1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Central Dogma!

Central Dogma merupakan informasi genetik yang mengalir secara satu arah dari
DNA menuju mRNA dan berakhir dalam bentuk protein, sebagai peristiwa yang mendasari
kehidupan makhluk hidup. Central Dogma sebagai tahapan bagaimana pesan pada rantaian
gen DNA dibawa oleh mRNA dan diterjemahkan di ribosom dalam bentuk protein. Central
Dogma berlaku secara universal dan informasi yang telah diteruskan menjadi protein, tidak
dapat dikembalikan ke bentuk asalnya, terkecuali pada beberapa makhluk hidup ditemukan
enzim transkriptase untuk melakukan ‘reverse-transkriptase’, yaitu mencetak DNA dari
RNA untuk memperbaiki deretan DNA yang mengalami kerusakan. Kembali ke
definisi dari Central Dogma, runtutan peristiwa ini umumnya diidentifikasikan sebagai
ekspresi gen, yaitu proses penggunaan informasi genetik yang tersimpan di dalam gen
untuk mensintesis senyawa-senyawa produk gen, salah satunya protein. Dalam
mengekspresikan informasi genetik, diperlukan 2 tahapan yang dinamakan transkripsi dan
translasi. Namun, sebelum masuk ke dalam proses transkripsi, DNA melakukan proses
replikasi untuk didapatkan hasil anakan yang sama/persis dengan induknya dengan
kesalahan yang paling minimum.

Masuk ke tahapan transkripsi, transkripsi adalah proses sintesis RNA yang terjadi
di bawah arahan DNA atau sesuai dengan template gen yang terdapat dalam untaian DNA.
Mekanisme dasar transkripsi antara manusia dengan bakteri dan eukariota memiliki
kemiripan, namun terdapat beberapa perbedaan. Perbedaan ini terletak pada tidak adanya
nukleus pada bakteri, sehingga DNA-nya tidak dapat disagregasi dari ribosom dan alat-alat
lainnya dalam sel yang berperan dalam proses sintesis protein. Sedangkan untuk sel
eukariot, nukleus menyediakan kompartemen terpisah untuk proses transkripsi.
Pada manusia, kedua asam nukleotida pada untaian DNA menggunakan bahasa
yang sama, serta informasi pada untaian DNA hanya ditranskripsi (disalin) dari satu
molekul menjadi molekul lain. akan dipisahkan oleh RNA polimerase dan menggabungkan
nukleotida-nukleotida RNA saat membentuk pasangan basa di sepanjang cetakan DNA.
Dari proses transkripsi ini, akan dihasilkan mRNA yang pada tahap selanjutnya akan
ditranslasi.

Masuk ke tahapan translasi, translasi adalah proses sintesis polipeptida yang terjadi
di bawah arahan mRNA. Sama halnya dengan mekanisme dasar translasi, antara manusia
dengan bakteri dan eukariota terdapat beberapa perbedaan, yang mengakibatkan pada
bakteri proses translasi mRNA dimulai saat transkripsi masih berlangsung. Sedangkan
untuk sel eukariot, proses translasi memerlukan mRNA akhir yang fungsional dengan
memodifikasi transkrip RNA eukariot dari gen pengode protein, sehingga didapatkan pre-
mRNA terlebih dahulu, baru melalui pemrosesan lebih lanjut untuk dihasilkan mRNA
akhir.
 Pada manusia, proses translasi terjadi di ribosom dan terjadi perubahan bahasa dari
informasi yang dibawa oleh mRNA. Untuk menerjemahkan sekuens basa molekul mRNA
menjadi sekuens asam polipetida, terdapat peran serta dari tRNA yang membawa asam
amino untuk mengikat untaian mRNA dan mentransfer informasi yang didapat untuk
diteruskan dalam ribosom dan diproses oleh rRNA untuk menjadi protein.

2. Perbedaan antara sel dengan virus?

Perbedaan antara sel dengan virus yang utama terletak pada kelengkapan seluler antara
kedua organisme dalam bereproduksi sendiri. Pertama, sel memiliki DNA dan RNA (dua asam
nukleat), sedangkan virus hanya memiliki salah satu diantara keduanya (satu asam nukleat), antara
DNA atau RNA, walau banyak dijumpai asam nukleat yang dimiliki oleh virus ialah RNA saja,
contohnya SARS-COV 2. Kedua, sel memiliki ribosom sebagai proses translasi untuk
menerjemahkan informasi yang dibawa oleh mRNA dalam bentuk protein, sedangkan virus tidak
memiliki ribosom, yang mengakibatkan organisme ini bergantung sepenuhnya pada inang
selulernya untuk memproduksi energi dan mensintesis protein. Sama halnya dengan sel, virus juga
melakukan central dogma namun dengan cara yang berbeda, yaitu menginfeksi sel dan
menggunakan perangkat sintesa protein sel inang untuk bereproduksi.
Perbedaan lainnya terletak pada proses transkripsi antara kedua organisme. Sel memiliki
dua asam nukleat (DNA dan RNA) yang mengakibatkan proses transkripsi berlangsung secara
terstruktur yang diisi oleh peran RNA polimerase dalam membawa hasil replikasi DNA,
selanjutnya ada peran dari tiga jenis DNA polimerase yang memiliki fungsinya masing-masing,
Dalam memperpanjang untaian yang diperankan oleh DNA polimerase III, RNA polimerase
berperan terlebih dahulu untuk ‘memancing’ untaian DNA untuk dapat diperpanjang dalam
menghasilkan informasi yang dibawa oleh mRNA. Setelah RNA polimerase menyelesaikan
perannya, DNA polimerase I mentranskrip untuk mengisi kekosongan untaian DNA. Tidak hanya
itu, ada peran DNA polimerase II untuk memperbaiki apabila terjadi kesalahan dalam salah satu
untaian DNA. Adapun, DNA polimerase dapat bekerja setelah nukleotida baru yang sesuai
template menempel pada ujung 3 OH bebas. Berbeda halnya dengan virus, dengan hanya adanya
satu asam nukleat mengakibatkan proses transkripsi pada virus berlangsung berbeda. Pada virus
DNA, mRNA dapat dibentuk sendiri dengan cara menggunakan RNA polimerase dari sel hopes,
kemudian langsung mentranskrip kode genetik yang berada pada DNA virus. Sedangkan, virus
RNA tidak memiliki polimerase dari sel hospes yang sesuai, sehingga virus menyediakan
polimerasenya sendiri yang diperoleh dari nukleokapsid atau disintesis setelah infeksi untuk
melakukan transkripsi. Perbedaan lainnya juga terletak pada karakteristik virus yang bisa
mengkode protein walaupun tidak memiliki enzim, berbeda halnya dengan sel yang dalam setiap
transfer informasi genetik terdapat enzim yang memiliki perannya masing-masing. Tanpa
menggunakan enzim, virus melakukan mutasi dengan melakukan transkriptase, sehingga dapat
menyusun DNA dari RNA (untuk virus yang asam nukleatnya RNA), yang mengakibatkan proses
mutasi berlangsung lebih cepat apabila dibandingkan dengan sel karena melalui tahapan pada dua
asam nukleat.