BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan tijauan pustaka dan landasan teori mengenai alat uji tak
rusak (Non Destructive Tes) khususnya materi dalam pengujian penetrant
menggunakan
metode A. Adapun yang dibahas berupa definisi definisi mengenai
Prinsip dasar Uji Tak Rusak adalah suatu produk industri di desain untuk
dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dan tahan lama. Suatu kegagalan dini
dalam suatu proses produksi dapat saja terjadi, yang akan mengakibatkan kerugian
material material dan dapat membahayakan keselamatan manusia. Diskontinuitas
dan cacat pada produksi industri dapat terjadi karena :
2. Kegagalan fabrikasi
Maka untuk mendapatkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan, diperlukan suatu cara untuk memonitor kualitas pada setiap tingkat
pembuatan dan penggunaanya. Cara yang digunakan untuk keperluan tersebut
harus sedimikian rupa sehingga tidak akan mengganggu penampilan pelayanan dari
produk tersebut.
Didalam prinsip uji tak rusak atau biasa disebut dengan NDT (Non
Destructive Test) mempunyai enam metode dasar yang secara luas digunakan
dalam industri yang bertjuan untuk mendeteksi diskontinuitas dan cacat yang
diantaranya yaitu :
1. Liquid Penetrant Testing (Pengujian dengan penterant cair)
2. Magnetic Particle Testing (Pengujian dengan partikel magnet)
3. Eddy Current Testing (Pengujian dengan arus melingkar)
4. Ultrasonic Testing (Pengujian dengan gelombang ultrasonik)
5. Leak Testing (Pengujian kebocoran)
2.2.1
Prinsip Dasar Liquid Penetrant Test
Urutan prosedur pengujian penetrant, pada dasarnya sama untuk semua uji
penetran, dapat dibagi menjadi enam langkah utama. Yang diantaranya:
2. Penetran diaplikasikan pada permukaan uji dan berikan waktu yang cukup
agar cairan meresap ke dalam lubang
2.2.3 Proses
Tabel II. 1 Basic liquid penetrant classification system.
Type Methode Sensitivity Developer Solvent
Type I : Methode A : Level ½ : Form a : Class 1 :
Fluorescent
Water Washable Ultra low Dry powder Halogenated
Penetrant
Methode B : Level 1 : Form b : Class 2 :
Type II : Lipophilic Medium Water soluble Nonhalogenated
Visible Postemulsifiable
Penetrant Level 3 : Form c : Class 3 :
Methode C : High Water Special
Solven suspendible application
Removable Level 4 :
Ultra High Form d :
Methode D : Nonaquesous
Hydrophilic Type I
Postemulsifiable (for
fluorescent)
Form e :
Nonaquesous
Type II
(for
fluorescent)
Form f :
Special
application
Berikut urutan proses pada pengujian penetrant menggunkan visible dan
fluorescent pada Gambar II. 4
10
Pengujian penetrant mempunyai kelebihan karena material yang bisa di uji bukan
hanya material logam seperti halnya almunium, magnesium, titanium, besi cor,
stainless steel, kuningan dan paduan paduan lainya. Untuk material non logam juga
bisa dilakukan pengujian menggunakan cairan penetrant seperti keramik, plastik,
karet,
komposit dan kaca. Pengujia tidak direkomendasikan untuk dilakukan
pengujian kepada material yang berpori.
1. Pembersihan Deterjen
12
Solvent pembersih digunakan untuk membersihkan kotoran organik namun
tidak direkomendasikan untuk menghilangkan karat ataupun kerak, flux
pengelasan. Cairan solvent ini berupa benzol, bensin, minyak tanah, thinner
cat, atau alkohol.
7. Etsa
8. Pembersihan Ultrasonik
13
permukaan spesimen. Saat pembersihan mekanis harus dilakukan,
diskontinuitas yang menutup dapat dibuka kembali dengan cara
pengetesan yang akan menghilangkan lapisan tipis material dari
permukaan.
2.3.1 Stasionary Pentrant Test Equipment
Peralatan stasioner yang digunakan dalam pengujian penetran cair berkisar
dari sistem sederhana sampai sistem otomatis dan bervariasi dalam ukuran, tata letak,
dan pengaturan tergantung pada persyaratan pengujian spesifik.
Ukuran peralatan yang digunakan sangat bergantung pada ukuran dan jenis
spesimen yang di uji. Tata letak peralatan, yaitu, apakah '' u, '' '' L, '' atau garis lurus,
ditentukan oleh fasilitas yang tersedia, tingkat produksi, dan kemudahan penanganan
yang diperlukan.
14
Gambar II. 6 Peralatan stasioner ukuran kecil yang menggunakan fluorescent pada
metode Post-emulsifiable penetrant dan developer kering
15
Gambar II. 8 Peralatan stasioner ukuran besar yang menggunakan fluorescent pada
metode water washable penetrant dan developer kering
Gambar II. 9 Peralatan stasioner ukuran sedang yang menggunakan visible day pada
metode water washable penetrant dan developer kering
16
Gambar II. 10 Peralatan stasioner ukuran sedang yang menggunakan visible pada metode
Post-emulsifiable penetrant dan developer kering
a. Pompa
c. Cahaya
17
penetrant, sedangkan lampu black light dipasang diruang inspeksi untuk
memastikan keadaan komponen dari adanya indikasi cacat
d. Waktu
Waktu digunakan untuk mengontrol penetran menyusup kedalam retakan,
pengemulsi, deveoper, dan tempat pegeringan
e. Thermostats and thermometers.
Digunakan untuk mengetahui suhu yang digunakan pada oven pengering
dan penetran material.
f. Exhaust fans
Digunakan saat pengujian dilakukan di area tertutup. Untuk menghindari
debu yang keluar atau serbuk developer agar tidak terhirup.
g. Hydrometer
18
1. Jenis visible day terdiri dari :
a. Kaleng berisi solvent pembersih.
b. Kaleng berisi penetrant
c. Kaleng nonaqueous wet developer
d. Kain lap dan kuas
e. developer kering
19
2.3.4 Black Light
Lampu black light digunakan pada saat pengujian penetrant menggunakan
cairan fluorescent. Lampu black light mempunyai panjang gelombang 365 nm (3650
angstroms) yang membuat cairant fluorescent sangat jelas terlihat. Agar pada saat
pengujian
hasilnya akurat lampu black light harus menghasilkan intensitas cahaya
Zat pewarna fluorescent mempunyai panjang gelombang 475 nm sampai 575 nm,
dapat dilihat dengan spektrum warna hijau – kuning. Sebelum lampu black light
digunakan disyaratkan untuk dilakukan pemanasan pada lampu minimum 5 menit.
Lampu harus tetap menyal sampai dilakukan pengujian, dikarenakan sering
mematikan lampu akan memperpendek usia pakai. Jika lampu dimatikan sebaiknya
lampu dilakukan pendinginan yang cukup dalam waktu 10 menit selanjutnya lampu
bisa dinyalakan lagi.
20
21
Solvent removable penetrant merupakan minyak penetrant yang tidak
mempunyai zat pengemulsi dan hanya bisa dilakukan pembersihan dengan
menggunakan solven khusus yang digunakan pada tujuan tersebut.
4. Zat Pengemulsi
Pengemulsi dapat diaplikasikan pada post-emulsifier dikombinasikan
dengan penetran sehingga mudah dicuci dengan air. Pengemulsi,
biasanya dicelup oranye untuk kontras dengan penetran,
lipofilik dapat berupa minyak, sedangkan hidrofilik berupa air deterjen.
5. Remover solvent
6. Developer kering
7. Developer basah
Tabel II. 2 Liquid penetrant application terminology
Suhu pada benda uji dan juga cairan penetran dapat mempengaruhi terhadap
dwell time yang disyaratkan. Untuk mempercepat penetrasi dan mempersingkat dwell
time dapat dilakukan dengan menghangatkan benda uji. Pastikan tidak terlalu
berlebihan pada saat memanaskan spesimen karena jika terlalu panas akan
menyebabkan suhu yang terlalu tinggi sehingga akan terjadi penguapan penetrant dari
dalam diskontinuitas, yang akhirnya akan mengurangi sensitivitas.
Dwell time diasumsikan untuk penetrant yang dalam kondisi basah di bagian
permukaan benda. Penambahan penetrant di saat dwell time diperbolehkan. Dwell
time ditentukan berdsarkan jenis material dan diskontinuitas. Untuk waktu pentrasi
diperlihatkan pada Table II.3
23
Tabel II. 3 Typical minimum penetration time.
24
dan jenis pewarna (visible dye (kontras warna), fluorescen, atau dual sensitivity).
Langkah-langkah dasar yang terlihat pada Gambar II.14 dan II.15 sementara langkah
dalam prosedur terlihat dalam . Tabel II.4
1. Aplikasi Penetrant
2. Dwell Time
25
26
Tabel II. 4 Process Selection Guide
27
Tabel II. 5 Characteristics of water washable fluorescent
penetrant test
3. Penetrant Removal
4. Drying
28
waktu pengeringan cenderung membuat penetran keluar dari
diskontinuitas
5. Apliksi developer
Setelah proses dikeringkan menggunakan oven, lakukan pada bagian
permukaan dengan diberikan developer kering tujuannya untuk menarik
keluar cairan penetarnt dan dapat diamati diruang ispeksi
Pada pengunaan developer bisa dilakukan dengan dua pemakaian yaitu
developer basah dan developer kering kedua jenis developer tersebut
menggunakan serbuk putih yang halus. Berikut jenis developer yang
digunakan :
a. Dry developer
1) water suspended
29
partikel serbuk pada developer terikat dalam suspensi dengan air
dan perlu diaduk terus menerus agar tidak mengendap. Serbuk
developer larut dalam air dan membentuk suatu larutan yang tidak
perlu diaduk lagi.
6. Inspeksi
30
Tabel II. 6 Characteristics of Post-Emulsified Fluorescent Penetrant Test
c. Emulsifier Applications
f. Drying lihat pada Sub Bab 2.5.2.1 bagian 4
g. Developer aplication lihat pada Sub Bab 2.5.2.1 bagian 5
h. Inspeksi lihat pada Sub Bab 2.5.2.1 bagian 6
2.5.2.3
Solvent-removable Penetrants
tabel II.7
32
Gambar II. 16 Proses Solven Removable
2.6 Regulasi standar penggunaan
Regulasi yang digunakan pada materi yang dibahas mengenai Liquid
Penetrant Testing mengacu pada standar ASTM E165 yang dimana pada pada
standar ini menjelaskan mengenai penetrant secara umum, terminologi dan ringkasan
mengenai pengerjaan yang dilakukan pada pengujian penetrant secara umum,
sedangkan untuk prosedur pengerjaan pada tehnik water washable mengacu pada
ASTM E1209 dan ASTM E1417 sebagai mana yang terlampir pada Lampiran B.
Autodesk Inventor merupakan salah satu media yang digunakan oleh orang
teknik, khususnya teknik mesin ((Mechanical Enggiering) yang digunkan untuk
menggambar 3D, merakit gambar (assembly), gambar kerja (drawing). Dengan
menggunakan sofware ini dapat pula digunakan untuk menganimasikan benda yang
mampu mensimulasikan suatu komponen sebelum di manufaktur. Dapat juga
digunakan untuk menganlisys kekuatan suatu komponen yang akan di produkdi agar
terjamin kekuatannya. Dapat dijelaskan beberapa keunggulan dengan menggunakan
software autodesk inventor yang diantaranya:
mengganti atau mengulang dari awal untuk pembuatan apabila mempunyai
kesalahan atau ketidaktepatan ukuran.
2. Memiliki kemampuan Animation, yaitu kemampuan untuk melakukan
animasi suatu file assembly, sehingga enginer dapat mengetahui jalannya
akan dibuat.
5. Part yang dibuat akan memiliki tampilan yang tampak lebih nyata dengan
aslinya
6. Kapasitas file lebih kecil.
Dari beberapa kelebihan yang telah disebutkan diatas maka pengguana
sofware autodesk inventor memiliki keuntungan dari segi efisiensi dan efektivitas
waktu untuk produktivitas pekerjaan yang akan dilakukan.
34