Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
2022
makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Asuhan Remaja
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
Hormat kami,
Kelompok 3
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
Latar Belakang...................................................................................................1
Rumusan Masalah.............................................................................................2
Tujuan................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
A. Pengaturan Jam Kerja...................................................................................8
A. Pengaturan Jam Kerja...................................................................................8
A. Pengaturan Jam Kerja...................................................................................8
A. Pengaturan Jam Kerja...................................................................................8
A. Pengaturan Jam Kerja...................................................................................8
A. Pengaturan Jam Kerja...................................................................................8
A. Pengaturan Jam Kerja...................................................................................8
A. Pengaturan Jam Kerja...................................................................................8
A. Pengaturan Jam Kerja...................................................................................8
BAB III STANDAR FASILITAS............................................................................9
A. Denah Ruangan................................................................9
B. Standar Fasilitas..................................................................9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN.........................................................10
A.
Mutu dan Keselamatan Pasien.......................................11
B.
Pemilihan dan Pengumpulan Data Indikator Mutu........13
C.
Pengumpulan Data Indikator.........................................14
D.
Analisis dan Validasi Data Indikator Mutu....................15
E.
Validasi Data..................................................................17
F.
Pencapaian Upaya Mempertahankan Perbaikan Mutu. .18
G.
Pengukuran Mutu Pelayanan Klinis Prioritas................19
H.
Sistem Pelaporan dan Pembelajaran Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (SP2KP-RS).............................................20
I. Laporan Insiden Keselamatan Pasien............................24
J. Budaya Keselamatan Pasien..........................................25
K. Manajemen Risiko.........................................................25
BAB V....................................................................................................................27
LOGISTIK.............................................................................................................27
A. Perencanaan...................................................................27
B. Permintaan & Pengadaan...............................................27
C. Penggunaan....................................................................27
D. Monitoring Dan Evaluasi...............................................28
BAB VI..................................................................................................................29
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia adalah keadaan dimana massa eritrosit dan atau massa
hemoglobin yang beredar tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. Adapun hemoglobin (Hb)
merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai alat angkut oksigen. Batas
Hb sangat dipengaruhi oleh : umur, jenis kelamin, ketinggian tempat tinggal
dari permukaan laut, pola makan dan lain-lain. Adapun kriteria anemia pada
wanita dewasa tidak hamil menurut WHO adalah Hb < 12 g/dl.
Anemia pada remaja merupakan anemia yang banyak disebabkan karena
kurangnya asupan zat gizi yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin,
yaitu zat besi (Fe), vitamin C dan tembaga. Zat besi diperlukan untuk
membentuk bagian heme dari hemoglobin, vitamin C juga merupakan unsur
esensial untuk pembentukan hemoglobin dan tembaga diperlukan untuk
absorpsi besi dari tractus gastrointestinal. Anemia ditandai dengan gejala
letih, lesu, pucat, tidak bertenaga, kurang selera makan dan tangan dan kaki
dingin. Gejala-gejala tersebut harus segera diatasi agar tidak menimbulkan
dampak yang lebih serius terhadap kualitas sumber daya manusia. Dampak
anemia pada remaja antara lain menurunnya kemampuan dan konsentrasi
belajar, mengganggu pertumbuhan, menurunkan kemampuan fisik,
menurunkan daya tahan tubuh dan produktivitas kerja serta kebugaran yang
menurun (Savitri, dkk, 2015).
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia
terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia
menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup
tinggi, menurut World Health Organization (WHO, 2013), prevalensi anemia
dunia berkisar 40-88%. Menurut Medis Gizi Kesmas (MGK, 2021)
prevalensi kejadian anemia yang terjadi pada Remaja Indonesia yaitu 32%,
hal ini memili arti 3-4 dari 10 remaja di Indonesia menderita anemia.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi anemia?
C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi anemia
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Anemia adalah berkurangnya sel eritrosit hingga di bawah nilai normal sel
darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2016).
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan
kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
B. ETIOLOGI
Penyebab dari anemia antara lain :
E. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor,
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut
terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah
(disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping
proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam
aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya
1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera
(Smeltzer & Bare, 2012).
F. PATHWAY
Kegagalan produksi
Defisiensi B12, SDM o/leh sum-sum Destruksi SDM Perdarahan/
asam folat, besi tulang berlebih hemofilia
Penurunan SDM
Hb berkurang
Anemia
Pola nafas
Hipoksia Sesak
tidak efektif
Defisit Nutrisi
Sumber :
G. KLASIFIKASI
Klasifikasi anemia menurut faktor morfologi :
a. Anemia hipokromik mikrositer : MCV < 80 fl dan MCH < 27 pg
Sel darah merah memiliki ukuran sel yang kecil dan pewarnaan yang
berkurang atau kadar hemoglobin yang kurang (penurunan MCV dan
penurunan MCH)
1) Anemia defisiensi besi
2) Thalasemia major
Anemia megaloblastik
Anemia yang disebabkan karena rusaknya sintesis DNA yang
mengakibatkan tidak sempurnanya SDM. Keadaan ini disebabkan
karena defisiensi vitamin B12 dan asam folat. Karakteristik SDM ini
adalah adanya megaloblas abnormal, Prematur dengan fungsi yang
tidak normal dan dihancurkan semasa dalam sumsum tulang sehingga
terjadinya eritropoeisis dengan masa hidup eritrosit yang lebih
pendek.yang akan mengakibatkan leucopenia, trombositopenia .
Anemia aplastik
Terjadi akibat ketidak sanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel
– sel darah. Kegagalan tersebut disebabkan oleh kerusakan primer
atau zat yang dapat merusak sumsum tulang (Mielotoksin).
Anemia hemolitik
anemia hemolitik terjadi akibat peningkatan hemolisis dari eritrosit
sehingga usia SDM lebih pendek yang disebabkan oleh : 5% dari jenis
anemia, herediter, Hb abnormal, membran eritrosit rusak, thalasemia,
anemia sel sabit, reaksi autoimun, toksik, kimia, pengobatan, infeksi,
kerusakan fisik .
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia menurut (Doenges, 2009)
Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV
(volume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular
rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB),
peningkatan (AP). Pansitopenia (aplastik).
Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada
wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
I. KOMPLIKASI
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek,
gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga
menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus
ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat
menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan
berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-
organ tubuh, termasuk otak. Anemia berat, gagal jantung kongesti dapat
terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi terhadap
beban kerja jantung yang meningkat. Selain itu dispnea, nafas pendek dan
cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi
berkurangnya pengurangan oksigen (Price, 2016)
J. PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dari terapi anemia adalah untuk identifikasi dan perawatan
karena penyebab kehilangan darah,dekstruksi sel darah atau penurunan
produksi sel darah merah.pada pasien yang hipovelemik:
pemberian tambahan oksigen, pemberian cairan intravena,
resusitasi pemberian cairan kristaloid dengan normal salin.
tranfusi kompenen darah sesuai indikasi
(Catherino, 2013:416)
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin
(Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan
kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen
2. Etiologi anemia
a. Gangguan produksi sel darah merah
b. Kehilangan darah
c. Meningkatnya pemecahan eritrosit
d. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada
3. Manifestasi klinis
(Bakta, 2013)
4. Patofisiologis
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum
tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. (Smeltzer & Bare, 2012).
5. Pathway
Kegagalan produksi
Defisiensi B12, SDM o/leh sum-sum Destruksi SDM Perdarahan/
asam folat, besi tulang berlebih hemofilia
Penurunan SDM
Anemia
6. Klasifikasi
a. Menurut faktor morfologi
- Anemia hipokromik mikrositer
- Anemia normokomik normositer
- Anemia normokomik makrositer
b. Menurut faktor etiologi
7. Pemeriksaan penunjang
Periksa laboratorium
8. Komplikasi
Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi.
Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran
napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa
darah lebih kuat. Anemia berat, gagal jantung kongesti dapat terjadi
karena otot jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi terhadap beban
kerja jantung yang meningkat. Selain itu dispnea, nafas pendek dan cepat
lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi
berkurangnya pengurangan oksigen (Price, 2016)
B. SARAN
Bagi Penyusun Selanjutnya diharapkan dapat memperdalam lagi materi ini
seperti memberikan intervensi seperti yang sudah dipaparkan dalam
pembahasan diatas.
BAB IV