BAB I
PENDAHULUAN
wilayah perbatasan adalah arah kebijakan pembangunan kewilayahan yang selama ini
cenderung berorientasi inward looking sehingga seolah-olah kawasan perbatasan hanya
menjadi halaman belakang dari pembangunan negara. Akibatnya, wilayah-wilayah
perbatasan dianggap bukan merupakan wilayah prioritas pembangunan oleh
pemerintah pusat maupun daerah. Sementara itu, pulau-pulau kecil yang ada di
Indonesia sulit berkembang terutama karena lokasinya sangat terisolasi dan sulit
dijangkau, diantaranya banyak yang tidak berpenghuni atau sangat sedikit jumlah
penduduknya serta belum banyak tersentuh oleh pelayanan dasar dari pemerintah.
Tabel 1. Luas Wilayah, Letak Geografis dan Kecamatan di Kabupaten Perbatasan Negara
di Provinsi Kalimantan Timur
0 0
2. Malinau 114 35’ 22” s/d 116 50’ 55” 36.692,54 42.620,70
0 0
BT dan 1 21’ 36” s/d 4 10’
55” LU
0
3. Kutai Barat 113 45’ BT 9.911,1 31.628,70
0 0
116 19’ BT, 1 31’ 35” LU
0
dan 1 10’ 16” LS
Dilihat dari letak dan potensi yang dimiliki bahwa kawasan perbatasan
negara di Provinsi Kalimantan Timur memiliki prospek yang sangat vital dan strategis
serta menguntungkan untuk dikembangkan. Salah satunya adalah potensi sumber daya
alamnya yang melimpah dan belum dieksploitasi serta dimanfaatkan secara tepat dan
optimal, disamping letaknya yang tepat berada pada kawasan perbatasan negara
3
Page
1.2.1. M a k s u d
1.2.2. T u j u a n
Kabupaten
Nunukan Malinau Kutai Barat
1. Nunukan Selatan 13. Kayan Hulu 18. Long Pahangai
2. Nunukan 14. Kayan Hilir 19. Long Apari
3. Sebatik 15. Pujungan
4. Sebatik Barat 15. Bahau Hulu
5. Sebatik Timur 17. Kayan Selatan
6. Sebatik Utara
7. Sebatik Tengah
8. Sei Menggaris
9. Lumbis Ogong
10. Tulin Onsoi
11. Krayan
12. Krayan Selatan
5
Page
1.5. Nama Organisasi dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Kepala BPKP2DT
PPTK
Penyedia Jasa
(Reknan Kerja)
6
Page
BAB II
DATA PENUNJANG
c. Rencana Induk Nasional Bandar Udara (Rinbu) Provinsi Kalimantan Timur 2010
Dalam buku Grand Strategi terdapat visi, misi, arah kebijakan dan strategi
pengelolaan kawasan perbatasan Prov. Kalimantan Timur. Strategi yang bersifat
8
umum ini dirumuskan berdasarkan analisis SWOT. Dalam rangka mewujudkan visi
Page
dan misi pembangunan kawasan perbatasan, dalam buku Grand Strategi ini
dipaparkan pula tentang target dan sasaran yang ingin dicapai dalam jangka
menengah dan panjang. Meskipun tidak ada menyebutkan jumlah dana yang
dibutuhkan untuk mencapai target dan sasaran dimaksud, namun implementasi
grand strategi ini dibutuhkan anggaran secara khusus, rasional, dan berkelanjutan
dan komitmen yang sungguh-sungguh dari stakeholder.
a. Undang-undang No. 27 Tahn 1959 (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9), Tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan;
b. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tamabahan Lembaran Negara Reubli Indonesia Nomo 4421);
c. Undang-undang Nomor 32 thn 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
d. Undang-undang Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);
e. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
f. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Niomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
g. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739);
h. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4925);
i. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wi;ayah
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
j. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang Pulau-pulau Kecil Terluar;
k. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Badan
Nasional Pengelola Perbatasan;
l. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014;
9
Page
m. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Desain Besar Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun
2011 – 2025 ;
n. Peraturan Badan Nasional Pengelola Perbatasan Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara dan Kawasan Perbatasan Tahun
2011 – 2014;
o. Keputusan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 126/K.185/2010 tanggal 1 April 2010
tentang Penetapan Nama-nama Kabupaten dan Kecamatan yang Berbatasan
Langsung dengan Malaysia (Sabah dan Sarawak) di Provinsi Kalimantan Timur.
10
Page
BAB III
RUANG LINGKUP
a. Tahap Persiapan
Merupakan tahap awal kegiatan, meliputi :
b. Tahap Pendataan
Data yang dikumpulkan adalah segala jenis informasi yang diperlukan untuk
melakukan analisis kawasan dan wilayah sekitarnya meliputi :
1. Kebijakan daerah terkait kawasan yang akan direncanakan;
2. Potensi dan masalah kawasan yang meliputi segi fungsi strategis, vitalitas
ekonomi kawasan, kondisi sosial dan budaya, kejelasan kepemilikan dan nilai
lahan, akses dan transportasi, keterkaitan kawasan dengan sistem wilayah
secara spasial, jaringan prasarana sarana dan kegiatan, kepadatan fisik dan
penduduk, kualitas lingkungan, fasilitas kenyamanan, pelayanan prasarana
sarana serta kelembagaan.
3. Signifikansi budaya dan historis masa lalu yang pernah dimiliki kawasan baik
dari segi fungsi kawasan, setting kawasan (tipe bangunan dan bentuk ruang
kawasan) maupun adat istiadat.
Dari hasil pendataan ini akan diperoleh identifikasi atas kondisi di wilayah
sekitarnya yang berpengaruh pada kawasan perencanaan. Data tersebut meliputi:
peta (peta regional, peta kota, dan peta kawasan perencanaan serta
memperlihatkan kondisi topografis/garis kontur), foto-foto (foto udara/citra satelit
dan foto-foto kondisi kawasan perencanaan, peraturan dan rencana-rencana
terkait; sejarah dan signifikansi historis kawasan, kondisi sosial-budaya,
kependudukan, pertumbuhan ekonomi, kondisi fisik dan lingkungan, kepemilikan
11
lahan, prasarana dan fasilitas, dan data lain yang relevan. Dari analisa awal
Page
Analisis adalah penguraian atau pengkajian atas data yang telah berhasil
dikumpulkan. Analisis dilakukan secara berjenjang; tingkat wilayah sekitar
kawasan; sampai pada tingkat kawasan, dengan komponen analisis: sosial-
kependudukan, prospek pertumbuhan ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan,
aspek legal konsolidasi lahan, daya dukung prasarana dan fasilitas, kajian aspek
sejarah dan signifikansi historis kawasan.
Dari hasil analisis ini akan diperoleh arahan solusi atau konsep perencanaan atas
permasalahan yang telah diidentifikasikan pada tahap pendataan.
a. Pemerintah Kabupaten yang memiliki wilayah perbatasan, yaitu Kabupaten Kutai Barat,
Malinau dan Nunukan.
b. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
c. Pemerintah Pusat, khususnya Kementrian/Lembaga Non Kemintrian.
d. Masyarakat lokal.
Pelaksana kegiatan ini adalah Penyedia Jasa (Rekanan Kerja) yang ditetapkan
berdasarkan proses seleksi sebagaimana peraturan yang berlaku; Dan didalam pelaksanaan
kegiatanya mengacu sepenuhnya pada ketentuan sebagaimana ditetapkan didalam KAK ini
dan Kontrak Kerja.
14
Page
a. Tim terdiri dari tenaga ahli dengan disiplin ilmu yang setara dengan keahlian berikut
ini :
Tabel 3. Kebutuhan Tenaga Ahli
Jumlah Pengalaman
No Tenaga Ahli Teknis Pendidikan
(org) Kerja (thn)
1 Team Leader 1 S3 Perencanaan Wilayah 4
2 Ahli Perencanaan Wilayah 1 S2 Perencanaan Wilayah 4
(Planologi)
3 Ahli Lingkungan 1 S1 Teknik Lingkungan 8
4 Ahli Transportasi 1 S2 Transportasi 4
5 Ahli Sosial Politik 1 S2 Sosial Politik 4
(Kelembagaan)
6 Ahli Pertahanan Wilayah 1 S1 Umum 8
b. Tenaga Pendukung
1) Surveyor,
Tenaga survei lapangan berjumlah 6 orang dengan latar belakang pendidikan
SMK sederajat, dengan pengalaman minimal 2 tahun dalam melakukan survei
terkait dengan pengembangan wilayah.
2) Tenaga Administrasi dengan jumlah 1 orang.
3) Bilingual Secretary dengan jumlah 1 orang.
4) Operator Komputer dengan jumlah 2 orang.
15
Fasilitas yang disediakan KPA, baik berupa peralatan, material dan personel
sepenuhnya tertuang dalam kontrak kerja yang telah ditetapkan bersama. KPA
menyediakan surat referensi jika dibutuhkan untuk mempermudah mengakses data yang
diperlukan, termasuk memfasilitasi kegiatan lainnya yang berhubungan dengan penyusunan
desain besar.
1. Melakukan penyusunan program kerja (alur pikir dan jadwal) serta penyusunan
instrument pendataan dan analisis.
2. Mengkaji dan merumuskan kembali kebijakan, peraturan, standar, pedoman dan kriteria
serta landasan teori tentang penataan bangunan dan lingkungan.
3. Mengkaji peraturan/regulasi, peraturan daerah dan dokumen perencanaan daerah
terkait penataan bangunan dan lingkungan, diantaranya adalah rencana tata ruang,
peraturan daerah bangunan gedung, dokumen/rencana penataan kawasan terkait,
rencana pembangunan infrastruktur dan bangunan di sekitar lokasi perencanaan, dll.
4. Mengkaji lokasi perencanaan (delineasi) kawasan dalam konteks penataan bangunan
dan lingkungan sekitarnya sesuai dengan seluruh dokumen rencana tata ruang yang
tersedia.
5. Melakukan kegiatan pendataan, analisis kawasan dan wilayah perencanaan, dan
penyusunan konsep sesuai kerangka acuan kerja yang telah ditetapkan.
6. Menyusun Desain Besar Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara di Provinsi Kalimantan
Timur.
Perbatasan
Page
2) Laporan Antara
Laporan ini diserahkan maksimal 2 (dua) bulan setelah penyerahan Laporan
Pendahuluan, dengan jumlah 20 eksemplar dalam format A3.
Laporan Antara dinyatakan diterima bila telah dilakukan pembahasan dan disetujui
oleh Tim Pengarah, melalui KPA.
4.5. Biaya
21
Page
BAB VI
PENUTUP
a. Kerangka Acuan Kerja ini merupakan pedoman dasar yang dapat dikembangkan lebih
lanjut oleh penyedia jasa (rekanan) sepanjang keluaran akhir dapat dihasilkan secara
optimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
b. Format laporan diupayakan mengikuti standar pelaporan yang representatif, baik jenis
kertas, tulisan, maupun sampul dll., atau minimal mengikuti standar pelaporan yang
berlaku.
TTD.
Kuasa Pengguna Anggaran
22
Page