Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah Luar Biasa (SLB) adalah sekolah untuk anak-anak berpendidikan khusus.
Berbicara tentang SLB, tidak akan lepas dari keberadaan ABK (Anak Berkebutuhan
Khusus), ABK ialah anak yang memiliki grafik perkembangan yang berbeda dengan anak
normal. SLB biasanya memiliki fasilitas-fasilitas yang tidak biasa dimiliki oleh sekolah
pada umumnya, dikarenakan fungsinya dari sekolah itu sendiri yang memang hanya akan
memberikan pengajaran sesuai dengan kemampuan anak-anak berkebutuhan khusus.
Misalnya, ruang bina komunikasi dan persepsi bunyi dan irama, ruang bina persepsi
bunyi dan bicara, ruang keterampilan dan lain- lain. Ruangan-ruangan tersebut hampir
mirip dengan ruangan kelas pada sekolah- sekolah pada umumnya tetapi didukung
dengan alat-alat yang dapat membantu para anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk
menangkap pelajaran yang diberikan.
Berbeda dengan di negara lain Sekolah Luar Biasa (SLB) di Indonesia terutama
di Jakarta tidak memiliki fasilitas yang cukup dan desain ruangan yang baik untuk
mendukung dan meningkatkan keinginan belajar para anak berkebutuhan khusus.
Menurut data dari tim Nasional Percepatan Panggulangan Kemiskinan (TNP2K)
tahun 2011, jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia adalah sekitar 18.000 anak
dengan jumlah seperti ini Sekolah Luar Biasa (SLB) harus memiliki fasilitas-fasilitas
yang dapat membantu mereka dalam belajar agar dapat mengembangkan kemampuan
mereka.
Selain itu kurangnya dukungan dari masyarakat tentang pentingnya sebuah
pendidikan yang layak tidak hanya untuk anak normal saja menjadi sebuah pertimbangan
besar mengenai keberadaan sekolah di Indonesia dan banyak pula masyarakat yang
menyepelekan anak-anak berkebutuhan khusus ini dan kadang di pandang sebelah mata
oleh masyarakat.
Dari kondisi tersebut, penulis ingin mengajak masyarakat lebih mengenal apa saja
yang di hadapi anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam pendidikannya dan ingin
mengajak masyarakat juga lebih menengok bahwa di dunia ini banyak anak- anak
berkebutuhan khusus yang membutuhkan fasilitas yang sama layaknya seperti anak
normal lainnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak.
Berdasarkan data yang didapat dari SLB golongan C dan B Frobel Montessori,
2

Anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) pun digolongkan menjadi beberapa kelompok


yaitu:

Table 1.1 Gambar Kelompok dan Abjad Jenis Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
NO. Golongan Jenis Kebutuhan Khusus
1. A Tunanetra
2. B Tunarungu
- 27 dB – 40 dB : Sangat ringan
- 41 dB – 55 dB : Ringan
- 56 dB – 70 dB : Sedang
- 71 dB – 90 dB : Berat
- 91 dB – Keatas: Tuli

3. C Tunagrahita (a.1 Down Syndrome)


- C : Ringan (IQ = 50-70)
- C1 : Sedang (IQ = 25-50)
- C2 : Berat (IQ < 25 )
4. D Tunadaksa
- D : Ringan
- D1 : Sedang
5. E Tunalaras (Dyruptive)
6. F Tunawicara
7. G Tunaganda
8. H HIV & AIDS
9. I Gifted : Potensi Kecerdasan Istimewa ( IQ>
125)
10. J Talented : Potensi Bakat Istimewa (multiple
Intelligences Language, Logico-mathematic,
Visuo-spatial, Bodily-kinesthetic, Musical,
Interpersonal, Natural Spiritual)
11. K Kesulitan Belajar (a.1 Hyperactive,
ADD/ADHD, Dyslexia/Baca,
Dysgraphia/Tulis, Dyscalculia/Hitung,
Dysphasis/bicara, Dyspraxia/Motorik)
3

12. L Lambat Belajar (IQ = 70-90)

13. M Autis

14. N Korban Penyalahgunaan Narkoba

15. O Indigo

(Sumber: Dokumen Pribadi SLBN 07 Jakarta, 2006)


B. Landasan Hukum
UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan. Pasal ini mengamanatkan bahwa semua warga
negara, termasuk anak-anak yang memiliki keterbatasan atau yang berada dalam
kondisi kurang beruntung, berhak mendapatkan pendidikan, terutama pendidikan
Sekolah Dasar.
C. Nama Kegiatan
Terwujudnya Sdm Yang Bermutu, Berkarakter, Bermartabat, Terampil,
Mandiri Dan Berkarya Tahun Ajaran 2022/2023
D. Tujuan Kegiatan
Tujuan Kegiatan ini adalah :
1. Melaksanakan kegiatan belajar yang aktif, inovatif dan kreatif
2. Membantu anak untuk dapat menjalankan keberfungsian sosialnya dengan
baik
3. Menghasilkan lulusan dengan nilai yang baik dan berkarakter baik
E. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan pada semester pertama pada setiap tahun ajaran baru
F. Manfaat kegiatan
1. Terlaksana pembelajaran yang aktif, inovatif dan kreatif
2. Siswa dapat menjalankan keberfungsian sosialnya dengan baik
3. Siswa dapat lulus dengan nilai dan karakter yang baik

Anda mungkin juga menyukai