Tumbuhan paku adislah kelompok organisme dari kingdom Plantae yang memilik akar, batang, dan daun
sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Kamu mungkin pernah makan sayur pakis. Pakis
merupakan istilah lain untuk tumbuhan paku. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom
Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar,
batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai
tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
Ciri Tubuh
Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada
tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku di darat yang mencapai tinggi 5 m
misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada
yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk
lembaran, perdu atau pohon, dan seperti tanduk rusa (Gambar 8.8).
Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi
sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus hidup tumbuhan paku. Generasi
sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora. Sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan
yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan
generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit
tumbuhan paku disebut sebagai generasi yang dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita
lihat sehari-hari sebagai tumbuhan paku.
Sporofit Sebagian besar tumbuhan paku sporofit memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada
beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di
bawah tanah, disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas tanah. Batang yang tumbuh di atas tanah ada
yang bercabang menggarpu dan ada yang Jurus tidak bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memiliki
akar sejati memiliki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizom atau nanekal batang
(a) berbentuk lembaran seperti pada Marsies, (b) berbentuk seperti pohon pada paku tiang
Sphaeropteris dan (c) berbentuk seperti tanduk rusa
Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang
mengandung mikrofil dan kumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang.
Sporofil menghasilkan satu jenis spora (homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan
mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk
memperoleh nutrisi. Contoh paku purba adalah Rhynia (paku purba tidak berdaun) dan Psilotum (paku
purba berdaun kecil). Lihat Gambar 8.11.
Paku kawat mencakup sekitar 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan
Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat
menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Daunnya berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun
membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh
karena itu, paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium terdiri dari
dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil
(daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium (jamak: mikrosporangia) menghasilkan
mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil
(daun yang mengandung megasporangium). Megasporangium (jamak: megasporangia) menghasilkan
megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina.
Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh makanan dari jamur
yang bersimbiosis dengannya. Gametofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung
anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku kawat juga ada yang biseksual, yaitu
mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella. Selaginella
merupakan tumbuhan paku heterospora. Sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium.
Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)
Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 15 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum. Equisetum
terutama hidup pada habitat lembap di daerah subtropis. Seperti paku purba dan paku kawat, anggota
paku ekor kuda banyak yang berupa tumbuhan paku purba yang sudah punah dan menjadi fosil. Fosil
paku ekor kuda termasuk tumbuhan paku raksasa, berbentuk seperti pohon yang mencapai tinggi 15 m.
Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m, sedangkan
Tumbuhan paku yang hidup pada masa kini merupakan keturunan dari paku purba Paku purba adalah
tumbuhan yang hidup dominan pada jaman karbon (sekitar 300-350 juta tahun yang lalu). Fosil
tumbuhan paku purba merupakan salah satu tumbuhan pembentuk batubara.
rata-rata tinggi kebanyakan Equisetum kurang dari 1 m. Equisetum memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik (Gambar 8.13).
Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda. Batangnya yang keras
disebabkan dinding selnya mengandung silika. Sporangium terdapat pada strobilus. Sporangium
menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan.
Gametofit Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis.
Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium sehingga merupakan gametofit biseksual.
Paku Sejati (Pteropsida)
Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat. Tempat tumbuh paku sejati
sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis. Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000
jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang dapat berupa batang
dalam tanah (rizom) atau batang di atas tanah. Daun Filicinae umumnya berukuran besar dan memiliki
tulang daun bercabang. Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Jenis
paku yang termasuk paku sejati adalah semanggi (Marsilea crenata), paku tanduk rusa (Platycerium
bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), paku sawah (Azolla
pinnata), dan Dicksonia antarctica.
Jenis tumbuhan paku yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia antara lain semanggi (Marsilea
crenata), dimakan sebagai sayur, paku rane (Selaginella plana) sebagai obat untuk menyembuhkan luka,
Azolla pinnata sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah, paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir
(Adiantum cuneatum), dan paku tanduk rusa (Platycerum bifurcatum) sebagai tanaman hias. Lihat
Gambar 8.15.
Gambar 8.14 Contoh paku sejati (a) Adantan (b) Arola dan (c) Dicksonia antarctica
(a) Selaginella sebagai obat luka dan (b) Asplenium nidus sebagai tanaman hias.
Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma = biji, phyton tumbuhan) merupakan kelompok
tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian
yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga
akan terjadi setelah terlebih dahulu terjadi peristiwa penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh
pembuahan.
Ciri Tubuh
Ciri tumbuhan berbiji meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.
Tumbuhan berbiji berukuran makroskopis dengan ketinggian yang sangat bervariasi. Tumbuhan berbiji
tertinggi berupa pohon dengan tinggi melebihi 100 m. Misalnya pohon konifer Sequoiadendron
giganteum di Taman Nasional Yosemite California, dengan tinggi sekitar 115 m dan diameter batang
sekitar 14 m.
Habitus atau perawakan tumbuhan berbiji sangat bervariasi, yaitu pohon, misalnya jati, duku, kelapa,
beringin, cemara; perdu, misalnya mawar, kembang merak, kembang sepatu; semak, misalnya arbei;
dan herba, misalnya sayur-sayuran, bunga lili, serta bunga krokot.
berbiji membentuk struktur megasporangia dan mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbu
pendek. Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan
berbunga (lihat Gambar 8.17 dan 8.18).
Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam
sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan.
Megasporangia
Tumbuhan berbiji berukuran makroskopis dengan ketinggian yang sangat bervariasi. Tumbuhan berbiji
tertinggi berupa pohon dengan tinggi melebihi 100 m. Misalnya pohon konifer Sequoiadendron
giganteum di Taman Nasional Yosemite California, dengan tinggi sekitar 115 m dan diameter batang
sekitar 14 m.
Habitus atau perawakan tumbuhan berbiji sangat bervariasi, yaitu pohon, misalnya jati, duku, kelapa,
beringin, cemara; perdu, misalnya mawar, kembang merak. kembang sepatu; semak, misalnya arbei;
dan herba, misalnya sayur-sayuran, bunga lili, serta bunga krokot.
Tumbuhan berbiji merupakan heterospora. Tumbuhan berbiji membentuk struktur megasporangia dan
mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbu pendek. Misalnya struktur seperti konus atau
strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan berbunga (lihat Gambar 8.17 dan 8.18).
Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam
sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspore tidak dilepaskan melainkan dipertahankan.
Megasporangia mendukung perkembangan gametofit betina dan menyediakan makanan serta air.
Gametofit betina akan tetap berada dalam megasporangium, menjadi matang dan memelihara generasi
sporofit berikutnya setelah terjadi pembuahan.
Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora. Mikrospora yang mencapai sporofit akan
berkecambah membentuk buluh serbuk sari yang tumbuh menuju ke arah bakal biji untuk membuahi
gametofit betina.
Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium merupakan
kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benang sari. Istilah megaspora merupakan kandung
lembaga (kantung embrio), megasporangium merupakan bakal biji, dan megasporofil merupakan daun
buah (karpela).
Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat (Gambar 8.19a). Namun, tumbuhan berbiji ada yang hidup
mengapung di air, misalnya teratai (Gambar 8.19b). Tumbuhan berbiji merupakan organisme
fotoautotrof.
Reproduksi
Buah, biji, dan lembaga hanya akan terjadi setelah terlebih dahulu pada bunga terjadi peristiwa
penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi). Penyerbukan adalah menempelnya serbuk sari pada
kepala putik. Pembuahan adalah terjadinya penyatuan sel telur yang terdapat di
berbunga
Sunter Dokumen P
(b)
Gambar 8.19 (a) Tumbuhan berbi yang hidup di darat, misalnya bunga sepatu (b) Tumbuhan berbiji yang
hidup di air, misalnya teratal.
berasal dari serbuk sari. Setelah mengalami fertilisasi, terbentuklah zigot. Zigot akan berkembang
menjadi embrio, dan embrio akan terus berkembang menjadi buah.
Klasifikasi
Divisi tumbuhan berbiji dibedakan menjadi dua subdivisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Subdivisi Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka) Pinus merupakan salah satu contoh
Gymnospermae (Yunani, Gymnos terbuka atau telanjang, sperma biji). Biji pinus tidak dilingkupi oleh
buah. Lihat Gambar 8.20. Pada pinus, biji-biji berada di dalam sisik-sisik strobilus, Anggota
Gymnospermae memiliki ciri utama berupa
Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk
strobilus jantan dan strobilus betina. Umumnya berkelamin tunggal, kadang-kadang berkelamin dua.
Strobilus mengandung dua daun buah dengan bakal biji yang tampak menempel padanya.
Megasporangium dan mikrosporangium terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan
cara anemogami (bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji, dan jarak waktu
penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid
yang masih bergerak dengan aktif. Perhatikan Gambar 8.21 untuk mempelajari siklus hidup
Gymnospermae.
berikut.
Kelas Cycadinae
Habitus menyerupai palem, berkayu, sedikit atau tidak bercabang, daun tersusun dalam roset batang
(berjejal-jejal pada ujung batang), tulang daun berbagi menyirip atau menyirip, dan daun yang masih
muda bergulung seperti daun tumbuhan paku. Sporofil tersusun dalam strobilus yang berumah dua,
letaknya di ujung batang (terminal). Contohnya adalah Cycas
Angiospermae berlainan dengan golongan tumbuhan Gymnospermae, karena bakal bijinya selalu
diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah (karpela). Daun-daun buah merupakan
bakal buah. Bakal buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji
akan menjadi biji yang tetap berada di dalam buah. Lihat Gambar 8.26. Angiospermae memiliki organ
yang merupakan bunga menurut pengertian kita sehari-hari. Bagian-bagian bunga Angiospermae ada
yang lengkap dan ada yang tidak lengkap. Bunga dikatakan lengkap jika memiliki perhiasan bunga
berupa kelopak bunga dan mahkota bunga, serta alat kelamin berupa benang sari dan putik (Gambar
8.27).
daunnya. Daun buah membentuk badan yang disebut putik dengan bakal biji di dalamnya. Daun buah
dan benang sari terpisah atau terkumpul dalam satu bunga. Pada peristiwa penyerbukan, serbuk sari
tidak langsung jatuh pada bakal biji melainkan jatuh pada kepala putik. Penyerbukan akan diikuti oleh
pembuahan. Pada Angiospermae terjadi pembuahan ganda. Berikut terjadinya pembuahan ganda pada
siklus hidup Angiospermae (Gambar 8.28).
Bunga yang telah siap untuk mengalami peristiwa penyerbukan, kepala sarinya akan pecah atau
membuka dan serbuk sarinya akan keluar. Bila ada serbuk sari yang sampai menempel pada kepala putik
dapat terjadi penyerbukan. Jika serbuk sari jatuh pada kepala putik yang cocok, serbuk sari akan
berkecambah dan terbentuk buluh serbuk sari yang tumbuh ke arah bakal biji. Selama pertumbuhan, inti
dalam serbuk sari membelah menjadi dua. Satu inti di bagian depan buluh menjadi penuntun gerak
tumbuh buluh itu ke arah bakal biji (inti vegetatif). inti kedua (inti generatif) membelah lagi menjadi dua
inti generatif (sperma). Setelah sampai pada liang bakal biji, inti vegetatif hancur terlarut dan kedua inti
generatif dapat menuju ke kandung lembaga.
Sementara itu, inti kandung lembaga pada bakal biji membelah tiga kali secara berurutan sehingga
terbentuk delapan inti. Dari delapan inti, tiga diantaranya menuju ke tempat yang berhadapan dengan
liang bakal biji. Dari ketiga inti itu, satu merupakan sel telur (ovum) dan dua sel yang terletak di kanan-
kirinya merupakan sel pendamping (sinergid). Tiga inti lainnya menuju ke bagian kandung lembaga yang
berlawanan dengan liang kandung lembaga dan menjadi bagian yang dinamakan antipoda. Dua inti lagi
menuju ke tengah kandung lembaga dan bersatu menjadi inti kandung lembaga sekunder (Gambar
8.28).
Daun kelopak
Melayu
Indonesialk
Punk Tangkai
Pusk
Bakal
Tangka
Benang
In kandung
gene kedua
In generati pertama
Gel
Peristiwa berikutnya yang terjadi di dalam kandung lembaga adalah satu inti generatif dari dua inti
generatif buluh serbuk sari membuahi ovum dan hasil penyatuan ini nantinya akan menjadi lembaga.
Inti generatif yang kedua membuahi inti kandung lembaga sekunder, yang nantinya akan membentuk
jaringan tempat penyimpanan cadangan makanan (endosperma). Peristiwa pembuahan inilah yang
buah, bakal biji akan menjadi biji, sementara bagian-bagian. bunga lainnya akan layu dan gugur.
Angiospermae dibagi ke dalam dua kelas, yaitu
dikotil)
tumbuhan yang memiliki habitus herba, semak, perdu, maupun pohon. Berdasarkan namanya,
tumbuhan dikotil memiliki dua daun lembaga (berkeping dua). Ciri lainnya adalah akar serta pucuk
lembaga tidak memiliki pelindung khusus. Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar tunggang yang
bercabang-cabang dan membentuk sistem akar
tunggang (Gambar 8.29). Batang dikotil berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan
ruas-ruas yang tidak jelas. Daun tunggal atau majemuk jarang memiliki pelepah, helaian daun bertulang
menyirip atau bertulang menjari. Bunga bersifat kelipatan dua, empat, atau lima. Lihat Gambar 8.29.
Ciri-ciri anatomis golongan tumbuhan dikotil adalah akar dan batangnya memiliki kambium, hingga akar
maupun batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal (sekunder). Pada batang, berkas
pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, serta
di antara keduanya terdapat kambium.
So
Gambar 8.29 Cin-on tumbuhan dikotil.
184
Melayu
Indonesia
Sel telur
Embrio dengan
19:35 10.1KB/do₪
books.google.co.id/books?i
85
55
Google Buku
BIOLOGI :- Jilid 1
5 dari 5
Lihat semua
Tutup penelusuran
Berdasarkan ada atau tidaknya daun mahkota bunga (petala), dan susunan daun-daun mahkotanya,
dikotil dibedakan dalam tiga subkelas, yaitu monoklamida (Monochlamydeae), dialipetala (Dialypetalae),
dan simpetala (Sympetalae).
Beberapa tumbuhan yang termasuk subkelas monoklamida sebagai berikut. Ordo Casuarinales. Misalnya
famili Casuarinaceae, contohnya Casuarina equsetifolia (cemara laut).
Ordo Fagales. Misalnya famili Betulaceae, contohnya Betula Ordo Proteales. Misalnya famili Proteaceae,
contohnya
(b)
(c)
Subkelas dialipetala (Dialypetalae) Anggota subkelas dialipetala meliputi tumbuhan dengan habitus
terna, semak, perdu, dan pohon. Ciri utamanya memiliki bunga yang segera menarik perhatian dan pada
umumnya menunjukkan perhiasan bunga yang lengkap, sehingga dapat dengan jelas dibedakan antara
kelopak dan mahkota bunga. Daun mahkota umumnya saling berlepasan Lihat Gambar 8.31.
sebagai berikut. Ordo Ranales (Polycarpicae). Misalnya famili Ranaceae, contohnya Ranunculus arvensis
dan Anemone blanda. Famili Annonaceae, contohnya Annona muricata (sirsak), Annona
squamosa (srikaya), dan Cananga odoratum (kenanga). Ordo Rosales. Misalnya famili Mimosaceae,
contohnya Leucaena glauca (lamtoro) dan Parkia speciosa (petai). Famili Rosaceae, contohnya Rosa
canina (mawar) dan Fragaria nesca (arbei).
Ordo Brassicales (Rhoeadales). Misalnya famili Papaveraceae, contohnya Corydalis salide. Famili
Capparidaceae, contohnya Cleome hassleriana (bunga laba-laba).
(b)
Gambar 8.31 Bunga subkelas dialipetala: (a) Cananga dan (b) Rosa
Melayu
Indonesia
.19:36 0,4KB/dN
55
books.google.co.id/books?i
85
Google Buku
BIOLOGI :- Jilid 1
5 dari 5
Lihat semua
Tutup penelusuran
Ordo Rutales: Misalnya famili Rutaceae, contohnya Citrus nobilis (jeruk keprok) dan Murraya paniculata
(kemuning).
Anggota subkelas simpetala meliputi tumbuhan dengan habitus herba, semak, perdu, dan pohon. Ciri
utama subkelas ini adalah golongan tumbuhan yang memiliki bunga dengan perhiasan bunga yang
lengkap, terdiri dari kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu.
Lihat Gambar 8.32.
Golongan tumbuhan yang termasuk subkelas simpetala dengan contohnya sebagai berikut.
Ordo Solanales. Misalnya famili Solanaceae, contohnya Solanum tuberosum (kentang), Solanum
lycopersicon (tomat), dan Nicotiana tabacum (tembakau). Famili
Verbenaceae, contohnya Lantana camara (tembelekan) dan Tectona grandis (jati). Ordo Rubiales.
Misalnya Rubiaceae, contohnya Ixora grandiflora (bunga soka) dan Mussaenda frondosa (nusa
indah).
Ordo Apocynales (Contortae). Misalnya famili Apocynaceae, contohnya Catharanthus roseus (tapak
dara) dan Allamanda cathartica (alamanda).
Kelas Monocotyledoneae (tumbuhan monokotil) Anggota tumbuhan yang termasuk golongan tumbuhan
Embrio dengan satu kotiledon
Kotiledon
Perakaran
serabut
monokotil mencakup tumbuhan yang memiliki habitus herba, semak, perdu, atau pohon. Sesuai dengan
namanya, biji tumbuhan ini hanya memiliki satu daun lembaga (berbiji tunggal). Akar lembaga tidak
tumbuh terus sehingga terjadi pembentukan akar serabut yang menyusun sistem akar serabut (Gambar
8.33). Batang dari pangkal ke ujung hampir
Daun tumbuhan monokotil kebanyakan tunggal, jarang majemuk, umumnya memiliki pelepah, dan
helaian daunnya bertulang sejajar. Bunga dengan bagian-bagian bunga berkelipatan tiga (trimer). Dari
segi anatomi, akar maupun batang golongan tumbuhan ini tidak memiliki kambium. Berkas
pengangkutan xilem dan floem tersebar di dalam batang.
Contoh golongan tumbuhan yang termasuk monokotil sebagai berikut. Lihat Gambar 8.34. Ordo Poales
(Glumiflorae). Misalnya famili Poaceae
(Gramineae), contohnya Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), dan Saccharum officinarum (tebu). Ordo
Cyperales. Misalnya famili Cyperaceae, contohnya Fimbristrylis ferruginea (mendong) dan Cyperus
papyrus (rumput papirus)
tumbuhan
Melayu
Indonesia
(b)
19:36 12.5KB/d
85
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
BIOLOGI :- Jilid 1
5 dari 5
Lihat semua
Tutup penelusuran
Ikhtisar
Lumut adalah organisme dari kingdom Plantae yang hidup di darat, tidak memiliki
akar, batang, dan daun sejati, serta tidak memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan lumut memiliki
dua generasi, yaitu gametofit dan sporofit. Gametofit berukuran makroskopik dengan bentuk tubuh
berupa lembaran (talus) yang memiliki bagian seperti akar (rizoid). Lumut gametofit juga dapat berupa
tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar, batang, dan daun tak sejati. Lumut gametofit memiliki
klorofil. Lumut gametofit memiliki gametangium yang menghasilkan gamet. Pada lumut gametofit
melekat lumut sporofit yang memiliki klorofil serta mengandung sporangium untuk menghasilkan spora.
Generasi gametofit merupakan generasi yang
dominan.
Lumut merupakan organisme fotoautotrof yang hidup terutama di darat pada daerah yang teduh dan
lembap. Lumut diklasifikasikan berdasarkan struktur tubuhnya menjadi tiga kelas, yaitu lumut
hati (Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthoceratopsida), dan lumut daun (Bryopsida). ⚫ Lumut
bermanfaat bagi manusia antara lain Marchaithir sebagai obat penyakit hepar serta Sphagnum sebagai
bahan pembalut dan sumber bahan bakar.
Tumbuhan Paku (Pteridophyta) • Tumbuhan paku adalah kelompok organisme dari kingdom Plantae
yang memiliki
akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut Bentuk tumbuhan paku sporotit ada
yang berupa lembaran, perdu, atau pohon. Struktur tubuh tumbuhan paku sporofit sebagian besar
memiliki akar, batang daun sejati, pembuluh pengangkut, dan klorofil. Gametofit tumbuhan paku
disebut protalus
Protalus berbentuk lembaran yang memiliki rizoid dan klorofil, serta mengandung alat
perkembangbiakan seksual yang menghasilkan gamet. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
fotoautotrof yang hidup terutama di darat pada daerah yang lembap. Tumbuhan paku bereproduksi
secara aseksual dengan spora, kemudian tumbuh menjadi gametofit. Reproduksi juga dapat terjadi
secara seksual dengan fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang selanjutnya tumbuh menjadi sporofit.
Generasi
gametofit dan sporofit terjadi bergiliran dalam daur hidup tumbuhan paku. Sporofit merupakan generasi
yang dominan • Tumbuhan paku diklasifikasikan berdasarkan ciri tubuhnya menjadi empat subdivisi,
Tumbuhan berbiji adalah kelompok organisme dari kingdom Plantae yang hidup di darat, memiliki akar,
batang daun sejati pembuluh angkut, serta menghasilkan biji: merupakan tumbuhan autotrot yang
tersebar luas.
Melayu
Indonesia
1:33 PM | 35.2KB/s NO
36
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
Bab I
Pendahuluan
Indonesia dikenal dengan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati berlimpah, dan salah satu
diantaranya yang sangat melimpah adalah jenis tumbuhan rendah, yaitu lumut (Bryophyta). Kelompok
khas tanaman darat hijau ini adalah salah satu tanaman berhabitat di tempat lembab, hidup secara
berkelompok, dan sangat mudah dijumpai disekitar lingkungan. Keanekaragaman lumut sebagai salah
satu keragaman hayati perlu diketahui untuk dipelajari ciri khususnya di daerah tropis. Beraneka ragam
jenis lumut, menjadikan tumbuhan tersebut dikelompokkan agar mudah untuk dikenal.
Lumut (Bryophyta) merupakan salah satu divisi pada tumbuhan tingkat rendah. Bryophyta berasal dari
kata Bryon artinya lumut dan phyton berarti lembab atau basah, yang bila digabungkan menjadi satu
kata berarti tumbuhan yang hidup ditempat-tempat lembap atau basah.Lumut dengan nama latin
Bryophyta
Bab I Pendahuluan
G
Malay
1:34 PM 135.2KB/s
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
memiliki sekitar 16.000 spesies yang dikelompokkan menjadi tiga kelas yakni lumut hati (Hepaticeae),
lumut daun (Musci), dan lumut tanduk (Anthocerotae). Hepaticeae memiliki dua bangsa yaitu bangsa
Marchantiales dan bangsa Jungermaniales. Kelas Musci, memuat tiga bangsa yakni bangsa Andreaeales,
Sphagnales, Bryales. Sedangkan kelas Anthocerotae terdapat satu bangsa yakni anthocerothales.
Secara
umum
Bryophyta memiliki
tegak di permukaan
sporangium seta
sporofit
daun
gametofit
Rhizoid
hijau, dan cenderung jarang terlihat serta diperhatikan namun tumbuhan lumut ini memiliki
kompleksitas bentuk organ yang unik, untuk memaksimalkan fungsi sehingga menunjang kebutuhan
hidupnya. Semua jenis Bryophyta seperti halnya struktur tumbuhan rendah lainnya maka mereka tidak
memiliki akar, batang maupun daun dengan bentuk sempurna. Demikian juga tumbuhan lumut tidak
menghasilkan bunga dan biji,
Bab I Pendahuluan
Malay
Indonesian
In1:34 PM I 36.9KB/s N
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
juga tidak memiliki struktur jaringan pengangkut xylem dan floem seperti yang biasa ditemui pada
tumbuhan tingkat tinggi. Mereka hanya' memiliki struktur yang mirip dengan akar untuk melangsungkan
absorbsi serta transportasi air dan nutrisi bagi kebutuhan hidupnya.
Habitat Bryophyta sangat beragam, mereka dapat hidup di permukaan tanah, bebatuan maupun
menempel di pohon-pohon. Karena kemampuan hidup yang istimewa tersebut, maka seringkali lumut
disebut tumbuhan pioneer, karena setelah Bryophyta mengawali kehidupan pada permukaan yang
tandus, segera akan diikuti oleh semakin beragamnya jenis tumbuhan lain yang hidup di kawasan
tersebut. Dengan demikian maka tampak bahwa tumbuhan lumut memiliki peran yang sangat penting
dalam suatu ekosistem.
Bryophyta termasuk salah satu penyongkong keanekaragaman flora. Tumbuhan lumut tersebar luas dan
merupakan kelompok tumbuhan yang menarik. Mereka hidup diatas tanah, batuan, kayu, dan kadang
kadang didalam air. Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya
hanya beberapa milimeter saja. Hampir semua jenis tumbuhan lumut merupakan tumbuhan darat
(terrestrial), walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat tempat yang basah.
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil
a dan b. Lumut bersifat autrotof maksudnya lumut dapat
Bab I Pendahuluan
Malay
Indonesian
G
55
books.google.co.id/books?i
Google Buku
Sebagai tanaman yang termasuk dalam klasifikasi tumbuhan rendah, Bryophyta memiliki keistimewaan
untuk menyeimbangkan kandungan nutrisi dalam tanah melalui mekanisme mineralisasi bebatuan,
penguraian serta fiksasi karbon. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa Bryophyta memiliki
fungsi penting dalam ekosistem dan juga fungsi ekonomis. Hal tersebut disebabkan tumbuhan ini
bermanfaat bagi tumbuhan lain sebagai media, penghasil obat, pengendali polusi dan bahkan sebagai
sumber energi yang ramah lingkungan.
Perkembangan penelitian terkait tumbuhan rendah yang salah satunya adalah bryophyte mengalami
peningkatan yang cukup pesat beberapa tahun belakangan ini. Meningkatnya kesadaran untuk
mencermati, mengkoleksi dan memahami potensi keanekaragaman hayati lokal menjadi salah satu
pertimbangan semakin banyaknya penelitian dengan tema tersebut. Meningkatnya kesadaran para
peneliti untuk mengembangkan bidang penelitian tumbuhan rendah ini juga dipicu kesadaran akan
pentingnya jenis-jenis tumbuhan tersebut untuk keseimbangan ekosistem sekaligus konservasi.
Secara garis besar buku ini berisi beberapa bab yang akan menjelaskan banyak hal terkait dengan
perkembangan bryophyte. Bab 1 akan menyajikan pendahuluan awal yang menggambarkan peran
bryophyte dan menjelaskan secara garis besar konten
Bab I Pendahuluan
Malay
Indonesian
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
dari keseluruhan buku ini. Alasan disusunnya buku ini adalah karena masih belum didapatkannya jenis
buku yang membahas tentang tumbuhan rendah khususnya adalah bryophyte, yang berbahasa
Indonesia dan mudah dipergunakan sebagai suplemen dalam proses perkuliahan.
Bagian dua buku ini akan membahas tentang klasifikasi dan perkembangan bryophyte hingga saat ini,
untuk lumut yang termasuk dalam lumut daun (musci), lumut hati (marchantiales) dan lumut tanduk
(anthocerotales). Perbedaan struktur dari masing masing kelas tersebut merupakan bagian penting yang
diperhatikan untuk mengklasifikasikan serta melakukan identifikasi jenis lumut. Kepekaan mengenali
lumut tersebut menjadi bagian penting untuk diperhatikan.
Bagian tiga dalam buku ini akan menjelaskan peran pentingnya keberadaan tumbuhan rendah
khususnya bryophyte dalam menunjang kehidupan manusia dari segi ekosistem dan bahkan mendukung
perkembangan industri. Menjelaskan bagaimana bryophyte dapat membentuk koloni untuk menjaga
dan mempertahankan ekosistem dalam struktur hutan hujan tropis dan menyumbangkan banyak
oksigen melalui proses fotosintesis. Dalam bidang industry untuk menunjang kebutuhan manusia
bryophyte dapat berperan pada banyak hal, salah satunya sebagai sumber bahan obat secara herbal
yang dipercaya dapat menyembuhkan banyak jenis penyakit. Di sisi lain keberadaan jenis bryophyte juga
merupakan indicator
Bab I Pendahuluan
Malay
Indonesian
donesian
1:34 PM 197.9KB/s NO
55
books.google.co.id/books?i
Google Buku
2.1. Klasifikasi Lumut (Bryophyta) Lumut (bryphyta) memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat
dengan ganggang hijau dan diprediksikan keduanya memiliki hubungan filogeni yang dekat. Bryophyta
merupakan bagian dasar dari pohon filogenik untuk tumbuhan yang ada di wilayah daratan, dengan
struktur tubuh dengan fase gametofit dan sporofit yang berumur pendek. Bryophyta memiliki tahapan
seksual (gametofit) pada siklus hidupnya dan tahapan sporofit dengan organ penghasil spora
(sporangium) yang biasanya akan menjadi parasite pada bagian gametofitnya. Spora yang ada di dalam
sporangium akan dikeluarkan ke udara setelah matang.
Malay
Indonesian
G
1:34 PM 197.9KB/s NO
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
bentuk lumutyang lebih kecil. Tumbuhan lumut termasuk dalam jenis tumbuhan yang tidak
berpembuluh (non vaskuler) dan tidak menghasilkan biji. Untuk melakukan transportasi air dan mineral
yang dibutuhkan maka bryophyte memiliki jaringan sederhana yang khusus untuk transportasi internal
air, nutrisi dan makanan yang dibutuhkannya.Karena mereka tidak memiliki jaringan pembuluh, maka
bryophyte juga tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati dengan bentuk tubuh yang relative kecil
meskipun pada beberapa spesies lumut yang hidup di perairan dapat mencapai ukuran yang besar,
seperti spesies Fontinalis.
Gambar 1.
Lumut fontinalis antipyretica yang hidup di perariran air tawar, dengan melekat pada substrat atau
mengambang di air yang tenang.
Malay
Indonesian
G1:34 PM 130.0KB/S ON
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
Contoh pada gambar 1 adalah tumbuhan lumut spesies fontinalis antipyretica yang bercabang,
melintang dan bisa memiliki bentuk tubuh sepanjang 60 cm. Memiliki struktur daun cukup kaku
tersusun dalam tiga baris yang tumpang tindih, dengan bentuk tombak atau bulat telur. Tidak berbunga
tetapi menghasilkan spora kecil kadang-kadang diproduksi dalam sporangia.Biasanya lumut besar ini
tumbuh melekat pada batuan yang terendam dalam air, atau melekat pada substrat di danau dan
jugasebagai massa yang mengambang di air yang tenang.
Gametofit pada bryophyte merupakan tanaman fotosintetik yang biasanya melekat pada substratnya
dengan perantaraan rhizoids, yaitu struktur halus memanjang berupa gabungan sederet sel yang sejenis
dengan fungsi menyerupai akar. Pada lumut hati, gametofit umumnya berdaun, sedangkan sebagian
besar lumut tanduk memilikibentuk dengan adanya talus. Gametofit pada bryophyte biasanya
berukuran kecil, bervariasi dari kurang dari 1 milimeter hingga mencapai 20 cm, dan bahkan untuk
beberapa jenis lumut akuatik (Fontinalis) memiliki gametofit yang dapat mencapai panjang hampir satu
meter.
Namun, dalam banyak genera, status dasar pengetahuan saat ini sangat tidak mencukupi untuk proses
identifikasi sehingga dibutuhkan pemeriksaan secara mikroskopis untuk mendukungnya. Seringkali
spesimen harus diklasifikasikan oleh "ahli" yang
11
1:34 PM 151.6KB/s ON
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
memiliki pengalaman yang cukup dengan identifikasi spesies, serta klarifikasi denganahli lainnya juga,
sehinggatidak membingungkan. Meskipun teknologi baru memberikan informasi tambahan, fitur yang
mudah diamati sangat membantu untuk membedakan suatu spesies dengan cepat. Literatur yang
relevan mengenai klasifikasi bryofita, baik lama maupun baru menjadi sangat berharga untuk membantu
proses identifikasi.
Jumlah spesies bryophyte yang sulit untuk diperkirakan dan studi yang cermat sangat terbatas pada
sebagian kecil tumbuhan tersebut menjadikan peluang identifikasi masih sangat dibutuhkan. Validitas
banyak spesies ini juga masih dipertanyakan. Perkiraan jumlah spesies bryophyte yang masuk akal
menunjukkan adanya 14.000 hingga 15.000 spesies, yang sekitar 8.000 adalah lumut daun, 6.000 lumut
hati, dan 200 adalah lumut tanduk. Klasifikasi dan studi lebih lanjut akan menghasilkan spesies
tambahan yang belum dideskripsikan, sementara studi yang cermat dari tumbuhan lumut tersebutjuga
akan mengungkapkan banyak hal.
12
Malay
Indonesian
1:34 PM 139.4KB/s
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
Angiosperms
Evolution of seeds
Groen
algal ancestor
Gambar 2 tersebut menjelaskan perkembangan dari tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh
hingga tumbuhan tingkat tinggi (angiospermae) yang memiliki pembuluh angkut serta menghasilkan biji.
Tingkatan tersebut menunjukkan perkembangan evolusi dan perpindahan filogeni yang sekaligus
mencerminkan perbedaan antar taksa dari jenis tumbuhan yang ada.
Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta
13
Malay
1:34 PM | 112KB/s O NO
55
books.google.co.id/books?i
Google Buku
Perbedaan di antara kelas utama bryofita sangat jelas, dimana lumut tanduk memiliki gametofit talus
(atau pada dasarnya talus) di mana organ seksual sepenuhnya tertanam di talus tersebut. Sporofit selalu
berbentuk tanduk dan terutama terdiri dari sporangium yang jatuh tempo dari apeks ke bawah ke
kakinya di talus. Pada kebanyakan lumut tanduk, spora ditumpahkan dari puncak dewasa sementara
pertumbuhan di atas kaki terus menghasilkan spora baru selama periode pertumbuhan menguntungkan
(Smith, 2001).
Bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan tanaman hijau yang termasuk dalam klasifikasi tanaman
rendah dan memiliki tiga divisi penting, yaitu (Bryopsida atau Musci), liverworts (Hepaticopsida atau
Hepaticae), dan hornworts (Anthocerotopsida atau Anthocerotae). Ketiga divisi bryphyta tersebut
memiliki ciri yang sangat menyolok sehingga dengan mudah dapat dibedakan dengan tumbuhan
vaskuler atau tumbuhan berpembuluh pada umumnya. Sebagian besar tumbuhan lumut tidak memiliki
jaringan vaskuler, sehingga terkadang dikategorikan dalam klasifikasi tumbuhan 'nonvaskuler'. Akan
tetapi tampaknya klasifikasi tersebut belum sepenuhnya benar, karena pada tumbuhan lumut masih
ditemui pembuluh pengangkut air yang terdapat pada beberapa spesies tumbuhan ini. Secara umum
maka klasifikasi dari Bryophyta dapat digambarkan sebagai berikut.
14
Malay
Indonesian
Ind1:34 PM 166.OKB/s
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)
Kelas
Bangsa
Klasifikasi Bryophyta
Anthocerotales
Andreaeales
Sphognales
Bryales
Gambar 3. Klasifikasi Bryophyta, yang memiliki tiga kelas utama yaitu lumut hati (hepaticeae), lumut
tanduk (anthocerotaceae) dan lumut daun (musci)
2.1.1. Lumut tanduk (anthocerotales) Bryophyta memiliki klasifikasi yang jelas berdasarkan bentuk
tubuhnya. Lumut tanduk (anthocerotales) selalu memiliki struktur yang dicirikan dengan adanya sporofit
yang berbentuk tanduk, dengan organ seksual yang tertanam dalam bentuk tubuh yang disebut talus.
Dalam perkembangbiakannya lumut tanduk mengeluarkan spora terus menerus dari sporangiumnya
untuk kemudian berkembang menjadi lumut tanduk yang baru.
Malay
Indonesian
15onesian
1:34 PM 180.1KB/s ON
36
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
sporofit (yang mengandung dinding sporangial, spora dan ornamentasinya, dan sel steril bercampur
dengan spora) dan struktur silinder steril (jika ada) di sporangium. Bagian-bagian tersebut merupakan
bentuk spesifik yang ada pada lumut tanduk sehingga memudahkan untuk klasifikasi.
Gambar 4. Lumut tanduk dengan talus dan sporofit sebagai tempat penghasil spora. Bagian bawah
lumut merupakan talus dengan alat perkembangbiakan jantan maupun betina
Dalam lumut hati, identifikasi dapat dibantu melalui penentuan bentuk gametofit, anatomi internal dan
isi sel pada talus, dan posisi organ seksual dan struktur pelindungnya. Fitur sporofit, seperti anatomi
internal seta, ornamen jaket sporangial, ornamen spora, dan struktur elater, juga penting untuk
identifikasi. Dalam genus berdaun, ini fitur internal dan eksternal yang sama, di samping pengaturan
daun dan bentuk serta detail sel, dan posisi juga pola bercabang dari rhizoid, juga penting untuk tujuan
klasifikasi.
Lumut hati (hepaticeae) dengan perbedaan bangsa yaitu lumut hati bertalus (marchantiales) dan lumut
hati berdaun (jungermaniales) didominasi
16
Malay
Indonesian
G1:34 PM | 38.4KB/S NO
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
dengan bentuk tumbuhan dominan talus yang menempel pada permukaan tanah. Memang dibutuhkan
pengamatan yang teliti untuk membedakan dua bangsa pada lumut hati tersebut. Hal ini karena daun
yang menempel pada jungermaniales hanya sedikit (satu atau dua lembar saja) sehingga akan sangat
sulit untuk membedakan apabila daun tersebut belum nampak dalam struktur tubuh lumut hati. Daun
yang ada pada lumut hati bukanlah tipe daun sejati seperti umunya kita temui pada tumbuhan tingkat
tinggi. Struktur daun tersebut tidak memiliki pelepah dan biasanya hanya terdiri dari susunan sel
berjajar yang sederhana dan menebal.
Lumut hati memiliki alat penghasil spora (sporangium) dengan kaki pendukung yang disebut seta dan
dilindungi oleh struktur yang disebut elater. Setelah sporangium matang, seta menegak karena tekanan
air dalam sel-selnya dan akan mendorong spora untuk keluar dari sporangium. Spora matang akan
keluar ketika sporangium pecah dan elater juga membuka karena dipicu oleh udara yang kering.
Gambar 5.
Lumut hati dengan talus yang menempel di tanah. Belum nampak alat perkembang biakan pada lumut
hati tersebut. Biasanya organ seksual lumut hati biasanya terletak di bagian permukaan, dengan
dilindungi oleh struktur uniseluler yang menyerupai rizoid.
17
Malay
Indonesian
X1:34 PM 136.6KB/s O
55
books.google.co.id/books?i
Google Buku
MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)
Lumut hati juga mungkin memiliki gametofit, tetapi sebagian besar berdaun dengan daun dalam dua
atau tiga baris. Organ seksual bersifat diskrit dan umumnya berada di permukaan, serta dilindungi oleh
struktur yang menyelimuti dengan rhizoid uniseluler. Daun sering berlubang dan tidak memiliki pelepah,
dan seluruh daun terdiri dari satu sel yang menebal. Dalam kebanyakan kasus, sporangium matang
ketika dilindungi oleh struktur yang menyelimuti; setelah matang, seta yang tidak berwarna akan
mendorongnya di atas selubung pelindung. Seta berstruktur tegak karena tekanan air di dalam sel-
selnya.Seta biasanya memiliki kutikula dan, oleh karena itu, tidak dapat menyerap air secara langsung.
Spora ditumpahkan ketika sporangium pecah yang berfungsi untuk mendorong spora dan mencampur
dengan sel-sel pelindung (elaters) untuk mengeringkan udara. Elaters membuka dengan cepatsaat
kering dan lemparkan spora ke udara, dan kemudian seta akan gugur/luruh.
Di lumut daun, fitur gametofitik dari struktur daun (terutama rincian sel dan bentuk daun), detail dari
margin daun, ornamen sel, penampang melintang dari pelepah, dan posisi organ seksualyang terhubung
dengan puncak batang sangat membantu klasifikasi. Fitur sporofit juga penting untuk identifikasi
terutama terkait dengan sporangium, khususnya orientasi, bentuk, struktur pelindung sporangial
(khususnya stomata dan bentuk sel dari sel terluar).
18
Malay
1:36 PM | 45.8KB/s N
36
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
Musci (lumut daun) bagian tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk
kelasterbesar dalam divisi tumbuhan lumut atau Bryophyta lebih dikenal dengan lumut sejati, hal ini
dikarenakan bentuk tubuhnya yang kecil, memiliki bagian menyerupai akar (rizhoid), batang (semu),
dandaun. Lumut yang dapat tumbuh tegakini merupakan kelompok lumut terbanyak dibanding dengan
lumut lainnya, yaitu sekitar ± 12.000 jenis (spesies) dan tersebar hampir disetiap penjuru dunia.
Musci (lumut daun) dapat tumbuh di atas tanah tanah gundul yangsecara bertahap mengalami
kegersangan, pada tanah bertekstur pasir yang bergerak sekalipun dapat tumbuh,dapat dijumpai juga
diantara rerumputan diatas batu-batuan cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang pohon, dirawa
rawa, tetapi jarang didalam laut (Gembong, 1991). Lumut daunyang menghampar luas dapat
menyerapdan menahan air lebih lama dalam jumlah cukup. Hal ini terjadi karena dalamhamparan lumut
daun terdiri dari satu tumbuhan lumut daun yang tumbuh berkelompok secara erat dan padat untuk
saling menguatkan, menyokong. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid
yang melekat pada tempat tubuhnya.
berikut: ⚫ Memiliki bagian menyerupai akar (rizhoid), batang, dan daun sehingga disebut lumut sejati.
Daun tersusun spiral dengan melingkari batang.
Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta
19
Malay
Indonesian
1:36 PM | 31.2KB/s
36
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
Tubuh umumnya tegak, berupa thallus, berdaun serupa sisik yang rapat, padat, dan memipih atau
menumpuk.
• Hidup ditempat yang lembab atau basah, menempel pada tembok, batu, dan yang terlin dung dari
matahari.
• Berwarna hijau, mempunyai daun yang sederhana, mengandung kloroplas. Batang dari lumut daun
adalah semu yang tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral,
• Perkembangan berasal dari protonema yang terdiri atas benang-benang berwarna hijau, bersifat
fototrop, bercabang banyak, pada tiap-tiap protonema hanya akan membentuk gametafora yang terdiri
dari batang-batang yang bercabang.
parasit terhadap gametofit. ⚫ Sporongium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan
antara kaki dari kapsul, bagian bawah kapsul memiliki stomata untuk proses fotosintetis.
20
Malay
Indonesian1:36 PM | 23.7KB/s N
36
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
Musci memiliki tiga bangsa yakni Andreaeales, Sphagnales, Bryales (Gembong, 1991: 207). Bangsa
Andreales memiliki satu suku yakni Andreaecede dengan marga Andreaea. Bangsa Sphagnales atau yang
biasa dikenal dengan sebutan lumut gambut merupakan bangsa yang memiliki satu suku yakni
Sphagnaceae dengan marga Sphagnum. Sedangkan bangsa Bryales merupakan bangsa lumut yang
sebagian besar lumut daun yang dijumpai tergolong dalam bangsanya. a. Andreaeaceae
Bangsa dari kelas Musci yang hanya memuat satu suku (Famili) yakni suku Andreaeaceae, dengan satu
marga (Genus) Andreaea. Bangsa Andreaeales memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
batang dan daun meskipun belum mempunyai akar selain rhizoid. Bagian seta umumnya panjang,
sedang bagian
21
Malay
Indonesian
G1:36 PM | 23.7KB/s N
36
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
⚫ Talusnya sudah memiliki daun kecil yang disebut mikrofil serta mempunyai alat perekat yang berupa
rhizoid.
⚫ Daun-daunnya berwarna hijau mengandung
klorofil-a dan klorofil-b untuk proses fotosintesis, tersusun spiral rapat dan menutupi batang.
yang bercabang.
Gametangium terdapat pada ujung cabang terdiri anteridium dan arkegonium terdapat cabang yang
berbeda.
⚫ Sporofitnya terdiri dari kaki, seta dan kapsul. ⚫ Berwarna hijau kehitaman dengan rhizoid menancap
di substrat. Memiliki daun lebat dengan 3 daun setiap kelompok serta dapat bersifat monoceous
(berumah satu) atau dioceous
dan gamet
metagenesis.
⚫ Spora bersifat fototrop, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna
hijau.
⚫ Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kaliptra.
sporogen.
22
Malay
Indonesian
X1:37 PM 179.1KB/s
books.google.co.id/books?i
36
55
Google Buku
Beberapa jenis dari bangsa Andreaeales yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan Kingdom), D(ivisi),
K(elas), B(angsa), S(uku), M(arga) dan Sp(esies), sebagaimana berikut: Tabel 3.1 Contoh Spesies Bangsa
Andreaeales
No.
Gambar
Klasifikasi
1. Andreaea petrophila
K: Plantae
D: Bryophyta K: Musci
B: Andreaeales S Andreaeaceae
M: Andreaea
Sp: Andreaea
pterophila
Ciri-ciri
⚫ Berwarna hitam kecoklatan, tempat hidupnya pada tempat lembab dan basah.
⚫akar, daun, dan batang masih sulit dibedakan. ⚫ Dapat ditemukan diatas pasir bergerak, diatas pipa
air, diatas tanah gundul yang mengalami
kekeringan.
⚫ Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang
berwarna hijau.
23
G
Malay
Indonesian
1:37 PM | 53.4KB/s₪
55
books.google.co.id/books?i
36
Google Buku
No.
Gambar
Klasifikasi
2. Andrea rupestris
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Andreaeales S Andreaeaceae
M: Andreaea
Sp: Andreaea
rupestris
Ciri-ciri
⚫ Daun melengkung lebar menyebar, pendek-lanset. ⚫ ujung daun miring atau simetris.
⚫ laminal pendek,
⚫ lumen bulat, empat persegi panjang atau tidak teratur. ⚫ Spora 20-32 (-50) m.
3. Andreaea rothii
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Andreaeales
S : Andreaeaceae
M: Andreaea
Sp: Andreaea
rothii
24
Malay
Indonesian1:37 PM | 112KBISON
55
books.google.co.id/books?i
36
Google Buku
No.
Gambar
Klasifikasi
Ciri-ciri
• Panjang daun mencapai 1-2 mm.
melengkung
kebawah,
berbentuk lonjong dengan ujung daun runcing. ⚫ Ditemukan pada tempat terbuka dan basah, paling
sering di tinggi seperti pegunungan, tetapi juga terdapat di dekat permukaan laut.
4. Andreaea heinemannii
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Andreaeales
S : Andreaeaceae
M: Andreaea
Sp: Andreaea
heinemannii
Ciri-ciri
⚫ Daun dengan bilahan runcing memanjang. ⚫ Lebar daun mencapai 0,3-0,4 mm.
5. Andreaea acuminate
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Andreaeales S Andreaeaceae
M: Andreaea
Sp: Andreaea
acuminate
25
Malay
1:37 PM | 113KB/s₪
55
books.google.co.id/books?i
Google Buku
No.
Gambar
Klasifikasi
Ciri-ciri
⚫ Terdapat kosta
1561m).
(975
6. Andreaea acutifolia
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B Andreaeales
S: Andreaeaceae
M: Andreaea
Ciri-ciri
• Terdapat kosta.
⚫ Spora besar.
1250m.
G
26
Malay
Indonesian1:37 PM 11.6KB/s N
55
books.google.co.id/books?i
36
Google Buku
No.
Gambar
Klasifikasi
K: Plantae
7. Andreaea alpine
D: Bryophyta
K: Musci
B Andreaeales
S Andreaeaceae M: Andreaea
Sp: Andreaea
alpine
Ciri-ciri
dan Tasmania.
• Kapsul dasar lebih pendek dari katup. Dapat tumbuh di permukaan tebing yang basah
8. Andreaea australis
K: Plantae
D Bryophyta
K: Musci
B: Andreaeales
S: Andreaeaceae M: Andreaea
Sp: Andreaea
australis
Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta
27
Malay
Indonesian
Indonesian
X1:37 PM | 137KB/s N
55
books.google.co.id/books?i
36
Google Buku
No.
Gambar
Klasifikasi
Ciri-ciri
batu
basah atau
Padang rumput.
Habitat yang cocok didaratan
langka di Tasmania.
Australia namun
9. Andreaea flabellate
K: Plantae
D: Bryophyta K: Musci
B: Andreaeales
S : Andreaeaceae M: Andreaea
Sp: Andreaea
flabellate
Ciri-ciri
⚫ Daun berbentuk linier ada juga yang lanset. Lebar daun 0,20-0,25 mm.
• Memiliki spora yang lebih kecil kurang dari 30 pM. ⚫ Kapsul dasar lebih pendek dari katup.
28
Malay
Indonesian
X1:37 PM | 29.9KB/s
35
55
books.google.co.id/books?i
Google Buku
MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)
No.
Gambar
Klasifikasi
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Andreaeales
S Andreaeaceae
M: Andreaea
Ciri-ciri
⚫ Panjang batang 7-15 mm.
pada
ketunggian 890-1225 m.
b. Sphagnaceae
Bangsa ini hanya terdapat satu suku Sphagnaceae dan satu marga yaitu Sphagnum. Marga ini meliputi
sejumlah besar jenis lumut yang kebanyakan hidup di tempat-tempat yang berawa rawa dan
membentuk rumpun atau bantalan, yang apabila dilihat dari atas maka kecenderungan tiap-tiap tahun
tampak bertambah luas. Sedangkan bagian bagian bawah yang ada dalam air mati dan berubah menjadi
gambut. Lumut ini berperan penting bagi kesuburan tanah.
Bangsa Sphagnales memiliki ciri-ciri: Hidup di rawa-rawa atau di daerah banyak air, membentuk rumpun
atau bantalan.
29
G
X
Malay
1:37 PM I 53.7KB/s N
35
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
• Protonema berbentuk daun kecil dengan tepi daun yang bertoreh, terdiri atas satu lapis sel, menempel
pada alas dengan rizoid.
⚫ Tiap protonema hanya akan membentuk satu gametofor yang terdiri atas batang-batang yang
bercabang dengan daun-daun. ⚫ Tidak ada rusuk tengah pada daun. Gametofor tidak
mempunyai rizoid. • Daun tersusun atas sel-sel yang berkloroplas dan sel-sel yang mati dan kosong.
khusus.
oleh periketium.
Malay
Indonesian
1:37 PM | 52.8KB/8 ON
55
books.google.co.id/books?i
35
Google Buku
Beberapa jenis dari bangsa Sphagnales, sebagaimana terdapat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Contoh
Spesies Bangsa Sphagnales.
No.
Gambar
Klasifikasi
1. Spahgnum fimbriatum
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Sphagnales
S: Sphagnaceae
M: Sphagnum
Ciri-ciri
⚫ Batang banyak bercabang, cabang yang muda tumbuh tegak, dan membentuk roset pada ujungnya.
• Cabang-cabang jantan mempunyai anteridium yang bulat dan bertangkai di ketiak-ketiak daunnya
pada ujungnya.
31
Malay
Indonesian
X
Indonesian
1:37 PM I 53.7KB/s N
35
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
No.
Gambar
2. Spahgnum capillifolium
Klasifikasi
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Sphagnales
S: Sphagnaceae
M: Sphagnum
Sp: Sphagnum
capillifolium
Ciri-ciri
lebih
3. Spahgnum compactum
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Sphagnales
S: Sphagnaceae
M: Sphagnum
Sp: Sphagnum
compactum
Ciri-ciri
• Memiliki daun cabang lurus yang lebih rendah. • Tumbuh terpisah dengan spesies lain.
• Batang gelap
32
Malay
Indonesian
1:37 PM | 31.2KB/S
NO
35
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
No.
Gambar
4. Spahgnum suarrosum
Klasifikasi
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Sphagnales
S: Sphagnaceae
M: Sphagnum
Sp: Sphagnum suarrosum
Ciri-ciri
⚫ Daun meuncing
5. Spahgnum sp.
K: Plantae:
D: Bryophyta K: Musci
B: Sphagnales
S: Sphagnaceae M: Sphagnum
Sp: Sphagnum
sp.
Ciri-ciri
33
Malay
Indonesian
X
X1:37 PM | 48.7KB/s N
35
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
c. Bryales
Sebagian besar bangsa bryales merupakan lumut daun. berupa lumut daun. Kapsul spora telah
mengalami diferensiasi yang maju. Sporangium bertangkai yang dinamakan seta di mana pangkalnya
tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Bagian atas seta dinamakan apofisis. Di dalam kapsul
spora terdapat ruang-ruang spora yang dipisahkan oleh jaringan kolumela. Bagian atas dinding kapsul
spora terdapat tutup (operculum), yang tepinya terdapat lingkaran sempit disebut cincin. Sel-sel cincin
ini mengandung lendir sehingga dapat mengembang dan menyebabkan terbukanya operculum.Bangsa
Bryales memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
⚫ Terdapat jaringan kolumela pada kapsul spora. • Kolumela dan ruang spora dikelilingi oleh ruang
antar sel yang terdapat didalam dinding kapsul
spora.
terdapat peristom (gigi yang menutup lubang kapsul spora). Beberapa jenis dari bangsa Bryales,
34
Malay
Indonesian
X1:37 PM | 57.2KB/8 ON
35
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
No.
Gambar
Klasifikasi
1. Bryum argenteum
K: Plantae
D: Bryophyta K: Musci
B: Bryales
S: Bryaceae
M: Bryum
Sp: Bryum
argenteum
Ciri-ciri
bercabang.
2. Bryum capillare
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Bryales
S: Bryaceae M: Bryum
Sp: Bryum
capillare
Ciri-ciri
⚫ Berwarna hijau.
35
G
Malay
Indonesian
X1:37 PM | 28.0KB/8 ON
35
55
books.google.co.id/books?i
Google Buku
No.
Gambar
Klasifikasi
K: Plantae
3. Bryum cellulare
D: Bryophyta
K: Musci
B: Bryales
S: Bryaceae M: Bryum
Sp: Bryum
cellulare
Ciri-ciri
4. Bryum coronatum
K: Plantae
D: Bryophyta
K: Musci
B: Bryales
S : Bryaceae M: Bryum
Sp: Bryum
coronatum
Ciri-ciri
36
Malay
Indonesian
X1:38 PM | 76.3KB/S NO
35
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
2.2. Bagian Tubuh Bryophyta (Lumut) Hampir sebagian besar jenis lumut yang ditemui memiliki bentuk
tubuh yang kecil, meskipun dapat ditemui juga lumut yang memiliki bentuk atau struktur tubuh yang
besar hingga mencapai ukuran setengah meter. Ukuran lumut yang terbatas atau kecil tersebut mungkin
disebabkan tidak adanya sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong seperti
layaknya terdapat pada tumbuhan berpembuluh (tumbuhan tingkat tinggi).
Lumut daun
Sporophyte
Gametophyte
G
-Capsule
Seta.
-Leaf
Lumut hati
Capsule.
Seta
-Perianth
Thallus
Rhizoid
Rhizoid
Gambar 6. Struktur tubuh lumut daun dan lumut hati yang memiliki bentuk gabungan antara fase
gametofit dan sporofit yang terletak dalam satu tubuh tumbuhan.
Gambar 4 menjelaskan struktur tubuh
tumbuhan lumut, dengan adanya bagian utama yaitu kapsul, seta, daun atau talus dan rhizoid. Sel - sel
penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang dominan terdiri dari selulosa. Struktur yang
menyerupai daun belum sempurna dan umumnya
37
Malay
1:38 PM 10.OKB/s
35
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun yang lebih dari satu lapis sel. Sel-sel daun tersebut kecil,
sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Di antaranya terdapat sel - sel
mati yang besar karena penebalan dinding dalamnya dan berbentuk spiral. Sel sel yang mati tersebut
berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan.
Tunas yang berdaun umumnya terbentuk pada caulonema dan dapat menghasilkan banyak gametofit
berdaun yang identik secara genetic. Protonema yang dihasilkan oleh lumut hati dan lumut tanduk
memiliki fase pertumbuhan yang singkat singkat, berbentuk bundar atau silinder, yang biasanya akan
berkembang menjadi tanaman tunggal.
Gametofit memiliki rhizoids, caulid (bentuk menyerupai batang), dan phyllids (daun tidak sempurna).
Rhizoids menempel pada gametofit merupakan bentuk struktur uniseluler yang lentur. Pada lumut hati
dan lumut tanduk memiliki caulid yang multiseluler, bercabang dan berwarna coklat. Caulid tersebut
tumbuh secara vertikal atau horizontal, dengan anatomi yang tidak berdiferensiasi, sangat sederhana,
dengankandungan epidermis, korteks, dan silinder sentral.
Gametofit memiliki struktur pelindung yang steril, dan dikenal sebagai paraphyses. Struktur ini
melindungi gametangia lumut terhadap kerusakan mekanis dan dehidrasi, dan juga memiliki peran
dalam sekresi zat untuk menarik mikroarthropoda yang akan membantu sel sperma melakukan
fertilisasi. Salah satu
38
Malay
1:38 PM 41.7KB/s N
.. 35
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
spesies lumut hati yang bertalus, yaitu Ricciaceae, maka gametofit dan sporofit terbentuk dan tertanam
di dalam thalusnya. Kapsul spora yang terbentuk akan melepaskan spora hanya setelah jaringan
gametangiumnya membusuk.
Tumbuhan lumut juga memiliki sebuah struktur yang disebut sebagai calyptra, yaitu tutup kecil atau topi
kecil yang terdapat pada jaringan induk dengan kromosom 1N, yang menutupi bagian atas sporofit (2N)
selama perkembangannya. Hipotesis lama menyatakan bahwa calyptra memiliki fungsi untuk mencegah
jaringan di bawah sporofit mengalami kekeringan. Logika hipotesis tersebut berdasarkan anggapan atau
asumsi bahwa, bagian atas keturunan lumut (sporofit) memang tersusun dari jaringan jaringan muda
yang sensitif terhadap kekeringan.
Gambar 7. Calyptra yang merupakan struktur di ujung sporofit yang berfungsi untuk melindungi jaringan
muda yang baru terbentuk di bawahnya.
Calyptra memiliki struktur kutikula yang menutupi bagian atasnya, dan kutikula tersebut cenderung
lebih tebal daripada kutikula yang terdapat pada gametofit dan sporofit yang berdaun (Budke,
Malay
1:38 PM | 23.6KB/s
.. 35
books.google.co.id/books?i
55
Google Buku
Goffinet, & Jones, 2011). Penebalan kutikula pada calyptra merupakan struktur khusus yang tidak
ditemukan pada bagian lain dari lumut. Pembuktian tersebut menunjukkan bahwa struktur calyptra
dengan penebalan kutikula khusus memang berfungsi sebagai pencegah dehidrasi khususnya pada
sporofit yang merupakan jaringan muda yang baru terbentuk.
Tubuh tumbuhan lumut hanya tumbuh memanjang dan tidak membesar. Pada ujung batang terdapat
titk tumbuh dengan sebuah sel pemula di puncaknya. Sel pemula itu biasanya berbentuk bidang empat
(tetrader) dan membentuk sel-sel baru ke tiga arah menurut sisinya. Rizoid tampak seperti rambut atau
benang benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta
garam - garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang-kadang
dengan sekat yang tidak sempurna.
Keberadaan rhizoid merupakan perkembangan evolusi struktur tumbuhan lumut yang diawali dari tiga
kelas sebagai tumbuhan darat yaitu lumut hati, lumut daun dan lumut tanduk. Kelompok lumut
(bryophyte) tersebut merupakan kelompok tersendiri meskipun beberapa kajian filogeni molekuler baru
baru ini menggolongkan bryophyte sebagai kelompok monofiletik. Di garis tanah tanaman divergen
awal, lumut hati,lumut, dan lumut tanduk, gametofit adalah satu-satunya yang hidup bebastahap siklus
hidup. Karena fase siklus hidup ini adalah langsungkontak dengan substrat, gametofit mengembangkan
system dari rhizoid. Hampir semua rhizoid tersebut terdiri
40
Malay
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian