Anda di halaman 1dari 300

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

RPJMD
Kabupaten Paser
Provinsi Kalimantan Timur

2016-2021

PEMERINTAH
KABUPATEN PASER
FISIPOL UGM
Consolidating Evidence, Strengthening Capacity
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur
2016 - 2021

Penanggungjawab
• Drs Bambang Purwoko
Ketua
• Dr. Gabriel Lele
Peneliti
• Dr Nurhadi K Sutrisno
• Fuad Khabibi Setiawan MPA
• Ermalindus Albinus Sonbay
• Danang Wahyuhono
• Atiyatul Izzah
Reviewer
• Abdul Gaffar karim, MA
• Arie Ruhyanto, M.Sc

Desain Sampul dan


Tata Letak
• Adhi Pradhitya Mega Tama

xiv + 284 halaman


20,5 x 29 cm
© 2016

Pusat Pengembangan Kapasitas dan Kerjasama


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Gadjah Mada
Jl. Sosio-Justisia Bulaksumur Yogyakarta 55281
Telp. : 0274-563362, ext. 232
Fax. : 0274-563362, ext. 227
HP : 081804380580
email : kerjasamafisipol@ugm.ac.id
Website : ppkk.fisipol.ugm.ac.id

ii | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kata Pengantar

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Paser


2016-2021 merupakan pedoman perencanaan pembangunan daerah lima
tahunan dengan memuat penjabaran Visi, Misi, Janji-janji Kampanye Bupati dan
Wakil Bupati sehingga mampu dirumuskan program proritas pembangunan
jangka menengah. Penyusunan dokumen ini didasarkan pada Undang-undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

Penyusunan RPJMD ditujukan untuk memberi arah pembangunan Kabupaten


Paser dengan memperhatikan aspek kondisi daerah, permasalahan
pembangunan, isu strategis, gambaran pengelolaan keuangan daerah sehingga
mampu merumuskan program strategis dan indikator kinerjanya. Dokumen
RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2016-2021 ini berfungsi juga sebagai pedoman
bagi beberapa dokumen perencanaan jangka pendek misalnya Rencana Kerja
Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Paser, Renstra dan Renja setiap SKPD.

Melalui visi daerah “Paser yang Semakin Sejahtera, Merata, Berdaya Saing dan
Berkelanjutan” perencanaan pembangunan harus mampu mewakili semangat
kesejahteraan dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dengan
memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Visi tersebut dijabarkan
dalam sasaran dan program prioritas jangka menengah yang relevan dan
kontekstual sesuai kebutuhan Kabupaten Paser

Dalam penyusunan dokumen ini kami mengucapkan terima kasih kepada


Bupati, Wakil Bupati, Bappeda dan seluruh SKPD di Kabupaten Paser serta
seluruh pihak yang telah membantu penyusunan sampai dengan ditetapkannya
RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2016-2021. Akhirnya, dengan disusunnya
dokumen ini diharapkan semua pihak, kepala daerah termasuk setiap SKPD di
Kabupaten Paser, mampu mengemban mandat visi misi lima tahunan dengan
konsekuen dan seksama sehingga dapat terwujud masyarakat Paser yang
sejahtera secara menyeluruh.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | iii


Daftar Isi

Kata Pengantar iii


Daftar Tabel ix
Daftar Gambar xiv

BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. DASAR HUKUM PENYUSUNAN 2
C. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN 4
D. SISTEMATIKA PENYUSUNAN 5
E. MAKSUD DAN TUJUAN 6

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 8


A. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI 8
1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah 8
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi 8
b. Letak dan Kondisi Geografis 10
a) Posisi Astronomis 10
b) Posisi Geostrategis 10
c) Kondisi Kawasan 11
c. Topografi 11
d. Geologi 13
e. Hidrologi 13
a) Daerah Aliran Sungai 13
b) Sungai, Danau dan Rawa 14
c) Debit Air 14
f. Klimatologi 15
g. Penggunaan Lahan 15
a) Penggunaan Lahan Sektor Pertanian 16
b) Penggunaan Lahan Sektor Kehutanan 19
c) Penggunaan Lahan Sektor
Pertambangan 20
d) Penggunaan Lahan Sektor Pariwisata 20
2. Potensi Pengembangan Wilayah 20
3. Kawasan rawan Bencana 21
4. Demografi 21
a. Jumlah Penduduk 22
b. Struktur Penduduk 22
c. Distribusi Penduduk 24
B. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 26
1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 26
2. Fokus Kesejahteraan Sosial 28
a. Pendidikan 28
b. Kesehatan 30
c. Pertanahan 31
3. Fokus Seni, Budaya dan Olahraga 32

iv | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


C. ASPEK PELAYANAN UMUM 33
1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar 33
a. Pendidikan 33
b. Kesehatan 35
c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 40
d. Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman 41
e. Ketentraman, Ketertiban Umum dan
Perlindungan Masyarakat 42
f. Sosial 44
2. Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar 44
a. Tenaga Kerja 44
b. Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak 46
c. Pangan 47
d. Pertanahan 48
e. Lingkungan Hidup 49
f. Administrasi Kependudukan dan
Catatan Sipil 50
g. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 50
h. Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana 51
i. Perhubungan 51
j. Komunikasi dan Informatika 52
k. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 52
l. Penanaman Modal 53
m. Kepemudaan dan Olah Raga 54
n. Statistik 54
o. Kebudayaan 54
p. Perpustakaan 55
3. Urusan Pemerintahan Pilihan 55
a. Pariwisata 55
b. Pertanian 56
c. Kehutanan 57
d. Perdagangan 58
e. Perindustrian 58
D. ASPEK DAYA SAING DAERAH 59
1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 60
2. Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastuktur 61
a. Perhubungan 61
b. Penataan Ruang 63
c. Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian 63
d. Lingkungan Hidup 64
e. Komunikasi dan Informatika 65
3. Fokus Iklim Berinvestasi 65
4. Fokus Sumber Daya Manusia 67

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN


KEUANGAN DAERAH SERTA
KERANGKA PENDANAAN 69
A. KINERJA KEUANGAN MASA LALU 69
1. Kinerja Pendapatan Daerah 70
2. Neraca Daerah 74
B. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN
MASA LALU 77
1. Belanja Daerah 77
2. Pembiayaan Daerah 82

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 |v


C. KERANGKA PENDANAAN 86
1. Strategi dan Kebijakan Peningkatan
Pendapatan Daerah 87
2. Strategi dan Kebijakan Optimalisasi
Belanja Daerah 88
3. Strategi dan Kebijakan Optimalisasi
Pembiayaan Daerah 90
4. Proyeksi APBD 2016-2020 90

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS 93


A. Permasalahan Pembangunan 93
1. Urusan Wajib Dasar 93
a. Pendidikan 93
b. Kesehatan 95
c. Infrastruktur Perhubungan 95
2. Urusan Wajib Non-Dasar 96
a. Lingkungan Hidup 96
b. Kependudukan dan Catatan Sipil 97
c. Tenaga Kerja 97
d. Koperasi dan UMKM 97
e. Kebudayaan 98
f. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 98
g. Komunikasi dan Informasi 99
h. Ketahanan Pangan 99
3. Urusan Pilihan 100
a. Energi Dan Sumber Daya Mineral 100
b. Pariwisata 100
c. Perdagangan 101
d. Industri 101
e. Transmigrasi 102
f. Pertanian 102
B. Isu-Isu Strategis 104
1. Peningkatan layanan dasar terutama
layanan pendidikan dan kesehatan
melaui ketersediaan dan keterjangkauan
infrastruktur, sumberdaya manusia, dan
peningkatan mutu layanan. 105
2. Peningkatan ketersediaan, akses dan
kualitas infrastruktur yang berhubungan
langsung dengan aktifitas perekonomian
masyarakat, terutama jalan dan listrik. 107
3. Peningkatan tata-kelola pemerintahan
yang mengakomodasi berbagai isu
krusial: ketepatan sasaran pembangunan,
pemerataan pembangunan, dan
perkembangan kawasan sekitar. 107
4. Mendorong produktivitas perekonomian
daerah dari sektor non-tambang,
melalui diversifikasi usaha pertanian,
perkebunan, perikanan dan jasa berbasis
spirit ekonomi hijau dan berkelanjutan. 109
5. Peningkatan sumberdaya manusia yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan
daerah, baik melalui pendidikan formal
maupun non-formal, yang ditujukan bagi
aparatur desa maupun generasi muda. 110
6. Terbukanya investasi di level regional
(ASEAN) terutama di sektor pertanian,
perkebunan, perikanan dan peternakan. 111

vi | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 112
A. Visi Daerah 112
1. Sejahtera 113
2. Merata 113
3. Berdaya Saing 114
4. Berkelanjutan 114
B. MISI DAERAH: 115
C. Tujuan dan Sasaran 115
1. Meningkatkan Pembangunan
Infrastruktur Transportasi, Energi, Air
Bersih dan Pemukiman 115
a. Transportasi Darat 116
b. Transportasi Laut dan Sungai 117
c. Akses Jaringan Energi 118
d. Akses Jaringan Komunikasi 118
e. Akses Air Bersih 119
f. Infrastruktur Pemukiman Rakyat 120
2. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang
Pendidikan dan Kesehatan 121
a. Peningkatan Pelayanan Pendidikan 122
b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan 123
3. Memperkuat fondasi perekonomian yang
berbasis potensi lokal dan berkelanjutan 124
4. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan 126
5. Memperkuat Kohesivitas Sosial, budaya
dan adat istiadat lokal 128

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 131


A. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur
Transportasi, Energi, Air Bersih dan
Pemukiman 131
1. Transportasi Darat 131
2. Transportasi Sungai dan Laut 133
3. Jaringan Energi 133
4. Jaringan Komunikasi 134
5. Air Bersih 135
6. Pemukiman 135
B. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang
Pendidikan dan Kesehatan 143
C. Memperkuat Fondasi Perekonomian yang
Berbasis Potensi Lokal dan Berkelanjutan 146
D. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola
Pemerintahan 152
E. Kohesivitas Sosial, Budaya dan Adat Istiadat
lokal 159

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN


PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 162
A. MENINGKATKAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI,
TELEKOMUNIKASI, ENERGI, AIR BERSIH,
DAN PEMUKIMAN 163
1. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Layanan Dasar Bidang Infrastruktur 163
2. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Non Layanan Dasar Perhubungan 163
3. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Pilihan Energi 164

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | vii


4. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Non Layanan Dasar Komunikasi 164
5. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Layanan Dasar Pemukiman/Perumahan 164
B. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang
Pendidikan dan Kesehatan 171
1. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Pendidikan 171
2. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Kesehatan 171
C. MEMPERKUAT FONDASI PEREKONOMIAN
YANG BERBASIS POTENSI LOKAL DAN
BERKELANJUTAN 179
1. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Pilihan Pertanian, Kelautan dan Perikanan
serta Ketahanan Pangan 179
2. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Pilihan Pariwisata 180
3. Sasaran dan program prioritas urusan
wajib non-pelayanan dasar koperasi dan
Usaha Kecil Menengah 180
4. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Non-pelayanan Dasar Perdagangan 181
5. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Non-pelayanan Dasar Tenaga Kerja 181
6. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Non-pelayanan Dasar Penanaman Modal 181
7. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Non-pelayanan Dasar Lingkungan Hidup 181
D. MENINGKATKAN KUALITAS TATA KELOLA
PEMERINTAHAN 190
E. KOHESIVITAS SOSIAL, BUDAYA, DAN ADAT
ISTIADAT LOKAL 203
1. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Sosial 203
2. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak 204
3. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Ketentraman, Ketertiban Umum
dan Perlindungan Masyarakat 204
4. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Wajib Administrasi Kependudukan dan
Catatan Sipil 204
5. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Pilihan Transmigrasi 205
6. Sasaran dan Program Prioritas Urusan
Pilihan Pemuda dan Olah Raga 205

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM


PRIORITAS YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN 211

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA


DAERAH 256

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH


PELAKSANAAN 282
A. Pedoman Transisi 282
B. Kaidah Pelaksanaan 283

viii | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Daftar Tabel

Tabel 2.1 Luas Kabupaten Paser Menurut


Kecamatan Tahun 2013 9

Tabel 2.2. Jarak Ibu Kota Kabupaten ke Ibu Kota


Kecamatan Kabupaten Paser 11

Tabel. 2.3. Daerah Berdasarkan Kondisi Kemiringan


Kabupaten Paser 12

Tabel. 2.4. Jumlah Sungai berdasarkan Kecamatan di


Kabupaten Paser 14

Tabel 2.6. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas


Padi dan Palawija di Kabupaten Paser 2014 17

Tabel 2.7. Luas Panen dan Produksi Padi Kabupaten


Paser 2010 - 2014 17

Tabel. 2.11. Luas Budidaya dan Produksi Tambak dan


Kolam 2010-2014 18

Tabel 2.12. Luas Areal Perkebunan Menurut Jenis


Tanaman 18

Tabel 2.13. Luas Areal Perkebunan rakyat 2014 19

Tabel 2.14. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi 19

Tabel 2.15. Jenis dan daerah Rawan Bencana di


Kabupaten Paser 21

Tabel 2.16. Jumlah Penduduk Kabupaten Paser 22

Tabel.2.17. Jumlah Penduduk Berdasarkan


Kelompok Umur 2014 23

Tabel.2.18. Angka Ketergantungan di Kabupaten


Paser 2010 - 2014 23

Tabel 2.19 Kepadatan Penduduk Kabupaten Paser


Berdasarkan Kecamatan 2014 25

Tabel 2.20. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas


Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten
Paser Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah) 26

Tabel 2.22. Kontribusi masing-masing sektor


terhadap PDRB 28

Tabek. 2.23. Persentase Penduduk Kabupaten


Paser Usia 10 Tahun ke atas Menurut
Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan
Tahun 2014 29

Tabel 2.24. Angka Partisipasi Murni 2010-2013 30

Tabel 2.25. Angka Harapan Hidup 2009-2013

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | ix


Kabupaten Paser dan Kalimantan Timur 30

Tabel 2.26. Banyaknya Permohonan dan


Penyelesaian Tentang Pertanahan di
Kabupaten Paser 2014 32

Tabel. 2.27. Jumlah Cagar Budaya yang dilestarikan,


Penyelenggaraan Festival Seni dan
Budaya, Serta Event Olahraga 32

Tabel 2.28. Angka Partisipasi Sekolah di Kabupaten


Paser Menurut Kelompok Umur 33

Tabel 2.29. Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru di


Kabupaten Paser Menurut Jenjang
Pendidikan Tahun 2010-2013 34

Tanel 2.27. Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten


Paser 2010-2014 35

Tabel 2.28. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten


Paser dirinci Berdasarkan Kecamatan,
Tahun 2008-2014 36

Tabel 2.29. Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 38

Tabel 2.30. Persentase Pelayanan Imunisasi 39

Tabel 2.31. Persentase Pelayanan Gizi 39

Tabel.2.32. Persentase Rumah Tangga Berdasarkan


Status Kepemilikan Tempat di Kabupaten
Paser 41

Tabel 2.33. Fasilitas Tempat Buang Air Besar 42

Tabel 2.34. Banyaknya Gangguan Kamtibmas di


wilayah Hukum Polres Paser 2014 43

Tabel 2.35. Jumlah Anggota Linmas Terlatih di


Kabupaten Paser Tahun 2014 43

Tabel 2.36 Jumlah PMKS yang Tertangani 44

Tabel 2.37. Penduduk Usia Kerja (15 tahun ke atas)


Menurut Kegiatan Utama dan Jenis
Kelamin tahun 2013 45

Tabel 2.38. Perkembangan Angkatan Kerja, TPAK,


TPT dan TKK Kabupaten Paser 2011-2013 45

Tabel 2.39. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke


atas yang Bekerja Menurut Lapangan
Usaha di Kabupaten Paser 46

Tabel 2.40. Produksi Padi dan Palawija (Ton) di


Kabupaten Paser 2009-2013 48

Tabel 2.41. Jumlah Bangunan Ber-IMB 2014 49

Tabel 2.42. Aglomerasi Sampah di Kabupaten Paser 2014 50

Tabel 2.43. Status jalan di Kabupaten Paser 51

Tabel. 2.44. Jenis Surat Kabar 2011-2015 52

x | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 2.45. Presentase Koperasi Aktif, Jumlah UKM
dan UMKM 53

Tabel 2.46. Jumlah Investor 2011-2014 53

Tabel 2.47. Jumlah Nilai Investasi 2011-2014 54

Tabel 2.48. Urusan Wajib Perpustakaan Kabupaten


Paser 2011-2014 55

Tabel 2.49. Jumlah Kunjungan Wisatawan 2011-2014 56

Tabel 2.50. Produktivitas Padi Sawah dan Padi


Ladang Per Hektar di Kabupaten Paser
Tahun 2011-2014 56

Tabel 2.51. Jumlah Pedagang dan Kelompok


Pedagang di Kabupaten Paser Pada
Tahun 2011-2014 58

Tabel 2.52. Pertumbuhan Riil PDRB Industri di


Kabupaten Paser Tahun 2011-2014 59

Tabel 2.53. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga


Per Kapita (%) Tahun 2011-2014 60

Tabel 2.54. Panjang Jalan (Km) di Kabupaten Paser


Tahun 2011-2014 61

Tabel 2.55. Jumlah Kendaraan di Kabupaten Paser


Tahun 2011-2014 62

Tabel 2.56. Jumlah Barang dan Orang yang Terangkut


Angkutan Umum Tahun 2011-2014 62

Tabel 2.57. Luas Wilayah Produktif (Ha) di


Kabupaten Paser Tahun 2014 63

Tabel 2.58. Jumlah Bank di Kabupaten Paser Tahun


2011-2014 63

Tabel 2.59. Persentase Rumah Tangga Berdasarkan


Penggunaan Fasilitas Air Minum 64

Tabel 2.60. Presentase Rumah Tangga yang


Menggunakan Listrik 65

Tabel 2.61. Angka Kriminalitas di Kabupaten Paser


Tahun 2013-2014 66

Tabel 2.62. Jumlah dan Macam Retribusi Daerah


Tahun 2011-2015 66

Tabel 2.63. Jumlah Perda yang mendukung Iklim


Usaha di Kabupaten Paser Tahun 2011-2014 67

Tabel 2.64. Rasio Ketergantungan di Kabupaten


Paser Tahun 2010-2014 68

Tabel 3.1. Proporsi Realisasi Pendapatan Terhadap


Anggaran Pendapatan Kabupaten Paser
Tahun 2011-2014 70

Tabel 3.2. Rata-rata Pertumbuhan dan Proporsi


Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten
Paser Tahun 2011 – 2014 71

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | xi


Tabel 3.3. Neraca Komparatif dan Pertumbuhan
Neraca Daerah Kabupaten Paser 2011-2015 75

Tabel 3.4. Rasio Likuiditas Kabupaten Paser Tahun


2011-2014 77

Tabel 3.5. Rasio Solvabilitas Kabupaten Paser


Tahun 2011-2014 77

Tabel 3.6. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap


Anggaran Belanja Kabupaten Paser
Tahun 2011-2014 78

Tabel 3.7. Realisasi Belanja Tidak Langsung dan


Belanja Langsung Kabupaten Paser
Tahun 2011-2014 79

Tabel 3.8. Rincian Realisasi Belanja Langsung


Kabupaten Paser Tahun 2011-2014 80

Tabel 3.9. Rincian Realisasi Belanja Tidak Langsung


Kabupaten Paser Tahun 2011-2014 81

Tabel 3.10. Rincian Pembiayaan Daerah Kabupaten


Paser Tahun 2011-2014 83

Tabel 3.11. Penutup Defisit Rill Anggaran Kabupaten


Paser 2011-2014 84

Tabel 3.12. Realisasi Sisa Lebih Perhitungan


Anggaran Kabupaten Paser Tahun 2011-2014 85

Tabel 3.13. Proyeksi APBD Kabupaten Paser 2016-2020 92

Tabel 5.3.1. Tujuan dan Sasaran Misi ke 1 121

Tabel 5.3.2. Tujuan dan Sasaran Misi ke 2 123

Tabel 5.3.3. Tujuan dan Sasaran Misi ke 3 126

Tabel 5.3.4. Tujuan dan Sasaran Misi ke 4 127

Tabel 5.3.5. Tujuan dan Sasaran Misi ke 5 129

Tabel 6.1. Meningkatkan Pembangunan


Infrastruktur Transportasi, Energi, Air
Bersih dan Pemukiman 137

xii | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 6. 2. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang
Pendidikan dan Kesehatan 144

Tabel 6. 3. Memperkuat fondasi perekonomian yang


berbasis potensi lokal dan berkelanjutan 147

Tabel 6. 4. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola


Pemerintahan 153

Tabel 7.1. Kebijakan Umum dan Program


Pembangunan Pembangunan
Infrastruktur Transportasi,
Telekomunikasi, Energi, Air Bersih, dan
Pemukiman 166

Tabel 7.2. Kebijakan Umum dan Program


Pembangunan Pelayanan Dasar di Bidang
Pendidikan dan Kesehatan 173

Tabel 7.3. Kebijakan Umum dan Pembangunan


Daerah Perekonomian yang Berbasis
Potensi Lokal dan Berkelanjutan 183

Tabel 7.4. Kebijakan Umum dan Program


Pembangunan Tata Kelola Pemerintahan 193

Tabel 7.5. Kebijakan Umum dan Program


Pembangunan Kohesivitas Sosial, Budaya
dan Adat Istiadat Lokal 206

Tabel 8.1. Meningkatkan Pembangunan


Infrastruktur Transportasi,
Telekomunikasi, Energi, Air Bersih dan
Pemukiman 215

Tabel 8.2. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang


Pendidikan dan Kesehatan 222

Tabel 8.3. Memperkuat Fondasi Perekonomian yang


Berbasis Potensi Lokal dan Berkelanjutan 228

Tabel 8.4. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola


Pemerintahan 237

Tabel 8.5. Memperkuat Kohesivitas Sosial, Budaya


dan Adat Istiadat Lokal 247

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | xiii


Daftar Gambar

Gambar 1.1 Skema Keterkaitan Antar Dokumen 4

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Paser 10

Gambar 2.2. Rata-rata Curah Hujan per Tahun 15

Gambar. 2.1. Distribusi Penduduk di Kabupaten Paser


Tahun 2014 24

Gambar. 2.2. Kontribusi Nilai Tambah Bruto Sektoral


ADHB terhadap PDRB Kabupaten Paser
Tahun 2014 (%) 27

Gambar. 2.3. Perkembangan Angka Keluhan Kesehatan


dan Angka Kesakitan Penduduk di
Kabupaten Paser Tahun 2010-2013 31

Grafik 2.4. Persentase jalan di Kabupaten Paser


menurut kondisi jalan tahun 2013 40

Grafik 2.5. Luas Kerusakan Hutan di Kabupaten


Paser Tahun 2013 57

xiv | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Distribusi kewenangan antara pusat ke daerah telah disempurnakan dalam 17
tahun terakhir semenjak semangat reformasi digulirkan di Indonesia. Undang-
Undang (UU) Nomor (No.) 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Pemda) yang merupakan penyempurnaan dari UU Pemda sebelumnya (UU
No. 32 Tahun 2004) semakin melegitimasi bahwa perubahan sistem dari
sentralisasi ke desentralisasi secara jelas memberikan kewenangan kepada
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.

Dalam rangka pengintegrasian pembangunan antar daerah di era desentralisasi,


secaraperaturan perundang-undangan diatur melalui UUNo.25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN). Pasal 2 ayat
2 UU tersebut mengamanatkan setiap daerah untuk menyusun rencana
pembangunan berjangka secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap
terhadap perubahan. Rencana pembangunan berjangka tersebut meliputi
rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP), Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).

Penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah berjangka menengah


maupun panjang ditujukan untuk merealisasikan cita-cita pembangunan
yang masih pada level ide hingga tingkat operasionalisasinya. Dasar dari
cita-cita pembangunan bermula dari visi dan misi kepala daerah, kemudian
operasionalisasinya dilakukan melalui teknik-teknik yang sistematis dengan
kerangka berfikir logis menjadi satu kesatuan utuh perencanaan pembangunan
yang mampu diwujudkan.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 |1


Dokumen RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2016-2020 secara rasional juga
berupaya menjelaskan keterkaitan tahapan mulai dari penjabaran visi dan
misi hingga bagaimana operasionalisasinya ke dalam bentuk program prioritas
yang harus dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun. Guna menghasilkan
RPJMD yang baik, maka dokumen ini disusun dengan melihat dan menganalisa
sumberdaya serta potensi yang dimiliki, faktor-faktor keberhasilan serta
evaluasi dari program pembangunan yang sudah dilakukan.

Lingkup RPJMD tidak hanya pada urusan internal Kabupaten saja,


lebih dari itu, RPJMD merupakan dokumen perencanaan pembangunan
yang mencakup seluruh persoalan strategis yang ada di lingkup sektoral,
lintas sektoral, kabupaten, antar kabupaten, kabupaten dan provinsi hingga
kabupaten dengan pusat. Oleh karena itu, penyusunan RPJMD Kabupaten Paser
Tahun 2016-2020 juga melibatkan para stakeholder terkait serta masyarakat.
Selain itu, penyusunannya dilakukan secara transparan dan akuntabel
sehingga menghasilkan sebuah dokumen perencanaan yang baik serta dapat
dipertanggungjawabkan.

B. DASAR HUKUM PENYUSUNAN


Landasan hukum yang paling fundamental dalam penyususnan RPJMD
Kabupaten Paser Tahun 2016-2020 yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. RPJMD ini juga menjadikan sejumlah
regulasi sebagai landasan hukum operasionalnya, yaitu:
1. Undang - Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
pembangunan nasional
2. Undang – Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2014 JO.
Undang – Undang No. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang – Undang No 23 Tahun 2014;
3. Peraturan Pemerintah No 08 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
4. Peraturan Pemerintrah Dalam Negeri No 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No 08 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
5. Undang – Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 Tahun 2006 tentang

2 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Pengelolaan Keuangan Daerah
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 59 Tahun 2007 tentang Perubahan
atas PERMENDAGRI 13/2006.
8. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No.5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4355 );
9. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun2004No.66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4410);
10. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN).
11. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 No. 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 4438);
12. Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 No. 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia No. 4720);
13. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
14. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur NO. 13 Tahun 2008
Tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
15. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 No. 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4578);
16. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 No. 150, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 4585);
17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 39 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
No. 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4663);
18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 No. 97, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 4664);

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 |3


19. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 No. 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia No. 4737);

C. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN


UU No. 25 Tahun 2004 menjelaskan bahwa RPJMD merupakan bagian dari satu
kesatuan dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Hal tersebut
memberikan pesan khusus bahwa RPJMD harus terintegrasi dengan dokumen
lain dan bersifat koordinatif terhadap seluruh stakeholder yang terlibat.

Pesan lain yang juga penting dalam UU No. 25 Tahun 2004 adalah bahwa
RPJMD harus sinkron dan sinergis antar daerah, antar waktu, antar ruang dan
antar fungsi pemerintah serta menjamin keterkaitan dan konsistensi mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian hingga evaluasi.

RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2016-2020 disusun berdasarkan dokumen


perencanaan pembangunan yang menjadi rujukan di atasnya. Hubungan
antara RPJMD dengan dokumen lain dalam Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dijelaskan pada gambar di bawah ini:

Gambar 1.1 Skema Keterkaitan Antar Dokumen

4 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


RPJMD Kabupaten Paser diterjemahkan dari visi dan misi kepala daerah
terpilih yang berpedoman pada RPJP Kabupaten Paser 2006 - 2025, RPJMD
Kalimantan Timur 2014-2018, RPJP Kalimantan Timur 2005-2025 dan
RPJMN 2015-2019. Sebagai dokumen perencanaan kebijakan pembangunan
lima tahun ke depan, RPJMD Kabupaten Paser tahun 2016-2020 mengacu
dan mengarah bagi terwujudnya ketentuan yang telah ditetapkan dalam
perencanaan pembangunan pemerintah daerah. Dokumen RPJMD akan
digunakan sebagai acuan perencanaan pembangunan tahunan atau Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Penyusunan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Dalam Hal ini RPJMD merupakan dokumen
penting bagi rujukan perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Paser.

D. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Berdasarkan Permendagri No. 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 2008, maka RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2016-
2020 disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN
Memuat sub-bab mengenailatar belakang, maksud dan tujuan,
landasan penyusunan, ruang lingkup serta sistematika penyusunan.

BAB 2 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH


Menyajikan gambaran mengenai kondisi geografis dan demografis,
aspek kesejahteraan masyarakat, aspek pelayanan umum serta aspek
daya saing daerah.

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH


Menyajikan gambaran hasil pengolahan data dan analisis terhadap
pengelolaan keuangan daerah yang terdiri dari sub-bab mengenai
kinerja keuangan masa lalu serta pengelolaan keuangan masa lalu.

BAB 4 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS


Memuat sub-bab mengenai permasalahan pembangunan dan isu
strategis.

BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN


Memuat uraian mengenai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran.

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN


Memuat uraian strategi yang dipilih dalam mencapai tujuan dan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 |5


sasaran serta arahkebijakan dari setiap strategi terpilih.

BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH


Memuat uraian mengenai hubungan antara kebijakan umum yang
berisi arah kebijakan pembangunan berdasarkan strategi yang
dipilih dengan target capaian indikator kinerja.

BAB 8 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH


Memuat uraian mengenai hubungan antara urusan pemerintah
dengan SKPD terkait beserta program yang menjadi tanggung jawab
SKPD.

BAB 9 PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH


Menyajikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian
visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir
periode masa jabatan.

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN


Memuat sub-bab mengenai pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan

E. MAKSUD DAN TUJUAN


RPJMD Kabupaten Paser disusun dengan maksud untuk memberikan landasan
hukum terkait perencanaan pembangunan selama lima tahun dalam rangka
perwujudan visi dan misi kepala daerah dalam hal ini Bupati Kabupaten Paser.
Dokumen ini juga digunakan sebagai tolak ukur pertanggungjawaban Bupati
pada akhir masa jabatan.

Adapun tujuan dari penyusunan RPJMD Kabupaten Paser adalah sebagai


berikut:
1. Mengoperasionalisasikan visi dan misi Kepala Daerah kedalam
berbagai agenda pembangunan daerah dalam waktu lima tahun
kedepan;
2. Menetapkan sasaran pembangunan, strategi dan kebijakan umum
pembangunan daerah serta merumuskan program prioritas
pembangunan selama lima tahun kedepan agar mekanisme
perencanaan dan pembangunan daerah dapat berjalan lancar, terpadu,
sinkron dan bersinergi sesuai dengan kondisi dan karakteristik lokal
3. Sebagai acuan resmi bagi Pemerintah Daerah dan DPRD menentukan
priortas program dan kegiatan tahunan, yang disusun dalam Rencana

6 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) sebagai dokumen perencanaan
tahunan yang akan dibiayai oleh APBD Kabupaten Paser, APBD
Provinsi Kalimantan Timur, APBN serta sumber lainnya;
4. Sebagai acuan bagi seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
Kabupaten Paser untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 |7


BAB II
GAMBARAN UMUM
KONDISI DAERAH

Analisis kondisi umum pada bab ini bertujuan untuk menghasilkan dan
memutakhirkan gambaran umum kondisi daerah yang diperlukan untuk
menunjang perencanaan pembangunan daerah. Secara garis besar, bab ini
akan digambarkan dua uraian gambaran umum daerah yakni aspek geografi
dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.

A. ASPEK GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI


Aspek geografi dan demografi memberikan gambaran daerah yang mencakup
karakteristik dan potensi pengembangan wilayah, kerentanan wilayah
terhadap bencana, luas wilayah menurut batas administrasi pemerintah
Kabupaten Paser.
1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
a. Luas dan Batas Wilayah Administrasi
Kabupaten Paser terletak di ujung paling selatan dari wilayah Provinsi
Kalimantan Timur berada pada ketinggian antara 0-500 meter di atas
permukaan laut. Kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Kalimantan ini
memiliki luas wilayah ± 11.603, 94 Km2 yang meliputi 10 Kecamatan dan 144
Desa/Kelurahan (DDA 2014) dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat dan


Kutai Kartanegara
b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Penajam Paser Utara dan Selat
Makassar

8 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kota Baru Provinsi Kalimantan
Selatan
d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tabalong Provinsi
Kalimantan Selatan dan Provinsi Kalimantan
Tengah

Secara Administratif Kabupaten Paser terdiri dari 10 Kecamatan yang dibagi


menjadi 141 Desa/Kelurahan, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 2.1
berikut :

Tabel 2.1 Luas Kabupaten Paser Menurut


Kecamatan Tahun 2013

Luas Wilayah/Area (Km2) LUAS Total


NO KECAMATAN %
Darat Laut (Km2)

1. Batu Sopang 1.111, 38 0,00 1.111, 38 9,58


2. Muara Samu 855, 25 0,00 855, 25 7,37
3. Tanjung Harapan 480,40 233, 65 714, 05 6, 15
4. Batu Engau 1.501, 61 5, 65 1.507, 26 12, 99
5. Pasir Belengkong 836, 62 153, 49 990, 11 8, 53
6. Tanah Grogot 326, 95 8,63 335, 58 2, 89
7 Kuaro 596, 76 150, 54 747, 30 6, 44
8 Long Ikis 1.138, 37 65, 85 1.204, 22 10, 38
9 Muara Komam 1.753, 40 0,00 1.753, 40 15, 11
10 Long Kali 2.250, 44 134, 95 2.385, 39 20, 56
Kabupaten Paser 10.851, 18 752, 76 11.603, 94 100,00

Sumber : Paser dalam Angka 2014

Berdasarkan data di atas kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah


kecamatan Long Kali, yakni sekitar 2.385,39 Km2 atau 20,56% dari luas
Kabupaten Paser,sedangkan kecamatan yang luas wilayahnya terkecil adalah
Kecamatan Tanah Grogot, yaitu sekitar 335,58 Km2 atau 2,89% dari luas total
Kabupaten Paser.Hampir sepertiga lebih lautan berada di Tanjung Harapan,
kecamatan yang terletak paling selatan Kabupaten Paser. Secara geografis,
Kabupaten Paser sangat diuntungkan karena memiliki karakteristik wilayah
daratan dan lautan. Luas wilayah laut sekitar 6.5 % dari daratan, tetapi
terhubung langsung dengan selat makassar yang strategis untuk perhubungan
kawasan timur Indonesia.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 |9


Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Paser

b. Letak dan Kondisi Geografis


a) Posisi Astronomis
Posisi astronomis Kabupaten Paser adalah 0⁰45’18,37’’ - 2⁰27’20,82’’
Lintang Selatan (LS) dan 115⁰36’14,5’’ - 166⁰57’35,03’’ Bujur Timur (BT).

b) Posisi Geostrategis
Kabupaten Paser secara geostrategisdilintasi oleh jalan arteri primer

10 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


(jalan negara/nasional) yang menghubungkan Propinsi Kalimantan
Timur dengan Kalimantan Selatan. Jarak terjauh antar ibu kota
kecamatan dengan ibu kota kabupaten yakni sejauh 86 km yang kurang
lebih dapat memakan waktu empat atau lima jam. Lihat Tabel 2.2

Tabel 2.2. Jarak Ibu Kota Kabupaten ke Ibu Kota


Kecamatan Kabupaten Paser

Jarak Sarana
No Ibu Kota Kabupaten ke Kota Kecamatan
(km) yang dilalui
1 Tanah Grogot – Tanah Grogot 0 -
2 Tanah Grogot – Muser (Kec. Muara Samu) 60 Darat
3 Tanah Grogot – Batu Engau 55 Darat
4 Tanah Grogot – Tanjung Aru (Kec. Tanjung Harapan) 66/57 Laut/Darat
5 Tanah Grogot – Pasir Belengkong 5 Darat
6 Tanah Grogot – Kuaro 28 Darat
7 Tanah Grogot – Batu Sopang 58 Darat
8 Tanah Grogot – Long Ikis 60 Darat
9 Tanah Grogot – Muara Komam 86 Darat
10 Tanah Grogot – Long Kali 77 Darat

Sumber: DDA 2014

Dari sisi jalur laut, Selat Makassar di bagian timur kawasan memiliki
prospek dan fungsi penting sebagai jalur alternatif pelayaran nasional
maupun internasional. Pelabuhan laut utama di Kabupaten Paser
dipusatkan di Pelabuhan Teluk Adang terletak 12 Km ke arah utara
ibukota Kabupaten (Kota Tana Paser), sedangkan Kota Tana Paser
berjarak lebih kurang 145 Km dari Kota Balikpapan, atau 260 Km dari
Ibukota Propinsi Kalimantan Timur (Kota Samarinda).

c) Kondisi Kawasan
Kondisi umum daerah Paser adalah dataran rendah berbukit dan
kawasan pesisir di beberapa kecamatan. Lebih detail, kawasan
Kabupaten Paser akan digambarkan dalam sub bab berikut yang
meliputi kondisi topografi, geologi, hidrologi dan klimatologi.

c. Topografi
Dengan kontur wilayah pantai dan pegunungan, secara garis besar topografi
Kabupaten Paser dibagi dalam dua wilayah :
• Wilayah Timur merupakan dataran rendah, landai hingga bergelombang
dengan ketinggian berkisar 0-1.000 m diatas permukaan laut yang
membentang dari utara sampai selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 11


daerah aliran sungai dengan luas 967.100 Ha (69,52% dari Luas daratan).
Dengan jalan negara Penajam-Kuaro dan Kerang Dayu sebagian batas
topografi;
• Wilayah Barat merupakan daerah dataran tinggi dan bergelombang,
berbukit dan bergunung berbatasan dengan Propinsi Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Tengah dengan luas 424.100 Ha (30,48% dari luas
daratan). Di wilayah ini terdapat beberapa puncakpegunungan seperti
Gunung Serumpaka dengan ketinggian 1.380 m, Gunung Lumut 1.233 m,
Gunung Narujan atau Gunung Rambutan dan Gunung Halat.

Kondisi wilayah Kabupaten Paser memiliki variasi topografis. Wilayah dataran


rendah berada di sebelah timur, berlokasi di wilayah pesisir. Terdapat beberapa
lokasi yang memiliki dataran tinggi walaupun dari segi luasan kurang signifikan,
yaitu di kawasan Muara Samu dan Batu Sopang. Pada bagian barat wilayah
kabupaten, terdapat deretan pebukitan, dengan ketinggian sekitar 1000 meter
di atas permukaan laut, yang menjadi bagian dari Pegunungan Meratus, salah
satu dari empat pegunungan utama di Kalimantan.

Keberagaman tersebut terefleksikan pada keragaman kelas kemiringan


lereng. Pada wilayah pantai (Kecamatan Tanjung Harapan, Pasir Belengkong,
Tanah Grogot, Kuaro) dan pada sebagian dataran tinggi di Kecamatan Muara
Samu dan Batu Sopang, dominasi kelas kemiringan lereng datar sangat
jelas. Cakupan wilayah seperti ini memungkinkan dikembangkan pertanian
pangan (semusim) tanpa pengeluaran modal yang signifikan. Kecamatan
Muara Komam, Batu Sopang dan Muara Samu merupakan wilayah yang
memiliki dominasi kemiringan lereng terjal sehingga membatasi kegiatan
perekonomian berbasis pertanian semusim, Dataran rendah pada kawasan
timur Kabupaten Paser memiliki bentang lahan yang relatif berbeda. Dengan
demikian, klasifikasi lereng di Kabupaten Paser dibagi menjadi 4 (empat)
kategori kemiringan, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 2.3.

Tabel. 2.3. Daerah Berdasarkan Kondisi


Kemiringan Kabupaten Paser

Kemiringan
No Kawasan
lereng (%)
1 Lereng 0‑2 % Kecamatan Long Kali, Kecamatan Long Ikis, Kecamatan Tanjung Harapan dan
Kecamatan Kuaro yang terletak pada bagian pantai menghadap Selat Makasar
2 Lereng 2-15 % Kecamatan Kuaro, Kecamatan Pasir Belengkong dan Kecamatan Tanah Grogot
3 Lereng < 40 % Kecamatan Muara Komam dan Kecamatan Long Ikis
4 Lereng > 40 % Kecamatan Batu Sopang, Kecamatan Long Kali dan Kecamatan Muara Komam

Sumber: LKPJ 2014

12 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Wilayah Kecamatan Batu Engau juga didominasi oleh dataran aluvial, diikuti
oleh dataran bergelombang dan hogback. Dataran aluvial juga ditemukan
di Kecamatan Pasir Belengkong, Tanah Grogot, Kuaro, Long Ikis dan Long
Kali, walaupun dalam luasan yang terbatas. Bentang lahan lain yang penting
diperhatikan adalah dataran banjir. Kalimantan, termasuk di dalamnya
Kabupaten Paser, memiliki curah hujan yang tinggi. Kombinasi tersebut penting
diperhatikan dalam perencanaan wilayah, terutama pemanfaatan lahan untuk
permukiman. Mengingat Long Kali merupakan salah satu sistem sungai yang
terbesar di Kabupaten Paser, dataran banjir dijumpai mendominasi lingkungan
sekitar Sungai Long Kali. Dataran banjir juga dijumpai di perbatasan Kecamatan
Tanah Grogot dan Pasir Belengkong. Bagian barat Kabupaten Paser didominasi
oleh sistem pegunungan atau pebukitan struktural terutama di Kecamatan
Muara Samu dan Batu Sopang.

d. Geologi
Secara eksploratif Kabupaten Paser terdiri dari beberapa jenis tanah:
• Tanah Aluvial/Gambut, Jenis tanah ini ditemukan di bagian timur,
menyebar di daerah dataran rendah, landai dan bergelombang pada
lembah-lembah aliran sungai dan pantai dengan luas ± 182.250 Ha;
• Tanah Podzolik Merah Kuning, jenis tanah ini terdapat dibagian
barat, pada daerah-daerah bergelombang dan berbukit pada kiri dan
kanan jalan poros Long Kali, Kuaro, menyebar ke Selatan di bagian
Barat Kecamatan Pasir Belengkong dan Selatan Kecamatan Tanjung
Harapan dengan Luas ± 517.850 ha;
• Tanah Campuran/Kompleks, yaituJenis tanah yang terdiri dari tanah
Podzolik Coklat/Andosol±32.750ha, Podzolik/Litosol±74.000ha dan
Organosol/Gambut± 56.000 ha, Podsolik ± 422.000 ha dan Regosol/
Gleysol/Mediteran 108.400 Ha yang menyebar di bagian barat dan
Utara Kabupaten Paser.

e. Hidrologi
Kawasan rawa banyak dijumpai pada Kecamatan Tanah Grogot, Kuaro, Long
Ikis, Long Kali dan Pasir Belengkong. Hampir keseluruhan wilayah Kecamatan
Tanjung Harapan didominasi oleh dataran aluvial yang dipengaruhi sedimen
jaringan sungai.

a) Daerah Aliran Sungai


Kabupaten Paser memiliki banyak sungai yang tersebar di seluruh
kawasan. Berdasarkan data yang dihimpun, Kondisi hidrologi di
Kabupaten Paser dipengaruhi oleh keberadaan beberapa sungai
besar yaitu

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 13


Tabel. 2.4. Jumlah Sungai berdasarkan
Kecamatan di Kabupaten Paser

No Kecamatan Jumlah Sungai


1 Batu Sopang 29
2 Muara Samu 37
3 Batu Engau 72
4 Tanjung Harapan 20
5 Pasir Belengkong 26
6 Tanah Grogot 18
7 Kuaro 50
8 Long Ikis 33
9 Muara Komam 30
10 Long Kali 52
Total Kabupaten Paser 367

Sumber: Paser dalam Angka 2014

Adapun beberapa sungai yang cukup besar dan panjang tersebut


antara lain Sungai Telake (430 Km) dan Sungai Kandilo (615 Km),
Sungai Apar Besar (95 Km) dan Sungai Kerang (190 Km), yang
semuanya bermuara ke Selat Makasar (LKPJ 2014). Sungai-sungai
tersebut selain berfungsi sebagai tempat menangkap ikan dan
sumber pengairan juga berfungsi sebagai sarana perhubungan dari
dan menuju daerah pedalaman.

b) Sungai, Danau dan Rawa


Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Kabupaten Paser memiliki
beberapa sungai yang cukup besar dan panjang, antara lain Sungai
Telake (430 Km) dan Sungai Kandilo (615 Km), Sungai Apar Besar (95
Km) dan Sungai Kerang (190 Km), yang semuanya bermuara ke Selat
Makasar. Sungai-sungai tersebut selain berfungsi sebagai sumber
irigasi juga digunakan oleh masyarakat untuk tempat menangkap
ikan, dan sarana perhubungan dari dan menuju daerah pedalaman.
Pada bagian ini dijelaskan mengenai kondisi sungai, danau dan
rawa data ini penting untuk diketahui sebagai bahan untuk
mempertimbangkan potensi pengembangan pertanian dan
perkebunan.

c) Debit Air
Data debit air sungai berguna untuk mengetahui potensi sekaligus
kemungkinan adanya ancaman dari sungai. Potensi itu antara lain,
penggunaan debit air sungai untuk pengembangan pertanian dan
perkebunan. Sekaligus di sisi lain, kemungkinan adanya ancaman

14 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


antara lain berupa bencana banjir jika terdapat debit air sungai yang
berlebihan dan tidak terkelola dengan baik.

f. Klimatologi
Kabupaten Paser beriklim tropis basah dengan suhu rataan sepanjang tahun
adalah sekitar 26°C, sedangkan rata-rata curah hujan mencapai 160 mm per
tahun. Didukung kondisi topografi yang beragam kondisi curah hujan berbeda
disetiap daerah. Pada Tahun 2014, rata-rata curah hujan mengalami tingkat
curahan terendah dalam lima tahun terakhir yakni 154,18 mm. Sedangkan
mempertimbangkan pola curah hujan dalam lima tahun terakhir, rata-rata
curah hujan cenderung mengalami penurunan. Lihat gambar 2.2.

Gambar 2.2. Rata-rata Curah Hujan per Tahun

Sumber: DDA 2014

Selain dapat menggambarkan karakter cuaca, curah hujan menentukan


kekuatan sumber daya fisik daerah terutama kemampuan untuk mengelola
sektor pertanian. Di kecamatan yang memiliki rata-rata curah hujan yang
kurang, misalnya di Kecamatan Pasir Belengkong dapat dicarikan alternatif
saluran irigasi yang mampu menyuplai kebutuhan lahan pertanian.

g. Penggunaan Lahan
Pemanfaatan ruang di Kabupaten Paser terbagi menjadi 2 (dua) kawasan, yaitu
kawasan non budidaya dan kawasan budidaya. Untuk kawasan non budidaya
meliputi:

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 15


• Kawasan Lindung, kawasan ini seluas 116.952 ha terdapat di
Kecamatan Muara Komam bagian Barat, Timur dan Selatan, Long Kali
bagian Timur, Batu Sopang bagian Barat dan Selatan, dan Long Ikis
bagian Barat ;
• Kawasan Sempadan Pantai, kawasan ini sepanjang ± 191,93 km,
ditetapkan di sepanjang pantai yang mempunyai manfaat penting
untuk mempertahankan kelestarian fungsi pantai. Batas Sempadan
dihitung ± 100 m dari titik pasang tertinggi ke arah daratan;
• Kawasan Sempadan Sungai, kawasan ini ditetapkan di sepanjang
sungai ± 100 meter di kiri kanan sungai besar dan ± 50 meter dari
kiri kanan anak sungai.

Sedangkan kawasan budidaya adalah areal penggunaan lahan yang dimanfaat


secara produktif misalnya kawasan produksi hutan, kawasan budidaya
pertanian dan kawasan budidaya non pertanian. Penjelasan lebih lanjut terkait
dengan kawasan ini dapat dielaborasi dalam sub bab selanjutnya.

a) Penggunaan Lahan Sektor Pertanian


Lahan pertanian khususnya tanaman pangan tersebar di kecamatan-
kecamatan Kabupaten Paser. Jenis tanaman yang cukup ditanam di
Kabupaten Paser adalah ubi jalar dan ubi kayu. Selain itu berbagai
macam tanaman sayuran juga banyak ditanam di daerah ini karena
terutama didukung oleh iklim yang cocok. Penggunaan lahan untuk
budidaya pertanian terbagi dalam tiga kategori sesuai potensi daerah
(LKJ 2014) yakni:
a. Kawasan Sawah, ladang dan palawija. Keberadaan sawah irigasi
tersebar di Kecamatan Long Kali, Long Ikis, Pasir Belengkong
dan Tanah Grogot. Sedangkan tanaman padi ladang banyak
ditemukan di Kecamatan Batu Engau, Muara Komam, Muara
Samu, Long kali dan Batu Sopang.Tanaman pangan di Kabupaten
Paser lebih didominasi komoditi padi, baik padi sawah maupun
padi ladang dengan areal pengembangan mencapai kurang
lebih 9.023 hektar. Disamping itu beberapa kecamatan juga
mengembangkan tanaman palawija lainnya seperti, jagung, ubi
kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau.

16 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 2.6. Luas Panen, Produksi dan
Produktivitas Padi dan Palawija di Kabupaten
Paser 2014

No Jenis Tanaman Luas Panen Produksi Produktivitas


1 Padi Sawah 6.428 29.488 4,59
2 Padi Ladang 2.595 7.355 2,83
3 Jagung 273 849 3,11
4 Ubi Kayu 97 1.344 13,85
5 Ubi Jalar 70 635 9,50
6 Kacang Tanah 52 70 1,34
7 Kacang Kedele 78 86 1,12
8 Kacang Hijau 23 25 1,12

Sumber: Paser dalam Angka 2015

Secara umum, luas produksi padi sawah dan padi ladang terus
mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Pada tahun
2010 luas panen hasil produksi padi mencapai 11. 627 Ha,
sayangnya pada tahun terakhir luas budidaya pertanian tanaman
padi ini telah berkurang menjadi 9.023 Ha. Lihat Tabel 2.7.

Tabel 2.7. Luas Panen dan Produksi Padi


Kabupaten Paser 2010 - 2014

Padi sawah Padi Ladang


Tahun Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
2014 6.428 29.488 2.595 7.355
2013 7.240 32.587 3.064 8.512
2012 6.814 27.959 3.399 9.086
2011 6.564 26.336 2.961 8.109
2010 6.882 27.224 4.745 14.173

Sumber: Paser dalam Angka 2015

b. Kawasan Perikanan. Kawasan perikanan tambak tersebar di


sekitar kawasan sempadan pantai, tepatnya di Kecamatan Long
Kali, Long Ikis, Tanah Grogot, Pasir Belengkong dan Tanjung
Harapan. Kaitanya dengan penggunaan lahan perikanan adalah
budidaya tambak dan kolam air. Lihat Tabel 2.8.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 17


Tabel. 2.11. Luas Budidaya dan Produksi Tambak
dan Kolam 2010-2014

Tambak Kolam
Tahun Luas Budidaya Produksi Luas Budidaya Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
2014 20.973,4 15.325 120 96
2013 13.932 7.245,1 80 64
2012 19.034 13.932 147 80
2011 19.034 13.932 146 74,4
2010 19.034 13.909,3 141,9 60,5

Sumber: Paser dalam Angka 2015

Berdasarkan data diatas terdapat peningkatan luas budidaya


tambak dari tahun ke tahun. Walaupun pada 2013 terdapat
pengurangan, namun pada 2014 kembali terjadi peningkatan
luas tambak. Peningkatan luas lahan budidaya tersebut diikuti
dengan produksi tambak, yakni dengan angka produksi terbesar
pada tahun 2014 sebesar 15.325 Ha. Sedangkan dalam luas
kolam, secara umum justru terjadi penurunan dalam lima
tahun terakhir. Namun penurunan tersebut tidak diikuti dengan
produktivitasnya, yakni dengan produksi pada 2014 paling tinggi
dalam lima tahun terakhir, sebesar 96 ton.
c. Kawasan Perkebunan seluas ±201.189,33 ha terdiri dari berbagai
jenis tanaman berikut :

Tabel 2.12. Luas Areal Perkebunan Menurut Jenis


Tanaman

Jenis Tanaman Luas Areal (Ha)

Kelapa sawit 182.195,78


Karet 14.107
Kelapa dalam 2.912
Kopi 1.368,3
Lada 108,25
Kakao 268
Lainnya 230

Sumber: Paser dalam Angka 2015

Dari tabel 2.12 di atas, terlihat bahwa kelapa sawit masih


merupakan tanaman perkebunan yang memiliki lahan paling
luas. Hal ini sekaligus menandakan kelapa sawit masih menjadi

18 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Komoditi perkebunan favorit di Kabupaten Paser. Kawasan
perkebunan ini sebagian peruntukan dan pengelolaannya telah
dilimpahkan kepada perusahaan-perusahaan perkebunan (PTP)
(LKPJ 2014).

Tabel 2.13. Luas Areal Perkebunan rakyat 2014

Jenis Tanaman Luas Areal

Kelapa sawit 71.337


Karet 13.648
Kelapa dalam 2.912
Kopi 1.368,3
Lada 108,25
Kakao 268
Lainnya 230

Sumber: Paser dalam Angka 2015

Total area perkebunan yang dikelola masyarakat seluas


89.871,55 Ha. Sebagian besar dari luas tersebut diperuntukkan
untuk tanaman kelapa sawit. Hal ini terkait dengan nilai ekonomi
kelapa sawit yang tinggi serta perawatan yang relatif mudah.

b) Penggunaan Lahan Sektor Kehutanan


Hutan sebagai paru-paru lingkungan menjadi wilayah suaka yang
dilindungi sekaligus sebagian dimanfaatkan untuk sumber produksi.
Kawasan hutan lindung tersebar di daerah Gunung Beratus, Gunung
Lumut, Sungai Kendilo-Ketam, Hilir Sungai Rawang dan Sungai Samu.

Tabel 2.14. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi

Fungsi Hutan Luas Kawasan


Hutan konservasi
cagar alam 107.786,93
taman hutan raya 3.963
Kawasan budidaya kehutanan
hutan lindung 123.805,23
hutan produksi 268.275,83
hutan produksi terbatas 176.990,47
Kawasan budidaya non kehutanan
areal penggunaan lain 467.882

Sumber: Paser dalam Angka 2015

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 19


Adapun khusus hutan produksi, jenis dan persebarannya adalah
sebagai berikut:
• Kawasan Hutan Produksi Tetap, tersebar di Kecamatan Batu
Sopang bagian Tengah, Muara Komam bagian Utara, serta Long
Ikis bagian Utara, dengan luas keseluruhan adalah 268.275,83
ha;
• Kawasan Hutan Produksi Terbatas, yaitu kawasan hutan yang
ditetapkan sebagai daerah penyangga. Alokasi pemanfaatannya
dipertahankan sesuai dengan fungsinya dimana eksploitasinya
dapat dilakukan dengan tebang pilih dan tanam, kawasan ini
memiliki luas 176.990,47 ha;
• Kawasan Hutan Produksi Konversi, yaitu kawasan yang
mempunyai potensi untuk dimanfaatkan bagi pengembangan
budidaya pertanian pada umumnya. Kawasan ini tersebar di 8
(delapan) kecamatan dengan luas 504.186,93 ha.

c) Penggunaan Lahan Sektor Pertambangan


Kawasan pertambangan di Kabupaten Paser seluas ± 71.000,00 Ha,
tersebar di Kecamatan Batu Sopang, Tanah Grogot, Pasir Belengkong,
Kuaro, Long Ikis dan Batu Engau. Selain untuk kawasan pertambangan
batu bara juga telah ditetapkan wilayah pertambangan rakyat untuk
bahan galian emas dengan luas sekitar 4.958,57 ha, tersebar di
Kecamatan Muara Komam dan Kecamatan Batu Sopang. Dari total
luas kawasan pertambangan tersebut, sebagian yakni 50,399 ha
merupakan kawasan pertambangan milik PT. Kideco Jaya Agung.

d) Penggunaan Lahan Sektor Pariwisata


Kawasan ini merupakan kawasan yang dianggap mempunyai daya
tarik tinggi untuk dijadikan objek wisata. Kawasan ini bersifat
fleksibel, maksudnya tidak terkait pada batas-batas administrasi
ataupun batas lainnya, sehingga kawasan pengembangannya tidak
harus didelineasi secara jelas seperti kawasan-kawasan tersebut di
atas. Penggunaan lahan untuk sektor pariwisata di Kabupaten Paser
tersebar setidaknya dalam 48 obyek wisata. Dari jumlah keseluruhan
tersebut, terdapat 10 obyek wisata yang sudah dilakukan pengelolaan
oleh pemerintah daerah.

2. Potensi Pengembangan Wilayah


Pengembangan wilayah ditujukan untuk memacu perkembangan sosial
ekonomi serta mengurangi kesenjangan wilayah dan menjaga kelestarian

20 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


lingkungan hidup. Setidaknya pengembangan wilayah di Kabupaten Paser
dapat mengakomodasi tiga komponen yakni terkait dengan aktivitas manusia,
ruang beradaptasi serta sarana komunikasi dan transportasi (Chapin, 2005).

Dari segi konstelasi regional, Kabupaten Paser berada di sebelah Selatan


Provinsi Kalimantan Timur yang menghubungkan Provinsi Kalimantan
Timur dengan Kalimantan Selatan. Kota Tanah Grogot berjarak lebih kurang
dari 145 km dari Balikpapan atau 260 km dari Ibukota Provinsi Kalimantan
Timur, Kota Samarinda. Sarana penghubung dua provinsi tersebut adalah jalan
nasional yang selalu dilewati sarana transportasi darat yang menghubungkan
antara wilayah di Kalimantan.

Pada bagian timur Kabupaten Paser berhadapan langsung dengan selat


Makassar, yang akan datang memiliki prospek dan fungsi penting sebagai
jalur alternatif pelayaran internasional apalagi dukungan prioritas kebijakan
nasional terkait dengan peningkatan fungsi laut sebagai perwujudan semangat
maritim.

3. Kawasan rawan Bencana


Perlidungan terhadap resiko bencana ditujukan untuk melindungi warga dan
lingkungannya dari kerusakan yang ditimbulkan oleh fenomena alam atau
aktivitas manusia. Di wilayah Kabupaten Paser, terdapat beberapa identifikasi
terkait dengan rawan bencana yakni bencana banjir, tanah longsor, gelombang
pasang, angin topan, kebakaran, gempa dan kekeringan. Lihat Tabel.

Tabel 2.15. Jenis dan daerah Rawan Bencana di


Kabupaten Paser

No Rawan Bencana Kecamatan Rawan Bencana


1 Banjir Long Kali, Long Ikis, Kuaro, Tanah Grogot, Pasir Belengkong,
Batu Engau, dan Tanjung Harapan
2 Tanah Longsor (gerakan tanah Batu Sopang, Long Ikis, Long Kali, Muara komam, Pasir
kerentanan tinggi) Belengkong dan Tanung harapan
3 Gelombang Pasang Kawasan yang berhadapan dengan laut
4 Kebakaran Long Kali, Long Ikis, Kuaro, Tanah Grogot, Batu Sopang,
Pasir Belengkong dan Batu Engau

Sumber: RTRW Kabupaten Paser 2012

4. Demografi
Selain sebagai subjek dalam proses pembangunan, penduduk merupakan
tujuan bagi pembangunan itu sendiri. Itu sebabnya analisis kependudukan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 21


menentukan berbagai keputusan selama perumusan Perencanaan
Pembangunan Daerah.

a. Jumlah Penduduk
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur,
juga terjadi di Kabupaten Paser yang tampak dalam berbagai fenomena
kependudukan termasuk meningkatnya jumlah penduduk, laju pertumbuhan,
kepadatan penduduk yang terkonsentrasi di beberapa titik strategis di
Kabupaten Paser. Secara gradual, jumlah penduduk di Kabupaten Paser
mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir
sebanyak 2,54%. Hal tersebut memberi dasar dan gambaran yang semakin
jelas, tentang meningkatnya kepadatan penduduk tiap tahunnya.Lihat Tabel
2.16.

Tabel 2.16. Jumlah Penduduk Kabupaten Paser

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014

1 Jumlah Penduduk 231.668 237.783 244.111 249.991 256.175


2 Komposisi menurut Jenis
Kelamin:
Laki-laki 122.995 126.217 129.680 132.722 135.925
Perempuan 108.693 111.566 114.431 117.269 120.250
3 Pertumbuhan(%) 2,63 2,66 2,41 2,47
4 Tingkat Kepadatan (km ) 2
21,04 21,54 22,08

Sumber : Paser dalam Angka 2015

Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa laju pertumbuhan penduduk bersifat


fluktuatif, sedangkan tingkat kepadatan penduduk selalu naik. Penduduk
sebagai motor sekaligus tujuan pembangunan itu sendiri perlu dipantau,
hingga pada titik tertentu perlu dikendalikan.

b. Struktur Penduduk
Sampai saat ini Kabupaten Paser memiliki karakteristik piramida penduduk
melebar (Piramida muda) yang berarti kelompok balita dan remaja masih
sangat besar. Gambaran dari karakteristik penduduk ini satu sisi menyimpan
potensi usia produktif yang tinggi, sedangkan di sisi lain menanggung rasio
ketergantungan (dependency ratio) usia tidak produktif yang tinggi pula,
sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 2.17.

22 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel.2.17. Jumlah Penduduk Berdasarkan
Kelompok Umur 2014

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah


0 -- 4 13.790 13.136 26.926
5 -- 9 13.172 12.227 25.339
10 -- 14 12.496 11.900 24.396
15 -- 19 12.104 11.076 23.180
20 -- 24 12.472 11.012 23.484
25 -- 29 12.722 11.020 23.742
30 -- 34 12.494 10.788 23.282
35 -- 39 11.444 9.686 21.130
40 -- 44 9.943 8.755 18.698
45 -- 49 8.546 6.952 15.498
50 -- 54 6.203 5.104 11.307
55 -- 59 4.331 3.217 7.548
60 – 64 2.744 2.207 4.951
65+ 3.464 3.170 6.634

Sumber: Paser dalam angka 2015

Struktur penduduk penting untuk diketahui sebagai bahan menentukan


prioritas program dalam memaksimalkan penyediaan layanan dasar dan
ketenagakerjaan. Berdasarkan tabel di atas, Kabupaten Paser memiliki
penduduk usia sekolah dan usia produktif yang tinggi. Dengan demikian,
terdapat implikasi terhadap kebijakan penyediaan layanan pendidikan yang
memadai sekaligus didukung penyediaan lapangan kerja segala sektor.

Dari sisi rasio ketergantungan (dependency ratio) pada tahun 2013, 100
kelompok umur produktif (15-64 tahun) Kabupaten Paser menanggung
kurang lebih 52, 09 penduduk tidak produktif (0-14 dan 65+ tahun). Capaian
tersebut sedikit lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2012yakni 51, 98.
Lihat Tabel 2.18

Tabel.2.18. Angka Ketergantungan di Kabupaten


Paser 2010 - 2014

Tahun Angka Ketergantungan

2010 50, 91
2011 50, 98
2012 51, 98
2013 52, 09
2014 49,61

Sumber: Paser dalam Angka 2011 - 2015

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 23


Dari tabel di atas, terlihat angka ketergantungan penduduk mengalami
penurunan pada tahun 2014. Namun keseluruhan angka ketergantungan
penduduk dalam jangka waktu lima tahun terakhir dtersebut tetap wajib
diperhatikan untuk memroyeksikan kemampuan penduduk produktif.
Kabupaten Paser sebagai salah satu daerah dengan percepatan jumlah
penduduk yang tinggi harus diimbangi persiapan layanan dasar seperti
pendidikan dan kesehatan kemudian diikuti penyiapan lapangan kerja yang
memadai.

c. Distribusi Penduduk
Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena
berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Saat ini,
distribusi penduduk di Kabupaten Paser masih belum merata. Hal tersebut
dibuktikan dengan konsentrasi penduduk yang terpusat di Kecamatan Tanah
Grogot sebanyak 28, 70 Persen dari total jumlah penduduk. Padahal dilihat
dari luas wilayah, Tanah Grogot merukan daerah dengan luas daerah terkecil.
Lihat Gambar 2.1.

Gambar. 2.1. Distribusi Penduduk di Kabupaten


Paser Tahun 2014

Sumber: Paser dalam angka 2015

Dari diagram di atas, terlihat bahwa distribusi penduduk masih terpusat di


ibu kota kabupaten, yakni tepatnya di Kecamatan Tanah Grogot. Kepadatan
dan jumlah penduduk yang masih terpusat ini menjadi pola umum di berbagai

24 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


daerah, di mana konsentrasi penduduk mengikuti pusat pertumbuhan dan
pusat pemerintahan. Konsentrasi penduduk paling banyak setelah Tanah
Grogot adalah di Kecamatan Long Ikis, Long kali, dan Kuaro. Ketiga kecamatan
tersebut, walaupun terletak cukup jauh dari pusat pemerintahan daerah,
namun terletak di jalan poros utama kalimantan atau antara Tanah Grogot dan
Balikpapan, sehingga aktivitas perekonomian tumbuh cukup pesat. Sedangkan
kecamatan yang memiliki distribusi penduduk paling sedikit adalah Kecamatan
Tanjung Harapan. Dari pola distribusi penduduk tersebut dan dipengaruhi
luas wilayah kecamatan maka membentuk kepadatan penduduk, sebagaimana
dapat dilihat dalam tabel 2.19.

Tabel 2.19 Kepadatan Penduduk Kabupaten


Paser Berdasarkan Kecamatan 2014

Kepadatan Penduduk/
Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk
Km2
Batu Sopang 1.111,38 25.139 22,62
Muara Samu 855,25 5.825 6,81
Batu Engau 714,05 17.799 24,93
Tanjung Harapan 1.507,26 9.339 6,20
Pasir Belengkong 990,11 26.062 26,32
Tanah Grogot 335,58 66.393 197,85
Kuaro 747,30 26.948 36,06
Long Ikis 1.204,40 37.668 31,28
Muara Komam 1.753,40 13.254 7,56
Long Kali 2.385,39 27.748 11,63
Total Kabupaten Paser
2014 11.603,94 256.175 22,08
2013 11.603,94 249.991 21,54
2012 11.603,94 244.111 21,04

Sumber: Paser dalam Angka 2015

Persebaran penduduk yang tidak merata disebabkan beberapa faktor, di


antaranya adalah ketersediaan fasilitas publik, atau potensi wilayah yang
dimiliki. Kondisi penyebaran ini tidak menguntungkan bagi pemerataan
pembangunan daerah.Dengan adanya perbedaan kepadatan, maka pola
penyebaran penduduk yang terjadi juga mengikuti pola penduduk yang
mengelompok pada tempat-tempat tertentu. Penduduk banyak dijumpai pada
daerah-daerah yang mempunyai aktivitas ekonomi yang tinggi, tersediannya
sarana dan prasarana yang memadai, dan keadaan sosial ekonomi yang lebih
baik. Sebaliknya kepadatan penduduk yang rendah pada umumnya terdapat
daerah-daerah yang mempunyai aktifitas ekonomi yang relatif masih rendah

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 25


dan keadaan sarana transportasi yang masih terbatas.

B. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT


1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Secara sederhana, PDRB menunjukkan kemampuan sumberdaya ekonomi
yang dihasilkan oleh suatu daerah. Penghitungannya berasal dari jumlah nilai
tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah
tertentu. Oleh karena itu, PDRB merupakan salah satu indikator penting untuk
mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu.

Kemampuan pemerintah Kabupaten Paser dalam mengelola sumber daya


ekonomi yang dimilikinya terus mengalami peningkatan. Ini bisa digambarkan
dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku yang pada tahun 2013
sebesar 36,9 triliyun menjadi 39,6 triliyun pada tahun 2014. Secara lengkap
dapat dilihat dalam tabel 2.20.

Tabel 2.20. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku


dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Kabupaten
Paser Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah)

PDRB ADHB PDRB ADHK 2000

Tahun Dengan Dengan


Tanpa Pertambangan Tanpa Pertambangan
Pertambangan Pertambangan
Batubara Batubara
Batubara Batubara

2010 27.130.783,50 7.270.035,22 27.130.783,50 7.270.035,22


2011 33.744.787,77 8.303.733,33 29.383.234,35 7.728.230,07
2012 35.093.421,58 9.147.545,64 31.160.226,26 8.290.395,84
2013 36.916.266,99 9.757.892,17 33.282.715,38 8.687.887,78
2014 39.692.307,29 11.564.941,41 34.777.807,97 9.352.230,80

Sumber : Paser dalam Angka 2015

Namun, besarnya nilai PDRB Kabupaten Paser masih disebabkan oleh besarnya
nilai konstribusi yang diberikan oleh sektor pertambangan non migas, yakni
sektor pertambangan batu bara. Sedangkan jika kita lihat PDRB Kabupaten
Paser sesungguhnya tanpa sektor pertambangan batubara tersebut, maka
PDRB ADHB Kabupaten Paser pada tahun 2014 hanya sebesar 11,56 triliyun,
sedangkan untuk PDRB ADHK memiliki nominal lebih kecil, yakni 9,35 triliyun.

Penjelasan diatas dibuktikan dengan gambaran kontribusi sembilan sektor


ekonomi terhadap PDRB di Kabupaten Paser. Kontribusi dan peran sembilan

26 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


sektor tersebut memberi gambaran struktur ekonomi serta pergeserannya
dalam jangka tertentu. Dalam jangka lima tahun terakhir, struktur ekonomi
kabupaten paser masih didominasi oleh sektor pertambangan dan penggalian.
Lihat Tabel 2.21.

Gambar. 2.2. Kontribusi Nilai Tambah Bruto


Sektoral ADHB terhadap PDRB Kabupaten Paser
Tahun 2014 (%)

Sumber : Paser dalam Angka 2015

Grafik di atas menunjukan bahwa kontribusi sektor pertambangan masih jauh


di atas sektor lainnya termasuk pertanian yang justru menyerap banyak tenaga
kerja. Secara lebih detail, tingkat kontribusi masing-masing sektor terhadap
PDRB dalam lima tahun terakhir adalah sebagai berikut :

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 27


Tabel 2.22. Kontribusi masing-masing sektor
terhadap PDRB

Sektor 2010 2011 2012 2013 2014


Pertanian, kehutanan, perikanan 9,73 9,10 9,48 9,30 11,29
Pertambangan dan penggalian 77,31 79,15 77,94 77,70 74,99
Industri pengolahan 3,98 3,58 3,84 3,80 4,08
Pengadaan listrik dan gas 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
Pengadaan air, pengolahan sampah, 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
limbah

Konstruksi 2,23 1,97 2,07 2,19 2,22


Perdagangan besar, eceran, reparasi 2,91 2,60 2,80 2,87 2,95
mobil

Transportasi dan pergudangan 0,39 0,35 0,37 0,39 0,41


Penyediaan akomodasi dan makan- 0,21 0,20 0,22 0,23 0,24
minum

Informasi dan komunikasi 0,56 0,50 0,52 0,53 0,55


Jasa keuangan dan asuransi 0,30 0,28 0,33 0,35 0,34
Real estat 0,27 0,25 0,27 0,28 0,29
Jasa perusahaan 0,04 0,04 0,05 0,05 0,06
Administrasi pemerintahan, 0,87 0,84 0,88 0,92 1,06
pertahanan, dan jaminan sosial

Jasa pendidikan 0,73 0,71 0,79 0,90 1,01


Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 0,27 0,27 0,28 0,30 0,33
Jasa lainnya 0,15 0,13 0,15 0,15 0,16

Sumber: Paser dalam Angka 2015

Apabila diperhatikan, kontribusi sektor pertambangan dan penggalian


terhadap pembentukan nilai PDRB dari tahun ke tahun tidak konstan. Hal ini
dapat dilihat dalam satu tahun terakhir, di mana PDRB sektor pertambangan
dan penggalian yang mengalami penurunan dari tahun 2013. Hal tersebut
dikarenakan penjualan komoditas batu bara dihargai dengan mata uang
asing, sehingga fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing sangat
mempengaruhi nilai tambah bruto sektor pertambangan dan penggalian.


2. Fokus Kesejahteraan Sosial
a. Pendidikan
Dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, pendidikan merupakan
elemen penting perencanaan agar individu atau masyarakat mampu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta memperluas wawasannya.
Dengan dasar pendidikan yang kuat, individu atau masyarakat diharapkan

28 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


mampu meningkatkan partisipasinya dalam pembangunan dan mampu
memberdayakan diri dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga dapat hidup
sejahtera.

Sayangnya, dari data terakhir atau tepatnya pada tahun 2014, penduduk
Kabupaten Paser umur 10 tahun ke atas, paling besar adalah masyarakat yang
berpendidikan dasar, yakni sebesar 32,83%. Adapaun masyarakat dengan
pendidikan diploma atau sarjana, masih merupakan kelompok masyarakat
yang mempunyai jumlah paling sedikit, yakni hanya 5,70%. Dengan realitas ini,
berarti pemerintah daerah masih perlu memprioritaskan aspek pendidikan
sebagai salah satu tujuan perencanaan. Lihat Tabel 2.23.

Tabek. 2.23. Persentase Penduduk Kabupaten


Paser Usia 10 Tahun ke atas Menurut Pendidikan
Terakhir yang Ditamatkan Tahun 2014

Pendidikan Terakhir yang


Laki-laki Perempuan Jumlah
ditamatkan
Tidak punya ijazah 22,27 25,65 23,82

SD 32,11 33,68 32,83

SLTP umum/kejuruan 14,53 14,42 14,47

SLTA umum/kejuruan 25,31 20,66 23,18

Diploma/sarjana 5,78 5,59 5,70


Jumlah 100 100 100

Sumber: Paser dalam Angka 2015

Apabila dibandingkan dengancapaian Provinsi Kalimantan Timur, kondisi


pendidikan di Kabupaten Paser masih tertinggal. Misalnya Rata-rata lama
sekolah, dari sepuluh kabupaten dan kota di Kalimantan Timur, Kabupaten
Paser menempati urutan nomor dua dari bawah (satu tingkat diatas Kabupaten
Penajam Paser Utara). Tahun 2013, rata-rata lama sekolah di Kalimantan
Timur sebesar 9, 39 tahun sedangkan di Kabupaten Paser hanya mencapai
8, 35 tahun. Hal ini juga sama terjadi pada capaian angka melek huruf yang
capaiannya dibawah angka provinsi yakni 97, 13 persen di Kabupaten Paser
dan 97,95 Persen di Kalimantan Timur.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 29


Tabel 2.24. Angka Partisipasi Murni 2010-2013

APM 2010 2011 2012 2013


SD 93,92 90,11 96,40 97, 97
SMP 70,74 69,29 73,74 74, 25
SMU 58,03 47,32 52,18 53,79

Sumber: Paser Dalam Angka 2014

Nilai APM pada tabel di atas juga menunjukan bahwa angka partisipasi pada
jenjang SMP belum menggambarkan kemajuan yang signifikan yakni 74,25
persen. Capaian APM SMP di Kabupaten Paser tahun 2013 sebesar 74,25%
masih jauh dari angka 100% sebagaimana yang disyaratkan oleh target MDGs.
APM SMP Paser yang masih berada pada kisaran angka 74% merupakan salah
satu persoalan pendidikan yang harus segera diatasi. Demikian halnya dengan
angka partisipasi pada jenjang SMU yang hanya mencapai 53,79 persen.
Capaian yang masih jauh dari target adalah pada indikator APM jenjang sekolah
menengah. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat partisipasi pendidikan
di tingkat sekolah menengah perlu diperhatikan pemerintah apalagi dengan
adanya peningkatan dukungan dari pemerintah nasional yakni program wajib
belajar 12 tahun.

b. Kesehatan
Kondisi kesehatan menggambarkan salah satu tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat secara umum. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional pada
Tahun 2013, angka harapan hidup penduduk Kabupaten Paser sebesar 73,
99 tahun. Apabila disandingkan dengan Capaian Provinsi Kalimantan Timur,
angka ini relatif lebih baik. Lihat Tabel 2.25.

Tabel 2.25. Angka Harapan Hidup 2009-2013


Kabupaten Paser dan Kalimantan Timur

Angka Harapan Hidup (tahun)


Daerah
2009 2010 2011 2012 2013
Kabupaten Paser 72,74 73,09 73,44 73,79 73,99

Provinsi Kalimantan 71,00 71,20 71,40 71,61 71,78


Timur

Sumber: Inkesra Paser dan Kalimantan Timur 2014

Berdasarkan data di atas, dari tahun ke tahunnya angka harapan


hidup penduduk Kabupaten Paser terus mengalami kenaikan. Kenaikan
angka harapan hidup Kabupaten Paser ini seiring dengan besarnya perhatian

30 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


pemerintah daerah terhadap layanan kesehatan masyarakat. Angka kesakitan
juga mengalami penurunan dalam 2010-2013. Lihat Gambar 2.3.

Gambar. 2.3. Perkembangan Angka Keluhan


Kesehatan dan Angka Kesakitan Penduduk di
Kabupaten Paser Tahun 2010-2013

Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser 2014

Penduduk di Kabupaten Paser mengalami penurunan angka keluhan kesehatan


dan angka kesakitan. Pada Tahun 2013 angka kesakitan sebesar 8,01 sedikit
turun dari tahun 2012 yakni 8,38. Sedangkan untuk angka keluhan kesehatan
pada tahun 2012 sebesar 16,5 persen menjadi 15, 16 persen pada tahun
2013. Turunnya angka kesehatan tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor
terutama pada penyediaan layanan kesehatan, kondisi lingkungan hingga pola
hidup masyarakat.

c. Pertanahan
Bidang pertanahan merupakan bagian penting dalam pembangunan daerah
dan secara khusus berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena
pertanahan terkait dengan aset masyarakat maupun pemerintah daerah yang
dapat digunakan untuk berbagai hal dalam memenuhi kebutuhan hidup,
yakni antara lain sebagai tempat pemukiman, sebagai sarana produktivitas
masyarakat, hingga sarana bagi pemerintah daerah untuk menjalankan
pembangunan dan melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Pada bagian ini
menyajikan data mengenai berbagai hal terkait pertanahan, sebagaimana
dapat dilihat dalam tabel 2.26.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 31


Tabel 2.26. Banyaknya Permohonan dan
Penyelesaian Tentang Pertanahan di Kabupaten
Paser 2014

Uraian Permohonan Diselesaikan Sisa


Pengukuran 1.696 1.054 642
Peta bidang 322 285 37
Kutipan 322 285 37
SKPT 45 45 0
Sertifikat pemberian hak atas tanah 1341 1.341 0
Sertifikat peralihan hak atas tanah 649 649 0
Sertifikat tanggungan kredit verban 674 674 0
dan hipotik

Sumber: Paser dalam Angka 2015

3. Fokus Seni, Budaya dan Olahraga


Dalam pembangunan daerah, bidang seni, budaya dan olahraga merupakan
bidang strategis yang menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
Hal ini terutama terkait tujuan untuk melestarikan dan mengembangkan seni
budaya lokal, serta keberlanjutan pembinaan dan peningkatan prestasi olahraga
dalam berbagai pertandingan atau event olahraga yang diikuti oleh daerah.

Tabel. 2.27. Jumlah Cagar Budaya yang


dilestarikan, Penyelenggaraan Festival Seni dan
Budaya, Serta Event Olahraga

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014


Benda, situs, dan kawasan cagar 14 14 14 14 14
budaya yang dilestarikan
Penyelenggaraan festival seni dan 5 2 2 2 2
budaya
Kegiatan olahraga 24 24 20

Sumber: LKPJ akhir masa jabatan bupati 2010-2015

Dari data di atas nampak bahwa penyelenggaraan festival seni dan budaya
Paser masih perlu ditingkatkan, baik peningkatan jumlah maupun kreativitas
serta diversifikasi festival. Hal tersebut mempunyai tujuan untuk melestarikan
dan memberi ruang aktualisasi bagi seni dan budaya tradisi, serta tidak kalah
penting adalah meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Paser.
Terkait pelestarian benda cagar budaya, salah satu upaya pemerintah daerah
yang paling terlihat adalah pelestarian Istana Sadurengas, yang juga menjadi
salah satu destinasi wisata menarik di Paser.

32 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


C. ASPEK PELAYANAN UMUM
1. Urusan Wajib Pelayanan Dasar
a. Pendidikan
Jumlah dan laju penduduk yang besarmerupakan aset bagipembangunan
apabiladiimbangi dengan kualitasSumber Daya Manusia (SDM)yang
baik. Penduduk yangbesar dengan tingkat SDM yangrendah hanya akan
menjadibeban bagi pembangunan disuatu wilayah. Oleh sebab itu,penanganan
masalahpenduduk sebaiknya tidakhanya diarahkan pada upayapenekanan
lajupertambahannya akan tetapilebih dititikberatkanpada peningkatan
sumber dayamanusianya. Usaha peningkatan sumber daya manusia secara
sistemik dapat diwujudkan salah satunya melalui pendidikan.

Pada tahun 2013, capaian APS tingkat SD/MI Kabupaten Paser sebesar 99.73
persen. Itu artinya partisipasi masyarakat pada umur SD sangat tinggi terhadap
pendidikan. Secara umum Nilai APS pada jenjang pendidikan SD mengalami
peningkatan sebesar 1.64 persen, pada jenjang pendidikan SLTP terjadi
penurunan sebesar 1.63 persen, pada jenjang pendidikan SLTA mengalami
peningkatan sebesar 4,53 persen dan nilai APS pada jenjang pendidikan
mahasiswa mengalami peningkatan sebesar 1.83 persen. Lihat Tabel 2.28.

Tabel 2.28. Angka Partisipasi Sekolah di


Kabupaten Paser Menurut Kelompok Umur

Usia Sekolah 2009 2010 2011 2012 2013


7 – 11 98,50 96,38 97,15 98,09 99,73
13 – 15 85,80 85,30 91,85 98,75 97,12
16 – 18 5978 65,52 66,84 65,09 69,62
19 – 24 12,42 7,42 5,47 13,41 15,24

Sumber: Database Sosial Ekonomi, Kabupaten Paser 2014

Berdasarkan data di atas, angka partisipasi murni (APM) pada sekolah


menengah masih sangat kurang. Masih tergolong rendahnya tingkat partisipasi
dan pendidikan yang ditamatkan di Kabupaten Paser disebabkan oleh beberapa
faktor seperti persoalan akses dari sisi jarak tempuh yang cukup jauh terutama
untuk pendidikan tingkat SMP dan SMU seperti ditemukan di kawasan pesisir
dan pedalaman. Faktor lain yang menjadi persoalan penghambat partisipasi
pendidikan adalah faktor kultural dan kesadaran masyarakat dalam menempuh
jenjang pendidikan.

Intervensi mendasar terkait dengan dukungan pendidikan adalah tersedianya


fasilitas pendukung yang memadai. Capaian APS diatas tidak terlepas dari

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 33


adanya dukungan fasilitas pendidikan yang memadai termasuk jumlah sekolah,
murid, guru. Pada tahun 2013, jumlah sekolah semakin bertambah terutama
untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas
(SMA).

Tabel 2.29. Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru di


Kabupaten Paser Menurut Jenjang Pendidikan
Tahun 2010-2013

Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013


SD/MI/SDLB
Jumlah Sekolah 225 225 225 225
Murid 32.338 32.847 34.033 33.242
Guru 2.457 2.457 2.365 2.338
Rasio Murid Sekolah 143,72 145,99 151,26 147,74
Rasio Murid Guru 13,16 13,37 10,93 14,21
SMP/MTS/SMPLB
Jumlah Sekolah 69 72 75 78
Murid 11.260 11.294 11.439 12.354
Guru 874 834 985 1.015
Rasio Murid Sekolah 163,19 156,86 152,52 158,38
Rasio Murid Guru 12,88 13,51 11,61 12,17
SLTA/SMK/MA
Jumlah Sekolah 34 36 36 38
Murid 8.140 8.283 8.040 9.051
Guru 712 736 916 866
Rasio Murid Sekolah 239,41 230,08 223,33 238,18
Rasio Murid Guru 11,43 11,25 8,78 10,45

Sumber: Database Sosial Ekonomi Kab. Paser 2014

Pada level SMP jumlah guru mengalami kenaikan yang signifikan terutama
sejak diprioritaskan program wajib belajar 9 tahun dari tahun 2012 sebanyak
985 orang menjadi 1.015 orang pada tahun 2013. Sebaliknya pada level SD
dan SMA mengalami penurunan jumlah guru, disamping rasio ketersediaan
guru dan murid yang sudah membaik rasionalisasi ketersediaan guru tidak
hanya seputar rasio jumlah semata tetapi lebih ditekankan pada distribusi
yang proporsional.

Berdasarkan dokumen capaian MDGs Kabupaten Paser 2014, sektor


pendidikan merupakan area pembangunan yang masih tertinggal dari taget
yang ditetapkan. Sebagian besar ketercapaian target bidang pendidikan masih

34 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


berkisar pada 90% dari target 100% seperti pada indikator APM (angka
partisipasi murni) tingkat SD, AMH (angka melek huruf) usia 15-24 tahun dan
APS (angka putus sekolah) tingkat SD maupun SMP. Terdapat perubahan angka
statistik sektor pendidikan yang mengalami kenaikan tetapi tidak signifikan.
APM SD relatif mengalami kenaikan yang konsisten, kecuali pada tahun 2012
yang mengalami kenaikan sampai 4% dibandingkan APM pada tahun 2011.
Sementara capaian yang cukup bagus adalah pada angka penurunan putus
sekolah jenjang SMP. Angka putus sekolah SMP mampu ditekan hingga 10%
dalam kurun waktu 4 tahun.

b. Kesehatan
Di samping pelayanan publik di bidang pendidikan, bidang kesehatan juga
perlu mendapatkan gambaran yang proporsional dari sisi ketersediaan,
penyebaran, dan kualitas pelayanan. Dari sisi ketersediaan sarana dan prasaran
kesehatan, pemerintah daerah Kabupaten Paser telah memiliki Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) sebanyak 1 unit, Puskesmas sebanyak 17 unit, Pusban
(Puskesmas Bantuan) sebanyak 104 unit, Puskesmas Keliling sebanyak 26
unit, Klinik Swasta sebanyak 20 unit dan tenaga kesehatan sebanyak 969
orang pada tahun 2013. Pada tahun 2014, terjadi peningkatan ketersedian
sarana dan prasana kesehatan pemerintah daerah Kabupaten Paser, yakni,
Pusban (Puskesmas Pembantu) dari 104 unit menjadi 118 unit, Klinik Swasta
dari jumlah 20 unit menjadi 26 unit.

Tanel 2.27. Jumlah Tenaga Kesehatan Kabupaten


Paser 2010-2014

Tahun Jumlah Tenaga Kesehatan


2014 963
2013 969
2012 801
2011 658
2010 642
2009 548
2008 548

Sumber: Database Sosial Ekonomi Paser Tahun 2014

Ketersediaan tenaga kesehatan terus bertambah dari tahun ke tahun.


Hal tersebut membuktikan keseriusan pemerintah daerah dalam upaya
peningkatan akses masyarakat dengan memperkecil rasio tenaga kesehatan
dengan masyarakat yang dilayani. Dibandingkan dengan tahun 2009 hingga
tahun 2013, penambahan jumlah tenaga sangat signifikan sebesar 76, 82

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 35


persen, kecuali pada 2014 mengalami penurunan jumlah tenaga kesehatan dari
969 menjadi 963. Walaupun demikian, ketersediaan tersebut perlu dijawab
dengan distribusi dan pemerataan tenaga kesehatan di tiap daerah layanan.

Tabel 2.28. Jumlah Fasilitas Kesehatan


di Kabupaten Paser dirinci Berdasarkan
Kecamatan, Tahun 2008-2014

Kecataman Rumah Sakit Puskesmas Pusban Pusling Klinik swasta


Batu Sopang - 1 8 1 12
Muara Samu - 1 7 1 0
Tanjung Harapan - 1 7 1 0
Batu Engau - 1 9 1 2
Pasir Blengkong - 3 17 0 2
Tanah Grogot 1 2 10 2 5
Kuaro - 2 13 2 0
Long Ikis - 3 23 2 3
Muara Komam - 1 9 0 0
Long Kali - 2 15 2 2
2014 1 17 118 12 26
2013 1 17 104 26 20
2012 1 17 95 24 17
2011 - - - - -
2010 1 17 94 17 11
2009 1 17 97 27 17
2008 1 17 95 20 13

Sumber: DDA Kabupaten Paser 2015

Selain kondisi kesehatan secara umum, fokus pembangunan kesehatan


diprioritaskan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kesepakatan
tersebut tertuang dalam perencanaan pembangunan nasional bahkan dunia
melalui amanah MDGs. Beberapa kondisi eksisting terkait kesehatan ibu dan
anak dapat dilihat dalam beberapa indikator penting di bawah ini:

a. Angka Kematian Bayi (AKB)

AKB di Kabupaten Paser mengalami penurunan dari tahun ke tahun yaitu pada
tahun 2009, 47 per 1000 kelahiran hidup, turun 46 per 1000 kelahiran hidup di
tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 tetap menjadi 46 per 1000 kelahiran
hidup. Perbaikan kondisi juga terjadi pada tahun 2012, AKB menunjukan
peningkatan menjadi 16,2 per 1000 dan pada 2013 AKB mencapai 15,5 per
1000 kelahiran. Angka ini masih dibawah dari standar Nasional yakni 40 per
1.000 kelahiran hidup. Dari observasi umum dan pendataan unit layanan

36 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


kesehatan, kematian bayi yang terjadi di Kabupaten Paser rata-rata disebabkan
oleh penyakit gangguan perinatal, saluran nafas, diare, gangguan sistem syaraf,
tetanus dan infeksi lainnya.

b. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Paser dalam kurun waktu lima
tahun ini cenderung meningkat. Pada tahun 2009 sebanyak satu balita per
1000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2010 naik menjadi 3 per kelahiran
hidup. Sedangkan pada tahun 2011 naik menjadi sebesar 6 per 1000 kelahiran
hidup. Pada tahun 2012 semakin meningkat sebesar 8 per 1000 kelahiran
hidup dan pada tahun 2013 mengalami penurunan 7,5 per 1000 kalahiran
hidup. Walaupun angka ini masih di bawah pencapaian tingkat nasional
sebesar 46 per 1000 kelahiran hidup, fluktuasi capaian AKABA tersebut layak
diperhatikan. Penyebab utama kematian balita di Kabupaten Paser adalah
ISPA dan diare.

c. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran


perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan
kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Salah satu cara untuk
mengatasi masalah kematian ibu melahirkan adalah perlunya mengurangi
peran dukun dan meningkatkan peran Bidan. Dalam hal ini, bidan di desa
benar-benar difungsikan sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB
dan AKI.

Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Paser berfluktuasi, hal ini terlihat dari
15 per 100.000 kelahiran hidup (2009) menjadi 8 per 100.000 kelahiran hidup
tahun 2010 dan naik menjadi 12 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2011 dan
menurun lagi menjadi 11 per 100.000 kelahiran hidup (2012), dan naik lagi pada
tahun 2013 menjadi 13 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ini disebabkan
oleh sebab langsung seperti perdarahan, eklamsia,TB Paru,HPP,peb+jantung,
terlambat dirujuk, dan keterampilan petugas yang rendah.

Ketersediaan dan kualitas pelayanan merupakan faktor penting yang


mendukung kesehatan ibu dan anak. Pada Tahun 2013, pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan belum mencapai target 100 persen yakni 83.4 persen.
Capaian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan ini masih jauh dari
capaian nasional tahun 2013 yakni 90.88 persen.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 37


Tabel 2.29. Persentase Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak

PENCAPAIAN
NO. URAIAN INDIKATOR PELAYANAN
2010 2011 2012 2013
1 Cakupan ibu hamil K4 74.78% 78.71% 70.9% 96.2%
2 Cakupan pertolongan persalinan oleh Nakes 91.9% 78.71% 68.5% 83.4%
3 Bumil Resti yang dirujuk 30.35% 25.76% 28.6% 84.24%
4 Kunjungan Neonatus 85.3% 78.57% 94.8% 90.2%
5 Cakupan kunjungan bayi 91.2 % 74.98% 76.6% 67.63%
6 Cakupan BBLR yang ditangani 30.0% 100% 100.0% 100.0%

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Paser 2014

Berdasarkan tabel 2.2.. menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan


anak terkait cakupan ibu hamil K4. Pada tahun 2010, cakupan K4 mencapai
74,78 persen, pada tahun 2011 , 78.71 persen dan 70,9 persen pada tahun
2012. Pada tahun 2013 terjadi kenaikan yaitu 96,2 persen. Artinya dari
sasaran ibu hamil yang ada, sebanyak 96,2 persen ibu hamil mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali pada tahun 2013,
dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu
kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada
triwulan ketiga umur kehamilan.

Begitu juga dengan angka pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan


dalam kurun waktu 2010 – 2013 cenderung mengalami penurunan. Pada
tahun 2010 ke 2011 mengalami penurunan secara signifikan dari 91.9 persen
menjadi 78,71% bahkan tahun 2012 kembali terjadi penurunan 68.5 persen.
Baru kemudian pada tahun 2013 terjadi kenaikan ibu melahirkan oleh tenaga
kesehatan yaitu ,83.5 persen. Walaupun terdapat fakta peningkatan, hal itu
masih dibawah dari target yang ditetapkan Departemen Kesehatan RI yaitu
90%. Capaian yang kurang menggembirakan ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor misalnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keselamatan ibu
dan anak pada saat persalinan masih kurang atau pelayanan kesehatan yang
kurang maksimal.

Selain pencegahan terhadap kematian ibu melahirkan, pelayanan yang perlu


diperhatikan adalah pencegahan kematian pada bayi dan balita. Metode medis
yang ditempuh untuk mengurangi kematian bayi adalah pemberian pelayanan
imunisasi yang maksimal.

38 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 2.30. Persentase Pelayanan Imunisasi

Pencapaian
NO Indikator Pelayanan
2010 2011 2012 2013 2014
1. Desa kelurahan/UCI 76,65 % 39,58 % 48,5 % 57,9% 61,94

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Paser 2013

Pelayanan imunisasi di Kabupaten Pasermengalami fluktuasi dan cenderung


menurun, hal ini dapat dilihat dari desa/kelurahan UCI dari 76,65 persen pada
tahun 2010 menjadi 39,58 persen pada tahun 2011 dan naik pada tahun 2012
yakni 48,5 persen serta 57,9 persen pada tahun 2013. Hal ini dapat terjadi
karena masih ada daerah yang sulit dan jauh dari pelayanan kesehatan, tidak
tersedianya fasilitas dan infrastruktur yang adekuat, kurangnya sumber daya
yang memadai, kurangnya perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah
terhadap program imunisasi serta kurangnya pengetahuannya masyarakat
tentang program imunisasi dan manfaat imunisasi. Dengan Imunisasi dapat
menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi. Beberapa penyakit yang dapat dengan
imunisasi yaitu Tuberkulosis, Difteri, pertsis ( Batuk rejan / batuk 100 hari ),
hepatitis, polio dan campak.

Selain cakupan asi, dukungan terhadap pelayanan gizi pada ibu dan anak juga
perlu digalakkan. Pelayanan yang biasa dilakukan adalah dengan pemberian
kapsul vitamin dan MP-ASI pada balita, dan pemberian tablet FE3 pada ibu
hamil.

Tabel 2.31. Persentase Pelayanan Gizi

URAIAN INDIKATOR PENCAPAIAN


NO.
PELAYANAN 2009 2010 2011 2012 2013
1 Cakupan balita mendapat 72.78% 68.31% 70.10% 71.50% 70.13%
kapsul Vitamin A 2 X /tahun
2 Cakupan bumil mendapat 90 69.98% 64.22% 75.00% 66.72% 71.42%
Tablet FE3
3 Cakupan pemberian MP-ASI 100% 100% 100% 100% 100%
pada bayi BGM dari gakin

Sumber: Profil Kesehatan Kabupaten Paser 2013

Dalam periode 5 tahun terakhir ini terlihat bahwa capaian pelayanan gizi
mengalami fluktuasi. Pada pelayanan pemberian kapsul vitamin A pada balita
72,78 persen pada tahun 2009 menjadi 70.13 persen pada tahun 2013. Begitu
pula pelayanan pemberian tablet FE pada ibu hamil mengalami kenaikan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 39


dari 66,72 persen pada tahun 2012 menjadi 71.42 persen pada tahun 2013.
Walaupun begitu pelayanan pemberian Makanan Pendamping ASI pada bayi
BGM dari keluarga miskin selalu mencapai angka 100 persen

c. Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Akses untuk menuju ke tempat pelayanan publik dari desa ke kota di Kabupaten
Paser telah terhubung dengan jalan yang dibangun oleh pemerintah daerah, baik
berupa jalan raya maupun jembatan. Hal ini diperuntukkan demi menunjang
akses pelayanan publik bagi masyarakat Kabupaten Paser. Namun demikian,
kondisinya masih kurang memadai pada sisi jalan raya. Lihat grafik 2.4.

Grafik 2.4. Persentase jalan di Kabupaten Paser


menurut kondisi jalan tahun 2013

Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka 2014

Dari total panjang jalan, 21,74 persen mengalami kerusakan terutama


pada kategori jalan-jalan provinsi. Khusus untuk jalan provinsi saja 34, 52
persen dalam keadaan rusak. Perlunya pembagian kewenangan dan kendala
koordinasi antar level satuan regional menyebabkan jalan provinsi cenderung
sulit untuk ditangani dengan cepat.

Sedangkan akses jalan antar kecamatan maupun antar desa juga banyak
dipermasalahkan karena jalan yang berlubang-lubang. Banyak kendaraan besar
seperti truk yang melalui jalan antar kecamatan yang juga merupakan jalan
antar provinsi tersebut terperangkap dalam lubang-lubang. Selain itu, jalan-
jalan yang kurang memadai tersebut digunakan untuk menempuh perjalanan
menuju pusat kota yang merupakan pusat dari pelayanan publik. Hanya pada
titik-titik tertentu saja yang kondisi jalannya sangat bagus khususnya pada
pusat kota.

40 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Namun di lain pihak, pemerintah daerah telah membangun jembatan bagi beberapa
desa yang dahulunya merupakan jalur yang menggunakan perahu menuju perkotaan.
Sehingga hal ini tentu saja membantu masyarakat dalam mengefesiensikan waktu.
Pembangunan jembatan yang telah beroperasi dan masih dalam kondisi sangat
bagus yaitu jembatan yang menghubungkan antara kota Tana Grogot dan Desa
Sungai Tuak yang dibangun pada tahun 2008 dan beroperasi pada tahun 2012.
Pembangunan jembatan juga sedang laksanakan di desa-desa yang berada pada
wilayah hutan rawa seperti Kecamatan Pasir Belengkong.

d. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Analisis kinerja atas layanan urusan perumahan untuk Kabupaten Paser
mengacu pada tingkat ketersediaan pasokan listrik kepada rumah tangga. Hal
tersebut digunakan sebagai tolak ukur besarnya kebutuhan pasokan listrik
yang akan ditargetkan pemenuhannya dalam jangka lima tahun RPJMD ini.
Sehingga data yang dibutuhkan adalah rasio rumah tangga pengguna listrik
atau jumlah rumah tangga pengguna listrik dibagi dengan jumlah rumah
tangga di Kabupaten Paser.

Tabel.2.32.Persentase Rumah Tangga


Berdasarkan Status Kepemilikan Tempat di
Kabupaten Paser

Status Penguasaan Bangunan


2010 2011 2012 2013 2014
Tempat Tenggal
Milik sendiri 70,82 72,82 74,73 78, 99
Kontrak 3,33 2,17 1,50 1, 29
Sewa 11,81 7,38 11,56 9, 18
Bebas sewa 4,11 3,50 3,71 1, 88
Dinas 2,93 8,95 5,67 4, 08
Milik orang tua/sanak/saudara 4,50 4,99 2,65 4, 58
Lainnya 2,50 0,19 0,18 0,00
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Inkesra Paser 2013

Selama empat tahun terakhir, presentasi rumah tangga yang bertempat tinggal
di rumah sendiri terus mengalami peningkatan. Lihat Tabel 2.2. Di sisi lain,
perumahan yang berstatus menyewa atau kontrak mengalami penurunan,
pada tahun 2013 persentase rumah tangga yang masih mengontrak/menyewa
sebesar 10,47 persen padahal tahun sebelumnya pada 2012 mencapai
13, 06 persen. Dari aspek kepemilikan tempat tinggal, terdapat perbaikan
kesejahteraan masyarakat dengan semakin tingginya kepemilikan status
tempat tinggal.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 41


Tabel 2.33. Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Fasilitas Tempat Buang Air Besar 2011 2012 2013


Sendiri 85,61 81,80 82,62
Bersama 4,84 3,46 5,19
Umum 0,73 0,82 1,46
Tidak ada 8,82 14,32 10,73

Sumber: Inkesra 2014

Sebagian besar rumah tangga di Kabupaten Paser sudah memiliki fasilitas


tempat buang air besar sendiri (82,62 persen). Untuk rumah tangga yang fasilitas
tempat buang air besarnya secara bersama-sama dan umum, persentasenya
masing-masing sebesar 5,19 dan 1,46 persen. Sementara itu masih terdapat
rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar yang mana
persentasenya pada tahun 2013 mencapai 10,73 persen. Dari penjelasan data
tersebut di atas, ternyata masih terdapat rumah tangga yang tidak ada fasilitas
tempat buang air besar. Hal ini diperkirakan terdapat di wilayah pedesaan
dan pesisir pantai, yang disebabkan masih kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap kesehatan dan kemampuan untuk membuat tempat buang air besar
yang memenuhi syarat kesehatan. Kondisi perumahan yang tidak memiliki
fasilitas buang besar perlu mendapat perhatian pemerintah agar perumahan
warga memenuhi standar kesehatan dasar.

e. Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat


Bagian ini cukup luas cakupannya, tidak hanya soal penyediaan layanan dasar
saja tetapi juga mempertimbangkan aspek kepuasan masyarakat. Adapun data-
data yang harus tersedia pada bagian ini untuk konteks di Kabupaten Paser
adalah mengenai jumlah Polisi Pamong Praja, jumlah Linmas, jumlah mobil
pemadam kebakaran, serta Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat (IKLM).

Keamanan dan ketertiban merupakan sebuah aspek penting yang dibutuhkan


untuk mewujudkan kehidupan yang sejahtera. Secara umum, selama kurun
waktu tahun 2013 jumlah gangguan Kamtibmas diwilayah Kabupaten
Paser mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012. Tahun 2012 jumlah
pelanggaran kamtibmas yang terjadi di wilayah Kabupaten Paser sebanyak
522 kejadian dan tahun 2013 turun menjadi 425 kejadian. Lihat Tabel 2.34.

42 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 2.34. Banyaknya Gangguan Kamtibmas di
wilayah Hukum Polres Paser 2014

Tahun Kejadian Diselesaikan


2013 425 221
2012 522 306
2011 484 358
2010 465 255
2009 270 151

Sumber: Paser dalam Angka 2014

Pada tahun 2013, kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Paser mengalami


peningkatan hingga 0,8 persen dibanding tahun sebelumnya. Pelanggaran
Kamtibmas yang banyak terjadi adalah kasus pencurian hingga mencapai 46
persen.

Tabel 2.35. Jumlah Anggota Linmas Terlatih di


Kabupaten Paser Tahun 2014

No Kecamatan Jumlah
1 Batu Sopang 142
2 Muara Samu 88
3 Tanjung Harapan 94
4 Batu Engau 144
5 Pasir Belengkong 206
6 Tanah Grogot 365
7 Kuaro 198
8 Long Ikis 343
9 Muara Komam 142
10 Long Kali 266
Cadangan Kabupaten 50
2014 2.038
2013 464
2012 2.078
2011 765
2010 755
2009 1.126

Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka 2015

Jumlah linmas terlatih di Kabupaten Paser mengalami penurunan dari tahun


2012 ke tahun 2013 dari 2.078 menjadi 464 orang. Pada tahun 2014, jumlah
LINMAS terlatih di Kabupaten Paser kembali mengalami peningkatan yakni
2.038 orang.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 43


f. Sosial
Layanan urusan wajib sosial terfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Sehingga,
sebagai tolak ukur untuk menentukan strategi dalam hal memenuhi kewajiban
tersebut, seharusnya diketahui data mengenai jumlah sarana sosial seperti
panti asuan, panti jompo dan panti rehabilitasi, serta jumlah PMKS yang
menerima bantuan sosial. Kategori PMKS di Kabupaten Paser terdiri dari
Balita terlantar, anak terlantar, Lansia terlantar, penyandang cacat, Komunitas
Adat Terpencil (KAT) dan Korban bencana alam. Lihat Tabel 2.36.

Tabel 2.36 Jumlah PMKS yang Tertangani

Kategori PMKS Satuan 2011  2012  2013  2014 


Anak balita terlantar Jiwa 33 63 172 269
Anak terlantar Jiwa 39 379 618 379
Lansia terlantar Jiwa 4.905 4.084 2.282 4.084
Penyandang cacat (disabilitas) Jiwa 977 477 275 477
Komunitas Adat Terpencil (KAT) KK 475 475 475 275
Korban bencana alam Jiwa 62 860 860 860

Sumber: Dinas Sosial Kab. Paser 2015

Berdasarkan data di atas, kategori PMKS yang paling meningkat adalah kasus
anak balita terlantar dan penyandang cacat.

2. Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar


a. Tenaga Kerja
Dalam perencanaan pembangunan bidang ketenagakerjaan, perlu
mempertemukan beberapa bidang perencanaan pembangunan yang saling
beririsan selain bidang ketenagakerjaan yaitu demografi, ekonomi dan
pendidikan. Ketiga bidang tersebut menjadi pilar dalam program pembangunan
yang berkaitan dengan perluasan antara kesempatan kerja dan berusaha,
produktivitas dan distribusi tenaga kerja serta peningkatan kualitas sumber
daya manusia dan angkatan kerja. Tantangan kajian ketenagakerjaan bagi
pembangunan adalah mempertemukan ketersediaan angkatan kerja dengan
lapangan kerja yang sesuai dan produktif secara ekonomi sehingga mampu
menciptakan kemandirian warga.

Dilihat dari struktur penduduk produktif, komposisi penduduk angkatan kerja


pada tahun 2013 sebanyak 110.147 orang (62,03 persen) dan bukan angkatan

44 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


kerja sebanyak 67,428 orang (37, 98 persen). Sebagian besar penduduk 90,
7 persen dari penduduk angkatan kerja dengan kegiatan utamanya adalah
bekerja, tetapi masih terdapat 9,3 persen yang mencari pekerjaan. Lihat Tabel
2.37.

Tabel 2.37. Penduduk Usia Kerja (15 tahun


ke atas) Menurut Kegiatan Utama dan Jenis
Kelamin tahun 2013

Sumber: Inkesra 2014

Tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami penurunan dari 72.01 persen


pada tahun 2012 menjadi 62.03 persen pada tahun 2013. Sedangkan indikasi
pengangguran penduduk usia kerja dapat dilihat dari tingkat pengangguran
terbuka (TPT) yakni sebesar 10.18 persen pada tahun 2012 kemudian
menurun menjadi 9.25 persen pada tahun 2013. Lihat Tabel 2.38.
Tabel 2.38. Perkembangan Angkatan Kerja,
TPAK, TPT dan TKK Kabupaten Paser 2011-2013

Sumber: Inkesra 2014

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 45


Walaupun sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang
cukup besar memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten
Paser, bukan berarti sektor tersebut juga berkontribusi secara dominan dalam
penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan tabel di bawah ini, sektor pertanian
masih menjadi sektor dominan yang paling banyak menyerap tenaga kerja.
Lapangan usaha pertanian sebesar 37,05 % pada 2012 dan naik menjadi 39,81
% pada tahun 2013. Pada tahun 2014, Lapangan Usaha Pertanian semakin
meningkat menjadi 44,12%. Prosentase sektor pertambangan dan penggalian
juga meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012, sektor pertambangan
dan penggalian sebesar 13,48%, meningkat menjadi 13,88% pada tahun
2013 dan semakin meningkat pada tahun 2014 menjadi 14,02%. Sektor jasa,
industri, konstruksi, megalami penurunan prosentase dari tahun ke tahun
hingga 2014. Lihat Tabel 2.39.

Tabel 2.39. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun


ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha
di Kabupaten Paser

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013 2014


Pertanian 45,37 40,08 37,05 39,81 44,12
Pertambangan dan Penggalian 11,51 14,79 13,48 13,88 14,02
Industri 1,97 7,29 7,14 8,68 4,65
Konstruksi 6,67 2,56 2,95 3,59 2,05
Perdagangan 12,66 18,51 15,73 14,65 17,41
Transportasi dan Komunikasi 5,57 1,47 1,44 2,11 2,13
Jasa 1,77 12,70 20,58 15,70 13,56
Lainnya 14,49 2,60 1,65 1,58 1,87
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Kabupaten Paser Dalam Angka 2015

Dengan demikian, pertanian masih menjadi sektor terbesar yang mampu


menyerap tenaga kerja di Kabupaten Paser meski terus mengalami fluktuasi.
Di samping pertanian, sektor jasa juga mengalami trend peningkatan yang
signifikan dari tahun 2011 menuju 2014. Menurunnya daya serap sektor
pertanian dan meningkatnya daya serap sektor jasa mengindikasikan bahwa
pertanian secara perlahan-lahan mengalami pelemahan daya serap tenaga
kerja.

b. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Untuk menunjukkan aspek pemberdayaan perempuan dapat dilihat dari
kualifikasi sumberdaya manusianya atau dari tingkat pendidikan. Pada tingkat
SD, APM perempuan/laki-laki di tahun 2011 sejumlah 103.3. Namun di tahun

46 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


2012 dan 2013, meskipun tidak terlalu significant APM perempuan pada
tingkat SD justru menurun secara beruturut-turut menjadi 99.19 dan 99.10.
Demikian halnya pada tingkat SMP, APM perempuan/laki-laki di tahun 2011
sejumlah 100.35, dimana pada tahun 2012 menurun menjadi 83.42. Namun
pada tahun 2013, angkanya naik menjadi 103.75. Untuk tingkat SMP, jumlah
partisipasi sekolahnya cenderung lebih besar dibandingkan dengan tingkat
SD. Trend yang sama juga terjadi pada tingkat SMA. Di tahun 2011, APM
perempuan/laki-laki pada tingkat SMA sejumlah 120.06 lalu menurun pada
tahun 2012 menjadi 82.13 dan kembali meningkat pada tahun 2013 menjadi
143.48.

Berdasarkan laporan di sektor pekerjaan non pertanian juga mengalami


peningkatan. Dari tahun 2011-2013 berturut partisipasi perempuan di sektor
non pertanian adalah 6.2%, 6.9% dan 7.5%. Namun proposi ini sebetulnya
tidak serta-merta naik dalam arti sebenarnya sebab pada tahun 2013, jumlah
angka pekerja perempuan secara abosut menurun sehingga ketika dihitung
jumlah presentase perempuan yang bekerja di sektor non-pertanian seolah-
olah meningkat.

Angka partisipasi perempuan baik dalam kategori pendidikan sekolah SD-


SMA maupun melek huruf ternyata tidak diikuti dengan jumlah partisipasi
perempuan di ranah politik. Padahal ukuran kesetaraan sebetulnya tidak
hanya selesai dilihat dari angka partisipasi sekolahnya, namun juga
kemampuan perempuan dalam mengambil keputusan yang salah satunya
direpresentasikan dalam partisipasi di ranah politik. Berdasarkan tabel
tersebut, angka partisipasi perempuan di ranah politik justru sangat rendah.
Pada periode tahun 2010 hingga 2013 perbandingan perempuan dan laki-laki
hanya 12%. Angka tersebut tidak mengalami lonjakan yang cukup berarti,
sebab pada pemilu legislatif yang terahir yakni tahun 2014 perbandingannya
hanya 16%.

Sedangkan upaya untuk perlindungan anak masih sangat perlu perhatian


lebih intensif. Hingga saat ini masih terdapat balita dan anak terlantar yang
membutuhkan pertolongan, untuk balita terlantar mengalami kenaikan dari
tahun 2012 sebanyak 172 balita menjadi 269 balita yang perlu ditangani.
Sampai saat ini, Kabupaten Paser belum menyediakan Panti Asuhan anak yang
dapat merehabilitasi kasus-kasus anak dan balita terlantar.

c. Pangan
Ketahanan pengan merupakan salah satu bagian dari cita-cita nasional yang
harus terdukung juga dengan cita-cita daerah. Produksi tanaman pangan
setempat diharapkan mampu menyuplai kebutuhan pangan masyarakat.
Sektor pertanian sebagai lapangan pekerjaan dominan dapat dimaksimalkan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 47


produksinya agar memenuhi kebutuhan warga masyarakat Kabupaten Paser
secara mandiri.

Pada Tahun 2013, produksi padi Kabupaten Paser sebesar 41.099 ton. Angka
tersebut mengalami kenaikan 10.94 persen dibandingkan hasil produksi pada
tahun 2012 sebesar 37.045 ton. Pada tahun 2014, produksi komoditas padi
mengalami penurunan menjadi 36.843 ton. Produksi komoditas mengalami
peningkatan dari 764 ton tahun 2013, menjadi 849 pada tahun 2014. Produksi
komoditas kacang hijau juga mengalami peningkatan yakni dari 19 ton pada
tahun 2013 menjadi 25 ton pada tahun 2014. Sedangkan komoditas ibu kayu,
ubi halar, kacang tanah, dan kacang kedele mengalami penurunan pada tahun
2014. Lihat Tabel 2.40.

Tabel 2.40. Produksi Padi dan Palawija (Ton) di


Kabupaten Paser 2009-2013

Tahun
Jenis Produksi
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Padi Sawah 27.427 27.224 26.336 27.959 32.587 29.488
Padi Ladang 16.892 14.173 8.109 9.086 8.512 7.355
Jagung 973 998 529 1.060 764 849
Ubi Kayu 2.584 1.668 2.633 1.875 1.502 1.344
Ubi Jalar 1.128 1.030 1.446 767 1.134 635
Kacang Tanah 140 163 111 111 98 70
Kacang Kedele 109 220 155 86 174 84
Kacang Hijau 62 60 54 14 19 25

Sumber: Paser Dalam Angka 2015

Dilihat dari distribusi hasil panen, kecamatan yang memberikan kontribusi


terbesar untuk produksi padi (sawah maupun ladang) adalah Kecamatan
Long Kali dengan jumlah produksi 10.065 ton kemudian Kecamatan Pasir
Belengkong dengan jumlah 9.395 ton disusul Kecamatan Tanah Grogot dengan
jumlah produksi padi 5.949 ton. Khusus untuk padi ladang yang biasa tersebar
di daerah rawa, kecamatan yang memberikan kontribusi produksi padi
ladang terbesar adalah Kecamatan Muara Komam dengan jumlah 2.760 ton,
Kecamatan Muara Samu dengan jumlah 1.711 ton dan disusul Kecamatan Long
Kali dengan jumlah 1.065 ton. Sehingga sampai saat ini Kecamatan Longkali
merupakan wilayah pertanian hasil pangan yang menyumbang produksi padi
paling besar hingga 26 persen.

d. Pertanahan
Aglomerasi penduduk dan peningkatan insfrastruktur jasa membutuhkan

48 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


pengelolaan lahan yang semakin rapi. Salah satu wujud usaha untuk
mengendalikan dan mengatur pengelolaan bangunan adalah adanya IMB.
IMB merupakan perizinan yang diberikan oleh Kepala Daerah kepada pemilik
bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi,
dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan
persyaratan teknis yang berlaku. Dengan adanya penetapan IMB di Kabupaten
Paser, diharapkan akan terwujudnya ketertiban masyarakat serta kepastian
hukum. Individu atau persekutuan (badan) yang akan mendirikan bangunan
harus memiliki Izin Mendirikan Bangunan sesuai Pasal 5 ayat 1 Perda 7 Tahun
2009. Lihat tabel 2.2

Tabel 2.41. Jumlah Bangunan Ber-IMB 2014

Tahun Jumlah Bangunan ber-IMB


2013 2.758
2014 3.403

Sumber: Data BPMPPT

Walaupun pengurusan IMB oleh warga belum maksimal, terjadi peningkatan


IMB dari tahun 2013 ke tahun 2014, yakni sejumlah 2.758 menjadi 3.403.
Dengan adanya pengaturan dalam pendirian bagunan diharapkan rencana
kostruksi bangunan dapat dipertanggungjawabkan untuk kepentingan
bersama.

e. Lingkungan Hidup
Secara garis besar, jenis pelayanan dasar Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten
Paser pada 2014 diprioritaskan pada pencegahan pencemaran air, dan udara,
serta penyediaan informasi status kerusakan lahan. Guna melihat kondisi
pencemaran air dan udara dapat dilihat dari pengelolaan sampah khususnya
mengenai jumlah aglomerasi sampah dan pengelolaan sampah. Saat ini
timbunan sampah dipengaruhi oleh kepadatan penduduk yang menyumbang
produksi sampah secara signifikan. Lihat tabel 2.42.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 49


Tabel 2.42. Aglomerasi Sampah di Kabupaten
Paser 2014

No Kecamatan Timbunan Sampah (m3/hari)


1 Batu Sopang 47.76
2 Muara Samu 8.93
3 Tanjung Harapan 16.34
4 Batu Engau 24.68
5 Pasir Belengkong 49.85
6 Tanah Grogot 134.10
7 Kuaro 50.68
8 Long Ikis 77.75
9 Muara Komam 26.39
10 Long Kali 51.32

Sumber: BLH 2014

Sesuai dengan tabel di atas, timbunan sampah terbanyak berada di Tanah Grogot
yakni 134.10 m3/hari. Selain kondisi demografis yang padat, Tanah Grogot
merupakan pusat jasa dan perdagangan sehingga menimbulkan produksi
sampah yang berlipat ganda. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk
mengendalikan aglomerasi sampah adalah penetapan izin pembuangan sampah
B3 (bahan beracun dan berbahaya) yang dapat merusak linkungan dan ekosistem
hayati. Saat ini hanya sembilan perusahaan yang mendapatkan izin pembuangan
air limbah yakni PT. Kideco Jaya Agung, PTPN LOngkali, PT Borneo Indah, PT
Agro Inti Kencanamas, PTPN Semuntai, PTPN Long Pinang, PT Muara Toyu, PT
Harapan Sawit dan PT Fajar Surya Swadaya. Perlu adanya aturan yang lebih
tegas terkait dengan pemberian izin pembuangan limbah B3. Apalagi sebagian
besar limbah tersebut mencemari sumber daya lingkungan yang berpengaruh
bagi masyarakat banyak misalnya, sungai, hutan, tanah bahkan udara.

f. Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil


Layanan dasar kependudukan dan catatan sipil meliputi jumlah penduduk
ber-KTP, jumlah penduduk ber-akte kelahiran serta jumlah pasangan berakte
nikah. Selain merupakan hak dasar warga negara yang harus dipenuhi,
ketersediaan dokumen-dokumen tersebut juga sangat mempengaruhi kualitas
pendataan daerah terkait jumlah penduduk. Ataupun juga untuk menentukan
target group dari program tertentu seperti program keluarga bencana dengan
targetnya adalah pasangan sudah menikah yang akan diketahui jumlahnya
jika terdaftar/pernah memiliki akte nikah.

g. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Untuk konteks Kabupaten Paser, bagian ini memaparkan data mengenai

50 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


jumlah program pemberdayaan masyarakat. Data tersebut berdampak pada
penentuan prioritas program pemberdayaan masyarakat di tahun berikutnya.

h. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Untuk masalah kependudukan terkait dengan jumlah penduduk, rata-rata di
pegunungan tengah Kalimantan Timur tidak terlalu bermasalah. Akan tetapi
urusan pengendalian tetap menjadi fokus yang kaitannya dengan urusan
keluarga berencana adalah dengan mengetahui rata-rata jumlah anak per-
keluarga di Kabupaten Paser. Data tersebut penting untuk diketahui agar
dapat mengidentifikasi kebutuhan dasar penduduk di tingkat rumah tangga
sehingga dapat menentukan strategi penyelesaian yang paling tepat.

i. Perhubungan
Aspek lain terkait pelayanan publik dasar adalah tersedianya infrastruktur
transportasi yang menjadi sarana mobilitas warganegara. Keberadaan
infrastruktur transportasi mempengaruhi kemudahan dalam menjangkau
akses pasar maupun akses terhadap pelayanan publik yang lain. Kondisi
infrastruktur dalam hal ini akses yang digunakan untuk mencapai tempat
pelayanan publik telah tersedia.

Tabel 2.43. Status jalan di Kabupaten Paser

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 51


Dari segi jaringan jalan raya, jalan yang menghubungkan antar kecamatan,
kabupaten, dan provinsi hanya satu padahal status kewenangan yang berbeda.
Sehingga kewenangan dalam memperbaiki jalan pun harus disesuaikan
dengan tanggungjawab pemerintah yang berkaitan. Di jalan tersebut banyak
dilalui oleh kendaraan-kendaraan proyek, wisatawan dan penduduk yang
melakukan perdagangan yang menghubungkan antar provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Timur serta kecamatan-kecamatan yang termasuk
dalam Kabupaten Penajam Paser Utama.

j. Komunikasi dan Informatika


Implikasi bagi terbukanya teknologi informasi, juga berpengaruh terhadap
meningkatnya media publik termasuk surat kabar, TV lokal dan radio di
Kabupaten Paser. Media lokal berfungsi sebagai sumber informasi sekaligus
media politik yang menyuarakan aspirasi warga masyarakat. Meningkatnya
media publik dapat dilihat dari semakin meningkatnya jenis surat kabar lokal
dalam lima tahun terakhir. Lihat Tabel 2.2

Tabel. 2.44. Jenis Surat Kabar 2011-2015

Jenis Surat Kabar 2011 2012 2013 2014 2015


Nasional 3 3 3 3 3
Lokal 3 4 4 5 6

Sumber: SIPD Diskominfo 2015

Pada tahun 2015, surat kabar regional sejumlah 6 buah diantaranya Tribun,
Kaltim Pos. Selain surat kabar, muncul juga televisi lokal dan radio lokal yang
mengudara di kawasan Kabupaten Paser misalnya Paser TV.

Tidak hanya media cetak dan elektronik, sumber infromasi juga berasal dari
media internet. Salah satu akses warga terhadap internet dapat melalui warnet
yang dapat dikunjungi oleh masyarakat. Pada tahun 2014, rasio jumlah warnet
terhadap 1000 penduduk sebanyak 0,21 atau total jumlah absolutnya, 55 unit. Dari
total jumlah tersebut, 10 warnet merupakan Pusat Layanan Internet Kecamatan
(PLIK) program MENKOMINFO yang menetapkan satu kecamatan 1 warnet.

k. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah


Koperasi dan usaha kecil menengah merupakan bagian dari wujud ekonomi riil
masyarakat Paser. Oleh sebab itu, guna menentukan strategi pengembangan
yang tepat, perlu diketahui mengenai jumlah Koperasi dan UKM di Kabupaten
Paser. Kinerja bidang koperasi dapat dilihat dari pertambahan jumlah koperasi
dan jumlah anggotanya. Dalam kurun waktu 2009-2013 jumlah koperasi

52 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


di kabupaten Paser meningkat hingga 58 unit koperasi. Tingkat keaktifan
koperasi semakin meningkat tajam dalam lima tahun terakhir dari 42,2 persen
pada tahun 2011 menjadi 78,7 pada tahun 2014.

Selain itu, sebagai bagian dari pemberdayaan, perlu juga dilihat sejauh mana
Koperasi dan UKM mendapat kemudahan modal. Iklim usaha yang semakin
membaik tampak dengan semakin banyaknya jumlah UKM. Lihat 2.45.

Tabel 2.45. Presentase Koperasi Aktif, Jumlah


UKM dan UMKM

No. Uraian 2011 2012 2013 2014


1. Presentase Koperasi Aktif 42,2 40,1 77,6 78,7
2. Jumlah UKM 807 1232 1445 5625
3. Jumlah UMKM 1919 1970 5575 5575

Sumber: Buku statistik Disperindakop

Jumlah UKM meningkat lebih dari 400 persen dari 2013 ke 2014 yakni dari
1445 menjadi 5625. Peningkatan tersebut dimungkinkan karena adanya
peningkatan insfrastruktur perdagangan dari pemerintah serta dukungan
modal untuk unit usaha kecil di Kabupaten Paser.

l. Penanaman Modal
Potensi perekonomian di Kabupaten Paser tidak hanya terfokus pada
pertambangan (batu bara) tetapi juga perkebunan sawit. Kedua sektor usaha
tersebut padat modal tersebut menarik banyak investor berskala nasional
maupun asing. Oleh sebab itu, tolok ukur pengembangan investasi daerah dapat
dilihat melalui jumlah investor berskala nasional, baik PMDN (Penanaman
Modal Dalam Negeri) ataupun PMA (Penanaman Modal Asing). Dari data
jumlah investor tahun 2013 hingga 2014 menunjukan bahwa jumlah investor
di Paser bertambah sejumlah 5 investor. Hal ini mengindikasikan bahwa iklim
perekonomian Paser menjadi semakin baik. Lihat 2.46.

Tabel 2.46. Jumlah Investor 2011-2014

Tahun Jumlah Investor


2011 9
2012 5
2013 7
2014 12

Sumber: Data Investasi Kabupaten Paser Tahun 2010-2014, BPMPT


Kabupaten Paser

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 53


Iklim investasi yang membaik menyebabkan jumlah investor yang semakin
banyak. Industri galian tambang non migas menyerap banyak investor baik
dalam negeri maupun luar negeri, apalagi dengan dukungan kemudahan
investasi yang diterapkan di Kabupaten Paser. Dari data jumlah nilai investasi
Kabupaten Paser tahun 2011-2014, peningkatan yang tajam pada jumlah
investasi terjadi pada periode 2012 ke 2013/2014. Jumlah nilai investasi
bertambah dengan angka agregat 200-an milyar menjadi 1,2 Triliun.

Tabel 2.47. Jumlah Nilai Investasi 2011-2014

Jumlah Nilai investasi berskala nasional dan asing


Tahun
(PMDN/PMA) (Rp.)
2011 465.138.071.889
2012 254.626.866.554
2013 1.221.679.068.111
2014 1.460.491.610.499

Sumber: Data Investasi Kabupaten Paser Tahun 2010-2014, BPMPT


Kabupaten Paser

m. Kepemudaan dan Olah Raga


Pemuda memerlukan berbagai dukungan layanan dasar. Sampai tahun 2014,
jumlah organisasi kepemudaan sebanyak 32 unityang banyak melakukan
aktivitas olahraga. Selain bidang kepemudaan, dukungan terhadap organisasi
olahraga yang berjumlah 350 unit juga ditingkatkan tiap tahunnya. Olahraga
merupakan sarana pemersatu masyarakat karena sifatnya yang mampu
menggugah kebersamaan. Wujud dukungan pemerintah terhadap layanan
dasar kepemudaan dan olahraga salah satunya dengan program mercusuar
pembangunan Gedung Olahraga (GOR) yang dibangun tidak jauh dari komplek
kantor pemerintahan. Sampai tahun 2015, jumlah total lapangan olahraga
yang dikelola oleh Disbudpar Kabupaten Paser sebanyak 49 unit tersebar di
beberapa desa di pelosok kabupaten (sumber: LKPJ AMJ 2011-2015).

n. Statistik
Ketersediaan data merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan dalam
merencanakan pembangunan. Analisis kinerja untuk urusan wajib statistik
didasarkan pada ketersediaan data mengenai PDRB Kabupaten dan Kabupaten
Dalam Angka. Ketersediaan data merupakan langkah maju bagi perencanaan
tetapi masih perlu dilengkapi dan diperbaharui.

o. Kebudayaan
Pemerintah daerah Kabupaten Paser menyelenggarakan festival seni dan

54 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


keolahragaan. Pemerintah mengadakan festival kebudayaan minimal setahun
dua kali pada momentum peringatan 17 Agustus dan hari jadi Kabupaten Paser.
Festival tersebut menampilkan atraksi kebudayaan lokal dan pasar rakyat.

p. Perpustakaan
Data yang dibutuhkan pada bagian ini adalah mengenai jumlah perpustakaan,
jumlah koleksi buku di perpustakaan serta jumlah pengunjung perpustakaan
setiap tahunnya. Data-data tersebut penting untuk diketahui karena jumlah
pengunjung perpustakaan menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan
pendidikan di masyarakat. Saat ini, jumlah perpustakaan sejumlah 274 unit
termasuk perpustakaan desa yang dikelola daerah.

Tabel 2.48. Urusan Wajib Perpustakaan


Kabupaten Paser 2011-2014

No. Urusan Wajib Perpustakaan 2011 2012 2013 2014


1. Jumlah Perpustakaan 178 183 219 274
2. Jumlah Pengunjung 11.251 3.575 8.044 66.807
Perpustakaan Per Tahun
3. Koleksi Buku yang Tersedia di 32.685 32.685 40.945 49.345
Perpustakaan Daerah

Sumber: Statistik Sektoral Perpustakaan Daerah, Kabupaten Paser

Kenaikan jumlah pengunjung perpustakaan sangat drastis terjadi pada


tahun 2013 ke 2014, dari 8.044 pengunjung menjadi 66.807 pengunjung.
Lonjakan tersebut terjadi karena adanya fasilitas internet yang menarik
minat masyarakat. Dilihat dari koleksi buku yang tersedia, terlihat sedikit
pertambahan dari tahun ke tahun, walaupun variasi buku perlu ditingkatkan
sesuai kebutuhan pembaca. Hal lain yang perlu diperhatikan pemerintah
adalah tidak mencukupinya pustakawan yang dapat mengelola katalog buku
maupun kualitas variasi koleksinya.

3. Urusan Pemerintahan Pilihan


Urusan pemerintahan pilihan merupakan urusan pemerintahan yang wajib
diselenggarakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki
oleh daerahnya. Dalam RPJMD, pembahasan tentang urusan pemerintahan
pilihan ini berguna untuk menggambarkan pencapaian pembangunan yang
telah dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Paser. Gambaran pencapaian
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pariwisata

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 55


Pariwisata merupakan salah satu sektor potensial yang sedang dikembangkan
oleh Kabupaten Paser. Menurut data statistik, sektor ini selalu menunjukan tren
perkembangan yang baik dalam empat tahun terakhir. Guna mengidentifikasi
tren perkembangan, potensi dan strategi pengembangan pariwisata Kabupaten
Paser ke depan. Berikut adalah data tentang jumlah kunjungan wisatawan:

Tabel 2.49. Jumlah Kunjungan Wisatawan 2011-


2014

Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan


2011 9.763
2012 15.235
2013 18.358
2014 15.624

Sumber: LKPJ AMJ 2012-2015

Jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Paser mengalami kenaikan sebesar


5.472 wisatawan pada tahun 2011 hingga 2012. Kenaikan ini terus bertambah
sebesar 3.123 wisatawan pada tahun berikutnya. Namun pada tahun 2014
jumlah kunjungan wisatawan justru menununjukan penurunan sebanyak
2.734. Temuan data lapangan mengindikasikan bahwa penurunan jumlah
kunjungan wisatawan disebabkan oleh kurang memadainya infrastruktur,
salah satunya adalah akses jalan menuju lokasi.

b. Pertanian
Pertanian merupakan sektor penyumbang PDRB terbesar kedua di Kabupaten
Paser. Sektor ini dikembangkan untuk mendukung perekonomian masyarakat
dari sektor non-tambang. Guna mendukung hal tersebut maka diperlukan
data yang berguna untuk menentukan target dan indikator keberhasilan
pengembangan pertanian pada masa mendatang, berikut adalah data tentang
produktivitas padi di Kabupaten Paser:

Tabel 2.50. Produktivitas Padi Sawah dan Padi


Ladang Per Hektar di Kabupaten Paser Tahun
2011-2014

Tahun Produktivitas Padi Sawah Per Hektar Produktivitas Padi Ladang Per Hektar
2011 3,96 2,99
2012 4,01 2,73
2013 4,50 2,78
2014 4,59 2,83

Sumber: Statistik Padi Palawija Kabupaten Paser 2014 dan data Statistik

56 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Sektoral Dinas Pertanian dan Perkebunan, Kabupaten Paser

Produktivitas padi sawah per hektar di Kabupaten Paser mengalami kenaikan


sebesar 0,05 ton per hektar pada tahun 2011 hingga 2012. Kenaikan ini terulang
kembali sebesar 0,49 ton per hektar pada tahun 2013 dan 0,09 ton per hektar
pada tahun 2014. Lain halnya dengan produktivitas padi sawah, produktivitas
padi ladang justru menunjukan penurunan. Pada tahun 2011 hingga 2012,
terjadi penurunan sebesar 0,26 ton per hektar. Setelah itu kembali mengalami
kenaikan secara perlahan pada tahun 2013 dan 2014, yaitu sebesar 0,05 dan
0,1 ton per hektar. Walaupun kenaikannya masih bersifat dinamis, hal ini
mengindikasikan bahwa potensi produktivitas padi masih bisa ditingkatkan
agar sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk.

c. Kehutanan
Kerusakan hutan merupakan persoalan utama yang dihadapi oleh Kabupaten
Paser. Dalam rangka menentukan strategi serta prioritas program rehabilitasi
hutan pada masa mendatang, diperlukan data tentang kerusakan kawasan
hutan di Kabupaten Paser. Berikut merupakan sajian datanya:

Grafik 2.5. Luas Kerusakan Hutan di Kabupaten


Paser Tahun 2013

Sumber: Data olahan FWI analisis citra satelit ETM+7; Index Kelola Hutan,
ICEL-FITRA

Menurut data tersebut, luas kerusakan hutan di Kabupaten Paser mencapai


18.000 Ha. Isu kerusakan hutan di Kabupaten Paser selalu dihubungkan
dengan perluasan area perkebunan sawit sebagai salah satu penyumbang
PDRB terbesar. Apabila dibandingkan dengan wilayah di perkebunan sawit di

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 57


Indonesia, kerusakan kawasan hutan di Kabupaten Paser tergolong besar. Hal
ini menjadi sebuah permasalahan yang besar bagi lingkungan. Terutama jika
dihubungkan misi Kabupaten Paser sebagai Kabupaten konservasi.

d. Perdagangan
Bagian ini menggambarkan kinerja sektor perdagangan di Kabupaten Paser.
Sehingga, jumlah pedagang dan jumlah kelompok pedagang merupakan hal
dasar yang harus diketahui. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
prioritas program pengembangan di sektor perdagangan. Berikut adalah data
tentang jumlah pedagang di Kabupaten Paser:

Tabel 2.51. Jumlah Pedagang dan Kelompok


Pedagang di Kabupaten Paser Pada Tahun 2011-
2014

Jumlah Kelompok
Tahun Jumlah Pedagang
Pedagang
2011 6.666 1
2012 7.644 1
2013 8.785 1
2014 10.282 2

Sumber: Buku statistik Dinas Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Paser


dan Hasil Wawancara

Jumlah pedagang di Kabupaten Paser selalu menunjukan kenaikan dari tahun


2011 hingga 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar di Kabupaten Paser
terus berkembang sehingga pedagang di dalamnya mengalami kenaikan,
walaupun kondisi ekonomi nasional sangat fluktuatif dalam beberapa tahun
terakhir.

Dibandingkan dengan jumlah pedagang yang semakin berkembang pesat,


jumlah kelompok pedagang di Kabupaten Paser justu menunjukan tren
yang sebaliknya. Dalam kurun waktu 3 tahun, dari 2011 hingga 2013 tidak
ada penambahan jumlah kelompok pedagang. Pada tahun 2014 kelompok
pedagang hanya bertambah 1, kelompok tersebut adalah kelompok pedagang
pasar tradisional. Temuan lapanagn mengindikasikan bahwa pertambahan
kelompok pedagang tersebut terjadi karena adanya perlawanan pedagang
pasar tradisional terhadap pasar modern yang semakin menjamur.

e. Perindustrian
Perindustrian merupakan bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Data mendasar yang diperlukan untuk menentukan strategi pengembangan

58 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


industri di Kabupaten Paser adalah data mengenai pertumbuhan industri.
Berikut adalah data uraian data tentang pertumbuhan riil PDRB industri di
Kabupaten Paser selama 2011-2014:

Tabel 2.52. Pertumbuhan Riil PDRB Industri di


Kabupaten Paser Tahun 2011-2014

Pertumbuhan riil PDRB


Tahun
Industri Pengolahan
2011 3,5 %
2012 8,29 %
2013 2,64 %
2014 5,79 %

Sumber: PDRB Kabupaten Paser Menurut Lapangan Usaha 2012-2015

Pertumbuhan riil PDRB industri rumah tangga di Kabupaten Paser terus


menunjukan tren yang sangat fluktuatif. Walaupun jumlahnya tidak
begitu besar jika dibandingkan dengan industri pertambangan. Namun
fluktuasi pertumbuhan riil PDRB ini mengindikasikan bahwa naik-turunnya
perekonomian nasional turut serta berpengaruh terhadap fluktuasi
pertumbuhan riil PDRB industri di Kabupaten Paser. Kenaikan pertumbuhan
riil PDRB industri pengolahan terjadi pada tahun 2011 hingga 2012, yaitu
sebesar 4,79%. Namun angka ini turun drastis sebesar 5,65% pada tahun 2013.
Walaupun akhirnya mengalami kenaikan pada akhir 2014, sebesar 3,15%,
namun kenaikan ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan pencapaian
tahun 2012.

D. ASPEK DAYA SAING DAERAH


Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan
otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Pada
level tersebut, optimalisasi potensi daerah secara optimal merupakan salah
satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan
dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan
yang tinggi dan berkelanjutan.

Sesuai dengan Permendagri No. 54 Tahun 2010, maka kondisi daerah


Kabupaten Paser terkait aspek daya saing daerah dapat dilihat dari beberapa
variabel yaitu fokus kemampuan ekonomi daerah, fokus fasilitas wilayah/
infrastruktur, fokus iklim berinvestasi dan fokus sumber daya manusia (SDM).

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 59


1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan
otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, dan unggulan daerah. Pada
level tersebut, optimalisasi potensi daerah secara optimal merupakan salah
satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang berhubungan
dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat kesejahteraan
yang tinggi dan berkelanjutan. Sesuai dengan Permendagri No. 54 Tahun 2010,
maka kondisi daerah Kabupaten Paser terkait aspek daya saing daerah dapat
dilihat dari beberapa variabel berikut.

Beberapa indikator yang digunakan dalam kerangka analisis kinerja atas


kemampuan ekonomi daerah adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga
per kapita. Hal ini bisa dilihat dari pengeluaran konsumsi pangan dan non-
pangan per kapita. Dalam skema daya saing daerah, kedua indikator tersebut
digunakan untuk mengetahui potensi maupun hambatan bagi daerah dari
segi ekonomi untuk mencapai visi pembangunan di bidang ekonomi. Berikut
adalah tabel yang memuat data tentang konsumsi rumah tangga psub sektor
pangan dan non-pangan per kapita di Kabupaten Paser:

Tabel 2.53. Pengeluaran Konsumsi Rumah


Tangga Per Kapita (%) Tahun 2011-2014

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita (%)


Tahun Pengeluaran Konsumsi Rumah Konsumsi Rumah Tangga Sub sektor
Tangga Sub sektor Pangan Per Kapita Non-Pangan Per Kapita
2011 52,31 47,69
2012 48,93 51,07
2013 50,71 49,29
2014 50,34 49,66

Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser 2012-2015

Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita merupakan salah satu


indikator kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu indikator tersebut masuk
ke dalam fokus kemampuan ekonomi daerah yang menentukan daya saing
Kabupaten Paser. Belum ada data terkini tentang konsumsi rumah tangga per
kapita. Namun berdasarkan data tahun 2011 hingga 2012, terdapat penurunan
konsumsi rumah tangga sub sektor pangan per kapita sebesar 3,38 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa kesejahteraan masyarakat paser di bidang
ekonomi sempat menurun. Dua tahun berikutnya, yaitu pada tahun 2013 dan
2014 konsumsi rumah tangga sub sektor pangan per kapita meningkat lebih
baik, walaupun masih sangat fluktuatif dan belum mampu berada di level yang

60 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


sama pada tahun 2011. Hal ini mengindikasikan bahwa kinerja perekonomian
di Paser masih perlu ditingkatkan.

Berbeda halnya dengan konsumsi rumah tangga sub sektor pangan per kapita,
konsumsi rumah tangga non-pangan per kapita juga mengalami kenaikan
sebesar 3,38 persen pada tahun 2011-2012. Namun mengalami penurunan
yang fluktuatif pada tahun 2013 dan 2014 jika dibanding dengan pencapaian
tahun 2012. Data ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan kesejahteraan
masyarakat di bidang konsumsi non-pangan.

2. Fokus Fasilitas Wilayah/ Infrastuktur


a. Perhubungan
Kondisi layanan dasar perhubungan sangat penting dalam aspek daya saing
daerah. Hal tersebut terjadi karena urusan perhubungan berkaitan erat
dengan mobilisasi masyarakat serta barang dan jasa. Dua hal tersebut sangat
berpengaruh pada kondisi ekonomi, khususnya di Kabupaten Paser. Guna
memetakan mendeskripsikan aspek layanan dasar. Berikut merupakan data
tentang panjang jalan dan jumlah kendaraan di Kabupaten Paser:

Tabel 2.54. Panjang Jalan (Km) di Kabupaten


Paser Tahun 2011-2014

Jenis Jalan 2011 2012 2013 2014


Kabupaten 638.200 631.750 735.820 694.850
Desa 267.690 316,460 259.923 379.750

Sumber: LKPJ AMJ 2010-2015

Dari tabel tersebut diketahui bahwa jalan Kabupaten, dari tahun 2011 hingga
2015 panjang jalan Kabupaten menunjukan pertambahan sepanjang 56.650
km. Hal ini juga diikuti oleh peningkatan panjang jalan desa. Walaupun
kurang dari 50% yang kondisinya masuk ke dalam kategori baik. Hal ini
mengindikasikan bahwa jalan adalah salah satu persoalan utama yang harus
diperhatikan apabila Pemerintah Kabupaten Paser ingin meningkatkan aspek
daya saing dalam pembangunan.

Selayaknya jalan, kendaraan juga merupakan salah satu persoalan transportasi


di Kabupaten Paser. Berikut adalah data tentang jumlah kendaraan di
Kabupaten dari tahun 2011 hingga 2014:

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 61


Tabel 2.55. Jumlah Kendaraan di Kabupaten
Paser Tahun 2011-2014

Tahun Jumlah Kendaraan


2011 96.883
2012 142.656
2013 113.683
2014 109.667

Sumber: POLRES Paser

Tabel tersebut menunjukan bahwa jumlah kendaraan di Kabupaten Paser


mengalami kenaikan sebesar 45.773 unit dari tahun 2011 hingga 2012. Akan
tetapi kondisi tersebut tidak bertahan lama, karena pada tahun 2012 hingga
2013 jumlah kendaraan berkurang sebanyak 28.973 unit. Kemudian pada
tahun 2013 hingga 2014, jumlah kendaraan justru semakin turun sebesar
4.016 unit. Hal ini mengindikasikan bahwa kendaraan sebagai alat transportasi
darat harus ditingkatkan, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Tabel 2.56. Jumlah Barang dan Orang yang


Terangkut Angkutan Umum Tahun 2011-2014

Tahun Jumlah Barang (Ton) Jumlah Orang


2011 631.322 336.081
2012 609.322 359.223
2013 889.416 326.225
2014 647.416 233.863

Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah Dinas Perhubungan,


Kabupaten Paser

Jumlah orang dan barang yang terangkut angkutan umum menunjukan angka
yang masih fluktuatif. Dari tahun 2011 hingga 2012 terjadi penurunan jumlah
barang sebesar 22.010 ton. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah barang yang
terangkut naik sebesar 280.094 ton. Akan tetapi jumlah tersebut kembali
mengalami penurunan sebesar 242.000 ton pada tahun 2014. Ada indikasi
bahwa naik-turunnya angka jumlah barang tersebut terjadi karena kondisi
jalan dan kendaraan yang kurang memadai di Kabupaten Paser.

Sama halnya dengan jumlah barang yang terangkut, angka jumlah orang
yang terangkut juga masih fluktuatif. Artinya bahwa angka tersebut belum
menunjukan kenaikan atau penurunan yang stabil. Walaupun sempat
mengalami kenaikan pada tahun 2011 hingga 2012, jumlah orang yang
terangkut kembali menunjukan penurunan pada tahun 2012 hingga 2014.
Ada indikasi bahwa penurunan tersebut terjadi karena sarana transportasi di

62 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Kabupaten Paser belum tersedia dengan baik.

b. Penataan Ruang
Bagian ini memaparkan mengenai kondisi tata ruang di Kabupaten Paser.
Secara khusus indikator yang dianalisa adalah data mengenai luas wilayah
produktif. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui potensi dan hambatan
dalam pengembangan produktivitas dari segi tata ruang di Kabupaten Paser.

Tabel 2.57. Luas Wilayah Produktif (Ha) di


Kabupaten Paser Tahun 2014

Tahun Luas Wilayah Produktif


2014 872.488,86

Sumber: Dinas Bina Marga, Pengairan dan Tata Ruang

Menurut data dari Dinas Bina Marga pada tahun 2014 di Kabupaten Paser
terdapat 872.488,86 hektar luas wilayah produktif. Luas wilayah ini berpotensi
untuk dikembangkan agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara berkelanjutan dan merata.

c. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
Bagian ini secara khusus menganalisa sumber daya internal instansi
pemerintah Kabupaten Paser. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui potensi
dan hambatan dalam hal pengembangan kapasitas pemerintah daerah. Adapun
data-data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.58. Jumlah Bank di Kabupaten Paser


Tahun 2011-2014

Tahun Jumlah Bank


2011 7
2012 7
2013 8
2014 9

Sumber: Kabupaten Paser Dalam Angka Tahun 2012-2015

Kabupaten Paser hanya memiliki 7 bank pada tahun 2011 hingga 2012.
Jumlah ini naik menjadi 8 bank pada tahun 2013. Sama halnya dengan tahun
2013, pada tahun 2014 jumlah bank di Kabupaten Paser naik sebanyak 1
unit. Walaupun jumlah kenaikannya sedikit, bank tetap memiliki peran yang

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 63


strategis bagi perekonomian masyarakat Paser. Penambahan jumlah bank ini
mengindikasikan bahwa perekonomian di Kabupaten Paser semakin membaik.

d. Lingkungan Hidup
Secara khusus analisis kinerja atas lingkungan hidup ditujukan pada data
mengenai persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih. Hal
tersebut dilakukan sebagai bahan pertimbangan terkait dengan potensi dan
hambatan dalam hal menentukan program strategis menuju Paser yang bersih
dan sehat.

Berkaitan dengan air bersih, Kabupaten Paser telah memiliki Perusahaan


Daerah Air Minum (PDAM) yang bernama Tirta Kandilo. Perusahaan tersebut
memiliki kantor pusat di Kota Tanah Grogot, dengan beberapa unit pengolahan
yang terdistribusi cukup baik ke ibukota kecamatan dan sekitarnya. Mengingat
lokasi ibukota kecamatan yang tersebar cukup jauh dari ibukota kabupaten,
PDAM menggunakan unit-unit yang independen dengan jaringan layanan
lokal. Berkaitan dengan hal tersebut, berdasarkan data Inkesra Paser 2014
disebutkan bahwa untuk keperluan air minum pada tahun 2014, hanya
54,96% rumah tangga yang menggunakannya secara pribadi. Data tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.59. Persentase Rumah Tangga


Berdasarkan Penggunaan Fasilitas Air Minum

Fasilitas Air Minum 2010 2011 2012 2013 2014


Sendiri 58,42 56,42 55,86 56,60 54,96
Bersama 31,54 28,19 16,79 13,92 21,12
Umum 4,56 6,45 11,68 7,32 6,79
Tidak ada 5,47 8,94 15,67 22,16 17,14

Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser 2012-2015

Dari tabel tersebut terlihat bahwa penduduk yang masih menggunakan fasilitas
air bersih milik bersama dan milik umum masih tinggi, walaupun sudah
menunjukan tren yang sangat fluktuatif selama lima tahun terakhir. Temuan
lapangan menyebutkan bahwa ada sebagian warga yang belum memiliki
fasilitas sendiri. Sehingga warga menggunakan fasilitas milik bersama dan
umum. Angka penggunaan fasilitas air minum milik sendiri selalu menunjukan
tren penurunan selama 2010 hingga 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa
layanan fasilitas air minum di Kabupaten Paser masih perlu ditingkatkan.

Di beberapa desa, seperti di Desa Muara Paser yang belum menggunakan


fasilitas layanan air minum bersih dari PDAM. Penduduk Desa tersebut

64 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


memilih menggunakan air kemasan dan air sumur bor. Akibatnya sebagian
penduduk terserang penyakit muntaber karena sanitasi dan air minum yang
digunakan kurang bersih. Sedangkan di Desa Sungai Tuak, penduduk justru
menggunakan air sungai dan air kemasan untuk konsumsi rumah tangga.
Hal ini mengindikasikan bahwa pelayanan PDAM belum mampu menjangkau
wilayah-wilayah tersebut.

e. Komunikasi dan Informatika


Sub-bab khusus mengenai analisis kinerja dalam urusan komunikasi dan
informatika pasa aspek daya saing daerah diperlukan untuk mengetahui sejauh
mana potensi dan hambatan daerah dalam memanfaatkan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini perlu dilakukan karena hal-hal
yang berkaitan dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
saat ini sebagai penentu keberhasilan daerah dalam banyak hal Adapun data-
data yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.60. Presentase Rumah Tangga yang


Menggunakan Listrik

Presentase Rumah Tangga yang Menggunakan Listrik


Tahun
Listrik PLN Listrik Non-PLN
2011 73,15 70,85
2012 70,85 19,92
2013 79,92 16,35
2014 76,45 17,56

Sumber: Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Paser 2012-2015

Kekurangan sumber energi listik merupakan salah satu persoalan utama bagi
sektor komunikasi dan informatika di Kabupaten Paser. Hingga tahun 2014
sudah hanya ada 76,45% rumah tangga yang menggunakan listrik. Presentase
ini turun 3,47% dari tahun sebelumnya. Sementara dari tahun 2011 hingga
2013, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik PLN masih sangat
fluktuatif. Ada indikasi bahwa persoalan ini terjadi karena kurang memadainya
pasokan daya listrik dan infrastruktur pendukung.

3. Fokus Iklim Berinvestasi


Investasi merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan
kesejahteraan,karena investasi berpengaruh pada kuantitas permodalan di
suatu daerah, pembukaan lapangan kerja, permintaan dan penawaran, serta
pengaruh lain yang berhubungan dengan kegiatan sosio-ekonomi masyarakat.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 65


Dalam rangka mengetahui potensi dan hambatan yang dalam berinvestasi di
Kabupaten Paser, maka dilakukanlah analisis terhadap beberapa indikator
dalam tabel berikut:

Tabel 2.61. Angka Kriminalitas di Kabupaten


Paser Tahun 2013-2014

Tahun Angka Kriminalitas


2013 425 Kasus
2014 292 Kasus

Sumber: POLRES Paser

Angka kriminalitas di Kabupaten Paser mengalami penurunan sebesar 31%


pada tahun 2014. Menurut Kapolres Paser, penurunan presentase terbesar
berada pada kasus pencurian dengan kekearasan, yaitu sebesar 22% hingga
67%. Walaupun demikian, angka kriminalitas di sejumlah kasus menunjukan
peningkatan. Beberapa kasus tersebut seperti kasus pelecehan seksual anak,
dari 1 kasus pada tahun 2013 menjadi 12 kasus pada tahun 2014. Kasus
pengeroyokan, dari 13 kasus pada tahun 2013 menjadi 16 kasus pada tahun
2014, serta pembunuhan yang meningkat menjadi 3 kasus pada tahun 2014.
Hal ini mengindikasikan bahwa perlindungan anak adalah persoalan strategis
yang patut diperhatikan. Sedangkan kasus pengeroyokan dan pembunuhan
harus ditekan dengan tindak pencehagan yang lebih intensif.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Sistem Informasi Daerah, BPMPPT,


Kabupaten Paser, pada tahun 2013 rata-rata Kabupaten Paser memiliki lama
waktu perijinan selama 5 jam. Hal ini berlaku untuk 6 jenis perijinan, seperti
SIUP, TDP, IUI, TDI, IMB dan HO. Lima jam adalah waktu tergolong cepat jika
berpijak kepada Standar Operasional Prosedur BPMPPT. Cepatnya proses
perijinan ini mengindikasikan bahwa proses perijinan semakin baik dan
mampu mendukung peningkatan jumlah investasi di Kabuppaten Paser.

Tabel 2.62. Jumlah dan Macam Retribusi Daerah


Tahun 2011-2015

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015


retribusi jasa umum 14 14 14 14 14
retribusi jasa usaha 11 11 11 11 11
retribusi perijinan tertentu 5 5 5 5 5
Jumlah Retribusi 30 30 30 30 30

Sumber: Sistem Informasi Pembangunan Daerah, Dinas Pendapatan


Daerah, Kabupaten Paser

66 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Dari tahun 2011 hingga 2015 Kabupaten Paser memiliki 30 jenis retribusi.
Retribusi tersebut berhubungan dengan iklim investasi. Ketiga puluh retribusi
tersebut terdiri dari 14 retribusi jasa umum, 11 retribusi jasa usaha dan 5
retribusi perijinan tertentu yang ditangai oleh BPMPPT, Kabupaten Paser.
Belum ada indikasi bahwa jenis-jenis retribusi tersebut berpengaruh kurang
baik terhadap iklim investasi di Kabupaten Paser selama lima tahun terakhir.

Tabel 2.63. Jumlah Perda yang mendukung Iklim


Usaha di Kabupaten Paser Tahun 2011-2014

Jenis Perda 2011 2012 2013 2014


Jumlah Perda yang terkait perijinan 12 12 12 12
Jumlah Perda terkait lalu lintas barang dan Na Na Na Na
jasa
Jumlah Perda terkait ketenagakerjaan Na Na Na Na

Sumber: Standar Operasional Prosedur BPMPPT Kabupaten Paser

Dari tahun 2011 hingga 2014, jumlah perda yang terkait perijinan di Kabupaten
Paser berjumlah tetap. Tidak ada kenaikan atau penurunan sama sekali. Hal
ini mengindikasikan bahwa perlu adanya penyesuaian jumlah Perda tentang
perijinan dengan isu-isu strategis di bidang perijinan, sehingga Perda mampu
mendukung aspek daya saing Kabupaten Paser dengan baik.

4. Fokus Sumber Daya Manusia


SDM merupakan faktor terpenting dalam rangka mewujudkan visi
pembangunan,karena SDM secara teknis menentukan kualitas kerja pemerintah
mulai dari aspek perencanaan hingga implementasi. Selain itu, kualitas SDM
berpengaruh signifikan terhadap perwujudan visi pemerintah daerah karena
bersentuhan langsung dengan aspek strategis maupun teknis. Sehingga,
analisis kinerja pada fokus SDM dimaksudkan untuk mengetahui potensi serta
kelemahan yang dialami. Adapun data yang dibutuhkan dalam analisis kinerja
adalah yang berkaitan dengan fokus SDM yaitu rasio ketergantungan (Jumlah
Penduduk Usia 015 s/d >64 dibagi dengan Jumlah Penduduk Usia 16 s/d 64
tahun).

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 67


Tabel 2.64. Rasio Ketergantungan di Kabupaten
Paser Tahun 2010-2014

Rasio Ketergantungan
Tahun Jumlah
Laki-laki Perempuan
2010 49,48 52,67 50,91
2011 54,82 46,75 50,98
2012 50,46 53,76 51,98
2013 52,08 52,10 52,09
2014 46,43 53,37 49,61

Sumber: Paser Dalam Angka Tahun 2011-2015

Jumlah rasio ketergantungan di Kabupaten Paser selalu menunjukan angka


yang dinamis. Dari tahun 2010 hingga 2011, terjadi kenaikan jumlah sebesar
0,07%. Tahun berikutnya naik sebesar 1,00%. Kenaikan ini terus berlanjut
pada tahun 2013, yaitu sebesar 0,11%. Sebaliknya, pada tahun 2014 jumlah
rasio ketergantungan di Kabupaten Paser justru turun 2,48%. Penurunan
ini mengindikasikan bahwa serapan tenaga kerja di Kabupaten Paser mulai
menunjukan perbaikan.

68 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


BAB III
GAMBARAN
PENGELOLAAN
KEUANGAN DAERAH
SERTA KERANGKA
PENDANAAN

Bab ini akan menguraikan gambaran pengelolaan keuangan daerah pada


periode sebelumnya dan kerangka pendanaan untuk satu periode mendatang.
Pengelolaan keuangan daerah terkait dengan kinerja dan kebijakan pengelolaan
keuangan dalam bentuk APBD maupun kondisi neraca daerah. Gambaran
tersebut selanjutnya berguna untuk mengindentifikasi sumber-sumber
pendapatan daerah yang potensial, alokasi belanja dan pengeluaran daerah
yang lebih optimal dan sesuai kebutuhan, potensi pembiayaan daerah jika
terdapat defisit anggaran, serta kondisi aset dan kewajiban daerah yang harus
dipenuhi. Analisis di dalam bab 3 ini, diharapkan dapat menjadi pembelajaran
dan salah satu dasar pengalokasian anggaran dalam kerangka RPJMD untuk
mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran daerah.

A. KINERJA KEUANGAN MASA LALU


Kinerja keuangan daerah yang termaktub dalam APBD, secara umum dapat
dilihat dari anggaran pendapatan yang direncanakan dalam awal tahun anggaran
dan realisasinya di akhir tahun anggaran. Selanjutnya akan dapat dilihat apakah
realisasinya akan sesuai, melebihi, atau bahkan kurang dari yang direncanakan.
Kinerja keuangan juga dapat dilihat dari segi komponen penyusun pendapatan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 69


daerah. Komponen pendapatan daerah dapat bersumber dari kinerja pemerintah
daerah secara langsung dalam bentuk pendapatan asli daerah, maupun
bersumber dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Selain itu, lancarnya kinerja keuangan dapat diidentifikasi dari kondisi neraca
daerah yang merupakan gambaran nominal aset daerah di satu sisi, dan di sisi
lain merupakan kewajiban-kewajiban daerah yang harus dipenuhi.

1. Kinerja Pendapatan Daerah


Kinerja pendapatan daerah di Kabupaten Paser dalam kurun waktu tahun 2011
hingga 2014 hampir selalu melebihi target anggaran, kecuali di tahun 2013
target anggaran pendapatan tidak terpenuhi, yaitu hanya mampu mencapai
realisasi anggaran sebesar 95,42%. Berdasarkan laporan realisasi anggaran,
hal ini disebabkan oleh beberapa komponen pembentuk pendapatan daerah
yang tidak memenuhi target anggaran, antara lain retribusi daerah, dana
alokasi khusus, dana penyesuaian, dana bagi hasil pajak, dan bahkan dari dana
bagi hasil bukan pajak (sumber daya alam).

Tabel 3.1. Proporsi Realisasi Pendapatan


Terhadap Anggaran Pendapatan Kabupaten
Paser Tahun 2011-2014

No Tahun Anggaran Realisasi %


1 2011 1,369,218,222,575.17 1,606,039,874,952.42 117.30
2 2012 1,834,348,610,799.00 2,006,104,956,176.53 109.36
3 2013 2,104,796,681,637.84 2,008,391,101,761.18 95.42
4 2014 2,084,624,142,975.62 2,125,759,692,755.87 101.97

Sumber: LKPJ akhir masa jabatan Bupati Paser 2011-2015

Walaupun realisasi pendapatan hampir selalu melebihi target anggaran, namun


kapasitas pendapatan daerah masih tergantung pada dana perimbangan.
Artinya Kabupaten Paser masih seperti daerah lain pada umumnya di Indonesia,
yaitu ketika dana transfer dari pemerintah pusat menjadi komponen utama
penyusun pendapatan daerah. Ketergantungan pada dana transfer tersebut
terutama berasal dari dana bagi hasil bukan pajak. Hal ini menunjukkan bahwa
Kabupaten Paser masih merasakan keberlimpahan hasil sumber daya alam batu
bara. Namun sebagaimana kewaspadaan berbagai elemen di Paser, maka kondisi
tersebut perlu dicarikan alternatif sumber pendapatan. Mengingat batu bara
merupakan sumber daya yang memiliki limitasi waktu proses eksploitasi atau
tidak terbarukan, sekaligus bersifat rentan terhadap berbagai kondisi global.

70 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 3.2. Rata-rata Pertumbuhan dan Proporsi Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Paser Tahun 2011 – 2014

Rata-rata Proporsi Rata-


No Uraian 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan rata Terhadap
(%) Total Pendapatan
1 Pendapatan Asli 111.504.056.786,42 70.910.353.405,90 97.601.467.545,18 111.052.683.654,88 5,005 5,14
daerah
1.1 Pajak daerah 14.755.526.769,10 14.683.831.994,14 35.674.176.249,72 43.452.036.191,20 54.76 1,36
1.2 Retribusi daerah 15.891.873.187,08 13.482.492.515,77 15.930.385.792,25 15.469.144.088,18 0.033 0,79
1.3 Hasil pengelolaan 8.363.137.666,17 6.919.808.190,96 8.232.520.711,84 7.331.754.134,42 -3.076 0,40
keuangan daerah yang
dipisahkan
1.4 Lain-lain PAD yang 72.493.519.164,07 35.824.220.705,03 37.764.384.791,37 44.799.749.241,08 -8.845 2,57
sah

2 Dana Perimbangan 1.164.383.890.346,00 1.418.669.782.479,00 1.321.724.837.616,00 1.377.664.405.076,00 6,412 68,45


2.1 Dana bagi hasil pajak 71.578.516.441,00 118.348.360.976,00 126.976.172.824,00 98.805.506.432,00 16.815 5,33
2.2 Dana bagi hasil bukan 875.942.491.905,00 1.011.956.911.503,00 881.453.386.792,00 964.828.440.644,00 4.03 48,56
pajak (sumber daya
alam)
2.3 Dana alokasi umum 208.204.282.000,00 280.966.870.000,00 301.950.343.000,00 308.251.183.000,00 14.834 14,12
2.4 Dana alokasi khusus 8.658.600.000,00 7.397.640.000,00 11.344.935.000,00 5.779.275.000,00 -3.420 0,43
3 Lain-lain pendapatan 330.151.927.820,00 516.524.820.291,63 589.064.796.600,00 637.042.604.025,00 26,213 26,40
daerah yang sah

3.1 Hibah 318.065.000,00 22.405.088.691,63 71.540.000,00 3.561.886.000,00 3907.78 3,46


3.2 Dana darurat - - - -
3.3 Dana bagi hasil pajak 165.491.855.000,00 194.853.514.000,00 252.701.418.600,00 250.752.830.025,00 15.552 11,09

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


dari provinsi dan
pemerintah daerah

| 71
lainnya
Rata-rata Proporsi Rata-
No Uraian 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan rata Terhadap
(%) Total Pendapatan
3.4 Transfer pemerintah 74.578.157.820,00 36.500.837.000,00 77.895.338.000,00 74.765.388.000,00 19.443 0,32
pusat lainnya (Dana
penyesuaian)
3.4 Bantuan keuangan 89.763.850.000,00 262.765.380.600,00 258.396.500.000,00 307.962.500.000,00 70.083 11,51
dari provinsi atau
pemerintah daerah
lainnya
Total Pendapatan 1.606.039.874.952,42 2.006.104.956.176,53 2.008.391.101.761,18 2.125.759.692.755,87 10,28

Sumber: Anggaran dan realisasi APBD Kabupaten Paser 2011-2014

72 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Signifikannya nominal dana perimbangan tersebut juga ditunjang oleh DAU
(Dana Alokasi Umum). Meskipun Kabupaten Paser memiliki kapasitas fiskal
yang baik dengan besarnya dana bagi hasil sumber daya alam, namun nominal
dana alokasi umum tetap mengalami peningkatan setiap tahun. Terdapat
berbagai sebab yang mempengaruhi peningkatan DAU, antara lain kebutuhan
PNS daerah dan terdapat celah fiskal yang sempit, yaitu ketika kapasitas fiskal
yang tinggi sekaligus diiringi dengan kebutuhan fiskal yang tinggi pula. Selain
dari dana bagi hasil dan alokasi umum, kapasitas fiskal semakin kuat dengan
signifikannya sumber lain-lain pendapatan daerah yang sah. Dari kondisi
tersebut, Kabupaten Paser tidak mengalami persoalan kesenjangan fiskal.
Sebagaimana peta kapasitas fiskal daerah yang diidentifikasi Kementerian
Keuangan, Kabupaten Paser memiliki kapasitas fiskal sangat tinggi, yaitu
dengan indeks 3,73. Indeks sangat tinggi tersebut terdapat di hampir semua
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, sekaligus cermin dari kapasitas
fiskal provinsi sediri yang menempati indeks terbesar kedua se-Indonesia,
yaitu sebesar 3,66 (Permen Keuangan No. 33/PMK.07/2015).

Meskipun demikian, ketika berbicara kemandirian daerah yang


dikaitkan dengan kemampuan dalam menghasilkan sumber pendapatan asli
daerah, maka Kabupaten Paser masih harus berupaya lebih keras. PAD belum
menunjukkan angka signifikan sebagai komponen penyusun pendapatan
daerah. Bahkan beberapa komponennya, termasuk dari hasil kerja BUMD
(Badan Usaha Milik Daerah) mengalami angka pertumbuhan minus. Hal ini
menjadi agenda penting untuk dilaksanakan perbaikan kinerja dan intensifikasi
hasil BUMD, agar lebih signifikan menjadi penyumbang PAD dalam komponen
hasil pengelolaan keuangan daerah yang dipisahkan.

Sedangkan dalam komponen retribusi daerah, juga masih perlu upaya


peningkatan. Upaya peningkatan tersebut berhubungan dengan kualitas
layanan objek retribusi itu sendiri. Sebagai contoh di bidang pariwisata,
retribusi dari usaha pariwisata yang dijalankan pemerintah daerah masih
minim. Ini disebabkan oleh tingkat kesulitan akses menuju destinasi wisata
sekaligus kualitas destinasi yang belum memiliki daya saing. Selain peningkatan
kualitas, potensi peningkatan retribusi tetap terbuka lebar dengan masih
aktifnya berbagai objek retribusi, antara lain terminal dan dermaga.

Komponen PAD yang memiliki tingkat pertumbuhan paling tinggi


adalah pajak daerah. Namun kedepan terdapat hal penting yang patut
diperhatikan dalam komponen ini, terutama terkait dengan penarikan
beberapa kewenangan daerah kabupaten/kota menjadi kewenangan provinsi
sebagaimana termaktub dalam undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 73


Pemerintahan Daerah. Salah satu kewenangan yang ditarik ke provinsi adalah
penerbitan izin usaha pertambangan mineral bukan logam dan batuan. Padahal
selama ini kewenangan tersebut menjadi salah satu sumber pajak Kabupaten
Paser yang menyusun pendapatan asli daerah paling signifikan.

2. Neraca Daerah
Kinerja keuangan daerah dilihat pula dari kondisi neraca daerah, karena
merupakan gambaran posisi keuangan yang terdiri dari aset, kewajiban
serta ekuitas dana. Sebagai sebuah kinerja keuangan, aset daerah dilihat
dari nilai uang yang terkandung di dalam aset, sekaligus manfaat sosial dan
ekonomi kepada pemerintah daerah maupun masyarakat yang merupakan
hasil pembelanjaan daerah di masa lalu. Namun untuk memenuhi kebutuhan
daerah, kadang kondisi keuangan tidak mendukung sepenuhnya, sehingga
mengharuskan pemerintah daerah mengambil hutang. Hutang sebagai
sebuah kewajiban daerah, diambil dalam jangka panjang atau jangka pendek.
Selanjutnya dapat dilihat antara nilai aset daerah dengan kewajiban mempunyai
selisih yang besar atau kecil. Selisih itu disebut ekuitas dana.

74 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 3.3. Neraca Komparatif dan Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Paser 2011-2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan %


1. Aset
1.1. Aset lancar 530,352,277,334.34 639,410,752,984.23 344,607,109,661.25 427,594,751,618.52 -0,48
1.2. Investasi jangka panjang 163,387,387,081.22 158,974,906,743.31 162,761,785,328.83 162,871,058,175.78 -0,08
1.3. Aset tetap 3,506,517,766,063.52 4,454,629,185,744.27 5,540,961,694,129.82 6,464,826,294,095.74 22,69
1.4. Dana cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0
1.5. Aset lainnya 41,383,542,797.77 80,734,128,980.15 67,726,862,123.89 58,392,063,655.07 21,73
Jumlah Aset 4,241,640,973,276.85 5,333,748,974,451.96 6,116,057,451,243.79 7,113,684,167,545.11 18,90

2. Kewajiban
2.1. Kewajiban jangka pendek 0.00 0.00 0.00 7,308,745,267.00 ∼
2.2. Kewajiban jangka panjang 26,804,764,179.50 38,553,357,650.50 0.00 0.00 -18,72
Jumlah Kewajiban 26,804,764,179.50 38,553,357,650.50 0.00 7,308,745,267.00 -28,08

3. Ekuitas Dana
3.1. Ekuitas dana lancar 530,352,277,334.34 639,410,752,984.23 344,607,109,661.25 420,286,006,351.52 -1,19
3.2. Ekuitas dana investasi 3,684,483,931,763.01 4,655,784,863,817.23 5,771,450,341,582.54 6,686,089,415,926.59 22,05
3.3. Ekuitas dana cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0
Jumlah Ekuitas Dana 4,214,836,209,097.35 5,295,195,616,801.46 6,116,057,451,243.79 7,106,375,422,278.11 19,10

Jumlah Ekuitas Dana dan 4,241,640,973,276.85 5,333,748,974,451.96 6,116,057,451,243.79 7,113,684,167,545.11 18,90


Kewajiban

Sumber: Lampiran Perda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2011-2014

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 75
Selama tahun 2011 hingga 2014, aset tetap mengalami persentase
pertumbuhan paling tinggi. Dengan pertambahan aset tetap berarti Kabupaten
Paser merealisasikan belanja modal yang besar untuk memenuhi kebutuhan
pembangunan daerah. Kebutuhan itu antara lain peningkatan aksesibilitas
berupa jalan, serta peningkatan sarana dan prasarana sesuai kebutuhan
sektoral maupun untuk menunjang operasional pemerintah daerah, misalnya
melalui peningkatan dan pembangunan aset tetap berupa jaringan, irigasi,
mesin, serta gedung dan bangunan.

Dari sisi kewajiban, Kabupaten Paser baru memiliki hutang jangka pendek
pada tahun 2014. Adapun kewajiban tersebut muncul karena terdapat hutang
pada pihak ketiga dan hutang jangka pendek lainnya. Sedikit berbeda pada
komponen kewajiban jangka panjang. Kabupaten Paser memiliki hutang
tersebut pada dua tahun berturut-turut awal periode pembangunan jangka
menengah, namun pada dua tahun terakhir mampu menihilkan komponen
tersebut. Ini menandakan adanya kemampuan keuangan daerah yang cukup
baik untuk menjalankan pembangunan.

Dengan kondisi aset dan kewajiban tersebut, maka ekuitas dana Kabupaten
Paser memiliki angka pertumbuhan rata-rata sebesar 19,10%. Nilai riil ekuitas
dana selalu meningkat dari tahun ke tahun, terutama disusun dari ekuitas dana
investasi dan ekuitas dana lancar, sedangkan ekuitas dana cadangan selalu
nihil.

Guna memahami kinerja keuangan daerah, neraca daerah perlu dianalisis


lebih mendalam. Metode analisisnya, pertama dilakukan melalui perhitungan
rasio likuiditas, yaitu kemampuan pemerintah daerah untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini terdiri dari rasio lancar yang
merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek, serta rasio quick, yaitu rasio antara aset lancar dikurangi persediaan,
dengan kewajiban jangka pendek. Melihat tabel 3.3. di atas, Kabupaten Paser
tidak memiliki kewajiban jangka pendek dari tahun 2011 hingga 2013, maka
hal ini berpengaruh pada perhitungan rasio likuiditas, yaitu memiliki angka
perhitungan tidak terdefinisi (∼), baik untuk rasio lancar mapun rasio quick.
Artinya aset Kabupaten Paser tidak terpengaruh adanya keharusan untuk
memenuhi kewajiban. Adapun di tahun 2014 ketika Pemerintah Kabupaten
Paser memiliki hutang jangka pendek, maka rasio likuiditas memunculkan
angka 58,50 untuk rasio lancar dan 57,27 untuk rasio quick. Dengan besarnya
angka perhitungan kedua rasio tersebut, pemerintah daerah tidak mengalami
kesulitan untuk mencairkan asetnya guna memenuhi kewajiban jangka pendek.

76 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 3.4. Rasio Likuiditas Kabupaten Paser
Tahun 2011-2014

No Uraian 2011 2012 2013 2014


1 Rasio Lancar (Current Ratio) ∼ ∼ ∼ 58,50
2 Rasio Quick (Quick Ratio) ∼ ∼ ∼ 57,27

Sedangkan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya, analisis neraca


dilakukan melalui perhitungan rasio solvabilitas, yaitu kemampuan pemerintah
daerah untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini terdiri dari
rasio total hutang terhadap total aset, dan rasio hutang terhadap modal atau
ekuitas. Berbeda dengan rasio likuiditas, yaitu semakin besar rasio semakin
mudah bagi pemerintah daerah untuk memenuhi kewajibannya, namun
dalam rasio solvabilitas ini ketika nilai rasio semakin kecil maka semakin baik
rasio kewajiban jangka panjang untuk dipenuhi oleh aset daerah dan ekuitas
dana. Hasil perhitungan rasio solvabilitas sebagaimana di dalam tabel 3.5.,
memperlihatkan bahwa angka perhitungan sangat kecil di bawah 0,75. Artinya
Pemerintah Kabupaten Paser tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.

Tabel 3.5. Rasio Solvabilitas Kabupaten Paser


Tahun 2011-2014

No Uraian 2011 2012 2013 2014


1 Rasio total hutang terhadap total aset 0,006319 0,007228 0 0,001027
2 Rasio hutang terhadap modal 0,00636 0,007281 0 0,001028

B. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU


Kapasitas fiskal sekaligus pendapatan daerah yang sangat tinggi, secara ideal
diharapkan menggerakkan pembangunan Kabupaten Paser yang progresif.
Namun hal ini membutuhkan syarat berupa kebijakan pengelolaan keuangan
yang baik. APBD sebagai sebuah produk kebijakan, telah memberikan gambaran
tentang tata kelola keuangan daerah. Khususnya tata kelola berupa alokasi dan
proporsi anggaran pada setiap urusan pemerintahan atau bidang pembangunan
yang disesuaikan dengan visi hingga sasaran yang akan dicapai daerah.

1. Belanja Daerah
Di dalam anggaran belanja daerah, komponen belanja selalu dianggarkan
melebihi anggaran pendapatan. Namun dalam kurun waktu tahun 2011 hingga

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 77


2014, realisasi komponen belanja tidak pernah melebihi target anggaran
belanja yang dicanangkan, sekaligus tidak melebihi realisasi pendapatan,
kecuali di tahun 2013 yang mengalami defisit, yaitu ketika belanja daerah lebih
tinggi dari pada pendapatan daerah. Realisasi yang tidak melebihi anggaran ini,
satu sisi bisa bernilai positif terutama sebagai bentuk penghematan anggaran,
sedangkan di sisi lain bisa bermakna sebaliknya karena menjadi pertanda
serapan anggaran untuk pembangunan yang tidak optimal.

Tabel 3.6. Proporsi Realisasi Belanja Terhadap


Anggaran Belanja Kabupaten Paser Tahun 2011-
2014

No Tahun Anggaran Realisasi %


1 2011 1,615,444,975,010.07 1,367,724,299,979.71 84.67
2 2012 2,324,829,477,543.61 1,928,428,642,191.43 82.95
3 2013 2,660,328,351,695.76 2,292,916,011,204.00 86.19
4 2014 2,347,486,320,243.94 2,059,405,397,887.61 87.73

Sumber: LKPJ akhir masa jabatan Bupati Paser 2011-2015

Realitas di atas tidak menjadi indikator tunggal dalam melihat kinerja belanja
daerah. Lebih detail, dapat ditelaah kinerja komponen belanja tidak langsung
dan belanja langsung. Struktur belanja Kabupaten Paser paling banyak
telah direalisasikan untuk belanja langsung. Kegiatan pembangunan untuk
pemenuhan kebutuhan daerah dan masyarakat ini telah disuplai oleh belanja
modal dan barang sebesar 58,93% dari total realisasi belanja.

78 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 3.7. Realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Kabupaten Paser Tahun 2011-2014

Tahun Rata-rata Proporsi Rata-rata


No Uraian Belanja Pertumbuhan
2011 2012 2013 2014 (%) (%)

1 Belanja tidak langsung 636,611,834,954.40 728,199,551,738.65 839,436,569,236.71 892,521,238,229.93 12,0 41,06

2 Belanja langsung 731,112,465,025.31 1,200,229,090,452.78 1,453,479,441,967.29 1,166,884,159,657.68 21,85 58,93

Total Belanja 1,367,724,299,979.71 1,928,428,642,191.43 2,292,916,011,204.00 2,059,405,397,887.61 16,57

Sumber: Lampiran Perda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2011-2014

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 79
Tabel 3.8. Rincian Realisasi Belanja Langsung Kabupaten Paser Tahun 2011-2014

Tahun Proporsi Rata-rata


Rincian Belanja Rata-rata
No Terhadap Total
Langsung 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan
Belanja (%)
1 Belanja tanah 35,488,158,213.00 58,134,384,348.00 114,222,361,802.00 54,610,424,984.00 36,03 3,31

2 Belanja barang dan 201,414,844,477.00 228,804,292,014.23 332,173,769,853.00 310,800,982,478.00 17,44 14,04


jasa

3 Belanja peralatan 94,296,604,954.00 139,106,690,937.00 94,443,660,541.00 91,377,126,400.00 4,05 5,66


dan mesin

80 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


4 Belanja bangunan 142,359,935,762.47 276,936,574,203.55 340,427,952,223.29 260,438,949,457.68 31,32 13,06
dan gedung

5 Belanja jalan, 257,480,214,118.84 497,089,738,950.00 571,677,947,158.00 448,675,349,065.00 28,84 22,83


irigasi dan jaringan

6 Belanja aset tetap 72,707,500.00 157,410,000.00 522,990,390.00 793,887,273.00 133,51 0,018


lainnya

7 Belanja aset 10,760,000.00 187,440,000.00 1642,00 0,002


lainnya

Sumber: Lampiran Perda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2011-2014

Proporsi rata-rata dari belanja langsung paling besar direalisasikan untuk belanja jalan, irigasi dan jaringan. Di dalamnya
termasuk pembangunan infrastruktur baru maupun pemeliharaan. Alokasi dan realisasi belanja ini menyesuaikan dengan urgensi
kebutuhan pembangunan, terutama terkait jaringan infrastruktur jalan yang belum terbangun merata di Kabupaten Paser. Apalagi
ketidaktersediaan infrastruktur yang memadai tersebut menimbulkan persoalan serius ketika berdampak pada lambannya berbagai
aktivitas ekonomi .
Tabel 3.9. Rincian Realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Paser Tahun 2011-2014

Tahun Rata-rata Proporsi Rata-rata


Rincian Belanja
No Pertumbuhan Terhadap Total
Tidak Langsung 2011 2012 2013 2014 (%) Belanja (%)
1 Belanja pegawai 465,116,922,612.54 531,103,592,750.83 579,487,176,126.25 618,134,911,319.50 9,98 29,20
2 Belanja subsidi - 2,500,000,000.00 500,000,000.00 0.00 -90 0,05
3 Belanja hibah 46,875,709,200.00 57,604,684,000.00 37,876,745,492.80 34,206,657,829.00 -7,01 2,43
4 Belanja bantuan 20,315,450,000.00 3,317,000,000.00 21,188,930,000.00 47,343,598,000.00 192,85 1,22
sosial
5 Belanja bantuan 101,184,459,800.29 129,559,888,646.00 199,290,740,117.66 192,486,750,560.11 26,15 8,03
keuangan

6 Belanja tidak 3,119,293,341.57 4,114,386,341.82 1,092,977,500.00 349,320,521.32 -36,52 0,12


terduga

Sumber: Lampiran Perda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2011-2014

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 81
Dalam komponen belanja tidak langsung sebagian besar dialokasikan untuk
belanja pegawai, yaitu sebagai bentuk belanja gaji beserta operasi dalam
menjalankan tugas dan fungsi aparatur pemerintahan. Selebihnya, realisasi
belanja tidak langsung yang termasuk besar adalah untuk belanja bantuan
keuangan. Meskipun berada di dalam komponen belanja tidak langsung,
belanja bantuan keuangan berpengaruh pada bergeraknya pembangunan
daerah, terutama di pedesaan, karena di dalamnya termasuk anggaran untuk
ADD (Alokasi Dana Desa). Terlebih Kabupaten Paser telah memiliki kebijakan
ADD dengan nominal besar sebelum disyaratkan oleh regulasi tentang desa
yang terbaru. Sedangkan alokasi untuk belanja hibah dan sosial terkait pula
dengan pilihan kebijakan dan program yang diambil oleh pemerintah daerah.
Di Kabupaten Paser terdapat program unggulan yang menyerap komponen
anggaran ini, terutama program rumah layak huni serta program untuk
memenuhi visi daerah sebagai kabupaten yang agamais.

2. Pembiayaan Daerah
Di dalam pelaksanaan APBD, kadang tidak bisa dihindari adanya realisasi
belanja daerah yang melebihi realisasi pendapatan, maka mengharuskan
adanya pembiayaan daerah untuk menutup defisit. Pembiayaan daerah sendiri
mempunyai dua komponen penyusun, yaitu pertama penerimaan pembiayaan
yang di Kabupaten Paser selama kurun waktu 2011 hingga 2014 bersumber dari
penggunaan SiLPA tahun sebelumnya dan penerimaan kembali pemberiaan
pinjaman daerah. Sedangkan kedua adalah pengeluaran pembiayaan berupa
penyertaan modal atau investasi pemerintah daerah dan pembayaran pokok
hutang.

82 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 3.10. Rincian Pembiayaan Daerah Kabupaten Paser Tahun 2011-2014

Pertumbuhan
No Uraian Pembiayaan 2011 2012 2013 2014
Rata-rata
1 Penerimaan Penggunaan sisa lebih 264,228,500,488.14 490,574,332,974.61 568,291,670,057.92 271,092,177,268.32 16,40
Pembiayaan perhitungan anggaran
(SiLPA)
Penerimaan kembali 6,203,880,497.76 102,083,328.21 85,416,653.22 92,708,334.60 -35,38
pemberian pinjaman
daerah
2 Pengeluaran Penyertaan modal 11,800,000,000.00 0.00 12,760,000,000.00 8,230,000,000.00 -67,75
Pembiayaan (investasi) pemerintah
daerah
Pembayaran pokok 6,373,622,984.00 61,060,230.00 0.00 0.00 -99,52
utang

Pembiayaan Netto (Penerimaan 252,258,758,001.90 490,615,356,072.82 555,617,086,711.14 262,954,885,602.92 18,35


pembiayaan – pengeluaran pembiayaan)

Sumber: Lampiran Perda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2011-2014

Secara riil, kinerja pembiayaan daerah mempunyai peran penting pada tahun 2013 ketika APBD mengalami defisit. Penutup defisit itu,
terutama bersumber dari penggunaan SiLPA tahun sebelumnya dan ditopang oleh sumber pembiayaan berupa penerimaan kembali
pemberian pinjaman daerah. Pembiayaan daerah memang masih bergantung pada SiLPA yang mempunyai pertumbuhan rata-rata
sebesar 16,40%. Sedangkan pada tahun 2011, 2012 serta 2014, yaitu ketika terjadi surplus riil, maka penerimaan pembiayaan justru
semakin menambah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun tersebut.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 83
Tabel 3.11. Penutup Defisit Rill Anggaran Kabupaten Paser 2011-2014

No Uraian Pendapatan 2011 2012 2013 2014


1 Realisasi pendapatan daerah 1,606,039,874,952.42 2,006,104,956,176.53 2,008,391,101,761.18 2,125,759,692,755.87
Dikurangi realisasi
2 Belanja daerah 1,367,724,299,979.71 1,928,428,642,191.43 2,292,916,011,204.00 2,059,405,397,887.61

A Surplus/defisit rill 220,141,951,988.71 77,615,253,755.10 (297,284,909,442.82) 58,124,294,868.26


3 Pengeluaran pembiayaan daerah 18,173,622,984.00 61,060,230.00 12,760,000,000.00 8,230,000,000.00

Ditutup oleh realisasi penerimaan pembiayaan :


4 Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun 264,228,500,488.14 490,574,332,974.61 568,291,670,057.92 271,092,177,268.32

84 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


anggaran sebelumnya

5 Pencairan dana cadangan


6 Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
7 Penerimaan pinjaman daerah
8 Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah 6,203,880,497.76 102,083,328.21 85,416,653.22 92,708,334.60

B Total realisasi penerimaan pembiayaan daerah 270,432,380,985.90 490,676,416,302.82 568,291,670,057.92 271,184,885,602.92


9 Penerimaan piutang daerah

A-B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun 490,574,332,974.61 568,291,670,057.92 271,092,177,268.32 329,309,180,471.19
berkenaan

Sumber: Lampiran Perda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2011-2014

Besaran sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan di atas, bisa menjadi potensi penting bagi pembiayaan anggaran pada
tahun anggaran selanjutnya, terutama jika terjadi defisit realisasi APBD. Namun dalam melihat kebijakan dan kinerja keuangan
daerah, besaran SiLPA tersebut patut ditelaah lebih mendalam untuk mengetahui komponen penyusunnya.
Tabel 3.12.
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Paser Tahun 2011-2014

2011 2012 2013 2014


No Uraian % dari % dari % dari % dari
Rp Rp Rp Rp
SiLPA SiLPA SiLPA SiLPA
Jumlah SiLPA 490,574,332,974.61 100 568,291,670,057.92 100 271,092,177,268.32 100 329,309,180,471.19 100

1 Pelampauan 28,209,469,787.25 5,75 9,500,660,572.90 1,67 28,667,336,833.34 10,57 4,370,431,524.26 1,32


penerimaan PAD

2 Pelampauan 212,977,167,090.00 43,41 165,131,321,513.00 29,05 (123,433,350,454.00) -45,53 37,260,358,231.00 11,31


penerimaan
dana
perimbangan
3 Pelampauan (4,364,984,500.00) -0,88 (2,875,636,708.37) -0,50 (1,639,566,256.00) -0,60 (495,239,975.00) -0,15
lain-lain
pendapatan
daerah yang sah
4 Sisa 247,720,675,030.36 50,49 396,400,835,352.18 69,75 367,412,340,491.76 135,53 288,080,922,356.33 87,48
penghematan
belanja atau
akibat lainnya
5 Pelampauan 6,032,005,567.00 1,22 134,489,328.21 0,02 85,416,653.22 0,03 92,708,334.60 0,02
pembiayaan
netto

Sumber: Lampiran Perda Pertanggungjawaban APBD Tahun 2011-2014

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 85
Dari tabel 3.12. tersebut, memperlihatkan bahwa komponen penyusun SiLPA
paling besar adalah sisa penghematan belanja atau karena akibat lainnya. Ini
artinya satu sisi pemborosan belanja daerah mampu ditekan, namun dalam
sejumlah kasus atau kinerja sektoral justru kurang optimal dalam menyerap
anggaran belanja, sehingga dapat berpengaruh pada pencapaian sasaran
pembangunan. Selain itu, SiLPA juga tersusun dari penerimaan pendapatan
daerah yang melampaui target anggaran, terutama dalam komponen PAD dan
dana perimbangan. Pelampauan pendapatan ini bagian dari kinerja keuangan
daerah yang cukup baik, meskipun selama kurun waktu 2011 hingga 2014
pelampauan itu mengalami trend fluktuatif, dan bahkan penurunan. Dari
trend tersebut, juga dapat dibaca adanya relasi berbanding terbalik di dalam
SiLPA, yaitu antara komponen pelampauan pendapatan dengan komponen
penghematan belanja atau akibat lainnya. Relasi itu adalah jika pelampauan
pendapatan semakin tinggi maka semakin kecil nominal penghematan
belanja atau akibat lainnya. Sebaliknya, jika pelampauan pendapatan semakin
menurun, maka semakin tinggi nominal sisa penghematan belanja atau akibat
lainnya. Relasi itu merupakan gambaran kinerja keuangan daerah dalam
menggali sumber pendapatan yang berpengaruh pada realisasi belanja daerah
untuk pembangunan.

C. KERANGKA PENDANAAN
Kerangka pendanaan yang akan diuraikan dalam sub bab ini terdiri dari,
pertama strategi dan kebijakan pengelolaan keuangan daerah untuk lima tahun
kedepan. Hal ini merupakan kerangka acuan untuk meningkatkan pendapatan
daerah, serta optimalisasi belanja daerah dan pembiayaan daerah. Sedangkan
kedua, pada komponen keuangan daerah tersebut, baik itu pendapatan,
belanja, maupun pembiayaan daerah, akan disertai proyeksi masing-masing
jumlahnya untuk lima tahun mendatang.

Sedangkan secara makro, pengelolaan anggaran daerah juga harus


memperhatikan berbagai asas dalam pengelolaan keuangan. Hal ini agar
pengelolaan anggaran selaku nadi dari pembangunan daerah diharapkan
dapat linier untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran daerah, serta
untuk menghindari adanya persoalan terkait pertanggungjawaban dalam
penggunaan anggaran daerah. Berbagai asas tersebut adalah sebagai berikut :
• Akuntabilitas, yaitu asas pengelolaan keuangan agar dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik maupun internal institusi
pemerintahan
• Profesionalitas, yaitu membutuhkan prasyarat berupa kapasitas dan

86 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


integritas yang tinggi, terutama dari aparatur pemerintah daerah
• Proporsionalitas, yaitu anggaran daerah dapat dikelola secara tepat dengan
distribusi yang sesuai dengan perencanaan atau berdasarkan kebutuhan
pembangunan daerah
• Transparansi, yaitu pengelolaan anggaran yang terbuka sehingga dapat
memperkuat kepercayaan publik
• Pengawasan yang dapat dilaksanakan oleh publik maupun badan
pengawasan dan pemeriksa yang bebas dan mandiri

1. Strategi dan Kebijakan Peningkatan Pendapatan Daerah


Pendapatan daerah terdiri dari tiga komponen, yaitu pendapatan asli daerah,
dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Ketiganya
mempunyai strategi dan kebijakan sebagai berikut :
• Dalam komponen PAD selaku representasi kinerja riil pemerintah
daerah dalam menggali pendapatan daerah secara mandiri, strategi
peningkatan pendapatan yang dijalankan adalah melalui peningkatan
kapasitas kelembagaan, peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan
publik sebagai penghasil PAD, penyesuaian tarif pajak, serta koordinasi
lintas instansi. Strategi tersebut mempunyai arah kebijakan sebagai
berikut :
a. Menjalankan kebijakan alternatif ketika ada beberapa komponen
pembentuk PAD yang tidak lagi menjadi wewenang kabupaten,
yaitu melalui identifikasi dan pengoptimalan sumber PAD
potensial, misalnya melalui revitalisasi destinasi pariwisata
b. Meningkatkan hasil pendapatan dari retribusi dan pajak
daerah melalui peningkatan manajemen pemungutan disertai
peningkatan kualitas pelayanan objek retribusi/pajak daerah
c. Pelaksanaan penyesuaian tarif pajak berdasarkan pertimbangan
kepentingan umum daerah, termasuk dalam rangka meningkatkan
investasi ke daerah yang berbasis pada potensi daerah, menyerap
tenaga kerja lokal, serta mampu menjaga keberlanjutan alam,
sosial, dan ekonomi
d. Meningkatkan hasil BUMD melalui revitalisasi manajemen dan
peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan BUMD
e. Melakukan koordinasi secara intensif antar instansi vertikal
maupun horizontal, yaitu dengan pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, kepolisian, SKPD teknis penghasil, dan kecamatan
f. Penataan kelembagaan dan peningkatan kualitas pelayanan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 87


SKPD penghasil beserta Unit Pelayanan Teknis
g. Optimalisasi berbagai aset daerah, misalnya sarana olahraga
• Bagi daerah kabupaten/kota termasuk Kabupaten Paser, komponen
dana perimbangan masih menempati peran strategis dalam
menyusun pendapatan daerah, karena itu strategi yang dijalankan
terutama melalui peningkatan koordinasi vertikal. Strategi tersebut
mempunyai arah kebijakan sebagai berikut :
a. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat dan antar
kabupaten/kota dalam pengelolaan dana perimbangan
b. Optimalisasi dana perimbangan dari sumber daya alam batu bara
melalui peningkatan akurasi data sebagai dasar pembagian hasil
sumber daya alam
c. Upaya peningkatan jumlah DAU ketika terjadi penurunan DBH
melalui koordinasi dengan Kemendagri dan Kemenkeu
d. Menjalankan kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi
pemungutan PBB, pajak orang pribadi dalam negeri (PPh OPDN),
PPh 21, dan BPHTB, disertai upaya sosialisasi untuk meningkatan
kesedaran wajib pajak untuk membayar pajak
e. Identifikasi kebutuhan daerah untuk disesuaikan dengan
peruntukkan Dana Alokasi Khusus (DAK)
• Dalam komponen lain-lain pendapatan daerah yang sah, strategi yang
dijalankan melalui koordinasi dengan provinsi dan kabupaten/kota.
Strategi tersebut mempunyai arah kebijakan sebagai berikut :
a. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota, terutama dalam rangka bagi hasil pajak/
retribusi serta alokasi bantuan keuangan dari provinsi dan
kabupaten/kota lainnya
b. Meningkatkan koordinasi dengan pemerintah pusat, terutama
dalam hal transfer dana penyesuaian
• Selain melalui ketiga komponen pendapatan di atas, upaya akselerasi
pembangunan daerah juga dapat ditunjang melalui peningkatan
kemitraan dengan lembaga non pemerintah atau sektor swasta. Hal
ini bertujuan untuk menghimpun dan pengoptimalkan peran CSR
(corporate social responsibility) dan PKBL (Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan), sekaligus agar bersinergi dalam kerangka rencana
pembangunan daerah.

2. Strategi dan Kebijakan Optimalisasi Belanja Daerah

88 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Belanja daerah terdiri dari belanja langsung dan tidak langsung yang keduanya
menjadi penentu berlangungnya pembangunan daerah, untuk itu dibutuhkan
strategi pengalokasian belanja daerah yang tepat sasaran dan tujuan, yaitu
melalui :
• Strategi penganggaran berbasis kinerja, yaitu berdasarkan pada
indikator kinerja yang jelas dan terukur. Indikator kinerja yang
digunakan adalah pencapaian kinerja dalam tahun anggaran/periode
sebelumnya maupun indikator kinerja yang terdapat dalam dokumen
perencanaan
• Selanjutnya penganggaran disinergikan dengan berbagai dokumen
perencanaan, baik itu perencanaan jangka menengah dalam bentuk
RPJMD dan renstra SKPD maupun perencanaan teknis setiap tahun
dalam bentuk RKPD dan renja SKPD
• Strategi penganggaran berbasis urgensi kebutuhan daerah dan dalam
rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran daerah.

Strategi di atas dijalankan melalui berbagai kebijakan belanja daerah yang


berdasarkan kapasitas riil keuangan daerah yang terdiri dari :
a. Prioritas I : merupakan belanja daerah yang digunakan untuk
menjalankan program pembangunan daerah yang menjadi
unggulan kepala daerah, bersifat wajib dan mengikat, mempunyai
manfaat yang luas kepada publik, serta untuk melaksanakan
amanah kebijakan nasional, terutama anggaran pendidikan
sebesar 20% dan kesehatan sebesar 10%.
b. Prioritas II : merupakan belanja daerah berdasarkan program
prioritas dalam setiap SKPD
c. Prioritas III : merupakan belanja tidak langsung daerah yang
antara lain adalah belanja hibah, bantuan sosial, bantuan
keuangan, dan tambahan penghasilan PNS
d. Kebijakan belanja daerah langsung juga diarahkan untuk
meningkatkan pemerataan pembangunan sehingga dapat
dinikmati seluruh elemen masyarakat Kabupaten Paser, serta
mampu menyerap tenaga kerja dan mengentaskan kemiskinan
e. Alokasi belanja tidak langsung, terutama berupa belanja bantuan
sosial dan belanja keuangan diarahkan untuk memberdayakan
masyarakat dan meningkatkan akselerasi pembangunan desa
serta sebagai stimulus bagi berbagai kelompok masyarakat
untuk ikut serta dalam pembangunan daerah

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 89


3. Strategi dan Kebijakan Optimalisasi Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah dilaksanakan ketika terjadi defisit anggaran, yaitu ketika
pendapatan daerah tidak mampu memenuhi kebutuhan belanja daerah.
Pembiayaan daerah yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan,
mempunyai arah kebijakan sebagai berikut :
• Penggunaan SiLPA tahun sebelumnya yang dimasukkan sebagai sumber
penerimaan APBD, namun dengan besaran SiLPA yang diupayakan
seminimal mungkin dari tahun ke tahun
• Penyertaan modal pada BUMD disertai upaya revitalisasi kelembagaan dan
peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan BUMD
• Penyertaan modal daerah terutama dari dana yang bersumber dari bagi
hasil sumber daya alam batu bara. Kebijakan ini sebagai bentuk menjaga
keberlanjutan pendapatan daerah ketika hasil sumber daya alam semakin
menurun.

4. Proyeksi APBD 2016-2020


Proyeksi ini didasarkan pada trend pertumbuhan rata-rata dan proporsi rata-
rata komponen pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah pada periode
sebelumya. Selain itu juga memperhatikan kemungkinan perkembangan
perekonomian makro kedepan dan adanya perubahan kebijakan pemerintah,
khususnya yang berimplikasi pada pendapatan daerah.

Komponen pendapatan daerah diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan


rata-rata dalam lima tahun mendatang sebesar 11,5%. Persentase tersebut
merupakan peningkatan dari pertumbuhan pendapatan dari periode
sebelumnya yang sebesar 10,28%. Asumsinya adalah sekalipun terdapat
komponen pendapatan daerah yang tidak lagi menjadi wewenang kabupaten
dan adanya ketidakstabilan dana bagi hasil yang disebabkan fluktuasi harga
batu bara, namun peningkatan pendapatan daerah tersebut diupayakan berasal
dari optimalisasi pendapatan asli daerah (PAD), yaitu dengan pengoptimalan
kinerja pemerintah daerah/SKPD dalam menghasilkan PAD.

Sedangkan dalam komponen belanja daerah diproyeksikan akan mengalami


pertumbuhan rata-rata sebesar 13,4% dalam lima tahun mendatang. Hal ini
merupakan penurunan angka pertumbuhan dari periode sebelumnya yang
sebesar 16,57%. Dari proyeksi tersebut diharapkan kebijakan belanja langsung
maupun tidak langsung lebih didasarkan pada prioritas dan kebutuhan riil
daerah.

Dari belanja daerah yang selalu naik setiap tahun, terdapat kemungkinan
kondisi defisit, yaitu pada dua tahun terakhir dalam satu periode mendatang.

90 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Defisit ini disebabkan adanya peningkatan belanja daerah yang selain mengikuti
peningkatan pendapatan, juga adanya kebutuhan urgen yang membutuhkan
pendanaan relatif besar, salah satunya penyelenggaraan pilkada dalam akhir
periode. Dari kondisi defisit tersebut, diperlukan pembiayaan daerah yang
sebagian besar ditunjang oleh SiLPA. Namun besaran SiLPA, terutama dari
ketidakterserapan anggaran diupayakan seminimal mungkin dalam setiap
tahun, yaitu dapat ditempuh melalui optimalisasi kinerja belanja daerah.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 91


Tabel 3.13. Proyeksi APBD Kabupaten Paser 2016-2020

Proyeksi
No Uraian 2014
2016 2017 2018 2019 2020

Pendapatan Daerah
1 Pendapatan asli daerah (PAD) 111.052.683.654,88 154,064,433,732.48 171,781,843,611.72 191,536,755,627.07 213,563,482,524.18 238,123,283,014.46
2 Dana perimbangan 1.377.664.405.076,00 1,598,714,777,731.68 1,782,566,977,170.82 1,987,562,179,545.46 2,216,131,830,193.19 2,470,986,990,665.40

Total Pendapatan Daerah 2,370,222,057,422.80 2,642,797,594,026.42 2,946,719,317,339.46 3,285,592,038,833.50 3,663,435,123,299.35


3 Lain-lain pendapatan daerah yang sah 637.042.604.025,00 617,442,845,958.64 688,448,773,243.88 767,620,382,166.93 855,896,726,116.13 954,324,849,619.48
2.125.759.692.755,87
Belanja Daerah

92 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1 Belanja tidak langsung 892,521,238,229.93 978,790,078,697.23 1,096,244,888,140.90 1,238,756,723,599.21 1,412,182,664,903.10 1,609,888,237,989.54
2 Belanja langsung 1,166,884,159,657.68 1,348,338,020,915.77 1,510,138,583,425.67 1,706,456,599,271.00 1,945,360,523,168.94 2,217,710,996,412.59

Total Belanja Daerah 2,059,405,397,887.61 2,327,128,099,613.00 2,606,383,471,566.56 2,945,213,322,870.21 3,357,543,188,072.04 3,827,599,234,402.13

Surplus/Defisit 66,354,294,868.26 43,093,957,809.80 36,414,122,459.86 1,505,994,469.24 (71,951,149,238.54) (164,164,111,102.78)


Pembiayaan Daerah
1 SiLPA tahun sebelumnya 271,092,177,268.32 329,309,180,471.19 365,491,075,782.13 396,034,116,993.02 392,553,447,088.18 316,367,012,350.47
2 Penerimaan kembali pemberian 92,708,334.60 83,437,501.14 75,093,751.03 67,584,375.92 60,825,938.33 54,743,344.50
pinjaman daerah

Penerimaan Pembiayaan 271,184,885,602.92 329,392,617,972.33 365,566,169,533.16 396,101,701,368.94 392,614,273,026.51 316,421,755,694.97


1 Penyertaan modal (investasi) 8,230,000,000.00 6,995,500,000.00 5,946,175,000.00 5,054,248,750.00 4,296,111,437.50 3,651,694,721.88
pemerintah daerah

Pengeluaran Pembiayaan 6,995,500,000.00 5,946,175,000.00 5,054,248,750.00 4,296,111,437.50 3,651,694,721.88


2 Pembayaran pokok utang 0.00

Pembiayaan Netto 322,397,117,972.33 359,619,994,533.16 391,047,452,618.94 388,318,161,589.01 312,770,060,973.09


8,230,000,000.00

SiLPA Tahun Berkenaan 365,491,075,782.13 396,034,116,993.02 392,553,447,088.18 316,367,012,350.47 148,605,949,870.31


262,954,885,602.92
329,309,180,471.19
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU
STRATEGIS

Bab ini secara khusus akan membahas mengenai analisis lingkungan strategis
terkait peluang, potensi, resiko dan tantangan pembangunan di Kabupaten
Paser pada periode pembangunan yang lalu (2011-2015). Pada pokok
pembahasan mengenai permasalahan pembangunan akan diuraikan khusus
mengenai apresiasi terhadap keberhasilan pembangunan di kabupaten Paser,
juga masukan dan analisis mengenai capaian-capaian pembangunan yang
masih harus diberi ruang khusus pada penyusunan perencanaan pembangunan
yang akan datang.

Diharapkan dengan pendekatan pada prioritas pembangunan mengenai


sektor-sektor strategis dan krusial ini, arah-strategi-kebijakan dan target
pembangunan jangka menengah bisa diperoleh demi keberhasilan penyusunan
RPJMD Kabupaten Paser, maupun implementasi pembangunan ke depannya.
Data-data pembangunan yang diulas pada Bab ini diambil dari BAB II:
Gambaran Umum Kondisi Daerah

A. Permasalahan Pembangunan
1. Urusan Wajib Dasar
a. Pendidikan
Berdasarkan data jumlah murid dan jumlah guru untuk tingkat
pendidikan SD dan SMP, dapat dikatakan bahwa rasio murid terhadap guru
untuk dua jenjang pendidikan ini di Kabupaten Paser sudah cukup baik.
Namun, yang perlu disadari ialah disparitas terkait akses terhadap pendidikan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 93


antara masyarakat yang bermukim di kota dengan yang di desa atau di
wilayah-wilayah pedalaman. Minimnya fasilitas pendidikan di wilayah pesisir
dan pedalaman menjadi salah satu faktor penghambat terpenuhinya hak
masyarakat untuk memperoleh pendidikan.

Kenyataan ini akan sangat berpengaruh terhadap angka partisipasi sekolah


anak-anak di pesisir dan pedalaman. Selain berpengaruh terhadap angka
partisipasi sekolah, kurangnya sarana pendidikan di wilayah pedalaman dan
pesisir berpengaruh juga terhadap sebaran tenaga-tenaga guru yang akan
lebih terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Tidak heran bila rasio murid
terhadap guru di Kabuaten Paser kelihatan cukup proporsional, tetapi dalam
kenyataan justru sedang tercipta kesenjangan antara masyarakat kota dengan
masyarakat di pesisir dan pedalaman terkait akses terhadap pendidikan ini.

Kesenjangan akses ini dapat terlihat dari makin berkurangnya jumlah murid
pada level pendidikan yang lebih tinggi. Artinya sebaran sarana dan prasarana
pendidikan untuk level SMP masih belum merata untuk seluruh wilayah,
sehingga jumlah murid pada level pendidikan lanjutan jauh menurun jika
dibandingkan dengan jumlah murid SD yang mencapai jumlah di atas 30 ribu
(data 2014). Kontras kondisi ini bisa terbaca dengan jelas ketika lama waktu
sekolah yang digalakkan negara ini pada tuntas pendidikan dasar 9 tahun
ternyata Kabupaten Paser selama lima tahun terakhir hanya finis di titik
8.3. Mungkin jika dibandingkan dengan daerah lain kondisi ini masih cukup
baik. Namun, ketika lama waktu sekolah ini dipecah ke level urban dan rural,
akan kentara bahwa lama waktu sekolah anak-anak di daerah perkotaan dan
sentra perekonomian lebih lama ketimbang anak-anak yang tinggal di pesisir
dan pedalaman yang belum memiliki akses dan kualitas pendidikan yang
kompetitif. Hal ini berimplikasi langsung pada bayangan (imajinasi) anak-anak
usia sekolah yang dengan gampang terkooptasi ke dalam spirit menemukan
uang secara instan, tanpa terobsesi lagi dengan peningkatan kualitas untuk
memapankan kematangan dan profesionalisme.

Ketika negara ingin menyentuh sekaligus melecut semangat untuk


meningkatkan daya saing dan profesionalisme yang tentunya berintikan
kompetensi, pendidikan dasar-menengah dan bahkan pendidikan tinggi
menjadi salah satu jawaban ampuh. Dan tentunya pemerataan mengenai akses
dan kualitas yang proporsional menjadi salah satu jalan yang mau tidak mau
harus dipilih para pemegang kendali kebijakan. Pendidikan yang kompetitif
tidak harus melebarkan kesenjangan antara polar-polar yang terkonstruksi
sebagai oposan satu bagi yang lain. Salah satu solusi ideal dalam mengurai
problematika ini adalah kesiapan pemerintah Kabupaten Paser dalam lima
tahun mendatang untuk meretas peningkatan akses dan kualitas pendidikan
khususnya bagi wilayah yang berada jauh di pedalaman dan pesisir.

94 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


b. Kesehatan
Bila dilihat secara saksama, jumlah fasilitas dan tenaga kesehatan di Kabupaten
Paser dapat dikatakan cukup memadai untuk menjamin pelayanan terhadap
masyarakat. Namun, dalam kenyataan angka kematian bayi, balita dan ibu
hamil masih saja fluktuatif. Salah satu persoalan yang mesti diperhatikan
secara khusus ialah makin meningkatnya angka kematian balita. Hal ini terkait
dengan kualitas pelayanan imunisasi yang cenderung menurun. Padahal,
imunisasi menjadi salah satu cara menekan angka kematian balita, sebab
banyak penyakit yang dapat dicegah lewat pemberian vaksin saat imunisasi.

Persoalan pokoknya kembali pada keterbatasan akses terhadap fasilitas


kesehatan, terutama bagi masyarakat yang berdiam di pesisir atau wilayah
pedalaman Kabupaten Paser. Fakta menunjukkan bahwa penyebab utama
kematian balita ialah ispa dan diare. Ini berarti tenaga-tenaga kesehatan
perlu disebar secara lebih merata untuk memberi pelayanan yang berkualitas
terutama dalam mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan
sehat.

Keterbatasan akses masyarakat terhadap sarana-sarana kesehatan perlu


disiasati pemerintah dengan menyebar tenaga-tenaga kesehatan ke wilayah
pesisir dan pedalaman, serta mendorong mereka untuk memberi pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan tepat sasar demi meningkatkan perilaku
hidup sehat masyarakat. Artinya pemerintah tidak saja membangun fasilitas
kesehatan dan menunggu masyarakat datang ke sana, tetapi lebih memakai
strategi jemput bola, dimana tenaga-tenaga kesehatanlah yang diterjunkan
hingga ke wilayah-wilayah yang mengalami keterbatasan akses untuk sampai
ke fasilitas-fasilitas kesehatan.

c. Infrastruktur Perhubungan
Perhubungan berkaitan erat dengan mobilisasi dan konektivitas masyarakat
baik dalam wilayah Kabupaten Paser sendiri maupun dengan wilayah lain di
luar Kabupaten Paser. Kendala yang paling banyak dihadapi dalam persoalan
perhubungan ini adalah minimnya moda transportasi serta belum memadainya
sarana dan pra-sarana perhubungan. Di Kapupaten Paser sendiri panjang
jalan dengan kondisi baik tidak mencapai 50 persen dari keseluruhan panjang
jalan, sementara sisanya adalah jalan dengan kondisi sedang, rusak dan rusak
berat. Penilaian ini juga tentunya menggunakan standar Kabupaten Paser yang
sesungguhnya perlu juga disesuaikan dengan standar pengukuran nasional.
Dengan kata lain, jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Paser belum tentu
benar-benar baik jika dibandingkan dengan beberapa wilayah Indonesia yang
lainnya.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 95


Hal berikut adalah jumlah kendaraan darat yang beroperasi sebagai sarana
angkutan di Kabupaten Paser juga masih fluktuatif dalam kurun 2011-2013
dengan kecenderungan menurun. Minimnya moda trasnportasi darat dan
kurang memadainya sarana pra-sarana ditambah kualitas layanan yang belum
memuaskan menjadi persoalan yang harus dipecahkan oleh pemerintah
Kabupaten Paser. Artinya, selain meningkatkan kualitas sarana pra-sarana
perhubungan untuk memancing ketersediaan moda transportasi darat dalam
jumlah besar, kualitas layanan transportasi masyarakat pun perlu digenjot
agar menjadi semakin baik.

Menurunnya jumlah penumpang angkutan darat menjadi bukti berkurangnya


mobilitas masyarakat yang menggunakan fasilitas transportasi publik, dan
cermin ketidakpuasan masyarakat atas layanan yang diberikan serta kualitas
sarana pra-sarana perhubungan. Ketiga aspek ini harus bisa ditangani
pemerintah untuk memperlancar mobilitas masyarakat dan meningkatkan
konektivitas antar wilayah dalam Kabupaten Paser.

2. Urusan Wajib Non-Dasar


a. Lingkungan Hidup
Aspek lingkungan hidup menjadi salah isu penting yang perlu diperhatikan,
mengingat Kabupaten Paser sebagai salah satu wilayah dengan prosentasi
aktivitas pertambangan yang cukup tinggi. Pencemaran lingkungan hidup oleh
sampah B3 (bahan beracun dan berbahaya) - dimana hanya 9 perusahaan yang
memiliki izin pembuangan air limbah - kelak akan menjadi bumerang bagi
pengembangan potensi daerah selain tambang.

Oleh karena itu, pemerintah perlu meningkatkan pengawasan dan


memperketat perizinan bagi pembuangan limbah-limbah perusahaan yang
berisiko tinggi mencemari lingkungan hidup, terutama tanah, udara dan air.
Untuk itu pemerintah perlu memikirkan strategi pelestarian lingkungan hidup
dengan mendorong investasi di luar tambang terutama bidang pertanian dan
perkebunan yang terkait erat dengan lingkungan hidup. Selain mengurangi
ketergantungan yang berlebihan pada sektor tambang, pertanian dan
perkebunan tidak saja memberi sumbansih bagi PDRB tetapi secara tidak
langsung membeawa pengaruh positif bagi kelestarian lingkungan hidup.

Hal ini akan sejalan dengan apa yang menjadi cita-cita Provinsi Kalimantan
Timur yang memberi penekanan baru pada geliat ekonomi hijau (green
economy) sebagai salah satu jawaban terhadap degradasi lingkungan yang
kian hari kian amburadul. Lingkungan Hidup adalah salah satu urusan penting
yang harus bisa mengawal isu ini.

96 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


b. Kependudukan dan Catatan Sipil
Salah satu persoalan yang perlu diperhatikan secara serius oleh Disdukcapil
ialah manajemen admisitrasi bagi penduduk lokal dan mereka yang bermigrasi
masuk ke Kabupaten Paser. Tujuannya ialah untuk menghindari duplikasi data
dari mereka yang bermigrasi ke Kabupaten Paser. Mereka yang bermigrasi ke
Kabupaten Paser harus juga secara administratif menjadi penduduk Paser dan
tidak lagi terikat dengan daerah asalnya. Dengan demikian, mereka masuk
dalam hitungan sebagai wajib pajak Kabupaten Paser, sehingga kehadiran
kelompok migran ini memberi sumbangsih bagi pendapatan Paser, bukan
hanya meraup keuntungan saja dari Kabupaten Paser.

c. Tenaga Kerja
Komposisi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten paser masih didominasi
oleh sektor pertanian dengan kecenderungan yang terus menurun, Hal ini
menandakan masih belum terbukanya bidang-bidang pekerjaan lain, terutama
yang berhubungan dengan kewirausahaan. Mereka yang masuk dalam usia
angkatan kerja di Kabupaten Paser masih memiliki kecenderungan untuk
terjun ke bidang-bidang pekerjaan yang sudah ada, dan belum beralih ke upaya
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

Di samping itu, kecenderungan ini dapat dilihat sebagai gambaran kualitas


tenaga kerja yang tersedia di Kabupaten Paser. Maka, salah satu tugas pemerintah
ialah rutin melakukan pendampingan untuk meningkatkan kompetensi dan
kualitas angkatan kerja yang ada di Kabupaten Paser. Hal ini dapat dilakukan
dengan melihat sektor-sektor yang menjanjikan penyerapan tenaga kerja,
misalnya sektor kelautan dan perikanan, dan kewirausahaan. Tujuannya ialah
tersedianya angkatan kerja yang kompeten dan mampu bersaing, serta memiliki
daya untuk membuka bidang-bidang pekerjaan baru, di luar yang sudah ada.
Kreativitas ini mengandaikan adanya stimulan pemerintah khususnya dalam
membidik potensi-potensi perekonomian baru yang sekaligus bisa menjadi
jawaban ketika sektor andalan seperti pertambangan kian lesu hari demi hari
karena makin menipisnya potensi galian.

d. Koperasi dan UMKM


Meningkatnya jumlah koperasi dan UMKM di Kabupaten Paser dalam kurun
2009-2013 mengindikasikan kecenderungan masyarakat Paser untuk sendiri
menggerakkan ekonomi pada skala mikro. Namun, kecenderungan ini belum
diimbangi oleh penanaman modal (investasi) karena para pemodal (investor)
lebih senang menanamkan modalnya pada sektor pertambangan.

Kenyataan ini perlu disikapi pemerintah dengan mengarahkan para investor

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 97


agar mau terlibat menanamkan modalnya di luar sektor pertambangan
misalnya berinvestasi dalam bidang pertanian, perkebunan dan perikanan.
Selain itu, pemerintah bisa juga menggunakan Koperasi dan UMKM sebagai
salah satu urusan yang mampu meningkatkan nilai tambah dari potensi-potensi
non tambang yang ada di Kabupaten Paser. Misalnya menjadikan koperasi dan
UMKM sebagai unit pengelola hasil-hasil pertanian dan perkebunan sebelum
dilepas ke pasar, sehingga hasil pertanian dan perkebunan tidak lagi dilepas
sebagai bahan mentah, tetapi sebagai bahan olahan yang telah ditingkatkan
nilai jualnya lewat aktivitas di koperasi atau UMKM.

e. Kebudayaan
Persoalan yang perlu diselesaikan pemerintah dalam bidang kebudayaan
ialah melakukan inventaris budaya-budaya lokal Kabupaten Paser. Hal ini
perlu dilakukan demi mengenal secara tepat unsur-unsur kebudayaan lokal
Kabupaten Paser sebelum ditampilkan dalam festival-festival atau pameran
budaya. Identifikasi, inventarisasi dan pengembangan nilai dan pesona
budaya ini berkorelasi positif terhadap kemampuan Kabupaten Paser
dalam menemukan ruang-ruang kreatif baru baik dari segi sosial, politik,
perekonomian dan lain sebagainya.

Pengenalan dan inventaris terhadap budaya asli masyarakat lokal Paser ini
perlu dilakukan, mengingat Paser sebagai salah satu daerah yang didiami oleh
begitu banyak orang dari berbagai wilayah lain. Pengenalan atas budaya asli
Paser serta nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya dapat juga dijadikan
sebagai pegangan dalam menentukan spirit dan arah pembangunan Paser di
masa yang akan datang.

f. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Pengembangan potensi serta pemberdayaan masyarakat desa yang didukung
oleh alokasi dana yang lebih dari Rp.1 miliar ditambah pengadaan satu unit
mobil dan ragam fasilitas lain untuk masing-masing desa menunjukkan
kesungguhan pemerintah Kabupaten Paser dalam melaksanakan dan
mensukseskan penguatan perekonomian dari Desa. Kucuran dana yang
sedemikian besar untuk setiap desa ini perlu mendapat kontrol yang ketat dari
pemerintah terutama untuk mencegah terjadinya pencatutan keberhasilan
program pembangunan di desa oleh SKPD-SKPD teknis terkait.

Besarnya alokasi dana ini memungkinkan desa untuk bisa mencanangkan dan
mengembangkan sendiri program-program pembangunan sesuai konteks
dan kebutuhan masyarakatnya. Bahayanya ialah seringkali keberhasilan
dalam mengembangkan potensi serta memberdayakan masyarakat desa yang
dilakukan dengan dana desa diklaim sebagai keberhasilan yang diraih oleh

98 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


kerja keras dari SKPD-SKPD di luar pemerintah desa. Ini perlu diperhatikan
sehingga masing-masing SKPD tetap bertanggung jawab untuk menjalankan
program pembangunan di desa tanpa tendensi mencatut keberhasilan
pembangunan yang dicapai dengan menggunakan dana desa.

g. Komunikasi dan Informasi


Jaringan komunikasi yang ada di Kabupaten Paser meliputi jaringan telepon
rumah dan telepon genggam, televisi, radio, internet dan surat kabar,
baik nasional maupun lokal. Kehadiran jaringan komunikasi ini tentu saja
mempermudah akses warga Kabupaten Paser terhadap aneka informasi atau
berita yang berasal dari luar serta mempererat jalinan komunikasi antar
warga. Ini juga menandakan keterbukaan wilayah Kabupaten Paser terhadap
informasi-informasi yang berasal dari luar daerah.

Melihat pentingnya jaringan komunikasi dan informasi ini maka pemerintah


berkewajiban memperluas jangkauan jaringan komunikasi hingga ke wilayah-
wilayah pedalaman agar masyarakat di pedalaman juga bisa memperoleh akses
bagi komunikasi dan memperoleh informasi dari dunia luar. Perluasan jaringan
ini harus pula diimbangi dengan peningkatan kapasitas jaringan tidak saja
GSM tetapi 3G dan 3,5G sebagaimana yang terjadi dalam tren perkembangan
jaringan komunikasi saat ini.

Selain kedua hal di atas, pemerintah harus menggunakan jaringan komunikasi


dan infromasi ini untuk mengembangkan keterbukaan dan kemudahan
akses data informasi publik. Misalnya dengan membuat website resmi milik
pemerintah daerah yang selalu dibarui, di mana melalui website ini pemerintah
dapat menyajikan data-data yang dapat diakses bagi kepentingan publik secara
terbuka, serta memanfaatkannya sebagai sarana untuk menerima masukan
atau aspirasi masyarakat.

h. Ketahanan Pangan
Secara umum padi baik padi sawah maupun padi ladang masih menjadi
komoditi pangan yang dominan di Kabupaten Paser. Hal ini terbukti dari
besarnya lahan yang diperuntukkan bagi tanaman ini dibandingkan dengan
lahan bagi tanaman pangan yang lain. Namun, persoalannya ialah ketika
produksi tanaman padi meningkat, produksi tanaman pangan lain, misalnya
jagung justru menurun. Hal ini tentu tidak akan berimplikasi bagus untuk
jangka panjang, sebab akan menimbulkan ketergantungan berlebihan terhadap
beras sebagai bahan pangan pokok.

Untuk mengatasi ini, yang perlu dilakukan ialah memaksimalkan diversifikasi


tanaman pangan dan peningkatan produktivitas hasil panen secara berimbang.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 99


Artinya masyarakat disadarkan untuk melihat tanaman pangan lain di luar padi
sebagai bahan pangan dan sumber makanan pokok. Keberhasilan meningkatkan
produktivitas padi perlu diimbangi dengan peningkatan produktivitas tanaman
lain misalnya jagung, singkong, dan ubi rambat. Kesemuanya adalah bahan
pangan yang bila diupayakan peningkatan produktivitasnya secara berimbang
akan membantu meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Paser.

3. Urusan Pilihan
a. Energi Dan Sumber Daya Mineral
Kekurangan energi listrik telah menjadi salah satu persoalan besar bagi
masyarakat Kabupaten Paser, yang berpengaruh juga terhadap aspek lain,
misalnya aspek komunikasi dan informatika. Selain itu kekurangan pasokan
energi listrik telah menyebabkan masih banyak rumah tangga yang belum
menggunakan listrik.

Persoalan ini mengharuskan pemerintah daerah Kabupaten Paser untuk


mulai memikirkan penggunaan sumber energi listrik baru. Karena itu perlu
diupayakan pengembangan sarana pembangkit listrik dengan mengandalkan
potensi yang tersedia di Kabupaten Paser, misalnya pembangkit listrik tenaga
surya, pembangkit listrik tenaga air, atau pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
Pengembangan pembangkit listrik baru dengan mengandalkan potensi alam
ini diarahkan untuk memenuhi pasokan energi listrik ke wilayah-wilayah yang
belum terjangkau oleh pasokan dari pembangkit listrik yang ada.

Selain masalah pasokan energi listrik, hal lain yang perlu dipikirkan pemerintah
daerah terkait sumber daya mineral ialah exit strategy yang bisa diambil untuk
mengurangi ketergantungan terhadap pertambangan yang kewenangan
perizinannya telah diambil alih oleh pemerintah provinsi. Salah satu strategi
yang mungkin ialah menggalakkan dan meningkatkan produktivitas sektor
pertanian dan perkebunan, serta sektor kelautan dan perikanan. Selain
mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan mineral, sektor-sektor
ini juga akan memberi dampak positif bagi kelestarian lingkungan hidup.

Rasio elektrifikasi yang masih rendah yang menjadi salah satu kunci penentuan
arah kebijakan Provinsi Kalimantan Timur dalam spirit besar green economy
harus bisa memiliki gaung bagi Kabupaten Paser. Hal ini harus bisa disinergikan
dengan kegiatan, program dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Paser,
khususnya dalam pemerataan pembangunan fasilitas dan jaringan kelistrikan.

b. Pariwisata
Fakta bahwa Kabupaten Paser merupakan salah satu kabupaten dengan

100 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


kekayaan alam terutama bahan tambang yang melimpah tidak serta merta
menutup kemungkinan bagi pengembangan sektor pariwisata. Karena itu
yang harus segera dilakukan pemerintah ialah mengidentifikasi tempat-
tempat yang berpotensi menjadi destinasi wisata dan mulai secara serius
mengembangkannya.

Upaya ini tentu perlu diimbangi juga dengan perbaikan fasilitas di tempat-
tempat pariwisata yang sudah ada saat ini. Peningkatan fasilitas penunjang
pariwisata serta pembentukan kelompok-kelompok sadar wisata akan
mempermudah upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten
Paser sebagaimana terjadi selama ini. Kehadiran kelompok-kelompok
sadar wisata dengan dampingan dan fasilitas dari Dinas Pariwisata akan
meningkatkan minat masyarakat Paser sendiri terhadap pengembangan
potensi wisata yang ada di daerah itu.

Selain itu, pihak swasta juga perlu dilibatkan untuk menjamin ketersediaan
sarana penunjang wisata seperti hotel atau penginapan yang memudahkan
akomodasi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Paser.

c. Perdagangan
Tantangan bagi sektor perdagangan di Kabupaten Paser ialah bagaimana
meningkatkan penjualan komoditi-komoditi andalan dari sektor pertanian
ke luar Kabupaten Paser. Hal ini penting dilakukan untuk mengimbangi
kecenderungan jasa layanan yang masih menjadi fokus perdagangan
masyarakat Kabupaten Paser. Upaya ini juga menjadi salah satu langkah
untuk meningkatkan posisi tawar pedagang-pedagang tradisional berhadapan
dengan pedagang-pedagang besar yang hadir dengan modal raksasa.

Pemerintah perlu fokus memperhatikan keberlangsungan usaha para pedagang


tradisional di tengah gempuran pedagang-pedagang modern. Artinya,
dibutuhkan kebijakan yang menguntungkan para pedagang tradisional dalam
memasarkan komoditi-komoditi andalan mereka bukan saja dalam wilayah
Kabupaten Paser, tetapi sampai ke luar Kabupaten Paser.

d. Industri
Problem utama terkait dengan sektor industri di Kabupaten Paser ialah belum
terlalu kuatnya upaya peningkatan nilai tambah bagi bahan-bahan baku yang
dihasilkan daerah ini. Karena masih berupa bahan baku maka nilai jualnya juga
menjadi lebih rendah, berbeda dengan bahan baku yang sudah lebih dahulu
diolah sebelum dijual.

Ke depan, industri yang perlu digalakkan ialah industri pengolahan bahan baku
yang tidak saja bermanfaat untuk meningkatkan nilai jual, tetapi membuka

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 101


kesempatan bagi penyerapan tenaga kerja. Kalau tidak maka daerah lain yang
mengembangkan industri pengolahan bahan bakulah yang akan diuntungkan,
dengan memanfaatkan bahan baku berharga murah yang dipasok dari
Kabupaten Paser.

e. Transmigrasi
Perlu disadari bahwa Kabupaten Paser juga adalah salah satu daerah tujuan
transmigrasi pada masa lalu. Bahkan ada tiga gelombang transmigrasi yang
dapat disebut yakni gelombang pertama pada era sebelum tahun 70-an,
gelombang kedua pada kurun waktu 70-an hingga 8a0-an dan yang terakhir
pada kurun waktu setelahnya yakni sejak 90-an.

Kehadiran kelompok-kelompok transmigran ini di satu sisi membawa


perubahan berupa kemajuan dan perkembangan Kabupaten Paser, tetapi pada
sisi lain justru menimbulkan efek tergusurnya warga pribumi atau suku-suku
asli. Para transmigran yang mengikuti program pemerintah malah mendapat
keistimewaan berupa lahan huni dan lahan garap, sementara tidak demikian
dengan warga asli.

Hal demikian pada akhirnya menimbulkan kesenjangan dimana para


transmigran dianggap menikmati kemajuan dan tinggal menetap di perkotaan
atau wilayah utara-tengah yang dilengkapi jalan trans Kalimantan Timur,
sementara sebagian warga lokal tergusur ke daerah pesisir dan/atau semakin
tersudut di wilayah pedalaman.

Kenyataan ini harus segera diubah dengan mengevaluasi pola-pola kebijakan


terkait transmigrasi yang selama ini dilaksanakan dan untuk memberi
kesempatan lebih pada upaya mengurangi disparitas kesejahteraan antara
kaum trasmigran dengan warga asli yang sudah lebih dahulu mendiami
Kabupaten Paser, sebelum kedatangan para transmigran.

f. Pertanian
Tahun 2013, sektor pertanian menyumbang 12, 05 persen bagi PDRB Kabupaten
Paser. Kontribusi ini jauh di bawah sektor pertambangan dan penggalian
yang mencapai angka 76,32 persen. Kecilnya kontribusi sektor pertanian
ini berbanding lurus dengan makin berkurangnya lahan pertanian akibat
dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, padahal kontribusi
sektor perkebunan hanya 4,65 persen, di mana kelapa sawit menjadi komoditi
andalan sektor perkebunan. Selain berkurangnya lahan pertanian, minimnya
kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Paser juga disebabkan
oleh makin berkurangnya jumlah petani.

Ini menjadi sebuah permasalahan serius yang butuh untuk segera ditangani

102 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


oleh pemerintah, sebab sektor pertanian lebih dominan bergantung pada
produktivitas padi yang juga semakin menurun dari tahun ke tahun. Salah satu
alternatif yang mungkin untuk bisa diterapkan ialah dengan menggalakkan
program diversifikasi pertanian, di mana lahan pertanian yang tersedia tidak
hanya ditanami padi, tetapi ditanami juga tanaman pangan lainnya seperti
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau, dan kacang tanah. Dengan demikian
petani tidak melulu bergantung pada produktivitas padi, yang mana ketika
harga padi anjlok setelah panen raya, para petani mengalami kerugian yang
cukup besar. Diversifikasi memungkinkan petani untuk tetap bisa bertahan
dengan mengandalkan hasil panen lain, selain padi.

Pada sisi lain, pemerintah juga perlu melakukan pemerataan dalam pembagian
lahan pertanian bagi kaum transmigran dengan warga asli Kabupaten Paser,
terutama yang berada di pedalaman dan bermatapencaharian sebagai petani.
Kebijakan pemerintah memberi lahan seluas 2 hektar kepada para transmigran
perlu ditinjau kembali untuk menjamin adanya kesetaraan akses dan kesamaan
peluang mengusahakan lahan bagi warga lainnya.

4.1.3.7 Kehutanan

Meski kewenangan pengelolaan hutan telah dialihkan ke pemerintah


provinsi, pola-pola perambahan hutan yang selama ini terjadi patut dijadikan
perhatian serius oleh pemerintah Kabupaten Paser. Paling kurang ada tiga
pola perambahan hutan yang terjadi yakni; pertama, perambahan hutan oleh
masyarakat untuk dijadikan lahan bertani/berkebun, kedua, perambahan
hutan untuk dijadikan pemukiman, dan ketiga, perambahan hutan oleh
perusahaan pemegang izin HPH.

Fokus perhatian pemerintah ialah pada pola perambahan yang ketiga, yang
acap dilakukan oleh perusahaan pemegang ijin HPH misalnya yang diberi
kontrak selama sekian tahun untuk melakukan pengelolaan atas kawasan
hutan yang ada dalam kontrak. Ada kecenderungan pihak perusahaan untuk
melakukan kecurangan dengan melakukan perambahan hutan melampaui
batas yang disepakati untuk setiap tahunnya demi menggenjot produksi
berlebih. Akibatnya sebelum masa kontrak berakhir, hutan yang ada telah habis
dirambah, dan boleh jadi perusahaan bisa pergi begitu saja tanpa melakukan
upaya pemulihan kembali.

Kecurangan yang dilakukan perusahaan yang mengantongi izin HPH ini


berbanding terbalik dengan kondisi 26 desa yang berada dalam wilayah hutan
lindung dan cagar alam. Mereka tidak memiliki kewenangan apapun dan
kehilangan hak untuk memanfaatkan hasil hutan di mana mereka bermukim,
padahal mereka sudah lebih dahulu ada di sana sebelum penetapan kawasan
tersebut sebagai hutan lindung atau cagar alam. Karena itu, pemerintah perlu

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 103


mengupayakan pengakuan atas hak-hak tenurial warga desa yang sudah
mendiami sebuah kawasan secara turun temurun, serentak memenuhi hak-hak
dasar mereka sebagai warga negara. Jika tidak maka pemerintah sebetulnya
sedang melakukan ketidakadilan terhadap warga negaranya sendiri.
Koordinasi, konsultasi dan negosiasi dengan level pemerintah yang lebih
tinggi (Provinsi dan Pusat) menjadi sesuatu yang urgen, ketika pembangunan
di Kabupaten Paser mulai menyasar hak-hak dasariah warga negara yang
secara empiris berada dalam situasi serba sulit, dan secara hukum prosedural
terbayang oleh tuduhan pelanggaran dan penyerobotan hutan.

4.1.3.8 Kelautan dan Perikanan

Potensi yang paling mungkin untuk dikembangkan di Kabupaten Paser


ialah perikanan air tawar, sebab kewenangan atas sektor kelautan sudah
ditarik menjadi tanggung jawab provinsi. Permasalahan yang terjadi dan
berhubungan dengan sektor perikanan air tawar ini adalah masih minimnya
upaya pengembangan yang dilakukan pemerintah, termasuk dalam mendorong
masyarakat untuk terjun menjadi pekerja pada sektor ini.

Kendala yang dihadapi terkait pengembangan sektor ini dan minimnya minat
masyarakat ialah belum terbukanya jalur-jalur distribusi bagi pemasaran hasil
perikanan air tawar. Karena itu, salah satu tanggung jawab yang mesti dijalankan
pemerintah ialah membuka jalur-jalur distribusi bagi pemasaran hasil usaha
ikan air tawar ini. Jika jalur distribusi telah terbuka dan permintaan terhadap
ikan air tawar meningkat maka masyarakat akan tertarik untuk terlibat dalam
membudidayakan ikan air tawar dan menjadikan sektor ini sebagai salah satu
sektor andalan yang bisa mendatangkan profit dan menyerap tenaga kerja.

Karena itu langkah awal ialah pemerintah mengidentifikasi potensi ikan air
tawar yang bisa dibudidayakan, dan yang banyak diminati untuk konsumsi
masyarakat. Jadi yang dibudidayakan untuk dijual ialah yang permintaan
untuk konsumsinya tinggi, sehingga mereka yang terjun dalam sektor ini tidak
menderita kerugian dan bisa menjadikan sektor ini sebagai sektor pencaharian
pokok.

B. Isu-Isu Strategis
1. Peningkatan layanan dasar terutama layanan pendidikan dan kesehatan
melalui ketersediaan dan keterjangkauan infrastruktur, sumberdaya
manusia, dan peningkatan mutu layanan.

104 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


2. Peningkatan ketersediaan infrastruktur yang berhubungan langsung
dengan aktivitas perekonomian masyarakat, terutama jalan dan listrik.
3. Peningkatan tata-kelola pemerintahan yang mengakomodasi berbagai isu
krusial: ketepatan sasaran pembangunan, pemerataan pembangunan, dan
perkembangan kawasan sekitar.
4. Peningkatan produktivitas perekonomian daerah dari sektor non-tambang,
melalui diversifikasi usaha pertanian dan perkebunan, perikanan dan jasa
berbasis spirit ekonomi hijau dan berkelanjutan.
5. Peningkatan sumberdaya manusia yang berhubungan langsung dengan
kebutuhan daerah, baik melalui pendidikan formal maupun non-formal,
yang ditujukan bagi aparatur desa maupun masyarakat.
6. Terbukanya investasi di level regional (ASEAN) terutama di sektor
pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan.

Berdasarkan hasil identifikasi dan pemetaan permasalahan pembangunan


di atas, maka dapat dirumuskan sejumlah isu strategis pembangunan daerah
di Kabupaten Paser untuk lima tahun mendatang. Penentuan isu strategis
ini berdasarkan pada beberapa kriteria, yaitu: signifikansi terhadap sasaran
pembangunan nasional dan provinsi; memiliki dampak yang luas terhadap
masyarakat dan daerah; mampu menjadi katalisator dan memiliki daya ungkit
yang signifikan terhadap pembangunan daerah; serta kemungkinan untuk
dikelola.

1. Peningkatan layanan dasar terutama layanan pendidikan


dan kesehatan melaui ketersediaan dan keterjangkauan
infrastruktur, sumberdaya manusia, dan peningkatan
mutu layanan.
Skema-skema pembangunan yang digunakan untuk masing-masing wilayah
harus bisa merepresentasikan pembangunan yang diacu berdasarkan konteks.
Kontekstualisasi ini mengandaikan adanya kajian yang mendalam mengenai
perkembangan dan kemajuan yang ingin dicapai dan bagaimana hal tersebut
bisa dibuktikan. Keterjangkauan infrastruktur khususnya transportasi,
energi dan komunikasi bisa menjadi hal yang mempercepat atau bahkan
memperlambat proses menuju tujuan-tujuan yang ingin dicapai.

Di titik ini pembangunan infrastruktur di Kabupaten Paser yang terkonsentrasi


hanya di wilayah perkotaan dan beberapa sentra perekonomian, sepantasnya
membidik potensi-potensi dan titik-titik strategis lainnya yang berada di
luar wilayah urban. Pasokan PAD yang kuat datangnya dari daerah-daerah
penghasil berbagai komoditas pertambangan, kehutanan, kelautan. Terbanyak

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 105


daerah-daerah ini tidak berada di pusat-pusat urban, melainkan jauh berada
di wilayah pedalaman, pinggiran yang hampir tak tersentuh pembangunan
infrastruktur yang standar sekalipun. Pemerintah perlu melihat beberapa
hal krusial sebagai katalisator dalam pembangunan dan tujuannya yang ingin
direngkuh,
a. Pembangunan infrastruktur sudah harus melihat posisi Kabupaten
Paser yang sangat strategis (Merupakan titik penghubung kabupaten-
kabupaten di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, juga
merupakan sentra yang bisa menjadi daerah penghubung Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan). Pembangunan
infrastruktur haru bisa didorong ke daerah-daerah yang ada di
perbatasan (baik batas kabupaten maupun batas provinsi), agar hasil-
hasil bumi Kabupaten Paser benar-benar dinikmati kemanfaatannya
oleh penduduk Paser sendiri. Beberapa Kecamatan di wilayah Selatan
yang justeru memberi kemanfaatan ekonomi yang cukup besar
bagi Provinsi Kalimantan Selatan khususnya dalam distribusi dan
peningkatan nilai jual komoditi hanya karena mereka memiliki akses
yang lebih dekat ke wilayah Kabupaten atau Provinsi lain.
b. Pembangunan Infrastruktur harus bisa memiliki standar-standar
dan prioritas yang utama yang bisa menjadi dasar seluruh kajian
perencanaan. Pembangunan mega proyek di Pusat Kabupaten Paser
(Kecamatan Tanah Grogot) harus juga diimbangi dengan penyediaan
infrastruktur dasar transportasi (Jalan, Jembatan, Dermaga), energi
(PLTD, PLTS, PLTA, dll) yang bisa menunjukkan keberpihakan dan
dukungan pemerintah kabupaten dalam menunjukkan pemerataan
sekaligus itikad baik (political will) bagi perkembangan dan kemajuan
di Kabupaten Paser. Pengembangan kelas jalan, pembangunan jalan-
jalan lingkungan dan jalan-jalan kabupaten, koordinasi dengan
Provinsi dan Pusat yang intens khususnya mengenai pembangunan
jalan provinsi dan jalan negara, koordinasi dengan PLN dan provider-
provider telepon selular untuk menjangkau daerah-daerah rural,
hingga ke mengembangkan skema-skema percepatan pembangunan.
Semua ini bisa dilakukan untuk menghadirkan kesejahteraan yang
dengan sendirinya juga akan meningkatkan kualitas layanan dasar di
beberapa sektor.
c. Pembangunan dan penyediaan infrastruktur dasar tidak pernah
membenarkan adanya disparitas berbasis kepentingan bahkan
tendensi-tendensi ekonomi. Situasi kesenjangan dan kemiskinan yang
sangat berbeda antara kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah
Selatan, juga desa-desa yang berada jauh dari jalur jalan trans-
Kalimantan membutuhkan pendekatan berbeda khususnya dalam

106 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


soal ketersediaan infrastruktur dasar. Pembangunan yang terlalu
terkonsentrasi di wilayah sepanjang jalan trans-Kalimantan Timur
menjadikan beberapa daerah dengan cepat bertumbuh sebagai pusat
ekonomi di sektor jasa, sementara andalah Paser yang ada di wilayah-
wilayah rural acap kali terabaikan.

2. Peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas


infrastruktur yang berhubungan langsung dengan
aktifitas perekonomian masyarakat, terutama jalan dan
listrik.
Meningkatkan ketersediaan infrastruktur dasar (jalan dan listrik)
mengandaikan pemerintah kabupaten Paser kian hari kian mengokohkan
jangkar-jangkar pembangunannya. Ketersediaan infrastruktur yang selama
ini sudah baik terus dikembangkan dan dikuatkan, khususnya untuk wilayah
desa dan kecamatan yang selama ini belum banyak disentuh oleh peningkatan
kualitas infrastruktur.
a. Perbaikan kualitas, standar serta kelas jalan
b. Pembangunan jalan-jalan lingkungan di wilayah-wilayah ekonomis
(Jalan di perkebunan Sawit, Karet, hutan-hutan produksi rakyat)
c. Peningkatan kapasitas pembangkit listrik yang sudah ada, dan
pengembangan potensi listrik yang mengandalkan enegeri alternatif
tenaga Micro Hydro, Diesel, Tenaga Surya, maupun tenaga Uap. Serta
peningkatan dan perluasan jaringan kelistrikan, khususnya instalasi
listrik di desa-desa yang belum bisa mengakses listrik, termasuk
koordinasi dengan PLN tentang prasyarat yang dibutuhkan PLN
dalam memperluas jaringan kelistrikan.

3. Peningkatan tata-kelola pemerintahan yang


mengakomodasi berbagai isu krusial: ketepatan
sasaran pembangunan, pemerataan pembangunan, dan
perkembangan kawasan sekitar.
Persoalan tata kelola pemerintahan seringkali tidak jelas dibarui dan
diperbaiki. Konsentrasi perbaikan tata kelola dan peningkatan kinerja justeru
terseok akibat beberapa kendala yang belum jelas terbaca. Analisis mengenai
tata kelola yang terkadang tidak menyentuh problematika dan meta-masalah
yang ada akhirnya menggiring upaya perbaikan dan pembaruan hanya berakhir
sebagai persoalan baru.
a. Pemerintah Kabupaten Paser sudah sepantasnya memikirkan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 107


perimbangan anggaran yang proporsional dan efisien khususnya
dalam memprioritaskan pembangunan yang berbasis pada analisis
mengenai persoalan-persoalan yang ada di daerah, sekaligus
menjauhkan Kabupaten Paser pada imajinasi kemajuan dan
perkembangan yang secara incremental diulang terus berdasarkan
capaian wilayah lain. Kabupaten Paser yang memiliki begitu banyak
potensi dan peluang tidak pantas ter-fait accompli sebagai plagiat
rencana pembangunan yang ada di Kabupaten lain. Perimbangan
anggaran bisa menjadi salah satu kunci untuk menjelaskan
karakteristik ini. Dan tentunya desain rencana pembangunan dan
implementasi pembangunan berbasis karakter daerah ini juga bisa
menghadirkan nilai plus bagi Kabupaten Paser.
b. Isu lain yang masih menjadi sedikit halangan bagi perbaikan tata
kelola adalah pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang
belum menyentuh pengarusutamaan gender, kelompok minoritas,
struktur dan tatanan sosial. Sedikit saja pemerintah Kabupaten Paser
mengabaikan kelompok-kelompok ini, akan ada disparitas yang luar
biasa yang tentunya berujung pada terbebaninya pemerintah dalam
memikirkan kebijakan yang rasional dan konstruktif. Pesan RPJMN
2014-2019 hendaknya menjadi acuan dan spirit yang juga harus
digunakan oleh pemerintah Kabupaten Paser.
c. Disparitas antara beberapa kutub berbeda seperti kelompok yang
menghuni desa-desa pedalaman/pesisir dan penduduk wilayah
perkotaan, kelompok warga yang sudah lama bermukim dan kelompok
yang menikmati kebijakan transmigrasi, pendidikan-ethos-daya saing
penduduk asli yang cenderung menurun dari waktu ke waktu. Semua
hal di atas yang bisa memicu munculnya kesenjangan yang luar biasa
harus bisa diantisipasi pemerintah.
d. Hal lain sehubungan dengan tata kelola yang harus menjadi
fokus pemerintah adalah isu mengenai daya saing. Sudah saatnya
Kabupaten Paser yang hampir tidak memiliki kekurangan dalam
sumber daya alam maupun sumber daya manusia masuk dalam
peningkatan kualitas di segala lini untuk menjamin adanya perbaikan
dan daya saing sektor dan komoditi andalan. Tenaga terampil dan
profesional lagi-lagi menjadi kunci Kabupaten Paser yang kompetitif.
Ke depan selain membutuhkan pengejawantahan daya saing dengan
kabupaten-kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Paser perlu
juga meningkatkan daya saingnya dengan wilayah-wilayah lain yang
ada di Pulau Kalimantan. Persiapan berikut adalah kelayakan Paser
yang harus menjadi prototipe daerah maju yang bisa diteladani oleh
wilayah lain di Kawasan Kalimantan Tenggara misalnya.

108 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


e. Dengan perbaikan dan persiapan yang matang, khususnya terkait poin
“d” Kabupaten Paser bisa memiliki ruang lebih untuk menajamkan
daya saingnya di level kerja sama sesama wilayah Borneo yang juga
meliputi sebagian negara Malaysia dan seluruh Brunei Darussalam.
Tumpuan dan pijakan yang matang, tentunya akan menguatkan
posisi Paser sebagai salah satu andalan Indonesia untuk menghadapi
paradigma perubahan ekonomi regional lain seperti Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA).

4. Mendorong produktivitas perekonomian daerah


dari sektor non-tambang, melalui diversifikasi usaha
pertanian, perkebunan, perikanan dan jasa berbasis spirit
ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Produktivitas ekonomi yang harus dilihat sebagai salah satu strategi transisi
untuk menengarai masa dan lama waktu pertambangan dan industri ekstraktif
yang akan berhenti. Peningkatan produktivitas ini salah satunya melalui
diversifikasi usaha pertanian, perkebunan perikanan dan jasa. Hal ini harus
dibarengi dengan peningkatan kualitas dan kontinuitas perekonomian non-
tambang. Selain itu diperlukan ketersediaan infrastruktur bidang transportasi
(jalan, jembatan dan dermaga angkut) khususnya ke daerah-daerah dan
kawasan strategis untuk pertanian dan perkebunan. Beberapa poin yang
harus menjadi prioritas dalam pembangunan periode ini adalah:
f. Pengembangan dan peningkatan hasil untuk komoditi-komoditi
andalan Kabupaten Paser dari sektor Pertanian, Perkebunan, Hutan
Rakyat dan Perikanan serta jasa. Pengembangan ini mengandaikan
adanya kesiapan pemerintah dalam mengontrol ancaman perusakan
lingkungan yang masif dari keinginan menggenjot produksi dengan
solusi mengalihfungsikan lahan. Pemerintah perlu mengawal upaya
peningkatan produksi ekstraktif dengan langkah dan cara yang tepat.
Hal ini akan memberi ruang pertumbuhan bagi pengarusutamaan
ekonomi hijau. Karena, pemerintah akan bisa membangun konsensus
baru dalam penertiban pertambangan-pertambangan yang liar,
kontrol produksi hingga reklamasi-rehabilitasi dan revegetasi lahan
pasca tambang.
g. Diversifikasi hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan juga
harus bisa sejalan dengan inisiatif Provinsi Kalimantan Timur yang
mengampanyekan pengarusutamaan ekonomi hijau. Prinsip-prinsip
dasar ekonomi hijau yang ditopang oleh pertumbuhan ekonomi,
kelestarian lingkungan hidup dan stabilitas sosial yang manusiawi
(profit, planet, people) perlu juga mengintegrasikan dua dasar lain

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 109


yakni kemitraan dan jejaringan (partnership) ekonomi yang tidak
monopolistik, serta serangkaian usaha membangun kembali trust
masyarakat khususnya yang berhubungan dengan sejumlah konflik
agraria (peace). Dengan dasar ini spektrum pertumbuhan ekonomi
yang perlahan-lahan melepas ketergantungannya dari industrik
ekstraktif menemukan ruang lain yang bisa menjamin kesinambungan
dan keberlanjutannya. Di titik ini, ekonomi hijau bisa dimengerti
bukan sebagai wacana yang absurd melainkan sesuatu yang dekat
dan realistis dengan situasi Paser dan Kalimantan Timur umumnya.
h. Pengembangan perekonomian di sektor jasa dan sektor-sektor lain
dengan dasar yang sudah kokoh diletakkan oleh periode sebelumnya
dengan konsep One Vilage, One Product (OVOP).
i. Pemerintah juga harus bisa membaca peluang pengayaan sumber dan
aset perekonomian. Pariwisata, budaya dan Jasa bisa menjadi jawaban
yang membutuhkan keseriusan pemerintah dalam mengurainya.
Ruang alternatif-kreatif ini juga menjadi bukti hubungan Kabupaten
Paser dan Provinsi Kalimantan Timur yang sinergis. Melalui penguatan
dan pengembangan sektor-sektor ini, cita-cita besar ekonomi hijau
bisa direalisasikan.

5. Peningkatan sumberdaya manusia yang berhubungan


langsung dengan kebutuhan daerah, baik melalui
pendidikan formal maupun non-formal, yang ditujukan
bagi aparatur desa maupun generasi muda.
Sumberdaya manusia merupakan elemen penting bagi keberhasilan dan
keberlangsungan pembangunan. Dalam konteks ini, Kabupaten Paser menghadapi
tiga tantangan SDM di bidang aparatur desa, pendidikan dan kesehatan.
1. Lahirnya UU Desa memberikan ruang yang lebih luas kepada desa,
baik melalui penguatan kewenangan politis maupun sumberdaya
finansial, untuk membangun masyarakatnya sendiri. Peluang ini harus
dibarengi dengan penguatan kelembagaan desa dan peningkatan
kualitas perangkat desa dalam mengelola pembangunan desa dan
pengelolaan anggaran yang efektif, transparan dan akuntabel.
2. Kondisi masyarakat Paser yang menyebar dari sisi geografis menuntut
peningkatan akses pendidikan dan kesehatan berupa tersedianya
fasilitas pendidikan dan layanan kesehatan yang menyebar hingga
ke daerah-daerah terpencil. Untuk mencapai pelayanan pendidikan
dan kesehatan yang berkualitas, maka hal ini harus dibarengi dengan
ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga layanan kesehatan yang
bersedia bekerja di kawasan terpencil.

110 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


6. Terbukanya investasi di level regional (ASEAN) terutama
di sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan.
Implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 perlu disikapi sebagai
peluang bagi Kabupaten Paser untuk meningkatkan kondisi perekonomian
daerah, dimaknai sebagai terbukanya peluang investasi dari pelaku bisnis di
level regional. Di sektor pertanian terutama terbuka peluang investasi berupa
pertanian padi dan palawija; sedangkan di sektor perkebunan terutama tiga
produk utama yaitu sawit, karet dan kopi. Di sektor perikanan investasi dapat
dikembangkan pada perikanan darat; sedangkan pada sektor peternakan
terutama pengembangan investasi pada peternakan sapi, kerbau, domba,
kambing dan ayam buras. Pengembangan produk-produk yang bernilai
strategis in harus dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM dan penyiapan
sistem birokrasi yang mengakomodasi kemudahan berinvestasi.

Pada Bab selanjutnya, uraian mengenai isu-isu strategis di Bab IV ini akan
menjadi dasar sekaligus rujukan dalam menyusun dan menentukan langkah-
langkah perencanaan dan pembangunan. Secara khusus di Bab V, Visi-Misi-
Tujuan-Sasaran disusun berdasarkan basis pijakan yang sama. Isu-isu strategis
menjadi acuan utama penyusunan Bab-Bab selanjutnya, khususnya mengenai
perencanaan strategis dan prioritas yang dikedepankan dalam membidik
kebutuhan riil Paser. Tema-tema seputar peningkatan akses dan kualitas
dengan spirit pemerataan, kesejahteraan dan kompetitif (berdaya saing) dan
berkelanjutan akan menjiwai ulasan pada Bab V.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 111


BAB V
VISI, MISI, TUJUAN DAN
SASARAN

Bab ini akan menguraikan visi, misi, tujuan dan sasaran daerah. Bab ini sangat
penting dalam menyusun keseluruhan dokumen rencana pembangunan
jangka menengah daerah, karena dalam perencanaan pembangunan, setiap
daerah tentu mempunyai harapan atau cita-cita yang akan dicapai. Cita-cita
tersebut merupakan rangkaian proses untuk terus maju dan semakin memberi
kebermanfaatan kepada masyarakat. Sebagai sebuah rangkaian, cita-cita
selain diarahkan pada kondisi yang akan datang, juga berpijak dan belajar dari
pembangunan yang telah dijalankan.

A. Visi Daerah
Visi merupakan kondisi ideal sekaligus landasan konseptual bagi daerah. Visi
daerah ini disusun dengan memperhatikan aspek substantif yang berpijak
pada isu strategis, maupun aspek teknis berupa susunan kata yang sederhana
dan mudah dipahami. Ketika mudah dipahami, diharapkan akan mudah
dilaksanakan. Dalam pembangunan lima tahun mendatang, Kabupaten Paser
memiliki visi :

“Paser yang Semakin Sejahtera, Merata, Berdaya Saing dan


Berkelanjutan”

Visi di atas merupakan keberlanjutan dan penegasan dari visi pembangunan


lima tahun kebelakang. Hadirnya kata “semakin” di dalam visi, bermakna
sebagai keberlanjutan dan apresiasi pada pembangunan yang telah dijalankan
pada periode sebelumnya yang didasarkan pada realitas dan telaah obyektif.

112 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Selain itu juga memiliki makna berupa harapan untuk terus bergerak progresif
menuju kondisi ideal.

Ketika memiliki modalitas dari hasil pembangunan yang ada, lantas fokus
pembangunan lima tahun mendatang terwakili oleh lima kata kunci di dalam
visi ini, yaitu:

1. Sejahtera
Sejahtera merupakan sebuah kondisi derajat kehidupan masyarakat Paser yang
semakin membaik pada berbagai bidang pembangunan terutama pada sektor
ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Masyarakat membutuhkan dua prasyarat
utama yakni pendidikan dan kesehatan. Dua prasyarat tersebut sebagai modal
untuk mengoptimalkan potensi masyarakat agar lebih berdaya, mandiri,
produktif dan berbudaya. Semakin membaiknya tingkat kesejahteraan tersebut
antara lain ditandai dengan meningkatnya produktivitas ekonomi masyarakat,
meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, hingga meningkatnya
kualitas sumber daya manusia dan kesehatan masyarakat. Kesejahteraan
bermakna pula secara sosial dan budaya, yakni ketika masyarakat memiliki
kohesivitas sosial yang menjadikannya sebagai modal untuk berpartisipasi
aktif, serta budaya yang menjadikan setiap komponen merasa memiliki
daerah dan bertanggung jawab atas berjalannya pembangunan daerah.
Kondisi tersebut akan menciptakan situasi yang kondusif untuk menjalankan
roda pembangunan. Namun untuk mencapainya dibutuhkan syarat berupa
tata kelola pemerintahan yang baik, yakni adanya sinergi antara pemerintah
daerah, masyarakat serta sektor privat dan organisasi masyarakat sipil.

2. Merata
Merata berarti menghilangkan kesenjangan antar wilayah, termasuk kesenjangan
antar masyarakat. Nilai ini sekaligus bermakna menutup/memperkecil
kesenjangan dalam mendapatkan pelayanan publik, mengelola sumber daya
strategis serta memperoleh distribusi hasil pembangunan. Kondisi pembangunan
yang merata merupakan wujud penghormatan pada semua masyarakat yang
tinggal dan mencari penghidupan di Kabupaten Paser, dan khususnya sebagai
pengakuan, afirmasi, dan pemberdayaan masyarakat Paser yang masih merasakan
persoalan terkait pembangunan. Harapannya akan tercipta stabilitas sosial
sekaligus modal dasar bagi pembangunan dari waktu ke waktu. Kesenjangan
adalah problema pembangunan bagi daerah yang mempunyai wilayah sangat
luas, sekaligus tertundanya pemenuhan hak bagi setiap masyarakat daerah
untuk menikmati hasil pembangunan. Karena itu pemerataan adalah kewajiban
pembangunan yang harus terpenuhi melalui berbagai urusan pemerintahan.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 113


3. Berdaya Saing
Berdaya saing merupakan syarat yang dibutuhkan bagi setiap daerah untuk
responsif dan dapat unggul di tengah perkembangan kondisi lokal, regional
dan global yang dinamis. Dalam visi ini, daya saing yang akan diciptakan
adalah pertama merujuk pada meningkatnya kualitas sumberdaya manusia
dengan terpenuhinya kebutuhan dan peningkatan akses terhadap pendidikan
yang berkualitas. Kedua, sebagai suatu kondisi semakin baiknya derajat
kesehatan masyarakat Paser. Kondisi tersebut mencakup ketersediaan dan
akses pelayanan kesehatan yang semakin baik dan merata serta kualitas
pelayanan yang semakin meningkat. Ketiga, adalah peningkatan kualitas
sumber manusia masyarakat Paser agar selaras dengan kebutuhan pasar kerja
yang semakin komptitif. SDM berkualitas selain berperan dalam menghadapi
perubahan sistem global, salah satunya melalui pelaksanaan MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN), juga mempunyai peran penting sebagai sumber daya dalam
pembangunan daerah.

4. Berkelanjutan
Berkelanjutan merujuk pada kondisi yang berkesinambungan dalam proses
pembangunan yang mencakup aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Selain
itu berkelanjutan juga dimaknai sebagai proses pembangunan yang tidak
terputus dari periode ke periode. Pembangunan merupakan gerak maju,
bukan gerak yang dimulai dari awal pada setiap pelaksanaan pembangunan
jangka menengah. Tujuannya adalah mencapai sasaran rencana pembangunan
jangka panjang daerah maupun nasional.

Dalam menjalankan pembangunan yang tidak terputus tersebut, perlu


ditekankan pada pelaksanaan pembangunan yang mampu mewujudkan
daya dukung lingkungan alam berkelanjutan. Ini untuk menghindari dampak
negatif bagi pembangunan yang terfokus pada pencapaian ekonomi makro dan
pertumbuhan semata, namun dengan melakukan eksploitasi alam secara tidak
terkendali. Pembangunan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sekarang,
namun juga kebutuhan yang akan datang dan selamanya. Ketika kelestarian
lingkungan alam dapat terjaga, maka akan berdampak pada keberlanjutan
hajat hidup dan penghidupan masyarakat serta daya dukung lingkungan sosial.

Rumusan visi di atas terbangun dalam satu kesatuan dan saling melengkapi.
Secara substantif, rangkaian visi tersebut bertujuan meningkatkan pemenuhan
kebutuhan infrastruktur, peningkatan perekonomian masyarakat dan daerah,
serta meningkatkan kualitas pelayanan publik. Serta tidak kalah penting,
untuk mewujudkan dan meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan serta
mewujudkan kohesi sosial di tengah masyarakat Paser.

114 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


B. MISI DAERAH:
Guna mewujudkan visi kabupaten 2016-2020 sebagai Kabupaten Paser yang
semakin sejahtera, merata, berdaya saing dan berkelanjutan diperlukan adanya
misi sebagai perwujudan dari penjabaraan visi. Adapun misi pembangunan
yang akan dilaksanakan olehpemerintah Kabupaten Paser 2016-2020 adalah:
1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur transportasi, energi dan
pemukiman
2. Meningkatkan pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan
3. Memperkuat fondasi perekonomian yang berbasis potensi lokal dan
berkelanjutan
4. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan
5. Memperkuat kohesivitas sosial, budaya dan adat istiadat lokal

C. Tujuan dan Sasaran


Agar misi yang diagendakan dapat diimplementasikan secara operasional dan
fokus diperlukan arahan umum dalam bentuk tujuan dan sasaran. Tujuan
merupakan pernyataan arahan umum dari sebuah perencanaan yang hendak
dicapai, sedangkan sasaran merupakan kondisi yang ingin dicapai dengan
rujukan yang lebih spesifik dan terarah. Adapun tujuan dan sasaran yang akan
dijabarkan di bawah ini sesuai urutan yang terdapat pada misi.

1. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi,


Energi, Air Bersih dan Pemukiman
Bagian ini akan secara khusus membahas misi pertama yang diturunkan
dari Visi yang telah ada khususnya mengenai peningkatan pembangunan
infrastruktur transportasi, energi, air bersih dan pemukiman. Misi ini masih
memberikan ruang bagi diimplementasikannya pembangunan (ketersediaan)
dan peningkatan (akses dan kualitas) infrastruktur yang menjadi urusan wajib
dasar. Pemerataan pembangunan dari sisi akses dan kualitas infrastruktur
transportasi, energi, air bersih dan pemukiman yang layak masih menjadi
sesuatu yang harus diprioritaskan. Selain peningkatan yang sudah ada,
beberapa titik kritis di Paser masih membutuhkan ketersediaan sejumlah
infrastruktur tersebut.

Pembangunan infrastruktur harus bisa dimengerti sebagai ruang tempat

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 115


bertemunya berbagai dimensi dan sektor pembangunan. Dan tentunya fokus
meningkatkan pembangunan infrastruktur di Paser ini bisa juga menjadi
penjamin terealisasinya perencanaan yang ada.

Misi ini akan diturunkan ke dalam 6 tujuan besar. Berikut pembahasan masing-
masing tujuan,

a. Transportasi Darat
Sebagai penunjang mobilitas masyarakat dan sektor pendukung yang
menggerakkan aktivitas perekonomian, ketersediaan infrastruktur
perhubungan yang berkualitas dan menjangkau seluruh wilayah Kabupaten
Paser menjadi prasyarat yang mesti dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten
Paser. Ketersediaan infrastruktur perhubungan ini mencakup perhubungan
darat dan perhubungan laut sesuai kondisi geografis dan topografi Kabupaten
Paser.

Pada sektor perhubungan darat peningkatan infrastruktur dapat dilakukan


dengan memperhatikan kondisi jalan nasional, provinsi, dan kabupaten. Data
tahun 2013 menunjukkan 37,48 persen atau 560.993,5 km dari total 1.496,781
km jalan di Kabupaten Paser berada dalam kondisi baik, mulai dari jalan desa
hingga jalan nasional. Dari jumlah itu 38 persen adalah jalan nasional, 24,21
persen adalah jalan provinsi, 44,64 persen adalah jalan kabupaten, sementara
sisanya adalah jalan desa/lingkungan.

Terlihat bahwa infrastruktur perhubungan darat khususnya jalan yang dalam


kondisi baik belum mencapai setengah dari total panjang jalan di Kabupaten
Paser. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pun belum mencapai
setengah dari total panjang jalan kabupaten yakni 694.850 km, sehingga akses
ke desa-desa, terutama di daerah pesisir dan pedalaman di wilayah selatan
dan tengah belum sepenuhnya terbuka. Mengingat pentingnya fungsi jalan
kabupaten sebagai penghubung antara ibukota kabupaten dengan kecamatan
dan desa-desa maka perlu ada peningkatan kualitas jalan dan pembangunan
jalan kabupaten yang kontinu agar wilayah Kabupaten Paser bisa terkoneksi.

Di samping itu, akses jalan antar desa/lingkungan juga perlu ditingkatkan


kondisinya. Saat ini total panjang jalan desa adalah 379.750 km. Dari jumlah
ini panjang jalan dalam kondisi baik hanya sebesar 33,76 persen atau 128.204
km, sehingga perlu ditingkatkan sampai melebihi setengah dari total panjang
jalan desa. Hal ini penting selain untuk membuka akses antar desa khususnya
di kawasan pedalaman jalan lingkungan/desa juga memiliki kontribusi yang
besar bagi pertanian dan perkebunan khususnya dalam pemasaran, distribusi
hasil dan alat pengelolaan pertanian/perkebunan. Konektivitas antar desa dan
antara desa dan kecamatan serta kabupaten membuka peluang bagi aktivitas

116 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


ekonomi antar desa dan tentunya bisa memberikan kontribusi di banyak
sektor.

Kondisi infrastruktur perhubungan darat ini jelas berpengaruh terhadap


jumlah angkutan darat, baik angkutan pribadi maupun angkutan umum yang
ada di Kabupaten Paser. Tahun 2014 jumlah angkutan darat di Kabupaten
Paser mengalami penurunan menjadi 109.667, dari tahun sebelumnya sebesar
113.683. Penurunan jumlah ini juga mempengaruhi jumlah penumpang dan
barang yang terangkut. Jika pada tahun 2013 jumlah penumpang angkutan
darat mencapai 326.225 orang, dengan jumlah barang yang terangkut sebesar
889.416 ton, maka pada tahun 2014 jumlah penumpang hanya mencapai
233.863 orang, sementara jumlah barang yang terangkut hanya sebesar
647.416 ton.

Selain kondisi jalan dan ketersediaan angkutan darat, hal lain yang perlu
ditingkatkan ialah jumlah terminal baik untuk transportasi luar daerah
maupun dalam wilayah Kabupaten Paser. Saat ini di Kabupaten Paser hanya
tersedia tiga terminal angkutan darat untuk trayek luar daerah. Pada sisi lain,
jumlah kendaraan untuk angkutan penumpang umum yang layak uji sebanyak
580 unit. Baik jumlah terminal maupun jumlah kendaraan angkutan umum
yang layak uji ini perlu ditingkatkan untuk memperlanjar jalur transportasi
baik dalam Kabupaten Paser maupun transportasi dan koneksi dari dan ke
luar daerah.

Keteraturan dan juga daya dukung infrastruktur pelengkap jalan seperti turap
penahan di wilayah yang rawan longsor dan tanah ambles, penguatan jalan
dan bantaran sungai dengan jaring batu penahan (bronjong) hingga fasilitas
penerangan jalan, rambu dan taman hijau di sempadan jalan juga merupakan
beberapa bagian dari peningkatan kualitas jalan yang diharapkan bisa
memberikan pengaruh positif pada para pengguna jalan.

b. Transportasi Laut dan Sungai


Selain infrastruktur transportasi darat, infrastruktur transportasi laut
dan sungai juga perlu ditingkatkan, mengingat wilayah Kabupaten Paser yang
dilalui beberapa sungai besar dan berbatasan dengan Selat Makassar. Kabupaten
Paser hanya memiliki satu infrastruktur pendukung perhubungan laut berupa
pelabuhan penyeberangan yakni Pelabuhan Teluk Adang yang terletak 12
km dari Kota Tanah Paser (Kecamatan Tanah Grogot) ibukota Kabupaten
Paser. Karena itu, selain pelabuhan penyeberangan, yang perlu dibangun di
wiayah-wilayah pesisir ialah dermaga untuk perahu kecil (ketinting), untuk
menghubungkan desa-desa dan kecamatan yang ada di pesisir.

Selain itu, infrastruktur pendukung transportasi sungai pun perlu ditingkatkan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 117


dengan membangun lebh banyak dermaga bagi perahu motor, yang berfingsi
sebagai sarana transportasi ke wilayah-wilayah pedalaman. Untuk itu, yang
perlu diperhatikan ialah keseimbangan rasio antara jumlah perahu motor
dengan jumlah penduduk yang menggunakan sarana angkutan ini. Peningkatan
infrastruktur pendukung transportasi sungai ini sangat penting mengingat
wilayah-wilayah pedalaman sulit dijangkau dengan transportasi darat,
sementara banyak desa terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS). Dermaga-
dermaga angkutan perahu motor perlu dibangung lebih banyak di desa-desa
yang terletak di daerah aliran sungai ini.

c. Akses Jaringan Energi


Peningkatan akses jaringan energi dilakukan dengan sasaran meningkatnya
fasilitas pembangkit listrik, meningkatnya jaringan kelistrikan (khususnya
kawasan yang belum memiliki akses listrik), dan meningkatnya tata kelola
pelayanan kelistrikan. Pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari beberapa
indikator yakni, jumlah penggunaan energi listrik/tahun, jumlah rumah
tangga yang terinstalasi dan teraliri listrik, jumlah dan kapasitas pembangkit
listrik, dan rasio elektrifikasi.

Hingga kini, fasilitas pembangkit listrik yang digunakan di Kabupaetn Paser


adalah pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), sehingga untuk meningkatkan
pasokan energi listrik perlu dikembangkan laternatif pembangkit listrik
dengan memanfaatkan energi lain, misalnya pembangkit listrik tenaga air, atau
pembangkit listrik tenaga biothermal.

Bila sasaran ini telah tercapai maka jumlah rumah tangga pengguna listrik dapat
ditingkatkan. Data tahun 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga pengguna
listrik baru mencapai 39 persen dari total rumah tangga di Kabupaten Paser.
Ke depan prosentase ini perlu ditingkatkan terutama perluasan akses jaringan
listrik ke wilayah pesisir dan pedalaman yang hingga kini belum menikmati
aliran listrik.

Diperlukan juga kecermatan dan keseriusan pemerintah khususnya dalam


pemetaan dan eksplorasi sumber energi yang terbarukan, khususnya dalam
instalasi bio-energi (biogas dan biomassa). Dengan tambahan proses insersi
sumber energi baru ini, diharapkan ada implikasi pada rasio elektrifikasi dan
juga pemerataan ketersediaan dan akses masyarakat terhadap energi.

d. Akses Jaringan Komunikasi


Sasaran yang hendak dicapai lewat upaya peningkatan akses jaringan
komunikasi ialah, meningkatnya jangkauan jaringan komunikasi, dan
meningkatnya jangkauan jaringan internet. Upaya ini dapat ditempuh dengan

118 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


memperhatikan kembali beberapa indikator yakni jumlah surat kabar
nasional/lokal yang beredar di Kabupetan Paser, jumlah penyiaran radio/tv
lokal, jumlah pameran/expo, tersedianya web site milik pemerintah daerah
untuk dapat diakses masyarakat, serta jumlah warnet sebagai sarana akses
informasi lewat jaringan internet.

Sampai saat ini terhitung ada 6 surat kabar regional yang beredar di Kabupaten
Paser termasuk Tribun, dan Kaltim Pos. Selain surat kabar, muncul juga
televisi lokal dan radio lokal yang mengudara di kawasan Kabupaten Paser
misalnya Paser TV. Keberadaan sarana komunikasi dan infromasi ini perlu
diperluas jangkauan distribusinya agar mampu mencapai dan diakses juga
oleh masyarakat di pedalaman, pesisir dan wilayah yang belum sepenuhnya
terbuka terhadap akses informasi dan komunikasi.

Pada sisi lain, di tahun 2014, terhitung jumlah warnet di Kabupaten Paser
adalah 55 unit. Dari total jumlah tersebut, 10 warnet merupakan Pusat Layanan
Internet Kecamatan (PLIK) program Kemenkominfo yang menetapkan satu
kecamatan 1 warnet. Jumlah ini perlu ditingkatkan lagi untuk menjangkau
juga sampai ke daerah-daerah pedalaman di wilayah selatan dan di pesisir.

e. Akses Air Bersih


Sasaran yang hendak dicapai dari peningkatan akses air bersih ini antara lain,
meningkatnya sumber air bersih, dengan indikator meningkatnya insfrastruktur
penyimpanan air bersih, meningkatnya insfrastruktur penyaluran air bersih,
meningkatnya tata kelola pengolahan air bersih, meningkatnya tata kelola
keirigasian.

Untuk mengukur pencapaian sasaran ini beberapa indikator dapat dijadikan


ukuran yakni, jumlah desa yang sudah menikmati fasilitas air bersih, persentase
penduduk berakses air minum, panjang irigasi tersier kabupaten dalam kondisi
baik, panjang irigasi sekunder kabupaten dalam kondisi baik, panjang irigasi
primer kabupaten dalam kondisi baik, ketersediaan air baku, jumlah sistem
penyedia air baku, jumlah ketersediaan air irigasi, jumlah penampungan air
bersih, panjang instalasi perpipaan, jumlah rumah tangga pengguna layanan
air bersih, jumlah rumah tangga yang menggunakan air baku, jumlah desa
yang sudah menikmati fasilitas air bersih, jumlah permukiman dan kawasan
industri serta sumber air yang dikawal mutualnya, panjang saluran irigasi
untuk pertanian/perkebunan.

Sebagai pembanding, sampai tahun 2015 Kabupaten Paser memiliki 1


jaringan penyaluran air minum yang terpusat di Kecamatan Tanah Grogot,
dan menjangkau beberapa ibukota kecamatan yang letaknya dekat dengan
Tanah Grogot. Artinya ibukota kecamatan yang jauh belum terjangkau layanan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 119


PDAM. Data tahun 2013 menunjukkan lebih dari 40 persen penduduk masih
menggunakan fasilitas air bersih milik umum, milik bersama, bahkan ada yang
tidak memiliki fasilitas air bersih. Sementara 56,60 persen penduduk sudah
memiliki fasilitas air minum milik sendiri. Selain itu volume pemakaian air
bersih mencapai 161,82 liter per detik.

Karena itu misi peningkatan infrastruktur air bersih pelu dilakukan secara
serius mengingat besarnya jumlah jumlah pemakaian air bersih dan terus
meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun.

f. Infrastruktur Pemukiman Rakyat


Upaya mengembangkan infratruktur pemukiman rakyat dilakukan dengan
sasaran sebagai berikut, meningkatnya kawasan pemukiman rakyat yang
berwawasan lingkungan dan antisipatif bencana, dan meningkatnya kualitas
sanitasi pemukiman.

Tercapai atau tidaknya sasaran ini dapat diukur menggunakan indikator-


indikator berikut, jumlah rumah layak huni, jumlah rumah tangga bersanitasi,
luas wilayah rawan longsor, persentase luas pemukiman yang tertata,
luas RTH, jumlah lingkungan pemukiman kumuh (bagian dari kawasan
kumuh yang spesifik didirikan pemukiman), jumlah kasus lingkungan yang
diselesaikan pemda, luas kawasan kumuh, panjang drainase tersumbat,
jumlah penghijauan wilayah rawan longsor, volume sampah yang ditangani,
dan tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk.

Selain itu, pencapaian sasaran ini pada tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat
berdasarkan data indikator-indikator di atas. Presentase rumah tangga yang
bersanitasi, dalam arti memiliki tempar buang air besar sendiri sebesar 82,62
persen, presentase pemukiman yang tertata mencapai 61,3 persen, volume
sampah yang ditangani mencapai 495, 18 m3/hari,dengan rasio tempat
pembuangan sampah per satuan penduduk sebesar 1:1250 untuk 100m2
sementara jumlah penghijauan wilayah rawan longsor sebesar 4.700 hektar.

Dari data tahun sebelumnya ini, pengembangan infrastruktur pemukiman


rakyat dapat dikatakan tercapai bila indikatornya mengalami peningkatan
atau melampaui pencapaian yang terbaca lewat idnikator tahun sebelumnya.

Berikut, tabel lengkap misi pertama dalam RPJMD Kabupaten Paser 2016-
2020:

120 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 5.3.1. Tujuan dan Sasaran Misi ke 1

Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan akses 1.1 Meningkatnya kualitas jalan dan jembatan
  dan kualitas pelayanan
1.2 Meningkatnya pelayanan terminal angkutan darat
transportasi darat
  1.3 Meningkatnya moda transportasi darat publik
  1.4 Meningkatnya jaringan jalan antara kecamatan ke ibu kota
kabupaten
1.5 Meningkatnya jaringan jalan antara kecamatan dan desa
1.6 Meningkatnya jaringan jalan lingkungan (antar desa/
kelurahan)
2 Meningkatkan akses 2.1 Meningkatnya Kualitas Pelabuhan Rakyat
  dan kualitas pelayanan
2.2 Meningkatnya kondisi Dermaga
transportasi Laut dan
Sungai 2.3 Meningkatnya Moda Transportasi Sungai dan Laut yang
  Memadai

3 Meningkatkan Akses 3.1 Meningkatnya fasilitas pembangkit listrik


  Jaringan Energi
3.2 Meningkatnya jaringan kelistrikan (Khususnya kawasan yang
  belum memiliki akses listrik)
3.3 Meningkatnya tata kelola pelayanan kelistrikan
4 Meningkatkan akses 4.1 Meningkatnya jangkauan jaringan komunikasi
  jaringan komunikasi 
4.2 Meningkatnya jangkauan jaringan internet
5 Meningkatkan akses 5.1 Meningkatnya Sumber Air Bersih
  Air bersih
5.2 Meningkatnya insfrastruktur penyimpanan air bersih
 
5.3 Meningkatnya insfrastruktur penyaluran air bersih
5.4 Meningkatnya tata kelola pengolahan air bersih
5.5 Meningkatnya Tata Kelola Keririgasian
6 Mengembangkan 6.1 Meningkatnya kawasan pemukiman rakyat yang berwawasan
  infrastruktur lingkungan dan antisipatif bencana
pemukiman rakyat
6.2 Meningkatnya kualitas sanitasi pemukiman
 

2. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang Pendidikan dan


Kesehatan
RPJMD Kabupaten Paser 2016-2020 sangat memperhatikan perencanaan
pembangunan terutama yang bersifat pelayanan dasar yakni pendidikan
dan kesehatan. Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kualitas
sumberdaya manusia sebagai pelaksana pembangunan, oleh karenanya
kualitas sumberdaya manusia harus menjadi prioritas penting pembangunan.
Di antara indikator dari kualitas sumberdaya manusia adalah pada kualitas
pendidikan dan derajat kesehatan yang baik.

Mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan merupakan tugas


nasional bagi semua aparatur pemerintahan di tingkat nasional maupun

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 121


daerah telah diatur melalui Peraturan Menteri yakni Permendiknas nomor 15
Tahun 2010 tentang Standard Pendidikan Minimun (SPM) bidang pendidikan
sebagai tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar. Sedangkan di bidang
kesehatan, pemerintah melalui Menteri Kesehatan mengeluarkan Peraturan
Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 741 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan yang menyangkut empat aspek yakni
pelayanan dasar, pelayanan rujukan, tanggapan terhadap kejadian luar biasa,
dan promosi kesehatan. Pemerintah Daerah Kabupaten Paser dalam memenuhi
kewajibannya melakukan pembangunan di bidang pendidikan dan kesehatan
bagi masyarakat menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan
dalam dua peraturan menteri tersebut.

a. Peningkatan Pelayanan Pendidikan


Dalam hal peningkatan pelayanan pendidikan tujuan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah Kabupaten Paser adalah untuk meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan pendidikan agar memiliki daya saing. Pertama, terkait
dengan pemenuhan akses pendidikan meliputi ketersedian sekolah, guru
dan keterjangkauan siswa terhadap pelayanan pendidikan. Kondisi riil saat
ini dalam bidang pelayanan pendidikan dan kesehatan masih terfokus pada
program penyediaan dan insfrastruktur. Padahal isu yang lebih penting dari isu
pelayanan adalah soal keterjangkauan masyarakat dan pelaksana pendidikan
yang sesuai kompetensi sehingga menyebabkan tingkat pelayanan yang rendah.
Dengan kondisi geografis yang sulit dan sarana perhubungan yang terbatas,
pelayanan pendidikan juga tidak akan dapat dijangkau oleh siswa-siswa
yang bertempat tinggal jauh dari lokasi-lokasi sekolah. Oleh karenanya untuk
meningkatkan keterjangkauan masyarakat terhadap pendidikan diperlukan
peningkatan akses masyarakat maupun pelaksana lapangan.

Kedua, peningkatan kualitas pendidikan difikuskan pada kualitas siswa dan


lulusan sekolah baik melalui perbaikan kurikulum, manajemen sekolah dan
optimalisasi kegiatan belajar mengajar. Ketiga, pelayanan pendidikan yang
berdaya saing tidak hanya dari aspek akreditasi sekolah dan guru tetapi
dengan dibuktikan hasil lulusan siswa sekolah yang mampu bersaing dalam
jenjang pendidikan yang lebih baik atau pasar kerja yang kompetitif.

Pemerintah Kabupaten Paser menyadari bahwa tingkat pelayanan dasar di


bidang pendidikan masih belum optimal, sehingga masyarakat kabupaten
Paser masih tertinggal dalam hal kualitas sumber daya manusianya. Oleh
karena itu, pemerintah daerah Kabupaten Paser memprioritaskan dalam misi
pembangunan untuk meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas
pelayanan pendidikan yang berdaya saing sehingga menghasilkan sumber
daya manusia yang mandiri dan berbudaya.

122 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Dalam hal pelayanan kesehatan, tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah
daerah Kabupaten Paser adalah mengoptimalkan pelayanan kesehatan,
meningkatkan ketersediaan pelayanan kesehatan rujukan, meningkatkan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan melalui standar akreditasi yang berdaya saing. Pertama,
akses pelayanan kesehatan meliputi ketersediaan unit layanan dan tenaga
kesehatan yang memadai disertai keterjangkauan masyarakat yang dijamin
dengan asuransi kesehatan baik berupa KIS (Kartu Indonesia Sehat) atau
BPJS. Kedua, peningkatan kualitas diintegrasikan antara kompetensi tenaga
kesehatan dan kualitas pelayanan di tingkat unit kesehatan. Sedangkan
poin ketiga, pelayanan kesehatan yang berdaya saing ditunjukan dengan
peningkatan standar pelayanan yang semakin baik misalnya perbaikan tipe
rumah sakit dan akreditasi puskesmas.

Kondisi kesehatan di Kabupaten Paser masih menjadi pekerjaan rumah


yang layak dijadikan prioritas terutama dengan adanya temuan minimnya
kualitas pelayanan, angka mortalitas ibu yang masih tinggi hingga pengelolaan
sistem pelayanan yang belum optimal. Sehingga perlu usaha strategis yang
dirumuskan secara terarah agar tujuan pemerataan kesehatan yang terpadu
dapat terwujud dengan maksimal. Pada tabel di bawah ini dipaparkan sasaran
dari setiap tujuan pada Misi Kedua.

Tabel 5.3.2. Tujuan dan Sasaran Misi ke 2

Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan akses pelayanan 1.1 Meningkatnya Angka Partisipasi siswa usia
pendidikan sekolah
1.2 Meningkatnya Angka Melek Huruf
2 Meningkatkan kualitas pelayanan 2.1 Meningkatnya angka kelulusan siswa
pendidikan
2.2 Kualitas guru yang semakin baik
2.3 Meningkatnya partisipasi warga dalam
pengelolaan sekolah
3 Memperkuat pelayanan pendidikan yang 3.1 Berkembangnya pelayanan pendidikan
berdaya saing yang berdaya saing

Meningkatkan akses pelayanan kesehatan 4.1 Meningkatnya pelayanan kesehatan primer


4 4.2 Meningkatnya cakupan jaminan kesehatan
masyarakat
5 Meningkatkan kualitas pelayanan 5.1 Meningkatnya pengendalian penyakit dan
kesehatan kematian
6 Memperkuat pelayanan Kesehatan yang 6.1 Berkembangnya pelayanan kesehatan yang
berdaya saing berdaya saing

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 123


3. Memperkuat fondasi perekonomian yang berbasis potensi
lokal dan berkelanjutan
Potensi lokal adalah dasar yang kuat untuk menggerakan dimensi ekonomi
dalam konsep pembangunan berkelanjutan. Potensi tersebut harus dijaga
dan dimanfaatkan dengan baik, agar mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Paser, pada masa kini dan yang akan datang. Walaupun
Kabupaten Paser memiliki sektor potensial berupa hutan dan pertambangan,
namun kedua sektor tersebut sudah ditarik ke dalam urusan Pemerintah
Pusatsetelah keluarkannya UU No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.

Dengan pertimbangan tersebut, maka beberapa sektor potensial penggerak


ekonomi lokal yang menjadi otoritas Kabupaten Paserberasal dari sektor
pertanian, perkebunan, perikanan, perdagangan dan jasa. Sektor pertanian,
perkebunan dan perikanan adalah beberapa sektor penyumbang PDRB
terbesar di Kabupaten Paser. Kebutuhan akan produk-produk dari sektor ini
terus bertambah, seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan penduduk. Oleh
karena itu, misi pembangunan pertanian, perkebunan dan perikanan ke depan
ditujukan untuk memperkuat produktivitas, kualitas dan kontinuitas produk-
produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

Selain ketiga sektor potensial di atas, sektor pergadangan, jasa dan investasi
merupakan sektor pendukung yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Sebagian besar masyarakat Paser berprofesi sebagai pedagang, sebagian yang
lain bergerak di bidang jasa, seperti pariwisata, penginapan atau perhotelan.
Dengan pertimbangan tersebut, maka dasar perekonomian dari bidang
perdagangan, jasa dan investasi akan menjadi prioritas. Selain itu isu tentang
degradasi lingkungan karena pertumbuhan ekonomi juga akan menjadi
prioritas untuk diperbaiki, sehingga konsep green economy mampu diterapkan
secara baik.

Dengan demikian, guna memenuhi misi tiga RPJMD, priotitas dasar


perekonomian yang berbasis potensi lokal dan berkelanjutan yang akan
dikelola oleh Kabupaten Paser adalah 1) meningkatkan produktivitas, kualitas
dan kontinuitas produksi pertanian, perkebunan, peternakan serta perikanan,
2) mengembangkan pariwisata berbasis lingkungan dan masyarakat, 3)
mengembangkan Pasar tradisional, Koperasi dan UMKM, 4) meningkatkan
iklim investasi dan 5) meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Pengembangan produktivitas, kualitas, dan kontinuitas produk-produk


sektor perkebunan, pertanian, peternakan dan perikanan merupakan salah
satu isu prioritas yang dihadapai oleh Kabupaten Paser. Isu ini tidak hanya
berhubungan dengan masalah ekonomi, namun juga berhubungan dengan

124 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


masalah ketahanan pangan, keseimbangan lingkungan dan mitigasi bencana.
Produk-produk pertanian, perikanan dan peternakan berperan penting dalam
mewujudkan ketahanan pangan. Sementara pengelolaan sektor pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan menjadi kajian yang harus benar-
benar diperhatikan, agar stabilitas sosial-ekonomi dan kualitas lingkungan
dapat terjaga secara berkesinambungan. Sektor perkebunan di Kabupeten
Paser didominasi oleh perkebunan kelapa sawit. Produk hasil olahan kelapa
sawit memiliki nilai jual yang baik, namun berdampak kurang baik terhadap
ketersediaan air dalam tanah. Sehingga mitigasi terhadap bencana kekeringan
harus diperhatikan.

Selain sektor-sektor di atas, pariwisata adalah sektor potensial yang


harus dikembangkan ke depan. Pengembangan sektor pariwisata berbasis
masyarakat dan berkelanjutan, mampu membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat. Pengembangan ini perlu dilakukan agar aspek keberlanjutan
perekonomian Paser menjadi semakin kuat. Di masa depan, meningkatnya
lahan konversi eks-tambang diharapkan mampu berkontribusi terhadap
perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Paser. Untuk itu, reklamasi dan
rehabilitasi lahan pasca tambang perlu dilakukan.

Sedangkan perdagangan, jasa dan investasi merupakan sektor pendukung


yang sangat potensial untuk dikelola. Jumlah pedagang di Kabupaten Paser
meningkat tiap tahun, akan tetapi belum terkelola dengan baik agar mampu
bersaing dengan pedagang dari pasar modern. Jika tidak dikelola dengan
baik, lambat laun pasar modern akan menjadi persoalan bagi pedagang pasar
tradisional. Oleh karena itu pengembangan pasar tradisional, Koperasi dan
UMKM perlu ditingkatkan. Sedangkan kualitas lingkungan selalu menjadi
dasar terkuat untuk membangun perekonomian yang berkelanjutan di masa
depan. Pada tabel di bawah ini dipaparkan sasaran dari setiap tujuan pada
misi ketiga:

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 125


Tabel 5.3.3. Tujuan dan Sasaran Misi ke 3

Tujuan Sasaran

1. Meningkatkan produktivitas, 1.1 Meningkatnya produktivitas pertanian, perkebunan,


kualitas dan kontinuitas peternakan dan perikanan
produksi pertanian,
1.2 Meningkatnya kualitas produk pertanian,
perkebunan, peternakan dan
perkebunan, peternakan dan perikanan
perikanan
1.3 Meningkatnya kontinuitas produksi pertanian,
perkebunan, peternakan dan perikanan
2. Mengembangkan pariwisata 2.1 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
berbasis masyarakat yang pengelolaan pariwisata
berkelanjutan
2.2 Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap
perekonomian lokal
3. Meningkatkan kinerja Pasar 3.1 Meningkatnya kinerja UMKM
Tradisional, Koperasi dan
3.2 Meningkatnya akses masyarakat terhadap pasar
UMKM
tradisional
3.3 Meningkatnya Koperasi aktif
3.4 Meningkatnya kinerja Industri Kecil Menengah
4. Meningkatnya iklim investasi 4.3 Meningkatnya kualitas tenaga kerja
4.4 Meningkatnya investasi
5. Meningkatkan kualitas 5.1 Menurunnya laju deforestasi (Laju deforestasi dan
lingkungan hidup kawasan hutan lindung dibandingkan luas wilayah)
5.2 Meningkatnya area konservasi
a. DAS
b. Kawasan penanaman mangrove
c. Luas HCV di kawasan hutan
5.3 Meningkatnya luas area pasca tambang yang
reklamasi dan rehabilitasi

4. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan


Pelaksanaan urusan pemerintahan dalam rangka pembangunan daerah
membutuhkan mesin dan sumber daya manusia yang berkualitas. Mesin
tersebut berupa institusi pemerintahan sedangkan sumber daya manusianya
adalah aparatur birokrasi. Keduanya menjalankan peran penting pemerintah
sebagai pembuat kebijakan bersama legislatif daerah, sekaligus sebagai
pelaksana kebijakan dan pelaksana anggaran. Dengan kewenangan yang besar
itu, untuk mencapai misi 4 RPJMD maka pengembangan sistem akuntabilitas
pemerintahan menjadi hal yang mutlak diperlukan. Sistem akuntabilitas
dibangun secara internal maupun eksternal. Akuntabilitas internal untuk
menjalankan tertib adiministrasi dan tata kelola keuangan daerah. Sedangkan
akuntabilitas eksternal merupakan wujud pertanggungjawaban pemerintah
daerah kepada masyarakat sebagai warga negara yang mempunyai hak untuk

126 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


mengetahui berbagai kebijakan, tata kelola dan capaian pembangunan daerah.
Adanya akuntabilitas eksternal tersebut sekaligus sebagai wujud transparansi
pemerintah daerah.

Perancanaan pembangunan yang baik juga memegang peran penting di dalam


misi 4 ini. Maka, peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan juga diarahkan
untuk meningkatkan sinergi antar dokumen perencanaan. Peningkatan sinergitas
agar terdepat ketersatuan arah untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran
daerah. Baik sinergi antar dokumen perencanaan maupun antara dokumen
perencanaan dengan dokumen penganggaran. Apa yang direncanakan melalui
berbagai dokumen tersebut, tidak lain untuk menjalankan fungsi pemerintah
sebagai pelayan publik. Dengan tidak sedikitnya layanan yang diberikan, baik
terkait urusan wajib maupun pilihan, maka dalam pencapaian misi 4 ini, juga
ditempuh melalui peningkatan kinerja pelayanan pemerintah daerah.

Seiring pula dengan tuntutan jaman yang membawa perubahan paradigma


berpemerintahan, maka tata kelola pemerintahan yang baik mensyaratkan
adanya keterlibatan aktif aktor di luar pemerintah, terutama masyarakat sipil.
Dalam menjalankan pembangunan, keterlibatan antar komponen daerah itu
diperoleh dengan semakin terbukanya ruang partisipasi. Keterbukaan ruang
partisipasi tidak saja dalam bentuk partisipasi pasif seperti halnya masyarakat
mengetahui berbagai informasi kebijakan pemerintah, melainkan juga partisipasi
aktif ketika publik dapat berperan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan.
Dalam arti lain merupakan partisipasi yang menekankan adanya kepastian
aspirasi masyarakat untuk ditindak lanjuti dan direalisasikan. Penjabaran misi 4
ke dalam tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut :

Tabel 5.3.4. Tujuan dan Sasaran Misi ke 4

Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan akuntabilitas dan 1 Meningkatnya kualitas tata administrasi dan
transparansi Pemerintah daerah keuangan daerah
2 Meningkatnya akses terhadap informasi publik
2 Meningkatkan sinergi 1 Meningkatnya sinergi antara dokumen perencanaan
perencanaan pembangunan dengan dokumen penganggaran
daerah
2 Meningkatnya sinergi antar dokumen perencanaan
3 Meningkatkan kinerja pelayanan 1 Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah
pemerintah daerah daerah
2 Meningkatnya kualitas pelayanan publik
4 Meningkatkan partisipasi publik 1 Meningkatnya partisipasi publik
dalam proses pembangunan
2 Meningkatnya aspirasi masyarakat yang
ditindaklanjuti melalui berbagai kebijakan
pemerintah daerah

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 127


5. Memperkuat Kohesivitas Sosial, budaya dan adat istiadat
lokal
Pembanguan di bidang pertambangan ternyata belum mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara merata. Persoalan tersebut tidak hanya
disebabkan oleh permasalahan ekonomi tetapi juga terjadi karena persoalan
sosial. Selayaknya pembangunan pada umumnya, pembangunan akan
menciptakan kelas sosial baru. Kelas sosial ini akan membentuk persoalan
baru, apabila tidak diimbangi dengan perhatian terhadap dimensi sosial dalam
pembangunan berlanjutan. Berpijak kepada pemikiran tersebut, dalam RPJMD
ini Pemerintah Kabupaten Paser berencana untuk memperkuat kohesivitas
sosial sebagai salah satu misi pembangunan selama lima tahun ke depan.
Kohesivitas sosial akan menjadi salah satu perhatian utama di dalam proses
pembangunan Kabupaten Paser.

Dalam RPJMD ini, misi tentang kohesivitas sosial dipandang sebagai salah
satu misi yang perlu diperhatikan dalam konsep pembangunan berkelanjutan.
Mengingat adanya dua hal besar yang perlu diperhatikan. Pertama, Kabupaten
Paser memiliki penduduk yang berasal dari berbagai latar belakang sosial
(suku) yang beragam. Kedua, pemerataan hasil pembangunan ekonomi di
Kabupaten Paser belum mampu berjalan dengan optimal.

Secara umum misi ini berhubungan dengan proses penciptaan keselarasan/


harmoni kehidupan sosial dalam masyarakat. Harmoni sosial ini perlu
diciptakan dan dikelola dengan baik untuk menghindari adanya persoalan-
persoalan sosial, seperti konflik dan berbagai masalah sosial lainnya. Dengan
demikian guna memenuhi misi tiga RPJMD, pembangunan di bidang sosial
yang menjadi proritas Kabupaten Paser adalah 1) meningkatkan rekognisi dan
promosi, 2) meningkatkan stabilitas sosial dan 3) meningkatkan pengelolaan
kependudukan.

Rekognisi dan promosi adalah dua hal yang perlu ditingkatkan untuk memberi
ruang bagi masyarakat pribumi untuk mendapatkan pengakuan dalam
pembangunan. Pengakuan tersebut dapat dijalankan dengan membuka akses
partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, mulai dari perencanaan,
implementasi, evaluasi himgga menikmati hasil pembangunan. Selama ini
masyarakat pribumi berada di luar pusat aglomerasi ekonomi. Oleh karena itu
rekognisi dan promosi keterlibatan masyarakat perlu ditingkatkan.

Selain rekognisi dan promosi, stabilitas sosial juga perlu ditingkatkan. Kondisi
ini bisa besifat fluktuatif karena persoalan lingkungan dan ekonomi. Persoalan
lingkungan seperti bencana kekeringan, sedangkan persoalan ekonomi dapat
berupa kemiskinan dan kurangnya pemerataan. Dalam RPJMD ini, Pemerintah
Kabupaten Paser akan meningkatkan perhatian pada bidang stabilitas sosial

128 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


untuk menjaga dimensi sosial dalam pembangunan yang berkelanjutan.

Pengelolaan migrasi juga menjadi tujuan yang penting dalam mempekuat


kohesivitas sosial. Pengelolaan ini dilakukan agar tidak terjadi persoalan sosial
baru di dalam masyarakat. Sebagian besar penduduk Paser adalah imigran dari
berbagai wilayah di Indonesia. Umumnya mereka berasal dari Jawa, Bugis dan
Makassar. Pengelolaan harus dilakukan agar tidak terjadi kecemburuan sosial
antara penduduk pribumi dan pendatang. Tabel di bawah ini berisi penjabaran
tujuan dan sasaran dari misi kelima:

Tabel 5.3.5. Tujuan dan Sasaran Misi ke 5

Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan rekognisi dan 1.1 Meningkatnya akses masyarakat lokal untuk
  promosi berpartisipasi dalam berbagai proses pembangunan
    1.2 Meningkatnya akses perempuan untuk berpartisipasi
  dalam berbagai proses pembangunan
1.3 Meningkatnya promosi nilai-nilai kearifan lokal dalam
pembangunan
1.4 Meningkatnya Akses Pemuda terhadap proses dan
hasil pembangunan
2 Meningkatkan stabilitas sosial 2.1 Meningkatnya kerukunan antar masyarakat
    2.2 Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat
    2.3 Meningkatnya akses bantuan sosial untuk masyarakat
    yang terkena bencana sosial
    2.4 Meningkatnya akses bantuan untuk masyarakat yang
    terkena bencana alam
2.5 Meningkatnya perlindungan sosial bagi masyarakat
2.6 Meningkatnya perwujudan hak anak
3 Meningkatkan pengelolaan 3.1 Meningkatnya ketersediaan data kependudukan yang
  kependudukan selalu diperbaharui di bidang migrasi
  3.2 Meningkatnya pengendalian dan pengelolaan migrasi

Seluruh ulasan pada Bab V akan diperdalam dan dilengkapi dengan alur logika
perencanaan dari Visi-Misi hingga ke Program-Kegiatan beserta indikator-
indikatornya. Sinergi beberapa dokumen perencanaan mulai dari RPJMN,
RPJMD Provinsi Kalimantan Timur, dan dokumen pengarusutamaan Ekonomi
Hijau berusaha ditampilkan dengan dasar yang ada di Bab V. Bab VI secara
khusus nanti akan melengkapi ulasan pada Bab V dengan refleksi khusus
mengenai strategi apa yang harus diambil untuk mewujudkan Tujuan dan
Sasaran yang menopang visi-misi pembangunan di Paser. Hal lain yang akan
diperdalam adalah mengenai ke mana arah kebijakan yang membahasakan
visi-misi disusun. Beberapa pilihan teknokratis seputar focus program dan
kegiatan yang akan dipilih maupun locus wilayah yang diprioritaskan bagi

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 129


implementasi perencanaan. Semua ini akan menjadi bagian formal dan
substansial yang tidak bisa dipisahkan dari Bab VI yang akan dibahas.

130 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


BAB VI
STRATEGI DAN ARAH
KEBIJAKAN

Rumusan visi dan misi yang telah ditetapkan di Bab V perlu diperjelas dengan
menentukan sasaran pokok, arah kebijakan, dan prioritas tahapan untuk
mencapainya. Bab VI memaparkan ketiga hal itu secara komprehensif dan
berurutan. Sasaran pokok merupakan kondisi yang menjadi target untuk
diwujudkan dari setiap misi yang telah ditetapkan selama 5 tahun ke depan.
Sedangkan arah kebijakan adalah strategi yang relevan untuk diterapkan
dalam rangka mencapai setiap sasaran pokok. Agar pencapaian sasaran pokok
lebih realistis, sistematis, dan berkesinambungan untuk dicapai maka pada
bagian terakhir Bab ini dipaparkan tahapan pencapaian yang berisi capaian-
capaian yang diprioritaskan dari setiap tahapan pembangunan lima tahunan.

A. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur


Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman
Bagian ini secara khusus akan membahas mengenai strategi dan arah kebijakan
yang bisa dimaksimalkan untuk tercapainya tujuan pembangunan melalui
sasaran-sasaran yang telah teridentifikasi pada BAB V. Semua tujuan yang
berorientasi pada pemenuhan fungsi layanan dasar di bidang infrastruktur
membutuhkan strategi dan arah kebijakan yang benar-benar bisa memenuhi
ekspekstasi konteks riil di Kabupaten Paser.

1. Transportasi Darat
Akses dan kualitas pelayanan transportasi darat suatu daerah perlu

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 131


ditingkatkan dari waktu ke waktu. Tujuan peningkatan akses dan kualitas
pelayanan transportasi darat adalah agar menunjang aktivitas masyarakat
di segala bidang kehidupan. Selain menunjang aktivitas masyarakat di segala
bidang kehidupan, peningkatan akses dan kualitas pelayanan transportasi
darat dapat membantu pemerintah dalam proses pelayanan terhadap
masyarakat. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan transportasi darat
dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas jalan, membuka jalan baru dan
membangun jembatan yang menjadi penghubung satu wilayah dengan wilayah
lainnya.

Peningkatan akses dan kualitas pelayanan transportasi darat juga dapat


dilakukan dengan cara meningkatkan pelayanan terminal angkutan darat
terpadu. Peningkatan pelayanan terminal angkutan darat terpadu dapat
dilakukan dengan cara memperluas terminal angkutan sehingga mampu
menampung jumlah kendaraan. Luas terminal angkutan darat terpadu harus
disesuaikan dengan kondisi daerah, sehingga tidak terjadi penumpukan
penumpang dan barang. Untuk menghindari adanya penumpukan penumpang
dan barang, perlu dibangun beberapa terminal penghubung.

Peningkatan moda transportasi darat publik dapat memperlancar mobilitas


masyarakat dan menekan jumlah kepemilikan alat transportasi pribadi.
Peningkatan moda transportasi darat juga diharapkan dapat diakses oleh
seluruh masyarakat, khususnya masyarakat yang sulit mendapat akses
transportasi darat. Oleh karena itu dalam pengelolaan, perlu ada pembagian
traek yang merata sehingga dapat menjangkau seluruh masyarakat di semua
wilayah.

Jaringan jalan antara kecamatan ke ibukota kabupaten perlu ditingkatkan


agar mempercepat mobilisasi antara masyarakat kecamatan dengan ibukota
kabupaten. Masyarakat di kecamatan yang berasal dari desa-desa bisa
lebih cepat menjual hasil pertanian dan perkebunan ke ibukota kabupaten.
Sebaliknya, masyarakat di ibukota kabupaten bisa membeli bahan baku di
daerah kecamatan.

Masyarakat desa pada umumnya membutuhkan akses jalan menuju kecamatan


atau ibukota kabupaten. Dengan adanya akses jalan antara kecamatan dan
desa, masyarakat desa bisa memasarkan hasil pertanian ke kecamatan dan
mudah mendapatkan atau membeli kebutuhannya di kota kecamatan.

Paling kurang beberapa daerah yang masih belum sama sekali memiliki akses
transportasi diprioritaskan dalam pembangunan dan peningkatan jalan di
Paser. Tiga zona perkembangan Paser yakni, Selatan, Utara (Pedalaman dan
Pesisir) serta wilayah Tengah perlu memperoleh sentuhan pembangunan
infrastruktur yang berbeda. Jika fokus pembangunan selama ini hanya di

132 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


wilayah Tengah, sudah saatnya infrastruktur di wilayah Tengah ditingkatkan
saja kualitas, fokus pembangunan bisa diarahkan ke wilayah Selatan dan
Pedalaman/Pesisir.

Untuk kelengkapan jalan-jalan kabupaten yang sudah ada harus ada


kelengkapan dan dukungan fasilitas jalan yang lain seperti penerangan jalan,
taman/jalur hijau di sempadan jalan, rambu-rambu, turap-gorong-gorong-
bronjong serta fasilitas pendukung lainnya seperti marka jalan dan pilar-pilar
penentu jarak. Hal ini untuk menambah kenyamanan dan memberi pengaruh
langsung pada perbaikan kualitas layanan yang nantinya bisa diukur dengan
ketepatan rencana perjalanan (lama waktu tempuh).

2. Transportasi Sungai dan Laut


Daerah-daerah yang terletak di pesisir laut atau sungai membutuhkan
akses dan kualitas transportasi air yang memadai. Pelabuhan rakyat dapat
menghubungkan masyarakat satu wilayah dengan wilayah lain. Akses berupa
pelabuhan rakyat yang memadai juga akan menarik minat banyak orang dari
berbagai wilayah. Semakin banyak orang yang mengakses pelabuhan rakyat
tersebut, pendapatan daerah dari pajak juga akan semakin bertambah.

Kondisi dermaga yang memadai dapat menarik minat banyak orang, baik yang
berasal dari wilayah tersebut maupun dari wilayah lain. Dermaga yang nyaman
akan menjadi tempat pelabuhan kapal-kapal dari berbagai wilayah. Masyarakat
setempat bisa dengan mudah menjual hasil pertanian dan perkebunan, serta
bisa langsung membeli barang dengan harga terjangkau dari pedagang yang
datang dari luar daerah.

Peningkatan jumlah alat transportasi air seperti kapal dan sampan dapat
memperlancar mobilitas masyarakat, baik masyarakat yang berasal dari
wilayah tersebut maupun masyarakat dari luar wilayah. Bertambahnya moda
transportasi sungai dan laut dapat memperlancar distribusi barang masuk atau
barang keluar ke wilayah lain. Selain itu, bertambahnya moda alat transportasi
laut dan sungai dapat memperlancar dan mempercepat mobilisasi masyarakat.

Kabupaten Paser perlu juga memperhatikan dan meningkatkan kembali


perhatian pada transportasi sungai dan laut. Spirit menjaga relasi yang mutual
dengan alam mengandaikan adanya perhatian serius pemerintah untuk
mengembalikan transportasi Sungai dan Laut sebagaimana mestinya.

3. Jaringan Energi
Wilayah Kabupaten Paser perlu meningkatkan akses jaringan energi secara

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 133


terus-menerus. Peningkatan akses jaringan energi seperti fasilitas pembangkit
listrik perlu memadai agar menunjang aktifitas masyarakat. Peningkatan
fasilitas pembangkit listrik bisa menggunakan tenaga alternatif sumber daya
alam yang sudah tersedia seperti pembangkit listrik tenaga air, pembangkit
listrik tenaga air dan sebagainya.

Masyarakat pada umumnya sangat membutuhkan listrik. Listrik sangat


dibutuhkan masyarakat dalam aktifitas setiap hari. Pada siang hari, masyarakat
bisa mengejakan pekerjaan pokok, dan pada malam hari, masyarakat bisa
melakukan aktifitas yang menambah penghasilan rumah tangga. Perlu ada
perluasan jaringan listrik untuk wilayah-wilayah terpencil sehingga terjadi
pemerataan pembangunan.

Tata kelola pelayanan kelistrikan sangat dibutuhkan masyarakat. Tata kelola


pelayanan kelistrikan mestinya didasari oleh spirit adil dan merata sehingga
semua masyarakat bisa memiliki akses yang sama untuk memperoleh layanan
listrik. Tata kelola pelayanan kelistrikan juga mesti disesuaikan dengan konteks
dan kondisi masyarakat setempat.

4. Jaringan Komunikasi
Masyarakat selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman, termasuk dalam aspek komunikasi serta ragam jaringannya. Saat ini,
masyarakat sudah terbiasa berkomunikasi menggunakan alat-alat komunikasi
modern. Alat-alat komunikasi yang canggih dapat membantu masyarakat
dalam berinteraksi secara luas dan cepat. Oleh karena itu, pengembangan
jaringan komunikasi perlu terus ditingkatkan dan memperoleh perhatian
pemerintah sehingga dapat diakses oleh seluruh masyarakat.

Internet misalnya, sudah harus bisa menjadi konsumsi publik, termasuk


masyarakat di pelosok. Ketersediaan internet dapat membantu masyarkat
dalam menambah pengetahuan dan berinteraksi satu sama lain. Oleh karena
itu, perlu ada pelayanan dan jaringan internet yang dapat diakses oleh semua
masyarakat.

Untuk konteks Paser, perluasan jaringan internet khususnya di lingkungan


kerja pemerintah, pusat layanan dan sentra-sentra serta pusat aktivitas warga
bisa memberi kontribusi nyata khususnya dalam penataan kesiapan maupun
pengembangan aspek-aspek daya saing.

Penguatan jaringan komunikasi nirkabel melalui kerjasama pemerintah


dengan provider telepon selular bisa menjadi salah satu hal penting yang
mendorong komunikasi, konektivitas dan hubungan antar wilayah yang intens.
Penguatan kapasitas dan jangkauan ini juga mengandaikan adanya niatan

134 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


baik pemerintah dalam membuka kesempatan yang luas bagi masyarakat
khususnya dalam penyebaran informasi.

5. Air Bersih
Peningkatan akses dan kualitas air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Pelayanan air bersih kepada masyarakat bisa dilakukan dengan membangun
bak-bak penampungan di setiap wilayah yang belum memiliki akses langsung
ke penyaluran air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Penyaluran air bersih bisa dilakukan dengan jaringan perpipaan baik yang
menjadi bagian dari strategi PDAM maupun yang diinisiasi oleh pemerintah
sendiri, khususnya untuk wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kegiatan
administratif dan ekonomi.

Masyarakat sangat membutuhkan air bersih demi kelangsungan hidup


setiap hari. Oleh karena itu, sumber-sumber mata air yang sudah ada, perlu
dikelola secara baik dan disalurkan secara merata kepada seluruh masyarakat.
Masyarakat yang jauh dari sumber air bisa mendapat akses air bersih dengan
memanfaatkan ketersediaan air tanah.

Begitu banyak Tujuan hingga program dan kegiatan pembangunan di


wilayah Kabupaten Paser seakan jalan di tempat karena selain tekanan
mondial perubahan iklim, banyak wilayah kecamatan di Kabupaten Paser
yang senantiasa berhadapan dengan situasi buruk karena kekurangan dan
ketaktersediaan air bersih untuk konsumsi sehari-hari.

6. Pemukiman
Pengembangan infrastruktur pemukiman rakyat sangat diperlukan agar
mencegah kepadatan penduduk. Wilayah yang padat pendudukanya,
akan rentan terkena wabah penyakit. Dalam pengembangan infrastruktur
pemukiman rakyat, harus ramah lingkungan dan jauh dari risiko bencana.Oleh
karena itu, sebelum membangun infrastruktur pemukiman, harus ada kajian
risiko bencana.

Penyembangan infrastruktur pemukiman rakyat harus mengedepankan


kualitas sanitasi. Pemukiman yang bersih dapat menunjang kesehatan
masyarakat. Pengembangan kualitas sanitasi pemukinan dilakukan dengan
cara membuat Tempat Pembuangan Akhir, pengolahan limbah rumah tangga
serta meningkatkan kebersihan dalam rumah tangga.

Pengembangan infrastruktur pemukiman rakyat sangat diperlukan agar


mencegah kepadatan penduduk. Wilayah yang padat pendudukanya,

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 135


akan rentan terkena wabah penyakit. Dalam pengembangan infrastruktur
pemukiman rakyat, harus ramah lingkungan dan jauh dari risiko bencana.
Oleh karena itu, sebelum membangun infrastruktur pemukiman, harus ada
kajian risiko bencana.

Pengembangan infrastruktur pemukiman rakyat mempertimbangkan kualitas


lingkungan dan ketaatan menggunakan ruang. Kualitas lingkungan dapat
ditingkatkan dengan memperluas ruang hijau atau ruang terbuka, sedangkan
ketaan menggunakan ruang mesti patuh pada aturan perijinan.

Berikut, daftar strategi dan arah kebijakan lengkap untuk semua tujuan dan
sasaran yang diidentifikasi sebagai bagian strategis dan prioritas pembangunan
Kabupaten Paser lima tahun ke depan,

136 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 6.1. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman

MISI 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


Meningkat- Meningkatnya kualitas jalan dan 1.1.1 1.1.1.1
kan akses dan jembatan Peningkatan Akses dan Kualitas Peningkatan ketersediaan, akses dan kualitas jembatan
kualitas pelayanan Jembatan untuk Memperlancar akses Khususnya yang menghubungkan sentra-sentra perekonomian,
transportasi darat Desa-Pusat Kecamatan, dan Kecamatan- pertanian, perkebunan
Pusat Kabupaten
Peningkatan akses, kualitas jembatan ke pusat-pusat layanan
masyarakat
Perlu ada upaya pemerataan pembangunan jembatan
1.1.2 1.1.2.1
Peningkatan dan Pengembang-an Jalan Fokus:
dan Kualitas Jalan Kecamatan di Wilayah Selatan
Pedalaman Long Kali dan Long Ikis
Pesisir Long Ikis dan Kuaro
Meningkatnya pelayanan terminal 1.2.1 1.2.1.1
angkutan darat terpadu Pembangunan dan peningkatan kualitas Pembangunan Terminal dan Terminal pendukung di semua
terminal angkutan darat terpadu Kecamatan (Fokus ke Kecamatan yang belum memiliki terminal/
sentra perhubungan)
1.3. Meningkatnya moda 1.3.1 1.3.1.1
transportasi darat publik Penambahan armada angkut barang dan Pengelolaan dan penambahan armada angkut.
penumpang Koordinasi dengan pihak swasta/pengusaha jasa transportasi.
Pengembangan ijin trayek
1.3.2 1.3.2.1
Perbaikan dan pengelolaan perijinan Penataan data base Ijin Trayek

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


angkutan darat Penataan dan Pengelolaan Trayek

| 137
MISI 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


1.4 1.4.1 1.4.1.1
Meningkatnya jaringan jalan antara Perbaikan dan peningkatan kualitas Pengembangan jalan di wilayah Potensial, Kawasan Strategis dan
kecamatan ke ibu kota kabupaten jalan Sentra-Sentra Ekonomi strategis
Pemerataan jalan antar-kecamatan
Pemerataan jalan antara kecamatan ke pusat Kabupaten
(Fokus: Jaringan jalan di Kecamatan-Kecamatan yang ada di
Wilayah Selatan Kabupaten Paser)
1.4.2 1.4.2.1

138 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Perbaikan dan peningkatan kualitas Fokus: Tanjung Harapan, Muara Samu, Muara Komam, Batu
jalan Sopang, Long Ikis Pesisir/Pedalaman-Long Kali Pesisir, Kuaro
wilayah Timur (Calon Kecamatan Latiolai)
1.5 1.5.1 1.5.1.1
Meningkatnya fasilitas jalan dan Perbaikan rambu, jalur hijau dan saluran Khusus di wilayah-wilayah yang padat dilalui kendaraan
jaringan jalan antara kecamatan irigasi di sempadan jalan
dan desa
1.5.2 1.5.2.1
Peningkatan Kualitas dan Kelas Jalan Khusus di Desa-Desa Tanjung Harapan, Muara Samu, Muara
Lingkungan Komam dan Batu Engau
1.5.3 1.5.3.1
Peningkatan dan Pembangunan Pembangunan Turap di lokasi jalan yang rawan longsor dan
penerangan jalan, Turap, Gorong-Gorong, ambles
Bronjong dan fasilitas pendukung jalan
1.5.3.2
Pembangunan penerangan jalan di lokasi-lokasi yang rawan
kecelakan lalu lintas akibat penerangan yang kurang bahkan tidak
ada
MISI 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


1.5.3.3
Pembangunan Bronjong dan Gorong-Gorong di wilayah jalan yang
bersisian dengan sungai, anak sungai, dll.
2 2.1 2.1.1 2.1.1.1
Meningkatkan Meningkatnya Kualitas Pelabuhan Pengembang-an dan Peningkatan Fokus ke wilayah-wilayah pesisir yang potensial sebagai sentra
akses dan kualitas Rakyat Kualitas Dermaga Rakyat ekonomi
transportasi laut dan
2.2 2.2.1 2.2.1.1
sungai
Meningkatnya kondisi Dermaga Pengembangan dan Peningkatan Mempercepat akses barang dan jasa khususnya untuk wilayah
 
Kualitas Pelabuhan Tanjung Harapan dan Pesisir lainnya yang sulit terhubung melalui
  transportasi darat
  2.3 2.3.1 2.3.1.1
  Meningkatnya Moda Transportasi Penambahan dan Pengembangan Trayek Mempercepat akses barang dan jasa khususnya untuk wilayah
Sungai dan Laut yang Memadai Angkutan Umum (Sungai/Laut) Tanjung Harapan dan Pesisir lainnya yang sulit terhubung melalui
    transportasi darat
   
2.3.2 2.3.2.1
Peningkatan Kualitas Moda Transportasi Peningkatan mobilitas penumpang dan barang lewat sarana
Sungai/Laut transportasi sungai dan laut

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 139
MISI 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


3 3.1 3.1.1 3.1.1.1
Meningkatkan akses Meningkatnya fasilitas pembangkit Penyiapan infrastruktur dasar (Jalan- Pengembangan Jaringan Kelistrikan PLN dari pusat pengelolaan
Jaringan Energi listrik Jembatan) kondisi baik, koordinasi Listrik di Tanah Grogot dan Long Ikis
    dengan PLN wilayah dan Penentuan
Daerah Prioritas Pengembangan
 
Kelistrikan (PLN)
 
3.1.2 3.1.2.1
Pengembangan Pusat Energi Alternatif Fokus ke daerah yang sulit memiliki akses ke Listrik PLN

140 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


3.2 3.2.1 3.2.1.1
Meningkatnya jaringan listrik Pengembangan Akses Listrik ke Daerah Fokus: Daerah yang sulit terjangkau transportasi darat
di kawasan yang belum bisa yang belum bisa mengakses listrik
mengakses listrik
3.2.2 3.2.2.1
Pengembangan Energi Alternatif (Biogas Penambahan jumlah instalasi biogas/biomassa yang baru dan
dan Biomassa) khusus di daerah-daerah secara khusus difokuskan di wilayah yang potensial memiliki
yang belum terjangkau listrik sumber energi biogas dan biomassa
MISI 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


4 4.1 4.1.1 4.1.1.1
Meningkatkan akses Meningkatnya jangkauan jaringan Pengembangan dan peningkatan Fokus: Wilayah yang belum bisa mengakses jaringan komunikasi
Jaringan Komunikasi komunikasi jaringan komunikasi yang ada seluler. Penguatan dan perbanyak Provider dan Menara untuk
    Jaringan Komunikasi
  4.1.2 4.1.2.1
Peningkatan jumlah surat kabar Fokus ke penyebaran dan penguatan sebaran informasi ke
nasional/lokal yang beredar sehingga wilayah-wilayah rural dan daerah yang sulit mengakses informasi
dapat menjangkau seluruh wilayah publik
Kabupaten Paser
4.2 4.2.1 4.2.1.1
Meningkatnya jangkauan jaringan Peningkatan Akses Internet di Pusat- Fokus: Kecamatan (Desa-Desa) yang belum bisa mengakses
internet Pusat Kegiatan Kecamatan Internet
   
5 5.1 5.1.1 5.1.1.1
Meningkatkan akses Meningkatnya Sumber Air Bersih Peningkatan jumlah dan kualitas sarana Fokus:
Air bersih (Penampungan dan Penyaluran) penampungan air bersih Desa-desa yang belum memiliki jaringan air bersih (Mulai dari
  penampungan sampai instalasi RT)
  Distribusi air minum yang merata
  5.1.2 5.1.2.1
Peningkatan ketersediaan, akses dan Fokus:
kualitas perpipaan Desa-desa yang belum memiliki jaringan air bersih (Mulai dari
Peningkatan dan pemerataan jumlah penampungan sampai instalasi RT)
rumah tangga pengguna layanan air Distribusi air minum yang merata
bersih

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


5.2 5.2.1 5.2.1.1

| 141
Meningkatnya tata kelola Peningkatan jumlah desa yang sudah Pemerataan dan Prioritas Desa-Desa yang belum terlayani
pengolahan air bersih menikmati fasilitas air bersih kebutuhan Air Bersih
MISI 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


6 6.1 6.1.1 6.1.1.1
Mengembangkan Meningkatnya kawasan pemukiman Penambahan jumlah permukiman Fokus:
infrastruktur rakyat yang berwawasan dan kawasan industri yang dikawal Pemukiman di wilayah perkotaan
pemukiman rakyat lingkungan dan antisipatif bencana mutualnya
Pemukiman di Wilayah Pedesaan
Kawasan Industri
6.2 6.2.1 6.2.1.1
Meningkatnya kualitas sanitasi Peningkatan Sanitasi Pemukiman Fokus: Sampah dan Limbah Pemukiman Perkotaan, Pemukiman
pemukiman Pedesaan dan Pusat Ekonomi

142 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


B. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang
Pendidikan dan Kesehatan
Pendidikan dan kesehatan merupakan dasar bagi pembangunan social
masyarakat. Dua bidang ini merupakan basis pembangunan yang menjadi
hak warga masyarakat Paser agar mampu meningkatkan kualitas hidupnya.
Mengingat pentingnya bidang Pendidikan dan kesehatan, Pemerintah
Kabupaten Paser berupaya menyusun perencanaan bagi masyarakat agar
mendapat pemerataan kesempatan dalam mendapatkan pelayanan baik dari
sisi akses, kualitas dan daya saing.

Salah satu persoalan yang menjadi penghambat laju pembangunan di


Kabupaten Paser adalah rendahnya kualitas SDM karena belum optimalnya
layanan pendidikan. Karena itu pengembangan pelayanan pendidikan dasar
sembilan tahun dan menengah secara lebih memadai menjadi solusi mutlak
untuk memperbaiki kondisi ini. Infrastruktur pendidikan di kabupaten Paser
secara umum sudah memadai, dibuktinkan dengan rasio ketersediaan sekolah
dan siswa yang telah sesuai standar pelayanan minimal nasional. Tantangan dari
sisi akses pelayanan terdapat pada persebaran guru yang tidak merata antar
kecamatan dan antar unit sekolah. Kondisi ini disebabkan oleh keengganan
para guru untuk ditempatkan di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Selain itu,
minat untuk bersekolah masih rendah karena banyak masyarakat Paser yang
belum memahami pentingnya pendidikan. Hal tersebut dibuktikan dengan
adanya rata-rata lama sekolah yang rendah sehingga perlu formulasi khusus
untuk meningkatkan partisipasi tersebut. Pembangunan pendidikan dari sisi
kualitas, dapat dibuktikan dengan kualitas lulusan siswa melalui peningkatan
kualitas guru dan kegiatan belajar mengajar sehingga prioritas pembangunan
tidak hanya difokuskan pada penyediaan sarana prasarana semata.

Pelayanan kesehatan di Paser masih perlu peningkatan terutama dari sisi


akses, kualitas dan daya saing. Ketersediaan pelayanan kesehatan belum
berfungsi optimal karena beberapa fasilitas kesehatan, terutama puskesmas
pembantu di tingkat desa tidak menyediakan pelayanan maksimal. Rendahnya
komitmen dari sebagian petugas pelayanan menjadi penyebab sejumlah
fasilitas kesehatan di beberapa wilayah tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Kesadaran dan wawasan masyarakat tentang kesehatan juga masih rendah
sehingga berakibat juga pada cakupan layanan kesehatan yang rendah pula.
Di beberapa kecamatan, masih terdapat masyarakat yang lebih memilih
untuk berobat ke dukun daripada ke fasilitas kesehatan. Memperhatikan
sejumlah tantangan tersebut dan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan pada Bab V, strategi umum pembangunan pendidikan dan
kesehatan Kabupaten Paser periode 2016-2020 adalah sebagai berikut:

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 143


Tabel 6. 2. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang Pendidikan dan Kesehatan

MISI 2: Meningkatkan pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan 

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


1 Meningkatkan 1.1 Meningkatnya Angka 1.1.1 1.1.1.1
akses pelayanan Partisipasi siswa usia Peningkatan Distribusi guru dengan mekanisme identifikasi kebutuhan dan skema insentif,
pendidikan sekolah keterjangkauan akses Peningkatan sarana pembelajaran termasuk perpustakaan dan dukungan sarana
pendidikan kepada pemebelajaran lain, Menguatkan akses pendidikan kepada semua kalangan
semua kalangan masyarakat terutama anak usia sekolah di daerah 3 T, kelompok miskin dan
masyarakat berkebutuhan khusus, Peningkatan PAUD dengan pemenuhan sarana prasarana
dan manajemen yang lebih baik di tiap desa

1.2.1 1.2.1.1

144 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1.2 Meningkatnya Angka
Melek Huruf Pemberantasan buta Pemberantasan buta huruf untuk masyarakat usia 15 tahun ke atas

2.1.1 2.1.1.1
huruf
2 Meningkatkan 2.1 Meningkatnya angka
kualitas pelayanan kelulusan siswa Peningkatan Kualitas Peningkatan kualitas kurikulum dan KBM disekolah

2.2.1 2.2.1.1
pendidikan Pengajaran
2.2 Kualitas guru yang
semakin baik Peningkatan kompetensi Peningkatan kompetensi guru berdasarkan pemetaan sekolah

2.3.1 2.3.1.1
Guru
2.3 Meningkatnya
partisipasi warga dalam Pengembangan Pengembangan MBS, optimalisai kinerja Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan
pengelolaan sekolah Manajemen sekolah

3.1.1 3.1.1.1
berbasis masyarakat
3 Memperkuat 3.1 Berkembangnya
pelayanan pelayanan pendidikan Pengembangan Pengembangan standar pelayanan unit pendidikan dan hasil lulusan siswa yang
pendidikan yang yang berdaya saing pelayanan pendidikan kompetitif
berdaya saing yang kompetitif
Urusan Kesehatan
MISI 2: Meningkatkan pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan 

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


4 Meningkatkan 4.1 Meningkatnya pelayanan 4.1.1 4.1.1.1
akses pelayanan kesehatan primer Pemerataan tenakes tiap Pemerataan tenakes berdasarkan identifikasi kebutuhan perawat, dokter dan
kesehatan level unit layanan dan RS, dokter spesialis dan Pemberian fasilitas tempat tinggal dan insentif gaji yang sesuai
Optimalisasi unit layanan terutama yang ditugaskan di daerah terpencil, Pemberdayaan komunitas desa
kesehatan pembantu, sebagai mitra dan aktor kesehatan masyarakat, Pelayanan yang mendekatkan salah
Peningkatan layanan satunya dengan optimalisasi kegiatan puskesmas keliling di unit puskesmas dan
untuk mendekatakan Pustu, Peningkatan kualitas manajemen rumah sakit melalui pemenuhan sarana
kesehatan, Penguatan prasarana rumah sakit

4.2.1 4.2.1.1
manajemen rumah sakit
4.2 Meningkatnya cakupan
jaminan kesehatan Peningkatan masyarakat Memastikan masyarakat mendapat jaminan kesehatan terutama untuk warga
masyarakat yang mendapatkan miskin dan peningkatan pengguna BPJS

5.1.1 5.1.1.1
jaminan kesehatan
5 Meningkatkan 5.1 Meningkatnya
kualitas pelayanan pengendalian penyakit Penurunan angka Peningkatan kualitas kesehatan dari sisi masyarakat dapat melalui pengembangan
kesehatan dan kematian mortalitas dan kesakitan program penaggulangan penyakit dan promosi kesehatan berbasis sasaran
dengan meningkatkan strategis ibu hamil, bayi, keluarag miskin, lansia, keluarag miskin dan kelompok
kualitas kesehatan beresiko, sedangkan dari aspek kualitas layanan melalui peningkatan standar
masyarakat dan pelayanan unit kesehatan berbasis kebutuhan masyarakat terutama di Unit
pelayanan kesehatan layanan strategis seperti Rumah sakit dan Puskesmas dengan cakupan layanan
yang sesuai kebutuhan yang tinggi

6.1.1 6.1.1.1
masyarakat
6 Memperkuat Daya 6.1 Berkembangnya
Saing Pelayanan pelayanan kesehatan Peningkatan kualitas Peningkatan standar kualitas kelembagaan unit layanan kesehatan
Kesehatan yang berdaya saing pelayanan yang berdaya
saing

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 145
C. Memperkuat Fondasi Perekonomian yang Berbasis
Potensi Lokal dan Berkelanjutan
Fondasi perekonomian yang berbasis potensi lokal adalah salah satu misi
penting dalam perencanaan pembangunan Kabupaten Paser. Misi ini tidak
hanya berhubungan dengan tingginya pertumbuhan ekonomi, namun juga
berhubungan dengan isu pemerataan, keberlanjutan, mitigasi bencana dan
responsif gender. Penerapan konsep pemerataan menjadi penting, karena
persoalan disparitas di Paser masih besar. Sedangkan penerapan konsep
tentang keberlanjutan, mitigasi bencana dan responsif gender menjadi penting
untuk dijalankan, agar pembangunan perekonomian di Kabupaten Paser
menjadi semakin baik di masa depan.

Secara garis besar konsep-konsep tersebut diletakan ke dalam tujuan, sasaran,


strategi dan kebijakan perekonomian Kabupaten Paser, yang di topang
oleh sektor perkebunan, pertanian, perternakan, perikanan, pariwisata,
perdagangan dan pengelolaan lahan pasca tambang. Untuk memperkuat
fondasi perekonomian yang berbasis potensi lokal dan berkelanjutan maka
disusunlah strategi dan arah kebijakan sebagai berikut:

146 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 6. 3. Memperkuat fondasi perekonomian yang berbasis potensi lokal dan berkelanjutan

Arah Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi

1. 1.1 Meningkatnya produktivitas 1.1.1 1.1.1.1


Meningkatkan pertanian, perkebunan, peternakan dan Peningkatan produktivitas Pengembangan inovasi IPTEK, perlindungan lahan dan
produktivitas, kualitas perikanan pertanian pemberdayaan penyuluh pertanian secara merata dan
dan kontinuitas produksi berkelanjutan
pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan
1.1.2 1.1.2.1
Peningkatan produktivitas Pengembangan inovasi IPTEK dan pemberdayaan penyuluh
perkebunan lapangan perkebunan secara merata dan berkelanjutan

1.1.3 1.1.3.1
Peningkatan produktivitas Pengembangan inovasi IPTEK dan penanggulangan penyakit
peternakan ternak secara merata dan berkelanjutan

1.1.4 1.1.4.1
Peningkatan produktivitas Pengembangan budidaya perikanan secara berkelanjutan
perikanan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 147
Arah Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi

1.2 Meningkatnya kualitas produk 1.2.1 1.2.1.1


pertanian, perkebunan, peternakan dan Peningkatan kualitas produk Pengembangan kualitas produk pertanian
perikanan pertanian
1.2.1.2
Pengembangan sentra produksi pertanian

1.2.2 1.2.2.1
Peningkatan kualitas produk Pengembangan kualitas produk perkebunan

148 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


perkebunan
1.2.2.2
Pengembangan sentra produksi perkebunan

1.2.3 1.2.3.1
Peningkatan kualitas produk Pengembangan kualitas produk peternakan
peternakan
1.2.3.2
Pengembangan sentra produksi peternakan

1.2.4 1.2.4.1
Peningkatan kualitas produk Pengembangan kualitas produk perikanan
perikanan
1.2.4.2
Pengembangan sentra produksi perikanan
Arah Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi

1.3 Meningkatnya kontinuitas produksi 1.3.1 1.3.1.1


pertanian, perkebunan, peternakan dan Peningkatan kontinuitas Peningkatan ketersediaan, cadangan dan mutu produk pertanian
perikanan produksi pertanian secara berkelanjutan

1.3.2 1.3.2.1
Peningkatan kontinuitas Peningkatan ketersediaan, cadangan dan mutu produk
produksi perkebunan perkebunan secara berkelanjutan

1.3.3 1.3.3.1
Peningkatan kontinuitas Peningkatan ketersediaan, cadangan dan mutu produk
produksi peternakan peternakan secara berkelanjutan

1.3.4 1.3.4.1
Peningkatan kontinuitas Peningkatan ketersediaan, cadangan dan mutu produk
produksi perikanan perikanan secara berkelanjutan

2. Mengembangkan 2.1 Meningkatnya partisipasi 2.1.1 2.1.1.1


pariwisata berbasis masyarakat dalam pengelolaan Peningkatan partisipasi Pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata secara
masyarakat yang pariwisata masyarakat dalam pengelolaan berkelanjutan
berkelanjutan pariwisata

2.2 Meningkatnya kontribusi pariwisata 2.2.1 2.2.1.1


terhadap perekonomian lokal Peningkatan kontribusi Pengembangan potensi wisata daerah dan kapasitas masyarakat
pariwisata terhadap dalam pengelolaan sektor pariwisata
perekonomian lokal

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 149
Arah Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi

3. 3.1 Meningkatnya kinerja UMKM 3.1.1 3.1.1.1


Meningkatkan kinerja Pasar Pengembangan UMKM Pengembangan kapasitas manajemen UMKM secara menyeluruh
Tradisional, Koperasi dan dan berkelanjutan
UMKM
3.2 Meningkatnya akses masyarakat 3.2.1 3.2.1.1
terhadap pasar tradisional Peningkatan akses masyarakat Peningkatan akses masyarakat dan perlindungan pasar
terhadap pasar tradisional tradisional secara merata

3.3 Meningkatnya koperasi aktif 3.3.1 3.3.1.1

150 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Pengembangan koperasi aktif Revitalisasi koperasi secara merata dan berkelanjutan

3.4 3.4.1 3.4.1.1


Meningkatnya kinerja industri kecil Pengembangan industri kecil Pengembangan kecil dan menengah secara merata dan
menengah dan menengah berkelanjutan
4. 4.1 4.1.1 4.1.1.1
Meningkatkan iklim Meningkatnya kualitas tenaga kerja Peningkatan kualitas tenaga Peningkatan kualitas, produktivitas dan serapan tenaga kerja
investasi kerja secara merata
4.2 4.2.1 4.2.1.1
Meningkatnya investasi Peningkatan investasi non- Peningkatan nilai investasi dan kinerja pelayanan perijinan
tambang dan non-sawit serta secara berkelanjutan
peningkatan kinerja pelayanan
perijinan terpadu
Arah Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi

5. 5.1 5.1.1 5.1.1.1


Meningkatkan kualitas Menurunnya laju deforestasi (Laju Penguatan regulasi Penguatan regulasi, pemberdayaan masyarakat dan konservasi
lingkungan hidup deforestasi dan kawasan hutan lindung perlindungan hutan dan lingkungan secara berkelanjutan
dibandingkan luas wilayah) pemberdayaan sekitar hutan

5.2 Meningkatnya area konservasi 5.2.1 5.2.1.1


a. DAS Perbaikan konservasi DAS, Peningkatan area konservasi mangrove, luas HCV dan DAS di
b. Kawasan penanaman mangrove kawasan mangrove dan HCV di Kandilo, Telake serta Lambakan
kawasan hutan
c. Luas HCV di kawasan hutan
5.3 5.3.1 5.3.1.1
Meningkatnya luas area pasca tambang Peningkatan reklamasi dan Peningkatan jumlah reklamasi dan rehabilitasi lahan pasca
yang reklamasi dan rehabilitasi rehabilitasi lahan pasca tambang tambang

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 151
D. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan
Tata kelola pemerintahan memegang peran penting dalam proses pembangunan
daerah. Isu tata kelola berkaitan dengan kapasitas aparatur pemerintah
sekaligus seperangkat kelembagaan beserta prinsip yang menjamin kelancaran
proses perencanaan pembangunan beserta pelaksanaan pembangunan atau
penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat. Maka dalam mencapai misi 4,
beserta tujuan dan sasarannya, dibutuhkan strategi dan arah kebijakan, dimana
keduanya berfungsi menjaga capaian baik yang telah diperoleh dalam proses
pembangunan sebelumnya, sekaligus jika capaian sebelumnya masih kurang,
maka strategi dan arah kebijakan berguna sebagai pandu arah agar kedepan
mampu meningkatkan capaian yang semakin baik dari tahun ke tahun.

152 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 6. 4. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

MISI 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


 4.1. Meningkatkan  4.1.1. Meningkatnya kualitas  4.1.1.1. Pencapaian opini BPK WTP (Wajar  4.1.1.1.1. Pelaksanaan APBD yang semakin efektif dan efisien
akuntabilitas tata administrasi dan Tanpa Pengecualian)
dan transparansi keuangan pemerintah daerah
pemerintah daerah
 4.1.1.2. Pengoptimalan teknologi informasi  4.1.1.2.1. Peningkatan efektivitas penggunaan SIMDA
dalam pengelolaan keuangan daerah
4.1.1.3. Pengoptimalan kinerja TEPRA (Tim 4.1.1.3.1. Pelaksanaan evaluasi dan pengawasan secara berkala
Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran)
4.1.1.3.2. Penguatan kapasitas tenaga TEPRA
 4.1.1.4. Penyelarasan pencapaian WTP dengan  4.1.1.4.1. Alokasi anggaran yang berfokus pada pencapain visi
peningkatan kesejahteraan rakyat Kabupaten, yakni dalam rangka semakin meningkatkan akses
dan kualitas pelayanan kepada masyarakat
4.1.1.5. Mengintensifkan upaya pencapaian  4.1.1.5.1. Penyusunan LAKIP berbasis pada sinergitas kinerja
nilai LAKIP yang semakin meningkat dari antar dokumen perencanaan
tahun ke tahun 
4.1.1.5.2. Memperkuat identifikasi data IKU (Indikator Kinerja
Utama) dan IKK (Indikator Kinerja Kunci)
4.1.1.5.3. Memperkuat basis data melalui ketersediaan database
kinerja dari tahun ke tahun
4.1.1.5.4. Memperkuat pengawasan dan penilaian laporan kinerja
4.1.1.6. Penyusunan LPPD berdasarkan 4.1.1.6.1. Meningkatkan monitoring dan evaluasi capaian
capaian pembangunan riil pembangunan
4.1.1.7. Penyusunan LKPJ dan LKPJ AMJ 4.1.1.7.1. Memperkuat identifikasi persoalan dan solusi pada
berdasarkan capaian pembangunan riil setiap urusan pemerintahan atau SKPD

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


4.1.1.8. Optimalisasi sumber pendapatan 4.1.1.8.1. Intensifikasi pemungutan PBB
daerah

| 153
4.1.1.9. Peningkatan kualitas tata keuangan 4.1.1.9.1. Peningkatan kapasitas penyusunan APBDes
desa
MISI 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


4.1.2 Meningkatnya akses 4.1.2.1. Transparansi kinerja keuangan daerah 4.1.2.1.1. Transparansi alokasi belanja daerah
terhadap informasi publik dan capaian pembangunan sektoral

4.1.2.1.2. Trasparansi kinerja pendapatan daerah


4.1.2.1.3. Transparansi capaian kinerja sektoral atau setiap
urusan pemerintahan
4.1.2.2. Penguatan kelembagaan pengelola 4.1.2.2.1. Pembentukan PPID (Pejabat Pengelola Informasi dan
informasi dan dokumen Dokumentasi) di setiap SKPD

154 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


4.1.2.3. Pemanfaatan berbagai media sebagai 4.1.2.3.1. Optimalisasi peran media dalam jaringan (online)
sarana transparansi sebagai sarana publikasi/transparansi
4.1.2.3.2. Peningkatan efektivitas dan cakupan media cetak
sebagai saran publikasi
4.1.2.4. Peningkatan akses terhadap informasi 4.1.2.4.1. Ketersediaan informasi pelayanan yang memadai,
melalui optimalisasi peran media dalam terutama terkait mekanisme/prosedur serta biaya pengurusan
jaringan (online) perijinan
4.1.2.4.2. Efisiensi pengurusan perijinan melalui pemanfaatan
media online
4.1.2.5. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, 4.1.2.5.1. Pelaksanaan layanan pengadaan secara elektronik
transparansi, persaingan sehat, dan (LPSE)
akuntabilitas dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa pemerintah
MISI 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


4.2. Meningkatkan 4.2.1. Meningkatnya sinergi 4.2.1.1. Menjadikan RPJMD dan Renstra SKPD 4.2.1.1.1. Penyusunan dokumen penganggaran teknis
sinergi perencanaan antara dokumen perencanaan sebagai pandu arah penganggaran tahunan berdasarkan pagu indikatif RPJMD
pembangunan daerah dengan dokumen
penganggaran
4.2.1.1.2. Alokasi anggaran pada setiap sektor/SKPD
berdasarkan kerangka pendanaan program dan kegiatan pada
renstra SKPD
4.2.1.1.3. Peningkatan kapasitas penyusunan APBDes
4.2.1.2. Menjadikan pelaksanaan RPJMD 4.2.1.2.1. Penyusunan dokumen pengendalian dan evaluasi
dan Renstra SKPD sesuai dengan dokumen RPJMD dan Renstra SKPD
perencanaan
4.2.2. Meningkatnya sinergi 4.2.2.1. Peningkatan kepatuhan terhadap 4.2.2.1.1. Rencana penataan ruang dan pemanfaat ruang pada
antar dokumen perencanaan RTRW RPJMD, RKPD serta renstra dan renja SKPD berdasarkan zonasi
dan pemanfaatan yang telah diatur dalam RTRW
4.2.2.1.2. Peningkatan pengawasan dan pengendalian terhadap
pemanfaatan ruang
4.2.2.2. Penyusunan RKPD yang 4.2.2.2.1. Penyusunan bersifat tematik dan mempunyai fokus
memperhatikan skala prioritas, urgensi dan setiap tahun, yakni fokus pada pencapaian visi RPJMD berupa
bersifat tematik setiap tahun sejahtera, pintar, sehat, merata dan berkelanjutan
4.2.2.3. Peningkatan responsifitas terhadap 4.2.2.3.1. Perencanaan pembangunan yang memperhatikan
dinamika sosial perkembangan serta dinamika lingkungan regional maupun
internasional
4.2.2.3.2. Penataan wilayah perbatasan
4.2.2.4. Pengidentifikasian kebutuhan 4.2.2.4.1. Meningkatkan sinergi antara terget pencapaian
pembangunan sektoral dari tahun ke tahun rangkaian visi RPJMD dengan kebutuhan sektoral setiap tahun

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 155
MISI 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


4.2.2.5. Penyusunan renja SKPD yang sinergi 4.2.2.5.1. Penyusunan Renja SKPD yang memperhatikan skala
dengan renstra SKPD prioritas Renstra SKPD setiap tahun
4.2.2.5.2. Penyusunan Renja SKPD, selain berdasarkan Renstra
SKPD juga berbasis hasil kinerja tahun sebelumnya dan
forecasting kondisi kedepan
4.2.2.6. Penyusunan RPJMDes yang mengacu 4.2.2.6.1. Penyusunan RPJMDes yang memperhatikan skala
pada RPJMD Kabupaten prioritas dan arah pembangunan daerah dalam setiap tahun
4.2.2.6.2. Penyusunan peraturan kepala daerah terkait Sistem

156 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Perencanaan Pembangunan Daerah yang menghubungkan
RPJMD dengan RPJMDes

4.3. Meningkatan 4.3.1. Meningkatnya kapasitas 4.3.1.1. Meningkatkan kapasitas sumber daya 4.3.1.1.1. Pelaksanaan diklat struktural bagi pemangku jabatan
kinerja pelayanan aparatur pemerintah daerah aparatur baru
pemerintah daerah
4.3.1.1.2. Mengintensifkan pelaksanaan diklat fungsional dan
pendalaman materi
4.3.1.2. Mengintensifkan pembinaan dan 4.3.1.2.1. Pengadaan CPNS berdasarkan analisis kebutuhan
pengembangan aparatur daerah yang urgen
4.3.1.2.2. Pengisian jabatan berdasarkan instrumen analisis
jabatan dan latar belakang pendidikan
4.3.1.2.3. Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas yang
merata namun disertai proses seleksi yang ketat
4.3.1.2.4. Pemberian tunjangan berbasis kinerja
4.3.1.3. Peningkatan pengawasan internal di 4.3.1.3.1. Penangan kasus pengaduan dan temuan pengawasan
lingkungan pemerintah daerah secara tepat
MISI 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


4.3.2. Meningkatnya kualitas 4.3.2.1. Peningkatan pelayanan administrasi 4.3.2.1.1. Peningkatan akses pelayanan KTP
pelayanan publik kependudukan dan pencatatan sipil
4.3.2.1.2. Peningkatan akses pelayanan KK
4.3.2.1.3. Peningkatan akses pelayanan akta kelahiran
4.3.2.2. Peningkatan pelayanan terhadap 4.3.2.2.1. Peningkatan cakupan patroli Satpol PP
kebutuhan keamanan dan ketertiban
4.3.2.2.2. Menjaga ketersediaan SDM Satpol PP dan petugas
lingkungan masyarakat
Linmas
4.3.2.2.3. Peningkatan ketepatan dan kecepatan penyelesaian
pelanggaran ketertiban, ketentraman dan keindahan
4.3.2.3. Peningkatan pelayanan pencegahan 4.3.2.3.1. Peningkatan saran operasional penanggulangan
dan penanggulangan bencana bencana kebakaran
4.3.2.3.2. Peningkatan waktu tanggap penanganan bencana
4.3.2.4. Peningkatan pelayanan kearasipan 4.3.2.4.1. Peningkatan pelayanan informasi arsip
4.3.2.4.2. Peningkatan kualitas sistem administrasi pengarsipan
4.3.2.5. Peningkatan pelayanan perizinan satu 4.3.2.5.1. Penyelenggaraan perizinan satu pintu
pintu
4.3.2.6. Peningkatan standar pelayanan 4.3.2.6.1. Pelaksanaan SPM
4.3.2.6.2. Perumusan dan pelaksanaan standar pelayanan sebagai
pengembangan SPM
4.3.2.6. Penyusunan rencana aksi pencegahan 4.3.2.6.1. Koordinasi dengan Kemendagri dan Bappenas sesuai
dan pemberantasan korupsi dengan amanat Inpres No.7 Tahun 2015
4.3.2.6.2. Membangun kemitraan dengan KPK dan aparat
penegak hukum di daerah

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


4.3.2.7. Pelembagaan dan peningkatan 4.3.2.7.1. Perumusan peraturan kepala daerah tentang inovasi
pelaksanaan inovasi daerah daerah

| 157
MISI 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


4.4.Meningkatkan 4.4.1. Meningkatnya 4.4.1.1. Peningkatan forum partisipasi dan 4.4.1.1.1. Peningkatan pelaksanaan musrenbang di semua desa
partisipasi publik partisipasi publik perluasan akses bagi masyarakat
4.4.1.1.2. Penyediaan unit layanan pengaduan masyarakat
dalam proses
pembangunan 4.4.1.1.3. Peningkatan kegiatan temu langsung dan dialog antara
pimpinan daerah dengan masyarakat, terutama di kawasan
pedesaan dan pedalaman
4.4.1.1.4. Efektivitas pelaksanaan public hearing dan kegiatan
reses anggota DPRD
4.4.1.2. Peningkatan pendidikan politik 4.4.1.2.1. Penguatan peran masyarakat sipil dalam pembangunan

158 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


masyarakat daerah
4.4.1.2.2. Peningkatan partisipasi pemilih dalam pemilihan
umum
4.4.2. Meningkatnya 4.4.2.1. Menjadikan aspirasi masyarakat 4.4.2.1.1. Menjadikan aspirasi masyarakat sebagai dasar dan
aspirasi masyarakat yang sebagai basis utama dalam perumusan masukan di dalam RKPD dan Renja SKPD
ditindaklanjuti melalui kebijakan serta pelaksanaan program dan
4.4.2.1.2. Peningkatan tindak lanjut dan realisasi atas aduan
berbagai kebijakan kegiatan pemerintah daerah
masyarakat yang masuk dalam unit layanan pengaduan
pemerintah daerah
4.4.2.1.3. Peningkatan tindak lanjut dan realisasi atas aspirasi
masyarakat yang disampaikan dalam kegiatan dialog dengan
pimpinan daerah
4.4.2.1.4. Peningkatan realisasi aspirasi masyarakat di dalam
public hearing dan kegiatan reses untuk menjadi perda
E. Kohesivitas Sosial, Budaya dan Adat Istiadat lokal
Misi Kabupaten Paser dalam penguatan kohesivitas sosial, budaya dan adat
istiadat lokal memiliki arti penting sebagai basis pembangunan sektor lain
sekaligus untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Misi ini mengandung
beberapa nilai utama berupa pengakuan terhadap masyarakat lokal (rekognisi),
pemerataan hasil-hasil pembangunan (equity dan equality), pelibatan
masyarakat dalam proses pembangunan (partisipatif), dan pemberian
perhatian terhadap kelompok-kelompok marjinal, seperti perempuan, lansia,
anak, penyandang disabilitas, dan sebagainya. Pengarusutamaan nilai-nilai
tersebut dalam proses pembangunan diharapkan akan dapat menciptakan
stabilitas sosial yang merupakan pra-syarat sekaligus tujuan pembangunan
daerah. Nilai-nilai tersebut menjiwai perwujudan misi kelima Kabupaten
Paser yang diterjemahkan dalam berbagai tujuan, sasaran, strategi dan arah
kebijakan pembangunan daerah selama lima tahun mendatang, sebagaimana
terlihat pada tabel berikut:

Misi 5: Memperkuat Kohesivitas Sosial, budaya dan adat istiadat lokal

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


1 1.1 1.1.1 1.1.1.1
Meningkat-kan Meningkatnya akses Pelibatan masyarakat Pelibatan komunitas adat
rekognisi dan masyarakat lokal lokal dalam perencanaan terpencil (KAT) dalam
promosi untuk berpartisipasi pembangunan proses pembangunan
dalam berbagai proses
pembangunan

  1.2 1.2.1 1.2.1.1


Meningkatnya akses Pengarus-utamaan Pelibatan perempuan
perempuan untuk gender dalam partai politik dan
berpartisipasi dalam jabatan publik
berbagai proses
pembangunan

  1.3 1.3.1 1.3.1.1


Meningkatnya peran Pengembangan Pengembangan sarana dan
serta pemuda dalam kepemudaan dan olah prasarana olah raga
pembangunan raga

  1.4 1.4.1 1.4.1.1


Meningkatnya promosi Promosi nilai-nilai Pengembangan nilai-
nilai-nilai kearifan lokal budaya lokal nilai budaya lokal dan
dalam pembangunan pengelolaan keragaman
budaya

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 159


Misi 5: Memperkuat Kohesivitas Sosial, budaya dan adat istiadat lokal

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


2.1 2.1.1 2.1.1.1
2 Meningkatnya kerukunan Penguatan forum adat Pengembangan wawasan
Meningkat-kan antar masyarakat dan forum keagamaan kebangsaan bagi kelompok
stabilitas sosial adat dan kelompok
keagamaan
  2.2 2.2.1 2.2.1.1
Meningkatnya keamanan Pengarusutamaan sistem Pengembangan kelompok-
dan ketertiban keamanan berbasis kelompok keamanan
masyarakat masyarakat lingkungan di level
komunitas
  2.3 2.3.1 2.3.1.1
Meningkatnya akses Penyediaan bantuan bagi Pemberian bantuan bagi
bantuan bagi masyarakat korban bencana sosial korban konflik sosial
yang terkena bencana
sosial

  2.4 2.4.1 2.4.1.1


Meningkatnya akses Promosi desa tanggap Penyediaan bantuan bagi
bantuan bagi masyarakat bencana korban bencana alam dan
yang terkena bencana sosialisasi desa tanggap
alam bencana

  2.5 2.5.1 2.5.1.1


Meningkatnya Perlindungan dan Pemberian bantuan sosial
perlindungan sosial bagi pemberdayaan fakir bagi KK Miskin
masyarakat miskin

    2.5.2 2.5.2.1
Perlindungan dan Pemberian bantuan
pemberdayaan penyandang disabilitas
penyandang disabilitas

    2.5.3 2.5.3.1
Perlindungan dan Pemberian bantuan lanjut
pemberdayaan lanjut usia usia terlantar
terlantar

    2.5.4 2.5.4.1
Perlindungan anak dan Pemberian bantuan anak
anak balita terlantar terlantar dan anak balita
terlantar
2.6 2.6.1 2.6.1.1
Meningkatnya Perlindungan perempuan Peningkatan penanganan
perlindungan bagi kasus kekerasan terhadap
perempuan perempuan

160 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Misi 5: Memperkuat Kohesivitas Sosial, budaya dan adat istiadat lokal

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan


  2.7 2.7.1 2.7.1.1
Meningkatnya Promosi hak-hak anak Peningakatan penanganan
perwujudan hak anak kasus kekerasan anak di
rumah tangga (KDRT)
      2.6.1.2
Pengembangan kabupaten
layak anak berbasis pada
kampung/desa, sekolah
dan puskesmas
3 3.1 3.1.1 3.1.1.1
Meningkatkan Meningkatnya Percepatan e-ktp Peningkatan pelayanan
pengelolaan ketersediaan data e-ktp di tiap-tiap
kependudukan kependudukan yang kecamatan
selalu diperbaharui

  3.2 3.2.1 3.2.1.1


Meningkatnya Penguatan akulturasi Pelibatan masyarakat lokal
pengendalian dan dan asimilasi antara dalam pengembangan
pengelolaan migrasi penduduk asli dan wilayah transmigrasi
pendatang

Seluruh uraian pada Bab ini merupakan tahapan logis yang harus langsung
diikuti oleh penetapan program-program prioritas dan strategis yang ada
di Bab selanjutnya. Penentuan program-program ini selanjutnya harus
bisa menjadi jawaban yang sinergis dan terhubung dengan strategi dan
arah kebijakan yang sudah ditentukan, juga dengan jenis-jenis kegiatan
pembangunan yang direncanakan. Strategi dan arah kebijakan adalah refleksi
kritis mengenai bagaimana dan mengapa serta di mana sebuah program harus
diimplementasikan. Alasan-alasan logis-rasional yang ada di Bab VI menjadi
jaminan bahwa program dan kegiatan pembangunan yang akan dibahas
pada Bab-Bab selanjutnya akan menjadi kristalisasi kajian dan analisis yang
berkesinambungan.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 161


BAB VII
KEBIJAKAN UMUM
DAN PROGRAM
PEMBANGUNAN
DAERAH

Kebijakan umum dan program pembangunan Kabupaten Paser periode 2016 –


2020 akan dipaparkan di dalam Bab 7 ini. Kelima misi pembangunan tersebut
sekaligus merupakan cerminan dari isu-isu paling strategis yang dihadapi oleh
pemerintah dan masyarakat Kabupaten Paser sehingga dapat saling menopang
dan berkontribusi dalam pencapaian visi secara berkelanjutan. Oleh karena itu
dalam implementasi kelima misi tersebut dibutuhkan kesatuan yang sinergis
dari setiap SKPD dalam merumuskan sasaran dalam indikator yang terukur,
efektif dan tepat kepada kelompok sasaran. Agar mendapatkan gambaran yang
lebih rinci, bagian ini akan lebih jelas memberikan uraian mulai dari tujuan
pembangunan, sasaran yang akan dicapai, indikator capaian kinerja sampai
pada SKPD yang bertanggung jawab atas setiap program pembangunan.

Suatu program pembangunan daerah secara teknokratis diterjemahkan dalam


kinerja program berbasis urusan yang sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD.
Program prioritas bagi penyelenggaraan urusan pemerintahan dilakukan
agar setiap urusan (wajib atau pilihan) dapat diselenggarakan setiap tahun
tanpa terpengaruh secara langsung dengan kepala daerah. Agar mendapatkan
rumusan yang sistematis, rincian program prioritas dipaparkan dalam uraian
sasaran dan program prioritas dibawah ini.

162 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


A. MENINGKATKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
TRANSPORTASI, TELEKOMUNIKASI, ENERGI, AIR
BERSIH, DAN PEMUKIMAN
Peningkatan infrastruktur transportasi, telekomunikasi, energi, air bersih dan
pemukiman adalah salah satu bagian strategis dari rencana pembangunan
jangka menengah daerah (RPJMD) Kabupaten Paser periode 2016-2020. Untuk
menguatkan misi ini ada beberapa sasaran yang nantinya akan diejawantahkan
oleh program pembangunan yang tentunya harus dinahkodai oleh beberapa
SKPD yang secara regulatif membidangi urusan baik wajib maupun pilihan.

1. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Layanan


Dasar Bidang Infrastruktur
a. Meningkatnya kualitas Jalan dan Jembatan
1. Pembangunan jembatan
2. Pembangunan jalan
3. Peningkatan kualitas jalan
4. Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan
5. Peningkatan sistem informasi dan data base jalan dan jembatan
6. Pembangunan infrastruktur desa (jalan lingkungan)
7. Pembangunan turap/talud/bronjong
8. Program pembangunan sarana dan fasilitas perhubungan
b. Meningkatnya Sumber Air Bersih (Penampungan dan Penyaluran)
1. Program pengembangan kinerja pelayanan air minum/air bersih
2. Penyediaan dan pengolahan air minum/air bersih/air baku
c. Meningkatnya Tata Kelola Air Bersih
1. Pembaruan data base air bersih/air minum

2. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Non Layanan


Dasar Perhubungan
a. Meningkatnya Pelayanan Terminal Angkutan Darat Terpadu
1. Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan
2. Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas
LLAJ
b. Meningkatnya Moda Transportasi Darat Publik

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 163


1. Program peningkatan pelayanan angkutan
2. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
c. Meningkatnya Kualitas Pelabuhan Rakyat
1. Pembangunan dan peningkatan pelabuhan rakyat (perahu
ketinting)
d. Meningkatnya Kondisi Dermaga
1. Peningkatan dan pemeliharaan dermaga penyeberangan
e. Meningkatnya Moda Transportasi Sungai dan Laut yang Memadai
1. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana pendukung
dermaga rakyat
2. Pengembangan sarana dan prasarana transportasi sungai dan
laut

3. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Pilihan Energi


a. Meningkatnya Fasilitas Pembangkit Listrik
1. Pembangunan dan pengembangan pusat pengelolaan listrik
2. Pembangunan dan pengembangan pusat-pusat tenaga listrik
(PLT Alternatif)
b. Meningkatnya Jaringan Listrik di Kawasan yang Belum Bisa Mengakses
Listrik
1. Peningkatan dan fasilitasi pengembangan sarana dan prasarana
kelistrikan

4. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Non Layanan


Dasar Komunikasi
a. Meningkatnya Jangkauan Jaringan Komunikasi
1. Pengembangan jaringan komunikasi
2. Pengembangan komunikasi informasi dan media masa
b. Meningkatnya Jangkauan Jaringan Internet
1. Pengembangan jaringan internet

5. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Layanan


Dasar Pemukiman/Perumahan
a. Meningkatnya Kawasan Pemukiman Rakyat yang Berwawasan
Lingkungan dan Antisipatif Bencana

164 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1. Pengembangan Perumahan Bersanitasi Baik
2. Lingkungan sehat perumahan
b. Meningkatnya Kualitas Sanitasi Pemukiman
1. Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan
2. Pengelolaan RTH

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 165


Tabel 7.1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Telekomunikasi,
Energi, Air Bersih, dan Pemukiman

Target Kinerja SKPD


Program Bidang
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Sasaran Kondisi Penanggung
Kondisi Awal Pembangunan Daerah Urusan
Akhir Jawab

1.1. Meningkatnya 1.1.1. Peningkatan 1.1.1.1. Peningkatan Persentase 64% Pembangunan Bina Marga
kualitas jalan dan Akses dan Kualitas Akses dan Kualitas Jembatan yang Jembatan
jembatan Jembatan untuk Jembatan untuk sudah dibangun
Memperlancar akses Memperlancar akses terhadap total
Desa-Pusat Kecamatan, Desa-Pusat Kecamatan, kebutuhan
dan Kecamatan-Pusat dan Kecamatan-Pusat
Kabupaten Kabupaten

166 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1.1.2. Peningkatan dan 1.1.2.1. Fokus: Panjang Jalan 694,85 Km Pembangunan Jalan Bina Marga
Pengembang-an Jalan dan Kecamatan di Wilayah Kabupaten
Peningkatan Kualitas Bina Marga
Kualitas Jalan Selatan Jalan
Pedalaman Long Kali dan
Rehabilitasi dan Bina Marga
Long Ikis
Pemeliharaan Jalan
Pesisir Long Ikis dan
Kuaro Peningkatan Sistem Bina Marga
Informasi dan Data
Base Jalan dan
Jembatan

1.1.3 1.1.3.1 Persentase Jalan 18% Program Perhubungan


Perbaikan penerangan, Khusus di wilayah- Kabupaten Tertata Pembangunan
rambu, jalur hijau wilayah yang padat dilalui Sarana dan Fasilitas
dan saluran irigasi di kendaraan Perhubungan
sempadan jalan
1.1.4 1.1.4.1 Program Kecamatan,
Peningkatan Kualitas dan Khusus di Desa-Desa Pembangunan BPMPD, Bina
Kelas Jalan Lingkungan Tanjung Harapan, Muara Infrastruktur Desa Marga
Samu, Muara Komam dan
Batu Engau
Target Kinerja SKPD
Program Bidang
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Sasaran Kondisi Penanggung
Kondisi Awal Pembangunan Daerah Urusan
Akhir Jawab

1.1.5 1.1.5.1 Persentase Turap 21% Program Bina Marga


Peningkatan dan Pembangunan Turap di di Wilayah Rawan Prmbangunan Turap/
Pembangunan lokasi jalan yang rawan Longsor dan tanah Talud/Bronjong
penerangan jalan, Turap, longsor dan ambles ambles
Gorong-Gorong, Bronjong
dan fasilitas pendukung
jalan
1.2. Meningkatnya 1.2.1. Pembangunan dan 1.2.1.1. Pembangunan Rasio Penumpang 1:58466 Program Perhubungan
pelayanan peningkatan kualitas Terminal dan Terminal Angkutan Darat Pembangunan
terminal terminal angkutan darat pendukung di semua terhadap Total Prasarana dan
angkutan darat terpadu Kecamatan (Fokus ke Penduduk Fasilitas Perhubungan
terpadu Kecamatan yang belum Pembangunan
memiliki terminal/sentra dan peningkatan
perhubungan) kualitas terminal Program Rehabilitasi Perhubungan
angkutan darat dan Pemeliharaan
terpadu Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
1.3. Meningkatnya 1.3.1. Penambahan Pengelolaan dan Rasio Angkutan 1Unit/1.6Km Program peningkatan Perhubungan
moda armada angkut barang penambahan armada Umum terhadap pelayanan angkutanw
transportasi dan penumpang angkut Panjang jalan
darat publik

Program Perhubungan
Koordinasi dengan pihak Pembangunan
swasta/penguasaha jasa Sarana dan Prasarana
transportasi Perhubungan
Pengembangan ijin trayek
1.4. Meningkatnya 1.4.1. Pengembang-an 1.4.1.1. Fokus ke wilayah- Jumlah Dermaga 3 Unit Pembangunan Perhubungan
Kualitas dan Peningkatan Kualitas wilayah pesisir yang Perahu Kecil dan Peningkatan
Pelabuhan Dermaga Rakyat potensial sebagai sentra (Ketinting) Pelabuhan Rakyat

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


Rakyat ekonomi (Perahu Ketinting)

| 167
Target Kinerja SKPD
Program Bidang
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Sasaran Kondisi Penanggung
Kondisi Awal Pembangunan Daerah Urusan
Akhir Jawab

1.5. Meningkatnya 1.5.1. Pengembangan 1.5.1.1. Mempercepat Persentase Sarana 65% Peningkatan dan Perhubungan
kondisi Dermaga dan Peningkatan Kualitas akses barang dan jasa dan Prasarana Pemeliharaan
Pelabuhan khususnya untuk wilayah pendukung Dermaga
Tanjung Harapan dan Dermaga kondisi Penyeberangan
Pesisir lainnya yang baik
sulit terhubung melalui
transportasi darat

1.6. Meningkatnya 1.6.1. Penambahan 1.6.1.1. Mempercepat Rasio moda  NA Pembangunan dan Perhubungan
Moda dan Pengembangan akses barang dan jasa transportasi sungai/ Peningkatan Sarana

168 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Transportasi Trayek Angkutan Umum khususnya untuk wilayah laut terhadap desa- dan Pra-Sarana
Sungai dan Laut (Sungai/Laut) Tanjung Harapan dan desa Sungai/Laut pendukung Dermaga
yang Memadai Pesisir lainnya yang Rakyat
  sulit terhubung melalui  
transportasi darat

1.6.2. Peningkatan 1.6.2.1. Meningkatkan Rasio Perahu NA Pengembangan Perhubungan


Kualitas Moda mobilitas penumpang Motor/Satuan sarana dan prasarana
Transportasi Sungai/Laut dan barang lewat sarana Penduduk transportasi sungai
transportasi sungai dan dan laut
laut
1.7. Meningkatnya 1.7.1. Pengembangan 1.7.1.1. Penyiapan Persentase RT 35% Pembangunan dan Energi
fasilitas Jaringan Kelistrikan PLN infrastruktur dasar (Jalan- Pengguna Listrik Pengembangan Pusat
pembangkit dari pusat pengelolaan Jembatan) kondisi baik, PLN pengelolaan Listrik
listrik Listrik di Tanah Grogot koordinasi dengan PLN (PLN)
dan Long Ikis wilayah dan Penentuan
Daerah Prioritas
Pengembangan Kelistrikan
(PLN)
1.7.1.2. Pengembangan Rasio Elektrifikasi 1:44,8 Pembangunan dan Energi
Pusat Energi Alternatif Pengembangan Pusat-
Pusat Tenaga Listrik
(PLT Alternatif)
Target Kinerja SKPD
Program Bidang
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Sasaran Kondisi Penanggung
Kondisi Awal Pembangunan Daerah Urusan
Akhir Jawab

1.8. Meningkatnya 1.8.1. Pengembangan 1.8.1.1. Fokus: Daerah Persentase RT 39.78% Peningkatan Energi
jaringan listrik Akses Listrik ke Daerah yang sulit terjangkau pengguna Listrik dan Fasilitasi
di kawasan yang belum bisa transportasi darat Non-PLN Pengembangan
yang belum bisa mengakses listrik Sarana dan Pra-
mengakses listrik sarana Kelistrikan
1.9. Meningkatnya 1.9.1.Pengembangan dan 1.9.1.1. Fokus: Wilayah Jaringan Komunikasi 3 Unit Pengembangan Komunikasi
jangkauan peningkatan jaringan yang belum bisa Jaringan Komunikasi
jaringan komunikasi yang ada mengakses jaringan
komunikasi komunikasi seluler.
Penguatan dan
perbanyak Provider dan
Menara untuk Jaringan
Komunikasi
1.9.2. Peningkatan 1.9.2.1. Fokus ke Surat Kabar 9 unit Pengembangan Komunikasi
jumlah surat kabar penyebaran dan Nasional/lokal Komunikasi Informasi
nasional/lokal yang penguatan sebaran dan Media Massa
beredar sehingga dapat informasi ke wilayah-
menjangkau seluruh wilayah rural dan daerah
wilayah Kabupaten Paser yang sulit mengakses
informasi publik
1.10. Meningkatnya 1.10.1. Peningkatan Akses 1.10.1.1. Fokus: Persentase Instansi 85% Pengembangan Komunikasi
jangkauan Internet di Pusat-Pusat Kecamatan (Desa- Pemerintah dan Jaringan Internet
jaringan internet Kegiatan Kecamatan Desa) yang belum bisa Pusat Kegiatan
  mengakses Internet Rakyat yang bisa
  mengakses Internet

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 169
Target Kinerja SKPD
Program Bidang
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Sasaran Kondisi Penanggung
Kondisi Awal Pembangunan Daerah Urusan
Akhir Jawab

1.11. Meningkatnya 1.11.1. Peningkatan 1.11.1.1. Fokus: Persentase 57% Program Cipta Karya
Sumber jumlah dan kualitas Desa-desa yang belum Penampungan Air Pengembangan
Air Bersih sarana penampungan air memiliki jaringan air Bersih terhadap Kinerja Pelayanan Air
(Penampungan bersih bersih (Mulai dari total desa Minum/Air Bersih
dan Penyaluran) penampungan sampai
instalasi RT)
Distribusi air minum yang
merata
1.11.2. Peningkatan 1.11.2.1. Fokus: Cakupan Instalasi 7 dari 10 Penyediaan dan Cipta Karya

170 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


ketersediaan, akses dan Desa-desa yang belum Perpipaan terhadap Pengolahan Air
kualitas perpipaan memiliki jaringan air Seluruh Kecamatan Minum/Air Bersih/
Peningkatan dan bersih (Mulai dari Air Baku
pemerataan jumlah penampungan sampai
rumah tangga pengguna instalasi RT)
layanan air bersih Distribusi air minum yang
merata
1.12. Meningkatnya 1.12.1. Peningkatan 1.12.1.1. Pemerataan dan Presentase Desa 70.10% Pembaruan Data Base Cipta Karya
tata kelola jumlah desa yang sudah Prioritas Desa-Desa yang yang sudah Air Bersih/Air Minum
pengolahan air menikmati fasilitas air belum terlayani kebutuhan Menikmati Air
bersih bersih Air Bersih Bersih

1.13. Meningkatnya 1.13.1. Penambahan 1.13.1.1. Fokus: Cakupan 121 Kawasan Pengembangan Pemukiman
kawasan jumlah permukiman dan Pemukiman di wilayah Pemukiman dan Perumahan
pemukiman kawasan industri yang perkotaan Kawasan Industri Lingkungan Sehat
rakyat yang dikawal mutualnya yang dikawal mutu Perumahan
berwawasan Pemukiman di Wilayah
lingkungan Pedesaan
dan antisipatif Kawasan Industri
bencana
1.14. Meningkatnya 1.14.1. Peningkatan 1.14.1.1. Fokus: Sampah Persentase Rumah 54% Pengembangan Pemukiman/
kualitas sanitasi Sanitasi Pemukiman dan Limbah Pemukiman Tangga Bersanitasi Kinerja Pengelolaan BLH
pemukiman Perkotaan, Pemukiman Baik Persampahan
Pedesaan dan Pusat Pengelolaan RTH
Ekonomi
B. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang
Pendidikan dan Kesehatan
Pada tahap pembangunan jangka menengah 2016-2020, salah satu prioritas
rancangan pembangunan adalah peningkatan pelayanan dasar pendidikan
dan kesehatan. Agar mendapatkan rumusan yang sistematis, rincian program
prioritas dipaparkan dalam uraian sasaran dan program prioritas di bawah
ini:
1. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Pendidikan
a. Meningkatnya Angka Partisipasi Siswa Usia Sekolah
3. Wajib Belajar 9 tahun
4. Pengembangan Budaya Baca dan pembinaan perpustakaan
5. Pengembangan pendidikan Luar Biasa
6. Pendidikan Anak Usia Dini
b. Meningkatnya Angka Melek Huruf
7. Pengembangan pendidikan non formal
c. Meningkatnya Angka Kelulusan Siswa
8. Pengembangan Mutu Kurikulum Pembelajaran Sekolah
9. Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan
d. Meningkatnya Pelayanan Sekolah yang Berdayasaing
10. Pengembangan manajemen Pelayanan pendidikan

2. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Kesehatan


a. Meningkatnya Pelayanan Kesehatan Primer
1. Pemerataan tenakes hingga tiap unit layanan
2. Peningkatan dan perbaikan sarana prasarana kesehatan
puskesmas, pustu dan Pusban
3. Obat dan Perbekalan kesehatan
4. Pengadaan dan peningkatan sarana prasarana Rumah sakit
b. Meningkatnya Cakupan Jaminan Kesehatan Masyarakat
1. Peningkatan jaminan kesehatan masyarakat miskin
c. Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
1. Pengembangan Lingkungan sehat
2. Peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
3. Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 171


4. Promosi kesehatan dan pemberdayaan Masyarakat
5. Perbaikan Gizi Masyarakat
6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak
menular
7. Peningkatan pelayanan kesehatan lansia
8. Keluarga Berencana
9. Kesehatan Reproduksi Remaja
10. Pelayanan Kontrasepsi
11. Pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR
yang mandiri
d. Berkembangnya Pelayanan Kesehatan yang Berdayasaing
1. Kemitraan peningkatan pelayanan kesehatan (Peningkatan
kompetensi tenaga medis, paramedis dan administrasi kesehatan)
2. Standarisasi Pelayanan Kesehatan

172 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 7.2. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Pelayanan Dasar di Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Capaian Kinerja
  Program
Indikator Kinerja SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Urusan
(sasaran) Penanggungjawab
Kondisi Kondisi Daerah
Awal Akhir
URUSUSAN WAJIB PENDIDIKAN
2.1. Meningkatnya Menguatkan akses Peningkatan akses APM SD 94.35 100 Wajib Belajar 9 Pendidikan Dinas Pendidikan
Angka pendidikan kepada bagi anak usia sekolah tahun
APM SMP 67.42 80
Partisipasi semua kalangan baik dari level PAUD,
siswa usia masyarakat SD, SMP dan SMA APK SD 108.03 100
sekolah APK SMP 89.68 95
APS SD 99.73 100
APS SMP 97.12 100
Angka putus 0.14 0 Pengembangan Pendidikan Desa/kelurahan,
sekolah SD/MI Budaya Baca Kantor Arsip dan
dan pembinaan Perpustakaan
Angka Putus 0.45 0
perpustakaan Daerah
sekolah SMP/
MTs
Angka rata-rata 8.35 9 Pengembangan Pendidikan Dinas Pendidikan
lama sekolah pendidikan Luar
per satuan Biasa
penduduk
(tahun)
Rasio sekolah/ 88 50 Pendidikan Anak
penduduk usia Usia Dini
dini

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


2.2. Meningkatnya Pemberantasan buta Pemberantasan Angka Melek 97.13 98 Pengembangan Pendidikan Dinas Pendidikan
Angka Melek huruf buta huruf untuk Huruf pendidikan non

| 173
Huruf masyarakat usia 15 formal
tahun ke atas
Capaian Kinerja
  Program
Indikator Kinerja SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Urusan
(sasaran) Penanggungjawab
Kondisi Kondisi Daerah
Awal Akhir
2.3. Meningkatnya 2.3.1. Peningkatan 2.3.1.1. Peningkatan Angka kelulusan 93.2 96 Pengembangan Pendidikan Dinas Pendidikan
angka kelulusan Kualitas Pengajaran kualitas kurikulum siswa SD/MI Mutu Kurikulum
siswa dan KBM disekolah Pembelajaran
Angka kelulusan 90.17 95
Sekolah
siswa SMP/MTs
Angka kelulusan 98.07 99
SMA/MA

174 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


2.4. Kualitas guru 2.4.1. Peningkatan 2.4.1.1. Peningkatan Guru yang 83.8 98 Peningkatan Pendidikan Dinas Pendidikan
yang semakin kompetensi Guru kompetensi guru memenuhi Mutu Pendidik
baik berdasarkan pemetaan kualifikasi S1/D-IV dan tenaga
sekolah Kependidikan
Persentase 46.7 80
guru yang
tersertifikasi
2.5. Meningkatnya 2.5.1.Pengembangan 2.5.1.1.Pengembangan Cakupan IKM NA 50 Pengembangan Pendidikan Dinas Pendidikan
partisipasi Manajemen sekolah MBS, optimalisai kierja Sekolah manajemen
warga dalam berbasis masyarakat Komite Sekolah dan Pelayanan
pengelolaan Dewan Pendidikan pendidikan
sekolah
2.6. Berkembangnya 2.6.1.Pengembangan 2.61.1.Pengembangan Akreditasi NA Pendidikan Dinas Pendidikan
pelayanan pelayanan standar pelayanan unit sekolah
pendidikan pendidikan yang pendidikan dan hasil
yang berdaya kompetitif lulusan siswa yang
saing kompetitif
URUSAN WAJIB KESEHATAN 
Capaian Kinerja
  Program
Indikator Kinerja SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Urusan
(sasaran) Penanggungjawab
Kondisi Kondisi Daerah
Awal Akhir
2.7. Meningkatnya 2.7.1. Meningkatkan 2.7.1.1. Peningkatan Rasio tenaga 3.78 5 Pemerataan Kesehatan Dinas Kesehatan
pelayanan berbagai pelayanan kualitas layanan kesehatan 902 tenakes hingga
kesehatan primer hingga unit dengan perbaikan (per 1000 pddk) tiap unit layanan
primer pelayanan terkecil sarana prasaran
Rasio 0.47 1 Peningkatan Kesehatan Dinas Kesehatan
dari Rumah Sakit,
Puskesmas, dan perbaikan
Puskesmas, hingga
Poliklinik, Pustu, sarana prasarana
Pustu/Pusban
Pusban per 1000 kesehatan
penduduk puskesmas,
pustu dan
Cakupan 73.75 80
Pusban
Puskesmas
pembantu Obat dan Kesehatan Dinas Kesehatan
Perbekalan
kesehatan
Bed Occupancy 44.24 70 Pengadaan dan Kesehatan Dinas Kesehatan
rate (BOR) peningkatan
sarana prasarana
Rumah sakit
2.8. Meningkatnya 2.8.1. Memastikan 2.8.1.1. Peningkatan Cakupan 25 100 Peningkatan Kesehatan Dinas Kesehatan
cakupan masyarakat masyarakat yang masyarakat yang jaminan
jaminan mendapat jaminan mendapatkan jaminan mendapatkan kesehatan
kesehatan kesehatan kesehatan terutama jaminan masyarakat
masyarakat untuk warga miskin kesehatan (BPJS) miskin
dan peningkatan
pengguna BPJS

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 175
Capaian Kinerja
  Program
Indikator Kinerja SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Urusan
(sasaran) Penanggungjawab
Kondisi Kondisi Daerah
Awal Akhir
2.9. Meningkatnya 2.9.1. Meningkatkan 2.9.1.1. Peningkatan Angka Harapan 73.99 74 Pengembangan Kesehatan
pengendalian derajat kesehatan kualitas derajat Hidup Lingkungan
penyakit dan masyarakat dan kesehatan dengan sehat
kematian menurunkan resiko penanggulangan
AKI (1000) 156 78 Peningkatan Kesehatan Dinas Kesehatan
kematian dari penyakit menular dan
pelayanan
penyakit tidak menular
AKB (1000) 13 7 kesehatan anak
balita

176 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Peningkatan Kesehatan Dinas Kesehatan
keselamatan ibu
melahirkan dan
anak
AKABA 88 40 Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan
kesehatan dan
pemberdayaan
Masyarakat
Cakupan balita 100 100 Perbaikan Gizi Kesehatan Dinas Kesehatan
Gizi Buruk Yang Masyarakat
mendapatkan
perawatan
Angka kesakitan 8.01 6 Pencegahan dan Kesehatan Dinas Kesehatan
per satuan penanggulangan
penduduk penyakit
menular dan
tidak menular
Peningkatan Kesehatan Dinas Kesehatan
pelayana
kesehatan lansia
Capaian Kinerja
  Program
Indikator Kinerja SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Urusan
(sasaran) Penanggungjawab
Kondisi Kondisi Daerah
Awal Akhir
URUSAN KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA

Keluarga Keluarga Dinas Kesehatan,


Berencana Berencana BPPKB
dan Keluarga
Sejahtera
Kesehatan Keluarga BPPKB
Reproduksi Berencana
Remaja dan Keluarga
Sejahtera
Pelayanan Keluarga Dinas Kesehatan,
Kontrasepsi Berencana BPPKB
dan Keluarga
Sejahtera
Pembinaan Keluarga BPPKB
peran serta Berencana
masyarakat dan Keluarga
dalam pelayanan Sejahtera
KB/KR yang
mandiri
Pengembangan Pengembangan
Pusat Pelayanan Pusat Pelayanan
Informasi dan Informasi dan
Konseling KRR Konseling KRR
Peningkatan Peningkatan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


Penanggulangan Penanggulangan

| 177
narkoba, PMS narkoba, PMS
termasuk HIV/ termasuk HIV/
AIDS AIDS
Capaian Kinerja
  Program
Indikator Kinerja SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Urusan
(sasaran) Penanggungjawab
Kondisi Kondisi Daerah
Awal Akhir
Penyiapan Penyiapan
tenaga kelompok tenaga
bina keluarga kelompok bina
keluarga

Pengembangan Pengembangan

178 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


model model
operasional BKB operasional
Posyandu BKB Posyandu

2.10. Berkembangnya 2.10.1. Peningkatan 2.10.1.1. Peningkatan Kemitraan Kesehatan Dinas Kesehatan
Pelayanan kualitas kualitas unit layanan peningkatan
Kesehatan yang kelembagaan dan (puskesman dan pelayanan
berdayasaing sumberdaya Rumah sakit) kesehatan
dan peningkatan (Peningkatan
kompetensi tenakes kompetensi
dan administrasi tenaga medis,
kesehatan paramedisdan
administrasi
kesehatan)
Standarisasi Kesehatan Dinas Kesehatan
Pelayanan
Kesehatan
C. MEMPERKUAT FONDASI PEREKONOMIAN YANG
BERBASIS POTENSI LOKAL DAN BERKELANJUTAN
Fondasi ekonomi yang kuat dibangun berdasarkan pada potensi lokal.
Potensi harus dikelola dengan baik dengan memperhatikan berbagai dimensi
pembangunan berkelanjutan, seperti lingkungan, sosial dan ekonomi.
Perhatian pada dimensi lingkungan dapat diperlihatkan pada arah kebijakan
atau program ekonomi yang memperhatikan keseimbangan lingkungan dan
mitigasi bencana. Sedangkan perhatian pada dimensi sosial dan ekonomi
dapat diperlihatkan pada perhatian terhadap aspek partisipasi masyarakat
dan pemerataan pertumbuhan ekonomi.

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, maka disusunlah berbagai sasaran


dan strategi pembangunan yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Sasaran
dan strategi pembangunan tersebut harus dijabarkan lebih jauh ke dalam arah
kebijakan dan program indikatif. Selanjutnya, sasaran dan program indikatif
tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Pilihan Pertanian,
Kelautan dan Perikanan serta Ketahanan Pangan
a. Meningkatnya produktivitas pertanian, perkebunan, peternakan dan
perikanan
1. Pemberdayaan penyuluh pertanian lapangan
2. Peningkatan penerapan teknologi pertanian
3. Peningkatan produksi pertanian
4. Peningkatan ketahanan pangan pertanian
5. Peningkatan penerapan teknologi perkebunan
6. Pemberdayaan penyuluh perkebunan lapangan
7. Pengembangan wana tani di lahan kritis
8. Pembinaan perkebunan ramah lingkungan
9. Peningkatan produksi perkebunan
10. Peningkatan ketahanan pangan pertanian/perkebunan
11. Peningkatan penerapan teknologi peternakan
12. Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
13. Peningkatan produksi hasil peternakan
14. Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir
15. Pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
16. Pengembangan budidaya perikanan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 179


b. Meningkatnya kualitas produk pertanian, perkebunan, peternakan
dan perikanan
1. Peningkatan penerapan teknologi pertanian
2. Peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian
3. Peningkatan kesejahteraan petani
4. Peningkatan penerapan teknologi perkebunan
5. Peningkatan pemasaran hasil produksi perkebunan
6. Peningkatan penerapan teknologi peternakan
7. Peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
8. Pengembangan perikanan tangkap
9. Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
c. Meningkatnya kontinuitas produksi pertanian, perkebunan,
peternakan dan perikanan
1. Peningkatan produksi pertanian
2. Peningkatan ketahanan pangan pertanian
3. Peningkatan produksi perkebunan
4. Peningkatan ketahanan pangan perkebunan
5. Peningkatan produksi hasil peternakan
6. Pengembangan budidaya perikanan
7. Peningkatan produksi perikanan

2. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Pilihan Pariwisata


a. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pariwisata
1. Pengembangan kemitraan
2. Pengembangan destinasi pariwisata
b. Meningkatnya kontribusi pariwisata terhadap perekonomian lokal
3. Pengembangan destinasi wisata
4. Pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan-
kawasan konservasi laut dan hutan
5. Pengembangan pemasaran

3. Sasaran dan program prioritas urusan wajib non-


pelayanan dasar koperasi dan Usaha Kecil Menengah
a. Meningkatnya kinerja UMKM

180 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1. Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UKM
2. Pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM
3. Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif
b. Meningkatnya koperasi aktif
1. Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

4. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Non-


pelayanan Dasar Perdagangan
a. Meningkatnya akses masyarakat terhadap pasar tradisional
1. Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri
2. Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan
3. Pengembangan pasar Kecamatan dan Desa
b. Meningkatnya kinerja industri kecil dan menengah
1. Pengembangan industri kecil dan menengah
2. Pengembangan sentra-sentra industri potensial

5. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Non-


pelayanan Dasar Tenaga Kerja
a. Meningkatnya kualitas tenaga kerja
1. Peningkatan kesempatan kerja
2. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja
3. Perlindungan pengembangan lembaga tenaga kerja

6. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Non-


pelayanan Dasar Penanaman Modal
a. Meningkatnya investasi
1. Penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah
2. Peningkatan promosi dan kerjasama investasi
3. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi

7. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Non-


pelayanan Dasar Lingkungan Hidup
a. Menurunnya laju deforestasi (Laju deforestasi dan kawasan hutan
lindung dibandingkan luas wilayah)

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 181


1. Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup
2. Perlindungan dan konservasi sumber daya alam
b. Meningkatnya area konservasi DAS, kawasan penanaman mangrove
dan luas HCV di kawasan hutan Pengendalian pencemaran dan
perusakan lingkungan hidup
1. Rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
2. Rehabilitasi dan pemulihan cadangan sumber daya alam
c. Meningkatnya luas area pasca tambang yang reklamasi dan rehabilitasi
1. Rehabilitasi dan reklamasi lahan pasca tambang secara
berkelanjutan

Pembangunan ekonomi di Kabupaten Paser akan diprioritaskan pada program-


program yang diuraikan di dalam tabel berikut:

182 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 7.3. Kebijakan Umum dan Pembangunan Daerah Perekonomian yang Berbasis Potensi Lokal dan
Berkelanjutan

Capaian Kinerja

Arah Kebijakan Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD Penanggung-


Sasaran Strategi Bidang Urusan
(Sasaran) Daerah jawab
Kondisi
Kondisi Awal
Akhir

3.1. Meningkatnya 3.1.1.Peningkatan 3.1.1.1.Pengembangan Produktivitas Rincian data Rincian Pemberdayaan penyuluh Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
produktivitas produktivitas inovasi IPTEK, pertanian terlampir data pertanian lapangan Pertanian Perkebunan
pertanian, pertanian perlindungan lahan terlampir
Peningkatan penerapan
perkebunan, dan pemberdayaan
teknologi pertanian
peternakan dan penyuluh pertanian
perikanan secara merata dan Peningkatan produksi
berkelanjutan pertanian
Peningkatan ketahanan Urusan Wajib Badan Ketahanan
pangan pertanian Non-Pelayanan Pangan dan
Dasar Penyuluhan Pertanian
3.1.2.Peningkatan 3.1.2.1.Pengembangan Produktivitas Rincian data Rincian Peningkatan penerapan Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
produktivitas inovasi IPTEK dan tanaman terlampir data teknologi perkebunan Pertanian Perkebunan
perkebunan pemberdayaan perkebunan terlampir
penyuluh lapangan
Pemberdayaan penyuluh
perkebunan
perkebunan lapangan
secara merata dan
berkelanjutan
Pengembangan wana tani
di lahan kritis
Pembinaan perkebunan
ramah lingkungan

Peningkatan produksi Dinas Pertanian dan


perkebunan Perkebunan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


Dinas Bina Marga,

| 183
Pengairan dan Tata
Ruang
Peningkatan ketahanan Urusan Wajib Badan Ketahanan
pangan pertanian/ Non-Pelayanan Pangan dan
perkebunan Dasar Penyuluhan Pertanian
Capaian Kinerja

Arah Kebijakan Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD Penanggung-


Sasaran Strategi Bidang Urusan
(Sasaran) Daerah jawab
Kondisi
Kondisi Awal
Akhir

3.1.3.Peningkatan 3.1.3.1.Pengembangan Populasi Rincian data Rincian Peningkatan penerapan Urusan Pilihan Dinas Peternakan dan
populasi inovasi IPTEK dan peternakan terlampir data teknologi peternakan Pertanian Kesehatan Hewan
peternakan penanggulangan terlampir
Pencegahan dan
penyakit ternak
penanggulangan penyakit
secara merata dan
ternak
berkelanjutan
Peningkatan produksi hasil
peternakan

184 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


3.1.4.Peningkatan 3.1.4.1.Pengembangan Produksi Rincian data Rincian Pemberdayaan ekonomi Urusan Pilihan Dinas Kelautan dan
produksi perikanan budidaya perikanan perikanan terlampir data masyarakat pesisir Kelautan dan Perikanan
secara berkelanjutan terlampir Perikanan
Pengembangan kawasan
budidaya laut, air payau
dan air tawar
Pengembangan budidaya
perikanan
3.2.Meningkatnya 3.2.1.Peningkatan 3.2.1.1.Pengembangan Persentase Na 100% Peningkatan penerapan Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
kualitas produk kualitas produk kualitas produk produk pertanian teknologi pertanian Pertanian Perkebunan
pertanian, pertanian pertanian yang memiliki
perkebunan, standarisasi mutu
peternakan dan
perikanan
3.2.1.2.Pengembangan Presentase nilai Na 100% Peningkatan pemasaran
sentra produksi ekspor produk hasil produksi pertanian
pertanian pertanian terhadap
Peningkatan kesejahteraan
PDRB
petani
3.2.2.Peningkatan 3.2.2.1.Pengembangan Persentase produk Na 100% Peningkatan penerapan Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
kualitas produk kualitas produk perkebunan teknologi perkebunan Pertanian Perkebunan
perkebunan perkebunan yang memiliki
standarisasi mutu
3.2.2.2.Pengembangan Presentase nilai Na 100% Peningkatan pemasaran
sentra produksi ekspor produk hasil produksi perkebunan
perkebunan perkebunan
terhadap PDRB
Capaian Kinerja

Arah Kebijakan Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD Penanggung-


Sasaran Strategi Bidang Urusan
(Sasaran) Daerah jawab
Kondisi
Kondisi Awal
Akhir

3.2.3.Peningkatan 3.2.3.1.Pengembangan Persentase produk Na 100% Peningkatan penerapan Urusan Pilihan Dinas Peternakan dan
kualitas produk kualitas produk peternakan teknologi peternakan Pertanian Kesehatan Hewan
peternakan peternakan yang memiliki
standarisasi mutu
3.2.3.2.Pengembangan Presentase nilai Na 100% Peningkatan pemasaran
sentra produksi ekspor produk hasil produksi peternakan
peternakan peternakan
terhadap PDRB
3.2.4.Peningkatan 3.2.4.1.Pengembangan Persentase Na 100% Pengembangan perikanan Urusan Pilihan Dinas Kelautan dan
kualitas produk kualitas produk produk perikanan tangkap Kelautan dan Perikanan
perikanan perikanan yang memiliki Perikanan
standarisasi mutu
3.2.4.2.Pengembangan Presentase nilai Na 100% Optimalisasi pengelolaan
sentra produksi ekspor produk dan pemasaran produksi
perikanan perikanan perikanan
terhadap PDRB
3.3.Meningkatnya 3.3.1.Peningkatan 3.3.1.1.Peningkatkan Persentase Na 100% Peningkatan produksi Urusan Wajib Badan Ketahanan
kontinuitas kontinuitas ketersediaan, cadangan kebutuhan pertanian Ketahanan Pangan dan
produksi produksi pertanian dan mutu produk konsumsi Pangan Penyuluhan Pertanian
pertanian, pertanian secara Kabupaten yang
perkebunan, berkelanjutan dipenuhi oleh
peternakan dan produksi pertanian
perikanan dalam kabupaten
Peningkatan ketahanan Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
pangan pertanian Pertanian Perkebunan
3.3.2.Peningkatan 3.3.2.1.Peningkatkan Persentase Na 100% Peningkatan produksi Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
kontinuitas ketersediaan, cadangan kebutuhan perkebunan Pertanian Perkebunan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


produksi dan mutu produk konsumsi
Peningkatan ketahanan Urusan Wajib Badan Ketahanan
perkebunan perkebunan secara Kabupaten

| 185
pangan perkebunan Ketahanan Pangan dan
berkelanjutan yang dipenuhi
Pangan Penyuluhan Pertanian
oleh produksi
perkebunan dalam
kabupaten
Capaian Kinerja

Arah Kebijakan Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD Penanggung-


Sasaran Strategi Bidang Urusan
(Sasaran) Daerah jawab
Kondisi
Kondisi Awal
Akhir

3.3.3.Peningkatan 3.3.3.1.Peningkatkan Persentase Na 100% Peningkatan produksi hasil Urusan Pilihan Dinas Peternakan dan
kontinuitas ketersediaan, cadangan kebutuhan peternakan Pertanian Kesehatan Hewan
produksi dan mutu produk konsumsi
peternakan peternakan secara Kabupaten
berkelanjutan yang dipenuhi
oleh produksi
peternakan dalam
kabupaten

186 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


3.3.4.Peningkatan 3.3.4.1.Peningkatkan Persentase Na 100% Pengembangan budidaya Urusan Pilihan Dinas Kelautan dan
kontinuitas ketersediaan, cadangan kebutuhan perikanan Kelautan dan Perikanan
produksi perikanan dan mutu produk konsumsi Perikanan
perikanan secara Kabupaten
berkelanjutan yang dipenuhi
oleh produksi
perikanan dalam Peningkatan produksi hasil
kabupaten perikanan
3.4.Meningkatnya 3.4.1.Peningkatan 3.4.1.1.Pemberdayaan Jumlah kelompok Na Na Pengembangan kemitraan Urusan Pilihan Dinas Kebudayaan,
partisipasi partisipasi masyarakat di bidang sadar wisata Pariwisata Pariwisata, Pemuda
masyarakat dalam masyarakat dalam pariwisata secara dan Olahraga
pengelolaan pengelolaan berkelanjutan Pengembangan destinasi
pariwisata pariwisata pariwisata
3.5.Meningkatnya 3.5.1.Peningkatan 3.5.1.1.Pengembangan Jumlah kunjungan 19.921,5 30.274,5 Pengembangan destinasi Urusan Pilihan Dinas Bina Marga,
kontribusi kontribusi potensi wisata wisata Orang Orang pariwisata Pariwisata Pengairan dan Tata
pariwisata pariwisata daerah dan kapasitas Ruang
terhadap terhadap masyarakat dalam
perekonomian perekonomian lokal pengelolaan sektor Kontribusi 39,99% Na Pengembangan ekowisata Urusan Pilihan Dinas Kebudayaan,
lokal pariwisata pariwisata dan jasa lingkungan Pariwisata Pariwisata, Pemuda
terhadap PDRB di kawasan-kawasan dan Olahraga
konservasi laut dan hutan
Urusan Wajib Badan Lingkungan
Non-Pelayanan Hidup
Dasar
Pengembangan pemasaran Urusan Pilihan Dinas Kebudayaan,
pariwisata Pariwisata Pariwisata, Pemuda
dan Olahraga
Capaian Kinerja

Arah Kebijakan Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD Penanggung-


Sasaran Strategi Bidang Urusan
(Sasaran) Daerah jawab
Kondisi
Kondisi Awal
Akhir

3.6.Meningkatnya 3.6.1.Pengembangan 3.6.1.1.Pengembangan Jumlah UMKM 7.403 14.689,5 Pengembangan Urusan Wajib Dinas Perdagangan,
kinerja UMKM UMKM kapasitas manajemen Unit Unit kewirausahaan dan Koperasi dan Koperasi dan UKM
UMKM secara keunggulan kompetitif UKM
menyeluruh dan UKM
berkelanjutan Dinas Perindustrian
Urusan dan Energi
Persentase alokasi Pengembangan sistem Pemerintahan
permodalan pendukung usaha bagi Pilihan
UMKM dari sektor UMKM
perbankan yang
bisa diserap
Omzet UMKM Na Na Penciptaan iklim usaha
kecil menengah yang
kondusif
3.7.Meningkatnya 3.7.1.Peningkatan 3.7.1.1.Peningkatan Rasio pasar desa 1:0,45 Pasar 1:1 pasar Peningkatan efisiensi Urusan Pilihan Dinas Perdagangan,
akses masyarakat akses masyarakat akses masyarakat dan terhadap total desa per desa per desa perdagangan dalam negeri Perdagangan Koperasi dan UKM
terhadap pasar terhadap pasar perlindungan pasar
Pembinaan pedagang kaki
tradisional tradisional tradisional secara
lima dan asongan BPMPPT
merata
Pengembangan pasar
Kecamatan dan Desa
3.8.Meningkatnya 3.8.1.Pengembangan 3.8.1.1.Revitalisasi Presentase 78,7% 100% Peningkatan kualitas Urusan Wajib Dinas Perdagangan,
koperasi aktif koperasi aktif koperasi secara merata koperasi aktif (2014) kelembagaan koperasi Koperasi dan Koperasi dan UKM
dan berkelanjutan UKM
Urusan Pilihan
Perdagangan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 187
Capaian Kinerja

Arah Kebijakan Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD Penanggung-


Sasaran Strategi Bidang Urusan
(Sasaran) Daerah jawab
Kondisi
Kondisi Awal
Akhir

3.9.Meningkatnya 3.9.1.Pengembangan 3.9.1.1.Pengembangan Kontribusi industri 0,81% Pengembangan industri Urusan Dinas Perindustrian
industri kecil dan industri kecil dan industri pengolahan pengolahan kecil dan menengah Perindustrian dan Energi
menengah menengah secara merata dan terhadap PDRB
Pengembangan sentra-
berkelanjutan
sentra industri potensial

3.10.Meningkatnya 3.10.1.Peningkatan 3.10.1.1.Peningkatan Tingkat Peningkatan kesempatan Urusan Tenaga Dinas Tenaga Kerja
kualitas tenaga kualitas tenaga kualitas, produktivitas keterserapan kerja Kerja dan Transmigrasi

188 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


kerja kerja dan serapan tenaga tenaga kerja
kerja secara merata
Peningkatan kualitas dan
produktivitas tenaga kerja

Tingkat 9,25% Perlindungan


pengangguran (2013) pengembangan lembaga
terbuka ketenagakerjaan

3.11.Meningkatnya 3.11.1.Peningkatan 3.11.1.1.Peningkatan Persentase Penyiapan potensi Urusan Badan Penanaman


investasi investasi non nilai investasi dan peningkatan sumberdaya, sarana dan Penanaman Modal dan Pelayanan
tambang dan kinerja pelayanan investasi PMA prasarana daerah Modal Daerah Perijinan Terpadu
non-sawit serta perijinan secara
Persentase Peningkatan promosi dan
peningkatan berkelanjutan
peningkatan kerjasama investasi
kinerja pelayanan
investasi PMDN
perijinan terpadu Peningkatan iklim
investasi dan realisasi
investasi
Capaian Kinerja

Arah Kebijakan Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD Penanggung-


Sasaran Strategi Bidang Urusan
(Sasaran) Daerah jawab
Kondisi
Kondisi Awal
Akhir

3.12.Menurunnya 3.12.1.Penguatan 3.12.2.Penguatan Pengendalian pencemaran Urusan Wajib Badan Lingkungan


laju deforestasi regulasi regulasi, pemberdayaan dan perusakan lingkungan Lingkungan Hidup
(laju deforestasi perlindungan hutan masyarakat dan hidup Hidup
dan kawasan dan pemberdayaan konservasi lingkungan
Perlindungan dan
hutan lindung masyarakat secara berkelanjutan Dinas Pertambangan
konservasi sumber daya
dibandingkan luas kawasan hutan
alam Dinas Perhubungan
wilayah)
3.1.3.Meningkatnya Perbaikan Peningkatan area Pengendalian pencemaran Urusan Wajib
Dinas Bina Marga,
area konservasi konservasi DAS, konservasi mangrove, dan perusakan lingkungan Lingkungan
Pengairan dan Tata
DAS kawasan mangrove luas HCV dan DAS di hidup Hidup
Ruang
dan HCV di Kandilo, Telake serta
Kawasan kawasan hutan Lambakan
penanaman Rehabilitasi dan pemulihan Dinas Cipta Karya
mangrove cadangan sumber daya
Luas HCV di alam
kawasan hutan Kecamatan

Rehabilitasi dan pemulihan


cadangan sumber daya
alam

3.14.Meningkatnya 3.14.1.Peningkatan 3.14.1.1.Peningkatan Persentase area Na Na Rehabilitasi dan reklamiasi Urusan Wajib
rehabilitasi dan rehabilitasi dan jumlah reklamasi dan yang direhabilitasi lahan pasca tambang Lingkungan
reklamasi dan reklamasi dan rehabilitasi lahan pasca dari lahan yang secara berkelanjutan Hidup
lahan pasca lahan pasca tambang terganggu
tambang tambang

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 189
D. MENINGKATKAN KUALITAS TATA KELOLA
PEMERINTAHAN
Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan menjadi bidang strategis dalam
pelaksanaan pembangunan jangka menengah. Karena tata kelola pemerintahan
merupakan syarat bagi pelaksanaan pembangunan yang terarah, terbuka dan
bertanggungjawab pada publik. Di samping itu, tata kelola merupakan ruang interaksi
konstruktif antara pemerintah daerah dengan berbagai elemen lain di daerah, atau
dikenal dengan pembangunan partisipatif. Dalam rencana pembangunan jangka
menengah periode 2016-2020, peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan
dijalankan melalui berbagai sasaran dan program prioritas sebagai berikut :
a. Peningkatan kualitas tata administrasi dan keuangan daerah, sasaran
ini terkait peningkatan kualitas pengelolaan dan administrasi keuangan
daerah, serta kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagai
bentuk akuntabilitas dan transparansi. Sasaran ini dijalankan melalui
program prioritas sebagai berikut :
1. Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
2. Pengembangan kualitas pengelolaan keuangan daerah
3. Pengembangan data/informasi/statistik daerah
4. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah
5. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan kepala daerah
6. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa
7. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
b. Peningkatan akses terhadap informasi publik, sasaran ini merupakan
responsifitas terhadap iklim keterbukaan informasi publik, baik terkait
proses dan capaian pembangunan daerah maupun tata kelola keuangan.
Sasaran ini dijalankan melalui program prioritas sebagai berikut :
1. Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi
2. Peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan daerah
3. Pengembangan data dan informasi
4. Pengembangan data/informasi/statistik daerah
5. Kerjasama informasi dan media masa
6. Pengembangan kelembagaan keterbukaan informasi
7. Pengadaan barang dan jasa secara elektronik
c. Peningkatan sinergi antara dokumen perencanaan dengan dokumen
penganggaran, sasaran ini merupakan bentuk peningkatan kualitas

190 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


penganggaran daerah setiap tahun agar berpedoman pada dokumen
perencanaan jangka menengah maupun perencanaa setiap tahun, yakni
dijalankan melalui program prioritas sebagai berikut :
1. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan kabupaten
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah
3. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah
d. Peningkatan sinergi antar dokumen perencanaan, sasaran tersebut
dilaksanakan melalui program prioritas perencanaan makro pemerintah
daerah maupun perencanaan sektoral dan spesifik, yakni sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah
2. Perencanaan wilayah strategis dan cepat tumbuh
3. Perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar
4. Perencanaan sosial budaya
5. Perencanaan pembangunan ekonomi
6. Perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam
7. Terkait dengan perencanaan tata ruang, maka dijalankan program
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang
8. Pelaksanaan forum kerjasama antar daerah
9. Pengembangan wilayah perbatasan
10. Serta terkait perencanaan desa yang harus sinergi dengan perencanaan
daerah, maka dijalankan program peningkatan partisipasi masyarakat
dalam membangun desa
e. Peningkatan kapasitas aparatur pemerintah daerah, sasaran ini
sebagai bentuk penguatan sumber daya aparatur sipil negara yang
merupakan salah satu motor penggerak utama pembangunan daerah.
Sasaran ini dilaksanakan melalui program prioritas sebagai berikut :
1. Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
2. Pembinaan dan pengembangan aparatur
3. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan kepala daerah
f. Peningkatan kualitas pelayanan publik, sasaran ini merupakan
pelayanan publik dalam konteks administrasi dasar (kependudukan)
sekaligus terkait program makro pelayanan publik, yang dilaksanakan
melalui program prioritas sebagai berikut :
1. Pengembangan inovasi daerah
2. Pencegahan dan pemberantasan korupsi, terutama di dalam

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 191


pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan
3. Penataan administrasi kepedudukan
4. Pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
5. Peningkatan kualitas pelayanan informasi
6. Perbaikan sistem administrasi kerasipan
7. Peningkatan iklim investasi dan realisasi investasi
8. Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana
9. Pengembangan standarisasi pelayanan
g. Peningkatan partisipasi publik, sasaran ini terkait dengan akses
sekaligus kesempatan masyarakat agar mampu mengartikulasikan
aspirasinya dalam berbagai forum partisipasi publik, serta peningkatan
pendidikan politik masyarakat. Sasaran tersebut dilaksanakan melalui
program prioritas sebagai berikut :
1. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa,
terutama terkait penyelenggaraan musrenbangdes dan kualitas
pertisipasi masyarakat dalam forum tersebut
2. Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala
daerah, terutama untuk melaksanakan dialog dan penyerapan
aspirasi masyarakat secara langsung
3. Peningkatan akses pengaduan masyarakat
4. Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan raykat daerah, terutama dalam
efektivitas pelaksanaan public hearing dan kegiatan reses anggota DPRD
5. Peningkatan pendidikan politik masyarakat baik untuk penguatan
peran masyarakat sipil maupun peningkatan partisipasi dalam
pemilihan umum
h. Peningakatan aspirasi masyarakat yang ditindaklanjuti melalui
berbagai kebijakan pemerintah daerah, sasaran ini merupakan bentuk
responsifitas pemerintahan daerah dalam menindaklanjuti aspirasi
masyarakat yang telah disampaikan dalam berbagai forum atau sarana,
yakni dijalankan melalui program prioritas sebagai berikut :
1. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat
2. Peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah,
terutama untuk menindaklanjuti hasil musrenbangdes dan aspirasi
masyarakat yang disampaikan melalui berbagai forum lainnya
3. Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan raykat daerah, terutama untuk
menindaklanjuti aspirasi masyarakat untuk menjadi isu strategis sebagai
dasar perumusan raperda dan penganggaran daerah setiap tahun

192 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 7.4. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Tata Kelola Pemerintahan

Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.1. Meningkatnya 4.1.1. Menjaga 4.1.1.1. Pelaksanaan APBD yang Opini BPK WTP WTP Peningkatan pengembangan Setiap SKPD Badan Perencanaan
  kualitas tata konsistensi pencapaian semakin efektif dan efisien terhadap Laporan     sistem pelaporan capaian Pembangunan Daerah, Badan
administrasi opini BPK WTP (Wajar Keuangan kinerja dan keuangan Pengelolaan Keuangan dan
dan keuangan Tanpa Pengecualian)  Pemerintah Aset Daerah, Bagian Organisasi
daerah  Daerah (LKPD)  dan Tata Laksana Setda, setiap
  SKPD
4.1.2.O ptimalisasi 4.1.2.1. Peningkatan efektivitas Persentase SKPD N/A 100% Peningkatan dan Pemerintahan Badan Pengelolaan Keuangan
teknologi informasi penggunaan SIMDA yang terintegrasi pengembangan pengelolaan umum dan Aset daerah, Bagian
dalam pengelolaan dengan aplikasi keuangan daerah Ekonomi Setda 
keuangan daerah SIMDA
4.1.3.Pengoptimalan 4.1.3.1. Pelaksanaan evaluasi dan Optimalisasi pemanfaatan Pemerintahan Seluruh SKPD
kinerja TEPRA pengawasan secara berkala teknologi informasi umum
(Tim Evaluasi dan
Pengawasan Realisasi 4.1.3.2. Penguatan kapasitas
Anggaran) tenaga TEPRA

4.1.4. Sinergi 4.1.4.1. Alokasi anggaran yang Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
pencapaian WTP berfokus pada pencapain visi daerah pembangunan Pembangunan Daerah, seluruh
dengan peningkatan Kabupaten, yakni dalam rangka SKPD
kesejahteraan rakyat  semakin meningkatkan akses
dan kualitas pelayanan kepada
masyarakat
4.1.5. Mengintensifkan 4.1.5.1. Penyusunan LKj berbasis Nilai Laporan CC A Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
upaya pencapaian pada sinergitas antar dokumen kinerja     daerah pembangunan Pembangunan Daerah, seluruh
nilai Laporan Kinerja perencanaan pemerintah SKPD
(Lkj) yang semakin daerah (LKj) 
meningkat dari tahun   4.1.5.2. Memperkuat basis data Pengembangan data dan Perencanaan Seluruh SKPD
melalui ketersediaan database   informasi Pembangunan
ke tahun 
kinerja dari tahun ke tahun
  Pengembangan data/  Statistik Seluruh SKPD 
informasi/statistik daerah
4.1.5.3. Memperkuat pengawasan Peningkatan sistem Pemerintahan Inspektorat Kabupaten, Badan
dan penilaian laporan kinerja pengawasan internal dan umum Perencanaan Pembangunan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


pengendalian pelaksanaan Daerah 
kebijakan KDH

| 193
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.1.6. Penyusunan 4.1.6.1. Meningkatkan Peringkat Peringkat Peringkat Perencanaan pembangunan Perencanaan Bagian Pemerintahan
LPPD berdasarkan monitoring dan evaluasi capaian penilaian Laporan 129 30 daerah pembangunan Sekretariat Daerah 
capaian pembangunan pembangunan Penyelenggaraan
riil Pemerintah
Daerah (LPPD) Nilai Tinggi Nilai sangat
tinggi
4.1.7. Penyusunan 4.1.7.1. Memperkuat identifikasi LKPJ  Tersedia Tersedia Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
LKPJ dan LKPJ AMJ persoalan dan solusi pada setiap daerah pembangunan Pembangunan Daerah
berdasarkan capaian urusan pemerintahan atau SKPD
pembangunan riil LKPJ AMJ Tersedia Tersedia Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
daerah pembangunan Pembangunan Daerah

194 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


4.1.8. Optimalisasi 4.1.8.1. Intensifikasi pemungutan Nominal PBB Peningkatan dan Pemerintahan Kelurahan, Kecamatan
sumber pendapatan PBB setiap tahun pengembangan pengelolaan umum
daerah keuangan daerah
4.1.9. Peningkatan 4.1.9.1. Peningkatan kapasitas Persentase desa N/A 100% Pembinaan dan fasilitasi Pemerintahan Badan Pemberdayaan
kualitas tata keuangan penyusunan APBDes yang mempunyai pengelolaan keuangan desa umum Masyarakat dan Pemerintahan
desa dokumen APBDes Desa, Kecamatan

 4.2. Meningkatnya 4.2.1.Transparansi 4.2.1.1. Transparansi alokasi Perda APBD Tersedia Tersedia Peningkatan dan Pemerintahan Badan Pengelolaan Keuangan
akses terhadap kinerja keuangan belanja daerah dan kinerja pengembangan pengelolaan umum dan Aset daerah, Dinas
informasi publik daerah dan capaian pendapatan daerah keuangan daerah Pendapatan Daerah, Badan
pembangunan sektoral Perencanaan Pembangunan
Perda penjabaran Tersedia Tersedia Daerah
APBD
Perda perubahan Tersedia Tersedia
APBD
Perda Tersedia Tersedia
pertanggungjawaban
pelaksanaan
APBD
4.2.1.2. Transparansi capaian Persentase SKPD 10% 100% Pengembangan data/ Statistik Badan Perencanaan
kinerja sektoral atau setiap yang mempunyai informasi/statistik daerah Pembangunan Daerah
urusan pemerintahan data SIPD secara
lengkap Pengembangan data dan Perencanaan Seluruh SKPD
informasi Pembangunan
4.2.2. Penguatan 4.2.2.1. Pembentukan PPID Sengketa 0% 0% Pengembangan Komunikasi dan Dinas Komunikasi dan
kelembagaan pengelola (Pejabat Pengelola Informasi dan informasi publik kelembagaan keterbukaan informatika Informatika (PPID)
informasi dan dokumen Dokumentasi) di setiap SKPD informasi
PPID Belum Ada
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.2.3.Pemanfaatan 4.2.3.1. Optimalisasi peran media Website milik 4 unit 10 unit Optimalisasi pemanfaatan Pemerintahan Dinas Komunikasi dan
berbagai media sebagai dalam jaringan (online) sebagai pemerintah teknologi informasi umum Informatika
sarana transparansi sarana publikasi/transparansi daerah yang
memuat informasi
pembangunan
daerah
4.2.3.2. Peningkatan efektivitas Jumlah media 6 unit 10 unit Kerjasama informasi dan Komunikasi dan Dinas Komunikasi dan
dan cakupan media cetak sebagai cetak yang media masa informatika Informatika, Bagian Humas
saran publikasi memuat informasi Setda
pembangunan
daerah
4.2.4.Meningkatan 4.2.4.1. Ketersediaan informasi Waktu pelayanan 55 menit 40 menit Optimalisasi pemanfaatan Pemerintahan Badan Penanaman Modal dan
akses terhadap pelayanan yang memadai, sistem informasi teknologi informasi umum Pelayanan Perijinan Terpadu,
informasi melalui terutama terkait mekanisme/ perijinan dan Kecamatan, Kelurahan
optimalisasi peran prosedur serta biaya pengurusan administrasi
media dalam jaringan perijinan pemerintah
(online)
4.2.4.2. Efisiensi pengurusan
perijinan melalui pemanfaatan
media online
4.2.5.Meningkatkan 4.2.5.1. Pelaksanaan layanan Jumlah paket Pengadaan barang dan jasa Pemerintahan Bagian Pengendalian Program
efisiensi, efektivitas, pengadaan secara elektronik lelang secara elektronik umum dan Unit Layanan Pengadaan
transparansi, (LPSE)
persaingan sehat, Jumlah efisiensi
dan akuntabilitas anggaran
dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa
pemerintah

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 195
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.3. Meningkatnya 4.3.1. Penyusunan 4.3.1.1. Penyusunan dokumen Dokumen RPJMD Tersedia Tersedia Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
sinergi antara dokumen perencanaan perencanaan jangka menengah daerah pembangunan Pembangunan Daerah
dokumen sesuai kebutuhan dan dan tahunan Dokumen RKPD Tersedia Tersedia
perencanaan perkembangan daerah
dengan
dokumen 4.3.2. Menjadikan 4.3.2.1. Keterpaduan Persentase N/A 100% Pembinaan dan fasilitasi Pemerintahan Badan Perencanaan
penganggaran RPJMD dan Renstra penganggaran dalam dokumen keterpaduan pengelolaan keuangan umum Pembangunan Daerah, Badan
SKPD sebagai pandu perencanaan jangka menengah penganggaran kabupaten/kota Pengelolaan Keuangan dan
arah penganggaran RPJMD dengan Aset Daerah
tahunan penganggaran
Renstra SKPD

196 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


4.3.2.2. Penyusunan dokumen Persentase N/A 100%
penganggaran teknis berdasarkan keterpaduan
pagu indikatif RPJMD dan Renstra penganggaran
SKPD RPJMD dan Renstra
SKPD dengan
penganggaran
RKPD
Persentase N/A 100%
keterpaduan
penganggaran
RPJMD dan Renstra
SKPD dengan Renja
SKPD
4.3.2. Menjadikan 4.3.2.1. Penyusunan dokumen Persentase N/A 100% Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
pelaksanaan RPJMD pengendalian dan evaluasi RPJMD kesesuaian antara daerah pembangunan Pembangunan Daerah
dan Renstra SKPD dan Renstra SKPD perencanaan
sesuai dengan dan pelaksanaan Peningkatan kapasitas Perencanaan Badan Kepegawaian Daerah,
dokumen perencanaan pembangunan kelembagaan perencanaan pembangunan Bagian Organisasi dan Tata
pembangunan daerah Laksana Setda
4.4. Meningkatnya 4.4.1. Peningkatan 4.4.1.1. Rencana penataan ruang Persentase N/A 100% Pemanfaatan ruang Penataan ruang Dinas Bina Marga, Pengairan,
sinergi antar kepatuhan terhadap dan pemanfaat ruang pada ketaatan terhadap dan Tata Ruang & Badan
dokumen RTRW RPJMD, RKPD serta renstra dan Perda RTRW Perencanaan Pembangunan
perencanaan renja SKPD berdasarkan zonasi Daerah
dan pemanfaatan yang telah
diatur dalam RTRW
4.4.1.2. Peningkatan pengawasan Pengendalian pemanfaatan Penataan ruang Dinas Bina Marga, Pengairan,
dan pengendalian terhadap ruang dan Tata Ruang & Badan
pemanfaatan ruang Perencanaan Pembangunan
Daerah
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.4.2. Penyusunan 4.4.2.1. Penyusunan bersifat Persentase N/A 100% Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
RKPD yang tematik dan mempunyai fokus penjabaran daerah pembangunan Pembangunan Daerah
memperhatikan skala setiap tahun, yakni fokus pada program RPJMD
prioritas, urgensi dan pencapaian visi RPJMD berupa ke dalam RKPD
bersifat tematik setiap sejahtera, pintar, sehat, merata
tahun dan berkelanjutan

4.4.3. Peningkatan 4.4.3.1. Perencanaan Masterplan N/A Tersedia Perencanaan wilayah Perencanaan Badan Perencanaan
responsifivitas pembangunan daerah yang pengembangan strategis dan cepat tumbuh pembangunan Pembangunan Daerah
terhadap dinamika memperhatikan perkembangan wilayah strategis
sosial serta dinamika lingkungan dan cepat tumbuh
regional maupun internasional
Dokumen N/A Tersedia Perencanaan Perencanaan Badan Perencanaan
pengembangan pengembangan kota-kota pembangunan Pembangunan Daerah & Dinas
kota-kota menengah dan besar Bina Marga, Pengairan dan
menengah dan Tata Ruang
besar
Masterplan sosial N/A Tersedia Perencanaan sosial budaya Perencanaan Badan Perencanaan
budaya pembangunan Pembangunan Daerah
Masterplan N/A Tersedia Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
penanggulangan ekonomi pembangunan Pembangunan Daerah
kemiskinan
Masterplan N/A Tersedia Perencanaan prasarana Perencanaan Badan Perencanaan
prasarana wilayah wilayah dan sumber daya pembangunan Pembangunan Daerah
dan sumber daya alam
alam
Forum kerjasama 1 2 Peningkatan kerjasama Pemerintahan Bagian Ekonomi Setda
antar daerah antar pemerintah daerah umum
4.4.3.2. Penataan wilayah Batas antar Pengembangan wilayah Perencanaan Bagian Pemerintahan Setda,
perbatasan kabupaten perbatasan pembangunan Kecamatan
Batas antar
kecamatan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


Batas antar desa

| 197
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.4.4.Pengidentifikasian 4.4.4.1. Peningkatan sinergi Persentase N/A 100% Perencanaan pembangunan Perencanaan Seluruh SKPD
kebutuhan antara terget pencapaian program prioritas daerah pembangunan
pembangunan sektoral rangkaian visi RPJMD dengan dalam Renstra
dari tahun ke tahun kebutuhan sektoral setiap tahun SKPD yang
bersumber dari
RPJMD
4.4.5. Penyusunan renja 4.4.5.1. Penyusunan Renja SKPD Persentase N/A 100% Perencanaan pembangunan Perencanaan Seluruh SKPD
SKPD yang sinergi yang memperhatikan skala Renja SKPD yang daerah pembangunan
dengan renstra SKPD prioritas Renstra SKPD setiap bersumber dari
tahun renstra SKPD

198 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


4.4.5.2. Penyusunan Renja SKPD,
selain berdasarkan Renstra SKPD
juga berbasis hasil kinerja tahun
sebelumnya dan forecasting
kondisi kedepan
4.4.6. Penyusunan 4.4.6.1. Penyusunan RPJMDes Jumlah perbup 0 Peningkatan partisipasi Pemberdayaan Badan Pemberdayaan
RPJMDes yang mengacu yang memperhatikan skala tentang Sistem masyarakat dalam masyarakat dan Masyarakat dan Pemerintahan
pada RPJMD Kabupaten prioritas dan arah pembangunan Perencanaan membangun desa Desa Desa
daerah dalam setiap tahun Pembangunan
Daerah yang
4.4.6.2. Penyusunan Peraturan menghubungkan
Bupati terkati Sistem RPJMD dengan
Perencanaan Pembangunan RPJMDes
Daerah yang menghubungkan
RPJMD dengan RPJMDes
4.5. Meningkatnya 4.5.1.Meningkatkan 4.5.1.1. Pelaksanaan diklat Cakupan pejabat 50 orang Peningkatan kapasitas Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah
kapasitas kapasitas sumber daya struktural bagi pemangku jabatan struktural yang sumber daya aparatur
aparatur aparatur baru telah mengikuti
pemerintah diklatpim
daerah

4.5.1.2.Mengintensifkan Cakupan pejabat 62 orang


pelaksanaan diklat fungsional fungsional yang
dan pendalaman materi telah mengikuti
diklat fungsional
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.5.2.Mengintensifkan 4.5.2.1. Pengadaan CPNS Pelaksanaan tes Pembinaan dan Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah
pembinaan dan berdasarkan analisis kebutuhan CPNS pengembangan aparatur
pengembangan daerah yang urgen
aparatur
4.5.2.2. Pengisian jabatan Jumlah jabatan
berdasarkan instrumen analisis yang terisi
jabatan dan latar belakang berdasarkan
pendidikan analisis jabatan
dan pendidikan
4.5.2.3. Pemberian bantuan tugas Persentase PNS
belajar dan ikatan dinas yang yang bergelar s1
merata namun disertai proses
seleksi yang ketat
Persentase PNS
yang bergelar s2
4.5.2.4. Pemberian tunjangan Pelaksanaan
berbasis kinerja tunjangan
berbasis kinerja
4.5.3. Peningkatan 4.5.3.1. Penangan kasus Persentase Peningkatan sistem Pemerintahan Inspektorat Kabupaten
pengawasan internal di pengaduan dan temuan penanganan pengawasan internal dan umum
lingkungan pemerintah pengawasan secara tepat kasus pengaduan/ pengendalian pelaksanaan
daerah temuan kebijakan KDH
pengawasan
di lingkungan
pemerintah
daerah

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 199
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.6. Meningkatnya 4.6.1. Peningkatan 4.6.1.1. Peningkatan akses Persentase N/A 100% Penataan administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan
kualitas pelayanan administrasi pelayanan KTP SKPD yang kepedudukan dan catatan sipil Catatan Sipil
pelayanan kependudukan menyelenggarakan
publik survey IKM
4.6.1.2. Peningkatan akses
pelayanan KK
4.6.1.3. Peningkatan akses
pelayanan akta kelahiran
4.6.2. Peningkatan 4.6.2.1. Peningkatan cakupan Pemeliharaan Kesatuan bangsa Satuan Polisi Pamong Praja
pelayanan terhadap patroli Satpol PP kantrantibmas dan dan politik

200 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


kebutuhan keamanan pencegahan tindak kriminal dalam negeri
dan ketertiban 4.6.2.2. Menjaga ketersediaan
lingkungan masyarakat SDM Satpol PP dan petugas Peringkat, skor dan
Linmas predikat EKPPD
Peringkat Peringkat
4.6.2.3. Peningkatan ketepatan 129; skor 30; skor
dan kecepatan penyelesaian 2,7180; 3,00;
pelanggaran ketertiban, Predikat Predikat
ketentraman dan keindahan Tinggi Sangat
Tinggi
4.6.3. Peningkatan 4.6.3.1. Peningkatan saran Pencegahan dini dan Kesatuan bangsa Badan Penanggulangan
pelayanan pencegahan operasional penanggulangan penanggulangan korban dan politik Bencana Daerah
dan penanggulangan bencana kebakaran bencana dalam negeri
bencana
4.6.3.2. Peningkatan waktu
tanggap penanganan bencana
4.6.4. Peningkatan 4.6.4.1. Peningkatan pelayanan Peningkatan kualitas Kearsipan Kantor Arsip dan
pelayanan kearsipan informasi arsip pelayanan informasi Perpustakaan
4.6.4.2. peningkatan kualitas Perbaikan sistem
sistem administrasi pengarsipan administrasi kerasipan

4.6.5. Peningkatan 4.6.5.1.Penyelenggaraan perijinan Peningkatan iklim investasi Penanaman Badan Penanaman Modal dan
pelayanan perijinan satu pintu dan realisasi investasi modal daerah Perijnan Terpadu
satu pintu
4.6.6. Peningkatan 4.6.6.1. Pelaksanaan SPM Pengembangan standarisasi Pemerintahan Seluruh kantor kecamatan,
standar pelayanan pelayanan publik umum SKPD, dan RSUD
4.6.6.2. Perumusan dan
pelaksanaan standar pelayanan
sebagai pengembangan SPM
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.6.7. Penyusunan 4.6.7.1. Berkoordinasi dengan Jumlah kasus 0 Pencegahan dan Pemerintahan Seluruh SKPD
rencana aksi Kemendagri dan Bappenas sesuai korupsi di daerah pemberantasan korupsi umum
pencegahan dan amanat Inpres No.7 Tahun 2015
pemberantasan korupsi
4.6.7.2. Membangun kemitraan
dengan KPK dan aparat penegak
hukum di daerah
4.6.8.Pelembagaan 4.6.8.1. Perumusan peraturan Peraturan kepala N/A Pengembangan inovasi Pemerintahan Seluruh SKPD
dan peningkatan kepala daerah tentang inovasi daerah tentang daerah umum
pelaksanaan inovasi daerah inovasi daerah
daerah
4.7. Meningkatnya 4.7.1. Peningkatan 4.7.1.1. Peningkatan pelaksanaan Persentase N/A 100% Peningkatan partisipasi Pemberdayaan Badan Perencanaan
partisipasi forum partisipasi dan musrenbang di semua desa desa yang telah masyarakat dalam masyarakat dan Pembangunan Daerah, Badan
publik perluasan akses bagi melaksanakan membangun desa desa Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat musrenbangdes dan Pemerintahan Desa
4.7.1.2. Penyediaan unit layanan Jenis forum 3 4 Mengintensifkan Pemerintahan Seluruh SKPD
pengaduan masyarakat partisipasi publik penanganan pengaduan umum
masyarakat
4.7.1.3. Peningkatan kegiatan Peningkatan pelayanan Pemerintahan Sekretariat Daerah
temu langsung dan dialog kedinasan kepala daerah/ umum
antara pimpinan daerah dengan wakil kepala daerah
masyarakat, terutama di kawasan
pedesaan dan pedalaman
4.7.1.3. Efektivitas pelaksanaan Peningkatan kapasitas Pemerintahan Sekretariat DPRD
public hearing dan kegiatan reses lembaga perwakilan raykat umum
anggota DPRD daerah
4.7.2. Peningkatan 4.7.2.1. Penguatan peran Jumlah kegiatan Pendidikan politik Kesatuan bangsa Kantor Kesatuan Bangsa dan
pendidikan politik masyarakat sipil dalam pembinaan masyarakat dan politik Politik
masyarakat pembangunan daerah terhadap LSM, dalam negeri
OKP dan Ormas
4.7.2.2. Peningkatan partisipasi Persentase
pemilih dalam pemilihan umum partisipasi

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


pemilih dalam
pilkada

| 201
Persentase
partisipasi
pemilih dalam
pileg
Persentase
partisipasi
pemilih dalam
pilpres
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir

4.8. Meningkatnya 4.8.1. Menjadikan 4.8.1.1. Menjadikan aspirasi Persentase N/A 100% Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
aspirasi aspirasi masyarakat masyarakat sebagai dasar dan aspirasi daerah pembangunan Pembangunan Daerah
masyarakat sebagai basis utama masukan di dalam RKPD dan masyarakat
yang dalam perumusan Renja SKPD Masuk ke dalam
ditindaklanjuti kebijakan serta RKPD dan Renstra
melalui berbagai pelaksanaan program 4.8.1.2. Peningkatan tindak Mengintensifkan Pemerintahan Seluruh SKPD
lanjut dan realisasi atas aduan SKPD penanganan pengaduan umum
kebijakan dan kegiatan
pemerintah pemerintah daerah masyarakat yang masuk dalam masyarakat
daerah unit layanan pengaduan
4.8.1.3. Peningkatan tindak Peningkatan pelayanan Pemerintahan Sekretariat Daerah
lanjut dan realisasi atas aspirasi kedinasan kepala daerah/ umum

202 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


masyarakat yang disampaikan wakil kepala daerah
dalam kegiatan dialog dengan
pimpinan daerah

4.8.1.4. Peningkatan realisasi Jumlah perda 15 20 Peningkatan kapasitas Pemerintahan Sekretariat DPRD
aspirasi masyarakat di dalam yang disahkan lembaga perwakilan raykat umum
public hearing dan kegiatan reses setiap tahun daerah
untuk menjadi perda

Persentase N/A 80%


alokasi APBD
berdasarkan
aspirasi
masyarakat
E. KOHESIVITAS SOSIAL, BUDAYA, DAN ADAT ISTIADAT
LOKAL
Pencapaian misi ini selama lima tahun ke depan dilakukan dengan penetapan
13 sasaran dan 30 rancangan program prioritas pembangunan. Pencapaian
misi ini sangatlah vital karena mencakup empat pelayanan dasar yang menjadi
urusan wajib dalam pembangunan daerah yaitu (a) Urusan Sosial, (b) Urusan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, (c) Urusan Ketentraman,
Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat, dan (d) Urusan Administrasi
Kependudukan dan Catatan Sipil. Selain itu, untuk pencapaian visi kelima
ini juga mencakup dua pelayanan dasar yang menjadi urusan pilihan dalam
pembangunan daerah, yaitu: (a) Urusan Transmigrasi dan (b) Urusan Pemuda
dan Olah Raga. Agar target sasaran dapat diimplementasikan dengan tepat,
perencanaan harus dapat diterjemahkan dalam program prioritas yang
relevan. Uraian perencanaan sasaran dan program prioritas pembangunan
dapat dilihat kesesuainnya dalam uraian dibawah ini:
1. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Sosial
a. Meningkatnya akses masyarakat lokal untuk berpartisipasi dalam
berbagai proses pembangunan
1. Program pemberdayaan komunitas adat terpencil (KAT)
2. Penguatan/revitalisasi lembaga adat
b. Meningkatnya promosi nilai-nilai kearifan lokal dalam pembangunan
1. Program pengembangan nilai budaya
2. Program pengelolaan keragaman budaya
3. Program pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan
budaya
c. Meningkatnya akses bantuan untuk masyarakat yang terkena bencana
sosial
1. Program penanggulangan korban bencana sosial
2. Program rehabilitasi dan rekonstruksi korban bencana sosial
d. Meningkatnya akses bantuan untuk masyarakat yang terkena bencana
alam
1. Program penanggulangan korban bencana alam
2. Program penanganan tanggap darurat bencana
3. Program rehabilitasi dan rekonstruksi korban bencana alam
e. Meningkatnya perlindungan sosial bagi masyarakat
1. Program pemberdayaan fakir miskin

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 203


2. Program pelayanan kesejahteraan sosial bagi penyandang
disabilitas
3. Program pelayanan lanjut usia
4. Program pemberdayaan lanjut usia
5. Program pembinaan panti jompo
6. Program pembinaan panti asuhan

2. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib


Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Meningkatnya akses perempuan untuk berpartisipasi dalam berbagai
proses pembangunan
1. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas perempuan
2. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender
b. Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan
1. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan
perempuan
c. Meningkatnya pemenuhan hak anak
1. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak
2. Program penguatan kelembagaan anak

3. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib


Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat
a. Meningkatnya kerukunan antar masyarakat
1. Program pengembangan wawasan kebangsaan
b. Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat
1. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban
dan keamanan

4. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Administrasi


Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Meningkatnya ketersediaan data kependudukan yang selalu
diperbaharui
1. Program penataan administrasi kependudukan

204 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


5. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Pilihan
Transmigrasi
a. Meningkatnya pengendalian dan pengelolaan migrasi
1. Program pengembangan wilayah transmigrasi

6. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Pilihan Pemuda


dan Olah Raga
a. Meningkatnya peran serta pemuda dalam pembangunan
1. Program peningkatan sarana dan prasarana olah raga
2. Program pembinaan dan pemasyarakatan olah raga
3. Program peningkatan peran serta kepemudaan
4. Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan
kecakapan hidup pemuda
5. Program upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 205


Tabel 7.5. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Kohesivitas Sosial, Budaya dan Adat Istiadat Lokal

Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan
(sasaran) Kondisi Daerah penanggungjawab
Kondisi Akhir
Awal

5.1. Meningkatnya 5.1.1. Pelibatan masyarakat 5.1.1.1.Pelibatan komunitas Persentase komunitas N/A 100% Program  Sosial  Dinas Sosial
  akses lokal dalam perencanaan adat terpencil (KAT) dalam adat terpencil (KAT)     pemberdayaan
masyarakat pembangunan proses pembangunan yang menjadi sasaran komunitas adat
lokal untuk     pembangunan terpencil (KAT)
berpartisipasi  
dalam berbagai
proses
pembangunan Penguatan/revitalisasi  Sosial  BPPMD
  lembaga adat

206 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


5.2. Meningkatnya 5.2.1. Pengarus- utamaan 5.2.1.1.Pelibatan perempuan Rasio partisipasi N/A 30% Program keserasian  Pemberdayaan  BPPKB
  akses gender dalam partai politik dan perempuan di lembaga kebijakan peningkatan Perempuan dan
perempuan   jabatan publik pemerintah terhadap kualitas perempuan Perlindungan
untuk   laki-laki Anak
berpartisipasi
dalam berbagai Persentase perempuan N/A 30% Program keserasian Pemberdayaan  BPPKB
proses dalam pekerjaan kebijakan peningkatan Perempuan dan
pembangunan upahan di sektor formal kualitas perempuan Perlindungan
non-pertanian Anak
 
        Persentase lembaga N/A 95% Program penguatan Pemberdayaan  BPPKB
pengarusutamaan kelembagaan Perempuan dan
gender yang pengarusutamaan Perlindungan
mendapatkan gender Anak
pembinaan
5.3 Meningkatnya 5.3.1 Pengembangan 5.3.1.1 Pengembangan sarana Jumlah sarana dan Program peningkatan Pemuda dan Disbudparpora,
peran serta kepemudaan dan olah raga dan prasarana olah raga dan prasarana olah raga sarana dan prasarana Olah Raga Binamarga
pemuda dalam kewirausahaan pemuda; serta olah raga
pembangunan penanggulangan narkoba
Program pembinaan Pemuda dan Disbudparpora
dan pemasyarakatan Olah Raga
olah raga
Persentase pemuda N/A 50% Program peningkatan Pemuda dan Disbudparpora
peserta pelatihan peran serta Olah Raga
kewirausahaan yang kepemudaan
menjadi wirausahawan
mandiri Program peningkatan Pemuda dan Disbudparpora
upaya penumbuhan Olah Raga
kewirausahaan dan
kecakapan hidup
pemuda
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan
(sasaran) Kondisi Daerah penanggungjawab
Kondisi Akhir
Awal

Persentase penurunan N/A 50% Program upaya Pemuda dan Disbudparpora


pengguna narkoba pencegahan Olah Raga
penyalahgunaan
narkoba

5.4. Meningkatnya 5.4.1. Promosi nilai-nilai 5.4.1.1.Pengembangan Persentase program N/A 100% Program  Sosial Disbudparpora
  promosi nilai- budaya lokal nilai-nilai budaya lokal dan pembangunan yang pengembangan nilai
nilai kearifan   pengelolaan keragaman mengangkat nilai-nilai budaya
  lokal dalam budaya kearifan lokal
pembangunan       Program pengelolaan  Sosial Disbudparpora
    keragaman budaya
     
      Program  Sosial Disbudparpora
pengembangan
kerjasama pengelolaan
kekayaan budaya
5.5. Meningkatnya 5.5.1.Penguatan forum adat 5.5.1.1.Pengembangan Jumlah konflik berbau 0 0 Program  Ketentraman,  Kantor Kesbangpol
kerukunan dan forum keagamaan wawasan kebangsaan bagi SARA pengembangan Ketertiban
antar kelompok adat dan kelompok wawasan kebangsaan Umum dan
masyarakat keagamaan Perlindungan
Masyarakat
5.6. Meningkatnya 5.6.1.Pengarusutamaan sistem 5.6.1.1.Pengembangan Angka kriminalitas N/A 1 Program  Ketentraman,  Satpol PP
keamanan dan keamanan berbasis masyarakat kelompok-kelompok pembunuhan pemberdayaan Ketertiban
ketertiban keamanan lingkungan di level per 100.000 masyarakat untuk Umum dan
masyarakat komunitas orang menjaga ketertiban Perlindungan
dan keamanan Masyarakat
5.7 Meningkatnya 5.7.1 Penyediaan bantuan bagi 5.7.1.1 Pemberian bantuan Persentase korban N/A 100% Program  Sosial BPBD, Dinas Sosial 
akses korban bencana sosial bagi korban konflik sosial bencana sosial skala penanggulangan
bantuan bagi kabupaten yang korban bencana sosial
masyarakat menerima bantuan
yang terkena sosial selama masa Program rehabilitasi  Sosial BPBD, Dinas Sosial 
bencana sosial tanggap darurat dan rekonstruksi
korban bencana sosial

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 207
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan
(sasaran) Kondisi Daerah penanggungjawab
Kondisi Akhir
Awal

5.8. Meningkatnya 5.8.1. Promosi desa tanggap 5.8.1.1.Penyediaan bantuan Persentase korban N/A 100% Program  Sosial BPBD, Dinas Sosial 
  akses bencana bagi korban bencana alam bencana alam yang penanggulangan
bantuan bagi   dan sosialisasi desa tanggap menerima bantuan korban bencana alam
masyarakat bencana sosial selama masa
yang terkena tanggap darurat     Program penanganan  Sosial BPBD, Dinas Sosial 
  tanggap darurat
bencana alam   bencana
 
Program rehabilitasi  Sosial BPBD, Dinas Sosial 
dan rekonstruksi
korban bencana alam
5.9. Meningkatnya 5.9.1. Perlindungan dan 5.9.1.1. Pemberian bantuan Persentase KK miskin N/A 100% Program  Sosial Dinas Sosial 

208 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


  perlindungan pemberdayaan fakir miskin sosial bagi KK Miskin yang menerima pemberdayaan fakir
sosial bagi bantuan sosial miskin
  masyarakat
  5.9.2.Perlindunga 5.9.2.1.Pemberian bantuan Persentase penyandang N/A 100% Program pelayanan  Sosial Dinas Sosial 
  penyandang disabilitas disabilitas yang telah kesejahteraan sosial
  dan
menerima jaminan bagi penyandang
  pemberdayaan sosial disabilitas
penyandang disabilitas
  5.9.3.Perlindungan dan 5.9.3.1.Pemberian bantuan Persentase lanjut usia N/A 100% Program pelayanan  Sosial Dinas Sosial 
  pemberdayaan lanjut usia lanjut usia terlantar terlantar yang telah lanjut usia
terlantar   menerima jaminan
  sosial     Program  Sosial Dinas Sosial 
    pemberdayaan lanjut
   
  usia
 
    Program pembinaan  Sosial Dinas Sosial 
panti jompo
5.9.4.Perlindungan anak dan 5.7.4.1. Pemberian bantuan Persentase anak N/A 100% Program pembinaan  Sosial Dinas Sosial 
anak balita terlantar anak terlantar dan anak balita terlantar dan anak panti asuhan
terlantar balita terlantar yang
telah menerima
jaminan sosial
5.10 Meningkatnya 5.10.1.Perlindungan 5.10.1.1.Peningkatan Persentase kasus N/A 100% Program peningkatan Pemberdayaan BPPKB, P2TP2A
perlindungan perempuan penanganan kasus kekerasan kekerasan terhadap kualitas hidup Perempuan dan
bagi terhadap perempuan perempuan yang dan perlindungan Perlindungan
perempuan ditangani perempuan Anak
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan
(sasaran) Kondisi Daerah penanggungjawab
Kondisi Akhir
Awal

5.11 Meningkatnya 5.11.1. Promosi hak-hak anak 5.11.1.1.Peningkatan Persentase kasus N/A 100% Program keserasian Pemberdayaan BPPKB, Dinas
pemenuhan penanganan kasus kekerasan kekerasan anak yang kebijakan peningkatan Perempuan dan Sosial, P2TP2A
hak anak anak di rumah tangga (KDRT) ditangani kualitas anak Perlindungan
Anak
      5.11.1.2.Pengembangan Persentase kampung N/A 100% Program penguatan Pemberdayaan BPPKB, Dinas
kabupaten layak anak layak anak, sekolah kelembagaan anak Perempuan dan Sosial, P2TP2A,
berbasis pada kampung, layak anak dan Perlindungan Dinas Kesehatan
sekolah dan puskesmas puskesmas layak anak Anak
5.12. Meningkatnya 5.12.1. Percepatan e-ktp 5.12.1.1.Peningkatan Cakupan penduduk N/A 95% Program penataan Administrasi  Disdukcapil
ketersediaan pelayanan e-ktp di tiap-tiap yang sudah terdaftar administrasi Kependudukan
data kecamatan e-ktp kependudukan dan Catatan
kependudukan Sipil
yang selalu
diperbaharui
5.13. Meningkatnya 5.13.1. Penguatan akulturasi 5.13.1.1. Pelibatan Jumlah konflik sosial 0 kasus 0 kasus Program  Transmigrasi Disnakertrans 
pengendalian dan asimilasi antara penduduk masyarakat lokal dalam antara pendatang dan pengembangan
dan asli dan pendatang pengembangan wilayah penduduk lokal wilayah transmigrasi
pengelolaan transmigrasi
migrasi

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 209
Kebijakan umum pada bab ini menunjukkan sinkronisasi antara sasaran dan
rencana implementasi dalam program prioritas pembangunan daerah. Proses
untuk merumuskan program tersebut dapat diperoleh dari penentuan strategi
dan arah kebijakan yang relevan dengan konteks daerah Kabupaten Paser. Bab
selanjutnya akan menyajikan penjabaran program beserta target capaian dan
pagu anggaran tahunan dalam lima tahun perencanaan secara lebih terperinci.
Dengan demikian, perencanaan jangka menengah lima tahun akan dapat
dirumuskan secara sistematis, terukur dan akuntabel.

210 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


BAB VIII
INDIKASI RENCANA
PROGRAM PRIORITAS
YANG DISERTAI
KEBUTUHAN PENDANAAN

Bab ini diuraikan kelanjutan logis dari Bab VII khususnya dalam ulasan
spesifik mengenai indikasi program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan. Proyeksi indikatif seputar dana dan biaya yang dibutuhkan dalam
mengimplementasikan program prioritas menjadi penting bagi perencanaan
karena hal ini adalah intisari dari seberapa jauh perencanaan yang ideal bisa
diukur dan memberi stimulan bagi efektivitas program dan kegiatan prioritas
dan efisiensi penggunaan anggaran.

Bab ini menggambarkan hubungan urusan pemerintah dengan SKPD terkait


beserta program yang menjadi tanggung jawab SKPD. Indikasi rencana program
dirumuskan berdasarkan jenis urusan Pemerintah Kabupaten Paser pada periode
2016-2020. Dalam penyajiannya, ditampilkan pula pencapaian target indikator
kinerja program pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan
awal periode perencanaan. Tanpa penjelasan sistematis dan mengikuti pola
pembiayaan yang dibarui dan disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan,
begitu banyak dana pembangunan tidak akan diserap dengan baik dan ada
peluang intervensi pembiayaan dari sisi politik yang terkadang menjadi hama
bagi perencanaan teknokratik yang terukur. Selain beberapa hal mendasar di atas,
Bab ini juga akan menjadi jawaban mengapa indikasi program yang dilengkapi
dengan kebutuhan pendanaan menjadi penting. Salah satu hal mendasar
adalah kesesuaian pembiayaan dan kemampuan pemerintah dan birokrasi
mengejawantahkan perencanaan yang tepat sasar. Ujung dari semua ini adalah
tidak adanya implementasi kebijakan yang amburadul, utopis dan abstrak

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 211


Sesuai dengan Undang-undang No. 23 tahun 2014, urusan merupakan
tanggungjawab pemerintah daerah sesuai gradasi prioritas yang dibedakan
menjadi tiga urusan yakni urusan wajib pelayanan dasar, urusan wajib non
pelayanan dasar dan Urusan pemerintahan pilihan. Urusan wajib adalah
program-program pembangunan yang harus dilakukan oleh setiap daerah
dengan tujuan untuk menyelaraskan pembangunan di seluruh wilayah
Indonesia. Daerah harus berkomitmen untuk menyelenggarakan program-
program yang tercakup di dalam urusan wajib ini, Analisis kinerja dilakukan
terhadap indikator-indikator kinerja penyelengaraan tiap urusan yang
menjadi prioritas. Urusan tersebut mengacu pada SPM sesuai dengan kondisi
nyata daerah dan kebutuhan masyarakat, atau urusan pilihan yang menjadi
tanggungjawab SKPD sesuai bidang-bidang berikut ini:

Urusan Wajib Pelayanan Dasar

Menjadi Kabupaten yang kompetitif dan memiliki korelasi sinergis dengan


Provinsi dan pusat mengandaikan ketelitian dan kecakapan Pemerintah
Kabupaten Paser dalam mengikuti hasil analisis, regulasi dan desain
pembangunan nasional yang terpadu serta kontekstual. Ketaatan pada regulasi
dan pelaksanaan amanah pemerintah pusat dalam kinerja Dinas-dinas yang
mengatur urusan-urusan wajib khususnya di bidang layanan dasar menjadi
hal penting yang tidak boleh diabaikan. Sejauh ini, Kabupaten Paser sudah
membuktikan dengan maksimal keseriusan khususnya dalam urusan wajib
pelayanan dasar. Beberapa hal memang perlu dibarui dan ditingkatkan.

No Urusan Wajib Pelayanan Dasar SKPD Penanggung jawab


1 Pendidikan Dinas Pendidikan
2 Kesehatan Dinas kesehatan
3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dinas Bina Marga, pengairan dan Tata Ruang,
Dinas Cipta karya, kebersihan dan Perumahan
4 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Cipta Karya, Kebersihan dan Perumahan
5 Ketentraman, Ketertiban Umum dan Satpol PP, Sekretariat Daerah
Perlindungan Masyarakat
6 Sosial Dinas Sosial

Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar

Sama seperti urusan wajib pelayanan dasar, urusan wajib non pelayanan dasar
juga memperoleh porsi yang cukup proporsional dan seimbang. Hampir tiap
SKPD yang menjadi penopang utama urusan wajib non pelayanan dasar bisa
memaksimalkan kerjanya yang dengan sendirinya bisa membuka ruang bagi
peningkatan kinerja dari tahun ke tahun.

212 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


No Urusan Wajib Non Pelayanan Dasar SKPD Penanggung jawab
1 Tenaga Kerja Disnakertrans
2 Pemberdayaan Perempuan dan BPPKB
Perlindungan Anak
3 Pangan BKH, Dinas Pertanian
4 Pertanahan BPN
5 Lingkungan Hidup BLH
6 Administrasi Kependudukan dan Disdukcapil
Catatan Sipil
7 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa BPMPD
8 Pengendalian Penduduk dan Keluarga BPPKB, Dinas Kesehatan
Berencana
9 Perhubungan Dishubkominfo
10 Komunikasi dan Informatika Dishubkominfo
11 Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Perindagkop UKM
12 Penanaman Modal BPMPPT
13 Kepemudaan dan Olah Raga Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
14 Statistik BPS
15 Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
16 Perpustakaan Perpustakaan Daerah

Urusan Pemerintahan Pilihan

Beberapa hal karena regulasi harus ditarik ke level Provinsi dan Pusat, namun
hal itu tidak berarti bahwa Kabupaten Paser tidak mengalokasikan sumber
daya untuk pos-pos pilihan ini. Beberapa SKPD yang melayani masyarakat
terkait urusan pemerintahan pilihan ini memang secara realistis terkendala
oleh kualitas SDM, namun hal ini tidak lantas menjadikan urusan ini diabaikan.

No Urusan Pemerintahan Pilihan SKPD Penanggung jawab


1 Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga
2 Pertanian Dinas Pertanian
3 Kehutanan Dinas Kehutanan
4 Energi dan Sumberdaya Mineral Dinas Perindustrian dan Energi
5 Perdagangan Dinas Perindagkop
6 Perindustrian Dinas Perindagkop

Sebagai uraian yang detil tiap tahun dalam jangka waktu perencanaan,
penyajian akan ditampilkan dalam tabel-tabel yang disesuaikan tiap misi.

Tabel 8.1. Meningkatkan pembangunan infrastruktur transportasi,

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 213


telekomunikasi, energi, air bersih dan pemukiman

Tabel 8.2. Meningkatkan pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan

Tabel 8.3. Memperkuat fondasi perekonomian yang berbasis potensi lokal dan
berkelanjutan

Tabel 8.4. Meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan

Tabel 8.5. Memperkuat kohesivitas sosial, budaya dan adat istiadat lokal

Lima tabel berikut menjadi bagian integral dari serangkaian upaya logis
menyusun rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)
Kabupaten Paser lima tahun mendatang. Spesifikasi masing-masing misi
dengan program-program prioritas dan juga indikasi pembiayaannya yang
disesuaikan dengan target capaian setiap tahun dan jumlah taksasi biaya yang
dibutuhkan setiap tahunnya menjadi benang merah yang bisa mendamaikan
target capaian kinerja dan kerangka pendanaan yang akan dipilih.

Selain itu tabel-tabel ini sekaligus juga menjelaskan bagaimana konsistensi


teknokratis dalam menghubungkan kerangka dasar perencanaan yang sudah
saatnya disinergikan dengan kerangka pendanaan. Tanpa hubungan kritis-
kausal di antara dua elemen besar ini, kerangka yang satu akan menghilangkan
yang lainnya.

214 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Tabel 8.1. Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Telekomunikasi, Energi, Air Bersih dan
Pemukiman

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan


SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Bidang Urusan Wajib Pekerjaan Umum


1 03 15 Pengembangan dan Rasio Jembatan Kondisi 1:8 1:4 Bina Marga
Peningkatan Kualitas Baik
Jembatan
1 03 15 Pembangunan Jalan dan Panjang Jalan yang 121.53 Km 170Km Bina Marga
Jembatan menghubungkan pusat-
pusat kegiatan dalam
wilayah Kabupaten
Rasio Jumlah Jembatan 0.071 (1:14) 1:7 Bina Marga
di ruas Jalan Kabupaten
terhadap total kebutuhan
Persentase Jalan Kabupaten 42% 65% Bina Marga
dalam Kondisi Baik
1 03 15 Peningkatan Kualitas Panjang Jalan Kabupaten 231,5Km 320Km Bina Marga
Jalan yang ditingkatkan
kualitasnya
Persentase Jalan Kabupaten 21% Bina Marga
dengan Turap/Talud/
Bronjong dan Gorong-
Gorong di wilayah rawan
1 03 18 Rehabilitasi dan Panjang Jalan Kabupaten 195Km 250Km Bina Marga
Pemeliharaan Jalan yang direhabilitasi
1 03 22 Peningkatan Sistem Data Base Jalan Belum Ada Ada dan Bina Marga
Informasi dan Data Base Kabupaten dan Jembatan Updated

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


Jalan dan Jembatan

| 215
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Bidang Urusan Wajib Perhubungan


1 07 17 Pembangunan dan Jumlah Terminal 3 Unit 9 Unit Perhubungan
Peningkatan Kualitas Penumpang Kondisi Baik
Pelayanan Lalu Lintas
dan Angkutan
1 07 17 Pengembangan dan Jumlah Bus dan angkutan 253 Perhubungan
Penataan armada angkut Penumpang
penumpang dan trayek
Jumlah Ijin Trayek NA 21 Perhubungan

216 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1 07 17 Pengembangan dan Jumlah Kendaraan NA Perhubungan
Penataan armada angkut Pengangkut Barang
barang dan trayek
1 03 30 Peningkatan dan Panjang Jalan Lingkungan 379,75Km 440Km Bina Marga
Pengembangan Jalan
Panjang Jalan 215 Km 300Km Bina Marga
Lingkungan
penghubung Kecamatan
dan Pusat Kabupaten
1 07 19 Peningkatan dan Rata-Rata waktu tempuh 88,5menit 70menit Bina Marga
Pengembangan
Persentase Sempadan 18 % Perhubungan
Jalan Kabupaten dan
Jalan Kabupaten Tertata
Lingkungan
(Lengkap dengan
Penerangan, Rambu,
Marka dll)
1 07 17 Pengembangan ijin Jumlah trayek angkutan NA Perhubungan
trayek angkutan umum umum ke seluruh wilayah
kabupaten
1 03 30 Pengembangan dan Panjang Jalan Lingkungan 211,5Km Perhubungan
Peningkatan Jalan Kondisi Baik
Lingkungan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 07 16 Pembangunan dan Jumlah dermaga ketinting 3 Unit Perhubungan


Peningkatan Pelabuhan (Perahu kecil) yang layak
Rakyat (Perahu untuk Rakyat di daerah
Ketinting) Sungai, Danau dan Pesisir
1 07 16 Pembangunan dan Jumlah Penumpang 9,774 orang Perhubungan
Peningkatan Sarana dan yang lewat Pelabuhan
Pra-Sarana pendukung Penyeberangan dan
Dermaga Rakyat Dermaga Rakyat
Jumlah Pelabuhan 2Unit 6Unit Perhubungan
Penyeberangan
1 07 15 Pengembangan sarana dan Jumlah perahu motor/  NA Perhubungan
prasarana transportasi ketinting
sungai dan laut
Bidang Urusan Pilihan Energi
2 03 17 Pembangunan dan Jumlah RT yang dialiri/ 35% Energi
Pengembangan Pusat menggunakan Listrik PLN
pengelolaan Listrik
Jumlah Daya Listrik (PLN) NA Energi
(PLN)
yang digunakan/Bulan
2 03 17 Pembangunan dan Persentase RT yang 9.8% Energi
Pengembangan Pusat- dialiri/menggunakan
Pusat Tenaga Listrik Listrik dari tenaga
(PLT Alternatif) alternatif
2 03 17 Peningkatan dan Persentase RT yang sudah 39.78% Energi
Fasilitasi Pengembangan dialiri Listrik Non PLN
Sarana dan Pra-sarana
Jumlah Daya Listrik (NON NA Energi
Kelistrikan
PLN) yang digunakan/

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


Bulan

| 217
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

2 03 17 Peningkatan dan Jumlah Jaringan 81 Jaringan Energi


Fasilitasi Pengembangan Kelistrikan Alternatif di
Sarana dan Pra-sarana Wilayah-Wilayah yang
Kelistrikan belum terjangkau Listrik
PLN
Bidang Urusan Pilihan Komunikasi dan Informasi
1 25 15 Pengembangan Jaringan Jumlah Jaringan 3 Jaringan Pengembangan Kominfo
Komunikasi Komunikasi (68 yang jumlah Tower

218 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


berijin) Bersama (90)

Persentase Jaringan 72% 90% Kominfo


Komunikasi dan
Informasi Selular
Persentase Penduduk 64% 80% Kominfo
Pengguna Telepon
Genggam
1 25 15 Pengembangan Cakupan Desa yang bisa 63,1% 75% Kominfo
Komunikasi, Informasi mengakses Informasi
dan Media massa
1 25 15 Pengembangan Jaringan Persentase Instansi 85% 92% Kominfo
Internet Pemerintah dan Pusat
Kegiatan Rakyat yang bisa
mengakses internet
Persentase Desa yang 37,5% 40% Kominfo
bisa mengakses Internet
Bidang Urusan Wajib Pekerjaan Umum
1 03 24 Program Peningkatan Persentase Desa yang 34.8%  45% Cipta Karya
Kualitas Air Bersih menikmati Air Bersih
PDAM
Persentase Penduduk 60.75% 75% Cipta Karya
Berakses Air Minum
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 03 25 Program Pengembangan Persentase Desa yang  36.17% 45% Cipta Karya


Jaringan Air Bersih terinstalasi Jaringan Air (51 Desa)
Bersih
Persentase Rumah 39.29% 45% Cipta Karya
Tangga pengguna
Layanan Air Bersih
terhadap total populasi
1 03 27 Pembaruan Data Base Data Base Air Minum  Ada (Belum Ada dan Cipta Karya
Air Minum Update) Updated
Cakupan Desa yang NA Cipta Karya
Menikmati Air Bersih
PDAM
1 04 16 Pengembangan Cakupan Ketersediaan 60,075 Unit 70.000 Unit Cipta Karya
Lingkungan Pemukiman Rumah Layak Huni
Sehat
Bidang Urusan Wajib Penataan Ruang dan Urusan Pilihan Lingkungan Hidup
1 04 16 Program Lingkungan Luas Permukiman Kumuh 143,241 Ha 100Ha BLH
Sehat Perumahan di Perkotaan
Cakupan Lingkungan 166 180 BLH
Yang Sehat dan Aman Kompleks
yang Didukung Prasarana,
Sarana dan Utilitas Umum
(PSU)
1 03 27 Program Peningkatan Persentase Sistem Air NA 50% BLH
Mutu dan Kualitas Limbah Setempat yang
Lingkungan memadai

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


Persentase Fasilitas 51% 60% BLH
Pengurangan Sampah di

| 219
Perkotaan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 08 16 Program Pengendalian Persentase Sistem  NA 62% BLH


Pencemaran dan Penanganan Sampah di
Perusakan Lingkungan Perkotaan
Hidup
Persentase Tersedianya 46,72% 55% BLH
Sistem Penanganan
Sampah di Perkotaan
(Kawasan/kota) Persentase Sistem Air  NA BLH
Limbah skala komunitas

220 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1 08 15 Pengembang-an Persentase Fasilitas BLH
Kinerja Pengolahan Pengurangan Sampah di
Persampahan Perkotaan
1 04 17 Program Pemberdayaan Volume sampah yang NA Cipta Karya -
Fasilitas Perumahan ditangani per hari BLH
Persentasi Volume 58% BLH
Sampah yang Ditangani
1 04 16 Program Lingkungan Cakupan Ketersediaan 60,075 Unit Cipta Karya -
Sehat Perumahan Rumah Layak Huni BLH
Luasan Permukiman 143,241 Ha Cipta Karya -
Kumuh di Perkotaan BLH
Cakupan Lingkungan 166 BLH
Yang Sehat dan Aman Kompleks
yang Didukung Prasarana,
Sarana dan Utilitas Umum
(PSU)
Bidang Urusan Wajib Penataan Ruang
1 03 27 Program Peningkatan Persentase Sistem Air NA BLH
Mutu dan Kualitas Limbah Setempat yang
Lingkungan memadai
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 08 24 Program Pengelolaan Jumlah Penghijauan 19 Kegiatan BLH


Ruang Terbuka Hijau Wilayah Rawan Longsor di 4700Ha
dan Sumber Air
Rata-rata Sempadan 33,982.20m Cipta Karya
Sungai Yang Tertata
Persentase Kasus 89% 100% BLH
Lingkungan yang
Diselesaikan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 221
Tabel 8.2. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang Pendidikan dan Kesehatan

Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi


Kondisi
Pemerintahan Kinerja pada
Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program akhir RPJMD
Awal Penanggungjawab
prioritas
RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
pembangunan

Urusan Wajib Pendidikan

Wajib Belajar 9 Ruang Kelas SD Kondisi baik 75.59                     88  Dinas Pendidikan


tahun  
1 01 16 Ruang Kelas SMP Kondisi baik 85.06                     92
 
Cakupan Ruang UKS SD 37.61                     60
Cakupan Ruang UKS SMP 46.05                     80

222 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Cakupan Laboratorium SD 0                     30
Cakupan Laboratorium SMP 39.47                     70
1 01 19 Pengembangan cakupan sekolah luar biasa NA                    
pendidikan Luar
Biasa
1 01 21 Pengembangan Cakupan perpustakaan SD  
      Budaya Baca  
Cakupan perpustakaan SMP
dan pembinaan
perpustakaan  
cakupan kunjungan 46.05                     80
perpustakaan daerah  

cakupan perpustakaan Desa 37.61                     60


1 01 15 Pengembangan APK PAUD 48.45                     70  
PAUD
Persentase Guru PAUD Formal NA                     50%
Bersertifikat
1 01 18 Pengembangan Angka Melek Huruf 97.13                     98
pendidikan non
formal untuk
warga usia
diatas 15 tahun
yang masih buta
huruf
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi
Pemerintahan Kinerja pada
Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program akhir RPJMD
Awal Penanggungjawab
prioritas
RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
pembangunan

1 01 22 Pengembangan Persentase unit pendidikan NA                    


mutu kurikulum yang mengimplementasikan
pembelajaran model unggulan mutu
sekolah pendidikan
Nilai UAN SD NA                    
Nilai UAN SMP                      
Nilai UAN SMA
1 01 20 Peningkatan Persentase Guru SD 56.92                     80
Mutu Pendidik Bersertifikat
dan tenaga
Persentase Guru SMP 40.77                     80
Kependidikan
Bersertifikat
Presentase Guru SMA/MA
Bersertifikat
1 01 22 Pengembangan Persentase komite sekolah NA                     25
manajemen aktif                    
Pelayanan
pendidikan Presentasi Evaluasi Strandar 0
Pelayanan Minimum (SPM)
Urusan Wajib Kesehatan
02 33 Pemerataan Rasio Dokter (per 100.000 23.19                     40  Dinas Kesehatan,
1 tenakes penduduk) RSUD, BKD
berdasarkan
kebutuhan tiap
unit layanan
1 02 15  Obat dan cakupan ketersediaan obat NA                     30

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


Perbekalan esensial generic di faskes
kesehatan

| 223
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi
Pemerintahan Kinerja pada
Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program akhir RPJMD
Awal Penanggungjawab
prioritas
RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
pembangunan

25 Peningkatan Persentase Puskesmas  11.8                     75


1 02 dan perbaikan memiliki Alat Kesehatan
sarana sesuai standart
prasarana
kesehatan
puskesmas,
pustu dan
Pusban

224 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


    Persentase Puskesmas rawat 52.94                     100
inap
1 02 26 Pengadaan dan Presentase kecukupan                       100
peningkatan jaringan utilitas kawasan
sarana rumah sakit
prasarana
Rumah sakit
1 02 24 Peningkatan Presentase peserta jaminan 88.03                     97
jaminan pemeliharaan kesehatan di
kesehatan unit layanan
masyarakat
miskin
1 02 21 Pengembangan Rumah Tangga ber-PHBS 51.11                     80
Lingkungan
sehat
1 02 29 Peningkatan Balita berat badan di bawah 1.23                     0.5
pelayanan garis Merah (BGM)
kesehatan anak
balita
Pelayanan kesehatan balita 74.23 100
  Rasio Posyandu persatuan 1.26                     2
Balita (1000 balita)
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi
Pemerintahan Kinerja pada
Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program akhir RPJMD
Awal Penanggungjawab
prioritas
RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
pembangunan

1 02 19 Promosi Promosi 5029                     8000


kesehatan dan kesehatan(penyuluhan,
pemberdayaan kunjungan rumah dan
Masyarakat penyebaran informasi)
1 02 32 Peningkatan Persalinan ditolong tenaga 102.69                     100
      keselamatan ibu kesehatan
melahirkan dan
      Pelayanan Ibu Nifas 102.77                     100
anak
Cakupan komplikasi 75                     90
kebidanan yang ditangani
1 02 20 Perbaikan Gizi Presentase bayi balita 70.9 95
Masyarakat mendapat kapsul Vit A
Presentase ibu hamil 94.1                     100
mendapat fe 90
Cakupan Desa/kelurahan 73.6 80
Universal Child Immunization
(UCI)
1 02 22 Pencegahan dan Cakupan Penanganan 42                     70
penanggulangan Penderita Penyakit TBC
penyakit
menular dan
tidak menular
        Angka Prevalensi Kusta(per 1.61                     1
10.000 penduduk)
        Angka Penemuan Penderita 48.25                     30
Penyakit DBD (per 100.000
penduduk)

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


        Prevalensi hipertensi NA                     80

| 225
1 02 30 Peningkatan Cakupan Pelayanan kesehatan 19.94                     50
pelayana usia lanjut
kesehatan lansia
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi
Pemerintahan Kinerja pada
Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program akhir RPJMD
Awal Penanggungjawab
prioritas
RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
pembangunan

1 12 15 Keluarga Rata-rata jumlah anak per NA BPPKB, Dinas


Berencana keluarga Kesehatan

1 12 20 Pengembangan Cakupan PIK KRR yang


Pusat Pelayanan terbentuk
Informasi dan
Konseling KRR
1 12 21 Peningkatan Frekuensi penyuluhan

226 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Penanggulangan narkoba dan PMS di sekolah
narkoba, PMS
termasuk HIV/
AIDS
1 12 23 Penyiapan Rasio tenaga pendamping
tenaga kelompok kelompok dan bina keluarga
bina keluarga
1 12 24 Pengembangan Presentase Posyandu Padu
model
operasional BKB
Posyandu
1 12 16 Kesehatan Cakupan Kesehatan NA
Reproduksi Reproduksi Remaja
Remaja
1 12 17 Pelayanan Cakupan peserta KB aktif NA
Kontrasepsi
1 12 18 Pembinaan Persentase kelompok KB NA
peran serta
masyarakat
dalam pelayanan
KB/KR yang
mandiri
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi
Pemerintahan Kinerja pada
Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program akhir RPJMD
Awal Penanggungjawab
prioritas
RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
pembangunan

1 02 28 Kemitraan Persentase tenaga kesehatan 87.5 93 Dinas Kesehatan,


peningkatan yang memenuhi standart RSUD
pelayanan kompetensi
kesehatan
(Peningkatan
kompetensi
tenaga medis,
paramedis dan
administrasi
kesehatan)
1 02 23 Standarisasi Tipe Rumah Sakit  C                     B
Pelayanan
Kesehatan
        Akreditasi Rumah Sakit  NA                     B
      Akreditasi Puskesmas NA                     30%

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 227
Tabel 8.3. Memperkuat Fondasi Perekonomian yang Berbasis Potensi Lokal dan Berkelanjutan

Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi


Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Urusan Pilihan Pertanian


Pertanian
2 01 20 Pemberdayaan Cakupan Na - - - - - - Dinas Pertanian dan
penyuluh pendampingan dan Perkebunan
pertanian penyuluhan

228 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


lapangan
2 01 18 Peningkatan Tingkat penggunaan Na 20% 40% 60% 80% 100% 100%
penerapan teknologi terapan
teknologi pertanian
pertanian

2 01 19 Peningkatan Tingkat produktivitas Na 20% 40% 60% 80% 100%


produksi sawah
pertanian
2 01 16 Peningkatan Persentase produk Na 20% 40% 60% 80% 100% Badan Ketahanan
ketahanan pangan pertanian yang Pangan dan Penyuluhan
pertanian memiliki standarisasi Pertanian
mutu
2 01 18 Peningkatan Bantuan sarana dan Na 20% 40% 60% 80% 100% Dinas Pertanian dan
penerapan prasarana produksi Perkebunan
teknologi yang diberikan
pertanian kepada sentra industri
pertanian yang
berkondisi baik
2 01 17 Peningkatan Kontribusi produksi Na 20% 40% 60% 80% 100%
pemasaran kelompok petani
hasil produksi terhadap PDRB sektor
pertanian pertanian
2 01 15 Peningkatan Nilai tukar tani Na - - - - -
kesejahteraan
petani
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

2 01 19 Peningkatan Luas jaringan irigasi Na - - - - - Dinas Pertanian dan


produksi Perkebunan
pertanian
Dinas Bina Marga,
Pengairan dan Tata
Ruang
2 01 16 Peningkatan Ketersediaan pangan 73% - - - - - Badan Ketahanan
ketahanan pangan utama pertanian Pangan dan Penyuluhan
pertanian Pertanian

Perkebunan
2 01 18 Peningkatan Tingkat penggunaan Na 20% 40% 60% 80% 100% Dinas Pertanian dan
penerapan teknologi terapan Perkebunan
teknologi perkebunan
perkebunan

2 01 20 Pemberdayaan Cakupan Na - - - - -
penyuluh pendampingan dan
perkebunan penyuluhan
lapangan
2 01 25 Pengembangan Luas lahan kritis yang Na 20% 40% 60% 80% 100%
wana tani di lahan direhabilitasi menjadi
kritis wana tani
2 01 19 Pembinaan Luas kebun sawit Na - - - - -
perkebunan yang mendapatkan
ramah lingkungan sertifikasi ISPO dan/
atau RSPO

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


2 01 19 Peningkatan Tingkat produksi Na 20% 40% 60% 80% 100%

| 229
produksi perkebunan
perkebunan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

2 01 16 Peningkatan Persentase produk Na 20% 40% 60% 80% 100%


ketahanan pangan perkebunan yang
pertanian/ memiliki standarisasi
perkebunan mutu
2 01 18 Peningkatan Bantuan sarana dan Na 20% 40% 60% 80% 100%
penerapan prasarana produksi
teknologi yang diberikan
perkebunan kepada sentra industri

230 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


perkebunan yang
berkondisi baik
2 01 17 Peningkatan Kontribusi Produksi Na 20% 40% 60% 80% 100%
pemasaran kelompok
hasil produksi petani perkebunan
perkebunan terhadap PDRB sektor
perkebunan
2 01 19 Peningkatan Tingkat produksi Na 20% 40% 60% 80% 100%
produksi perkebunan
perkebunan
2 01 16 Peningkatan Ketersediaan pangan Na - - - - - Badan Ketahanan
ketahanan pangan utama perkebunan Pangan dan Penyuluhan
perkebunan Pertanian
Peternakan
2 01 24 Peningkatan Tingkat penggunaan Na 20% 40% 60% 80% 100% Dinas Peternakan dan
penerapan teknologi terapan Kesehatan Hewan
teknologi perkebunan
peternakan
2 01 21 Pencegahan dan Rasio populasi ternak Na - - - - -
penanggulangan yang sehat terhadap
penyakit ternak jumlah ternak
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

2 01 22 Peningkatan Tingkat produksi hasil Na 20% 40% 60% 80% 100%


produksi hasil ternak
peternakan
2 01 24 Peningkatan Bantuan sarana dan Na 20% 40% 60% 80% 100%
penerapan prasarana produksi
teknologi yang diberikan
peternakan kepada sentra industri
peternakan yang
berkondisi baik
2 01 23 Peningkatan Kontribusi produksi Na - - - - -
pemasaran kelompok
hasil produksi peternak terhadap
peternakan PDRB sektor
peternakan
2 01 22 Peningkatan Tingkat pemasaran Na - - - - -
produksi hasil hasil produksi
peternakan peternakan
Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
Perikanan
2 01 15 Pemberdayaan 1) Frekuensi Na - - - - - - Dinas Kelautan dan
ekonomi pengenalan dan Perikanan
masyarakat pesisir pemberian bantuan
2) Frekuensi Na - - - - - -
pendampingan dan
penggunaan teknologi
tepat guna

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 231
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

2 05 24 Pengembangan Luas kawasan Na - - - - - -


kawasan budidaya budidaya perikanan
laut, air payau dan
air tawar
2 05 20 Pengembangan Tingkat produksi Na 20% 40% 60% 80% 100%
budidaya budidaya perikanan
perikanan

232 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


2 05 21 Pengembangan Persentase sentra Na 20% 40% 60% 80% 100%
perikanan tangkap produksi perikanan
aktif
2 05 23 Optimalisasi Persentase produk Na 20% 40% 60% 80% 100%
pengelolaan perikanan yang
dan pemasaran memiliki standarisasi
produksi mutu
perikanan
2 05 20 Pengembangan Kontribusi Na 20% 40% 60% 80% 100%
budidaya produksi kelompok
perikanan pembudidaya ikan
terhadap PDRB sektor
perikanan
2 05 20 Pengembangan Jumlah bantuan bibit Na - - - - -
budidaya yang unggul per
perikanan kelompok
2 05 25 Peningkatan Tingkat produksi hasil Na - - - - -
produksi hasil olahan perikanan
perikanan
Urusan Pilihan Pariwisata
2 04 17 Pengembangan Jumlah lembaga Na - - - - - - Dinas Kebudayaan,
kemitraan mitra aktif yang Pariwisata, Pemuda dan
berkerjasama Olahraga

2 04 16 Pengembangan Jumlah obyek wisata Na 7 9 11 13 15 15


destinasi potensial Unit
pariwisata
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

2 04 16 Pengembangan Persentase panjang Na 20% 40% 60% 80% 100% 100% Dinas Bina Marga,
destinasi jalan menuju Pengairan dan Tata
pariwisata obyek wisata yang Ruang
berkondisi baik

2 08 17 Pengembangan Luas bentang lahan Na - - - - - - Dinas Kebudayaan,


ekowisata dan dikelola sebagai Pariwisata, Pemuda dan
jasa lingkungan di daerah ekowisata Olahraga
kawasan-kawasan Badan Lingkungan Hidup
konservasi laut
dan hutan
2 04 15 Pengembangan Jumlah media Na 7 7 7 7 7 7 Unit Dinas Kebudayaan,
pemasaran pemasaran pariwisata Pariwisata, Pemuda dan
pariwisata Pemerintah Daerah Olahraga
Urusan Wajib Koperasi dan UKM
1 15 18 Peningkatan Presentase koperasi 78,7% 80% 85% 90% 95% 100% 100% Dinas Perdagangan
kualitas yang aktif Koperasi dan UKM
kelembagaan
koperasi
Dinas Perindustrian dan
1 15 16 Pengembangan Kenaikan omzet Na 20% 40% 60% 80% 100% 100% Energi
kewirausahaan UMKM
dan keunggulan
kompetitif UKM
1 15 15 Penciptaan Persentase Na 20% 40% 60% 80% 100% 100%
iklim usaha kecil pertambahan jumlah
menengah yang UMKM
kondusif

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


1 15 17 Pengembangan Tingkat pemasaran Na
sistem pendukung produk UMKM

| 233
usaha bagi UMKM
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Urusan Pilihan Perdagangan


2 06 18 Peningkatan Persentase Dinas Perdagangan
efisiensi peningkatan jumlah Koperasi dan UKM
perdagangan pasar tradisional
dalam negeri
2 06 19 Pembinaan Persentase pedagang Na
pedagang kaki yang menempati

234 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


lima dan asongan lokasi sesuai ijin
2 06 20 Pengembangan Jumlah pasar desa Na Dinas Perdagangan
pasar kecamatan bertipe bangunan Koperasi dan UKM
dan desa permanen
Jumlah pasar desa Na BPMPPT
bertipe bangunan
semi permanen
Jumlah pasar desa Na
bertipe bangunan
sederhana
Urusan Pilihan Perindustrian Dinas Perindustrian dan
Energi
2 07 16 Pengembangan Jumlah tenaga kerja Na - - - - - -
Industri Kecil dan yang berkerja di
Menengah sektor IKM
2 07 19 Pengembangan Kontribusi industri Na - - - - - -
sentra-sentra kecil menengah
industri potensial terhadap PDRB
Urusan Wajib Non-Pelayanan Dasar
Tenaga Kerja
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 14 16 Peningkatan Tingkat kesempatan 6,69% Dinas Tenaga Kerja dan


kesempatan kerja kerja Transmigrasi
1 14 15 Peningkatan Persentase Na - - - - - -
kualitas dan tenaga kerja
produktivitas
tenaga kerja yang
mendapatkan
pelatihan
berbasis kompetensi
1 14 17 Perlindungan Persentase penurunan Na - - - - - -
pengembangan kecelakaan kerja
lembaga
ketenagakerjaan
Penanaman Modal BPMPPT
1 16 17 Penyiapan potensi Pertambahan Na
sumberdaya, kontibusi dana
sarana dan penguatan
prasarana daerah permodalan

1 16 15 Peningkatan Persentase Na 20% 40% 60% 80% 100%


promosi dan peningkatan investasi
kerjasama PMA
investasi
Persentase Na 20% 40% 60% 80% 100%
peningkatan investasi
PMDN

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


1 16 16 Peningkatan iklim Persentase Na 20% 40% 60% 80% 100%
investasi dan pertumbuhan kinerja

| 235
realisasi investasi investasi
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Lingkungan Hidup
1 08 16 Pengendalian Laju deforestasi Na - - - - - Badan Lingkungan Hidup
pencemaran
dan perusakan
lingkungan hidup Dinas Pertambangan

1 08 17 Perlindungan Kawasan hutan Na - - - - -


dan konservasi lindung dibanding Dinas Perhubungan,

236 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Sumber Daya dengan kawasan hutan
Alam secara keseluruhan Dinas Bina Marga,
1 08 16 Pengendalian Persentase Na - - - - - Pengairan dan Tata
pencemaran peningkatan luas Ruang,
dan perusakan area DAS yang
lingkungan hidup terkonservasi Dinas Cipta Karya,
1 08 18 Rehabilitasi Persentase luas Na - - - - -
dan Pemulihan kawasan penanaman Kecamatan
Cadangan Sumber mangrove yang
daya Alam terkonservasi
1 08 18 Rehabilitasi Persentase luas HCV Na - - - - -
dan Pemulihan di kawasan hutan
Cadangan Sumber
daya Alam
1 08 25 Rehabilitasi Persentase area yang Na - - - - -
dan reklamasi direhabilitasi dari
lahan pasca lahan terganggu
tambang secara
berkelanjutan
Tabel 8.4. Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan

Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi


Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

06 Peningkatan Dokumen LKPD Tersedia Bappeda, BPKAD,


pengembangan Bagian Ortala Setda,
sistem pelaporan seluruh SKPD
capaian kinerja dan Opini LKPD WTP
URUSAN WAJIB keuangan

1 05 Penataan Ruang
1 05 15 Pemanfaatan ruang Pelaksanaan survey dan Dinas Bina Marga,
pemetaan Pengairan, dan Tata
Ruang & Bappeda
Norma, standar dan
kriteria pemanfaatan
ruang
1 05 16 Pengendalian Persentase ketaatan N/A
pemanfaatan ruang terhadap RTRW
1 06 Perencanaan Pembangunan
1 06 21 Perencanaan Dokumen Laporan Tersedia Bappeda, seluruh SKPD
pembangunan daerah kinerja (Lkj)

Nilai laporan kinerja CC


pemerintah daerah
Dokumen LPPD Tersedia                       Bagian Pemerintahan
Setda 
Peringkat LPPD 129                      
 

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 237
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Dokumen LKPJ Tersedia                       Bappeda


Dokumen LKPJ AMJ Tersedia
Dokumen RPJMD Tersedia
Dokumen RKPD Tersedia
Ketepatan waktu dalam N/A                       Seluruh SKPD
pengumpulan data

238 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


Penjabaran pagu N/A                       Bappeda
indikatif RPJMD setiap
tahun ke dalam APBD
Penjabaran kerangka N/A                       Seluruh SKPD
pendanaan Renstra
SKPD ke dalam APBD
Dokumen Renstra SKPD Tersedia
Dokumen Renja SKPD Tersedia
Persentase aspirasi N/A
masyarakat yang masuk
dalam Renstra SKPD
dan Renja SKPD
Persentase N/A Bappeda
pembangunan yang
sesuai perencanaan
1 06 20 Peningkatan kapasitas Persentase aparatur BKD, Bagian Ortala
kelembagaan perencana setiap SKPD Setda
perencanaan yang telah mengikuti
pembangunan daerah Bimtek
Pelaksanaan asistensi Bappeda
perencanaan
pembangunan daerah
1 06 15 Pengembangan data/ Persentase SKPD yang 0%                       Seluruh SKPD
informasi menyusun SIPD secara
lengkap
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 06 17 Penataan wilayah Batas antar kabupaten Bagian Pemerintahan


perbatasan Setda, Kecamatan
Batas antar kecamatan
Batas antar desa
1 06 18 Perencanaan Dokumen masterplan                         Bappeda
pengembangan perencanaan wilayah
wilayah strategis dan strategis 
cepat tumbuh 
1 06 19 Perencanaan Dokumen perencanaan Bappeda & Dinas Bina
pengembangan kota- pengembangan kota Marga, Pengairan dan
kota menengah dan menengah dan besar Tata Ruang
besar
1 06 22 Perencanaan Dokumen masterplan Bappeda
pembangunan penanggulangan
ekonomi kemiskinan
1 06 23 Perencanaan sosial Masterplan sosial
budaya budaya
1 06 24 Perencanaan Masterplan prasarana
prasarana wilayah wilayah dan sumber
dan sumber daya daya alam
alam
1 10 Kependudukan dan Catatan Sipil
1 10 15 Penataan administrasi Rasio penduduk Dinas Kependudukan
kependudukan ber KTP per satuan dan Catatan Sipil
penduduk

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


Kepemilikan akta
kelahiran per 1000
penduduk

| 239
Rasio bayi ber akta
kelahiran
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Ketersediaan database
kependudukan skala
provinsi
Penerapan KTP nasional
berbasis NIK
1 16 Penanaman Modal Daerah

240 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1 16 16 Peningkatan iklim Jumlah perijinan BPMPPT, Kecamatan,
investasi dan realisasi Kelurahan
investasi
1 19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
1 19 16 Pemeliharaan Rasio Jumlah Polisi Satuan Polisi Pamong
kantrantibmas dan Pamong Praja Per Praja, Kantor
pencegahan tindak 10.000 Penduduk Kesbangpol
kriminal
Jumlah Linmas
Per Jumlah 10.000
Penduduk
Tingkat Penyelesaian
Pelanggaran
K3 (Ketertiban,
Ketentraman,
Keindahan)
Jumlah konflik berbau
SARA
Jumlah aksi unjuk rasa
anarkis
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 19 21 Pendidikan politik Jumlah kegiatan Kantor Kesbangpol


masyarakat pembinaan terhadap
LSM, Ormas, dan OKP
Jumlah pembinaan
politik daerah
Persentase partisipasi
pemilih dalam pilkada
Persentase partisipasi
pemilih dalam pileg
Persentase partisipasi
pemilih dalam pilpres
1 19 22 Pencegahan dini dan Jumlah Mobil Pemadam BPBD
penanggulangan Kebakaran
korban bencana
Tingkat Waktu Tanggap
(Response Time
Rate) Daerah Layanan
Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK)
1 20 Pemerintahan Umum
1 20 15 Peningkatan kapasitas Jumlah kegiatan public Sekretariat DPRD
lembaga perwakilan hearing dan reses
rakyat daerah
Jumlah perda yang
disahkan setiap tahun
Persentase alokasi Sekretariat DPRD,
APBD berdasarkan Badan Perencanaan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


aspirasi masyarakat Pembangunan Daerah

| 241
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 20 16 Peningkatan Jumlah kegiatan temu Sekretariat Daerah


pelayanan kedinasan langsung/dialog
kepala daerah/wakil
Persentase aspirasi
kepala daerah
masyarakat dari
berbagai forum yang
ditindak lanjuti
1 20 17 Peningkatan dan Persentase SKPD BPKAD, Bagian Ekonomi

242 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


pengembangan pengguna dan Setda, seluruh SKPD 
pengelolaan terintegrasi dengan
keuangan daerah aplikasi SIMDA
Perda APBD Tersedia Bappeda, BPKAD,
Dispenda
Perda penjabaran APBD Tersedia
Perda perubahan APBD Tersedia
Perda Tersedia
pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
Nominal pajak bumi dan Kelurahan, Kecamatan
bangunan yang berhasil
dipungut
1 20 18 Pembinaan dan Persentase keterpaduan Bappeda dan BPKAD
fasilitasi pengelolaan penganggaran RPJMD
keuangan kabupaten/ dengan penganggaran
kota Renstra SKPD
Persentase keterpaduan
penganggaran RPJMD
dan Renstra SKPD
dengan penganggaran
RKPD
Persentase keterpaduan
penganggaran RPJMD
dan Renstra SKPD
dengan Renja SKPD
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 20 19 Pembinaan dan Persentase desa yang BPMPD, Kecamatan


fasilitasi pengelolaan telah menyusun APBDes
keuangan desa
1 20 20 Peningkatan sistem Persentase penanganan Inspektorat Kabupaten
pengawasan internal kasus pengaduan/
dan pengendalian temuan pengawasan di
pelaksanaan lingkungan pemerintah
kebijakan KDH daerah
Persentase SKPD yang
mempunyai laporan
kinerja lengkap
1 20 23 Optimalisasi Data realisasi Dispenda
pemanfaatan pendapatan daerah
teknologi informasi
Website milik Diskominfo
pemerintah daerah
yang memuat informasi
pembangunan daerah
Lama proses perijinan BPMPPT, Kecamatan
1 20 24 Mengintensifkan Jumlah unit layanan Seluruh SKPD
penanganan pengaduan
pengaduan
Rasio aduan masyarakat
masyarakat
yang ditindaklanjuti
dengan keseluruhan
aduan yang masuk ke
dalam unit layanan
pengaduan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


1 20 25 Peningkatan Forum kerjasama antar Bagian Ekonomi Setda
kerjasama antar daerah

| 243
pemerintah daerah
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 20 28 Pengadaan barang Persentase ketepatan Badan pengendalian


dan jasa secara waktu pelaksanaan program dan ULP
elektronik lelang per paket
Persentase kesesuaian
antara spek dengan
kualitas pekerjaan
1 20 29 Pencegahan dan Jumlah kasus korupsi Seluruh SKPD

244 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


pemberantasan yang telah diputus
korupsi secara hukum
1 20 30 Pengembangan Jumlah inovasi daerah Seluruh SKPD
inovasi daerah
1 20 31 Pengembangan Persentase SKPD yang Seluruh kantor
standarisasi menjalankan SPM kecamatan, SKPD, dan
pelayanan publik secara lengkap RSUD
Persentase SKPD yang
telah merumuskan dan
melaksanakan standar
pelayanan sebagai
pengembangan SPM
1 21 Kepegawaian
1 21 16 Peningkatan Persentase PNS yang BKD
kapasitas sumber telah mengikuti diklat
daya aparatur struktural
Persentase PNS yang
telah mengikuti diklat
fungsional
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 21 17 Pembinaan dan Pelaksanaan seleksi BKD


pengembangan penerimaan CPNS
aparatur
Jumlah jabatan yang
terisi berdasarkan
analisis jabatan dan
pendidikan
Jumlah bantuan tugas
belajar dan ikatan dinas
Persentase PNS yang
diberikan insentif
Persentase PNS yang
diberikan disinsentif
Persentase PNS yang
bergelar s1
Persentase PNS yang
bergelar s2
1 22 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
1 22 17 Peningkatan Persentase kesesuaian BPMPD
partisipasi RPJMDes dengan
masyarakat dalam kebijakan umum di
membangun desa dalam RPJMD
Persentase desa yang BPMPD dan Bappeda
telah melaksanakan
musrenbangdes
1 23 Statistik

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 245
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

1 23 15 Pengembangan data/ Persentase SKPD yang Seluruh SKPD


informasi/statistik mempunyai data trend
daerah kinerja dari tahun ke
tahun
Jumlah buku statistik Bappeda
daerah tentang capaian
sektoral

246 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1 24 Kearsipan
1 24 15 Perbaikan sistem SKPD yang menerapkan Kantor Arsip dan
adminsitrasi arsip secara baku Perpustakaan
kearsipan
Penyelamatan dan 2. Dokumen
pelestarian dokumen terselamtakan
Peningkatan kualitas
pelayan an informasi
Pemeliharaan rutin
sarana dan prasarana
kearsipan
1 24 18 Peningkatan kualitas Jumlah layanan
pelayanan informasi informasi arsip
1 25 Komunikasi dan Informatika
1 25 18 Kerjasama informasi Jumlah media cetak Diskominfo
dan media masa yang memuat informasi
pembangunan daerah
1 25 19 Pengembangan Sengketa informasi
kelembagaan publik
keterbukaan
informasi
PPID
Tabel 8.5. Memperkuat Kohesivitas Sosial, Budaya dan Adat Istiadat Lokal

Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi


Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

 
URUSAN WAJIB
1 13   Urusan: Sosial 
 1 13  15 Program Persentase komunitas adat                          
pemberdayaan terpencil (KAT) yang dibina
komunitas adat
terpencil (KAT)
 1 13  22 Program Presentase lembaga adat yang                          
penguatan/ berpartisipasi dalam proses
revitalisasi pembangunan daerah
lembaga adat
 1 17  15  Program                            
pengembangan
nilai budaya
 1 17  17  Program Frekuensi festival budaya di                            
      pengelolaan tingkat kabupaten
keragaman
      Frekuensi festival budaya di                            
budaya
      tingkat propinsi yang diikuti
 
      Frekuensi festival budaya di                            
 
tingkat nasional yang diikuti
 
Jumlah cagar budaya yang                            
 
dikelola
Jumlah pameran/expo budaya                            

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 247
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

 1 17  18  Program Jumlah kemitraan dengan                            


pengembangan LSM dan perusahaan swasta
kerjasama
pengelolaan
kekayaan budaya
 1 13  16 Program Persentase korban bencana                            
penanggulangan sosial yang menerima
korban bencana bantuan sosial

248 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


sosial
1 13 16 Program
rehabilitasi dan
rekonstruksi
korban bencana
sosial
 1 19  22  Program Persentase korban bencana                            
penanggulangan alam yang menerima bantuan
korban bencana sosial selama masa tanggap
alam darurat
1 19 22 Program
penanganan
tanggap darurat
bencana
1 19 22 Program
rehabilitasi dan
rekosntruksi
korban bencana
alam
1  13  15  Program Persentase KK miskin yang                            
pemberdayaan menerima bantuan sosial
fakir miskin
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

        Presentase KK miskin                            
yang menerima pelatihan
ketrampilan berusaha
 1 13  16  Program Persentase penyandang                            
pelayanan disabilitas yang telah
kesejahteraan menerima jaminan sosial
sosial bagi
penyandang
disabilitas
 1 11  17  Program Persentase lanjut usia                            
pelayanan lanjut terlantar yang telah menerima
usia jaminan sosial
 1 11  17  Program Persentase lanjut usia yang                            
pemberdayaan menjalankan usaha ekonomi
lanjut usia produktif
 1 13   19 Program Persentase panti jompo yang                            
pembinaan panti menerima pembinaan
jompo
 1 13  19  Program Persentase panti asuhan yang                            
pembinaan panti menerima pembinaan
asuhan
 1 13  16  Program Persentase anak terlantar                            
pelayanan dan dan anak balita terlantar
rehabilitasi yang telah menerima jaminan
kesejahteraan sosial
sosial

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


1 11    Urusan: Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

| 249
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

 1 11  15  Program Rasio perempuan terhadap                            


keserasian laki-laki pada lembaga
kebijakan legislatif
peningkatan
kualitas
perempuan
        Rasio PNS perempuan                            
terhadap PNS laki-laki

250 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


        Rasio pejabat struktural                            
perempuan terhadap pejabat
struktural laki-laki

1  11 17   Program Persentase perempuan dalam                            


Peningkatan pekerjaan upahan di sektor
kualitas formal non-pertanian
Hidup dan
Perlindungan
Perempuan
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

Persentase kasus kekerasan


perempuan yang ditangani

 1 11  18  Program Persentase lembaga                            


Peningkatan pengarusutamaan gender
peran serta yang mendapatkan
dan kesetaraan pembinaan
jender dalam
pembangunan

Persentase organisasi
perempuan yang
mendapatkan pembinaan

 1 11  15  Program Persentase kasus kekerasan                            


keserasian anak yang ditangani
kebijakan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


peningkatan
kualitas anak

| 251
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

 1 11  19  Program Persentase kampung layak                            


penguatan anak
kelembagaan
anak

        Persentase sekolah layak anak                            

252 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


        Persentase puskesmas layak                            
anak

      Urusan: Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat 

1 19   17 Program Jumlah forum adat atau                            


pengembangan agama dalam upaya
wawasan peningkatan wawasan
kebangsaan kebangsaan

 1  19  19 Program Jumlah satuan keamanan                            


pemberdayaan lingkungan di masyarakat
masyarakat (per RT)
untuk menjaga
ketertiban dan
keamanan

                                     
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

      Urusan:                              
Administrasi
Kependudukan
dan Catatan Sipil
1 10  15  Program Cakupan penduduk yang                            
penataan sudah terdaftar e-ktp
administrasi
kependudukan

      URUSAN                              
PILIHAN
      Urusan:                              
Transmigrasi
 2  08  15 Program Jumlah konflik sosial antara                            
pengembangan pendatang dan penduduk
wilayah lokal di wilayah transmigrasi
transmigrasi
      Urusan: Pemuda                              
dan Olah Raga
 1  18  21 Program                            
peningkatan
sarana dan
prasarana olah
raga
1 18  20  Program                            
pembinaan dan
pemasyarakatan

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


olah raga

| 253
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

 1  18  16 Program                            


peningkatan
peran serta
kepemudaan
 1  18  17 Program                            
peningkatan
upaya
penumbuhan

254 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


kewirausahaan
dan kecakapan
hidup pemuda
 1  12  21 Program upaya                            
pencegahan
penyalahgunaan
narkoba
Pembahasan mengenai indikasi program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan akan disempurnakan oleh adanya ulasan mengenai data dari
masing-masing indikator kinerja utama yang ada di bab selanjutnya. Selain
sebagai bukti mengenai berhasil atau tidaknya sebuah program, urgen atau
tidaknya serta apakah program tersebut adalah program prioritas dari sisi
teknokratis atau bukan, dengan menyelami indikator-indikator kinerja utama
bahasan mengenai indikasi program prioritas akan disempurnakan.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 255


BAB IX
PENETAPAN INDIKATOR
KINERJA DAERAH

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberi gambaran


tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan
wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari
akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah
setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun
sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat
dicapai. Indikator kinerja daerah didasarkan pada lampiran 1 Permendagri no.
54 tahun 2010.

Suatu indikator kinerja daerah dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis


pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program (outcome)
terhadap tingkat capaian indikator kinerja daerah berkenaan yang terdiri dari
3 (tiga) aspek yaitu:
a. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
b. Fokus: Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
c. Fokus: Kesejahteraan Masyarakat
d. Fokus: Seni Budaya dan Olahraga.
b. Aspek Pelayanan Umum
e. Fokus: Pelayanan Urusan Wajib
f. Fokus Pelayanan Urusan Pilihan
c. Aspek Daya Saing Daerah
g. Fokus Pada Kemampuan Ekonomi
h. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur

256 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


i. Fokus Iklim Berinvestasi
j. Fokus Sumberdaya Manusia

Penetapan indikator kinerja daerah selanjutnya disajikan dalam tabel sebagai


berikut

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 257


Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
  ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT            

258 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


  Fokus: Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi            

1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,            


Administrasi Keuangan Umum, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

1.1 Pertumbuhan PDRB 8.79          


1.2. Laju inflasi di Kabupaten Paser            

1.3. PDRB per kapita 28.41          


1.4. Pemerataan pendapatan (Indeks Gini) 0.2755          

1.5. Indeks ketimpangan Williamson (Indeks            


Ketimpangan Regional)
1.6. Persentase penduduk di atas garis kemiskinan 7.94          
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1.7. Angka kriminalitas yang tertangani 292          

  Fokus: Kesejahteraan Masyarakat            


1 Pendidikan            
1.1. Angka melek huruf 97.13          
1.2. Angka rata-rata lama sekolah 8.35          
1.3. Angka partisipasi kasar 98.13          
1.4. Angka pendidikan yang ditamatkan            

1.5. Angka Partisipasi Murni            


1.6. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 97.79          

1.7. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 66.02          

1.8. Angka Partisipasi Murni (APM)) SMA/SMK/MA/ 43.65          


Paket C
2 Kesehatan            
2.1. Angka kelangsungan hidup bayi            

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


2.2. Angka usia harapan hidup 73.99          

| 259
2.3. Persentase balita gizi buruk 5.6          
3 Pertanahan            
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
3.1 Persentase penduduk yang memiliki lahan            

4 Ketenagakerjaan            
4.1. Rasio penduduk yang bekerja 62.03          

260 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


  Fokus: Seni Budaya dan Olahraga.            

1 Kebudayaan            
1.1. Jumlah grup kesenian            
1.2. Jumlah gedung kesenian            
2 Pemuda dan Olahraga            
2.1. Jumlah klub olahraga            
2.2. Jumlah gedung olahraga            
  ASPEK PELAYANAN UMUM            

  Fokus: Pelayanan Urusan Wajib            

1 Pendidikan            
1.1. Pendidikan dasar:            
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1.1.1. Angka partisipasi sekolah 99.73          
1.1.2. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia 227          
sekolah
1.1.3. Rasio guru terhadap murid 14          
1.2. Pendidikan menengah            
1.2.1. Angka partisipasi sekolah 97.12          
1.2.2. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk 77          
usia sekolah
1.2.3. Rasio guru terhadap murid 12          
1.2.4. Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata 28          

1.2.5. Penduduk yang berusia >15 Tahun melek huruf 97.13          


(tidak buta aksara)

1.3. Fasilitas Pendidikan            


1.3.1 Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik 27.42          

1.3.2. Sekolah pendidikan SMP/MTs dan SMA/SMK/MA 36.6 (94.77)          


kondisi bangunan baik

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 261
1.4. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD):          
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1.4.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 73.34          

1.5. Angka Putus Sekolah:            


1.5.1 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI 0.14          

262 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


1.5.2. Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs 0.45          

1.5.3. Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA 1.43          

1.6. Angka Kelulusan:            


1.6.1 Angka Kelulusan (AL) SD/MI 93.2          
1.6.2 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs 90.17          
1.6.3. Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA 98.07          

1.6.4 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke SMP/MTs 97.09          

1.6.5 Angka Melanjutkan (AM) dari SMP/MTs ke SMA/ 96.08          


SMK/MA
1.6.6. Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 83.8          

2 Kesehatan            
2.1. Rasio posyandu per satuan balita 1.26          
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
2.2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan 0.47          
penduduk
2.3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0.0039          

2.4. Rasio dokter per satuan penduduk 23.9          


2.5. Rasio tenaga medis per satuan penduduk 3.78          

2.6. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 75          

2.7. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga 100          


kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

2.8. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child 73.6          


Immunization (UCI)

2.9. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100          

2.1 Cakupan penemuan dan penanganan penderita 42          


penyakit TBC BTA

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


2.11. Cakupan penemuan dan penanganan penderita 48.25          

| 263
penyakit DBD
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
2.12. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 25          
masyarakat miskin

2.13. Cakupan kunjungan bayi 106          

264 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


2.14. Cakupan puskesmas 170          
2.15. Cakupan pembantu puskesmas 73.75          
3 Pekerjaan Umum            
3.1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi 42          
baik
3.2. Rasio Jaringan Irigasi            
3.3. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk            

3.4. Persentase rumah tinggal bersanitasi 89.27          

3.5. Rasio tempat pemakaman umum per satuan            


penduduk
3.6. Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) per            
satuan penduduk

3.7. Rasio rumah layak huni 60075          


3.8. Rasio permukiman layak huni            
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
3.9. Panjang jalan dilalui Roda 4            

3.10. Jalan Penghubung dari ibukota kecamatan ke 215 KM          


kawasan pemukiman penduduk (minimal dilalui
roda 4)

3.11. Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik ( > 40            


KM/Jam )
3.12. Panjang jalan yang memiliki drainase/saluran            
pembuangan air ( minimal 1,5 m)

3.13. Sempadan jalan yang dipakai pedagang kaki lima            


atau bangunan rumah liar

3.14. Sempadan sungai yang dipakai bangunan liar            

3.15. Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran            


air tidak tersumbat

3.16. Pembangunan turap di wilayah jalan penghubung            

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


dan aliran sungai rawan longsor lingkup
kewenangan kota

| 265
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
3.17. Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik            

3.18. Lingkungan Pemukiman 166 kompleks          


4 Perumahan            

266 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


4.1. Rumah tangga pengguna air bersih  22.004          

4.2. Rumah tangga pengguna listrik  26.062          


4.3. Rumah tangga ber-Sanitasi  44.954          
4.4. Lingkungan pemukiman kumuh  166 Ha          
4.5. Rumah layak huni  60.075          
5 Penataan Ruang            
5.1. Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas            
Wilayah ber HPL/HGB

5.2. Rasio bangunan ber- IMB per satuan bangunan            

5.3. Ruang publik yang berubah peruntukannya            

6 Perencanaan Pembangunan            
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
6.1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang Ada          
telah ditetapkan dgn PERDA

6.2. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RPJMD yang Ada          


telah ditetapkan dgn PERDA/PERKADA

6.3. Tersedianya Dokumen Perencanaan: RKPD yang Ada          


telah ditetapkan dgn PERKADA

6.4. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD Ada          

7 Perhubungan            
7.1. Jumlah arus penumpang angkutan udara umum  233.863          
orang
7.2. Rasio ijin trayek NA          
7.3. Jumlah uji kir angkutan umum 580 unit           
7.4. Jumlah Pelabuhan Udara  9 unit          
7.5. Angkutan darat  7772 unit          

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


7.6. Kepemilikan KIR angkutan umum            

| 267
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
7.7. Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)  30 menit          

7.8. Biaya pengujian kelayakan angkutan umum  Rp 25.000          

268 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


7.9. Pemasangan Rambu-rambu 272 unit           
8 Lingkungan Hidup            
8.1. Persentase penanganan sampah            
8.2. Persentase Penduduk berakses air minum 77.84          

8.3. Persentase Luas pemukiman yang tertata            

8.4. Pencemaran status mutu air            


8.5. Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan            
Sumber Mata Air

8.6. Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan            


amdal.
8.7. Tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan            
penduduk
8.8. Penegakan hukum lingkungan            
9 Pertanahan            
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
9.1. Persentase luas lahan bersertifikat            

9.2. Penyelesaian kasus tanah Negara            


9.3. Penyelesaian izin lokasi            
10 Kependudukan dan Catatan Sipil            
10.1. Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk            

10.2. Rasio bayi berakte kelahiran            


10.3. Rasio pasangan berakte nikah 63          
10.4. Kepemilikan KTP          
10.5. Kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk 25069          

10.6. Ketersediaan database kependudukan skala 17407          


provinsi
10.7. Penerapan KTP Nasional berbasis NIK Ada          

11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan 23          


Anak
11.1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga 33.23          

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


pemerintah

| 269
11.2. Partisipasi perempuan di lembaga swasta 55.73          
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
11.3. Rasio KDRT 0.0698          
11.4. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur 0          

11.5. Partisipasi angkatan kerja perempuan 30.36          

270 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


11.6. Penyelesaian pengaduan perlindungan            
perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

12 Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera            

12.1. Rata-rata jumlah anak per keluarga 4          

12.2. Rasio akseptor KB 10498          


12.3. Cakupan peserta KB aktif 32127          
12.4. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I 14241          

13 Sosial          
13.1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo 16          
dan panti rehabilitasi

13.2. PMKS yang memperoleh bantuan sosial            


Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
13.3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan 6344          
sosial
14 Ketenagakerjaan            
14.1. Angka partisipasi angkatan kerja 62.03          
14.2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun            

14.3. Tingkat partisipasi angkatan kerja 62.03          

14.4. Pencari kerja yang ditempatkan            


14.5. Tingkat pengangguran terbuka 9.25          
14.6. Keselamatan dan perlindungan            
14.7. Perselisihan buruh dan pengusaha terhadap            
kebijakan pemerintah daerah

15 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah            

15.1. Persentase koperasi aktif 78.70%          


15.2. Jumlah UKM non BPR/LKM UKM 5625 Unit          

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


15.3. Jumlah BPR/LKM            

| 271
15.4. Usaha Mikro dan Kecil 5575 Unit          
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
16 Penanaman Modal            
16.1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 12          

16.2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/ 1,460,491,610,499          

272 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


PMA)
16.3. Rasio daya serap tenaga kerja 90.75          
16.4. Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN 28.76          
(milyar rupiah)
17 Kebudayaan            
17.1. Penyelenggaraan festival seni dan budaya 2 kegiatan           

17.2. Sarana penyelenggaraan seni dan budaya  5 unit          

17.3. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang  14 unit          
dilestarikan
18 Kepemudaan dan Olah Raga            
18.1. Jumlah organisasi pemuda 42          
18.2. Jumlah organisasi olahraga 350          
18.3. Jumlah kegiatan kepemudaan 5          
18.4. Jumlah kegiatan olahraga 20          
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
18.5. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) 49          

18.6. Lapangan olahraga 94          


19 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri            

19.1. Kegiatan pembinaan terhadap LSM, Ormas dan 2          


OKP
19.2. Kegiatan pembinaan politik daerah 2          

20 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,            


Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian

20.1. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 5.16          


penduduk
20.2. Rasio Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 28.64          
Penduduk
20.3. Rasio Pos Siskamling per jumlah desa/kelurahan            

20.4. Pertumbuhan ekonomi 8.79          

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 273
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
20.5. Persentase penduduk yang berada di bawah garis 7.94          
kemiskinan

20.6. Sistem informasi Pelayanan Perijinan dan Ada          

274 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


adiministrasi pemerintah

20.7. Penegakan PERDA            


20.8. Cakupan patroli petugas Satpol PP 32          

20.9. Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, 1          


ketentraman, keindahan) di Kabupaten

20.10. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di 766          


Kabupaten

20.11. Cakupan pelayanan bencana kebakaran            


kabupaten
20.12. Tingkat waktu tanggap (response time rate) 2          
daerah layanan Wilayah Manajemen Kebakaran
(WMK)
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
20.13. Cakupan sarana prasarana perkantoran NA          
pemerintahan desa yang baik
20.14. Sistim Informasi Manajemen Pemda 9          
20.15. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat            

21 Ketahanan Pangan            
21.1. Regulasi ketahanan pangan ada          
21.2. Ketersediaan pangan utama 73%          
22 Pemberdayaan Masyarakat Desa            
22.1. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga 1          
pemberdayaan masyarakat (LPM)
22.2. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 1          
22.3. Jumlah LSM 51          
22.4. LPM Berprestasi            
22.5. PKK aktif 100          
22.6. Posyandu aktif 100          
22.7. Swadaya Masyarakat terhadap Program 126          
pemberdayaan masyarakat

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


22.8. Pemeliharaan Pasca Program pemberdayaan            

| 275
masyarakat
23 Statistik            
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
23.1. Buku ”kabupaten dalam angka” ada          
23.2. Buku ”PDRB kabupaten” ada          
24 Kearsipan            

276 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


24.1. Pengelolaan arsip secara baku            
24.2. Peningkatan SDM pengelola kearsipan            
25 Komunikasi dan Informatika            
25.1. Jumlah jaringan komunikasi 3          
25.2. Rasio wartel/warnet terhadap penduduk            
25.3. Jumlah surat kabar nasional/lokal 3          
25.4. Jumlah penyiaran radio/TV lokal 6          
25.5. Web site milik pemerintah daerah 4          
25.6. Pameran/expo 2          
26 Perpustakaan            
26.1. Jumlah perpustakaan            
26.2. Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun            
26.3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan            
daerah
Fokus Pelayanan Urusan Pilihan            
1 Pertanian            
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1.1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal 40,83 Ha/Kw          
lainnya per hektar
1.2. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB 12.05%          
1.3. Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap 1.3          
PDRB
1.4. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) 4.65%          
terhadap PDRB
1.5. Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap NA           
PDRB
1.6. Cakupan bina kelompok petani            
2 Kehutanan            
2.1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis            
2.2. Kerusakan Kawasan Hutan            
2.2. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.21          

3 Energi dan Sumberdaya Mineral            


3.1. Pertambangan tanpa ijin            
3.2. Kontribusi sektor pertambangan terhadap PDRB 76.32          

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


4 Pariwisata            

| 277
4.1. Kunjungan wisata 15.624          
4.2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 0.01          
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
5 Kelautan dan Perikanan            
5.1. Produksi perikanan 24577.3        
5.2. Konsumsi ikan 51.3          

278 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


5.3. Cakupan bina kelompok nelayan 95          
5.4. Produksi perikanan kelompok nelayan            
6 Perdagangan            
6.1. Kontribusi sektor Perdagangan terhadap PDRB 3.54%          
6.2. Ekspor Bersih Perdagangan 2,385,824,030          
6.3. Cakupan bina kelompok pedagang/usaha informal            
7 Perindustrian            
7.1. Kontribusi sektor Industri terhadap PDRB 0.81%          
7.2. Kontribusi industri rumah tangga terhadap PDRB NA          
sektor Industri
7.3. Pertumbuhan Industri.            
7.4.. Cakupan bina kelompok pengrajin NA          
8 Ketransmigrasian            
8.1. Transmigrasi swakarsa            
8.2. Kontribusi transmigrasi terhadap PDRB NA          
  ASPEK DAYA SAING DAERAH            
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
  Fokus Pada Kemampuan Ekonomi            
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,            
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
1.1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita            
1.2. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita            
1.3. Produktivitas total daerah            
2 Pertanian            
2.1. Nilai tukar petani            
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur            
1 Perhubungan            
1.1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0.0104          
1.2. Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan 233863          
umum
1.3. Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ 427242          
terminal per tahun
2 Penataan Ruang            
2.1.  Ketaatan terhadap RTRW            

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


2.2. Luas wilayah produktif 872488.86          

| 279
2.3. Luas wilayah industri 3532.47          
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
2.4. Luas wilayah kebanjiran            
2.5. Luas wilayah kekeringan            
2.6. Luas wilayah perkotaan 10.667          

280 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


3 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,            
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
3.1. Jenis dan jumlah bank dan cabang 21          
3.2. Jenis dan jumlah perusahaan asuransi dan cabang            
3.3. Jenis, kelas, dan jumlah restoran            
3.4.  Jenis, kelas, dan jumlah penginapan/ hotel 23          
4 Lingkungan Hidup            
4.1. Persentase Rumah Tangga (RT) yang            
menggunakan air bersih
5 Komunikasi dan Informatika            
5.1. Rasio ketersediaan daya listrik            
5.2. Persentase rumah tangga yang menggunakan 96.17          
listrik
5.3. Persentase penduduk yang menggunakan HP/  64%          
telepon
Fokus Iklim Berinvestasi            
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020

-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,            
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
1.1. Angka kriminalitas            
1.2. Jumlah demo            
1.3. Lama proses perijinan NA          
1.4. Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 55 Menit          
1.5. Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 698          
1.6. Persentase desa berstatus swasembada terhadap 12          
total desa
  Fokus Sumberdaya Manusia            
1 Ketenagakerjaan            
1.1. Rasio lulusan S1/S2/S3 5.99          
1.2. Rasio ketergantungan 52.3          

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021


| 281
BAB X
PEDOMAN TRANSISI
DAN KAIDAH
PELAKSANAAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Paser


Tahun 2016 2020 disusun berdasarkan sasaran pokok Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah Kabupaten Paser Tahun 2005-2025 untuk tahapan
pembangunan lima tahunan. Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan
pembangunan di akhir periode RPJMD maka perlu ditetapkan pedoman
transisi dan kaidah pelaksanaan.

A. Pedoman Transisi
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan
RKPD setelah RPJMD berakhir, maka:
1. 1. RPJMD ini menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD masa
transisi yaitu tahun pertama di bawah kepemimpinan kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan umum kepada daerah
(pemilukada) pada periode berikutnya.
2. 2. RPJMD sebagai pedoman dimaksud pada butir (1) antara lain
bertujuan menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum
seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-
masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa
pemerintahan baru.
3. 3. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian
yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari kepala daerah dan wakil kepala

282 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)


daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya, yang kemudian
akan direvisi sesuai dengan RPJMD yang baru.

B. Kaidah Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun
2016-2020 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih periode 2016-2020.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun


2016-2020 menjadi pedoman bagi Dinas/Badan/Kantor dalam menyusun
rencana strategis (Renstra) Dinas/Badan/Kantor dan merupakan pedoman
bagi penyusunan RKPD dan Dinas/Badan/Kantor dalam menyusun Rencana
Kerja SKPD (Renja SKPD). Untuk itu perlu ditetapkan kaidah-kaidah
pelaksanaan sebagai berikut:
1. Dinas, Badan, Kantor serta masyarakat, termasuk dunia usaha,
berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun 2016-
2020 dengan sebaik-baiknya;
2. Dinas, Badan, dan Kantor berkewajiban untuk menyusunrencana strategis
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pokok pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas, Badan, dan
Kantor yang disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun 2016-2020 yang
nantinya akan menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Dinas/
Badan/Kantor dan Rencana Kerja SKPD;
3. Dinas, Badan, dan Kantor berkewajiban menjamin konsistensi antara
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun
2016-2020 dengan Rencana Strategis Dinas/Badan/Kantor dan Rencana
Kerja SKPD;

Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun 2016-2020, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) berkewajiban untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap penjabaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun 2016-2020 ke dalam Rencana
Strategis Dinas/Badan/Kantor dan Rencana Kerja SKPD.

Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur 2016 - 2021 | 283


284 | Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Anda mungkin juga menyukai