangan guru dan pendidik
yang mendidik siswa penyandang disabilitas.

Terakhir diperbaharui: Monday, 1 November 2021, 10:38

Konten Modul
Gambaran UMUM kursus
Kursus ini membahas empat modul, yaitu

• Modul 1: Manajemen Stres dan Dukungan Psikososial


• Modul 2: Penggunaan Berbagai Alat Bantu
• Modul 3: Pengembangan Rencana Tanggap Darurat
• Modul 4: Keberlanjutan Pembelajaran

Terakhir diperbaharui: Monday, 1 November 2021, 10:42

Mendapatkan Dukungan
FITUR SISTEM MANAJEMEN PEMBELAJARAN (LEARNING MANAGEMENT SYSTEM)

• Fitur kursus daring


• Fitur desain inklusif
• Fitur ramah-peserta
• https://youtu.be/coJGbq_AU7s

LAYANAN BANTUAN

Untuk bantuan dalam menavigasi LMS atau menyelesaikan masalah teknis, Anda dapat
menghubungi:
Hal Teknis
Konten
• Abdul Rizal Adompo
• dteem@seameo.org
abdulrizal@seamolec.org

SURVEI PENGALAMAN PENGGUNA

Evaluasi kursus akan dilakukan pada akhir kursus untuk memastikan kursus akan
dievaluasi dan ditingkatkan secara berkelanjutan.

Pengisian survei diperlukan untuk memperoleh atau mendapatkan sertifikat.

Terakhir diperbaharui: Wednesday, 2 March 2022, 14:37

Referensi
• UNESCO. (2009). Toward Inclusive Education for CWDs: A Guideline. Available
at https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000192480?posInSet=1&queryId=
6579e86b-e552-41a1-9f23-8dc4b2b2c3da.

• UNICEF. (2013). State of the World’s Children 2013: CWDs. Available


at https://www.unicef.org/media/84886/file/SOWC-2013.pdf.

• UNICEF East Asia and the Pacific. (2020). Education for Every Ability: A Review
and Road Map of Disability-Inclusive Education in East Asia and the
Pacific. Available at https://www.unicef.org/East Asia and the
Pacifc/reports/education-every-ability.

• WHO. (2007). International Classification of Functioning, Disability and Health:


Children and Youth Version: ICF-CY. Available
at https://www.who.int/standards/classifications/international-classification-of-
functioning-disability-and-health.

• Responding to Educational Needs of Learners with Disabilities in Emergencies:


An online Teacher Training Course https://onlinecourse.seameo.org/

Anda mungkin juga menyukai