Anda di halaman 1dari 55

METODE

NDT
JENIS - JENIS METODA
NDT
VISUAL INPECTIONT
PENDAHULUAN

Visual Inspection
Metode ini bertujuan menemukan cacat
atau retak permukaan dan korosi. Dalam
hal ini tentu saja adalah retak yang dapat
terlihat oleh mata telanjang atau dengan
bantuan alat optik seperti lup.
Kelebihannya adalah tidak membutuhkan
biaya yang besar,prosesnya tidak rumit.
Keterbatasannya adalah hanya dapat
digunakan pada cacat pada permukaan
dengan skala makro.

www.pln.co.id |
VISUAL INSPECTION
Metode Visual di bagi menjadi :
Inspeksi Langsung :  Visual Terpencil :
Dengan mata telanjang Terletak pada sudut-sudut sempit

www.pln.co.id |
VISUAL INSPECTION

Visual Inspection digunakan untuk :


Pemeriksaan kondisi permukaan
benda uji.
Pemeriksaan bentuk komponen.
Memeriksa bukti kebocoran
(leak).

www.pln.co.id |
JENIS - JENIS METODA NDT
PENETRANT TEST
1. PENDAHULUAN
LIQUID PENETRANT TEST
Liquid Penetrant Testing merupakan salah satu metode NDT yang
bertujuan untuk menemukan cacat di permukaan non-berpori (logam,
plastik, atau keramik) berdasarkan prinsip kapilaritas.

Fluorensence Penetrant
Red Dye Penetrant
www.pln.co.id |
1. PENDAHULUAN

Uji cairan penetran adalah salah satu


metoda uji tanpa rusak yang mampu
mendeteksi cacat terbuka pada
permukaan suatu bahan atau
komponen, misal retakan terbuka.
Uji cairan penetran dapat dilakukan
pada semua jenis bahan, asalkan
permukaan benda uji tersebut tidak
menyerap cairan

www.pln.co.id |
2. PRINSIP KERJA

Prinsip dasar uji penetrant adalah sifat


kapilaritas. Bila celah yang sangat sempit
diberi cairan, maka celah tersebut akan
mampu menyedot cairan sehingga celah
akan berisi cairan. Cairan yang ada didalam
celah akan dapat disedot keluar ke
permukaan bila celah diberi developer yang
daya kapilaritasnya lebih kuat. Cairan yang
disedot oleh developer diujung celah akan
memberikan indikasi bahwa di tempat
tersebut terdepat celah/ cacat.

www.pln.co.id |
PRINSIP KERJA

www.pln.co.id |
TAHAPAN PELAKSANAAN
Step 1. Pre-Cleaning
Ensure surface is very Clean normally with the use of a
solvent

www.pln.co.id |
“clean” berarti permukaan uji bebas dari karat, debu, flux las, spatter, grease, cat, minyak,
dsb

Precleaning dapat menggunakan


• Alkaline Cleaning, menggunakan NaOH, KOH untuk membersihkan minyak, grease, tanah
• Mechanical (amplas, gerinda, sand blast) untuk membersihkan karat, jangan sampai
menutup lubang crack
• Detergent, untuk membersihkan grase dan tanah
• Steam untuk membersihkan grease
• Solvent (cleaner) untuk membersihkan grase
• Acid Etch
PRE - CLEANING

• Larutan Pembuang Kerak


Pembersihan kerak (scales) dilakukan secara pickling dengan larutan asam atau basa yang tidak bersifat
korosif, benda uji harus dicuci bersih.
• Pembuang atau pengupas Cat
Lapisan cat harus dibuang / dikupas sehingga tidak menutupi benda uji yang diperiksa. Dilakukan
dengan pembuang cat tipe striper basa berupa senyawa serbuk dilarutkan dengan air. setelah cat
terkupas, benda uji harus dicuci bersih untuk menghilangkan kontaminan yang mungkin tertinggal,
kemudian dikeringkan.
• Blasting
Proses blasting dapat menggunakan pasir, metal ligrocellulosa atau oksida alumunium. Digunakan
untuk membersihkan tanah regas, karat, kerak atau arang.

www.pln.co.id |
TAHAPAN PELAKSANAAN
Step 2. Apply penetrant
After the application of the penetrant the penetrant is normally left on the
components surface for approximately 10-30 minutes (dwell time). The
penetrant enters any defects that may be present by capillary action

www.pln.co.id |
Dwell Time (Penetration Time)
Waktu yang diperlukan cairan penetrant masuk ke dalam celah

Dwell time dipengaruhi oleh


• Jenis material, bentuk produk, jenis cacat, jenis penetrant
• Umumnya antara 5 - 30 menit, bahkan ada sampai 60 menit

Contoh
Bahan steel, bentuk las, cacat crack, jenis penetrant water
washable, dwell time 30 menit
Dwell Time

ASME SECTION V
Step 3. Clean off excess penetrant
After sufficient penetration time (dwell time) has be given the penetrant is removed,
care must be taken not to wash any penetrant out off any defects present. Dry the
material after it.
Step 4. Apply developer
After the penetrant has be cleaned sufficiently a thin even layer of developer is
applied. The developer acts as a contrast against the penetrant and allows for
reverse capillary action to take place

* Jarak efektif penyemprotan


12-15 mm
* Ditunggu hingga sekitar 10
menit
Step 5. Inspection / development time
Inspection should take place immediately after the developer has been applied
any defects present will show as a bleed out during development time. Max
time is 2 hours for aqueous and 1 hour for non aqueous
Fluorescent Penetrant Bleed out viewed
under a UV-A light
source

Bleed out viewed


under white light
Colour contrast Penetrant
Step 6. Post-Cleaning
Ensure surface is Clean from developer and penetrant, normally with the use
of a solvent
3. TAHAP –TAHAP PELAKSANAAN
1. Pembersihan Awal (Pre-Cleaning)
* Dilakukan dengan cairan pembersih
* Permukaan harus bebas dari kontaminan
2. Pemberian Cairan Penetrant
* Dengan cara spray (semprot) atau brush (kuas)
* Diamkan dengan waktu 10-30 menit (Temperatur 10-52o C)
3. Pembersihan Cairan Penetrant
* Bersihkan dengan cleaner dan lap
4. Pemberian Developer
* Jarak efektif penyemprotan 12-15 mm
* Ditunggu hingga sekitar 10 menit

www.pln.co.id |
TAHAP –TAHAP PELAKSANAAN
5. Inspeksi
* Warna cairan penetrant akan
terlihat, jika ada discontinuity
* Minimum cahaya diijinkan pada
saat inspeksi adalah 1000 flux
6. Pembersihan Akhir (Post-
Cleaning)
* Pembersihan dilakukan dengan
cairan cleaner
* Tujuannya untuk menghindari
kerusakan benda uji

www.pln.co.id |
4. SIFAT – SIFAT CAIRAN PENETRANT
Cairan penentrant harus mempuyai kemampuan untuk masuk kedalam celah/cacat,
oleh karena itu cairan ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Mampu memasuki celah yang sangat sempit.
2. Mampu berada di dalam celah yang besar
3. Tidak mudah menguap
4. Bila berada dipermukaan benda uji mudah dibersihkan
5. Bila berada didalam celah sukar dibersihkan
6. Mudah disedot dari dalam celah
7. Mampu menyebar dalam bentuk film
8. Tidak mudah berubah warna menjadi pucat
9. Tidak korosif
10. Tidak berbau
11.  Tidak mudah menyala
12. Stabil bila disimpan
13. Tidak beracun
14. Murah.

www.pln.co.id |
5. SIFAT FISIS
Dari sifat umum diatas, sifat fisis cairan penentrant yang harus diperhatikan adalah :

1. Viskositas
Viskositas tinggi menyebabkan turunyya daya penetrasi, sedangkan viskositas rendah
menyebabkan cairan terlalu cepat menyebar atau mengalir ke tempat lain.

2. Volatilitas
Cairan penetran tidak boleh bersifat volatil. Penguapan sedikit akan membantu pengintensifan
pemunculan warna dan menjaga agar indikasi tidak menyebar seara berlbihan. Bila cairan
penetran mengandung solvent yang volatil, penguapan yang cepat akan mengakibatkan :
a. Formula tidak stabil, dapat terjadi perubahan sifat dari cairan penetran
b. Mengurangi daya penyebaran sehingga cairan cepat menajadi kering
Kedua hal ini, akan menyebabkan pengurangan sensitivitas, terutama bila cairan ditempatkan
dalam tangki/ bak terbuka

www.pln.co.id |
SIFAT FISIS
3. Massa Jenis
Massa jenis tidak banyak pengaruhnya terhadap kemampuan penetrasi. Umumnya massa jenis
cairan penentran antara 0.86 – 1.06 pada 16 C

4. Titik Nyala
Titik nyala cairan penetrant harus tinggi supaya tidak mudah terbakar. Umumnya titik nyala
tidak memepengaruhi kemampuan penentrasi kecuali bila ditambahkan sedikit cairan yang titik
nyalanya rendah akan mampu meningkatkan sensitivity

5. Korosivitas
Cairan penetrant harus non korosif terhadap benda uji maupun tempat penyimpanan. Paduan
titan dan baja paduan nikel tinggi mudah berkarat bila cairan mengandung natrium, belerang,
dan halogen

www.pln.co.id |
6. TIPE DAN SISTEM
Ditinjau dari cara infeksinya, ada dua tipe cairan penetrant yaitu :

2. Cairan Penentrant Non Fluoresen


1. Cairan Penentrant Fluoresen
Inspeksi pada uji penetrant
Inspeksi pada uji penetrant dengan
dengan cara ini dilakukan secara
cara ini dilakukan dengan bantuan
visual tanpa bantuan sinar UV..
sinar UV. Cairan ini mengandung zat
Cairan ini mengandung zat warna
warna yang akan berfluorensi bila
yang memiliki kontras yang tinggi
disinari sinar UV.
pada ruangan terang

www.pln.co.id |
TIPE DAN SISTEM
Ditinjau dari cara pembersihan penetrantnya ada tiga sistem yaitu :

1. Solvent Removable => Pakai Cleaner


2. Water Washable => Pakai Air
3. Post Emultification => Zat Emulsi + Air
Ketiga siStem ini berlaku baik bagi cairan penetrant tipe fluoresen maupun non
fluorosen. Masing – masing sistem dan tipe memiliki keuntungan dan kerugian.
Umumnya pembersihan dilakukan dengan cara menyemprot, melap atau mencuci
hingga permukaan benda uji bersih dari sisa – sisa penetrant yang tidak terpakai.

www.pln.co.id |
Cairan Penetrant Fluoresen
Sistem “Water Washable Fluoresen”

Pada sistem ini pembersihan dilakukan dengan menggunakan air,


baik dilap, disemprot, dicuci atau direndam. Cairan penetrant
terdiri dari minyak untuk penetrasi, zat warna, zat pengemulsi dan
zat penstabil dimana diharapkan akan diperoleh satu cairan yang
daya penetrasinya tinggi, mudah melarutkan zat warna, mudah
dicuci dengan air dan tetap stabil dalam berbagai kondisi suhu dan
operasi. Tekanan semprotan 200 kPa, dibersihkan di bawah sinar
UV dan Suhu tidak melebihi 45 C

www.pln.co.id |
Pre-Clean

Apply Penetrant

Remove Excess
Penetrant by
Water Rinsing

Dry Surface Apply Wet


Developer

Apply Dry
Developer Dry Surface

Inspect

Post Clean

www.pln.co.id |
Cairan Penetrant Fluoresen
Sistem “Water Washable Fluoresen”

KEUNTUNGAN KERUGIAN
a. Indikasi Mudah dilihat dan terang a. Kurang baik untuk mendeteksi cacat
sekali yang dangkal ditakutakan ada efek over
b. Mudah dan ekonomis karena sekali washing
dilapiskan kemudian langsung dapat b. Sensitivitas dipengaruhi oleh asa
dicuci terutama asam dan senyawa kromat
c. Cepat terutama untuk benda uji c. Bila benda uji tidak boleh terkena air,
kecil sistem tidak boleh terpakai
d. Baik digunakan untuk permukaan d. Pemeriksaan harus menggunakan sinar
kasar UV di ruangan gelap

www.pln.co.id |
Cairan Penetrant Fluoresen
Sistem “Post Emulsified Fluoresen”

Pada sistem ini pembersihan juga dilakukan dengan air


seperti water washable. Perbedaan terletak pada
komposisinya yaitu penetrant ini tidak mengandung zat
pengemulsi. Zat pengemulsi dilapiskan secara terpisah setelah
penetrant masuk ke dalam celah/cacat. Tanpa melapiskan zat
pengemulsi, penetrant tidak dapat dibersihkan dari
permukaan benda uji.
Contoh zat pengemulsi : Oil Based atau Lipophilic type

www.pln.co.id |
Cairan Penetrant Fluoresen
Sistem “Post Emulsified Fluoresen”

KEUNTUNGAN KERUGIAN
a. Dapat digunakan untuk mendeteksi a. Sistem dilakukan dalam dua tahap
cacat terbuka yang dangkal sebelum pembersihan akhir, jadi lebih
b. Sensitivitas tinggi meskipun cacatny lama
halus b. Lebih mahal
c. Konsentrasi zat warna tinggi, hal ini c. Benda uji seperti ulir sukar dicuci karena
mengakibatkan indikasi menjadi emulsifier tidak dapat mencapai celah
lebih jelas yang sempit
d. Waktu Penetrasi Pendek
e. Asam dan senyawa kromat tidak
mempengaruhi sensitivitas

www.pln.co.id |
Cairan Penetrant Fluoresen
Sistem “Solvent Removable Fluoresen”

Sistem ini sebaiknya dipakai bila metode water washable tidak dapat
digunakan. Umumnya cairan penetrant ini dipakai pada permukaan
yang terbatas (Spot Inspection), jadi pembersihan dilakukan dengan
cara melap dengan kain bersih dan kering atau dibasahi sedikit dengan
solvent. Permukaan harus dibersihkan sebaik baiknya dan dilakukan
dalam waktu yang singkat agar cairan penetrant yang berada didalam
celah tidak ikut tercuci.

www.pln.co.id |
Cairan Penetrant Fluoresen
Sistem “Solvent Removable Fluoresen”

KEUNTUNGAN KERUGIAN
a. Tidak diperlukan air a. Pembersihan cairan lebih memerlukan
b. Baik untuk Spot Inspection waktu
b. Sulit diterapakan pada pemukaan benda
kasar

www.pln.co.id |
Cairan Penetrant Non Fluoresen

Seperti pada cairan penetrant Fluoresen, cairan Penetrant non


Fluoresense terbagi atas tiga sistem : Water washbale, Post Emulsifier
dan Solvent Removable dengan kerugian yang sama, kecuali sifat
Fluoresensinys, jadi cairan ini tidak memerlukan lampu UV, inspeksi
dapat dilakukan di ruangan yang Terang.

www.pln.co.id |
7. PRE - CLEANING
Pre – cleaning (Preparation) dimaksudkan untuk mempersiapkan agar permukaan
benda uji bersih dari kotoran yang mungkin menyumbat celah atau cacat yang
dapat menganggu proses penetrasi serta untuk menghilangkan kontaminan yang
ada pada permukaan uji.
Pre – cleaning dapat dilakukan dengan menggunakan :
a. Detergen
Detergen yang digunakan dapat bersifat asam, basa atau netral asal tidak
menimbulkan korosi atau kontaminasi. Pre – cleaning dilaksanakan anatra 10 –
15 menit.
b. Solvent
Solven cocok untuk membersihkan oli atau grease tetapi tidak cukup baik untuk
membersihkan permukaan yang tertutup kotoran tanah.
c. Vapour Degreasing
digunakan untuk pembersihan grease atau senyawa organik lainnya.

www.pln.co.id |
PRE - CLEANING
d. Larutan Pembuang Kerak
Pembersihan kerak (scales) dilakukan secara pickling dengan larutan asam atau
basa yang tidak bersifat korosif, benda uji harus dicuci bersih.
e. Pembuang atau pengupas Cat
Lapisan cat dapat dibuang / dibersihkan secara efektif dengan larutan pembuang
cat atau dengan striper basa. Lapisan cat harus dibuang / dikupas sehingga tidak
menutupi benda uji yang diperiksa. pembuang cat tipe striper basa berupa
senyawa serbuk dilarutkan dengan air, massa jenisnya antara 50 – 100 kg
cm3.setalh cat terkupas, benda uji harus dicuci bersih untuk menghilangkan
kontaminan yang mungkin tertinggal, kemudian dikeringkan.
f. Blasting
Proses blasting dapat menggunakan pasir, metal ligrocellulosa atau oksida
alumunium. Kotoran yang dapat dibersihkan dengan cara ini adalah tanah regas,
karat, kerak atau arang. Cara ini diperkenankan asal tidak akan meyebabkan luka
pada permukaan atau terkelupas atau tidak akan menutpi celah

www.pln.co.id |
8. PELAPISAN CAIRAN PENETRANT

Setelah benda uji menjadi bersih dan kering (drying after preparation),
cairan penetrant dapat dilapiskan ke permukaan benda uji dengan cara
menyemprotkan, dikuaskan, mengalirkannya pada benda uji.
Waktu penetrasi adalah waktu yang dibutuhkan oleh penetrant untuk
meresap kedalam celah. Waktu penetrasi dapat ditambah untuk
menghasilkan indikasi yang lebih baik (15 – 30 menit) (Dwell Time).
Disebut juga Apply Penetrant

www.pln.co.id |
8. PELAPISAN CAIRAN PENETRANT
Lama waktu material
dilakukan penetrant

www.pln.co.id |
8. PELAPISAN CAIRAN PENETRANT
8.1. Pencelupan/Perendaman 8.3. Pemulasan
Benda uji yang telah bersih dan kering
dicelupkan dalam cairan penetran dalam Benda uji yang telah bersih dan kering dapat
waktu tertentu (waktu penetrasi) dipulas dengan cairan penetran dengan bantuan
kemudian diangkat dan dikeringkan. kuas. Harus diusahakan agar cairan penetran
Pencelupan dapat dilakukan sekaligus dipulaskan secara merata kemudian dikeringkan.
terutama untuk benda uji kecil, tidak perlu
satu per satu.  
  8.4. Penyemprot Elektrostatik
8.2. Penyemprotan
Benda uji yang telah bersih dan kering dapat Cairan penetran dan developer dapat
disemprot dengan cairan penetran secara disemprotkan secara elektrostatik. Peralatannya
merata atau pada bagian yang akan diperiksa lebih mahal dibandingkan dengan sistem
saja kemudian dikeringkan. rendam/celup maupun system semprot biasa.

www.pln.co.id |
9. PEMBERSIHKAN KELEBIHAN CAIRAN PENETRANT

Hanya bagian kecil penetrant dapat masuk ke dalam cacat. Setelah


benda uji dilapisi dalam waktu penetrasi yang cukup dan dikeringkan,
sisa penetrant yang terdapat pada permukaan benda uji harus
dibersihkan sehingga hanya cairan penetrant yang berda dalam celah
saja yang tertinggal dalm benda uji. Cara pembersihan tergantung dari
jenis penetrant yang di pakai. Atau disebut Excess Penetrant Removal

Pembersihan Cairan Penetran “Water Washable” Fluoresen


  Pembersihan sisa cairan penetran dilakukan dengan air, baik dilap,
disemprot, dicuci atau direndam. Tekanan semprotan sekitar 200 Kpa,
cukup untuk membersihkannya. Pembersihan dilakukan di bawah
cahaya ultraviolet agar bersih dan suhu jangan melebihi 45oC.

www.pln.co.id |
9. PEMBERSIHKAN KELEBIHAN CAIRAN PENETRANT

Pembersihan Cairan PenetranT “Post Emulsified” Fluoresen


Pembersihan cairan penetran tidak dapat dilakukan langsung dengan air,
tetapi melalui satu tahapan pengemulsian sebagai berikut :
a. Permukaan yang akan dibersihkan dilapisi dengan emulsifier (Oil
based atau Lipophilic type) sehingga penetran yang menempel pada benda
uji diubah menjadi emulsi, setelah terjadi emulsi baru dapat dibersihkan
dengan air.
b. Permukaan langsung dapat dibersihkan dengan Larutan pembersih
“Water based” atau “Hydrophilic type”, larutan ini mampu menyerap 20x
volumenya.

www.pln.co.id |
9. PEMBERSIHKAN KELEBIHAN CAIRAN PENETRANT

Pembersihan Cairan Penetran “Solven Removable” Fluoresen

Umumnya cairan penetran ini dipakai pada permukaan yang terbatas


(Spot inspection), jadi pembersihan dilakukan dengan cara melap
dengan kain bersih dan kering atau dibasahi sedikit dengan solven.
Permukaan harus dibersihkan sebaik-baiknya agar tidak menambah latar
belakang cahaya fluoresen dan harus dilaksanakan dalam waktu singkat
agar cairan penetran yang berada didalam celah tidak ikut tercuci.

www.pln.co.id |
10. PENGERINGAN SETELAH DIBERSIHKAN

Pengeringan dimaksudkan untuk membuang


sisa pembersih yang mungkin masih
menempel pada permukaan benda uji.
Pengeringsn dilakukan dengan cara
mengalirkan atau menyemprotkan udara
kering yang panasnya antara 80 – 90 C atau
lebih rendah. Umumnya suhu benda uji tidak
boleh melenihi 65 C

www.pln.co.id |
11. DEVELOPING
Developer berfungsi menyedot cairan penetrant yang terdapat dalam
celah sehingga akan menimbulkan indikasi pada lapisan developer.
Indikasi ini akan menunjukkan adanya cacat
1. Developer Basah
Berupa serbuk kering yang dilarutkan dalam air sehingga membentuk
cairan suspensi. Setiap kali digunakan developer perlu diaduk dan
diperiksa konsentrasinya sesuai dengan petunjuk pembuatanyya.
Pelapisan developer pada benda uji harus dilakukan segera setelah
dibersihkan / dicuci dan dikeringkan dan dijaga agar tidak terlalu
tebal. Bila terlalu tebal, pemunculan indikasi akan terganggu sehingga
menjadi kurang jelas.

www.pln.co.id |
11. DEVELOPING

2. Developer Kering
Developer kering dilapiskan pada permukaan benda uji setelah benda
uji kering. Serbuk kering yang terlalu tebal dapat dihindarkan dengan
cara meniup permukaan benda uji perlahan – lahan atau benda uji di
ketok – ketokkan
3. Developer Nonaquaeous
Developer nonaquaeous berupa serbuk kering yang dilarutkan dalam
solvent, developer ini yang paling sensitiv dibanding developer lainnya
dan sering digunakan untuk inspection.

www.pln.co.id |
12. INSPEKSI
Waktu timbulnya indikasi tergantung pada tipe penetrant, developer dan jenis cacat.
Bila ditunggu terlalu lama, indikasi akan melebar sehingga kontrasnya berkurang. Bila
inspeksi diruang gelap karena menggunakan cairan penetran fluoresen, penyesuaian
mata dan ruang perlu dilakukan selama 5 menit (setiap kali pemeriksa memasuki
ruang gelap)

1. Inspeksi Cairan Penetran Fluoresen


Indikasi ditunjukan oleh cairan penetran fluoresen dalam cahaya ultraviolet akan
jelas sekali dalam ruangan gelap. Panjang indikasi menunjukan panjang cacat, lubang
kecil akan menghasilkan indikasi berupa titik, retak akan menghasilkan indikasi garis.
Retakan halus perlu diperiksa dalam ruangan yang lebih gelap agar indikasi menjadi
lebih jelas . Tempat meletakkan benda uji harus bebas dari zat fluoresen.
2. Inpeksi Cairan Penetran Nonfluoresen
Karena permukaan developer halus dan berwarna putih maka indikasi berwarna
merah menunjukkan adanya cacat.

www.pln.co.id |
Fluorecent Penetrant Line Arrangement

www.pln.co.id |
13. TINDAKAN PENGAMANAN

1. Benda Uji dari Plastik.


Sebelum uji cairan penetrant dilakukan, benda uji harus dicoba
apakah cairan pembersih penetrant dan developer tidak akan
merusak benda uji. Cairan yang akan digunakan harus dipilih yang
tidak akan merusak benda uji. Umumya barang plastik tidak tahan
terhadap panas sehingga pengeringan harus hati – hati agar tidak
merusak benda uji
2. Benda Uji dari Titan dan Paduan Nikel Tinggi
Bahan ini dapat rusak apabila cairan yang dipakai mengandung sulfur
dan suhunya tinggi karenanya perlu dipilih cairan yang bebas belerang
dan senyawa halogen

www.pln.co.id |
TINDAKAN PENGAMAN
3. Ruangan
Suhu ruangan yang lebih dari 50 °C akan dapat meledakkan botol penyimpan
oleh karenanya penetrant dalam botol bertekanan harus disimpan ditempat
dingin dan tidak langsung kena sinar matahari. Jika menggunakan bak
penyimpanan terbuka harus selalu ditutup bila tidak digunakan untuk
menghindari kontaminasi.
Ventilasi harus cukup baik terutma bila digunakan sistem penyemprotan karena
cairan pembersih, penetrant, dan developer dapat menyebabkan iritasi bila
banyak terhirup
4. Hal Lain – lain
Hindari sejauh mungkin kontak langsung dengan cairan yang dipakai, bilamana
perlu gunakan sarung tangan karet terutama untuk cairan fluoresen. Untuk
membersihkan alat- alat atau bagian badan yang mungkin terkena cairan
fluoresen.

www.pln.co.id |
Standar Code PT
Article 6 SE 165

1. Preparation/ Surface Preaparation T – 642 8.4


2. Drying After Preperation T – 643 8.4.1
3. Apply Penetrant T – 671 8.5
4. Dwell Time T – 672 8.5.1
5. Removal Excess Penetrant T – 673 8.6
6. Drying T – 674 8.7.1
7. Apply Developer T – 675 8.8
8. Developing Time T – 675.3 8.8.5
9. Inspection T – 676 8.9.4
10.Post Exam T - 677 8.10

www.pln.co.id |

Anda mungkin juga menyukai