Anda di halaman 1dari 3

Soal 1 no 7

7). Bagaimana seseorang memutuskan itu etis ?

Menurut Bertens, 1994 Perilaku etis merupakan perilaku yang sesuai dengan norma, nilai,

dan hukum yang berlaku. Norma tersebut berfungsi sebagai pegangan seseorang dalam

bertingkah laku. Perilaku etis sangat bermanfaat untuk kepentingan pribadi dan untuk

berinteraksi di lingkungan sosial.

Cara seseorang memutuskan sesuatu itu etis yaitu dengan mengacu pada aturan yang telah di

bakukan dan di sepakati, bisa berupa aturan yang di buat oleh suatu organisasi atau pun

dalam bentuk perundang undangan. Dalam kasus ini Apoteker M tidak melakukan norma,

nilai, dan bertingkah laku sesuian dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh IAI, yang

seharusnya merujuk pada kewajiban umum apoteker pada :

1. Pasal 2 yaitu setiap apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh

menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker indonesia.

Pedoman pelakasaan :

1. Kesungguhan dalam menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker indonesia

dinilai dari: ada tidak laporan masyarakat, ada tidaknya laporan dari sejawat apoteker

atau sejawat tenaga kesehatan yang lain, serta tidak ada laporan dari dinas kesehatan.

2. Pengaturan pemberian sanksi ditetapkan dalam peraturan organisasi (PO).

2. Pasal 5 didalam menjalankan tugasnya setiap apoteker harus menjauhkan diri dari

usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi

luhur jabatan kefarmasian.

Pedoman pelaksanan:
1. Seorang apoteker dalam tindakan profesionalnya harus menghindari diri dari

perbuatan yang akan merusak atau seseorang ataupun merugikan orang lain.

2. Seorang apoteker dalam menjalankan tugas dapat memperoleh imbalan dari pasien

dan masyarakat atas jasa yang diberikan dengan tetap memegang teguh kepada

prinsip mendahulukan kepentingan pasien.

3. Besarnya jasa pelayanan ditetapkan dalam peraturan organisasi.

Di dalam kasus diatas, Apoteker M telah melanggar etik karena yang pertama menyalahi

aturan ketetapan etik IAI dan cenderung lebih mencari keuntungan diri sendiri

Soal 2 no 7

7). Menurut Bertens, 1994 Perilaku etis merupakan perilaku yang sesuai dengan norma, nilai,

dan hukum yang berlaku. Norma tersebut berfungsi sebagai pegangan seseorang dalam

bertingkah laku. Perilaku etis sangat bermanfaat untuk kepentingan pribadi dan untuk

berinteraksi di lingkungan sosial.


Dalam kasus diatas Apoteker P tidak melakukan norma, nilai, dan bertingkah laku sesuian

dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh IAI, yang seharusnya merujuk pada kewajiban

umum apoteker pada pasal 5 didalam menjalankan tugasnya setiap apoteker harus

menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan

dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Pedoman pelaksanan:

4. Seorang apoteker dalam tindakan profesionalnya harus menghindari diri dari

perbuatan yang akan merusak atau seseorang ataupun merugikan orang lain.

5. Seorang apoteker dalam menjalankan tugas dapat memperoleh imbalan dari pasien

dan masyarakat atas jasa yang diberikan dengan tetap memegang teguh kepada

prinsip mendahulukan kepentingan pasien.

6. Besarnya jasa pelayanan ditetapkan dalam peraturan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai