RPJMD
Kabupaten Paser
Provinsi Kalimantan Timur
2016-2021
PEMERINTAH
KABUPATEN PASER
FISIPOL UGM
Consolidating Evidence, Strengthening Capacity
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur
2016 - 2021
Penanggungjawab
• Drs Bambang Purwoko
Ketua
• Dr. Gabriel Lele
Peneliti
• Dr Nurhadi K Sutrisno
• Fuad Khabibi Setiawan MPA
• Ermalindus Albinus Sonbay
• Danang Wahyuhono
• Atiyatul Izzah
Reviewer
• Abdul Gaffar karim, MA
• Arie Ruhyanto, M.Sc
Melalui visi daerah “Paser yang Semakin Sejahtera, Merata, Berdaya Saing dan
Berkelanjutan” perencanaan pembangunan harus mampu mewakili semangat
kesejahteraan dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat dengan
memperhatikan aspek keberlanjutan lingkungan. Visi tersebut dijabarkan
dalam sasaran dan program prioritas jangka menengah yang relevan dan
kontekstual sesuai kebutuhan Kabupaten Paser
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. DASAR HUKUM PENYUSUNAN 2
C. HUBUNGAN ANTAR DOKUMEN 4
D. SISTEMATIKA PENYUSUNAN 5
E. MAKSUD DAN TUJUAN 6
A. LATAR BELAKANG
Distribusi kewenangan antara pusat ke daerah telah disempurnakan dalam 17
tahun terakhir semenjak semangat reformasi digulirkan di Indonesia. Undang-
Undang (UU) Nomor (No.) 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Pemda) yang merupakan penyempurnaan dari UU Pemda sebelumnya (UU
No. 32 Tahun 2004) semakin melegitimasi bahwa perubahan sistem dari
sentralisasi ke desentralisasi secara jelas memberikan kewenangan kepada
daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.
Pesan lain yang juga penting dalam UU No. 25 Tahun 2004 adalah bahwa
RPJMD harus sinkron dan sinergis antar daerah, antar waktu, antar ruang dan
antar fungsi pemerintah serta menjamin keterkaitan dan konsistensi mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian hingga evaluasi.
D. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Berdasarkan Permendagri No. 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah No. 8 Tahun 2008, maka RPJMD Kabupaten Paser Tahun 2016-
2020 disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Memuat sub-bab mengenailatar belakang, maksud dan tujuan,
landasan penyusunan, ruang lingkup serta sistematika penyusunan.
Analisis kondisi umum pada bab ini bertujuan untuk menghasilkan dan
memutakhirkan gambaran umum kondisi daerah yang diperlukan untuk
menunjang perencanaan pembangunan daerah. Secara garis besar, bab ini
akan digambarkan dua uraian gambaran umum daerah yakni aspek geografi
dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah.
b) Posisi Geostrategis
Kabupaten Paser secara geostrategisdilintasi oleh jalan arteri primer
Jarak Sarana
No Ibu Kota Kabupaten ke Kota Kecamatan
(km) yang dilalui
1 Tanah Grogot – Tanah Grogot 0 -
2 Tanah Grogot – Muser (Kec. Muara Samu) 60 Darat
3 Tanah Grogot – Batu Engau 55 Darat
4 Tanah Grogot – Tanjung Aru (Kec. Tanjung Harapan) 66/57 Laut/Darat
5 Tanah Grogot – Pasir Belengkong 5 Darat
6 Tanah Grogot – Kuaro 28 Darat
7 Tanah Grogot – Batu Sopang 58 Darat
8 Tanah Grogot – Long Ikis 60 Darat
9 Tanah Grogot – Muara Komam 86 Darat
10 Tanah Grogot – Long Kali 77 Darat
Dari sisi jalur laut, Selat Makassar di bagian timur kawasan memiliki
prospek dan fungsi penting sebagai jalur alternatif pelayaran nasional
maupun internasional. Pelabuhan laut utama di Kabupaten Paser
dipusatkan di Pelabuhan Teluk Adang terletak 12 Km ke arah utara
ibukota Kabupaten (Kota Tana Paser), sedangkan Kota Tana Paser
berjarak lebih kurang 145 Km dari Kota Balikpapan, atau 260 Km dari
Ibukota Propinsi Kalimantan Timur (Kota Samarinda).
c) Kondisi Kawasan
Kondisi umum daerah Paser adalah dataran rendah berbukit dan
kawasan pesisir di beberapa kecamatan. Lebih detail, kawasan
Kabupaten Paser akan digambarkan dalam sub bab berikut yang
meliputi kondisi topografi, geologi, hidrologi dan klimatologi.
c. Topografi
Dengan kontur wilayah pantai dan pegunungan, secara garis besar topografi
Kabupaten Paser dibagi dalam dua wilayah :
• Wilayah Timur merupakan dataran rendah, landai hingga bergelombang
dengan ketinggian berkisar 0-1.000 m diatas permukaan laut yang
membentang dari utara sampai selatan yang terdiri dari rawa-rawa dan
Kemiringan
No Kawasan
lereng (%)
1 Lereng 0‑2 % Kecamatan Long Kali, Kecamatan Long Ikis, Kecamatan Tanjung Harapan dan
Kecamatan Kuaro yang terletak pada bagian pantai menghadap Selat Makasar
2 Lereng 2-15 % Kecamatan Kuaro, Kecamatan Pasir Belengkong dan Kecamatan Tanah Grogot
3 Lereng < 40 % Kecamatan Muara Komam dan Kecamatan Long Ikis
4 Lereng > 40 % Kecamatan Batu Sopang, Kecamatan Long Kali dan Kecamatan Muara Komam
d. Geologi
Secara eksploratif Kabupaten Paser terdiri dari beberapa jenis tanah:
• Tanah Aluvial/Gambut, Jenis tanah ini ditemukan di bagian timur,
menyebar di daerah dataran rendah, landai dan bergelombang pada
lembah-lembah aliran sungai dan pantai dengan luas ± 182.250 Ha;
• Tanah Podzolik Merah Kuning, jenis tanah ini terdapat dibagian
barat, pada daerah-daerah bergelombang dan berbukit pada kiri dan
kanan jalan poros Long Kali, Kuaro, menyebar ke Selatan di bagian
Barat Kecamatan Pasir Belengkong dan Selatan Kecamatan Tanjung
Harapan dengan Luas ± 517.850 ha;
• Tanah Campuran/Kompleks, yaituJenis tanah yang terdiri dari tanah
Podzolik Coklat/Andosol±32.750ha, Podzolik/Litosol±74.000ha dan
Organosol/Gambut± 56.000 ha, Podsolik ± 422.000 ha dan Regosol/
Gleysol/Mediteran 108.400 Ha yang menyebar di bagian barat dan
Utara Kabupaten Paser.
e. Hidrologi
Kawasan rawa banyak dijumpai pada Kecamatan Tanah Grogot, Kuaro, Long
Ikis, Long Kali dan Pasir Belengkong. Hampir keseluruhan wilayah Kecamatan
Tanjung Harapan didominasi oleh dataran aluvial yang dipengaruhi sedimen
jaringan sungai.
c) Debit Air
Data debit air sungai berguna untuk mengetahui potensi sekaligus
kemungkinan adanya ancaman dari sungai. Potensi itu antara lain,
penggunaan debit air sungai untuk pengembangan pertanian dan
perkebunan. Sekaligus di sisi lain, kemungkinan adanya ancaman
f. Klimatologi
Kabupaten Paser beriklim tropis basah dengan suhu rataan sepanjang tahun
adalah sekitar 26°C, sedangkan rata-rata curah hujan mencapai 160 mm per
tahun. Didukung kondisi topografi yang beragam kondisi curah hujan berbeda
disetiap daerah. Pada Tahun 2014, rata-rata curah hujan mengalami tingkat
curahan terendah dalam lima tahun terakhir yakni 154,18 mm. Sedangkan
mempertimbangkan pola curah hujan dalam lima tahun terakhir, rata-rata
curah hujan cenderung mengalami penurunan. Lihat gambar 2.2.
g. Penggunaan Lahan
Pemanfaatan ruang di Kabupaten Paser terbagi menjadi 2 (dua) kawasan, yaitu
kawasan non budidaya dan kawasan budidaya. Untuk kawasan non budidaya
meliputi:
Secara umum, luas produksi padi sawah dan padi ladang terus
mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Pada tahun
2010 luas panen hasil produksi padi mencapai 11. 627 Ha,
sayangnya pada tahun terakhir luas budidaya pertanian tanaman
padi ini telah berkurang menjadi 9.023 Ha. Lihat Tabel 2.7.
Tambak Kolam
Tahun Luas Budidaya Produksi Luas Budidaya Produksi
(Ha) (Ton) (Ha) (Ton)
2014 20.973,4 15.325 120 96
2013 13.932 7.245,1 80 64
2012 19.034 13.932 147 80
2011 19.034 13.932 146 74,4
2010 19.034 13.909,3 141,9 60,5
4. Demografi
Selain sebagai subjek dalam proses pembangunan, penduduk merupakan
tujuan bagi pembangunan itu sendiri. Itu sebabnya analisis kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Tingginya laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur,
juga terjadi di Kabupaten Paser yang tampak dalam berbagai fenomena
kependudukan termasuk meningkatnya jumlah penduduk, laju pertumbuhan,
kepadatan penduduk yang terkonsentrasi di beberapa titik strategis di
Kabupaten Paser. Secara gradual, jumlah penduduk di Kabupaten Paser
mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan dalam 5 tahun terakhir
sebanyak 2,54%. Hal tersebut memberi dasar dan gambaran yang semakin
jelas, tentang meningkatnya kepadatan penduduk tiap tahunnya.Lihat Tabel
2.16.
b. Struktur Penduduk
Sampai saat ini Kabupaten Paser memiliki karakteristik piramida penduduk
melebar (Piramida muda) yang berarti kelompok balita dan remaja masih
sangat besar. Gambaran dari karakteristik penduduk ini satu sisi menyimpan
potensi usia produktif yang tinggi, sedangkan di sisi lain menanggung rasio
ketergantungan (dependency ratio) usia tidak produktif yang tinggi pula,
sebagaimana dapat dilihat dalam tabel 2.17.
Dari sisi rasio ketergantungan (dependency ratio) pada tahun 2013, 100
kelompok umur produktif (15-64 tahun) Kabupaten Paser menanggung
kurang lebih 52, 09 penduduk tidak produktif (0-14 dan 65+ tahun). Capaian
tersebut sedikit lebih banyak dibandingkan dengan tahun 2012yakni 51, 98.
Lihat Tabel 2.18
2010 50, 91
2011 50, 98
2012 51, 98
2013 52, 09
2014 49,61
c. Distribusi Penduduk
Persebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapat perhatian karena
berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Saat ini,
distribusi penduduk di Kabupaten Paser masih belum merata. Hal tersebut
dibuktikan dengan konsentrasi penduduk yang terpusat di Kecamatan Tanah
Grogot sebanyak 28, 70 Persen dari total jumlah penduduk. Padahal dilihat
dari luas wilayah, Tanah Grogot merukan daerah dengan luas daerah terkecil.
Lihat Gambar 2.1.
Kepadatan Penduduk/
Kecamatan Luas Wilayah (Km2) Jumlah Penduduk
Km2
Batu Sopang 1.111,38 25.139 22,62
Muara Samu 855,25 5.825 6,81
Batu Engau 714,05 17.799 24,93
Tanjung Harapan 1.507,26 9.339 6,20
Pasir Belengkong 990,11 26.062 26,32
Tanah Grogot 335,58 66.393 197,85
Kuaro 747,30 26.948 36,06
Long Ikis 1.204,40 37.668 31,28
Muara Komam 1.753,40 13.254 7,56
Long Kali 2.385,39 27.748 11,63
Total Kabupaten Paser
2014 11.603,94 256.175 22,08
2013 11.603,94 249.991 21,54
2012 11.603,94 244.111 21,04
Namun, besarnya nilai PDRB Kabupaten Paser masih disebabkan oleh besarnya
nilai konstribusi yang diberikan oleh sektor pertambangan non migas, yakni
sektor pertambangan batu bara. Sedangkan jika kita lihat PDRB Kabupaten
Paser sesungguhnya tanpa sektor pertambangan batubara tersebut, maka
PDRB ADHB Kabupaten Paser pada tahun 2014 hanya sebesar 11,56 triliyun,
sedangkan untuk PDRB ADHK memiliki nominal lebih kecil, yakni 9,35 triliyun.
2. Fokus Kesejahteraan Sosial
a. Pendidikan
Dalam tujuan pembangunan berkelanjutan, pendidikan merupakan
elemen penting perencanaan agar individu atau masyarakat mampu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta memperluas wawasannya.
Dengan dasar pendidikan yang kuat, individu atau masyarakat diharapkan
Sayangnya, dari data terakhir atau tepatnya pada tahun 2014, penduduk
Kabupaten Paser umur 10 tahun ke atas, paling besar adalah masyarakat yang
berpendidikan dasar, yakni sebesar 32,83%. Adapaun masyarakat dengan
pendidikan diploma atau sarjana, masih merupakan kelompok masyarakat
yang mempunyai jumlah paling sedikit, yakni hanya 5,70%. Dengan realitas ini,
berarti pemerintah daerah masih perlu memprioritaskan aspek pendidikan
sebagai salah satu tujuan perencanaan. Lihat Tabel 2.23.
Nilai APM pada tabel di atas juga menunjukan bahwa angka partisipasi pada
jenjang SMP belum menggambarkan kemajuan yang signifikan yakni 74,25
persen. Capaian APM SMP di Kabupaten Paser tahun 2013 sebesar 74,25%
masih jauh dari angka 100% sebagaimana yang disyaratkan oleh target MDGs.
APM SMP Paser yang masih berada pada kisaran angka 74% merupakan salah
satu persoalan pendidikan yang harus segera diatasi. Demikian halnya dengan
angka partisipasi pada jenjang SMU yang hanya mencapai 53,79 persen.
Capaian yang masih jauh dari target adalah pada indikator APM jenjang sekolah
menengah. Hal tersebut menunjukan bahwa tingkat partisipasi pendidikan
di tingkat sekolah menengah perlu diperhatikan pemerintah apalagi dengan
adanya peningkatan dukungan dari pemerintah nasional yakni program wajib
belajar 12 tahun.
b. Kesehatan
Kondisi kesehatan menggambarkan salah satu tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat secara umum. Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional pada
Tahun 2013, angka harapan hidup penduduk Kabupaten Paser sebesar 73,
99 tahun. Apabila disandingkan dengan Capaian Provinsi Kalimantan Timur,
angka ini relatif lebih baik. Lihat Tabel 2.25.
c. Pertanahan
Bidang pertanahan merupakan bagian penting dalam pembangunan daerah
dan secara khusus berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena
pertanahan terkait dengan aset masyarakat maupun pemerintah daerah yang
dapat digunakan untuk berbagai hal dalam memenuhi kebutuhan hidup,
yakni antara lain sebagai tempat pemukiman, sebagai sarana produktivitas
masyarakat, hingga sarana bagi pemerintah daerah untuk menjalankan
pembangunan dan melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Pada bagian ini
menyajikan data mengenai berbagai hal terkait pertanahan, sebagaimana
dapat dilihat dalam tabel 2.26.
Dari data di atas nampak bahwa penyelenggaraan festival seni dan budaya
Paser masih perlu ditingkatkan, baik peningkatan jumlah maupun kreativitas
serta diversifikasi festival. Hal tersebut mempunyai tujuan untuk melestarikan
dan memberi ruang aktualisasi bagi seni dan budaya tradisi, serta tidak kalah
penting adalah meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Paser.
Terkait pelestarian benda cagar budaya, salah satu upaya pemerintah daerah
yang paling terlihat adalah pelestarian Istana Sadurengas, yang juga menjadi
salah satu destinasi wisata menarik di Paser.
Pada tahun 2013, capaian APS tingkat SD/MI Kabupaten Paser sebesar 99.73
persen. Itu artinya partisipasi masyarakat pada umur SD sangat tinggi terhadap
pendidikan. Secara umum Nilai APS pada jenjang pendidikan SD mengalami
peningkatan sebesar 1.64 persen, pada jenjang pendidikan SLTP terjadi
penurunan sebesar 1.63 persen, pada jenjang pendidikan SLTA mengalami
peningkatan sebesar 4,53 persen dan nilai APS pada jenjang pendidikan
mahasiswa mengalami peningkatan sebesar 1.83 persen. Lihat Tabel 2.28.
Pada level SMP jumlah guru mengalami kenaikan yang signifikan terutama
sejak diprioritaskan program wajib belajar 9 tahun dari tahun 2012 sebanyak
985 orang menjadi 1.015 orang pada tahun 2013. Sebaliknya pada level SD
dan SMA mengalami penurunan jumlah guru, disamping rasio ketersediaan
guru dan murid yang sudah membaik rasionalisasi ketersediaan guru tidak
hanya seputar rasio jumlah semata tetapi lebih ditekankan pada distribusi
yang proporsional.
b. Kesehatan
Di samping pelayanan publik di bidang pendidikan, bidang kesehatan juga
perlu mendapatkan gambaran yang proporsional dari sisi ketersediaan,
penyebaran, dan kualitas pelayanan. Dari sisi ketersediaan sarana dan prasaran
kesehatan, pemerintah daerah Kabupaten Paser telah memiliki Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) sebanyak 1 unit, Puskesmas sebanyak 17 unit, Pusban
(Puskesmas Bantuan) sebanyak 104 unit, Puskesmas Keliling sebanyak 26
unit, Klinik Swasta sebanyak 20 unit dan tenaga kesehatan sebanyak 969
orang pada tahun 2013. Pada tahun 2014, terjadi peningkatan ketersedian
sarana dan prasana kesehatan pemerintah daerah Kabupaten Paser, yakni,
Pusban (Puskesmas Pembantu) dari 104 unit menjadi 118 unit, Klinik Swasta
dari jumlah 20 unit menjadi 26 unit.
AKB di Kabupaten Paser mengalami penurunan dari tahun ke tahun yaitu pada
tahun 2009, 47 per 1000 kelahiran hidup, turun 46 per 1000 kelahiran hidup di
tahun 2010, kemudian pada tahun 2011 tetap menjadi 46 per 1000 kelahiran
hidup. Perbaikan kondisi juga terjadi pada tahun 2012, AKB menunjukan
peningkatan menjadi 16,2 per 1000 dan pada 2013 AKB mencapai 15,5 per
1000 kelahiran. Angka ini masih dibawah dari standar Nasional yakni 40 per
1.000 kelahiran hidup. Dari observasi umum dan pendataan unit layanan
Angka Kematian Balita (AKABA) di Kabupaten Paser dalam kurun waktu lima
tahun ini cenderung meningkat. Pada tahun 2009 sebanyak satu balita per
1000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2010 naik menjadi 3 per kelahiran
hidup. Sedangkan pada tahun 2011 naik menjadi sebesar 6 per 1000 kelahiran
hidup. Pada tahun 2012 semakin meningkat sebesar 8 per 1000 kelahiran
hidup dan pada tahun 2013 mengalami penurunan 7,5 per 1000 kalahiran
hidup. Walaupun angka ini masih di bawah pencapaian tingkat nasional
sebesar 46 per 1000 kelahiran hidup, fluktuasi capaian AKABA tersebut layak
diperhatikan. Penyebab utama kematian balita di Kabupaten Paser adalah
ISPA dan diare.
Angka kematian ibu (AKI) di Kabupaten Paser berfluktuasi, hal ini terlihat dari
15 per 100.000 kelahiran hidup (2009) menjadi 8 per 100.000 kelahiran hidup
tahun 2010 dan naik menjadi 12 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2011 dan
menurun lagi menjadi 11 per 100.000 kelahiran hidup (2012), dan naik lagi pada
tahun 2013 menjadi 13 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ini disebabkan
oleh sebab langsung seperti perdarahan, eklamsia,TB Paru,HPP,peb+jantung,
terlambat dirujuk, dan keterampilan petugas yang rendah.
PENCAPAIAN
NO. URAIAN INDIKATOR PELAYANAN
2010 2011 2012 2013
1 Cakupan ibu hamil K4 74.78% 78.71% 70.9% 96.2%
2 Cakupan pertolongan persalinan oleh Nakes 91.9% 78.71% 68.5% 83.4%
3 Bumil Resti yang dirujuk 30.35% 25.76% 28.6% 84.24%
4 Kunjungan Neonatus 85.3% 78.57% 94.8% 90.2%
5 Cakupan kunjungan bayi 91.2 % 74.98% 76.6% 67.63%
6 Cakupan BBLR yang ditangani 30.0% 100% 100.0% 100.0%
Pencapaian
NO Indikator Pelayanan
2010 2011 2012 2013 2014
1. Desa kelurahan/UCI 76,65 % 39,58 % 48,5 % 57,9% 61,94
Selain cakupan asi, dukungan terhadap pelayanan gizi pada ibu dan anak juga
perlu digalakkan. Pelayanan yang biasa dilakukan adalah dengan pemberian
kapsul vitamin dan MP-ASI pada balita, dan pemberian tablet FE3 pada ibu
hamil.
Dalam periode 5 tahun terakhir ini terlihat bahwa capaian pelayanan gizi
mengalami fluktuasi. Pada pelayanan pemberian kapsul vitamin A pada balita
72,78 persen pada tahun 2009 menjadi 70.13 persen pada tahun 2013. Begitu
pula pelayanan pemberian tablet FE pada ibu hamil mengalami kenaikan
Sedangkan akses jalan antar kecamatan maupun antar desa juga banyak
dipermasalahkan karena jalan yang berlubang-lubang. Banyak kendaraan besar
seperti truk yang melalui jalan antar kecamatan yang juga merupakan jalan
antar provinsi tersebut terperangkap dalam lubang-lubang. Selain itu, jalan-
jalan yang kurang memadai tersebut digunakan untuk menempuh perjalanan
menuju pusat kota yang merupakan pusat dari pelayanan publik. Hanya pada
titik-titik tertentu saja yang kondisi jalannya sangat bagus khususnya pada
pusat kota.
Selama empat tahun terakhir, presentasi rumah tangga yang bertempat tinggal
di rumah sendiri terus mengalami peningkatan. Lihat Tabel 2.2. Di sisi lain,
perumahan yang berstatus menyewa atau kontrak mengalami penurunan,
pada tahun 2013 persentase rumah tangga yang masih mengontrak/menyewa
sebesar 10,47 persen padahal tahun sebelumnya pada 2012 mencapai
13, 06 persen. Dari aspek kepemilikan tempat tinggal, terdapat perbaikan
kesejahteraan masyarakat dengan semakin tingginya kepemilikan status
tempat tinggal.
No Kecamatan Jumlah
1 Batu Sopang 142
2 Muara Samu 88
3 Tanjung Harapan 94
4 Batu Engau 144
5 Pasir Belengkong 206
6 Tanah Grogot 365
7 Kuaro 198
8 Long Ikis 343
9 Muara Komam 142
10 Long Kali 266
Cadangan Kabupaten 50
2014 2.038
2013 464
2012 2.078
2011 765
2010 755
2009 1.126
Berdasarkan data di atas, kategori PMKS yang paling meningkat adalah kasus
anak balita terlantar dan penyandang cacat.
c. Pangan
Ketahanan pengan merupakan salah satu bagian dari cita-cita nasional yang
harus terdukung juga dengan cita-cita daerah. Produksi tanaman pangan
setempat diharapkan mampu menyuplai kebutuhan pangan masyarakat.
Sektor pertanian sebagai lapangan pekerjaan dominan dapat dimaksimalkan
Pada Tahun 2013, produksi padi Kabupaten Paser sebesar 41.099 ton. Angka
tersebut mengalami kenaikan 10.94 persen dibandingkan hasil produksi pada
tahun 2012 sebesar 37.045 ton. Pada tahun 2014, produksi komoditas padi
mengalami penurunan menjadi 36.843 ton. Produksi komoditas mengalami
peningkatan dari 764 ton tahun 2013, menjadi 849 pada tahun 2014. Produksi
komoditas kacang hijau juga mengalami peningkatan yakni dari 19 ton pada
tahun 2013 menjadi 25 ton pada tahun 2014. Sedangkan komoditas ibu kayu,
ubi halar, kacang tanah, dan kacang kedele mengalami penurunan pada tahun
2014. Lihat Tabel 2.40.
Tahun
Jenis Produksi
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Padi Sawah 27.427 27.224 26.336 27.959 32.587 29.488
Padi Ladang 16.892 14.173 8.109 9.086 8.512 7.355
Jagung 973 998 529 1.060 764 849
Ubi Kayu 2.584 1.668 2.633 1.875 1.502 1.344
Ubi Jalar 1.128 1.030 1.446 767 1.134 635
Kacang Tanah 140 163 111 111 98 70
Kacang Kedele 109 220 155 86 174 84
Kacang Hijau 62 60 54 14 19 25
d. Pertanahan
Aglomerasi penduduk dan peningkatan insfrastruktur jasa membutuhkan
e. Lingkungan Hidup
Secara garis besar, jenis pelayanan dasar Bidang Lingkungan Hidup Kabupaten
Paser pada 2014 diprioritaskan pada pencegahan pencemaran air, dan udara,
serta penyediaan informasi status kerusakan lahan. Guna melihat kondisi
pencemaran air dan udara dapat dilihat dari pengelolaan sampah khususnya
mengenai jumlah aglomerasi sampah dan pengelolaan sampah. Saat ini
timbunan sampah dipengaruhi oleh kepadatan penduduk yang menyumbang
produksi sampah secara signifikan. Lihat tabel 2.42.
Sesuai dengan tabel di atas, timbunan sampah terbanyak berada di Tanah Grogot
yakni 134.10 m3/hari. Selain kondisi demografis yang padat, Tanah Grogot
merupakan pusat jasa dan perdagangan sehingga menimbulkan produksi
sampah yang berlipat ganda. Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah untuk
mengendalikan aglomerasi sampah adalah penetapan izin pembuangan sampah
B3 (bahan beracun dan berbahaya) yang dapat merusak linkungan dan ekosistem
hayati. Saat ini hanya sembilan perusahaan yang mendapatkan izin pembuangan
air limbah yakni PT. Kideco Jaya Agung, PTPN LOngkali, PT Borneo Indah, PT
Agro Inti Kencanamas, PTPN Semuntai, PTPN Long Pinang, PT Muara Toyu, PT
Harapan Sawit dan PT Fajar Surya Swadaya. Perlu adanya aturan yang lebih
tegas terkait dengan pemberian izin pembuangan limbah B3. Apalagi sebagian
besar limbah tersebut mencemari sumber daya lingkungan yang berpengaruh
bagi masyarakat banyak misalnya, sungai, hutan, tanah bahkan udara.
i. Perhubungan
Aspek lain terkait pelayanan publik dasar adalah tersedianya infrastruktur
transportasi yang menjadi sarana mobilitas warganegara. Keberadaan
infrastruktur transportasi mempengaruhi kemudahan dalam menjangkau
akses pasar maupun akses terhadap pelayanan publik yang lain. Kondisi
infrastruktur dalam hal ini akses yang digunakan untuk mencapai tempat
pelayanan publik telah tersedia.
Pada tahun 2015, surat kabar regional sejumlah 6 buah diantaranya Tribun,
Kaltim Pos. Selain surat kabar, muncul juga televisi lokal dan radio lokal yang
mengudara di kawasan Kabupaten Paser misalnya Paser TV.
Tidak hanya media cetak dan elektronik, sumber infromasi juga berasal dari
media internet. Salah satu akses warga terhadap internet dapat melalui warnet
yang dapat dikunjungi oleh masyarakat. Pada tahun 2014, rasio jumlah warnet
terhadap 1000 penduduk sebanyak 0,21 atau total jumlah absolutnya, 55 unit. Dari
total jumlah tersebut, 10 warnet merupakan Pusat Layanan Internet Kecamatan
(PLIK) program MENKOMINFO yang menetapkan satu kecamatan 1 warnet.
Selain itu, sebagai bagian dari pemberdayaan, perlu juga dilihat sejauh mana
Koperasi dan UKM mendapat kemudahan modal. Iklim usaha yang semakin
membaik tampak dengan semakin banyaknya jumlah UKM. Lihat 2.45.
Jumlah UKM meningkat lebih dari 400 persen dari 2013 ke 2014 yakni dari
1445 menjadi 5625. Peningkatan tersebut dimungkinkan karena adanya
peningkatan insfrastruktur perdagangan dari pemerintah serta dukungan
modal untuk unit usaha kecil di Kabupaten Paser.
l. Penanaman Modal
Potensi perekonomian di Kabupaten Paser tidak hanya terfokus pada
pertambangan (batu bara) tetapi juga perkebunan sawit. Kedua sektor usaha
tersebut padat modal tersebut menarik banyak investor berskala nasional
maupun asing. Oleh sebab itu, tolok ukur pengembangan investasi daerah dapat
dilihat melalui jumlah investor berskala nasional, baik PMDN (Penanaman
Modal Dalam Negeri) ataupun PMA (Penanaman Modal Asing). Dari data
jumlah investor tahun 2013 hingga 2014 menunjukan bahwa jumlah investor
di Paser bertambah sejumlah 5 investor. Hal ini mengindikasikan bahwa iklim
perekonomian Paser menjadi semakin baik. Lihat 2.46.
n. Statistik
Ketersediaan data merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan dalam
merencanakan pembangunan. Analisis kinerja untuk urusan wajib statistik
didasarkan pada ketersediaan data mengenai PDRB Kabupaten dan Kabupaten
Dalam Angka. Ketersediaan data merupakan langkah maju bagi perencanaan
tetapi masih perlu dilengkapi dan diperbaharui.
o. Kebudayaan
Pemerintah daerah Kabupaten Paser menyelenggarakan festival seni dan
p. Perpustakaan
Data yang dibutuhkan pada bagian ini adalah mengenai jumlah perpustakaan,
jumlah koleksi buku di perpustakaan serta jumlah pengunjung perpustakaan
setiap tahunnya. Data-data tersebut penting untuk diketahui karena jumlah
pengunjung perpustakaan menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan
pendidikan di masyarakat. Saat ini, jumlah perpustakaan sejumlah 274 unit
termasuk perpustakaan desa yang dikelola daerah.
a. Pariwisata
b. Pertanian
Pertanian merupakan sektor penyumbang PDRB terbesar kedua di Kabupaten
Paser. Sektor ini dikembangkan untuk mendukung perekonomian masyarakat
dari sektor non-tambang. Guna mendukung hal tersebut maka diperlukan
data yang berguna untuk menentukan target dan indikator keberhasilan
pengembangan pertanian pada masa mendatang, berikut adalah data tentang
produktivitas padi di Kabupaten Paser:
Tahun Produktivitas Padi Sawah Per Hektar Produktivitas Padi Ladang Per Hektar
2011 3,96 2,99
2012 4,01 2,73
2013 4,50 2,78
2014 4,59 2,83
Sumber: Statistik Padi Palawija Kabupaten Paser 2014 dan data Statistik
c. Kehutanan
Kerusakan hutan merupakan persoalan utama yang dihadapi oleh Kabupaten
Paser. Dalam rangka menentukan strategi serta prioritas program rehabilitasi
hutan pada masa mendatang, diperlukan data tentang kerusakan kawasan
hutan di Kabupaten Paser. Berikut merupakan sajian datanya:
Sumber: Data olahan FWI analisis citra satelit ETM+7; Index Kelola Hutan,
ICEL-FITRA
d. Perdagangan
Bagian ini menggambarkan kinerja sektor perdagangan di Kabupaten Paser.
Sehingga, jumlah pedagang dan jumlah kelompok pedagang merupakan hal
dasar yang harus diketahui. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
prioritas program pengembangan di sektor perdagangan. Berikut adalah data
tentang jumlah pedagang di Kabupaten Paser:
Jumlah Kelompok
Tahun Jumlah Pedagang
Pedagang
2011 6.666 1
2012 7.644 1
2013 8.785 1
2014 10.282 2
e. Perindustrian
Perindustrian merupakan bagian penting dalam pertumbuhan ekonomi.
Data mendasar yang diperlukan untuk menentukan strategi pengembangan
Berbeda halnya dengan konsumsi rumah tangga sub sektor pangan per kapita,
konsumsi rumah tangga non-pangan per kapita juga mengalami kenaikan
sebesar 3,38 persen pada tahun 2011-2012. Namun mengalami penurunan
yang fluktuatif pada tahun 2013 dan 2014 jika dibanding dengan pencapaian
tahun 2012. Data ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan kesejahteraan
masyarakat di bidang konsumsi non-pangan.
Dari tabel tersebut diketahui bahwa jalan Kabupaten, dari tahun 2011 hingga
2015 panjang jalan Kabupaten menunjukan pertambahan sepanjang 56.650
km. Hal ini juga diikuti oleh peningkatan panjang jalan desa. Walaupun
kurang dari 50% yang kondisinya masuk ke dalam kategori baik. Hal ini
mengindikasikan bahwa jalan adalah salah satu persoalan utama yang harus
diperhatikan apabila Pemerintah Kabupaten Paser ingin meningkatkan aspek
daya saing dalam pembangunan.
Jumlah orang dan barang yang terangkut angkutan umum menunjukan angka
yang masih fluktuatif. Dari tahun 2011 hingga 2012 terjadi penurunan jumlah
barang sebesar 22.010 ton. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah barang yang
terangkut naik sebesar 280.094 ton. Akan tetapi jumlah tersebut kembali
mengalami penurunan sebesar 242.000 ton pada tahun 2014. Ada indikasi
bahwa naik-turunnya angka jumlah barang tersebut terjadi karena kondisi
jalan dan kendaraan yang kurang memadai di Kabupaten Paser.
Sama halnya dengan jumlah barang yang terangkut, angka jumlah orang
yang terangkut juga masih fluktuatif. Artinya bahwa angka tersebut belum
menunjukan kenaikan atau penurunan yang stabil. Walaupun sempat
mengalami kenaikan pada tahun 2011 hingga 2012, jumlah orang yang
terangkut kembali menunjukan penurunan pada tahun 2012 hingga 2014.
Ada indikasi bahwa penurunan tersebut terjadi karena sarana transportasi di
b. Penataan Ruang
Bagian ini memaparkan mengenai kondisi tata ruang di Kabupaten Paser.
Secara khusus indikator yang dianalisa adalah data mengenai luas wilayah
produktif. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui potensi dan hambatan
dalam pengembangan produktivitas dari segi tata ruang di Kabupaten Paser.
Menurut data dari Dinas Bina Marga pada tahun 2014 di Kabupaten Paser
terdapat 872.488,86 hektar luas wilayah produktif. Luas wilayah ini berpotensi
untuk dikembangkan agar mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara berkelanjutan dan merata.
Kabupaten Paser hanya memiliki 7 bank pada tahun 2011 hingga 2012.
Jumlah ini naik menjadi 8 bank pada tahun 2013. Sama halnya dengan tahun
2013, pada tahun 2014 jumlah bank di Kabupaten Paser naik sebanyak 1
unit. Walaupun jumlah kenaikannya sedikit, bank tetap memiliki peran yang
d. Lingkungan Hidup
Secara khusus analisis kinerja atas lingkungan hidup ditujukan pada data
mengenai persentase Rumah Tangga (RT) yang menggunakan air bersih. Hal
tersebut dilakukan sebagai bahan pertimbangan terkait dengan potensi dan
hambatan dalam hal menentukan program strategis menuju Paser yang bersih
dan sehat.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa penduduk yang masih menggunakan fasilitas
air bersih milik bersama dan milik umum masih tinggi, walaupun sudah
menunjukan tren yang sangat fluktuatif selama lima tahun terakhir. Temuan
lapangan menyebutkan bahwa ada sebagian warga yang belum memiliki
fasilitas sendiri. Sehingga warga menggunakan fasilitas milik bersama dan
umum. Angka penggunaan fasilitas air minum milik sendiri selalu menunjukan
tren penurunan selama 2010 hingga 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa
layanan fasilitas air minum di Kabupaten Paser masih perlu ditingkatkan.
Kekurangan sumber energi listik merupakan salah satu persoalan utama bagi
sektor komunikasi dan informatika di Kabupaten Paser. Hingga tahun 2014
sudah hanya ada 76,45% rumah tangga yang menggunakan listrik. Presentase
ini turun 3,47% dari tahun sebelumnya. Sementara dari tahun 2011 hingga
2013, persentase rumah tangga yang menggunakan listrik PLN masih sangat
fluktuatif. Ada indikasi bahwa persoalan ini terjadi karena kurang memadainya
pasokan daya listrik dan infrastruktur pendukung.
Dari tahun 2011 hingga 2014, jumlah perda yang terkait perijinan di Kabupaten
Paser berjumlah tetap. Tidak ada kenaikan atau penurunan sama sekali. Hal
ini mengindikasikan bahwa perlu adanya penyesuaian jumlah Perda tentang
perijinan dengan isu-isu strategis di bidang perijinan, sehingga Perda mampu
mendukung aspek daya saing Kabupaten Paser dengan baik.
Rasio Ketergantungan
Tahun Jumlah
Laki-laki Perempuan
2010 49,48 52,67 50,91
2011 54,82 46,75 50,98
2012 50,46 53,76 51,98
2013 52,08 52,10 52,09
2014 46,43 53,37 49,61
| 71
lainnya
Rata-rata Proporsi Rata-
No Uraian 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan rata Terhadap
(%) Total Pendapatan
3.4 Transfer pemerintah 74.578.157.820,00 36.500.837.000,00 77.895.338.000,00 74.765.388.000,00 19.443 0,32
pusat lainnya (Dana
penyesuaian)
3.4 Bantuan keuangan 89.763.850.000,00 262.765.380.600,00 258.396.500.000,00 307.962.500.000,00 70.083 11,51
dari provinsi atau
pemerintah daerah
lainnya
Total Pendapatan 1.606.039.874.952,42 2.006.104.956.176,53 2.008.391.101.761,18 2.125.759.692.755,87 10,28
2. Neraca Daerah
Kinerja keuangan daerah dilihat pula dari kondisi neraca daerah, karena
merupakan gambaran posisi keuangan yang terdiri dari aset, kewajiban
serta ekuitas dana. Sebagai sebuah kinerja keuangan, aset daerah dilihat
dari nilai uang yang terkandung di dalam aset, sekaligus manfaat sosial dan
ekonomi kepada pemerintah daerah maupun masyarakat yang merupakan
hasil pembelanjaan daerah di masa lalu. Namun untuk memenuhi kebutuhan
daerah, kadang kondisi keuangan tidak mendukung sepenuhnya, sehingga
mengharuskan pemerintah daerah mengambil hutang. Hutang sebagai
sebuah kewajiban daerah, diambil dalam jangka panjang atau jangka pendek.
Selanjutnya dapat dilihat antara nilai aset daerah dengan kewajiban mempunyai
selisih yang besar atau kecil. Selisih itu disebut ekuitas dana.
2. Kewajiban
2.1. Kewajiban jangka pendek 0.00 0.00 0.00 7,308,745,267.00 ∼
2.2. Kewajiban jangka panjang 26,804,764,179.50 38,553,357,650.50 0.00 0.00 -18,72
Jumlah Kewajiban 26,804,764,179.50 38,553,357,650.50 0.00 7,308,745,267.00 -28,08
3. Ekuitas Dana
3.1. Ekuitas dana lancar 530,352,277,334.34 639,410,752,984.23 344,607,109,661.25 420,286,006,351.52 -1,19
3.2. Ekuitas dana investasi 3,684,483,931,763.01 4,655,784,863,817.23 5,771,450,341,582.54 6,686,089,415,926.59 22,05
3.3. Ekuitas dana cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0
Jumlah Ekuitas Dana 4,214,836,209,097.35 5,295,195,616,801.46 6,116,057,451,243.79 7,106,375,422,278.11 19,10
Dari sisi kewajiban, Kabupaten Paser baru memiliki hutang jangka pendek
pada tahun 2014. Adapun kewajiban tersebut muncul karena terdapat hutang
pada pihak ketiga dan hutang jangka pendek lainnya. Sedikit berbeda pada
komponen kewajiban jangka panjang. Kabupaten Paser memiliki hutang
tersebut pada dua tahun berturut-turut awal periode pembangunan jangka
menengah, namun pada dua tahun terakhir mampu menihilkan komponen
tersebut. Ini menandakan adanya kemampuan keuangan daerah yang cukup
baik untuk menjalankan pembangunan.
Dengan kondisi aset dan kewajiban tersebut, maka ekuitas dana Kabupaten
Paser memiliki angka pertumbuhan rata-rata sebesar 19,10%. Nilai riil ekuitas
dana selalu meningkat dari tahun ke tahun, terutama disusun dari ekuitas dana
investasi dan ekuitas dana lancar, sedangkan ekuitas dana cadangan selalu
nihil.
1. Belanja Daerah
Di dalam anggaran belanja daerah, komponen belanja selalu dianggarkan
melebihi anggaran pendapatan. Namun dalam kurun waktu tahun 2011 hingga
Realitas di atas tidak menjadi indikator tunggal dalam melihat kinerja belanja
daerah. Lebih detail, dapat ditelaah kinerja komponen belanja tidak langsung
dan belanja langsung. Struktur belanja Kabupaten Paser paling banyak
telah direalisasikan untuk belanja langsung. Kegiatan pembangunan untuk
pemenuhan kebutuhan daerah dan masyarakat ini telah disuplai oleh belanja
modal dan barang sebesar 58,93% dari total realisasi belanja.
Proporsi rata-rata dari belanja langsung paling besar direalisasikan untuk belanja jalan, irigasi dan jaringan. Di dalamnya
termasuk pembangunan infrastruktur baru maupun pemeliharaan. Alokasi dan realisasi belanja ini menyesuaikan dengan urgensi
kebutuhan pembangunan, terutama terkait jaringan infrastruktur jalan yang belum terbangun merata di Kabupaten Paser. Apalagi
ketidaktersediaan infrastruktur yang memadai tersebut menimbulkan persoalan serius ketika berdampak pada lambannya berbagai
aktivitas ekonomi .
Tabel 3.9. Rincian Realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Paser Tahun 2011-2014
2. Pembiayaan Daerah
Di dalam pelaksanaan APBD, kadang tidak bisa dihindari adanya realisasi
belanja daerah yang melebihi realisasi pendapatan, maka mengharuskan
adanya pembiayaan daerah untuk menutup defisit. Pembiayaan daerah sendiri
mempunyai dua komponen penyusun, yaitu pertama penerimaan pembiayaan
yang di Kabupaten Paser selama kurun waktu 2011 hingga 2014 bersumber dari
penggunaan SiLPA tahun sebelumnya dan penerimaan kembali pemberiaan
pinjaman daerah. Sedangkan kedua adalah pengeluaran pembiayaan berupa
penyertaan modal atau investasi pemerintah daerah dan pembayaran pokok
hutang.
Pertumbuhan
No Uraian Pembiayaan 2011 2012 2013 2014
Rata-rata
1 Penerimaan Penggunaan sisa lebih 264,228,500,488.14 490,574,332,974.61 568,291,670,057.92 271,092,177,268.32 16,40
Pembiayaan perhitungan anggaran
(SiLPA)
Penerimaan kembali 6,203,880,497.76 102,083,328.21 85,416,653.22 92,708,334.60 -35,38
pemberian pinjaman
daerah
2 Pengeluaran Penyertaan modal 11,800,000,000.00 0.00 12,760,000,000.00 8,230,000,000.00 -67,75
Pembiayaan (investasi) pemerintah
daerah
Pembayaran pokok 6,373,622,984.00 61,060,230.00 0.00 0.00 -99,52
utang
Secara riil, kinerja pembiayaan daerah mempunyai peran penting pada tahun 2013 ketika APBD mengalami defisit. Penutup defisit itu,
terutama bersumber dari penggunaan SiLPA tahun sebelumnya dan ditopang oleh sumber pembiayaan berupa penerimaan kembali
pemberian pinjaman daerah. Pembiayaan daerah memang masih bergantung pada SiLPA yang mempunyai pertumbuhan rata-rata
sebesar 16,40%. Sedangkan pada tahun 2011, 2012 serta 2014, yaitu ketika terjadi surplus riil, maka penerimaan pembiayaan justru
semakin menambah sisa lebih pembiayaan anggaran tahun tersebut.
A-B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun 490,574,332,974.61 568,291,670,057.92 271,092,177,268.32 329,309,180,471.19
berkenaan
Besaran sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan di atas, bisa menjadi potensi penting bagi pembiayaan anggaran pada
tahun anggaran selanjutnya, terutama jika terjadi defisit realisasi APBD. Namun dalam melihat kebijakan dan kinerja keuangan
daerah, besaran SiLPA tersebut patut ditelaah lebih mendalam untuk mengetahui komponen penyusunnya.
Tabel 3.12.
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Paser Tahun 2011-2014
C. KERANGKA PENDANAAN
Kerangka pendanaan yang akan diuraikan dalam sub bab ini terdiri dari,
pertama strategi dan kebijakan pengelolaan keuangan daerah untuk lima tahun
kedepan. Hal ini merupakan kerangka acuan untuk meningkatkan pendapatan
daerah, serta optimalisasi belanja daerah dan pembiayaan daerah. Sedangkan
kedua, pada komponen keuangan daerah tersebut, baik itu pendapatan,
belanja, maupun pembiayaan daerah, akan disertai proyeksi masing-masing
jumlahnya untuk lima tahun mendatang.
Dari belanja daerah yang selalu naik setiap tahun, terdapat kemungkinan
kondisi defisit, yaitu pada dua tahun terakhir dalam satu periode mendatang.
Proyeksi
No Uraian 2014
2016 2017 2018 2019 2020
Pendapatan Daerah
1 Pendapatan asli daerah (PAD) 111.052.683.654,88 154,064,433,732.48 171,781,843,611.72 191,536,755,627.07 213,563,482,524.18 238,123,283,014.46
2 Dana perimbangan 1.377.664.405.076,00 1,598,714,777,731.68 1,782,566,977,170.82 1,987,562,179,545.46 2,216,131,830,193.19 2,470,986,990,665.40
Bab ini secara khusus akan membahas mengenai analisis lingkungan strategis
terkait peluang, potensi, resiko dan tantangan pembangunan di Kabupaten
Paser pada periode pembangunan yang lalu (2011-2015). Pada pokok
pembahasan mengenai permasalahan pembangunan akan diuraikan khusus
mengenai apresiasi terhadap keberhasilan pembangunan di kabupaten Paser,
juga masukan dan analisis mengenai capaian-capaian pembangunan yang
masih harus diberi ruang khusus pada penyusunan perencanaan pembangunan
yang akan datang.
A. Permasalahan Pembangunan
1. Urusan Wajib Dasar
a. Pendidikan
Berdasarkan data jumlah murid dan jumlah guru untuk tingkat
pendidikan SD dan SMP, dapat dikatakan bahwa rasio murid terhadap guru
untuk dua jenjang pendidikan ini di Kabupaten Paser sudah cukup baik.
Namun, yang perlu disadari ialah disparitas terkait akses terhadap pendidikan
Kesenjangan akses ini dapat terlihat dari makin berkurangnya jumlah murid
pada level pendidikan yang lebih tinggi. Artinya sebaran sarana dan prasarana
pendidikan untuk level SMP masih belum merata untuk seluruh wilayah,
sehingga jumlah murid pada level pendidikan lanjutan jauh menurun jika
dibandingkan dengan jumlah murid SD yang mencapai jumlah di atas 30 ribu
(data 2014). Kontras kondisi ini bisa terbaca dengan jelas ketika lama waktu
sekolah yang digalakkan negara ini pada tuntas pendidikan dasar 9 tahun
ternyata Kabupaten Paser selama lima tahun terakhir hanya finis di titik
8.3. Mungkin jika dibandingkan dengan daerah lain kondisi ini masih cukup
baik. Namun, ketika lama waktu sekolah ini dipecah ke level urban dan rural,
akan kentara bahwa lama waktu sekolah anak-anak di daerah perkotaan dan
sentra perekonomian lebih lama ketimbang anak-anak yang tinggal di pesisir
dan pedalaman yang belum memiliki akses dan kualitas pendidikan yang
kompetitif. Hal ini berimplikasi langsung pada bayangan (imajinasi) anak-anak
usia sekolah yang dengan gampang terkooptasi ke dalam spirit menemukan
uang secara instan, tanpa terobsesi lagi dengan peningkatan kualitas untuk
memapankan kematangan dan profesionalisme.
c. Infrastruktur Perhubungan
Perhubungan berkaitan erat dengan mobilisasi dan konektivitas masyarakat
baik dalam wilayah Kabupaten Paser sendiri maupun dengan wilayah lain di
luar Kabupaten Paser. Kendala yang paling banyak dihadapi dalam persoalan
perhubungan ini adalah minimnya moda transportasi serta belum memadainya
sarana dan pra-sarana perhubungan. Di Kapupaten Paser sendiri panjang
jalan dengan kondisi baik tidak mencapai 50 persen dari keseluruhan panjang
jalan, sementara sisanya adalah jalan dengan kondisi sedang, rusak dan rusak
berat. Penilaian ini juga tentunya menggunakan standar Kabupaten Paser yang
sesungguhnya perlu juga disesuaikan dengan standar pengukuran nasional.
Dengan kata lain, jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Paser belum tentu
benar-benar baik jika dibandingkan dengan beberapa wilayah Indonesia yang
lainnya.
Hal ini akan sejalan dengan apa yang menjadi cita-cita Provinsi Kalimantan
Timur yang memberi penekanan baru pada geliat ekonomi hijau (green
economy) sebagai salah satu jawaban terhadap degradasi lingkungan yang
kian hari kian amburadul. Lingkungan Hidup adalah salah satu urusan penting
yang harus bisa mengawal isu ini.
c. Tenaga Kerja
Komposisi penyerapan tenaga kerja di Kabupaten paser masih didominasi
oleh sektor pertanian dengan kecenderungan yang terus menurun, Hal ini
menandakan masih belum terbukanya bidang-bidang pekerjaan lain, terutama
yang berhubungan dengan kewirausahaan. Mereka yang masuk dalam usia
angkatan kerja di Kabupaten Paser masih memiliki kecenderungan untuk
terjun ke bidang-bidang pekerjaan yang sudah ada, dan belum beralih ke upaya
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
e. Kebudayaan
Persoalan yang perlu diselesaikan pemerintah dalam bidang kebudayaan
ialah melakukan inventaris budaya-budaya lokal Kabupaten Paser. Hal ini
perlu dilakukan demi mengenal secara tepat unsur-unsur kebudayaan lokal
Kabupaten Paser sebelum ditampilkan dalam festival-festival atau pameran
budaya. Identifikasi, inventarisasi dan pengembangan nilai dan pesona
budaya ini berkorelasi positif terhadap kemampuan Kabupaten Paser
dalam menemukan ruang-ruang kreatif baru baik dari segi sosial, politik,
perekonomian dan lain sebagainya.
Pengenalan dan inventaris terhadap budaya asli masyarakat lokal Paser ini
perlu dilakukan, mengingat Paser sebagai salah satu daerah yang didiami oleh
begitu banyak orang dari berbagai wilayah lain. Pengenalan atas budaya asli
Paser serta nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya dapat juga dijadikan
sebagai pegangan dalam menentukan spirit dan arah pembangunan Paser di
masa yang akan datang.
Besarnya alokasi dana ini memungkinkan desa untuk bisa mencanangkan dan
mengembangkan sendiri program-program pembangunan sesuai konteks
dan kebutuhan masyarakatnya. Bahayanya ialah seringkali keberhasilan
dalam mengembangkan potensi serta memberdayakan masyarakat desa yang
dilakukan dengan dana desa diklaim sebagai keberhasilan yang diraih oleh
h. Ketahanan Pangan
Secara umum padi baik padi sawah maupun padi ladang masih menjadi
komoditi pangan yang dominan di Kabupaten Paser. Hal ini terbukti dari
besarnya lahan yang diperuntukkan bagi tanaman ini dibandingkan dengan
lahan bagi tanaman pangan yang lain. Namun, persoalannya ialah ketika
produksi tanaman padi meningkat, produksi tanaman pangan lain, misalnya
jagung justru menurun. Hal ini tentu tidak akan berimplikasi bagus untuk
jangka panjang, sebab akan menimbulkan ketergantungan berlebihan terhadap
beras sebagai bahan pangan pokok.
3. Urusan Pilihan
a. Energi Dan Sumber Daya Mineral
Kekurangan energi listrik telah menjadi salah satu persoalan besar bagi
masyarakat Kabupaten Paser, yang berpengaruh juga terhadap aspek lain,
misalnya aspek komunikasi dan informatika. Selain itu kekurangan pasokan
energi listrik telah menyebabkan masih banyak rumah tangga yang belum
menggunakan listrik.
Selain masalah pasokan energi listrik, hal lain yang perlu dipikirkan pemerintah
daerah terkait sumber daya mineral ialah exit strategy yang bisa diambil untuk
mengurangi ketergantungan terhadap pertambangan yang kewenangan
perizinannya telah diambil alih oleh pemerintah provinsi. Salah satu strategi
yang mungkin ialah menggalakkan dan meningkatkan produktivitas sektor
pertanian dan perkebunan, serta sektor kelautan dan perikanan. Selain
mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan mineral, sektor-sektor
ini juga akan memberi dampak positif bagi kelestarian lingkungan hidup.
Rasio elektrifikasi yang masih rendah yang menjadi salah satu kunci penentuan
arah kebijakan Provinsi Kalimantan Timur dalam spirit besar green economy
harus bisa memiliki gaung bagi Kabupaten Paser. Hal ini harus bisa disinergikan
dengan kegiatan, program dan kebijakan Pemerintah Kabupaten Paser,
khususnya dalam pemerataan pembangunan fasilitas dan jaringan kelistrikan.
b. Pariwisata
Fakta bahwa Kabupaten Paser merupakan salah satu kabupaten dengan
Upaya ini tentu perlu diimbangi juga dengan perbaikan fasilitas di tempat-
tempat pariwisata yang sudah ada saat ini. Peningkatan fasilitas penunjang
pariwisata serta pembentukan kelompok-kelompok sadar wisata akan
mempermudah upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten
Paser sebagaimana terjadi selama ini. Kehadiran kelompok-kelompok
sadar wisata dengan dampingan dan fasilitas dari Dinas Pariwisata akan
meningkatkan minat masyarakat Paser sendiri terhadap pengembangan
potensi wisata yang ada di daerah itu.
Selain itu, pihak swasta juga perlu dilibatkan untuk menjamin ketersediaan
sarana penunjang wisata seperti hotel atau penginapan yang memudahkan
akomodasi bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Paser.
c. Perdagangan
Tantangan bagi sektor perdagangan di Kabupaten Paser ialah bagaimana
meningkatkan penjualan komoditi-komoditi andalan dari sektor pertanian
ke luar Kabupaten Paser. Hal ini penting dilakukan untuk mengimbangi
kecenderungan jasa layanan yang masih menjadi fokus perdagangan
masyarakat Kabupaten Paser. Upaya ini juga menjadi salah satu langkah
untuk meningkatkan posisi tawar pedagang-pedagang tradisional berhadapan
dengan pedagang-pedagang besar yang hadir dengan modal raksasa.
d. Industri
Problem utama terkait dengan sektor industri di Kabupaten Paser ialah belum
terlalu kuatnya upaya peningkatan nilai tambah bagi bahan-bahan baku yang
dihasilkan daerah ini. Karena masih berupa bahan baku maka nilai jualnya juga
menjadi lebih rendah, berbeda dengan bahan baku yang sudah lebih dahulu
diolah sebelum dijual.
Ke depan, industri yang perlu digalakkan ialah industri pengolahan bahan baku
yang tidak saja bermanfaat untuk meningkatkan nilai jual, tetapi membuka
e. Transmigrasi
Perlu disadari bahwa Kabupaten Paser juga adalah salah satu daerah tujuan
transmigrasi pada masa lalu. Bahkan ada tiga gelombang transmigrasi yang
dapat disebut yakni gelombang pertama pada era sebelum tahun 70-an,
gelombang kedua pada kurun waktu 70-an hingga 8a0-an dan yang terakhir
pada kurun waktu setelahnya yakni sejak 90-an.
f. Pertanian
Tahun 2013, sektor pertanian menyumbang 12, 05 persen bagi PDRB Kabupaten
Paser. Kontribusi ini jauh di bawah sektor pertambangan dan penggalian
yang mencapai angka 76,32 persen. Kecilnya kontribusi sektor pertanian
ini berbanding lurus dengan makin berkurangnya lahan pertanian akibat
dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, padahal kontribusi
sektor perkebunan hanya 4,65 persen, di mana kelapa sawit menjadi komoditi
andalan sektor perkebunan. Selain berkurangnya lahan pertanian, minimnya
kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Paser juga disebabkan
oleh makin berkurangnya jumlah petani.
Ini menjadi sebuah permasalahan serius yang butuh untuk segera ditangani
Pada sisi lain, pemerintah juga perlu melakukan pemerataan dalam pembagian
lahan pertanian bagi kaum transmigran dengan warga asli Kabupaten Paser,
terutama yang berada di pedalaman dan bermatapencaharian sebagai petani.
Kebijakan pemerintah memberi lahan seluas 2 hektar kepada para transmigran
perlu ditinjau kembali untuk menjamin adanya kesetaraan akses dan kesamaan
peluang mengusahakan lahan bagi warga lainnya.
4.1.3.7 Kehutanan
Fokus perhatian pemerintah ialah pada pola perambahan yang ketiga, yang
acap dilakukan oleh perusahaan pemegang ijin HPH misalnya yang diberi
kontrak selama sekian tahun untuk melakukan pengelolaan atas kawasan
hutan yang ada dalam kontrak. Ada kecenderungan pihak perusahaan untuk
melakukan kecurangan dengan melakukan perambahan hutan melampaui
batas yang disepakati untuk setiap tahunnya demi menggenjot produksi
berlebih. Akibatnya sebelum masa kontrak berakhir, hutan yang ada telah habis
dirambah, dan boleh jadi perusahaan bisa pergi begitu saja tanpa melakukan
upaya pemulihan kembali.
Kendala yang dihadapi terkait pengembangan sektor ini dan minimnya minat
masyarakat ialah belum terbukanya jalur-jalur distribusi bagi pemasaran hasil
perikanan air tawar. Karena itu, salah satu tanggung jawab yang mesti dijalankan
pemerintah ialah membuka jalur-jalur distribusi bagi pemasaran hasil usaha
ikan air tawar ini. Jika jalur distribusi telah terbuka dan permintaan terhadap
ikan air tawar meningkat maka masyarakat akan tertarik untuk terlibat dalam
membudidayakan ikan air tawar dan menjadikan sektor ini sebagai salah satu
sektor andalan yang bisa mendatangkan profit dan menyerap tenaga kerja.
Karena itu langkah awal ialah pemerintah mengidentifikasi potensi ikan air
tawar yang bisa dibudidayakan, dan yang banyak diminati untuk konsumsi
masyarakat. Jadi yang dibudidayakan untuk dijual ialah yang permintaan
untuk konsumsinya tinggi, sehingga mereka yang terjun dalam sektor ini tidak
menderita kerugian dan bisa menjadikan sektor ini sebagai sektor pencaharian
pokok.
B. Isu-Isu Strategis
1. Peningkatan layanan dasar terutama layanan pendidikan dan kesehatan
melalui ketersediaan dan keterjangkauan infrastruktur, sumberdaya
manusia, dan peningkatan mutu layanan.
Pada Bab selanjutnya, uraian mengenai isu-isu strategis di Bab IV ini akan
menjadi dasar sekaligus rujukan dalam menyusun dan menentukan langkah-
langkah perencanaan dan pembangunan. Secara khusus di Bab V, Visi-Misi-
Tujuan-Sasaran disusun berdasarkan basis pijakan yang sama. Isu-isu strategis
menjadi acuan utama penyusunan Bab-Bab selanjutnya, khususnya mengenai
perencanaan strategis dan prioritas yang dikedepankan dalam membidik
kebutuhan riil Paser. Tema-tema seputar peningkatan akses dan kualitas
dengan spirit pemerataan, kesejahteraan dan kompetitif (berdaya saing) dan
berkelanjutan akan menjiwai ulasan pada Bab V.
Bab ini akan menguraikan visi, misi, tujuan dan sasaran daerah. Bab ini sangat
penting dalam menyusun keseluruhan dokumen rencana pembangunan
jangka menengah daerah, karena dalam perencanaan pembangunan, setiap
daerah tentu mempunyai harapan atau cita-cita yang akan dicapai. Cita-cita
tersebut merupakan rangkaian proses untuk terus maju dan semakin memberi
kebermanfaatan kepada masyarakat. Sebagai sebuah rangkaian, cita-cita
selain diarahkan pada kondisi yang akan datang, juga berpijak dan belajar dari
pembangunan yang telah dijalankan.
A. Visi Daerah
Visi merupakan kondisi ideal sekaligus landasan konseptual bagi daerah. Visi
daerah ini disusun dengan memperhatikan aspek substantif yang berpijak
pada isu strategis, maupun aspek teknis berupa susunan kata yang sederhana
dan mudah dipahami. Ketika mudah dipahami, diharapkan akan mudah
dilaksanakan. Dalam pembangunan lima tahun mendatang, Kabupaten Paser
memiliki visi :
Ketika memiliki modalitas dari hasil pembangunan yang ada, lantas fokus
pembangunan lima tahun mendatang terwakili oleh lima kata kunci di dalam
visi ini, yaitu:
1. Sejahtera
Sejahtera merupakan sebuah kondisi derajat kehidupan masyarakat Paser yang
semakin membaik pada berbagai bidang pembangunan terutama pada sektor
ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. Masyarakat membutuhkan dua prasyarat
utama yakni pendidikan dan kesehatan. Dua prasyarat tersebut sebagai modal
untuk mengoptimalkan potensi masyarakat agar lebih berdaya, mandiri,
produktif dan berbudaya. Semakin membaiknya tingkat kesejahteraan tersebut
antara lain ditandai dengan meningkatnya produktivitas ekonomi masyarakat,
meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat, hingga meningkatnya
kualitas sumber daya manusia dan kesehatan masyarakat. Kesejahteraan
bermakna pula secara sosial dan budaya, yakni ketika masyarakat memiliki
kohesivitas sosial yang menjadikannya sebagai modal untuk berpartisipasi
aktif, serta budaya yang menjadikan setiap komponen merasa memiliki
daerah dan bertanggung jawab atas berjalannya pembangunan daerah.
Kondisi tersebut akan menciptakan situasi yang kondusif untuk menjalankan
roda pembangunan. Namun untuk mencapainya dibutuhkan syarat berupa
tata kelola pemerintahan yang baik, yakni adanya sinergi antara pemerintah
daerah, masyarakat serta sektor privat dan organisasi masyarakat sipil.
2. Merata
Merata berarti menghilangkan kesenjangan antar wilayah, termasuk kesenjangan
antar masyarakat. Nilai ini sekaligus bermakna menutup/memperkecil
kesenjangan dalam mendapatkan pelayanan publik, mengelola sumber daya
strategis serta memperoleh distribusi hasil pembangunan. Kondisi pembangunan
yang merata merupakan wujud penghormatan pada semua masyarakat yang
tinggal dan mencari penghidupan di Kabupaten Paser, dan khususnya sebagai
pengakuan, afirmasi, dan pemberdayaan masyarakat Paser yang masih merasakan
persoalan terkait pembangunan. Harapannya akan tercipta stabilitas sosial
sekaligus modal dasar bagi pembangunan dari waktu ke waktu. Kesenjangan
adalah problema pembangunan bagi daerah yang mempunyai wilayah sangat
luas, sekaligus tertundanya pemenuhan hak bagi setiap masyarakat daerah
untuk menikmati hasil pembangunan. Karena itu pemerataan adalah kewajiban
pembangunan yang harus terpenuhi melalui berbagai urusan pemerintahan.
4. Berkelanjutan
Berkelanjutan merujuk pada kondisi yang berkesinambungan dalam proses
pembangunan yang mencakup aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Selain
itu berkelanjutan juga dimaknai sebagai proses pembangunan yang tidak
terputus dari periode ke periode. Pembangunan merupakan gerak maju,
bukan gerak yang dimulai dari awal pada setiap pelaksanaan pembangunan
jangka menengah. Tujuannya adalah mencapai sasaran rencana pembangunan
jangka panjang daerah maupun nasional.
Rumusan visi di atas terbangun dalam satu kesatuan dan saling melengkapi.
Secara substantif, rangkaian visi tersebut bertujuan meningkatkan pemenuhan
kebutuhan infrastruktur, peningkatan perekonomian masyarakat dan daerah,
serta meningkatkan kualitas pelayanan publik. Serta tidak kalah penting,
untuk mewujudkan dan meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan serta
mewujudkan kohesi sosial di tengah masyarakat Paser.
Misi ini akan diturunkan ke dalam 6 tujuan besar. Berikut pembahasan masing-
masing tujuan,
a. Transportasi Darat
Sebagai penunjang mobilitas masyarakat dan sektor pendukung yang
menggerakkan aktivitas perekonomian, ketersediaan infrastruktur
perhubungan yang berkualitas dan menjangkau seluruh wilayah Kabupaten
Paser menjadi prasyarat yang mesti dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten
Paser. Ketersediaan infrastruktur perhubungan ini mencakup perhubungan
darat dan perhubungan laut sesuai kondisi geografis dan topografi Kabupaten
Paser.
Selain kondisi jalan dan ketersediaan angkutan darat, hal lain yang perlu
ditingkatkan ialah jumlah terminal baik untuk transportasi luar daerah
maupun dalam wilayah Kabupaten Paser. Saat ini di Kabupaten Paser hanya
tersedia tiga terminal angkutan darat untuk trayek luar daerah. Pada sisi lain,
jumlah kendaraan untuk angkutan penumpang umum yang layak uji sebanyak
580 unit. Baik jumlah terminal maupun jumlah kendaraan angkutan umum
yang layak uji ini perlu ditingkatkan untuk memperlanjar jalur transportasi
baik dalam Kabupaten Paser maupun transportasi dan koneksi dari dan ke
luar daerah.
Keteraturan dan juga daya dukung infrastruktur pelengkap jalan seperti turap
penahan di wilayah yang rawan longsor dan tanah ambles, penguatan jalan
dan bantaran sungai dengan jaring batu penahan (bronjong) hingga fasilitas
penerangan jalan, rambu dan taman hijau di sempadan jalan juga merupakan
beberapa bagian dari peningkatan kualitas jalan yang diharapkan bisa
memberikan pengaruh positif pada para pengguna jalan.
Bila sasaran ini telah tercapai maka jumlah rumah tangga pengguna listrik dapat
ditingkatkan. Data tahun 2013 menunjukkan jumlah rumah tangga pengguna
listrik baru mencapai 39 persen dari total rumah tangga di Kabupaten Paser.
Ke depan prosentase ini perlu ditingkatkan terutama perluasan akses jaringan
listrik ke wilayah pesisir dan pedalaman yang hingga kini belum menikmati
aliran listrik.
Sampai saat ini terhitung ada 6 surat kabar regional yang beredar di Kabupaten
Paser termasuk Tribun, dan Kaltim Pos. Selain surat kabar, muncul juga
televisi lokal dan radio lokal yang mengudara di kawasan Kabupaten Paser
misalnya Paser TV. Keberadaan sarana komunikasi dan infromasi ini perlu
diperluas jangkauan distribusinya agar mampu mencapai dan diakses juga
oleh masyarakat di pedalaman, pesisir dan wilayah yang belum sepenuhnya
terbuka terhadap akses informasi dan komunikasi.
Pada sisi lain, di tahun 2014, terhitung jumlah warnet di Kabupaten Paser
adalah 55 unit. Dari total jumlah tersebut, 10 warnet merupakan Pusat Layanan
Internet Kecamatan (PLIK) program Kemenkominfo yang menetapkan satu
kecamatan 1 warnet. Jumlah ini perlu ditingkatkan lagi untuk menjangkau
juga sampai ke daerah-daerah pedalaman di wilayah selatan dan di pesisir.
Karena itu misi peningkatan infrastruktur air bersih pelu dilakukan secara
serius mengingat besarnya jumlah jumlah pemakaian air bersih dan terus
meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten Paser dari tahun ke tahun.
Selain itu, pencapaian sasaran ini pada tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat
berdasarkan data indikator-indikator di atas. Presentase rumah tangga yang
bersanitasi, dalam arti memiliki tempar buang air besar sendiri sebesar 82,62
persen, presentase pemukiman yang tertata mencapai 61,3 persen, volume
sampah yang ditangani mencapai 495, 18 m3/hari,dengan rasio tempat
pembuangan sampah per satuan penduduk sebesar 1:1250 untuk 100m2
sementara jumlah penghijauan wilayah rawan longsor sebesar 4.700 hektar.
Berikut, tabel lengkap misi pertama dalam RPJMD Kabupaten Paser 2016-
2020:
Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan akses 1.1 Meningkatnya kualitas jalan dan jembatan
dan kualitas pelayanan
1.2 Meningkatnya pelayanan terminal angkutan darat
transportasi darat
1.3 Meningkatnya moda transportasi darat publik
1.4 Meningkatnya jaringan jalan antara kecamatan ke ibu kota
kabupaten
1.5 Meningkatnya jaringan jalan antara kecamatan dan desa
1.6 Meningkatnya jaringan jalan lingkungan (antar desa/
kelurahan)
2 Meningkatkan akses 2.1 Meningkatnya Kualitas Pelabuhan Rakyat
dan kualitas pelayanan
2.2 Meningkatnya kondisi Dermaga
transportasi Laut dan
Sungai 2.3 Meningkatnya Moda Transportasi Sungai dan Laut yang
Memadai
Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan akses pelayanan 1.1 Meningkatnya Angka Partisipasi siswa usia
pendidikan sekolah
1.2 Meningkatnya Angka Melek Huruf
2 Meningkatkan kualitas pelayanan 2.1 Meningkatnya angka kelulusan siswa
pendidikan
2.2 Kualitas guru yang semakin baik
2.3 Meningkatnya partisipasi warga dalam
pengelolaan sekolah
3 Memperkuat pelayanan pendidikan yang 3.1 Berkembangnya pelayanan pendidikan
berdaya saing yang berdaya saing
Selain ketiga sektor potensial di atas, sektor pergadangan, jasa dan investasi
merupakan sektor pendukung yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Sebagian besar masyarakat Paser berprofesi sebagai pedagang, sebagian yang
lain bergerak di bidang jasa, seperti pariwisata, penginapan atau perhotelan.
Dengan pertimbangan tersebut, maka dasar perekonomian dari bidang
perdagangan, jasa dan investasi akan menjadi prioritas. Selain itu isu tentang
degradasi lingkungan karena pertumbuhan ekonomi juga akan menjadi
prioritas untuk diperbaiki, sehingga konsep green economy mampu diterapkan
secara baik.
Tujuan Sasaran
Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan akuntabilitas dan 1 Meningkatnya kualitas tata administrasi dan
transparansi Pemerintah daerah keuangan daerah
2 Meningkatnya akses terhadap informasi publik
2 Meningkatkan sinergi 1 Meningkatnya sinergi antara dokumen perencanaan
perencanaan pembangunan dengan dokumen penganggaran
daerah
2 Meningkatnya sinergi antar dokumen perencanaan
3 Meningkatkan kinerja pelayanan 1 Meningkatnya kapasitas aparatur pemerintah
pemerintah daerah daerah
2 Meningkatnya kualitas pelayanan publik
4 Meningkatkan partisipasi publik 1 Meningkatnya partisipasi publik
dalam proses pembangunan
2 Meningkatnya aspirasi masyarakat yang
ditindaklanjuti melalui berbagai kebijakan
pemerintah daerah
Dalam RPJMD ini, misi tentang kohesivitas sosial dipandang sebagai salah
satu misi yang perlu diperhatikan dalam konsep pembangunan berkelanjutan.
Mengingat adanya dua hal besar yang perlu diperhatikan. Pertama, Kabupaten
Paser memiliki penduduk yang berasal dari berbagai latar belakang sosial
(suku) yang beragam. Kedua, pemerataan hasil pembangunan ekonomi di
Kabupaten Paser belum mampu berjalan dengan optimal.
Rekognisi dan promosi adalah dua hal yang perlu ditingkatkan untuk memberi
ruang bagi masyarakat pribumi untuk mendapatkan pengakuan dalam
pembangunan. Pengakuan tersebut dapat dijalankan dengan membuka akses
partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, mulai dari perencanaan,
implementasi, evaluasi himgga menikmati hasil pembangunan. Selama ini
masyarakat pribumi berada di luar pusat aglomerasi ekonomi. Oleh karena itu
rekognisi dan promosi keterlibatan masyarakat perlu ditingkatkan.
Selain rekognisi dan promosi, stabilitas sosial juga perlu ditingkatkan. Kondisi
ini bisa besifat fluktuatif karena persoalan lingkungan dan ekonomi. Persoalan
lingkungan seperti bencana kekeringan, sedangkan persoalan ekonomi dapat
berupa kemiskinan dan kurangnya pemerataan. Dalam RPJMD ini, Pemerintah
Kabupaten Paser akan meningkatkan perhatian pada bidang stabilitas sosial
Tujuan Sasaran
1 Meningkatkan rekognisi dan 1.1 Meningkatnya akses masyarakat lokal untuk
promosi berpartisipasi dalam berbagai proses pembangunan
1.2 Meningkatnya akses perempuan untuk berpartisipasi
dalam berbagai proses pembangunan
1.3 Meningkatnya promosi nilai-nilai kearifan lokal dalam
pembangunan
1.4 Meningkatnya Akses Pemuda terhadap proses dan
hasil pembangunan
2 Meningkatkan stabilitas sosial 2.1 Meningkatnya kerukunan antar masyarakat
2.2 Meningkatnya keamanan dan ketertiban masyarakat
2.3 Meningkatnya akses bantuan sosial untuk masyarakat
yang terkena bencana sosial
2.4 Meningkatnya akses bantuan untuk masyarakat yang
terkena bencana alam
2.5 Meningkatnya perlindungan sosial bagi masyarakat
2.6 Meningkatnya perwujudan hak anak
3 Meningkatkan pengelolaan 3.1 Meningkatnya ketersediaan data kependudukan yang
kependudukan selalu diperbaharui di bidang migrasi
3.2 Meningkatnya pengendalian dan pengelolaan migrasi
Seluruh ulasan pada Bab V akan diperdalam dan dilengkapi dengan alur logika
perencanaan dari Visi-Misi hingga ke Program-Kegiatan beserta indikator-
indikatornya. Sinergi beberapa dokumen perencanaan mulai dari RPJMN,
RPJMD Provinsi Kalimantan Timur, dan dokumen pengarusutamaan Ekonomi
Hijau berusaha ditampilkan dengan dasar yang ada di Bab V. Bab VI secara
khusus nanti akan melengkapi ulasan pada Bab V dengan refleksi khusus
mengenai strategi apa yang harus diambil untuk mewujudkan Tujuan dan
Sasaran yang menopang visi-misi pembangunan di Paser. Hal lain yang akan
diperdalam adalah mengenai ke mana arah kebijakan yang membahasakan
visi-misi disusun. Beberapa pilihan teknokratis seputar focus program dan
kegiatan yang akan dipilih maupun locus wilayah yang diprioritaskan bagi
Rumusan visi dan misi yang telah ditetapkan di Bab V perlu diperjelas dengan
menentukan sasaran pokok, arah kebijakan, dan prioritas tahapan untuk
mencapainya. Bab VI memaparkan ketiga hal itu secara komprehensif dan
berurutan. Sasaran pokok merupakan kondisi yang menjadi target untuk
diwujudkan dari setiap misi yang telah ditetapkan selama 5 tahun ke depan.
Sedangkan arah kebijakan adalah strategi yang relevan untuk diterapkan
dalam rangka mencapai setiap sasaran pokok. Agar pencapaian sasaran pokok
lebih realistis, sistematis, dan berkesinambungan untuk dicapai maka pada
bagian terakhir Bab ini dipaparkan tahapan pencapaian yang berisi capaian-
capaian yang diprioritaskan dari setiap tahapan pembangunan lima tahunan.
1. Transportasi Darat
Akses dan kualitas pelayanan transportasi darat suatu daerah perlu
Paling kurang beberapa daerah yang masih belum sama sekali memiliki akses
transportasi diprioritaskan dalam pembangunan dan peningkatan jalan di
Paser. Tiga zona perkembangan Paser yakni, Selatan, Utara (Pedalaman dan
Pesisir) serta wilayah Tengah perlu memperoleh sentuhan pembangunan
infrastruktur yang berbeda. Jika fokus pembangunan selama ini hanya di
Kondisi dermaga yang memadai dapat menarik minat banyak orang, baik yang
berasal dari wilayah tersebut maupun dari wilayah lain. Dermaga yang nyaman
akan menjadi tempat pelabuhan kapal-kapal dari berbagai wilayah. Masyarakat
setempat bisa dengan mudah menjual hasil pertanian dan perkebunan, serta
bisa langsung membeli barang dengan harga terjangkau dari pedagang yang
datang dari luar daerah.
Peningkatan jumlah alat transportasi air seperti kapal dan sampan dapat
memperlancar mobilitas masyarakat, baik masyarakat yang berasal dari
wilayah tersebut maupun masyarakat dari luar wilayah. Bertambahnya moda
transportasi sungai dan laut dapat memperlancar distribusi barang masuk atau
barang keluar ke wilayah lain. Selain itu, bertambahnya moda alat transportasi
laut dan sungai dapat memperlancar dan mempercepat mobilisasi masyarakat.
3. Jaringan Energi
Wilayah Kabupaten Paser perlu meningkatkan akses jaringan energi secara
4. Jaringan Komunikasi
Masyarakat selalu berusaha menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman, termasuk dalam aspek komunikasi serta ragam jaringannya. Saat ini,
masyarakat sudah terbiasa berkomunikasi menggunakan alat-alat komunikasi
modern. Alat-alat komunikasi yang canggih dapat membantu masyarakat
dalam berinteraksi secara luas dan cepat. Oleh karena itu, pengembangan
jaringan komunikasi perlu terus ditingkatkan dan memperoleh perhatian
pemerintah sehingga dapat diakses oleh seluruh masyarakat.
5. Air Bersih
Peningkatan akses dan kualitas air bersih sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Pelayanan air bersih kepada masyarakat bisa dilakukan dengan membangun
bak-bak penampungan di setiap wilayah yang belum memiliki akses langsung
ke penyaluran air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Penyaluran air bersih bisa dilakukan dengan jaringan perpipaan baik yang
menjadi bagian dari strategi PDAM maupun yang diinisiasi oleh pemerintah
sendiri, khususnya untuk wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kegiatan
administratif dan ekonomi.
6. Pemukiman
Pengembangan infrastruktur pemukiman rakyat sangat diperlukan agar
mencegah kepadatan penduduk. Wilayah yang padat pendudukanya,
akan rentan terkena wabah penyakit. Dalam pengembangan infrastruktur
pemukiman rakyat, harus ramah lingkungan dan jauh dari risiko bencana.Oleh
karena itu, sebelum membangun infrastruktur pemukiman, harus ada kajian
risiko bencana.
Berikut, daftar strategi dan arah kebijakan lengkap untuk semua tujuan dan
sasaran yang diidentifikasi sebagai bagian strategis dan prioritas pembangunan
Kabupaten Paser lima tahun ke depan,
MISI 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman
| 137
MISI 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman
| 141
Meningkatnya tata kelola Peningkatan jumlah desa yang sudah Pemerataan dan Prioritas Desa-Desa yang belum terlayani
pengolahan air bersih menikmati fasilitas air bersih kebutuhan Air Bersih
MISI 1: Meningkatkan Pembangunan Infrastruktur Transportasi, Energi, Air Bersih dan Pemukiman
1.2.1 1.2.1.1
2.1.1 2.1.1.1
huruf
2 Meningkatkan 2.1 Meningkatnya angka
kualitas pelayanan kelulusan siswa Peningkatan Kualitas Peningkatan kualitas kurikulum dan KBM disekolah
2.2.1 2.2.1.1
pendidikan Pengajaran
2.2 Kualitas guru yang
semakin baik Peningkatan kompetensi Peningkatan kompetensi guru berdasarkan pemetaan sekolah
2.3.1 2.3.1.1
Guru
2.3 Meningkatnya
partisipasi warga dalam Pengembangan Pengembangan MBS, optimalisai kinerja Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan
pengelolaan sekolah Manajemen sekolah
3.1.1 3.1.1.1
berbasis masyarakat
3 Memperkuat 3.1 Berkembangnya
pelayanan pelayanan pendidikan Pengembangan Pengembangan standar pelayanan unit pendidikan dan hasil lulusan siswa yang
pendidikan yang yang berdaya saing pelayanan pendidikan kompetitif
berdaya saing yang kompetitif
Urusan Kesehatan
MISI 2: Meningkatkan pelayanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan
4.2.1 4.2.1.1
manajemen rumah sakit
4.2 Meningkatnya cakupan
jaminan kesehatan Peningkatan masyarakat Memastikan masyarakat mendapat jaminan kesehatan terutama untuk warga
masyarakat yang mendapatkan miskin dan peningkatan pengguna BPJS
5.1.1 5.1.1.1
jaminan kesehatan
5 Meningkatkan 5.1 Meningkatnya
kualitas pelayanan pengendalian penyakit Penurunan angka Peningkatan kualitas kesehatan dari sisi masyarakat dapat melalui pengembangan
kesehatan dan kematian mortalitas dan kesakitan program penaggulangan penyakit dan promosi kesehatan berbasis sasaran
dengan meningkatkan strategis ibu hamil, bayi, keluarag miskin, lansia, keluarag miskin dan kelompok
kualitas kesehatan beresiko, sedangkan dari aspek kualitas layanan melalui peningkatan standar
masyarakat dan pelayanan unit kesehatan berbasis kebutuhan masyarakat terutama di Unit
pelayanan kesehatan layanan strategis seperti Rumah sakit dan Puskesmas dengan cakupan layanan
yang sesuai kebutuhan yang tinggi
6.1.1 6.1.1.1
masyarakat
6 Memperkuat Daya 6.1 Berkembangnya
Saing Pelayanan pelayanan kesehatan Peningkatan kualitas Peningkatan standar kualitas kelembagaan unit layanan kesehatan
Kesehatan yang berdaya saing pelayanan yang berdaya
saing
Arah Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi
1.1.3 1.1.3.1
Peningkatan produktivitas Pengembangan inovasi IPTEK dan penanggulangan penyakit
peternakan ternak secara merata dan berkelanjutan
1.1.4 1.1.4.1
Peningkatan produktivitas Pengembangan budidaya perikanan secara berkelanjutan
perikanan
1.2.2 1.2.2.1
Peningkatan kualitas produk Pengembangan kualitas produk perkebunan
1.2.3 1.2.3.1
Peningkatan kualitas produk Pengembangan kualitas produk peternakan
peternakan
1.2.3.2
Pengembangan sentra produksi peternakan
1.2.4 1.2.4.1
Peningkatan kualitas produk Pengembangan kualitas produk perikanan
perikanan
1.2.4.2
Pengembangan sentra produksi perikanan
Arah Kebijakan
Tujuan Sasaran Strategi
1.3.2 1.3.2.1
Peningkatan kontinuitas Peningkatan ketersediaan, cadangan dan mutu produk
produksi perkebunan perkebunan secara berkelanjutan
1.3.3 1.3.3.1
Peningkatan kontinuitas Peningkatan ketersediaan, cadangan dan mutu produk
produksi peternakan peternakan secara berkelanjutan
1.3.4 1.3.4.1
Peningkatan kontinuitas Peningkatan ketersediaan, cadangan dan mutu produk
produksi perikanan perikanan secara berkelanjutan
| 153
4.1.1.9. Peningkatan kualitas tata keuangan 4.1.1.9.1. Peningkatan kapasitas penyusunan APBDes
desa
MISI 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan
4.3. Meningkatan 4.3.1. Meningkatnya kapasitas 4.3.1.1. Meningkatkan kapasitas sumber daya 4.3.1.1.1. Pelaksanaan diklat struktural bagi pemangku jabatan
kinerja pelayanan aparatur pemerintah daerah aparatur baru
pemerintah daerah
4.3.1.1.2. Mengintensifkan pelaksanaan diklat fungsional dan
pendalaman materi
4.3.1.2. Mengintensifkan pembinaan dan 4.3.1.2.1. Pengadaan CPNS berdasarkan analisis kebutuhan
pengembangan aparatur daerah yang urgen
4.3.1.2.2. Pengisian jabatan berdasarkan instrumen analisis
jabatan dan latar belakang pendidikan
4.3.1.2.3. Pemberian bantuan tugas belajar dan ikatan dinas yang
merata namun disertai proses seleksi yang ketat
4.3.1.2.4. Pemberian tunjangan berbasis kinerja
4.3.1.3. Peningkatan pengawasan internal di 4.3.1.3.1. Penangan kasus pengaduan dan temuan pengawasan
lingkungan pemerintah daerah secara tepat
MISI 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan
| 157
MISI 4: Meningkatkan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan
2.5.2 2.5.2.1
Perlindungan dan Pemberian bantuan
pemberdayaan penyandang disabilitas
penyandang disabilitas
2.5.3 2.5.3.1
Perlindungan dan Pemberian bantuan lanjut
pemberdayaan lanjut usia usia terlantar
terlantar
2.5.4 2.5.4.1
Perlindungan anak dan Pemberian bantuan anak
anak balita terlantar terlantar dan anak balita
terlantar
2.6 2.6.1 2.6.1.1
Meningkatnya Perlindungan perempuan Peningkatan penanganan
perlindungan bagi kasus kekerasan terhadap
perempuan perempuan
Seluruh uraian pada Bab ini merupakan tahapan logis yang harus langsung
diikuti oleh penetapan program-program prioritas dan strategis yang ada
di Bab selanjutnya. Penentuan program-program ini selanjutnya harus
bisa menjadi jawaban yang sinergis dan terhubung dengan strategi dan
arah kebijakan yang sudah ditentukan, juga dengan jenis-jenis kegiatan
pembangunan yang direncanakan. Strategi dan arah kebijakan adalah refleksi
kritis mengenai bagaimana dan mengapa serta di mana sebuah program harus
diimplementasikan. Alasan-alasan logis-rasional yang ada di Bab VI menjadi
jaminan bahwa program dan kegiatan pembangunan yang akan dibahas
pada Bab-Bab selanjutnya akan menjadi kristalisasi kajian dan analisis yang
berkesinambungan.
1.1. Meningkatnya 1.1.1. Peningkatan 1.1.1.1. Peningkatan Persentase 64% Pembangunan Bina Marga
kualitas jalan dan Akses dan Kualitas Akses dan Kualitas Jembatan yang Jembatan
jembatan Jembatan untuk Jembatan untuk sudah dibangun
Memperlancar akses Memperlancar akses terhadap total
Desa-Pusat Kecamatan, Desa-Pusat Kecamatan, kebutuhan
dan Kecamatan-Pusat dan Kecamatan-Pusat
Kabupaten Kabupaten
Program Perhubungan
Koordinasi dengan pihak Pembangunan
swasta/penguasaha jasa Sarana dan Prasarana
transportasi Perhubungan
Pengembangan ijin trayek
1.4. Meningkatnya 1.4.1. Pengembang-an 1.4.1.1. Fokus ke wilayah- Jumlah Dermaga 3 Unit Pembangunan Perhubungan
Kualitas dan Peningkatan Kualitas wilayah pesisir yang Perahu Kecil dan Peningkatan
Pelabuhan Dermaga Rakyat potensial sebagai sentra (Ketinting) Pelabuhan Rakyat
| 167
Target Kinerja SKPD
Program Bidang
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Indikator Sasaran Kondisi Penanggung
Kondisi Awal Pembangunan Daerah Urusan
Akhir Jawab
1.5. Meningkatnya 1.5.1. Pengembangan 1.5.1.1. Mempercepat Persentase Sarana 65% Peningkatan dan Perhubungan
kondisi Dermaga dan Peningkatan Kualitas akses barang dan jasa dan Prasarana Pemeliharaan
Pelabuhan khususnya untuk wilayah pendukung Dermaga
Tanjung Harapan dan Dermaga kondisi Penyeberangan
Pesisir lainnya yang baik
sulit terhubung melalui
transportasi darat
1.6. Meningkatnya 1.6.1. Penambahan 1.6.1.1. Mempercepat Rasio moda NA Pembangunan dan Perhubungan
Moda dan Pengembangan akses barang dan jasa transportasi sungai/ Peningkatan Sarana
1.8. Meningkatnya 1.8.1. Pengembangan 1.8.1.1. Fokus: Daerah Persentase RT 39.78% Peningkatan Energi
jaringan listrik Akses Listrik ke Daerah yang sulit terjangkau pengguna Listrik dan Fasilitasi
di kawasan yang belum bisa transportasi darat Non-PLN Pengembangan
yang belum bisa mengakses listrik Sarana dan Pra-
mengakses listrik sarana Kelistrikan
1.9. Meningkatnya 1.9.1.Pengembangan dan 1.9.1.1. Fokus: Wilayah Jaringan Komunikasi 3 Unit Pengembangan Komunikasi
jangkauan peningkatan jaringan yang belum bisa Jaringan Komunikasi
jaringan komunikasi yang ada mengakses jaringan
komunikasi komunikasi seluler.
Penguatan dan
perbanyak Provider dan
Menara untuk Jaringan
Komunikasi
1.9.2. Peningkatan 1.9.2.1. Fokus ke Surat Kabar 9 unit Pengembangan Komunikasi
jumlah surat kabar penyebaran dan Nasional/lokal Komunikasi Informasi
nasional/lokal yang penguatan sebaran dan Media Massa
beredar sehingga dapat informasi ke wilayah-
menjangkau seluruh wilayah rural dan daerah
wilayah Kabupaten Paser yang sulit mengakses
informasi publik
1.10. Meningkatnya 1.10.1. Peningkatan Akses 1.10.1.1. Fokus: Persentase Instansi 85% Pengembangan Komunikasi
jangkauan Internet di Pusat-Pusat Kecamatan (Desa- Pemerintah dan Jaringan Internet
jaringan internet Kegiatan Kecamatan Desa) yang belum bisa Pusat Kegiatan
mengakses Internet Rakyat yang bisa
mengakses Internet
1.11. Meningkatnya 1.11.1. Peningkatan 1.11.1.1. Fokus: Persentase 57% Program Cipta Karya
Sumber jumlah dan kualitas Desa-desa yang belum Penampungan Air Pengembangan
Air Bersih sarana penampungan air memiliki jaringan air Bersih terhadap Kinerja Pelayanan Air
(Penampungan bersih bersih (Mulai dari total desa Minum/Air Bersih
dan Penyaluran) penampungan sampai
instalasi RT)
Distribusi air minum yang
merata
1.11.2. Peningkatan 1.11.2.1. Fokus: Cakupan Instalasi 7 dari 10 Penyediaan dan Cipta Karya
1.13. Meningkatnya 1.13.1. Penambahan 1.13.1.1. Fokus: Cakupan 121 Kawasan Pengembangan Pemukiman
kawasan jumlah permukiman dan Pemukiman di wilayah Pemukiman dan Perumahan
pemukiman kawasan industri yang perkotaan Kawasan Industri Lingkungan Sehat
rakyat yang dikawal mutualnya yang dikawal mutu Perumahan
berwawasan Pemukiman di Wilayah
lingkungan Pedesaan
dan antisipatif Kawasan Industri
bencana
1.14. Meningkatnya 1.14.1. Peningkatan 1.14.1.1. Fokus: Sampah Persentase Rumah 54% Pengembangan Pemukiman/
kualitas sanitasi Sanitasi Pemukiman dan Limbah Pemukiman Tangga Bersanitasi Kinerja Pengelolaan BLH
pemukiman Perkotaan, Pemukiman Baik Persampahan
Pedesaan dan Pusat Pengelolaan RTH
Ekonomi
B. Meningkatkan Pelayanan Dasar di Bidang
Pendidikan dan Kesehatan
Pada tahap pembangunan jangka menengah 2016-2020, salah satu prioritas
rancangan pembangunan adalah peningkatan pelayanan dasar pendidikan
dan kesehatan. Agar mendapatkan rumusan yang sistematis, rincian program
prioritas dipaparkan dalam uraian sasaran dan program prioritas di bawah
ini:
1. Sasaran dan Program Prioritas Urusan Wajib Pendidikan
a. Meningkatnya Angka Partisipasi Siswa Usia Sekolah
3. Wajib Belajar 9 tahun
4. Pengembangan Budaya Baca dan pembinaan perpustakaan
5. Pengembangan pendidikan Luar Biasa
6. Pendidikan Anak Usia Dini
b. Meningkatnya Angka Melek Huruf
7. Pengembangan pendidikan non formal
c. Meningkatnya Angka Kelulusan Siswa
8. Pengembangan Mutu Kurikulum Pembelajaran Sekolah
9. Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan
d. Meningkatnya Pelayanan Sekolah yang Berdayasaing
10. Pengembangan manajemen Pelayanan pendidikan
Capaian Kinerja
Program
Indikator Kinerja SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Urusan
(sasaran) Penanggungjawab
Kondisi Kondisi Daerah
Awal Akhir
URUSUSAN WAJIB PENDIDIKAN
2.1. Meningkatnya Menguatkan akses Peningkatan akses APM SD 94.35 100 Wajib Belajar 9 Pendidikan Dinas Pendidikan
Angka pendidikan kepada bagi anak usia sekolah tahun
APM SMP 67.42 80
Partisipasi semua kalangan baik dari level PAUD,
siswa usia masyarakat SD, SMP dan SMA APK SD 108.03 100
sekolah APK SMP 89.68 95
APS SD 99.73 100
APS SMP 97.12 100
Angka putus 0.14 0 Pengembangan Pendidikan Desa/kelurahan,
sekolah SD/MI Budaya Baca Kantor Arsip dan
dan pembinaan Perpustakaan
Angka Putus 0.45 0
perpustakaan Daerah
sekolah SMP/
MTs
Angka rata-rata 8.35 9 Pengembangan Pendidikan Dinas Pendidikan
lama sekolah pendidikan Luar
per satuan Biasa
penduduk
(tahun)
Rasio sekolah/ 88 50 Pendidikan Anak
penduduk usia Usia Dini
dini
| 173
Huruf masyarakat usia 15 formal
tahun ke atas
Capaian Kinerja
Program
Indikator Kinerja SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Urusan
(sasaran) Penanggungjawab
Kondisi Kondisi Daerah
Awal Akhir
2.3. Meningkatnya 2.3.1. Peningkatan 2.3.1.1. Peningkatan Angka kelulusan 93.2 96 Pengembangan Pendidikan Dinas Pendidikan
angka kelulusan Kualitas Pengajaran kualitas kurikulum siswa SD/MI Mutu Kurikulum
siswa dan KBM disekolah Pembelajaran
Angka kelulusan 90.17 95
Sekolah
siswa SMP/MTs
Angka kelulusan 98.07 99
SMA/MA
| 177
narkoba, PMS narkoba, PMS
termasuk HIV/ termasuk HIV/
AIDS AIDS
Capaian Kinerja
Program
Indikator Kinerja SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Pembangunan Bidang Urusan
(sasaran) Penanggungjawab
Kondisi Kondisi Daerah
Awal Akhir
Penyiapan Penyiapan
tenaga kelompok tenaga
bina keluarga kelompok bina
keluarga
Pengembangan Pengembangan
2.10. Berkembangnya 2.10.1. Peningkatan 2.10.1.1. Peningkatan Kemitraan Kesehatan Dinas Kesehatan
Pelayanan kualitas kualitas unit layanan peningkatan
Kesehatan yang kelembagaan dan (puskesman dan pelayanan
berdayasaing sumberdaya Rumah sakit) kesehatan
dan peningkatan (Peningkatan
kompetensi tenakes kompetensi
dan administrasi tenaga medis,
kesehatan paramedisdan
administrasi
kesehatan)
Standarisasi Kesehatan Dinas Kesehatan
Pelayanan
Kesehatan
C. MEMPERKUAT FONDASI PEREKONOMIAN YANG
BERBASIS POTENSI LOKAL DAN BERKELANJUTAN
Fondasi ekonomi yang kuat dibangun berdasarkan pada potensi lokal.
Potensi harus dikelola dengan baik dengan memperhatikan berbagai dimensi
pembangunan berkelanjutan, seperti lingkungan, sosial dan ekonomi.
Perhatian pada dimensi lingkungan dapat diperlihatkan pada arah kebijakan
atau program ekonomi yang memperhatikan keseimbangan lingkungan dan
mitigasi bencana. Sedangkan perhatian pada dimensi sosial dan ekonomi
dapat diperlihatkan pada perhatian terhadap aspek partisipasi masyarakat
dan pemerataan pertumbuhan ekonomi.
Capaian Kinerja
3.1. Meningkatnya 3.1.1.Peningkatan 3.1.1.1.Pengembangan Produktivitas Rincian data Rincian Pemberdayaan penyuluh Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
produktivitas produktivitas inovasi IPTEK, pertanian terlampir data pertanian lapangan Pertanian Perkebunan
pertanian, pertanian perlindungan lahan terlampir
Peningkatan penerapan
perkebunan, dan pemberdayaan
teknologi pertanian
peternakan dan penyuluh pertanian
perikanan secara merata dan Peningkatan produksi
berkelanjutan pertanian
Peningkatan ketahanan Urusan Wajib Badan Ketahanan
pangan pertanian Non-Pelayanan Pangan dan
Dasar Penyuluhan Pertanian
3.1.2.Peningkatan 3.1.2.1.Pengembangan Produktivitas Rincian data Rincian Peningkatan penerapan Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
produktivitas inovasi IPTEK dan tanaman terlampir data teknologi perkebunan Pertanian Perkebunan
perkebunan pemberdayaan perkebunan terlampir
penyuluh lapangan
Pemberdayaan penyuluh
perkebunan
perkebunan lapangan
secara merata dan
berkelanjutan
Pengembangan wana tani
di lahan kritis
Pembinaan perkebunan
ramah lingkungan
| 183
Pengairan dan Tata
Ruang
Peningkatan ketahanan Urusan Wajib Badan Ketahanan
pangan pertanian/ Non-Pelayanan Pangan dan
perkebunan Dasar Penyuluhan Pertanian
Capaian Kinerja
3.1.3.Peningkatan 3.1.3.1.Pengembangan Populasi Rincian data Rincian Peningkatan penerapan Urusan Pilihan Dinas Peternakan dan
populasi inovasi IPTEK dan peternakan terlampir data teknologi peternakan Pertanian Kesehatan Hewan
peternakan penanggulangan terlampir
Pencegahan dan
penyakit ternak
penanggulangan penyakit
secara merata dan
ternak
berkelanjutan
Peningkatan produksi hasil
peternakan
3.2.3.Peningkatan 3.2.3.1.Pengembangan Persentase produk Na 100% Peningkatan penerapan Urusan Pilihan Dinas Peternakan dan
kualitas produk kualitas produk peternakan teknologi peternakan Pertanian Kesehatan Hewan
peternakan peternakan yang memiliki
standarisasi mutu
3.2.3.2.Pengembangan Presentase nilai Na 100% Peningkatan pemasaran
sentra produksi ekspor produk hasil produksi peternakan
peternakan peternakan
terhadap PDRB
3.2.4.Peningkatan 3.2.4.1.Pengembangan Persentase Na 100% Pengembangan perikanan Urusan Pilihan Dinas Kelautan dan
kualitas produk kualitas produk produk perikanan tangkap Kelautan dan Perikanan
perikanan perikanan yang memiliki Perikanan
standarisasi mutu
3.2.4.2.Pengembangan Presentase nilai Na 100% Optimalisasi pengelolaan
sentra produksi ekspor produk dan pemasaran produksi
perikanan perikanan perikanan
terhadap PDRB
3.3.Meningkatnya 3.3.1.Peningkatan 3.3.1.1.Peningkatkan Persentase Na 100% Peningkatan produksi Urusan Wajib Badan Ketahanan
kontinuitas kontinuitas ketersediaan, cadangan kebutuhan pertanian Ketahanan Pangan dan
produksi produksi pertanian dan mutu produk konsumsi Pangan Penyuluhan Pertanian
pertanian, pertanian secara Kabupaten yang
perkebunan, berkelanjutan dipenuhi oleh
peternakan dan produksi pertanian
perikanan dalam kabupaten
Peningkatan ketahanan Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
pangan pertanian Pertanian Perkebunan
3.3.2.Peningkatan 3.3.2.1.Peningkatkan Persentase Na 100% Peningkatan produksi Urusan Pilihan Dinas Pertanian dan
kontinuitas ketersediaan, cadangan kebutuhan perkebunan Pertanian Perkebunan
| 185
pangan perkebunan Ketahanan Pangan dan
berkelanjutan yang dipenuhi
Pangan Penyuluhan Pertanian
oleh produksi
perkebunan dalam
kabupaten
Capaian Kinerja
3.3.3.Peningkatan 3.3.3.1.Peningkatkan Persentase Na 100% Peningkatan produksi hasil Urusan Pilihan Dinas Peternakan dan
kontinuitas ketersediaan, cadangan kebutuhan peternakan Pertanian Kesehatan Hewan
produksi dan mutu produk konsumsi
peternakan peternakan secara Kabupaten
berkelanjutan yang dipenuhi
oleh produksi
peternakan dalam
kabupaten
3.6.Meningkatnya 3.6.1.Pengembangan 3.6.1.1.Pengembangan Jumlah UMKM 7.403 14.689,5 Pengembangan Urusan Wajib Dinas Perdagangan,
kinerja UMKM UMKM kapasitas manajemen Unit Unit kewirausahaan dan Koperasi dan Koperasi dan UKM
UMKM secara keunggulan kompetitif UKM
menyeluruh dan UKM
berkelanjutan Dinas Perindustrian
Urusan dan Energi
Persentase alokasi Pengembangan sistem Pemerintahan
permodalan pendukung usaha bagi Pilihan
UMKM dari sektor UMKM
perbankan yang
bisa diserap
Omzet UMKM Na Na Penciptaan iklim usaha
kecil menengah yang
kondusif
3.7.Meningkatnya 3.7.1.Peningkatan 3.7.1.1.Peningkatan Rasio pasar desa 1:0,45 Pasar 1:1 pasar Peningkatan efisiensi Urusan Pilihan Dinas Perdagangan,
akses masyarakat akses masyarakat akses masyarakat dan terhadap total desa per desa per desa perdagangan dalam negeri Perdagangan Koperasi dan UKM
terhadap pasar terhadap pasar perlindungan pasar
Pembinaan pedagang kaki
tradisional tradisional tradisional secara
lima dan asongan BPMPPT
merata
Pengembangan pasar
Kecamatan dan Desa
3.8.Meningkatnya 3.8.1.Pengembangan 3.8.1.1.Revitalisasi Presentase 78,7% 100% Peningkatan kualitas Urusan Wajib Dinas Perdagangan,
koperasi aktif koperasi aktif koperasi secara merata koperasi aktif (2014) kelembagaan koperasi Koperasi dan Koperasi dan UKM
dan berkelanjutan UKM
Urusan Pilihan
Perdagangan
3.9.Meningkatnya 3.9.1.Pengembangan 3.9.1.1.Pengembangan Kontribusi industri 0,81% Pengembangan industri Urusan Dinas Perindustrian
industri kecil dan industri kecil dan industri pengolahan pengolahan kecil dan menengah Perindustrian dan Energi
menengah menengah secara merata dan terhadap PDRB
Pengembangan sentra-
berkelanjutan
sentra industri potensial
3.10.Meningkatnya 3.10.1.Peningkatan 3.10.1.1.Peningkatan Tingkat Peningkatan kesempatan Urusan Tenaga Dinas Tenaga Kerja
kualitas tenaga kualitas tenaga kualitas, produktivitas keterserapan kerja Kerja dan Transmigrasi
3.14.Meningkatnya 3.14.1.Peningkatan 3.14.1.1.Peningkatan Persentase area Na Na Rehabilitasi dan reklamiasi Urusan Wajib
rehabilitasi dan rehabilitasi dan jumlah reklamasi dan yang direhabilitasi lahan pasca tambang Lingkungan
reklamasi dan reklamasi dan rehabilitasi lahan pasca dari lahan yang secara berkelanjutan Hidup
lahan pasca lahan pasca tambang terganggu
tambang tambang
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir
4.1. Meningkatnya 4.1.1. Menjaga 4.1.1.1. Pelaksanaan APBD yang Opini BPK WTP WTP Peningkatan pengembangan Setiap SKPD Badan Perencanaan
kualitas tata konsistensi pencapaian semakin efektif dan efisien terhadap Laporan sistem pelaporan capaian Pembangunan Daerah, Badan
administrasi opini BPK WTP (Wajar Keuangan kinerja dan keuangan Pengelolaan Keuangan dan
dan keuangan Tanpa Pengecualian) Pemerintah Aset Daerah, Bagian Organisasi
daerah Daerah (LKPD) dan Tata Laksana Setda, setiap
SKPD
4.1.2.O ptimalisasi 4.1.2.1. Peningkatan efektivitas Persentase SKPD N/A 100% Peningkatan dan Pemerintahan Badan Pengelolaan Keuangan
teknologi informasi penggunaan SIMDA yang terintegrasi pengembangan pengelolaan umum dan Aset daerah, Bagian
dalam pengelolaan dengan aplikasi keuangan daerah Ekonomi Setda
keuangan daerah SIMDA
4.1.3.Pengoptimalan 4.1.3.1. Pelaksanaan evaluasi dan Optimalisasi pemanfaatan Pemerintahan Seluruh SKPD
kinerja TEPRA pengawasan secara berkala teknologi informasi umum
(Tim Evaluasi dan
Pengawasan Realisasi 4.1.3.2. Penguatan kapasitas
Anggaran) tenaga TEPRA
4.1.4. Sinergi 4.1.4.1. Alokasi anggaran yang Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
pencapaian WTP berfokus pada pencapain visi daerah pembangunan Pembangunan Daerah, seluruh
dengan peningkatan Kabupaten, yakni dalam rangka SKPD
kesejahteraan rakyat semakin meningkatkan akses
dan kualitas pelayanan kepada
masyarakat
4.1.5. Mengintensifkan 4.1.5.1. Penyusunan LKj berbasis Nilai Laporan CC A Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
upaya pencapaian pada sinergitas antar dokumen kinerja daerah pembangunan Pembangunan Daerah, seluruh
nilai Laporan Kinerja perencanaan pemerintah SKPD
(Lkj) yang semakin daerah (LKj)
meningkat dari tahun 4.1.5.2. Memperkuat basis data Pengembangan data dan Perencanaan Seluruh SKPD
melalui ketersediaan database informasi Pembangunan
ke tahun
kinerja dari tahun ke tahun
Pengembangan data/ Statistik Seluruh SKPD
informasi/statistik daerah
4.1.5.3. Memperkuat pengawasan Peningkatan sistem Pemerintahan Inspektorat Kabupaten, Badan
dan penilaian laporan kinerja pengawasan internal dan umum Perencanaan Pembangunan
| 193
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir
4.1.6. Penyusunan 4.1.6.1. Meningkatkan Peringkat Peringkat Peringkat Perencanaan pembangunan Perencanaan Bagian Pemerintahan
LPPD berdasarkan monitoring dan evaluasi capaian penilaian Laporan 129 30 daerah pembangunan Sekretariat Daerah
capaian pembangunan pembangunan Penyelenggaraan
riil Pemerintah
Daerah (LPPD) Nilai Tinggi Nilai sangat
tinggi
4.1.7. Penyusunan 4.1.7.1. Memperkuat identifikasi LKPJ Tersedia Tersedia Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
LKPJ dan LKPJ AMJ persoalan dan solusi pada setiap daerah pembangunan Pembangunan Daerah
berdasarkan capaian urusan pemerintahan atau SKPD
pembangunan riil LKPJ AMJ Tersedia Tersedia Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
daerah pembangunan Pembangunan Daerah
4.2. Meningkatnya 4.2.1.Transparansi 4.2.1.1. Transparansi alokasi Perda APBD Tersedia Tersedia Peningkatan dan Pemerintahan Badan Pengelolaan Keuangan
akses terhadap kinerja keuangan belanja daerah dan kinerja pengembangan pengelolaan umum dan Aset daerah, Dinas
informasi publik daerah dan capaian pendapatan daerah keuangan daerah Pendapatan Daerah, Badan
pembangunan sektoral Perencanaan Pembangunan
Perda penjabaran Tersedia Tersedia Daerah
APBD
Perda perubahan Tersedia Tersedia
APBD
Perda Tersedia Tersedia
pertanggungjawaban
pelaksanaan
APBD
4.2.1.2. Transparansi capaian Persentase SKPD 10% 100% Pengembangan data/ Statistik Badan Perencanaan
kinerja sektoral atau setiap yang mempunyai informasi/statistik daerah Pembangunan Daerah
urusan pemerintahan data SIPD secara
lengkap Pengembangan data dan Perencanaan Seluruh SKPD
informasi Pembangunan
4.2.2. Penguatan 4.2.2.1. Pembentukan PPID Sengketa 0% 0% Pengembangan Komunikasi dan Dinas Komunikasi dan
kelembagaan pengelola (Pejabat Pengelola Informasi dan informasi publik kelembagaan keterbukaan informatika Informatika (PPID)
informasi dan dokumen Dokumentasi) di setiap SKPD informasi
PPID Belum Ada
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir
4.2.3.Pemanfaatan 4.2.3.1. Optimalisasi peran media Website milik 4 unit 10 unit Optimalisasi pemanfaatan Pemerintahan Dinas Komunikasi dan
berbagai media sebagai dalam jaringan (online) sebagai pemerintah teknologi informasi umum Informatika
sarana transparansi sarana publikasi/transparansi daerah yang
memuat informasi
pembangunan
daerah
4.2.3.2. Peningkatan efektivitas Jumlah media 6 unit 10 unit Kerjasama informasi dan Komunikasi dan Dinas Komunikasi dan
dan cakupan media cetak sebagai cetak yang media masa informatika Informatika, Bagian Humas
saran publikasi memuat informasi Setda
pembangunan
daerah
4.2.4.Meningkatan 4.2.4.1. Ketersediaan informasi Waktu pelayanan 55 menit 40 menit Optimalisasi pemanfaatan Pemerintahan Badan Penanaman Modal dan
akses terhadap pelayanan yang memadai, sistem informasi teknologi informasi umum Pelayanan Perijinan Terpadu,
informasi melalui terutama terkait mekanisme/ perijinan dan Kecamatan, Kelurahan
optimalisasi peran prosedur serta biaya pengurusan administrasi
media dalam jaringan perijinan pemerintah
(online)
4.2.4.2. Efisiensi pengurusan
perijinan melalui pemanfaatan
media online
4.2.5.Meningkatkan 4.2.5.1. Pelaksanaan layanan Jumlah paket Pengadaan barang dan jasa Pemerintahan Bagian Pengendalian Program
efisiensi, efektivitas, pengadaan secara elektronik lelang secara elektronik umum dan Unit Layanan Pengadaan
transparansi, (LPSE)
persaingan sehat, Jumlah efisiensi
dan akuntabilitas anggaran
dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa
pemerintah
4.3. Meningkatnya 4.3.1. Penyusunan 4.3.1.1. Penyusunan dokumen Dokumen RPJMD Tersedia Tersedia Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
sinergi antara dokumen perencanaan perencanaan jangka menengah daerah pembangunan Pembangunan Daerah
dokumen sesuai kebutuhan dan dan tahunan Dokumen RKPD Tersedia Tersedia
perencanaan perkembangan daerah
dengan
dokumen 4.3.2. Menjadikan 4.3.2.1. Keterpaduan Persentase N/A 100% Pembinaan dan fasilitasi Pemerintahan Badan Perencanaan
penganggaran RPJMD dan Renstra penganggaran dalam dokumen keterpaduan pengelolaan keuangan umum Pembangunan Daerah, Badan
SKPD sebagai pandu perencanaan jangka menengah penganggaran kabupaten/kota Pengelolaan Keuangan dan
arah penganggaran RPJMD dengan Aset Daerah
tahunan penganggaran
Renstra SKPD
4.4.2. Penyusunan 4.4.2.1. Penyusunan bersifat Persentase N/A 100% Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
RKPD yang tematik dan mempunyai fokus penjabaran daerah pembangunan Pembangunan Daerah
memperhatikan skala setiap tahun, yakni fokus pada program RPJMD
prioritas, urgensi dan pencapaian visi RPJMD berupa ke dalam RKPD
bersifat tematik setiap sejahtera, pintar, sehat, merata
tahun dan berkelanjutan
4.4.3. Peningkatan 4.4.3.1. Perencanaan Masterplan N/A Tersedia Perencanaan wilayah Perencanaan Badan Perencanaan
responsifivitas pembangunan daerah yang pengembangan strategis dan cepat tumbuh pembangunan Pembangunan Daerah
terhadap dinamika memperhatikan perkembangan wilayah strategis
sosial serta dinamika lingkungan dan cepat tumbuh
regional maupun internasional
Dokumen N/A Tersedia Perencanaan Perencanaan Badan Perencanaan
pengembangan pengembangan kota-kota pembangunan Pembangunan Daerah & Dinas
kota-kota menengah dan besar Bina Marga, Pengairan dan
menengah dan Tata Ruang
besar
Masterplan sosial N/A Tersedia Perencanaan sosial budaya Perencanaan Badan Perencanaan
budaya pembangunan Pembangunan Daerah
Masterplan N/A Tersedia Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
penanggulangan ekonomi pembangunan Pembangunan Daerah
kemiskinan
Masterplan N/A Tersedia Perencanaan prasarana Perencanaan Badan Perencanaan
prasarana wilayah wilayah dan sumber daya pembangunan Pembangunan Daerah
dan sumber daya alam
alam
Forum kerjasama 1 2 Peningkatan kerjasama Pemerintahan Bagian Ekonomi Setda
antar daerah antar pemerintah daerah umum
4.4.3.2. Penataan wilayah Batas antar Pengembangan wilayah Perencanaan Bagian Pemerintahan Setda,
perbatasan kabupaten perbatasan pembangunan Kecamatan
Batas antar
kecamatan
| 197
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir
4.4.4.Pengidentifikasian 4.4.4.1. Peningkatan sinergi Persentase N/A 100% Perencanaan pembangunan Perencanaan Seluruh SKPD
kebutuhan antara terget pencapaian program prioritas daerah pembangunan
pembangunan sektoral rangkaian visi RPJMD dengan dalam Renstra
dari tahun ke tahun kebutuhan sektoral setiap tahun SKPD yang
bersumber dari
RPJMD
4.4.5. Penyusunan renja 4.4.5.1. Penyusunan Renja SKPD Persentase N/A 100% Perencanaan pembangunan Perencanaan Seluruh SKPD
SKPD yang sinergi yang memperhatikan skala Renja SKPD yang daerah pembangunan
dengan renstra SKPD prioritas Renstra SKPD setiap bersumber dari
tahun renstra SKPD
4.5.2.Mengintensifkan 4.5.2.1. Pengadaan CPNS Pelaksanaan tes Pembinaan dan Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah
pembinaan dan berdasarkan analisis kebutuhan CPNS pengembangan aparatur
pengembangan daerah yang urgen
aparatur
4.5.2.2. Pengisian jabatan Jumlah jabatan
berdasarkan instrumen analisis yang terisi
jabatan dan latar belakang berdasarkan
pendidikan analisis jabatan
dan pendidikan
4.5.2.3. Pemberian bantuan tugas Persentase PNS
belajar dan ikatan dinas yang yang bergelar s1
merata namun disertai proses
seleksi yang ketat
Persentase PNS
yang bergelar s2
4.5.2.4. Pemberian tunjangan Pelaksanaan
berbasis kinerja tunjangan
berbasis kinerja
4.5.3. Peningkatan 4.5.3.1. Penangan kasus Persentase Peningkatan sistem Pemerintahan Inspektorat Kabupaten
pengawasan internal di pengaduan dan temuan penanganan pengawasan internal dan umum
lingkungan pemerintah pengawasan secara tepat kasus pengaduan/ pengendalian pelaksanaan
daerah temuan kebijakan KDH
pengawasan
di lingkungan
pemerintah
daerah
4.6. Meningkatnya 4.6.1. Peningkatan 4.6.1.1. Peningkatan akses Persentase N/A 100% Penataan administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan
kualitas pelayanan administrasi pelayanan KTP SKPD yang kepedudukan dan catatan sipil Catatan Sipil
pelayanan kependudukan menyelenggarakan
publik survey IKM
4.6.1.2. Peningkatan akses
pelayanan KK
4.6.1.3. Peningkatan akses
pelayanan akta kelahiran
4.6.2. Peningkatan 4.6.2.1. Peningkatan cakupan Pemeliharaan Kesatuan bangsa Satuan Polisi Pamong Praja
pelayanan terhadap patroli Satpol PP kantrantibmas dan dan politik
4.6.5. Peningkatan 4.6.5.1.Penyelenggaraan perijinan Peningkatan iklim investasi Penanaman Badan Penanaman Modal dan
pelayanan perijinan satu pintu dan realisasi investasi modal daerah Perijnan Terpadu
satu pintu
4.6.6. Peningkatan 4.6.6.1. Pelaksanaan SPM Pengembangan standarisasi Pemerintahan Seluruh kantor kecamatan,
standar pelayanan pelayanan publik umum SKPD, dan RSUD
4.6.6.2. Perumusan dan
pelaksanaan standar pelayanan
sebagai pengembangan SPM
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir
4.6.7. Penyusunan 4.6.7.1. Berkoordinasi dengan Jumlah kasus 0 Pencegahan dan Pemerintahan Seluruh SKPD
rencana aksi Kemendagri dan Bappenas sesuai korupsi di daerah pemberantasan korupsi umum
pencegahan dan amanat Inpres No.7 Tahun 2015
pemberantasan korupsi
4.6.7.2. Membangun kemitraan
dengan KPK dan aparat penegak
hukum di daerah
4.6.8.Pelembagaan 4.6.8.1. Perumusan peraturan Peraturan kepala N/A Pengembangan inovasi Pemerintahan Seluruh SKPD
dan peningkatan kepala daerah tentang inovasi daerah tentang daerah umum
pelaksanaan inovasi daerah inovasi daerah
daerah
4.7. Meningkatnya 4.7.1. Peningkatan 4.7.1.1. Peningkatan pelaksanaan Persentase N/A 100% Peningkatan partisipasi Pemberdayaan Badan Perencanaan
partisipasi forum partisipasi dan musrenbang di semua desa desa yang telah masyarakat dalam masyarakat dan Pembangunan Daerah, Badan
publik perluasan akses bagi melaksanakan membangun desa desa Pemberdayaan Masyarakat
masyarakat musrenbangdes dan Pemerintahan Desa
4.7.1.2. Penyediaan unit layanan Jenis forum 3 4 Mengintensifkan Pemerintahan Seluruh SKPD
pengaduan masyarakat partisipasi publik penanganan pengaduan umum
masyarakat
4.7.1.3. Peningkatan kegiatan Peningkatan pelayanan Pemerintahan Sekretariat Daerah
temu langsung dan dialog kedinasan kepala daerah/ umum
antara pimpinan daerah dengan wakil kepala daerah
masyarakat, terutama di kawasan
pedesaan dan pedalaman
4.7.1.3. Efektivitas pelaksanaan Peningkatan kapasitas Pemerintahan Sekretariat DPRD
public hearing dan kegiatan reses lembaga perwakilan raykat umum
anggota DPRD daerah
4.7.2. Peningkatan 4.7.2.1. Penguatan peran Jumlah kegiatan Pendidikan politik Kesatuan bangsa Kantor Kesatuan Bangsa dan
pendidikan politik masyarakat sipil dalam pembinaan masyarakat dan politik Politik
masyarakat pembangunan daerah terhadap LSM, dalam negeri
OKP dan Ormas
4.7.2.2. Peningkatan partisipasi Persentase
pemilih dalam pemilihan umum partisipasi
| 201
Persentase
partisipasi
pemilih dalam
pileg
Persentase
partisipasi
pemilih dalam
pilpres
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan SKPD penanggungjawab
(sasaran) Kondisi Daerah
Kondisi Awal
Akhir
4.8. Meningkatnya 4.8.1. Menjadikan 4.8.1.1. Menjadikan aspirasi Persentase N/A 100% Perencanaan pembangunan Perencanaan Badan Perencanaan
aspirasi aspirasi masyarakat masyarakat sebagai dasar dan aspirasi daerah pembangunan Pembangunan Daerah
masyarakat sebagai basis utama masukan di dalam RKPD dan masyarakat
yang dalam perumusan Renja SKPD Masuk ke dalam
ditindaklanjuti kebijakan serta RKPD dan Renstra
melalui berbagai pelaksanaan program 4.8.1.2. Peningkatan tindak Mengintensifkan Pemerintahan Seluruh SKPD
lanjut dan realisasi atas aduan SKPD penanganan pengaduan umum
kebijakan dan kegiatan
pemerintah pemerintah daerah masyarakat yang masuk dalam masyarakat
daerah unit layanan pengaduan
4.8.1.3. Peningkatan tindak Peningkatan pelayanan Pemerintahan Sekretariat Daerah
lanjut dan realisasi atas aspirasi kedinasan kepala daerah/ umum
4.8.1.4. Peningkatan realisasi Jumlah perda 15 20 Peningkatan kapasitas Pemerintahan Sekretariat DPRD
aspirasi masyarakat di dalam yang disahkan lembaga perwakilan raykat umum
public hearing dan kegiatan reses setiap tahun daerah
untuk menjadi perda
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program Pembangunan SKPD
No Sasaran Strategi Arah Kebijakan Bidang Urusan
(sasaran) Kondisi Daerah penanggungjawab
Kondisi Akhir
Awal
5.1. Meningkatnya 5.1.1. Pelibatan masyarakat 5.1.1.1.Pelibatan komunitas Persentase komunitas N/A 100% Program Sosial Dinas Sosial
akses lokal dalam perencanaan adat terpencil (KAT) dalam adat terpencil (KAT) pemberdayaan
masyarakat pembangunan proses pembangunan yang menjadi sasaran komunitas adat
lokal untuk pembangunan terpencil (KAT)
berpartisipasi
dalam berbagai
proses
pembangunan Penguatan/revitalisasi Sosial BPPMD
lembaga adat
5.4. Meningkatnya 5.4.1. Promosi nilai-nilai 5.4.1.1.Pengembangan Persentase program N/A 100% Program Sosial Disbudparpora
promosi nilai- budaya lokal nilai-nilai budaya lokal dan pembangunan yang pengembangan nilai
nilai kearifan pengelolaan keragaman mengangkat nilai-nilai budaya
lokal dalam budaya kearifan lokal
pembangunan Program pengelolaan Sosial Disbudparpora
keragaman budaya
Program Sosial Disbudparpora
pengembangan
kerjasama pengelolaan
kekayaan budaya
5.5. Meningkatnya 5.5.1.Penguatan forum adat 5.5.1.1.Pengembangan Jumlah konflik berbau 0 0 Program Ketentraman, Kantor Kesbangpol
kerukunan dan forum keagamaan wawasan kebangsaan bagi SARA pengembangan Ketertiban
antar kelompok adat dan kelompok wawasan kebangsaan Umum dan
masyarakat keagamaan Perlindungan
Masyarakat
5.6. Meningkatnya 5.6.1.Pengarusutamaan sistem 5.6.1.1.Pengembangan Angka kriminalitas N/A 1 Program Ketentraman, Satpol PP
keamanan dan keamanan berbasis masyarakat kelompok-kelompok pembunuhan pemberdayaan Ketertiban
ketertiban keamanan lingkungan di level per 100.000 masyarakat untuk Umum dan
masyarakat komunitas orang menjaga ketertiban Perlindungan
dan keamanan Masyarakat
5.7 Meningkatnya 5.7.1 Penyediaan bantuan bagi 5.7.1.1 Pemberian bantuan Persentase korban N/A 100% Program Sosial BPBD, Dinas Sosial
akses korban bencana sosial bagi korban konflik sosial bencana sosial skala penanggulangan
bantuan bagi kabupaten yang korban bencana sosial
masyarakat menerima bantuan
yang terkena sosial selama masa Program rehabilitasi Sosial BPBD, Dinas Sosial
bencana sosial tanggap darurat dan rekonstruksi
korban bencana sosial
5.8. Meningkatnya 5.8.1. Promosi desa tanggap 5.8.1.1.Penyediaan bantuan Persentase korban N/A 100% Program Sosial BPBD, Dinas Sosial
akses bencana bagi korban bencana alam bencana alam yang penanggulangan
bantuan bagi dan sosialisasi desa tanggap menerima bantuan korban bencana alam
masyarakat bencana sosial selama masa
yang terkena tanggap darurat Program penanganan Sosial BPBD, Dinas Sosial
tanggap darurat
bencana alam bencana
Program rehabilitasi Sosial BPBD, Dinas Sosial
dan rekonstruksi
korban bencana alam
5.9. Meningkatnya 5.9.1. Perlindungan dan 5.9.1.1. Pemberian bantuan Persentase KK miskin N/A 100% Program Sosial Dinas Sosial
5.11 Meningkatnya 5.11.1. Promosi hak-hak anak 5.11.1.1.Peningkatan Persentase kasus N/A 100% Program keserasian Pemberdayaan BPPKB, Dinas
pemenuhan penanganan kasus kekerasan kekerasan anak yang kebijakan peningkatan Perempuan dan Sosial, P2TP2A
hak anak anak di rumah tangga (KDRT) ditangani kualitas anak Perlindungan
Anak
5.11.1.2.Pengembangan Persentase kampung N/A 100% Program penguatan Pemberdayaan BPPKB, Dinas
kabupaten layak anak layak anak, sekolah kelembagaan anak Perempuan dan Sosial, P2TP2A,
berbasis pada kampung, layak anak dan Perlindungan Dinas Kesehatan
sekolah dan puskesmas puskesmas layak anak Anak
5.12. Meningkatnya 5.12.1. Percepatan e-ktp 5.12.1.1.Peningkatan Cakupan penduduk N/A 95% Program penataan Administrasi Disdukcapil
ketersediaan pelayanan e-ktp di tiap-tiap yang sudah terdaftar administrasi Kependudukan
data kecamatan e-ktp kependudukan dan Catatan
kependudukan Sipil
yang selalu
diperbaharui
5.13. Meningkatnya 5.13.1. Penguatan akulturasi 5.13.1.1. Pelibatan Jumlah konflik sosial 0 kasus 0 kasus Program Transmigrasi Disnakertrans
pengendalian dan asimilasi antara penduduk masyarakat lokal dalam antara pendatang dan pengembangan
dan asli dan pendatang pengembangan wilayah penduduk lokal wilayah transmigrasi
pengelolaan transmigrasi
migrasi
Bab ini diuraikan kelanjutan logis dari Bab VII khususnya dalam ulasan
spesifik mengenai indikasi program prioritas yang disertai kebutuhan
pendanaan. Proyeksi indikatif seputar dana dan biaya yang dibutuhkan dalam
mengimplementasikan program prioritas menjadi penting bagi perencanaan
karena hal ini adalah intisari dari seberapa jauh perencanaan yang ideal bisa
diukur dan memberi stimulan bagi efektivitas program dan kegiatan prioritas
dan efisiensi penggunaan anggaran.
Sama seperti urusan wajib pelayanan dasar, urusan wajib non pelayanan dasar
juga memperoleh porsi yang cukup proporsional dan seimbang. Hampir tiap
SKPD yang menjadi penopang utama urusan wajib non pelayanan dasar bisa
memaksimalkan kerjanya yang dengan sendirinya bisa membuka ruang bagi
peningkatan kinerja dari tahun ke tahun.
Beberapa hal karena regulasi harus ditarik ke level Provinsi dan Pusat, namun
hal itu tidak berarti bahwa Kabupaten Paser tidak mengalokasikan sumber
daya untuk pos-pos pilihan ini. Beberapa SKPD yang melayani masyarakat
terkait urusan pemerintahan pilihan ini memang secara realistis terkendala
oleh kualitas SDM, namun hal ini tidak lantas menjadikan urusan ini diabaikan.
Sebagai uraian yang detil tiap tahun dalam jangka waktu perencanaan,
penyajian akan ditampilkan dalam tabel-tabel yang disesuaikan tiap misi.
Tabel 8.3. Memperkuat fondasi perekonomian yang berbasis potensi lokal dan
berkelanjutan
Tabel 8.5. Memperkuat kohesivitas sosial, budaya dan adat istiadat lokal
Lima tabel berikut menjadi bagian integral dari serangkaian upaya logis
menyusun rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)
Kabupaten Paser lima tahun mendatang. Spesifikasi masing-masing misi
dengan program-program prioritas dan juga indikasi pembiayaannya yang
disesuaikan dengan target capaian setiap tahun dan jumlah taksasi biaya yang
dibutuhkan setiap tahunnya menjadi benang merah yang bisa mendamaikan
target capaian kinerja dan kerangka pendanaan yang akan dipilih.
| 215
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
| 217
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
| 219
Perkotaan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD
Kode Program Indikator Program Kondisi Awal 2016 2017 2018 2019 2020 Kondisi Akhir Penanggung
Jawab
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
| 223
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi
Pemerintahan Kinerja pada
Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program akhir RPJMD
Awal Penanggungjawab
prioritas
RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
pembangunan
| 225
1 02 30 Peningkatan Cakupan Pelayanan kesehatan 19.94 50
pelayana usia lanjut
kesehatan lansia
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi
Pemerintahan Kinerja pada
Kinerja 2016 2017 2018 2019 2020 SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program akhir RPJMD
Awal Penanggungjawab
prioritas
RPJMD Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
pembangunan
Perkebunan
2 01 18 Peningkatan Tingkat penggunaan Na 20% 40% 60% 80% 100% Dinas Pertanian dan
penerapan teknologi terapan Perkebunan
teknologi perkebunan
perkebunan
2 01 20 Pemberdayaan Cakupan Na - - - - -
penyuluh pendampingan dan
perkebunan penyuluhan
lapangan
2 01 25 Pengembangan Luas lahan kritis yang Na 20% 40% 60% 80% 100%
wana tani di lahan direhabilitasi menjadi
kritis wana tani
2 01 19 Pembinaan Luas kebun sawit Na - - - - -
perkebunan yang mendapatkan
ramah lingkungan sertifikasi ISPO dan/
atau RSPO
| 229
produksi perkebunan
perkebunan
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
2 04 16 Pengembangan Persentase panjang Na 20% 40% 60% 80% 100% 100% Dinas Bina Marga,
destinasi jalan menuju Pengairan dan Tata
pariwisata obyek wisata yang Ruang
berkondisi baik
| 233
usaha bagi UMKM
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
| 235
realisasi investasi investasi
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja
Kondisi
Pemerintahan dan Indikator Kinerja pada akhir
Kode Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 SKPD Penanggungjawab
Program Prioritas Program RPJMD
Awal
Pembangunan
Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Lingkungan Hidup
1 08 16 Pengendalian Laju deforestasi Na - - - - - Badan Lingkungan Hidup
pencemaran
dan perusakan
lingkungan hidup Dinas Pertambangan
1 05 Penataan Ruang
1 05 15 Pemanfaatan ruang Pelaksanaan survey dan Dinas Bina Marga,
pemetaan Pengairan, dan Tata
Ruang & Bappeda
Norma, standar dan
kriteria pemanfaatan
ruang
1 05 16 Pengendalian Persentase ketaatan N/A
pemanfaatan ruang terhadap RTRW
1 06 Perencanaan Pembangunan
1 06 21 Perencanaan Dokumen Laporan Tersedia Bappeda, seluruh SKPD
pembangunan daerah kinerja (Lkj)
| 239
Rasio bayi ber akta
kelahiran
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Ketersediaan database
kependudukan skala
provinsi
Penerapan KTP nasional
berbasis NIK
1 16 Penanaman Modal Daerah
| 241
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
| 243
pemerintah daerah
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Bidang Urusan Kinerja pada
Kinerja
Pemerintahan dan Indikator Kinerja Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 akhir RPJMD SKPD
Kode Awal
Program Prioritas Program Penanggungjawab
RPJMD
Pembangunan Target
(Tahun n) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
URUSAN WAJIB
1 13 Urusan: Sosial
1 13 15 Program Persentase komunitas adat
pemberdayaan terpencil (KAT) yang dibina
komunitas adat
terpencil (KAT)
1 13 22 Program Presentase lembaga adat yang
penguatan/ berpartisipasi dalam proses
revitalisasi pembangunan daerah
lembaga adat
1 17 15 Program
pengembangan
nilai budaya
1 17 17 Program Frekuensi festival budaya di
pengelolaan tingkat kabupaten
keragaman
Frekuensi festival budaya di
budaya
tingkat propinsi yang diikuti
Frekuensi festival budaya di
tingkat nasional yang diikuti
Jumlah cagar budaya yang
dikelola
Jumlah pameran/expo budaya
Presentase KK miskin
yang menerima pelatihan
ketrampilan berusaha
1 13 16 Program Persentase penyandang
pelayanan disabilitas yang telah
kesejahteraan menerima jaminan sosial
sosial bagi
penyandang
disabilitas
1 11 17 Program Persentase lanjut usia
pelayanan lanjut terlantar yang telah menerima
usia jaminan sosial
1 11 17 Program Persentase lanjut usia yang
pemberdayaan menjalankan usaha ekonomi
lanjut usia produktif
1 13 19 Program Persentase panti jompo yang
pembinaan panti menerima pembinaan
jompo
1 13 19 Program Persentase panti asuhan yang
pembinaan panti menerima pembinaan
asuhan
1 13 16 Program Persentase anak terlantar
pelayanan dan dan anak balita terlantar
rehabilitasi yang telah menerima jaminan
kesejahteraan sosial
sosial
| 249
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Persentase organisasi
perempuan yang
mendapatkan pembinaan
| 251
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
Urusan:
Administrasi
Kependudukan
dan Catatan Sipil
1 10 15 Program Cakupan penduduk yang
penataan sudah terdaftar e-ktp
administrasi
kependudukan
URUSAN
PILIHAN
Urusan:
Transmigrasi
2 08 15 Program Jumlah konflik sosial antara
pengembangan pendatang dan penduduk
wilayah lokal di wilayah transmigrasi
transmigrasi
Urusan: Pemuda
dan Olah Raga
1 18 21 Program
peningkatan
sarana dan
prasarana olah
raga
1 18 20 Program
pembinaan dan
pemasyarakatan
| 253
Bidang Urusan Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi
Kondisi Kinerja
Pemerintahan
Kinerja pada akhir SKPD
Kode dan Program Indikator Kinerja Program 2016 2017 2018 2019 2020
Awal RPJMD RPJMD Penanggungjawab
prioritas
(Tahun n)
pembangunan Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1.7. Angka kriminalitas yang tertangani 292
| 259
2.3. Persentase balita gizi buruk 5.6
3 Pertanahan
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
3.1 Persentase penduduk yang memiliki lahan
4 Ketenagakerjaan
4.1. Rasio penduduk yang bekerja 62.03
1 Kebudayaan
1.1. Jumlah grup kesenian
1.2. Jumlah gedung kesenian
2 Pemuda dan Olahraga
2.1. Jumlah klub olahraga
2.2. Jumlah gedung olahraga
ASPEK PELAYANAN UMUM
1 Pendidikan
1.1. Pendidikan dasar:
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1.1.1. Angka partisipasi sekolah 99.73
1.1.2. Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia 227
sekolah
1.1.3. Rasio guru terhadap murid 14
1.2. Pendidikan menengah
1.2.1. Angka partisipasi sekolah 97.12
1.2.2. Rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk 77
usia sekolah
1.2.3. Rasio guru terhadap murid 12
1.2.4. Rasio guru terhadap murid per kelas rata- rata 28
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1.4.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 73.34
2 Kesehatan
2.1. Rasio posyandu per satuan balita 1.26
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
2.2. Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan 0.47
penduduk
2.3. Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 0.0039
| 263
penyakit DBD
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
2.12. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 25
masyarakat miskin
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
3.9. Panjang jalan dilalui Roda 4
| 265
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
3.17. Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi baik
6 Perencanaan Pembangunan
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
6.1. Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yang Ada
telah ditetapkan dgn PERDA
7 Perhubungan
7.1. Jumlah arus penumpang angkutan udara umum 233.863
orang
7.2. Rasio ijin trayek NA
7.3. Jumlah uji kir angkutan umum 580 unit
7.4. Jumlah Pelabuhan Udara 9 unit
7.5. Angkutan darat 7772 unit
| 267
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
7.7. Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR) 30 menit
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
9.1. Persentase luas lahan bersertifikat
| 269
11.2. Partisipasi perempuan di lembaga swasta 55.73
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
11.3. Rasio KDRT 0.0698
11.4. Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur 0
13 Sosial
13.1 Sarana sosial seperti panti asuhan, panti jompo 16
dan panti rehabilitasi
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
13.3. Penanganan penyandang masalah kesejahteraan 6344
sosial
14 Ketenagakerjaan
14.1. Angka partisipasi angkatan kerja 62.03
14.2. Angka sengketa pengusaha-pekerja per tahun
| 271
15.4. Usaha Mikro dan Kecil 5575 Unit
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
16 Penanaman Modal
16.1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 12
17.3. Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang 14 unit
dilestarikan
18 Kepemudaan dan Olah Raga
18.1. Jumlah organisasi pemuda 42
18.2. Jumlah organisasi olahraga 350
18.3. Jumlah kegiatan kepemudaan 5
18.4. Jumlah kegiatan olahraga 20
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
18.5. Gelanggang / balai remaja (selain milik swasta) 49
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
20.5. Persentase penduduk yang berada di bawah garis 7.94
kemiskinan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
20.13. Cakupan sarana prasarana perkantoran NA
pemerintahan desa yang baik
20.14. Sistim Informasi Manajemen Pemda 9
20.15. Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat
21 Ketahanan Pangan
21.1. Regulasi ketahanan pangan ada
21.2. Ketersediaan pangan utama 73%
22 Pemberdayaan Masyarakat Desa
22.1. Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga 1
pemberdayaan masyarakat (LPM)
22.2. Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK 1
22.3. Jumlah LSM 51
22.4. LPM Berprestasi
22.5. PKK aktif 100
22.6. Posyandu aktif 100
22.7. Swadaya Masyarakat terhadap Program 126
pemberdayaan masyarakat
| 275
masyarakat
23 Statistik
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
23.1. Buku ”kabupaten dalam angka” ada
23.2. Buku ”PDRB kabupaten” ada
24 Kearsipan
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1.1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal 40,83 Ha/Kw
lainnya per hektar
1.2. Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB 12.05%
1.3. Kontribusi sektor pertanian (palawija) terhadap 1.3
PDRB
1.4. Kontribusi sektor perkebunan (tanaman keras) 4.65%
terhadap PDRB
1.5. Kontribusi Produksi kelompok petani terhadap NA
PDRB
1.6. Cakupan bina kelompok petani
2 Kehutanan
2.1. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
2.2. Kerusakan Kawasan Hutan
2.2. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB 1.21
| 277
4.1. Kunjungan wisata 15.624
4.2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDRB 0.01
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
5 Kelautan dan Perikanan
5.1. Produksi perikanan 24577.3
5.2. Konsumsi ikan 51.3
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
Fokus Pada Kemampuan Ekonomi
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
1.1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita
1.2. Pengeluaran konsumsi non pangan perkapita
1.3. Produktivitas total daerah
2 Pertanian
2.1. Nilai tukar petani
Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur
1 Perhubungan
1.1. Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan 0.0104
1.2. Jumlah orang/ barang yang terangkut angkutan 233863
umum
1.3. Jumlah orang/barang melalui dermaga/bandara/ 427242
terminal per tahun
2 Penataan Ruang
2.1. Ketaatan terhadap RTRW
| 279
2.3. Luas wilayah industri 3532.47
Kondisi
Kondisi
Kinerja pada Target Capaian Setiap Tahun Kinerja
ASPEK/FOKUS/BIDANG URUSAN/ INDIKATOR awal periode
No. pada akhir
KINERJA PEMBANGUNAN DAERAH RPJMD periode
RPJMD
2015 2016 2017 2018 2019 2020
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
2.4. Luas wilayah kebanjiran
2.5. Luas wilayah kekeringan
2.6. Luas wilayah perkotaan 10.667
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9
1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah,
Kepegawaian dan Persandian
1.1. Angka kriminalitas
1.2. Jumlah demo
1.3. Lama proses perijinan NA
1.4. Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah 55 Menit
1.5. Jumlah Perda yang mendukung iklim usaha 698
1.6. Persentase desa berstatus swasembada terhadap 12
total desa
Fokus Sumberdaya Manusia
1 Ketenagakerjaan
1.1. Rasio lulusan S1/S2/S3 5.99
1.2. Rasio ketergantungan 52.3
A. Pedoman Transisi
Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan
RKPD setelah RPJMD berakhir, maka:
1. 1. RPJMD ini menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD masa
transisi yaitu tahun pertama di bawah kepemimpinan kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih hasil pemilihan umum kepada daerah
(pemilukada) pada periode berikutnya.
2. 2. RPJMD sebagai pedoman dimaksud pada butir (1) antara lain
bertujuan menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum
seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-
masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa
pemerintahan baru.
3. 3. Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian
yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari kepala daerah dan wakil kepala
B. Kaidah Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Paser Tahun
2016-2020 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih periode 2016-2020.