Anda di halaman 1dari 22

A.

Defenisi Integrasi
Pendidikan Integrasi adalah suatu sistem layanan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik Sekolah Luar Biasa (SLB) untuk belajar dalam waktu tertentu di sekolah regular sesuai
dengan kelas yang ada di Sekolah Luar Biasa misalnya hanya dalam pelajaran kesenian atau olah
raga. Jadi peserta didik SLB bersama dengan peserta didik reguler berada dalam kelas yang sama
 Definisi Integrasi menurut para ahli
Untuk memahami lebih jauh mengenai program pendidikan integrasi dikutip beberapa definisi
dari para ahli, antara lain:
1. SA.Bratanata (1974)
Pendidikan  integrasi yaitu pendidikan bagi anak berkelainan yang diterima bersama-
sama anak normal, dan diselenggarakan di sekolah biasa. Bentuk penyelenggaraan
pendidikan ini telah banyak dinikmati terutama oleh anak tunanetra yang mampu dan
sanggup berkompetisi dengan anak-anak normal”. Unicef information mengemukakan
bahwa “An innovative programme in Indonesia called “Sekolah Integrasi” or integrated
school, is managing on small but growing scale to introduce blind children in to ordinary
primary schools and give them change of normal education” (Darodjat Natanegara,
1980).
Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa di Indonesia terdapat inovasi program
pendidikan yang dikenal dengan “sekolah integrasi” atau sekolah integrasi yang sedang
dirintis pada sebuah daerah kecil tetapi berkembang dengan baik. Tujuan program ini
adalah untuk memasukkan anak-anak tunanetra ke sekolah-sekolah dasar biasa dan
memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengikuti pendidikan biasa atau
pendidikan untuk anak-anak normal.
2. Dwidjosumarto (1996:68)
Pendidikan integrasi adalah system pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
anak luar biasa belajar bersama-sama dengan anak biasa (normal) di sekolah umum.
pendidikan integrasi merupakan salah satu upaya dalam memberikan layanan
pendidikan yang efektif dan efisien bagi ABK agar potensi mereka dapat berkembang
secara optimal.
3. Mulyono Abdurahman (1996)
Mulyono mengemukakan bahwa “pendidikan integrasi paling sedikit harus memenuhi 4
(empat) kriteria, yaitu:
1) mengintegrasikan peserta didik luar biasa (penyandang ketunaan maupun yang memiliki
keunggulan) dengan peserta didik normal dalam suatu lingkungan belajar, mencakup
suatu komitmen dari integrasi lokasi hingga integrasi penuh;
2) mengintegrasikan dan mengoptimalkan pengembangan potensi yang mencakup kognitif,
afektif, psikomotor dan interaktif;      
3) mengintegrasikan hakikat manusia sebagai makhluk sosial ke dalam suatu bentuk
strategi pembelajaran;
4) mengintegrasikan apa yang dipelajari peserta didik saat ini dengan tugas yang harus
diemban di masa mendatang ” (Cahaya netra, 1997:7).
Selanjutnya dikemukakan bahwa untuk melaksanakan program pendidikan
integrative/integrasi suasana kompetitif yang mendominasi pendidikan kita harus diubah
terlebih dahulu menjadi kooperatif. Dengan demikian, peserta didik yang berkelainan
dan tergolong menyandang ketunaan diharapkan dapat lebih mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungan sosialnya.
4. Menurut keputusan Mendikbud No. 0491/U/1992
pendidikan integrasi merupakan program pendidikan bagi anak berkelainan yang
diselenggarakan bersama-sama anak normal di jalur pendidikan sekolah. Melalui
program pendidikan integrasi tersebut, para peserta didik dimungkinkan untuk:
(1) saling menyesuaikan diri;
(2) saling belajar tentang sikap, perilaku dan keterampilan;
(3) saling berimitasi dan mengidentifikasi;
(4) menghilangkan sifat menyendiri;
(5) menimbulkan sikap saling percaya;
(6) meningkatkan motivasi untuk belajar;
(7) meningkatkan harkat dan harga diri

 Jenis- jenis Program Pendidikan Integrasi


Adapun jenis program pendidikan integrasi pada dasarnya ada tiga, yaitu: integrasi
lokasi fisik, integrasi dalam aspek sosial, dan  integrasi fungsional atau integrasi penuh.
1. Integrasi lokasi fisik; penyelenggaraan ini di mana ABK mendapatkan pelayanan khusus
dalam kelas/sekolah khusus dengan kurikulum PLB tetapi lokasi gedung berada dalam
satu areal dengan sekolah umum,  atau dengan perkataan lain SLB dan sekolah biasa
menempati suatu lokasi yang sama, akan tetapi kurikulum dan program pendidikannnya
berbeda, sehingga kontak antara ABK dan anak normal tidak diatur dan tidak dilakukan
dengan suatu program tertentu. Namun kontak antara anak normal dengan ABK dapat
ditingkatkan dengan membuat perencanaan yang baik dan matang, baik dalam
penampungan maupun dalam penempatan ABK tersebut, sehingga keterpaduan dapat
berjalan lebih efektif.
2. Integrasi dalam aspek sosial; dimaksudkan bahwa tidak semua kegiatan dalam proses
belajar mengajar melibatkan ABK, mereka dilibatkan dalam kegiatan tertentu saja,
misalnya dalam kegiatan bermain, berolah raga, bernyanyi, makan, rekreasi dan
sebagainya, sehingga dari segi kurikulum sebagian menggunakan kurikulum SLB dan
sebagian lagi menggunakan kurikulum sekolah umum. Hal ini terjadi mengingat
pertimbangan kondisi dan kemampuan ABK. Oleh karena itu program pendidikan ini
sering juga dikategorikan sebagai program pendidikan integrasi sebagian.
3. Integrasi fungsional atau integrasi penuh; di dalam program ini termasuk integrasi lokasi
dan sosial, di mana ABK  dan normal mengarah pada aktivitas bersama dalam seluruh
kegiatan atau proses belajar mengajar. Artinya mereka menggunakan kurikulum yang
sama, guru dan kelas yang sama pula. Integrasi jenis ini sering disebut sebagai integrasi
penuh. Dalam hal-hal tertentu ABK mendapat bimbingan apabila mendapat kesulitan
yang berkaitan dengan kecacatannya, seperti membaca, menulis Braille, pemahaman
geometri bagi anak tunanetra, bimbingan komunikasi total atau bahasa isyarat bagi anak
tunarungu, bina bicara dan fisio terapi bagi anak tunadaksa dan sebagainya.
Program pendidikan integrasi fungsional ini merupakan bentuk pengintegrasian
yang paling mendekati kewajaran, di mana ABK dan anak normal dengan usia sebaya
secara bersama-sama menjadi murid pada satu sekolah biasa (reguler) dengan full time
dan full kegiatan dari kegiatan sekolah dan mereka secara bersama pula mendapat
pelayanan yang sama dari guru kelas yang bersangkutan tanpa dibeda-bedakan. Sekolah
biasa yang digunakan untuk menyelenggarakan program pendidikan integrasi fungsional
atau integrasi penuh dituntut mampu memberikan pelayanan secara menyeluruh. Untuk
itu perlu disusun perencanaan kelas maupun program pembelajaran secara teliti dan
memperhatikan kemampuan anak masing-masing, sehingga anak dapat belajar dengan
baik.
 Perbedaan individu dan undang-undangnya
Di Amerika serikat, mulai tahun 1975, dengan PL 92-142 (The Education of
Handicapped Act) serangkainan undang-undang telah menyebabkan terjadinya peubahan
revolusioner dalam pendidikan anak-anak dengan disibilitas. undang-undang yang sekarang
disebut Individuals with disabilities education act, direvisi pada 1990, 1997 dan 2004. yang
dikenal dengan nama IDEA atau IDEIA. ditingkat paling umum, undang-undang ini sekarang
mengharuskan semua negara bagian untuk menyediakan free, appropriate public education
(FAPE) (pendidikan publik gratis yang pantas) untuk semua siswa dengan disabilitas yang
berpartisipasi dalam pendidikan khusus. Tampa kecuali, undang-undang ini mengharuskan
zero reject ( nol penolakan) . kebijakan ini juga berlaku untuk siswa -siswa dengan penyakit-
penyakit yang dapat ditularkan. ada tiga kepentingan yang menyangkut guru :
1. Individualized Education Program (IEP)
a. Individualized Education Program (IEP) adalah kesepakatan anatara orang tua dan
sekolah tentang pelajaran -pelayanan yang akan diberikan. IEP ditulis sebuah tim yang
didalamnya termasuk orangtua atau wali siswa, seorang guru pendidikan umum yang
menangani siswa, seorang guru pendidikan khusus kamu seorang wali kelas yang
qualified yang dapat menginterpretasi hasil-hasil evaluasi siswa dan siswa. Bila sekolah
dan orang tua sepakat, tim itu dapat ditambah dengan orang lain yang memiliki
pengetahuan khusus tentang anak misalnya seorang terapis.. program itu dapat
dimutakhirkan setiap tahun dan pemutakhiran itu harus secara tertulis Prestasi akademik
dan kinerja fungsional siswa saat ini
b. Tujuan kinerja yang dapat diukur untuk tahun ini. orang tua harus menerima laporan
kemajuan ke arah berbagai tujuan paling tidak sesering kartu laporan atau rapor yang
dikirimkan ke rumah untuk semua siswa
c. Pernyataan tentang pendidikan khusus tertentu dan pelayanan pelayanan terkait yang
akan disediakan kepada siswa dan data yang detail tentang kapan pelayanan pelayanan itu
akan dimulai
d. Penjelasan tentang berapa banyak program yang tidak akan diikuti siswa di kelas dan
setting sekolah regular
e. Pernyataan tentang bagaimana siswa akan berpartisipasi di berbagai assesmen khususnya
yang diharuskan Oleh No Child Left Behind, di tingkat negara bagian dan tingkat distrik
f. Mulai umur 14 dan umur 16,sebuah pernyataan tentang pelayanan tradisional transisional
yang dibutuhkan untuk memindahkan siswa kependidikan yang lebih lanjut atau bekerja
dalam kehidupan orang dewasa
2. Hak-hak siswa dan keluarganya
Beberapa ketentuan dalam undang-undang melindungi hak-hak orang tua dan siswa.
Sekolah harus memiliki prosedur untuk menjaga kerahasiaan catatan sekolah. Praktik-
praktik testing tidak boleh mendiskriminasikan siswa dari latar belakang budaya yang
berbeda. Bilamana mungkin siswa harus dites dengan bahasa asli atau bahasa primernya
orang tua harus memberikan izin tertulis untuk evaluasi awal anak dan program
pendidikan khusus anaknya. Orang tua berhak memiliki semua catatan yang berhubungan
dengan testing, penempatan, dan pengajaran anaknya. Bila orang tua menghendaki
mereka dapat memperoleh evaluasi independen terhadap anaknya. Orang tua dapat
membawa seorang pengacara atau wakil ke pertemuan pengembangan IEP. Bila orang
tua siswa tidak ada, harus ditunjuk seorang wali untuk ikut dalam rapat perencanaan itu
titikBila orang tua siswa tidak ada, harus ditunjuk seorang wali untuk ikut dalam rapat
perencanaan itu. orang tua harus menerima orang tua harus menerima pemberitahuan
tertulis ( dengan bahasa asli mereka) sebelum dilakukan evaluasi atau perubahan
penempatan apapun titik terakhir, orang tua berhak untuk menentang program yang
dikembangkan untuk anaknya, dan haknya dalam proses hukum dilindungi. Bila ingin
mengadakan pertemuan dengan keluarga siswa harus usulan-usulan dalam pedoman
kemitraan keluarga dan masyarakat di bawah ini dapat membuat pertamanya lebih efektif
3. Least restrictive enviromental (LRE)
Undang-undang itu mengharuskan negara-negara bagian untuk mengembangkan
prosedur untuk memberikan pendidikan sejauh mungkin kepada setiap anak dalam Least
restrictive enviromental (LRE)
Bersama teman-teman sebayanya di kelas reguler. Jadi IEP seorang siswa harus
merefleksikan bahwa siswa itu dididik dalam lingkungan yang sedapat mungkin tidak
membatasi kebutuhan-kebutuhannya. Selama bertahun-tahun, pendekatan yang
direkomendasikan untuk mencapainya beralih dari mainstreaming (pengarusutamaan,
memasukkan anak-anak dengan kebutuhan khusus di beberapa kelas pendidikan reguler),
ke integrasi (memasukkan anak-anak dengan kebutuhan-kebutuhan khusus ke dalam
struktur-struktur kelas yang sudah ada yang cocok untuk mereka). Lalu ke inklusi
(merestrukturasikan setting pendidikan untuk membangun perasaan ikut memiliki pada
semua anak).
Para penganjur inklusi percaya bahwa siswa-siswa dengan disabilitas dapat memperoleh
manfaat dari keterlibatan mereka dengan teman-temannya yang tidak memiliki disabilitas
dan mestinya dididik bersama mereka di distrik sekolah reguler di tempat asalnya
meskipun dengan begitu berarti harus dilakukan berbagai perubahan pada persyaratan
pendidikan, alat bantu khusus, pelayanan, dan pelatihan atau konsultasi bagi staf pengajar
regulernya. Akan tetapi, beberapa peneliti mengingatkan bahwa kelas inklusi bukan
penempatan terbaik untuk semua anak. Sebagai contoh, Naomi zigmond dan rekan-rekan
sejawatnya pada tahun 1995 melaporkan dalam studi mereka terhadap 6 SD inklusi penuh
bahwa hanya sekedar sekitar separuh siswa dengan disabilitas belajar yang dapat
mengambil manfaatnya. Sebuah kontinen pelayanan lengkap harus disediakan sehingga
siswa diajar dengan menggunakan praktik-praktik yang efektif dalam setting yang cepat,
dan itu bisa saja berarti inklusi penuh dan inklusi parsial atau sekolah-sekolah khusus.
4. Section 504 protection
Tidak semua siswa yang membutuhkan akomodasi khusus di sekolah dicakup oleh
IDEIA atau memenuhi syarat untuk menerima pelayanan pelayanan yang disebutkan oleh
undang-undang itu. Akan tetapi, kebutuhan pendidikan siswa-siswa itu dapat dicakup
oleh peraturan lain. Sebagai konsekuensi gerakan hak-hak sipil pada 1960-an dan 1970-
an, pemerintah federal meloloskan vocational rehabilitation act of 1973. Section 504
dalam undang-undang itu mencegah diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas
semua program yang menerima uang federal, termasuk sekolah-sekolah negeri.
Melalui section 504, semua anak usia sekolah dipastikan memiliki kesempatan
yang sama untuk ikut dalam kegiatan-kegiatan sekolah. Definisi “ disabilitas” dalam
seption 504 cukup luas. Bila seorang siswa memiliki kondisi yang secara substansial
membatasi partisipasinya di sekolah, maka sekolah harus mengembangkan rencana untuk
memberikan akses kependidikan kepada siswa tersebut meskipun sekolah yang
bersangkutan tidak menerima dana ekstra untuk itu. Untuk mendapatkan bantuan melalui
Septian 504 siswa harus diakses seringkali oleh sebuah tim, kemudian sebuah rencana
dikembangkan.akan tetapi, berbeda dengan IDEIA, lebih sedikit peraturan tentang
bagaimana hal ini harus terjadi, jadi masing-masing individu sekolah merancang
prosedurnya sendiri. Contoh akomodasi akomodasi di bawah section 504.
Berikut adalah contoh akomodasi pengajaran yang dapat dimasukkan ke dalam
rencana section 504.
 Dudukan siswa di tempat yang paling dekat dengan tempat guru memberikan
sebagian besar pengajarannya
 Berikan tempat duduk kepada siswa di sebelah teman yang dapat membantunya bila
dibutuhkan
 Dudukkan siswa di tempat yang jauh dari distraksi seperti pintu atau jendela
 Lipat kertas tugas menjadi dua sehingga siswa tidak begitu merasa kewalahan
menghadapi kuantitas pekerjaan
 Buat pengajarannya telegrafis artinya padat dan jelas
 Izinkan siswa untuk menggunakan kalkulator atau tab recorder
 Gunakan voice recognition software di komputer untuk tugas-tugas tertulis
 Berikan nilai pada jawaban yang benar bukan jawaban yang salah
 Kirimkan seperangkat text book ke rumah agar siswa tidak harus mengingat-ingat
untuk membawa buku dari sekolah
 Sediakan buku atau tape supaya siswa dapat mendengarkan tugas-tugas dan bukan
membacanya
Americans with Disabilities Act of 1990 (ADA) melarang deskriminasi terhadap
para penyandang disabilitas dalam pekerjaan, transportasi, akses publik, pemerintah
lokal, dan telekomunikasi. undang-undang konprehensif ini memperluas perlindungan
section 504 diluar sekolah dan tempat kerja dan menjangkau perpustakaan, pemerintahan
lokal dan negaraa bagian, reestoran, hotel, teater tokoh, dan transportasi umum.
 Tantangan-Tantangan Yang Lazim Dihadapi
1. siswa dengan disabilitas belajar
Disabilitas belajar adalah gangguan yang memengaruhi cara seseorang menerima
dan memproses informasi. Gangguan ini biasanya ditemukan sejak dini, tepatnya di masa
kanak-kanak. Penderita disabilitas belajar umumnya mengalami gangguan dalam membaca,
menulis, menghitung, dan memahami penjelasan dari orang lain. Menurut ahli, disabilitas
belajar tidak ada kaitannya dengan seberapa pintar seseorang. Mereka meyakini bahwa anak
yang memiliki disabilitas belajar hanya melihat, mendengar, atau memahami segala hal
secara berbeda dengan anak pada umumnya. Hal tersebut kadangkala menyulitkan mereka
dalam beraktivitas sehari-hari, terutama saat sedang belajar di sekolah bersama teman-
temannya. kesulitan dengan hubungan sosial sering tampak pada siswa-siswa LD
(ketidakmampuan belajar), ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder), dan
disabilitas-disabilitas lainnya.
a. karakteristik siswa
Siswa dengan disabilitas belajar tidak semuanya tampak sama. Karakteristik yang
paling lazim adalah kesulitan spesifik di salah satu bidang akademik atau lebih; koordinasi
yang buruk; masalah pemusatan perhatian; hiperaktivitas dan impulsivitas; masalah dalam
mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi visual dan auditorik; gangguan
berpikir, ingatan, bicara, dan pendengaran; dan kesulitan dalam menjalin dan
mempertahankan pertemanan. Seperti diketahui bahwa banyak siswa dengan disabilitas
lain misalnya gangguan pemusatan perhatian dan banyak siswa normal mungkin memiliki
beberapa karakteristik yang sama yang semakin mempersulit situasinya, tidak semua siswa
dengan disabilitas belajar memiliki masalah-masalah ini, dan hanya sedikit yang memiliki
semua masalahnya. Seorang siswa mungkin 3 tahun tertinggal dalam membaca tetapi di
atas tingkat rata-rata dalam matematika, sementara siswa lain mungkin memiliki kekuatan
dan kelemahan sebaliknya dan siswa yang ketiga mungkin memiliki masalah
mengorganisasikan dan belajar yang ya mempengaruhi hampir semua bidang subjek.
Kebanyakan siswa dengan disabilitas belajar mengalami kesulitan membaca meskipun
masalah-masalah ini tidak selalu merupakan tanda-tanda disabilitas belajar. kesulitan-
kesulitan ini tampaknya disebabkan oleh masalah hubung menghubungkan bunyi-bunyi
dengan huruf-huruf yang menyusun kata-kata, yang membuat mengeja menjadi sulit juga
bagi mereka.
Siswa dengan disabilitas belajar juga dapat menjadi yakin bahwa dirinya tidak mampu
mengontrol atau memperbaiki belajarnya sendiri. Hal ini merupakan sebuah keyakinan
yang kuat siswa tidak pernah mau berusaha menemukan bahwa dirinya dapat menciptakan
perbedaan dalam belajar sehingga mereka tetap pasif dan merasa tak berdaya. Sesuai
dengan disabilitas belajar juga dapat mengopensasi masalahnya dan mengembangkan
kebiasaan belajar yang buruk dalam prosesnya atau mereka dapat mulai menghindari
subjek-subjek tertentu karena takut tidak dapat menangani tugas-tugasnya. Untuk
mencegah agar hal semacam ini tidak terjadi guru seharusnya merujuk siswa ke profesional
yang tepat di sekolah sedini mungkin.
b. Mengajar siswa dengan disabilitas belajar
Salah satu pendekatan yang cukup menjanjikan tampaknya menekankan pada keterampilan
belajar dan metode untuk memproses informasi di subjek tertentu seperti membaca atau
matematika. Hal ini merupakan beberapa strategi umum yang diambil dari Hardman,
Drew dan egan (2005).
(a) Tahun-tahun prasekolah
Buat instruksi verbal singkat dan sederhana (mudah) (Intruksi verbal adalah bentuk lain dari
auditori (belajar dengan cara mendengar), siswa dengan kemampuan audiori tentu akan lebih mudah menangkap
pesan dari intruksi verbal. Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam intruksi verbal adalah tone suara, pitch (tinggi
rendahnya), kecepatan bicara. Intruksi verbal merupakan bagian dari sebuah kondisi eksternal yang berfungsi
sebagai stimulus.

(b) Tahun-tahun sekolah dasar


Buat instruksi verbal singkat dan sederhana yaitu memerintahkan siswa untuk
mengulang petunjuknya untuk anda untuk memastikan bahwa mereka paham
(c) Tahun-tahun SMP dan transisi
Ajarkan secara langsung strategi pemantauan diri misalnya memberikan isyarat kepada
siswa untuk menanyakan “apakah saya memperhatikan?”
Menghubungkan materi baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa. Ajari siswa
untuk menggunakan strategi dan perangkat ingatan eksternal (rekaman suara, membuat
catatan, membuat to do list ya itu daftar apa saja yang akan dilakukan dan lain-lain.
2. Siswa dengan gangguan hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatian
a. defenisi gangguan hiperaktivitas dan gangguan pemusatan perhatian
Menurut Evita Yuliatul Wahidah (2018: 300), Iffa Dwi Hikmawati (2014: 9) dan
Rizki Amalia (2018:27) bahwa Attention Deficit Hyperactivity Disorder secara istilah
adalah hambatan pemusatan perhatian disertai kondisi hiperaktif dan impulsif. Gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktif yang sering disebut sebagai Attention Deficit
Hyperactive Disorder (ADHD) yaitu suatu sindrom neuropsikiatrik yang akhir-akhir ini
banyak ditemukan pada anak-anak. Gejala kurang konsentrasi yang terjadi pada anak
ADHD dapat mengganggu masa perkembangan anak dalam hal kognitif, perilaku,
sosialisasi maupun komunikasi (Nuligar Hatiningsih, 2013: 324).
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau Gangguan Pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) merupakan suatu kondisi apabila seorang anak
menampilkan beberapa gejala dari gangguan perhatian dan konsentrasi, impulsivitas dan
hiperaktivitas. Gejala-gejala ini haruslah sudah tampak sejak amat dini sekali (sebelum
usia tujuh tahun) dan bukan disebabkan karena gangguan fisik ataupun gangguan
penyakit jiwa, dan juga bukan disebabkan karena faktor lingkungan yang kurang
menguntungkan baginya (Paternotte dan Jan Buitelaar, 2010:2).
GPPH adalah gangguan perilaku yang paling umum yang muncul sendirinya di
masa kanak-kanak. Hal ini biasanya pertama kali ditemukan di kelas, saat anak-anak
diharapkan untuk duduk diam dan memperhatikan guru atau tetap melakukan
pekerjaannya. Ketidakmampuan anak untuk memenuhi harapan ini kemudian menjadi
terlihat jelas. Mereka kesulitan menahan respons, bertindak tanpa pertimbangan, sering
menunjukkan perilaku sembrono dan ceroboh, dan mencampuradukan kegiatan lain yang
mengganggu tugas yang sedang berlangsung.
GPPH bisa sangat menganggu pendidikan anak dan juga mengganggu anak-anak
lain di kelas yang sama. Ini terlihat dari 4-5 persen anak-anak sekolah dasar. Anak laki-
laki sekitar sepuluh kali besar kecenderungangannya didiagnosis GPPH dibandingkan
perempuan, tetapi pada masa dewasa rasionya adalah sekitar 2 sampai 1, yang mungkin
menunjukkan bahwa banyak anak perempuan dengan gangguan ini gagal di diagnosis.
Karena gejala dapat bervariasi bebrapa anak menunjukkan kurangnya perhatian, beberapa
anak hiperaktif, dan yang lain mem[perlihatkan kedua gejala itu. Kebanyakan peneliti
percaya bahwa gangguan ini memiliki lebih dari satu penyebab. Diagnosis sering kali
sulit karena gejalanya tidak terdefinisikan dengan baik. GPPH sering dikaitkan dengan
agresi, gangguan perilaku, kesulitan belajar, depresi, kecemasan, dan rendah diri. Sekitar
60 persen anak-anak dengan GPPH terus menampilkan gejala gangguan ini sampai
dewasa, pada saat jumlahnya tidak proporsional sehingga mengembangkan gangguan
kepribadian antisosial dan gangguan penyalahgunaan zat (Ernts dkk., 1998). Orang
dewasa dengan GPPH juga lebih cenderung menunjukkn gangguan kognitif dan
pekerjaan dengan pencapaian yang lebih rendah dari yang diperkirakan, berdasarkan
pendidikan mereka (Seidman dkk., 1998).
Inidikator- indikator ADHD : attention-deficit hyperactivity disorder yaitu
1) masalah inatensi (gangguan pemusatan perhatian)
 sering tidak memerhatikan detail atau membuat kesalahan-kesalahan sembrono
 mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian pada tugas-tugas atau kegiatan
bermain
 tampak tidak mendengarkan ketika diajak bicara secara langsung
 tidak menyimak instruksi dengan baik dan tidak dapat menyelesaikan tugas- tugas
ssekoah (bukan karena perilaku oposisional atau tidak dapat memahami instruksinya)
 mengalami kesulitan untuk mengorganisassikan tugasatau kegiatan
 menghindari, tidak suka, atau enggan terlibat dalam kegiatan yang membutuhkan
usaha mental terus menerus (misalnya tugas disekolah atau PR)
 Kehilangan barang-barang yang ibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau melakukan
kegiatan
 mudah terdiktraksi oleh stimuli eksternal
 pelupa dalam kegiatan sehari-hari
2) Masalah Pengontrolan
 sering meneriakkan jawaban sebelum pertanyaannyaselesai diberikan
 mengalami kesulitan dalam menunggu giliran
 sering mrngitrupsi atau mengganggu orang lain dalam percakapan atau permainan
3) hiperaktivitas
 sering memainkan tangan dan kakinya dengan gelisah atau menggeliat-geliat di tempat
duduk
 sering bangkit dari tempat duduk ketika diharapkan tetap duduk
 sering menabrak atau memanjat dalam situasi yang tidal tepat (pada remaja mungkin
terbatas pada perasaan resah subjrktif)
 sering mengalami kesulitan untuk bermain atau terlibat dalam kegiatan waktu luang
dengan tenang.
 sering bicara secara ekspresif
b) menangani dan mengajar siswa dengan ADHD
Saat ini ada kecenderungan peningkatan penyandaran pada terapi obat untuk ADHD.
Faktanya dari tahun 1990 sampai 1998 terjadi peningkatan sebesar 700% pada produksi
vitaline di Amerika serikat. Vitaline dan obat-obat resep lain seperti adderall dan Cylert
adalah stimulan, tetapi dengan dosis tertentu mereka cenderung memiliki efek-efek
paradoksikal pada banyak anak penderita ADHD. Efek jangka pendeknya termasuk
perbaikan perilaku sosial seperti kerjasama, perhatian, dan kompliance. Penelitian
menunjukkan bahwa sekitar 70% sampai 80% anak-anak dengan ADHD menjadi lebih
mudah ditangani bila mereka minum obat. Akan tetapi bagi banyak penderita ada efek
samping negatif, seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah, gangguan
pertumbuhan, insomnia, kehilangan berat badan, dan mual. Sebuah studi berskala besar di
Australia menyimpulkan pendekatan intervensi multimodal ditemukan paling efektif
dalam arti menghasilkan perubahan yang lestari. Bagi kebanyakan orang, tetapi tidak
semua, anak dan remaja penanganan dengan psiko stimulan memiliki efek-efek yang
menguntungkan bila hal itu disertai dengan pendidikan remedial, konseling dan
manajemen perilaku oleh orang tua/guru, yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Apa yang dapat dilakukan guru? Tugas-tugas panjang dapat membuat siswa dengan
gangguan pemusatan perhatian merasa kewalahan, jadi beri mereka beberapa soal atau
paragraf saja untuk setiap kesempatan dengan disertai konsekuensi yang jelas untuk
penyelesaiannya. pendekatan lain yang cukup menjanjikan adalah dengan
mengombinasikan instruksi dalam belajar dan strategi ingatan dengan latihan
motivasional. Tujuannya adalah membantu siswa untuk mengembangkan skill and will
(keterampilan dan kemauan) untuk memperbaiki prestasinya titik mereka juga diajari
untuk memantau perilakunya dan didorong untuk persisten dan melihat dirinya "in
control " (memegang kendali).
Gagasan tentang “being in control"ini adalah sebuah strategi terapi baru untuk
menanggulangi ADHD, yang menekankan pada personal agency. Ali Ali menangani anak
yang bermasalah, ide David Nylund (2000) adalah mendaftar kekuatan-kekuatan anak
untuk menaklukkan masalahnya menempatkan anak sebagai pemegang kendali, Alih Alih
melihat masalahnya ada dalam diri anak, Nylund membantu setiap orang untuk melihat
ADHD, masalah, kebosanan, dan musuh-musuh belajar lainnya sebagai suatu yang ada di
luar diri anak untuk melayani apa yang ingin dicapai oleh anak itu. Fokusnya adalah pada
solusi. Langkah-langkah menangani anak ADHD didalam kelas sebagai berikut
 Komunikasi yang Baik antara Guru dengan Orangtua Siswa ADHD
Untuk mengatasi anak yang memiliki gangguan kesehatan ADHD, maka
diperlukan komunikasi yang baik antara guru di sekolah dengan orang tua.
Orangtua dapat memberitahu apa saja yang dibutuhkan anaknya, agar pihak
sekolah dapat memberikan metode pembelajaran yang tepat.
 Membantu Anak Menemukan Kelebihannya dan Mengembangkan Bakatnya
Sama seperti anak-anak lainnya, anak penderita ADHD juga memiliki kelebihan,
bakat serta impiannya. Namun sayangnya, terkadang penderita ADHD merasa
tidak percaya diri dan depresi, lantaran sering dianggap sebagai pembuat onar,
berisik, pengganggu dan sebagainya. Perasaan tersebut biasanya muncul pada anak
penderita ADHD di umur 8 tahun ke atas. Pada saat inilah, peran guru dan orangtua
sangat dibutuhkan anak untuk membangkitkan semangat mereka. Sebagai guru,
Anda harus membantu mereka menemukan kelebihannya dan mengembangkan
bakatnya. Terlebih umumnya, penderita ADHD memiliki kemampuan yang setara
dengan orang-orang 5 tahun lebih tua dari mereka, sesuai dengan minat dan bakat
tertentu.
Anda dapat memotivasi anak untuk mengeksplorasi kegiatan yang mereka
suka. Setelah itu, Anda bisa fokus terhadap perkembangan anak penderita ADHD,
sesuai dengan kepercayaan dirinya dan kelebihannya. Misalnya, apabila anak
senang membaca novel atau bercerita, maka dukunglah ia sebagai penulis atau
apabila anak senang melihat gambar atau bergambar, maka dukunglah ia menjadi
pelukis.
Dalam hal ini, diperlukan komunikasi dan hubungan yang baik antara guru
dan orangtua untuk mengetahui perkembangan anak. Sehingga, anak hiperaktif
dapat sukses dengan bakatnya.
 Jangan Menuntut Anak
Pada dasarnya semua anak itu pintar, begitu pula dengan anak-anak ADHD,
bahkan mereka memiliki kecerdasan yang tinggi. Namun terkadang mereka tidak
tahu bagaimana cara memulainya dan tidak sekonsisten dengan anak-anak lainnya.
Anda bisa membantu anak ADHD untuk konsisten belajar dan mengerjakan latihan
soal SD, tanpa menuntut serta memaksanya mendapat nilai tinggi.
 Jangan Terlalu Protektif
Protect atau melindungi anak merupakan kewajiban setiap orangtua di rumah
maupun guru di sekolah. Namun ada baiknya jika tidak terlalu protektif pada anak,
terlebih penderita ADHD. Karena seiring perkembangan waktu mereka akan
tumbuh dewasa dan belajar mandiri. Jika anak diberikan perlindungan yang
berlebih, maka ia akan berpikir jika dia tidak mampu menyelesaikan masalahnya
sendiri karena kekurangannya. Ada baiknya jika anda memberikan kesempatan
anak ADHD di sekolah untuk ikut berdiskusi atau berinisiatif dalam melakukan
tugas. Pada awalnya mungkin anak akan membutuhkan bimbingan orangtua atau
guru, namun lama-kelamaan ia akan terbiasa untuk menyelesaikan tugasnya dan
mengambil keputusannya sendiri.
 Menerapkan Aturan serta Konsekuensi Secara Perlahan
Guru dapat memberikan aturan beserta konsekuensinya untuk anak ADHD secara
verbal atau tertulis, karena cara tersebut mudah dimengerti. Guru juga dapat
memberitahu daftar tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh anak-anak ADHD di
sekolah. Jangan lupa untuk menerapkan konsekuensi yang sudah disepakati secara
perlahan tetapi tetap tegas. Hindari mendidik anak dengan kasar atau marah-marah.
Anda juga bisa memberikan hadiah dalam waktu dekat, jika aturan dan tanggung
jawab dapat dilaksanakan dengan baik, guna memotivasi dan menginspirasi anak
agar tetap taat pada peraturan.
 Memberikan Alasan Disetiap Perintah
Disamping memberikan perintah, anak-anak ADHD juga harus di berikan alasan
mengenai tugas yang diperintahkan padanya. Hal tersebut dapat mengurangi
kekhawatiran serta ketidakpahaman anak. Anda harus menggunakan bahasa yang
positif dan jelas saat memberikan perintah beserta alasannya. Agar tidak merasa
dibeda-bedakan, Anda harus dapat sikap menghargai serta memberikan hadiah
untuk peraturan yang berhasil dilaksanakan dengan baik.
 Jujur pada Anak Mengenai Kondisi yang Dialaminya
Jika anak mengalami kondisi ADHD, Anda tidak diperkenankan untuk
merahasiakannya. Anda bisa menjelaskan sejujur-jujurnya kondisi yang ia rasakan
tanpa kebohongan sedikitpun. Jangan memberitahu saat mereka melakukan
kesalahan karena dapat menjadi beban pikiran bagi mereka. Beritahu anak secara
terbuka dan meringankan stigma ADHD pada anak. Dengan memberitahu kondisi
yang sebenarnya, maka mereka dapat mengontrol diri.
 Beraktivitas di Luar Kelas atau Berolahraga
Jangan terus-menerus mengerjakan bank soal SD, Anda bisa mengajak anak ke luar
kelas atau ruang terbuka yang akan lebih menyenangkan bagi anak. Jangan lupa
untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik pada siang hari, misalnya
melompat, berjalan atau olahraga lainnya. Berolahraga dapat menyehatkan tubuh
serta meningkatkan kualitas tidur pada malam hari. Namun, hindari berolahraga
dengan gerakan yang terlalu berat.
 Jauhkan dari Hal yang Mengganggu Konsentrasi
Ada beberapa hal-hal kecil yang mungkin dapat mengganggu konsentrasi anak
ADHD. Oleh sebab itu, Anda harus mengatur suasana pembelajaran di kelas
senyaman mungkin. Sehingga siswa akan lebih nyaman saat sedang mengerjakan
soal HOTS SD. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hal-
hal yang dapat mengganggu konsentrasi anak, misalnya menempatkan posisi duduk
anak penderita ADHD jauh dari arah jendela, pintu dan sumber kebisingan.
 Sabar
Anak hiperaktif mungkin membuat Anda merasa kesal, baik dalam menunjukkan
perasaan yang sangat gembira maupun ledakan amarahnya karena suasana hatinya
sedang memburuk. Jika sudah begitu, yang perlu Anda lakukan yaitu dengan
tenang dan bersabar, hindari membentak atau menghukum mereka. Karena justru
kedua hal tersebut membuat mereka semakin tidak terkontrol. Anda juga bisa
mengajarkannya untuk tetap tenang dengan mengambil nafas dalam-dalam lalu
menghembuskannya secara perlahan.

4. Siswa dengan gangguan komunikasi


Siswa-siswa yang berumur 6 sampai 21 tahun dan memiliki gangguan komunikasi
adalah kelompok terbesar kedua yang dilayani oleh pendidikan khusus. Mereka mencakup
sekitar 19% dari seluruh siswa yang menerima pelayanan. Gangguan bahasa dapat timbul dari
banyak sumber, karena ada begitu banyak macam aspek pada individu yang terlibat dalam
belajar bahasa. Anak dengan tidak akan belajar bicara secara normal. Kecelakaan dapat
menyebabkan masalah-masalah neurologis yang mengganggu bicara atau bahasa. Anak-anak
yang tidak didengarkan, atau yang persepsinya terhadap dunia terdistorsi oleh masalah-
masalah emosional akan merefleksikan masalah itu dalam perkembangan bahasa mereka.
Oleh karena bicara melibatkan gerakan, Handaya apapun pada fungsi motorik yang terlibat
dalam bicara dapat mengakibatkan gangguan bahasa. oleh karena perkembangan bahasa dan
berpikir juga saling terkait, masalah apapun dalam fungsi kognitif dapat mempengaruhi
kemampuan untuk menggunakan bahasa.
Terdapat beberapa gangguan komunikasi yang dihadapi orang sekitar pada saat
berkomunikasi dengan orang yang baru kebutuhan khusus.
 Gangguan bicara
Siswa yang tidak dapat menghasilkan bunyi secara efektif untuk bicara dianggap memiliki
gangguan bicara titik sekitar 5% anak usia sekolah memiliki bentuk dan daya bicara tertentu.
Masalah artikulasi dan gagap adalah dua masalah yang paling sering dijumpai.
 Gangguan artikulasi
Termasuk mengganti sebuah bunyi dengan bunyi lain,menambahkan bunyi, mendistorsi
bunyi, atau membuang bunyi. Akan tetapi perlu diingat bahwa kebanyakan anak sudah
berumur 6 sampai 8 tahun saat mereka berhasil melafalkan dengan baik semua bunyi dalam
bahasa Inggris dalam percakapan normal. Selain itu ada perbedaan logat berdasarkan geografi
yang tidak merepresentasikan masalah artikulasi.
Gagap pada umumnya muncul antara umur 3 dan 4 tahun titik penyebab gagap belum jelas
tetapi mungkin termasuk berbagai masalah emosional atau neurologis atau merupakan
perilaku yang dipelajari. Apapun penyebabnya, gagap dapat membuat anak malu dan cemas.
Bila gagal pun langsung lebih dari satu tahun, anak seharusnya dirujuk ke terapis bicara.
Intervensi dini dapat menciptakan perbedaan besar
 Voicing problem (masalah penyuaraan)
Tipe Handayabicara yang ketiga termasuk bicara dengan pitch, kualitas, atau tingkat keras
lembut yang tidak tepat, atau secara monoton. Sesuai dengan masalah ini seharusnya dirujuk
kepada seorang terapis bicara. Menangani masalah-masalah adalah langkah yang pertama
detik waspadai siswa yang pelafalan keras lembut suara, kualitas suara, kelancaran bicara,
tentang ekspresi, atau kecepatan bicaranya sangat berbeda dengan teman-teman sebayanya.
Perhatikan juga siswa-siswa yang jarang bicara. Apakah mereka sekedar pemalu atau
mengalami kesulitan dengan bahasa
 Gangguan bahasa
Perbedaan bahasa belum tentu gangguan bahasa titik siswa dengan gangguan bahasa adalah
mereka yang sangat kurang dalam kemampuannya memahami atau mengekspresikan bahasa,
dibandingkan siswa-siswa lain seumurannya dan kelompok kulturalnya. Siswa yang jarang
bicara, yang hanya menggunakan beberapa kata-kata atau kalimat-kalimat yang sangat pendek
atau yang mengandalkan gestur untuk berkomunikasi harus dirujuk ke profesional sekolah
untuk diobservasi atau di tes.
5. siswa dengan Disabilitas Intelektual
Disabilitas intelektual atau juga disebut retardasi merupakan sebuah kondisi di mana
anak memiliki masalah terkait fungsi intelektual dan fungsi adaptifnya. Seringkali, fungsi
intelektual dapat dinilai dengan tes IQ. Fungsi adaptif berhubungan dengan kemampuan
seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
Berdasarkan Special Olympics, bagi banyak anak, penyebab disabilitas intelektualnya tidak
diketahui, tetapi penyebab-penyebab yang paling umum untuk kondisi ini adalah:
1) kondisi genetik (spt. Down syndrome, fragile X syndrome),
2) komplikasi ketika kehamilan (mis. akibat ibu minum minuman beralkohol atau terinfeksi
rubella),
3) permasalahan ketika kelahiran (mis. bayi kekurangan oksigen),
4) penyakit-penyakit (spt. meningitis, malnutrisi ekstrim) atau paparan zat berbahaya (spt.
merkuri atau timbal).

ADHD adalah singkatan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Hal ini biasanya digunakan untuk
menggambarkan anak- anak yang memiliki tiga jenis masalah utama yaitu: perilaku terlalu aktif
(hiperaktif), perilaku impulsif, dan kesulitan memperhatikan/ konsentrasi. Karena mereka terlalu aktif dan
impulsif, anak-anak dengan ADHD sering merasa sulit untuk diterima di sekolah.

Kelebihan Sistem Pendidikan Integrasi


1)        Siswa disability dapat belajar bersama-sama dengan siswa yang tidak disability. Ini berarti ada
proses sosialisasi sedini mungkin, saling mengenal antara siswa disability dan yang tidak
disability, begitu pula sebaliknya. Ini akan berdampak pada pertumbuhan sikap siswa-siswa
tersebut, yang akan bermanfaat pula kelak jika mereka telah dewasa.
2)        Siswa disability mendapatkan suasana yang lebih kompetitif, karena di sekolah umum ada lebih
banyak siswa dibanding SLB.
3)        Siswa disability dapat membangun rasa percaya diri yang lebih baik.
4)        Siswa disability dapat bersekolah di mana saja, bahkan sekolah yang dekat dengan tempat
tinggalnya, asal ia memenuhi persyaratan yang diminta; jadi tidak perlu terpisah dari keluarga
mereka.
5)        Dari sisi kurikulum, dengan menempuh pendidikan di sekolah umum, disability akan
mendapatkan materi pelajaran yang sama dengan siswa yang tidak disability.
Kekurangan Sistem Pendidikan Integrasi
Kelemahan dari sistem integrasi ini adalah siswa disability harus menyesuaikan diri dengan
metode pengajaran dan kurikulum yang ada.Pada saat-saat tertentu, kondisi ini dapat
menyulitkan mereka. Misalnya, saat siswa diwajibkan mengikuti mata pelajaran ”menggambar.”
Karena memiliki hambatan penglihatan, tentu saja siswa disability tidak bisa ”menggambar.”
Tapi, karena mata pelajaran ini wajib dengan kurikulum yang ”ketat”, ”tidak fleksibel,” tidaklah
dimungkinkan bagi guru maupun siswa disability untuk melakukan ”adaptasi atau subsitusi” –
untuk mata pelajaran ”menggambar” tersebut. Yang dimaksud substitusi adalah menggantikan
maa pelajaran tersebut dengan tugas lain yang memiliki nilai kompetensi sama. Misalnya,
menggambar adalah mata pelajaran yang melatih kreatifitas otak kanan untuk bidang visual; bisa
digantikan dengan tugas lain yang memiliki tujuan kompetensi sama tau setara, misalnya
mengarang
Kelebihan Sistem Pendidikan Inklusi
1)      Berkurangnya rasa takut akan perbedaan individual dan semakin besarnya rasa percaya dan
peduli pada anak luar biasa.
2)      Peningkatan konsep diri (self concept) baik pada anak luar biasa maupun pada anak normal. Hal
ini akibat dari pergaulan yang terjadi sehingga mnejadikan mkeduanya saling toleran.
3)      Pertumbuhan kognisi sosial makin berkembang pada keduanya. Mereka dapat saling membantu
satu dengan yang lain, sehingga mendorong pertumbuhan ssikap sosial, yang pada gilirannya
akan menumbuhkan kognisi sosial.
4)      Pertumbuhan prinsip-prinsip pribadi menjadi lebih baik, terutama dalam komitmen moral
pribadi dan etika. Mereka saling tidak curiga dan merasa saling membutuhkan.
5)      Persahabatan yang erat dan saling membutuhkan. Mereka merasa saling membutuhkan untuk
sharing dalam berbagai hal.

Kekurangan Sistem Pendidikan Inklusi


Minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusi, terbatasnya pengetahuan dan
ketrampilan yang dimiliki oleh para guru sekolah inklusi menunjukkan betapa sistem pendidikan
inklusi belum benar – benar dipersiapkan dengan baik. Apalagi sistem kurikulum pendidikan
umum yang ada sekarang memang belum mengakomodasi keberadaan anak – anak yang
memiliki perbedaan kemampuan (difabel). Sehingga sepertinya program pendidikan inklusi
hanya terkesan program eksperimental.

Perbedaan Sistem Pendidikan Integrasi dan Inklusi

Pendidikan integrasi / terpadu


Pendidikan terpadu adalah sekolah yang memberikan kesempatan kepada peserta didik
berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan di sekolah reguler tanpa adanya perlakuan
khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan individual anak. Sekolah tetap menggunakan
kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, serta sistem pembelajaran
reguler untuk semua peserta didik. Jika ada peserta didik tertentu mengalami kesulitan dalam
mengikuti pendidikan, maka konsekuensinya peserta didik itu sendiri yang harus menyesuaikan
dengan sistem yang dituntut di sekolah reguler. Dengan kata lain pendidikan terpadu menuntut
anak yang harus menyesuaikan dengan sistem yang dipersyaratkan sekolah reguler. Kelemahan
dari pendidikan melalui sekolah terpadu ini antara lain, anak berkebutuhan khusus tidak
mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan individual anak. Sedangkan keuntungannya
adalah anak berkebutuhan khusus dapat bergaul di lingkungan sosial yang luas dan wajar.
c.          Pendidikan inklusif
Pendidikan inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Pada
pendidikan inklusif setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat
dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan/atau penyesuaian, mulai dari
kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem pembelajaran sampai
pada sistem penilaiannya. Dengan kata lain pendidikan inklusif mensyaratkan pihak sekolah
yang harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan individu peserta didik, bukan peserta didik
yang menyesuaikan dengan sistem persekolahan. Keuntungan dari pendidikan inklusif anak
berkebutuhan khusus maupun anak biasa dapat saling berinteraksi secara wajar sesuai dengan
tuntutan kehidupan sehari-hari di masyarakat, dan kebutuhan pendidikannya dapat terpenuhi
sesuai potensinya masingmasing. Konsekuensi penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah
pihak sekolah dituntut melakukaan berbagai perubahan, mulai cara pandang, sikap, sampai pada
proses pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan individual tanpa diskriminasi (Direktorat
PLB, 2007: 4-6).

Adapun untuk lebih jelas mengenai perbedaannya dilihat dari beberapa dimensi adalah sebagaimana
tabel berikut:

Dimensi Integrasi Inklusi


Kurikulum Mengikuti kurikulum Kurikulum dirancang dan
yang berlaku. diajarkan berdasarkan
kebutuhan anak.
Partisipasi Partisipasi penuh Partisipasi penuh sudah
belum terjadi atau mulai terbentuk dan
bahkan tidak ada. merupakan faktor kunci
dalam keberhasilan
pelaksanaan pendidikan
inklusi
Manfaat Anak berkebutuhan 1.   Sebagian besar anak
khusus sudah dapat berkebutuhan khusus dapat
menikmati belajar di sekolah umum
pendidikan tapi dengan akses dan lingkungan
sekolah (guru dan yang kondusif.
siswa/i) tidak 2.   Guru dapat memperkaya
dituntut untuk wawasan  serta
membuat persiapan meningkatkan kreativitas
khusus dan tidak dalam pengelolaan kelas.
harus 3.   Siswa / siswi
lainmenerima perbedaan
yang ada dan memiliki
kepekaan sosial yang tinggi
serta mampu menjalin
persahabatan dengan anak
berkebutuhan khusus.
4.   Orang tua anak
berkebutuhan khusus merasa
yakin bahwa anaknya akan
mendapatkan pendidikan
yang lebih baik
Sistem Pendidikan untuk Ada di dalam sistem sekolah
Pendidikan anak berkebutuhan umum, dimana pelaksanaan
khusus menjadi pendidikan, pengelolaan
bagian dari sekolah kelas dapat menjamin
umum. peningkatan pendidikan dan
akses untuk semua anak,
termasuk anak berkebutuhan
khusus.
Tanggung Tanggung jawab Guru wali kelas, guru bidang
jawab tergantung relasi dan studi serta guru pembimbing
kepedulian masing- khusus bertanggung jawab
masing guru. penuh pada kelangsungan
proses belajar anak
berkebutuhan khusus.
IEP adalah pondasi dari pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. IEP memberikan gambaran
tentang pelayanan dan program yang akan diterima anak serta tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
IEP merupakan bentuk kerjasama tim. Tim dapat terdiri dari orangtua, guru, guru pendamping, terapis,
dokter, dan psikolog.

Pendidikan integrasi pertama muncul dan berkembang di Amerika Serikat, yang lebih dikenal
dengan mainstreaming.
Mainstreaming adalah model layanan pendidikan yang didalamnya terdapat konsep integrasi dimana
peserta didik menyesuaikan dengan kegiatan yang ada disekolah sedangkan inklusi layanan pendidikan
anak berkebutuhan khusus dengan konsep sekolah yang menyesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik.

Anda mungkin juga menyukai