Anda di halaman 1dari 19

HISTORIS DAN FILOSOFI KUJANG SUNDA

MATA KULIAH ESTETIKA NUSANTARA

Nama Mahasiswa:

Fadlan Waliyuddin (201501068)

Email:

Fadlan0722@gmail.com

Dosen Pengampu:

Joko Budiwiyanto, S. Sn, M. A

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR FAKULTAS


SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA
SURAKARTA
2021
0

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah AWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Estetika
Nusantara, dengan judul: ”HOSTORIS DAN FILOSOFI KUJANG SUNDA ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya semoga sebuah
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, terima kasih.

Surakarta, 30 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Penelitian................................................................................................2

D. Manfaat Penelitian..............................................................................................2

E. Metode Peneitian................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
F. Sejarah Kujang...................................................................................................4

G. Bagian, Jenis dan fungsi Kujang.......................................................................5

H. Filosofi Kujang.................................................................................................10

I. Morfologi Kujang.............................................................................................11

BAB III PENUTUP


Kesimpulan........................................................................................................................14

Saran..................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUA

A. Latar Belakang
Secara umum kujang dikenal sebagai senjata serta pusaka orang Sunda
yang berasal asal Jawa Barat. Kujang mempunyai latar belakang sejarah yang
panjang, hal ini dinyatakan secara teoritis; jumlah lubang 1 di bilah kujang
merupakan simbol letak kota praja disebut Sunda tahun 670 M ketika
Tarumanegara dipimpin Maharaja Purnawarman (mengacu kujang menjadi peta).
pada zaman Pajajaran Mangukuhan kujang menjadi sebuah pusaka lambang
pemersatu antara Sundapura dan Galuh melalui Perjanjian Galuh pada tahun 739
M [1]. jika mengacu pada latar belakang sejarah penciptaan kujang tersebut, maka
eksistensi kujang jauh lebih tua berasal eksistensi provinsi Jawa Barat. Kujang
tidak hanya ada di wilayah provinsi Jawa Barat, hal ini terbukti dengan
ditemukannya kujang lama atau buhun di berbagai daerah di Jawa Tengah serta
Jawa Timur (termasuk pulau Madura).

Sesuai struktur fisik serta materialnya, aneka macam kujang tersebut


memiliki kecenderungan dengan kujang yang ditemukan pada wilayah Jawa
Barat. sesuai pernyataan asal Bapak Santosa Adiwibowo, seseorang pemerhati
serta pecinta tosan aji asal Yogyakarta tahun 2010, istilah “Kujang” lebih terkenal
di Jawa Barat, sementara di wilayah Jawa Tengah dan Timur lebih dikenal dengan
kata “Kudi” serta “Cangak”. Penamaan “Kujang” hanya terbatas di kategori atau
penjabaran kujang “Ciung”, “Kuntul”, serta beberapa jenis kujang lainnya.
kebalikannya “Kudi” yang lebih populer di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur,
mengkategorikan ke dalam “Kujang Pamangkas” oleh beberapa peneliti kujang
pada Jawa Barat. fenomena perbedaan penamaan dan pembagian terstruktur
mengenai kujang berdasar pada tafsiran para pecinta, peneliti dan wilayah di mana
kujang tadi ditemukan. Kujang menggunakan berbagai cerita, legenda heroik dan
magisnya masih tetap eksis hingga sekarang. Meski demikian, kujang dalam
perkembangannya sangat diminati bukan sekedar karena kesaktian atau harapan

1
dari pemiliknya untuk menerima “sesuatu”, tetapi lebih di nilai keindahan asal

2
bentuk fisik dan kelangkaan kujang tadi. Para pemilik yang menyimpan kujang di
beberapa wilayah di Jawa Barat memiliki motivasi untuk menghormati warisan
leluhur dan bentuk penguatan karakter menjadi orang Sunda. Selain dari motivasi
tadi ada pula yang memburunya sebagai syarat untuk kepentingan serta maksud
pribadi yang bersifat sangat rahasia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kujang Sunda
2. Seperti Apa bagian, jenis dan fungsi Kujang Sunda
3. Apa Filosofi Kujang Sunda
4. Bagaimana Morfologi Bentuk Kujang Sunda

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Apa sejarah Kujang Sunda
2. Untuk mengetahui bagian, jenis dan fungsi Kujang Sunda
3. Untuk mengetahui Filosofi Kujang Sunda
4. Untuk mengetahui Morfologi Bentuk Kujang Sunda

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai dari penyusunan makalah yang
berjudul “Historis dan Filosofi Kujang Sunda” sebagai berikut:

1. Bagi Penulis
Hasil perancangan ini untuk menambah pengalaman dan
wawasan, serta untuk mempraktek kan teori yang sudah
diperoleh dibangku perkuliahan
2. Bagi Institusi
Memperbanyak literatur tentang Kujang Sunda, sehingga
dapat menjadi bahan kajian untuk mahasiswa lain.
3. Bagi Masyarakat

3
Hasil perancangan ini agar masyarakat mengetahui sejarah
serta nilai filosofis yang terkandung didalam kujang.

E. Metode Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Menurut Sukmadinata (2009), metode kualitatif adalah penelitian untuk
mendiskripsikan dan menganalsis tentang fenomena, peristiwa,
kepercayaan, sikap, dan aktivitas sosial secara individual maupun
kelompok. Metode kualitatif merupakan kumpulan metode untuk
menganalisis dan memahami lebih dalam mengenai makna beberapa
individu maupun kelompok dianggap sebagai masalah kemanusiaan atau
masalah sosial Creswell (2015).

Penelitian kualitatif ini menggunakan metode penelitian


eksplorasi, eksplorasi merupakan jenis penelitian awal dari suatu
penelitian yang sifatnya sangat luas. Dalam penelitian eksplorasi menjadi
sangat penting dikarenakan akan menghasilkan landasan yang kuat bagi
penelitian selanjutnya. Yusuf, (2004) mengemukakan tujuan penelitian
eksplorasi merupakan tujuan untuk mendapatkan ide-ide mengenai
permasalahan pokok secara lebih terperinci maupun untuk
mengembangkan hipotesis yang ada.

4
BAB II

PEMBAHASAN

F. Sejarah Kujang

Senjata ini dipercaya sudah terdapat dari abad ke-8 hingga ke-9
Masehi. dalam naskah kuno Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian (1518
M) pada mulanya senjata ini hanya dipergunakan oleh rakyat Jawa Barat
menjadi perlengkapan dalam bertani. saat memasuki masa Kerajaan
Padjajaran Makukuhan dan Panjalu, senjata kujang mengalami
perkembangan fungsi. asal yang sebelumnya hanya sebagai perlengkapan
bertani, seiring waktu senjata ini sebagai sebuah pusaka yang menjadi
lambang kebesaran serta kewibawaan seorang raja atau bangsawan. dan
semenjak saat itu pula, pusaka ini mengalami perubahan bentuk. Kala itu,
Kerajaan Padjajaran dipimpin oleh Prabu Kudo Lalean. Prabu Kudo
Lalean juga dikenal sebagai seorang Batara guru yang seringkali
melakukan pertapaan. ketika sang prabu tengah melakukan pertapaan, dia
mendapatkan ide untuk mengganti atau merancang ulang desain senjata
tersebut. pada penglihatan Prabu Kudo Lalean, desain baru tersebut
berbentuk seperti Pulau Jawa. selesainya mendapatkan ilham, Prabu Kudo
Lalean segera mengutus seorang pintar besi bernama Mpu Windu Supo
untuk membuat senjata menggunakan bentuk yang sama mirip yang
terdapat pada penglihatannya.
Kujang (untuk daerah Pasundan) ialah menjadi senjata yang
mempunyai nilai sakral serta mistis (sarana ritual). Sangat jelas bahwa
kudi dan kujang berkembang berbeda fungsi. Kudi sebagai perkakas
fungsional pada Jawa bahkan mungkin seluruh Nusantara, sementara
kujang lebih khusus berkembang serta berevolusi di daerah Pasundan
(pulau Jawa secara umum ?). Kujang berfungsi menjadi benda spiritual
atau lebih dikenal dengan istilah pusaka dan jimat (azimat). Multi fungsi
kudi itu diantaranya

5
menjadi perkakas pemotong padi (sabit), sebagai alat bela diri. sementara
kujang berfungsi sebagai medium mistik ,simbol status serta ajimat
(pajimatan) atau sipat kandel (piandel). pada zaman Pajajaran Makukuhan
atau Pajajaran awal (dari referensi yang ada) kujang telah mendekati
kesempurnaan secara perupaan, setelah direka atau di desain sang para
Mpu tersohor mirip Empu Windu Sarpa, Mercukunda, serta Ramayadi[8].
sebagai sebuah obyek penciptaan, kujang tidak lepas dari pemenuhan
kebutuhan ritual budaya yang telah bergeser pada agama Hindu Jawa.
Kujang selain diciptakan sebagai pemenuhan kebutuhan ritual, dengan
sendirinya mengalami evolusi menjadi pelengkap nilai--nilai dari budaya
Sunda di zaman itu.

G. Bagian, jenis dan fungsi Kujang

Gambar 1. Bagian – bagian Kujang

https://images.app.goo.gl/Y7UpKQU9nodxfh3X8

Bagian-bagian kujang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Papatuk/congo : adalah bagian ujungsenjata yang berujung lancip


dan tajam

6
2. Eluk/siih : adalah lekukan pada bagian punggung
3. Mata : yaitu lubang kecil yang ditutupi logam emas dan perak
4. Tonggong: adalah bagian punggung kujang yang melengkung ke
dalam, bagian ini biasanya tudak tajam
5. amor : garis-garis alur besi hasil tempaan yang terdapat pada
mata pisau yang tajam
6. Beuteung : bagian kujang yang melengkung ke dalam, mata
pisau yang tajam
7. Tadah : adalah lengkungan menonjol pada bagian perut/beuteung
8. Paksi : Bagian bawah kujang yang sedikit menonjol yang
menjadi batas antara gagang dengan besi kujang
9. Selut : Cincin logam yang dipasang pada gagang sebagai
pelindung dan batas gagang dengan kujang
10. Ganja/Landean : Kepala gagang yang diukir dengan seksama.
Ukiran pada kepala gagang menunjukan tingkat sosial
pemegangnya dan dapat pula menunjukan fungsi kujang tersebut.

Pada zaman masih jayanya kerajaan Pajajaran, kujang terdiri dari


beberapa bentuk,diantaranya:

1. Kujang Ciung; yaitu kujang yang bentuknya dianggap menyerupai


burung Ciung. Kujang ciung merupakan jenis kujang yang paling
banyak ditemukan dan punya banyak varian pengembangan bentuknya.
Mata yang terdapat pada kujang ciung berjumlah lima sampai sembilan.

7
Gambar 2. Kujang Ciung

https://images.app.goo.gl/HoMNKG7QXWtMZnim8

2. Kujang Jago; Kujang jago memiliki ukuran yang relatif kecil


dibanding jenis kujang lainnya. Penamaan kujang jago mengacu pada
bentuknya yang menyerupai ayam jantan (jago) dengan paruh menukik
dan jawer yang menghiasi bagian si’ih. Ayam jago sendiri merupakan
simbol kejantanan sehingga kujang ini biasa dipakai untuk balapati
(kesaktian) atau jimat.

Gambar 3. Kujang Jago

https://images.app.goo.gl/UoVcC2yFGTyiFaSm6

8
3. Kujang Kuntul; kujang yang menyerupai burung Kuntul. Kujang
kuntul memiliki bentuk papatuk/congo yang ramping dan panjang
menyerupai paruh burung kuntul (bangau putih). Bentuk papatuk kujang
kuntul lebih ramping dibanding kujang ciung. Sementara jumlah
matanya biasanya ada empat.

Gambar 4. Kujang Kuntul

https://images.app.goo.gl/H3i9kX28HfbfDGzcA

4. Kujang Bangkong; Bagian waruga (badan) kujang bangkong


dilengkapi dengan bilah yang lebih lebar dan pendek sehingga
menyerupai bentuk bangun jajar genjang. Bangkong dalam bahasa
Indonesia berarti katak. Katak melambangkan makhluk dunia bawah,
karena itu jenis kujang ini kebanyakan digunakan oleh masyarakat
petani.

9
Gambar 5, Kujang Bangkong

https://images.app.goo.gl/BeexDDhDb7jY45JFA

5. Kujang Naga; kujang yang bentuknya menyerupai naga. Penamaan


kujang naga merujuk pada makna naga itu sendiri, melambangkan
makhluk dunia atas yang disakralkan dan sering dijadikan simbol
kegagahan.

Gambar 6. Kujang Naga

https://images.app.goo.gl/JmqKvDK8RDxxaGuE6

10
Gambar 7. Jenis Kujang Berdasarkan Fungsi

https://images.app.goo.gl/igHEq9tizTzgRezv7

Berdasarkan jenisnya, kujang memiliki fungsi sebagai:


1. Kujang Pusaka; yaitu kujang sebagai lambang keagungan seorang
raja atau pejabat kerajaan lainnya dengan kadar kesakralannya
sangat tingi seraya memiliki tuah dan daya gaib tinggi.
2. Kujang Pakarang; yaitu kujang untuk digunakan sebagai
alat berperang dikala diserang musuh.
3. Kujang Pangarak; yaitu kujang bertangkai panjang seperti
tombak sebagai alat upacara.
4. Kujang Pamangkas; kujang sebagai alat pertanian (perladangan).1

H. Filosofi Kujang Sunda


Kujang dentik dengan senjata tradisional kaum petani, segala
filosofi senjata khas Sunda ini berakar di budaya pertanian. rakyat Sunda
memandang kujang menjadi refleksi ketajaman serta daya kritis, serta
lambang kekuatan serta keberanian untuk memperjuangkan hak-hak dan
kebenaran. karakteristik kujang menyerupai celurit, menggunakan bilah

1
Kumparan. Mengenal Kujang, Senjata Tradisional Jawa Barat dan
Keunikannya. https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-kujang-senjata-
tradisional-jawa-barat-dan-keunikannya-1wGVgRUTx18. 29 Desember 2021

11
pisaunya yang berbentuk sabit. Kujang sendiri berasal dari kata ujang,
yang berarti manusia. di mitologinya, banyak makna yang tersirat pada
senjata yang dikenal di abad ke-9 ini. Bukan hanya sekedar piranti untuk
berperang atau menjadi alat tani, tetapi pula berfalsafah menjadi janji
untuk meneruskan usaha nenek moyang. Bagaimana cara buat
memperjuangkannya? Janji Kujang artinya selalu menggenggam erat
manusia dan bangsa, yaitu ciri manusia yang welas asih, beretika, berbudi
daya, dan berbudi basa, dan ngajeni tubuhnya. Sedangkan ciri bangsa
disebut terdapat 5, yaitu rupa, basa, istiadat, aksara dan budaya.
Beberapa catatan sejarah senuturkan perubahan bentuk Kujang,
sesuai kegunaan ddan nilainya. Bentuk kujang yang unik ini tersirat makna
yang dalam. contohnya, bentuknya yang menyerupai Pulau Jawa,
disinyalir menggambarkan Raja Padjajaran yang kala itu ingin
menyatukan Pulau Jawa. tiga butir lubang yang menghiasi mata pisau
Kujang pula diklaim sebagai lambang Trimurti pada ajaran Hindu. namun
seiring berubahnya zaman, lebih jelasnya pada Kujang semakin bervariasi.
waktu pengaruh Islam masuk, tiga lubang bertambah menjadi 5, yang
menjadi penggambaran Rukun Islam. tidak hanya bentuk, puluhan abad
yang sudah dilalui Kujang, memberinya pergeseran fungsi serta makna.
saat ini, Kujang lebih diangap menjadi benda simbolik dan sakral.
I. Morfologi Kujang

Pemahaman kujang secara awam dan teori kujang yang dijadikan


rujukan secara morfologi, mempunyai kecenderungan kuat memberi
penamaan kujang berdasar pada gejala mimesis. Secara umum dalam
masyarakat Sunda tanda-tanda ini biasa diklaim dengan istilah “siga”
(menyerupai) pada melihat aneka macam fenomena perupaan. seperti
contoh penamaan kujang Kuntul, sebab dianggap bentuk perupaannya
menyerupai burung Kuntul, kujang Ciung karena disebut bentuk
perupaannya menyerupai burung Ciung dan sebagainya. dengan analisis
makna kujang di atas, maka kujang dapat diurai ke dalam morfologi
bentuk
12
kujang yang dipadankan menggunakan dinamika bentuk burung (manuk)
serta proses kelahiran dan hidup manusia, sesuai dengan interpretasi yang
ada pada Silib.
Gambaran morfologi kujang dan hubungan bentuk dapat dicermati
pada gambar berikut. Kujang ialah produk budaya rakyat Peladang.
Penamaannya cenderung pada makhluk-makhluk yang banyak hidup di
daerah ladang pertanian. mirip model penamaan kujang naga, karena
dianggap bentuk perupaannya menyerupai naga, Kujang ciung sebab
diklaim menyerupai burung ciung dan sebagainya. Morfologi bentuk
kujang yang dipasan dengan dinamika bentuk burung (Manuk) serta
proses kelahiran serta hidup manusia. Bentukanya artinya memanifestasi
wujud manusia sebagai ciptaan yang sempurna.

Gambar 8. Morfologi Kujang

https://images.app.goo.gl/kinH6JHSCDVgxePYA

13
Gambar 9. Morfologi Kujang Naga

http://www.griyokulo.com/wp-content/uploads/2016/09/Transformasi-Kujang-Naga.jpg

Gambar 10. Morfologi Kujang Ciung

http://www.griyokulo.com/wp-content/uploads/2016/09/Transformasi-Kujang-Ciung.jpg 2

2
Kurniawan. 2014. Kajian Historis dan Filosofi Kujang. Jurnal Itenas.
https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekarupa/article/download/611/819 . 29
Desember 2021

14
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kujang ialah artefak simbolis serta bukan senjata, sebab tidak mempunyai
syarat lengkap menjadi benda fungsional. Hal ini didasarkan pada bentuk
perupaan bilahnya, dimensi,tidak mempunyai syarat efektif, efisien dan
ergonomis. Kujang yang dikenal menggunakan kata “nyumput buni dinu caang”
atau tersembunyi ditempat yang terlihat, bisa diungkap secara lengkap
menggunakan Panca Niti yang artinya 5 tahapan ajaran Budaya Sunda yang
mengajarkan untuk melihat sesuatu secara lebih mendalam asal apa yang terlihat
secara kasat mata. Kujang sarat menggunakan muatan tontonan, tuntunan, ajaran
atau edukasi sampai ketatanegaraan. Sangat potensial pada masa mendatang dapat
diungkap sesuatu yang lebih banyak hal positif dibalik perupaannya. Secara
umum, kujang memiliki pengertian sebagai pusaka yang memiliki nilai keindahan
yang bermakna filosofis dan simbolis budaya Sunda. di mana nilai dan makna
tersebut mempunyai kekuatan eksklusif bersifat mistis yang berasal dari Hyang
Tunggal. Bagi warga Sunda, upaya untuk mengungkap makna dibalik perupaan
sebuah artefak, yang dalam penelitian ini ialah kujang, tidak bisa dilakukan
menggunakan mengadopsi cara atau pendekatan yang keluar dari konteks cara
ungkap masyarakatnya sendiri.

Saran
1. Hasil dari penelitian Historis dan Filosofi Kujang Sunda ini diharapkan
dapat bermanfaat dan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat
2. Dari hasil perancangan ini diharapkan masyarakat dapat mengenal histori
dan filosofi Kujang Sunda

15
DAFTAR PUSTAKA

Kumparan.2021. Mengenal Kujang, Senjata Tradisional Jawa Barat dan


Keunikannya. https://kumparan.com/berita-hari-ini/mengenal-kujang-
senjata- tradisional-jawa-barat-dan-keunikannya-1wGVgRUTx18. 29
Desember 2021

Kurniawan. 2014. Kajian Historis dan Filosofi Kujang. Jurnal Itenas.


https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekarupa/article/download/611/819 . 29
Desember 2021. Diakses 28 Desember 2021

Nurfaiziah, Fida. 2021. Kujang: Senjata Tradisional Spiritual dari Jawa Barat.
https://museumnusantara.com/kujang/. Diakss 30 Desember 2021

Luth,Sekar. 2015. Filosofi dan Simbolis Senjata 'Kujang'.


http://mediapangkalan.blogspot.com/2015/02/filosofi-dan-simbolis-senjata-
kujang.html. Diakses 30 Desember 2021

Saifulhayat, Indra. 2018. Kajian Bentuk dan Simbol Kujang Sunda. Jurnal
Universitas Komputer Indonesia.
https://www.researchgate.net/publication/337974807_KAJIAN_BENTUK_DAN
_SIMBOL_KUJANG_SUNDA

16

Anda mungkin juga menyukai