Anda di halaman 1dari 12

RANCANGAN PENELITIAN COHORT

DISUSUN

KELOMPOK 6 B

1. VIAN (032019065)
2. EKA (032019078)
3. DINA (032019080)
4. JUNI (032019086)
5. MERI OPS (032019090)

Dosen Pembimbing : Sr. M FelicitasS.Kep.,N.s.,DNS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH


MEDAN

TAHUN 2022/2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
yang bertopik”Rancangan penelitian cohort”ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan sumbangan
materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang.Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan,7 April 22

Kelompok
2B

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang ....................................................................................................................1


2. Tujuan .................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Rancangan Penelitian Cohort.............................................................................3


2. Skema Rancangan Penelitian Cohort...................................................................................3
3. Kelompok Kelebihan Dan Kekurangan Rancangan Penelitian Cohort...............................4
4. Langkah-Langkah Penelitian Cohort...................................................................................5
5. Terpapar Dan Tidak Terpapar Dalam Rancangan Penelitian Cohort..................................5
6. Analisis Rancangan Penelitian Cohort................................................................................6

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan .........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................9

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Rancangan penelitian merupakan bagian yang penting dalam pelaksanaan penelitian,
terutama pada jenis penelitian yang bersifat analitis. Rancangan penelitian yang tepat akan
menentukan validitas internal dan eksternal suatu penelitian. Untuk lebih memahami apa yang
dimaksud dengan rancangan penelitian, maka perlu dikaji pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa
sebenarnya hakikat penelitian itu? Mengapa penelitian perlu dirancang? Apaesensi dari
rancangan penelitian?

Penelitian adalah inkuiri sistematis yang menggunakan metode disiplin untuk menjawab
pertanyaan dan memecahkan masalah. Tujuan akhir penelitian adalah untuk mengembangkan,
menyempurnakan, dan memperluas pengetahuan. Penelitian juga merupakan kegiatan yang
dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematik untuk memperoleh data,
informasi atau keterangan yang berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian
kebenaran/ketidakbenaran suatu asumsi dan atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu dan teknologi.
Hakikat suatu penelitian -termasuk penelitian kesehatan- ialah konfirmasi kebenaran
hipotesis dalam upaya menjawab permasalahan yang dihadapi. Dari permasalahan itu dengan
teori yang ada, fakta empiris dari penelitian terdahulu, dan asumsi peneliti, dapat dikembangkan
kerangka teoritis yang melandasi formulasi hipotesis. Pada proses operasionalisasi, berdasarkan
permasalahan yang dihadapi dilakukan pengamatan empiris atas fenomena-fenomena penelitian
sehingga diperoleh data. Kesuksesan sebuah penelitian ditentukan melalui jawaban atas
pertanyaan seberapa jauh data yang diperoleh tersebut relevan dengan jawaban yang
dikehendaki.
Mengapa suatu penelitian memerlukan rancangan? Karena suatu penelitian tanpa adanya
rancangan sama halnya dengan membangun rumah tanpa gambar. Oleh sebab itu untuk
menjawab dua pertanyaan tersebut yang terkait dengan keterkaitan data dengan jawaban yang
akurat, ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ialah masalah keterkaitan atau relevansi
data yang diperoleh dengan masalah penelitian. Kedua, untuk mendapatkan data yang relevan
dapat ditempuh melalui lebih dari satu jalan, sehingga dapat dipilih jalan manakah yang dapat
menjamin data tersebut diperoleh secara objektif dan memenuhi kriteria validitas dan reliabiltas?
Jalan manakah yang secara teknis lebih efektif dan efisien?

2.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian rancangan penelitian Cohort


2. Untuk mengetahui skema rancangan penelitian Cohort
3. Untuk mengetahui kelompok terpapar dan tidak terpapar dalam rancangan penelitian
Cohort
4. Untuk mengetahui analisis rancangan penelitian Cohort
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan rancangan penelitian Cohort
6. Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian Cohort
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1.2 Pengertian
Rancangan Cohort adalah rancangan penelitian observasional yang digunakan untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dan penyakit dengan pengamatan longitudinal
ke depan, dengan pendekatan prospektif. Faktor risiko yang hendak dipelajari korelasinya
dengan penyakit tertentu diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian dikuti secara prospektif ke
depan apakah muncul efek (penyakit atau masalah kesehatan) tertentu.
Rancangan penelitian Cohort merupakan rancangan penelitian observasional yang paling
kuat dalam menjelaskan hubungan antara faktor risiko (variabel bebas) dan penyakit (variabel
terikat). Beberapa keunggulan metodologik memungkinkan pengaruh faktor risiko terhadap efek
dapat dipelajari secara lebih cermat pada rancangan kohor dibandingkan dengan rancangan
observasional lainnya.
Kesimpulan penelitian diketahui dengan membandingkan proporsi subjek yang menjadi
sakit atau status positif pada variabel efek atau variabel terikat diantara subjek dengan faktor
risiko positif dengan kelompok subjek yang sakit diantara subjek dengan faktor risiko negatif.

2.2 Skema Rancangan Penelitian Cohort


Desain penelitian cohortmerupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara
faktor risiko dengan efek, yang dilakukan secara propektif atau kedepan sebelum terjadinya efek.
Subyek penelitian diikuti dan diamati secara terus menerus sampai jangka waktu tertentu. Secara
alamiah, pada perjalanannya dari subyek tersebut ada yang terpapar faktor risiko ada yang tidak.
Subyek yang terpapar oleh faktor risiko menjadi kelompok yang diteliti dan subyek yang tidak
terpapar menjadi kelompok kontrol, karena berangkat dari populasi yang sama maka kedua
kelompok tersebut dikatakan sebanding. Kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau
suatu kasus yang diteliti.

2.3 Kelompok Terpapar Dan Kelompok Tidak Terpapar

1. Memilih Kelompok Terpapar


Kelompok terpapar adalah suatu kelompok dari populasi yang anggotanya telah terpapar faktor
risiko yang dimaksud. Kelompok terpapar dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu populasi umum
dan populasi khusus. Populasi umum dapat digunakan jika:
a. Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi
b. Mempunyai batas geografik yang jelas
c. Secara demografik stabil
d. Ketersediaan catatan demografik yang lengkap dan uptodate
2. Kelompok Tidak Terpapar
Kelompok tidak terpapar adalah suatu kelompok dari populasi yang anggotanya tidak terpapar
faktor yang sedang diteliti. Kelompok tidak terpapar dapat berasal dari :
a. Internal Comparison
Baik exposedgroup maupun non exposedgroup berasal dari populasi yang sama
(singlepopulation)
b. ExternalComparison
Pada suatu studi dimanaexposedgroup terpapar pada faktor yang spesifik seperti lingkungan
pekerjaan, lingkungan dengan polusi tinggi, mencari anggota non exposed sulit pada populasi
tersebut. Kelompok pembanding (non exposed) diambil dari populasi umum dimana anggota
exposed tinggal dan tidak bekerja pada lingkungan yang sama dengan exposedgroup, dengan
syarat antara exposedgroup dan non exposedgroup harus komparabel.
c. PopulationComparison
Kelompok kohort pembanding (non exposed) dapat berasal dari populasi umum dengan
syarat data outcome dari populasi umum tadi telah diketahui/telah ada seperti insiden atau
mortalitas

2.4 Analisis Kohort


Ukuran derajat kesehatan yang digunakan dalam desain penelitian kohort adalah
RelativeRisk atau risiko relative (RR), yang perhitungannya adalah sebagai berikut:

Interpretasi nilai RR sebagai berikut:


RR = 1 , maka faktor yang diteliti bukan sebagai factor risiko
RR<1 , maka faktor yang diteliti (faktor risiko) merupakan faktor protektif (pencegah terjadinya
efek)
RR>1 , maka faktor yang diteliti (faktor risiko) merupakan faktor penyebab

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Rancangan Penelitian Kohor


Kelebihan desain penelitian kohort:
1. Desain terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit
2. Dapat menentukan kasus yang fatal / progresif
3. Dapat meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu
4. Dapat meneliti berbagai masalah kesehatan yang makin meningkat
Kekurangan desain penelitian kohort:
1. Memerlukan waktu yang lama dan biaya mahal
2. Seringkali rumit
3. Kurang efisien untuk meneliti kasus yang jarang terjadi
4. Terancam terjadinya drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan
5. Dapat menimbulkan maslh etika, karena membiarkan subjek terpajan faktor yang
dicurigai sebagai faktor risiko
2.6 Langkah-Langkah Penelitian Kohor
Langkah-langkah penelitian cohortadalah sebagai berikut:
1. Mengindentifikasi faktor-faktor risiko (variabel independen) dan efek (variabel
dependen).

2. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

3. Memilih sampel dengan faktor risiko positif dari sampel dengan efek negatif.

4. Memilih sampel sebagai kontrol.


5. Mengobservasi perkembangan kedua kelompok tersebut sampai batas waktu yang telah
ditentukan, selanjutnya mengidentifikasi ada tidaknya efek yang timbul.

6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara subyek yang mendapat efek
positif dengan subyek yang mendapat efek negatif baik pada kelompok risiko positif
maupun kelompok negatif.
Contoh:
Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan perilaku merokok ibu hamil dengan
kejadian berat badan bayi lahir rendah (BBLR) di kota Semarang.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi variabel dependen (efek) dan variabel independen (faktor
risiko).
1. Variabel dependen : kejadian BBLR.
2. Variabel independen : perilaku merokok ibu hamil.
3. Menetapkan populasi dan sampel. Populasinya adalah seluruh ibu hamil baik yang
merokok (kelompok risiko positif) maupun yang tidak merokok (kelompok risiko negatif)
di kota Semarang. Kemudian dari populasi tersebut mengidentifikasi ibu hamil yang
merokok dan ibu hamil yang tidak merokok dengan masing-masing kelompok jumlahnya
sama.
4. Mengamati perkembangan efek pada kelompok risiko positif dan kelompok risiko
negatif, dengan mengamati perilaku ibu hamil dari kedua kelompok tersebut sampai
melahirkan, kemudian mengukur berat badan bayi lahir untuk mengetahui kejadian
BBLR.

5. Melakukan analisis hubungan dengan cara membandingkan proporsi antar kelompok ibu
yang anaknya BBLR dengan proporsi kelompok ibu yang anaknya tidak BBLR, diantara
kelompok ibu yang merokok dan kelompok ibu yang tidak merokok.
Contoh penelitian desain kohort, seorang dokter mempertanyakan apakah ada hubungan
kebiasan merokok dengan kejadian jantung koroner, sekelompok orang yang mempunyai
kebiasaanmerokok (terpapar) dibandingkan dengan kelompok orang yang tidak mempunyai
kebiasaanmerokok (tidak terpapar) lalu peneliti mengikuti beberapa tahun kejadian jantung
koronernya.
Contoh lain, sekelompok pekerja pada pabrik yang terpapar bahan debu dibandingkan
dengan kelompok pekerja yang tidak terpapar debu (misalnya pekerja manajer), kedua kelompok
tersebut diikuti dalam kurun waktu tertentu lalu diobsevasi gangguan pernapasan yang dialami.
BAB 3

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Desain penelitian cohortmerupakan suatu penelitian yang mempelajari hubungan antara
faktor risiko dengan efek, yang dilakukan secara propektif atau kedepan sebelum terjadinya efek.
Subyek penelitian diikuti dan diamati secara terus menerus sampai jangka waktu tertentu. Secara
alamiah, pada perjalanannya dari subyek tersebut ada yang terpapar faktor risiko ada yang tidak.
Subyek yang terpapar oleh faktor risiko menjadi kelompok yang diteliti dan subyek yang tidak
terpapar menjadi kelompok kontrol, karena berangkat dari populasi yang sama maka kedua
kelompok tersebut dikatakan sebanding. Kemudian ditentukan apakah telah terjadi efek atau
suatu kasus yang diteliti.

Rancangan kohor adalah rancangan penelitian observasional yang digunakan untuk


mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dan penyakit dengan pengamatan longitudinal
ke depan, dengan pendekatan prospektif. Faktor risiko yang hendak dipelajari korelasinya
dengan penyakit tertentu diidentifikasi terlebih dahulu, kemudian dikuti secara prospektif ke
depan apakah muncul efek (penyakit atau masalah kesehatan) tertentu.
Daftar Pustaka

Irmawartini& Nurhaedah.2017.Metodologi penelitan. Tim P2M2 : Jakarta Selatan


Anggita, Nauri & Masturoh, Imas. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan.Tim P2M2 : Jakarta
Selatan
Surahman,dkk.2016.Metodologi Penelitian.Tim P2M2 : Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai