Anda di halaman 1dari 99

TUMBUHAN PAKU (PTERIDOPHYTA)

Tumbuhan paku adislah kelompok organisme dari kingdom Plantae yang memilik akar, batang, dan daun
sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Kamu mungkin pernah makan sayur pakis. Pakis
merupakan istilah lain untuk tumbuhan paku. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom
Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar,
batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai
tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.

Ciri Tubuh

Ciri tumbuhan paku meliputi ukuran, bentuk, struktur,dan fungsi tubuh.

Ukuran dan Bentuk Tubuh

Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada
tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku di darat yang mencapai tinggi 5 m
misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada
yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk
lembaran, perdu atau pohon, dan seperti tanduk rusa (Gambar 8.8).

Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi
sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus hidup tumbuhan paku. Generasi
sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora. Sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan
yang menghasilkan gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan
generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit
tumbuhan paku disebut sebagai generasi yang dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita
lihat sehari-hari sebagai tumbuhan paku.

Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Paku Generasi

Sporofit Sebagian besar tumbuhan paku sporofit memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada
beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di
bawah tanah, disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas tanah. Batang yang tumbuh di atas tanah ada
yang bercabang menggarpu dan ada yang Jurus tidak bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memiliki
akar sejati memiliki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizom atau nanekal batang

(a) berbentuk lembaran seperti pada Marsies, (b) berbentuk seperti pohon pada paku tiang
Sphaeropteris dan (c) berbentuk seperti tanduk rusa

Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang
mengandung mikrofil dan kumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang.
Sporofil menghasilkan satu jenis spora (homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan
mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk
memperoleh nutrisi. Contoh paku purba adalah Rhynia (paku purba tidak berdaun) dan Psilotum (paku
purba berdaun kecil). Lihat Gambar 8.11.

Paku Kawat (Lycopsida)

Paku kawat mencakup sekitar 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan
Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat
menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Daunnya berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun
membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh
karena itu, paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium terdiri dari
dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil
(daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium (jamak: mikrosporangia) menghasilkan
mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil
(daun yang mengandung megasporangium). Megasporangium (jamak: megasporangia) menghasilkan
megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina.

Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh makanan dari jamur
yang bersimbiosis dengannya. Gametofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung
anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku kawat juga ada yang biseksual, yaitu
mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella. Selaginella
merupakan tumbuhan paku heterospora. Sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium.
Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)

Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 15 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum. Equisetum
terutama hidup pada habitat lembap di daerah subtropis. Seperti paku purba dan paku kawat, anggota
paku ekor kuda banyak yang berupa tumbuhan paku purba yang sudah punah dan menjadi fosil. Fosil
paku ekor kuda termasuk tumbuhan paku raksasa, berbentuk seperti pohon yang mencapai tinggi 15 m.
Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m, sedangkan

Tumbuhan paku yang hidup pada masa kini merupakan keturunan dari paku purba Paku purba adalah
tumbuhan yang hidup dominan pada jaman karbon (sekitar 300-350 juta tahun yang lalu). Fosil
tumbuhan paku purba merupakan salah satu tumbuhan pembentuk batubara.

rata-rata tinggi kebanyakan Equisetum kurang dari 1 m. Equisetum memiliki akar, batang, dan daun
sejati. Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik (Gambar 8.13).
Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda. Batangnya yang keras
disebabkan dinding selnya mengandung silika. Sporangium terdapat pada strobilus. Sporangium
menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan.
Gametofit Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis.
Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium sehingga merupakan gametofit biseksual.
Paku Sejati (Pteropsida)

Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat. Tempat tumbuh paku sejati
sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis. Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000
jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang dapat berupa batang
dalam tanah (rizom) atau batang di atas tanah. Daun Filicinae umumnya berukuran besar dan memiliki
tulang daun bercabang. Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Jenis
paku yang termasuk paku sejati adalah semanggi (Marsilea crenata), paku tanduk rusa (Platycerium
bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), paku sawah (Azolla
pinnata), dan Dicksonia antarctica.

Manfaat Tumbuhan Paku bagi Manusia

Jenis tumbuhan paku yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia antara lain semanggi (Marsilea
crenata), dimakan sebagai sayur, paku rane (Selaginella plana) sebagai obat untuk menyembuhkan luka,
Azolla pinnata sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah, paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir
(Adiantum cuneatum), dan paku tanduk rusa (Platycerum bifurcatum) sebagai tanaman hias. Lihat
Gambar 8.15.

Gambar 8.14 Contoh paku sejati (a) Adantan (b) Arola dan (c) Dicksonia antarctica

Gambar 8.15 Tumbunan paku yang bermanfaat bagi manusia:

(a) Selaginella sebagai obat luka dan (b) Asplenium nidus sebagai tanaman hias.

TUMBUHAN BERBIJI (SPERMATOPHYTA)

Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma = biji, phyton tumbuhan) merupakan kelompok
tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian
yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga
akan terjadi setelah terlebih dahulu terjadi peristiwa penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh
pembuahan.

Ciri Tubuh

Ciri tumbuhan berbiji meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh.

Gambar 8.16 Pohon konfer Sequoiadendron gigant

Ukuran dan Bentuk Tubuh

Tumbuhan berbiji berukuran makroskopis dengan ketinggian yang sangat bervariasi. Tumbuhan berbiji
tertinggi berupa pohon dengan tinggi melebihi 100 m. Misalnya pohon konifer Sequoiadendron
giganteum di Taman Nasional Yosemite California, dengan tinggi sekitar 115 m dan diameter batang
sekitar 14 m.

Habitus atau perawakan tumbuhan berbiji sangat bervariasi, yaitu pohon, misalnya jati, duku, kelapa,
beringin, cemara; perdu, misalnya mawar, kembang merak, kembang sepatu; semak, misalnya arbei;
dan herba, misalnya sayur-sayuran, bunga lili, serta bunga krokot.

Struktur dan Fungsi Tubuh

Tumbuhan berbiji merupakan heterospora. Tumbuhan

berbiji membentuk struktur megasporangia dan mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbu
pendek. Misalnya struktur seperti konus atau strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan
berbunga (lihat Gambar 8.17 dan 8.18).

Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam
sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspora tidak dilepaskan melainkan dipertahankan.
Megasporangia

Ukuran dan Bentuk Tubuh

Tumbuhan berbiji berukuran makroskopis dengan ketinggian yang sangat bervariasi. Tumbuhan berbiji
tertinggi berupa pohon dengan tinggi melebihi 100 m. Misalnya pohon konifer Sequoiadendron
giganteum di Taman Nasional Yosemite California, dengan tinggi sekitar 115 m dan diameter batang
sekitar 14 m.

Habitus atau perawakan tumbuhan berbiji sangat bervariasi, yaitu pohon, misalnya jati, duku, kelapa,
beringin, cemara; perdu, misalnya mawar, kembang merak. kembang sepatu; semak, misalnya arbei;
dan herba, misalnya sayur-sayuran, bunga lili, serta bunga krokot.

Struktur dan Fungsi Tubuh

Tumbuhan berbiji merupakan heterospora. Tumbuhan berbiji membentuk struktur megasporangia dan
mikrosporangia yang berkumpul pada suatu sumbu pendek. Misalnya struktur seperti konus atau
strobilus pada konifer dan bunga pada tumbuhan berbunga (lihat Gambar 8.17 dan 8.18).

Seperti halnya pada tumbuhan lain, spora pada tumbuhan berbiji dihasilkan melalui meiosis di dalam

sporangia. Akan tetapi, pada tumbuhan berbiji, megaspore tidak dilepaskan melainkan dipertahankan.
Megasporangia mendukung perkembangan gametofit betina dan menyediakan makanan serta air.
Gametofit betina akan tetap berada dalam megasporangium, menjadi matang dan memelihara generasi
sporofit berikutnya setelah terjadi pembuahan.

Pada mikrosporangium, produk meiosis berupa mikrospora. Mikrospora yang mencapai sporofit akan
berkecambah membentuk buluh serbuk sari yang tumbuh menuju ke arah bakal biji untuk membuahi
gametofit betina.
Pada tumbuhan berbiji, istilah mikrospora merupakan serbuk sari, mikrosporangium merupakan
kantung serbuk sari, dan mikrosporofil merupakan benang sari. Istilah megaspora merupakan kandung
lembaga (kantung embrio), megasporangium merupakan bakal biji, dan megasporofil merupakan daun
buah (karpela).

Cara Hidup dan Habitat

Tumbuhan berbiji kebanyakan hidup di darat (Gambar 8.19a). Namun, tumbuhan berbiji ada yang hidup
mengapung di air, misalnya teratai (Gambar 8.19b). Tumbuhan berbiji merupakan organisme
fotoautotrof.

Reproduksi

Buah, biji, dan lembaga hanya akan terjadi setelah terlebih dahulu pada bunga terjadi peristiwa
penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi). Penyerbukan adalah menempelnya serbuk sari pada
kepala putik. Pembuahan adalah terjadinya penyatuan sel telur yang terdapat di

Gambar 8.18 Bunga pada tumbuhan

berbunga

Sunter Dokumen P

(b)

Gambar 8.19 (a) Tumbuhan berbi yang hidup di darat, misalnya bunga sepatu (b) Tumbuhan berbiji yang
hidup di air, misalnya teratal.
berasal dari serbuk sari. Setelah mengalami fertilisasi, terbentuklah zigot. Zigot akan berkembang
menjadi embrio, dan embrio akan terus berkembang menjadi buah.

Klasifikasi

Divisi tumbuhan berbiji dibedakan menjadi dua subdivisi, yaitu tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

Subdivisi Gymnospermae (Tumbuhan Berbiji Terbuka) Pinus merupakan salah satu contoh
Gymnospermae (Yunani, Gymnos terbuka atau telanjang, sperma biji). Biji pinus tidak dilingkupi oleh
buah. Lihat Gambar 8.20. Pada pinus, biji-biji berada di dalam sisik-sisik strobilus, Anggota
Gymnospermae memiliki ciri utama berupa

bakal biji yang tumbuh pada permukaan megasporofil (daun

buah). Karena biji tidak berada di dalam buah,

Gymnospermae disebut sebagai tumbuhan berbiji terbuka.

Tumbuhan ini memiliki habitus semak, perdu, atau pohon.

Akarnya merupakan akar tunggang batang tumbuh tegak

lurus, dan bercabang-cabang

Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk
strobilus jantan dan strobilus betina. Umumnya berkelamin tunggal, kadang-kadang berkelamin dua.
Strobilus mengandung dua daun buah dengan bakal biji yang tampak menempel padanya.
Megasporangium dan mikrosporangium terpisah satu sama lain. Penyerbukan hampir selalu dengan
cara anemogami (bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji, dan jarak waktu
penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Sel kelamin jantan umumnya berupa spermatozoid
yang masih bergerak dengan aktif. Perhatikan Gambar 8.21 untuk mempelajari siklus hidup

Gymnospermae.

Subdivisi Gymnospermae dibagi menjadi beberapa kelas, sebagai

berikut.

Kelas Cycadinae

Habitus menyerupai palem, berkayu, sedikit atau tidak bercabang, daun tersusun dalam roset batang
(berjejal-jejal pada ujung batang), tulang daun berbagi menyirip atau menyirip, dan daun yang masih
muda bergulung seperti daun tumbuhan paku. Sporofil tersusun dalam strobilus yang berumah dua,
letaknya di ujung batang (terminal). Contohnya adalah Cycas

Gambar 8.25 Tanaman Ginkgo biloba

Angiospermae berlainan dengan golongan tumbuhan Gymnospermae, karena bakal bijinya selalu
diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah (karpela). Daun-daun buah merupakan
bakal buah. Bakal buah beserta bagian-bagian lain dari bunga akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji
akan menjadi biji yang tetap berada di dalam buah. Lihat Gambar 8.26. Angiospermae memiliki organ
yang merupakan bunga menurut pengertian kita sehari-hari. Bagian-bagian bunga Angiospermae ada
yang lengkap dan ada yang tidak lengkap. Bunga dikatakan lengkap jika memiliki perhiasan bunga
berupa kelopak bunga dan mahkota bunga, serta alat kelamin berupa benang sari dan putik (Gambar
8.27).

Angiospermae memiliki habitus herba, semak, perdu,

atau pohon. Sistem perakaran dapat berupa akar serabut


atau akar tunggang. Batang dapat bercabang-cabang atau

tidak. Daun umumnya lebar, tunggal, atau majemuk dengan

komposisi yang beraneka ragam, demikian pula pertulangan

daunnya. Daun buah membentuk badan yang disebut putik dengan bakal biji di dalamnya. Daun buah
dan benang sari terpisah atau terkumpul dalam satu bunga. Pada peristiwa penyerbukan, serbuk sari
tidak langsung jatuh pada bakal biji melainkan jatuh pada kepala putik. Penyerbukan akan diikuti oleh
pembuahan. Pada Angiospermae terjadi pembuahan ganda. Berikut terjadinya pembuahan ganda pada
siklus hidup Angiospermae (Gambar 8.28).

Bunga yang telah siap untuk mengalami peristiwa penyerbukan, kepala sarinya akan pecah atau
membuka dan serbuk sarinya akan keluar. Bila ada serbuk sari yang sampai menempel pada kepala putik
dapat terjadi penyerbukan. Jika serbuk sari jatuh pada kepala putik yang cocok, serbuk sari akan
berkecambah dan terbentuk buluh serbuk sari yang tumbuh ke arah bakal biji. Selama pertumbuhan, inti
dalam serbuk sari membelah menjadi dua. Satu inti di bagian depan buluh menjadi penuntun gerak
tumbuh buluh itu ke arah bakal biji (inti vegetatif). inti kedua (inti generatif) membelah lagi menjadi dua
inti generatif (sperma). Setelah sampai pada liang bakal biji, inti vegetatif hancur terlarut dan kedua inti
generatif dapat menuju ke kandung lembaga.

Sementara itu, inti kandung lembaga pada bakal biji membelah tiga kali secara berurutan sehingga
terbentuk delapan inti. Dari delapan inti, tiga diantaranya menuju ke tempat yang berhadapan dengan
liang bakal biji. Dari ketiga inti itu, satu merupakan sel telur (ovum) dan dua sel yang terletak di kanan-
kirinya merupakan sel pendamping (sinergid). Tiga inti lainnya menuju ke bagian kandung lembaga yang
berlawanan dengan liang kandung lembaga dan menjadi bagian yang dinamakan antipoda. Dua inti lagi
menuju ke tengah kandung lembaga dan bersatu menjadi inti kandung lembaga sekunder (Gambar
8.28).

Gambar 8.26 Tomat merupakan contoh tumbuhan berbiji tertutup.


Benang sari tamen

Kepala putik (stigma)

Daun kelopak

Bakal b Dasar bunga

Surber Dokumen Pete

Gambar 8.27 Bagian-bagian bunga tumbuhan Angiosperman

Melayu

Indonesialk

Punk Tangkai

Pusk

Bakal

Tangka

Benang
In kandung

lembaga sekunder Bakal be

gene kedua

In generati pertama

Gel

pendamping Daun kelopak (epa)

Liang bakal bij

Gambar 8.28 Penampang membujur bunga

Peristiwa berikutnya yang terjadi di dalam kandung lembaga adalah satu inti generatif dari dua inti
generatif buluh serbuk sari membuahi ovum dan hasil penyatuan ini nantinya akan menjadi lembaga.
Inti generatif yang kedua membuahi inti kandung lembaga sekunder, yang nantinya akan membentuk
jaringan tempat penyimpanan cadangan makanan (endosperma). Peristiwa pembuahan inilah yang

Bagian-bagian bunga terdiri dar Sma bagian

Pembuluh pengangkut pada batang membentuk cincin


dinamakan pembuahan ganda. Jika penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan tersebut berhasil,
biasanya bakal buah akan tumbuh menjadi

buah, bakal biji akan menjadi biji, sementara bagian-bagian. bunga lainnya akan layu dan gugur.
Angiospermae dibagi ke dalam dua kelas, yaitu

Dicotyledoneae (dikotil) dan Monocotyledoneae (monokotil).

Kelas Dicotyledoneae (tumbuhan

dikotil)

Tumbuhan yang tergolong dalam kelas dikotil meliputi

tumbuhan yang memiliki habitus herba, semak, perdu, maupun pohon. Berdasarkan namanya,
tumbuhan dikotil memiliki dua daun lembaga (berkeping dua). Ciri lainnya adalah akar serta pucuk
lembaga tidak memiliki pelindung khusus. Akar lembaga tumbuh terus menjadi akar tunggang yang
bercabang-cabang dan membentuk sistem akar

tunggang (Gambar 8.29). Batang dikotil berbentuk kerucut panjang, biasanya bercabang-cabang dengan
ruas-ruas yang tidak jelas. Daun tunggal atau majemuk jarang memiliki pelepah, helaian daun bertulang
menyirip atau bertulang menjari. Bunga bersifat kelipatan dua, empat, atau lima. Lihat Gambar 8.29.

Ciri-ciri anatomis golongan tumbuhan dikotil adalah akar dan batangnya memiliki kambium, hingga akar
maupun batangnya memperlihatkan pertumbuhan menebal (sekunder). Pada batang, berkas
pengangkutan tersusun dalam lingkaran dengan xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar, serta
di antara keduanya terdapat kambium.

So
Gambar 8.29 Cin-on tumbuhan dikotil.

184

Biologi SMA dan MA Jilid 1

Melayu

Indonesia

Sel telur

Embrio dengan

Pertulangan ditun menyinp

19:35 10.1KB/do₪

books.google.co.id/books?i

85

55
Google Buku

BIOLOGI :- Jilid 1

tumbuhan paku (pteridophyta)

5 dari 5

Lihat semua

Tutup penelusuran

Sumber: Dokumen Paneer

Berdasarkan ada atau tidaknya daun mahkota bunga (petala), dan susunan daun-daun mahkotanya,
dikotil dibedakan dalam tiga subkelas, yaitu monoklamida (Monochlamydeae), dialipetala (Dialypetalae),
dan simpetala (Sympetalae).

Subkelas monoklamida (Monochlamydeae)

Tumbuhan yang tergolong dalam subkelas monoklamida

umumnya berupa pohon atau setidak-tidaknya merupakan

tumbuhan berkayu. Bunganya berkelamin tunggal dengan


penyerbukan anemogami (bantuan angin) dan jarang entomogami (bantuan serangga). Tumbuhan ini
tidak memiliki perhiasan bunga, atau jika ada hanya terdiri dari kelopak bunga saja, sehingga disebut
Monochlamydeae (mono-tunggal; chlamydos- bungkus). Lihat Gambar 8.30.

Beberapa tumbuhan yang termasuk subkelas monoklamida sebagai berikut. Ordo Casuarinales. Misalnya
famili Casuarinaceae, contohnya Casuarina equsetifolia (cemara laut).

Ordo Fagales. Misalnya famili Betulaceae, contohnya Betula Ordo Proteales. Misalnya famili Proteaceae,
contohnya

(b)

(c)

Banksia coccinea, Ordo Urticales. Misalnya famili Moraceae, contohnya

Artocarpus integra (nangka). Ordo Piperales. Misalnya famili Piperaceae, contohnya

Piper nigrum (lada).

Ordo Caryophyllales. Misalnya famili Nyctaginaceae.

contohnya Mirabilis jalapa (bunga pukul empat).

Subkelas dialipetala (Dialypetalae) Anggota subkelas dialipetala meliputi tumbuhan dengan habitus
terna, semak, perdu, dan pohon. Ciri utamanya memiliki bunga yang segera menarik perhatian dan pada
umumnya menunjukkan perhiasan bunga yang lengkap, sehingga dapat dengan jelas dibedakan antara
kelopak dan mahkota bunga. Daun mahkota umumnya saling berlepasan Lihat Gambar 8.31.

Beberapa tumbuhan yang termasuk subkelas dialipetala

sebagai berikut. Ordo Ranales (Polycarpicae). Misalnya famili Ranaceae, contohnya Ranunculus arvensis
dan Anemone blanda. Famili Annonaceae, contohnya Annona muricata (sirsak), Annona

squamosa (srikaya), dan Cananga odoratum (kenanga). Ordo Rosales. Misalnya famili Mimosaceae,
contohnya Leucaena glauca (lamtoro) dan Parkia speciosa (petai). Famili Rosaceae, contohnya Rosa
canina (mawar) dan Fragaria nesca (arbei).

Ordo Brassicales (Rhoeadales). Misalnya famili Papaveraceae, contohnya Corydalis salide. Famili
Capparidaceae, contohnya Cleome hassleriana (bunga laba-laba).

Gambar 8.30 Bunga subkelas monoklamida: (a) Artocarpus

(b) Piper, dan (c) Mirabilis

(b)

Gambar 8.31 Bunga subkelas dialipetala: (a) Cananga dan (b) Rosa

Melayu
Indonesia

.19:36 0,4KB/dN

55

books.google.co.id/books?i

85

Google Buku

BIOLOGI :- Jilid 1

tumbuhan paku (pteridophyta)

5 dari 5

Lihat semua

Tutup penelusuran

Ordo Malvales (Columniferae). Misalnya famili


Malvaceae, contohnya Gossypium hirsutum (kapas) dan Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu).

Ordo Rutales: Misalnya famili Rutaceae, contohnya Citrus nobilis (jeruk keprok) dan Murraya paniculata

(kemuning).

Subkelas simpetala (Sympetalae)

Anggota subkelas simpetala meliputi tumbuhan dengan habitus herba, semak, perdu, dan pohon. Ciri
utama subkelas ini adalah golongan tumbuhan yang memiliki bunga dengan perhiasan bunga yang
lengkap, terdiri dari kelopak dan mahkota, dengan daun-daun mahkota yang berlekatan menjadi satu.
Lihat Gambar 8.32.

Golongan tumbuhan yang termasuk subkelas simpetala dengan contohnya sebagai berikut.

Ordo Solanales. Misalnya famili Solanaceae, contohnya Solanum tuberosum (kentang), Solanum
lycopersicon (tomat), dan Nicotiana tabacum (tembakau). Famili

Verbenaceae, contohnya Lantana camara (tembelekan) dan Tectona grandis (jati). Ordo Rubiales.
Misalnya Rubiaceae, contohnya Ixora grandiflora (bunga soka) dan Mussaenda frondosa (nusa

indah).

Ordo Apocynales (Contortae). Misalnya famili Apocynaceae, contohnya Catharanthus roseus (tapak
dara) dan Allamanda cathartica (alamanda).

Kelas Monocotyledoneae (tumbuhan monokotil) Anggota tumbuhan yang termasuk golongan tumbuhan
Embrio dengan satu kotiledon

Pertulangan daun sejajar

Kotiledon

Bagian-bagian bunga terdin dari tiga bagian

Pembuluh pengangkut pada batang menyebar

Perakaran

serabut

Sumber: Dokument Pre

monokotil mencakup tumbuhan yang memiliki habitus herba, semak, perdu, atau pohon. Sesuai dengan
namanya, biji tumbuhan ini hanya memiliki satu daun lembaga (berbiji tunggal). Akar lembaga tidak
tumbuh terus sehingga terjadi pembentukan akar serabut yang menyusun sistem akar serabut (Gambar
8.33). Batang dari pangkal ke ujung hampir

sama besar dan tidak bercabang-cabang. Bulu-bulu dan ruas

ruas batang tampak jelas.

Daun tumbuhan monokotil kebanyakan tunggal, jarang majemuk, umumnya memiliki pelepah, dan
helaian daunnya bertulang sejajar. Bunga dengan bagian-bagian bunga berkelipatan tiga (trimer). Dari
segi anatomi, akar maupun batang golongan tumbuhan ini tidak memiliki kambium. Berkas
pengangkutan xilem dan floem tersebar di dalam batang.

Contoh golongan tumbuhan yang termasuk monokotil sebagai berikut. Lihat Gambar 8.34. Ordo Poales
(Glumiflorae). Misalnya famili Poaceae

(Gramineae), contohnya Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), dan Saccharum officinarum (tebu). Ordo
Cyperales. Misalnya famili Cyperaceae, contohnya Fimbristrylis ferruginea (mendong) dan Cyperus
papyrus (rumput papirus)

Gambar 8.33 Cin-cin monokotil.

tumbuhan

Melayu

Indonesia

(b)

Gambar 8.32 Bunga subkelas simpetala: (a) Lantan dan (b)

19:36 12.5KB/d

85

books.google.co.id/books?i
55

Google Buku

BIOLOGI :- Jilid 1

tumbuhan paku (pteridophyta)

5 dari 5

Lihat semua

Tutup penelusuran

Ikhtisar

Tumbuhan Lumut (Bryophyta)

Lumut adalah organisme dari kingdom Plantae yang hidup di darat, tidak memiliki

akar, batang, dan daun sejati, serta tidak memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan lumut memiliki
dua generasi, yaitu gametofit dan sporofit. Gametofit berukuran makroskopik dengan bentuk tubuh
berupa lembaran (talus) yang memiliki bagian seperti akar (rizoid). Lumut gametofit juga dapat berupa
tumbuhan kecil yang memiliki bagian akar, batang, dan daun tak sejati. Lumut gametofit memiliki
klorofil. Lumut gametofit memiliki gametangium yang menghasilkan gamet. Pada lumut gametofit
melekat lumut sporofit yang memiliki klorofil serta mengandung sporangium untuk menghasilkan spora.
Generasi gametofit merupakan generasi yang
dominan.

Lumut merupakan organisme fotoautotrof yang hidup terutama di darat pada daerah yang teduh dan
lembap. Lumut diklasifikasikan berdasarkan struktur tubuhnya menjadi tiga kelas, yaitu lumut

hati (Hepaticopsida), lumut tanduk (Anthoceratopsida), dan lumut daun (Bryopsida). ⚫ Lumut
bermanfaat bagi manusia antara lain Marchaithir sebagai obat penyakit hepar serta Sphagnum sebagai
bahan pembalut dan sumber bahan bakar.

Tumbuhan Paku (Pteridophyta) • Tumbuhan paku adalah kelompok organisme dari kingdom Plantae
yang memiliki

akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut Bentuk tumbuhan paku sporotit ada
yang berupa lembaran, perdu, atau pohon. Struktur tubuh tumbuhan paku sporofit sebagian besar
memiliki akar, batang daun sejati, pembuluh pengangkut, dan klorofil. Gametofit tumbuhan paku
disebut protalus

Protalus berbentuk lembaran yang memiliki rizoid dan klorofil, serta mengandung alat
perkembangbiakan seksual yang menghasilkan gamet. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
fotoautotrof yang hidup terutama di darat pada daerah yang lembap. Tumbuhan paku bereproduksi
secara aseksual dengan spora, kemudian tumbuh menjadi gametofit. Reproduksi juga dapat terjadi
secara seksual dengan fertilisasi ovum oleh spermatozoid yang selanjutnya tumbuh menjadi sporofit.
Generasi

gametofit dan sporofit terjadi bergiliran dalam daur hidup tumbuhan paku. Sporofit merupakan generasi
yang dominan • Tumbuhan paku diklasifikasikan berdasarkan ciri tubuhnya menjadi empat subdivisi,

yaitu Psilopsida, Lycopsida, Sphenopsida, dan Pteropsida


Tumbuhan paku bermanfaat bagi manusia antara lain untuk makanan (sayur), obat,) pupuk, dan
tanaman hias.

Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)

Tumbuhan berbiji adalah kelompok organisme dari kingdom Plantae yang hidup di darat, memiliki akar,
batang daun sejati pembuluh angkut, serta menghasilkan biji: merupakan tumbuhan autotrot yang
tersebar luas.

Habitus berupa pohon, perdu, semak, atau herba

Tumbuhan berbiji merupakan tumbuhan heterospora, struktur megasporangia dan mikrosporangia


terdapat dalam satu badan, yaitu strobilus atau bunga.

Melayu

Indonesia

1:33 PM | 35.2KB/s NO

36

books.google.co.id/books?i

55
Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Bab I

Pendahuluan

Indonesia dikenal dengan Negara yang memiliki keanekaragaman hayati berlimpah, dan salah satu
diantaranya yang sangat melimpah adalah jenis tumbuhan rendah, yaitu lumut (Bryophyta). Kelompok
khas tanaman darat hijau ini adalah salah satu tanaman berhabitat di tempat lembab, hidup secara
berkelompok, dan sangat mudah dijumpai disekitar lingkungan. Keanekaragaman lumut sebagai salah
satu keragaman hayati perlu diketahui untuk dipelajari ciri khususnya di daerah tropis. Beraneka ragam
jenis lumut, menjadikan tumbuhan tersebut dikelompokkan agar mudah untuk dikenal.

Lumut (Bryophyta) merupakan salah satu divisi pada tumbuhan tingkat rendah. Bryophyta berasal dari
kata Bryon artinya lumut dan phyton berarti lembab atau basah, yang bila digabungkan menjadi satu
kata berarti tumbuhan yang hidup ditempat-tempat lembap atau basah.Lumut dengan nama latin
Bryophyta

Bab I Pendahuluan

memiliki sekitar 16.000 spesies vang dikelompokkan

G
Malay

1:34 PM 135.2KB/s

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

memiliki sekitar 16.000 spesies yang dikelompokkan menjadi tiga kelas yakni lumut hati (Hepaticeae),
lumut daun (Musci), dan lumut tanduk (Anthocerotae). Hepaticeae memiliki dua bangsa yaitu bangsa
Marchantiales dan bangsa Jungermaniales. Kelas Musci, memuat tiga bangsa yakni bangsa Andreaeales,
Sphagnales, Bryales. Sedangkan kelas Anthocerotae terdapat satu bangsa yakni anthocerothales.

Secara

umum

Bryophyta memiliki

bentuk tubuh tumbuhan

yang berstruktur rendah,


dengan tinggi hanya

beberapa millimeter dan

tegak di permukaan

tanah. Bentuk tubuh

sporangium seta

sporofit

daun

gametofit

Rhizoid

lumut merupakan batang

peralihan dari thalus


kebentuk kormus (Eni Nuraeni,

2013:1). Gambar 1. Struktur tubuh Lumut Meskipun berbentuk (Siti, 2010)

kecil, berwarna dominan

hijau, dan cenderung jarang terlihat serta diperhatikan namun tumbuhan lumut ini memiliki
kompleksitas bentuk organ yang unik, untuk memaksimalkan fungsi sehingga menunjang kebutuhan
hidupnya. Semua jenis Bryophyta seperti halnya struktur tumbuhan rendah lainnya maka mereka tidak
memiliki akar, batang maupun daun dengan bentuk sempurna. Demikian juga tumbuhan lumut tidak
menghasilkan bunga dan biji,

Bab I Pendahuluan

Malay

Indonesian

In1:34 PM I 36.9KB/s N

books.google.co.id/books?i

55
Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

juga tidak memiliki struktur jaringan pengangkut xylem dan floem seperti yang biasa ditemui pada
tumbuhan tingkat tinggi. Mereka hanya' memiliki struktur yang mirip dengan akar untuk melangsungkan
absorbsi serta transportasi air dan nutrisi bagi kebutuhan hidupnya.

Habitat Bryophyta sangat beragam, mereka dapat hidup di permukaan tanah, bebatuan maupun
menempel di pohon-pohon. Karena kemampuan hidup yang istimewa tersebut, maka seringkali lumut
disebut tumbuhan pioneer, karena setelah Bryophyta mengawali kehidupan pada permukaan yang
tandus, segera akan diikuti oleh semakin beragamnya jenis tumbuhan lain yang hidup di kawasan
tersebut. Dengan demikian maka tampak bahwa tumbuhan lumut memiliki peran yang sangat penting
dalam suatu ekosistem.

Bryophyta termasuk salah satu penyongkong keanekaragaman flora. Tumbuhan lumut tersebar luas dan
merupakan kelompok tumbuhan yang menarik. Mereka hidup diatas tanah, batuan, kayu, dan kadang
kadang didalam air. Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya
hanya beberapa milimeter saja. Hampir semua jenis tumbuhan lumut merupakan tumbuhan darat
(terrestrial), walaupun kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat tempat yang basah.
Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang menghasilkan klorofil
a dan b. Lumut bersifat autrotof maksudnya lumut dapat

Bab I Pendahuluan

Malay

Indonesian
G

X1:34 PMI 41.OKB/s N

55

books.google.co.id/books?i

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. (Najmi, 2009:47).

Sebagai tanaman yang termasuk dalam klasifikasi tumbuhan rendah, Bryophyta memiliki keistimewaan
untuk menyeimbangkan kandungan nutrisi dalam tanah melalui mekanisme mineralisasi bebatuan,
penguraian serta fiksasi karbon. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa Bryophyta memiliki
fungsi penting dalam ekosistem dan juga fungsi ekonomis. Hal tersebut disebabkan tumbuhan ini
bermanfaat bagi tumbuhan lain sebagai media, penghasil obat, pengendali polusi dan bahkan sebagai
sumber energi yang ramah lingkungan.

Perkembangan penelitian terkait tumbuhan rendah yang salah satunya adalah bryophyte mengalami
peningkatan yang cukup pesat beberapa tahun belakangan ini. Meningkatnya kesadaran untuk
mencermati, mengkoleksi dan memahami potensi keanekaragaman hayati lokal menjadi salah satu
pertimbangan semakin banyaknya penelitian dengan tema tersebut. Meningkatnya kesadaran para
peneliti untuk mengembangkan bidang penelitian tumbuhan rendah ini juga dipicu kesadaran akan
pentingnya jenis-jenis tumbuhan tersebut untuk keseimbangan ekosistem sekaligus konservasi.
Secara garis besar buku ini berisi beberapa bab yang akan menjelaskan banyak hal terkait dengan
perkembangan bryophyte. Bab 1 akan menyajikan pendahuluan awal yang menggambarkan peran
bryophyte dan menjelaskan secara garis besar konten

Bab I Pendahuluan

Malay

Indonesian

X1:34 PMI 41.OKB/s N

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

dari keseluruhan buku ini. Alasan disusunnya buku ini adalah karena masih belum didapatkannya jenis
buku yang membahas tentang tumbuhan rendah khususnya adalah bryophyte, yang berbahasa
Indonesia dan mudah dipergunakan sebagai suplemen dalam proses perkuliahan.
Bagian dua buku ini akan membahas tentang klasifikasi dan perkembangan bryophyte hingga saat ini,
untuk lumut yang termasuk dalam lumut daun (musci), lumut hati (marchantiales) dan lumut tanduk
(anthocerotales). Perbedaan struktur dari masing masing kelas tersebut merupakan bagian penting yang
diperhatikan untuk mengklasifikasikan serta melakukan identifikasi jenis lumut. Kepekaan mengenali
lumut tersebut menjadi bagian penting untuk diperhatikan.

Bagian tiga dalam buku ini akan menjelaskan peran pentingnya keberadaan tumbuhan rendah
khususnya bryophyte dalam menunjang kehidupan manusia dari segi ekosistem dan bahkan mendukung
perkembangan industri. Menjelaskan bagaimana bryophyte dapat membentuk koloni untuk menjaga
dan mempertahankan ekosistem dalam struktur hutan hujan tropis dan menyumbangkan banyak
oksigen melalui proses fotosintesis. Dalam bidang industry untuk menunjang kebutuhan manusia
bryophyte dapat berperan pada banyak hal, salah satunya sebagai sumber bahan obat secara herbal
yang dipercaya dapat menyembuhkan banyak jenis penyakit. Di sisi lain keberadaan jenis bryophyte juga
merupakan indicator

Bab I Pendahuluan

Malay

Indonesian

donesian

1:34 PM 197.9KB/s NO

55
books.google.co.id/books?i

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

2.1. Klasifikasi Lumut (Bryophyta) Lumut (bryphyta) memiliki hubungan kekerabatan yang cukup dekat
dengan ganggang hijau dan diprediksikan keduanya memiliki hubungan filogeni yang dekat. Bryophyta
merupakan bagian dasar dari pohon filogenik untuk tumbuhan yang ada di wilayah daratan, dengan
struktur tubuh dengan fase gametofit dan sporofit yang berumur pendek. Bryophyta memiliki tahapan
seksual (gametofit) pada siklus hidupnya dan tahapan sporofit dengan organ penghasil spora
(sporangium) yang biasanya akan menjadi parasite pada bagian gametofitnya. Spora yang ada di dalam
sporangium akan dikeluarkan ke udara setelah matang.

Identifikasi bryophytes dilakukan dengan menggunakan karakteristik gametofit dan sporofit.


Menggunakan bahan sporofitik lumut yang hidup sangat membantu identifikasi, meskipun mungkin
untuk mengidentifikasi bryofita dapat juga dengan mengamati spesimen kering yang tidak hidup.
Pengamatan secara mikroskopis seperti bentuk, detail sel, posisi dan pola bercabang dari rhizoid, juga
penting untuk tujuan klasifikasi.Namun memang dibutuhkan pengalaman untuk melakukan identifikasi
bryophytes hingga ke tingkat genus dan spesies setelah proses pengamatan secara detail. Pada dasarnya
pengamatan terhadap struktur bryofita yang lebih besar dan lebih khas, akan menjadikan proses

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian
G

1:34 PM 197.9KB/s NO

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

identifikasi sering lebih cepat dibandingkan dengan

bentuk lumutyang lebih kecil. Tumbuhan lumut termasuk dalam jenis tumbuhan yang tidak
berpembuluh (non vaskuler) dan tidak menghasilkan biji. Untuk melakukan transportasi air dan mineral
yang dibutuhkan maka bryophyte memiliki jaringan sederhana yang khusus untuk transportasi internal
air, nutrisi dan makanan yang dibutuhkannya.Karena mereka tidak memiliki jaringan pembuluh, maka
bryophyte juga tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati dengan bentuk tubuh yang relative kecil
meskipun pada beberapa spesies lumut yang hidup di perairan dapat mencapai ukuran yang besar,
seperti spesies Fontinalis.

Gambar 1.

Lumut fontinalis antipyretica yang hidup di perariran air tawar, dengan melekat pada substrat atau
mengambang di air yang tenang.

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta


10

Malay

Indonesian

G1:34 PM 130.0KB/S ON

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Contoh pada gambar 1 adalah tumbuhan lumut spesies fontinalis antipyretica yang bercabang,
melintang dan bisa memiliki bentuk tubuh sepanjang 60 cm. Memiliki struktur daun cukup kaku
tersusun dalam tiga baris yang tumpang tindih, dengan bentuk tombak atau bulat telur. Tidak berbunga
tetapi menghasilkan spora kecil kadang-kadang diproduksi dalam sporangia.Biasanya lumut besar ini
tumbuh melekat pada batuan yang terendam dalam air, atau melekat pada substrat di danau dan
jugasebagai massa yang mengambang di air yang tenang.

Gametofit pada bryophyte merupakan tanaman fotosintetik yang biasanya melekat pada substratnya
dengan perantaraan rhizoids, yaitu struktur halus memanjang berupa gabungan sederet sel yang sejenis
dengan fungsi menyerupai akar. Pada lumut hati, gametofit umumnya berdaun, sedangkan sebagian
besar lumut tanduk memilikibentuk dengan adanya talus. Gametofit pada bryophyte biasanya
berukuran kecil, bervariasi dari kurang dari 1 milimeter hingga mencapai 20 cm, dan bahkan untuk
beberapa jenis lumut akuatik (Fontinalis) memiliki gametofit yang dapat mencapai panjang hampir satu
meter.

Namun, dalam banyak genera, status dasar pengetahuan saat ini sangat tidak mencukupi untuk proses
identifikasi sehingga dibutuhkan pemeriksaan secara mikroskopis untuk mendukungnya. Seringkali
spesimen harus diklasifikasikan oleh "ahli" yang

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

11

1:34 PM 151.6KB/s ON

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

memiliki pengalaman yang cukup dengan identifikasi spesies, serta klarifikasi denganahli lainnya juga,
sehinggatidak membingungkan. Meskipun teknologi baru memberikan informasi tambahan, fitur yang
mudah diamati sangat membantu untuk membedakan suatu spesies dengan cepat. Literatur yang
relevan mengenai klasifikasi bryofita, baik lama maupun baru menjadi sangat berharga untuk membantu
proses identifikasi.

Jumlah spesies bryophyte yang sulit untuk diperkirakan dan studi yang cermat sangat terbatas pada
sebagian kecil tumbuhan tersebut menjadikan peluang identifikasi masih sangat dibutuhkan. Validitas
banyak spesies ini juga masih dipertanyakan. Perkiraan jumlah spesies bryophyte yang masuk akal
menunjukkan adanya 14.000 hingga 15.000 spesies, yang sekitar 8.000 adalah lumut daun, 6.000 lumut
hati, dan 200 adalah lumut tanduk. Klasifikasi dan studi lebih lanjut akan menghasilkan spesies
tambahan yang belum dideskripsikan, sementara studi yang cermat dari tumbuhan lumut tersebutjuga
akan mengungkapkan banyak hal.

12

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

1:34 PM 139.4KB/s

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Lumut yang tidak memiliki jaringan pembuluh

Tanaman bepembuluh tidak berbiji


Tanaman berpembuluh yang menghasilkan biji

Angiosperms

Evolution of seeds

Evolution of dominant sporophyte, vascular

Groen

Evolution of cuticle, multicellular gamatangla, multicelular embryos

algal ancestor

Gambar 2. Perkembangan serta hubungan antara tumbuhan tidak

berpembuluh (non vascular), tumbuhan berpembuluh

(vascular) tapi tidak menghasilkan biji dan tumbuhan

berpembuluh vascular yang menghasilkan biji.

Gambar 2 tersebut menjelaskan perkembangan dari tumbuhan tingkat rendah yang tidak berpembuluh
hingga tumbuhan tingkat tinggi (angiospermae) yang memiliki pembuluh angkut serta menghasilkan biji.
Tingkatan tersebut menunjukkan perkembangan evolusi dan perpindahan filogeni yang sekaligus
mencerminkan perbedaan antar taksa dari jenis tumbuhan yang ada.
Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

13

Malay

1:34 PM | 112KB/s O NO

55

books.google.co.id/books?i

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Perbedaan di antara kelas utama bryofita sangat jelas, dimana lumut tanduk memiliki gametofit talus
(atau pada dasarnya talus) di mana organ seksual sepenuhnya tertanam di talus tersebut. Sporofit selalu
berbentuk tanduk dan terutama terdiri dari sporangium yang jatuh tempo dari apeks ke bawah ke
kakinya di talus. Pada kebanyakan lumut tanduk, spora ditumpahkan dari puncak dewasa sementara
pertumbuhan di atas kaki terus menghasilkan spora baru selama periode pertumbuhan menguntungkan
(Smith, 2001).
Bryophyta atau tumbuhan lumut merupakan tanaman hijau yang termasuk dalam klasifikasi tanaman
rendah dan memiliki tiga divisi penting, yaitu (Bryopsida atau Musci), liverworts (Hepaticopsida atau
Hepaticae), dan hornworts (Anthocerotopsida atau Anthocerotae). Ketiga divisi bryphyta tersebut
memiliki ciri yang sangat menyolok sehingga dengan mudah dapat dibedakan dengan tumbuhan
vaskuler atau tumbuhan berpembuluh pada umumnya. Sebagian besar tumbuhan lumut tidak memiliki
jaringan vaskuler, sehingga terkadang dikategorikan dalam klasifikasi tumbuhan 'nonvaskuler'. Akan
tetapi tampaknya klasifikasi tersebut belum sepenuhnya benar, karena pada tumbuhan lumut masih
ditemui pembuluh pengangkut air yang terdapat pada beberapa spesies tumbuhan ini. Secara umum
maka klasifikasi dari Bryophyta dapat digambarkan sebagai berikut.

14

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

Ind1:34 PM 166.OKB/s

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku
MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Kelas

Bangsa

Lumut hati (Hepaticae)

Klasifikasi Bryophyta

Lumut tanduk (Anthocerotae)

Lumut daun (Musci)

Lumut hati bertalus (Marchantiales)

Lumut hati berdaun (Jungermaniales)

Anthocerotales

Andreaeales

Sphognales
Bryales

Gambar 3. Klasifikasi Bryophyta, yang memiliki tiga kelas utama yaitu lumut hati (hepaticeae), lumut
tanduk (anthocerotaceae) dan lumut daun (musci)

2.1.1. Lumut tanduk (anthocerotales) Bryophyta memiliki klasifikasi yang jelas berdasarkan bentuk
tubuhnya. Lumut tanduk (anthocerotales) selalu memiliki struktur yang dicirikan dengan adanya sporofit
yang berbentuk tanduk, dengan organ seksual yang tertanam dalam bentuk tubuh yang disebut talus.
Dalam perkembangbiakannya lumut tanduk mengeluarkan spora terus menerus dari sporangiumnya
untuk kemudian berkembang menjadi lumut tanduk yang baru.

Pada lumut tanduk, struktur talus, terutama

anatomi internal dan isi sel merupakan hal penting

yang dapat diamati untuk klasifikasi. Begitu juga

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

15onesian

1:34 PM 180.1KB/s ON
36

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

sporofit (yang mengandung dinding sporangial, spora dan ornamentasinya, dan sel steril bercampur
dengan spora) dan struktur silinder steril (jika ada) di sporangium. Bagian-bagian tersebut merupakan
bentuk spesifik yang ada pada lumut tanduk sehingga memudahkan untuk klasifikasi.

Gambar 4. Lumut tanduk dengan talus dan sporofit sebagai tempat penghasil spora. Bagian bawah
lumut merupakan talus dengan alat perkembangbiakan jantan maupun betina

2.1.2. Lumut hati (hepaticeae)

Dalam lumut hati, identifikasi dapat dibantu melalui penentuan bentuk gametofit, anatomi internal dan
isi sel pada talus, dan posisi organ seksual dan struktur pelindungnya. Fitur sporofit, seperti anatomi
internal seta, ornamen jaket sporangial, ornamen spora, dan struktur elater, juga penting untuk
identifikasi. Dalam genus berdaun, ini fitur internal dan eksternal yang sama, di samping pengaturan
daun dan bentuk serta detail sel, dan posisi juga pola bercabang dari rhizoid, juga penting untuk tujuan
klasifikasi.

Lumut hati (hepaticeae) dengan perbedaan bangsa yaitu lumut hati bertalus (marchantiales) dan lumut
hati berdaun (jungermaniales) didominasi
16

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

G1:34 PM | 38.4KB/S NO

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

dengan bentuk tumbuhan dominan talus yang menempel pada permukaan tanah. Memang dibutuhkan
pengamatan yang teliti untuk membedakan dua bangsa pada lumut hati tersebut. Hal ini karena daun
yang menempel pada jungermaniales hanya sedikit (satu atau dua lembar saja) sehingga akan sangat
sulit untuk membedakan apabila daun tersebut belum nampak dalam struktur tubuh lumut hati. Daun
yang ada pada lumut hati bukanlah tipe daun sejati seperti umunya kita temui pada tumbuhan tingkat
tinggi. Struktur daun tersebut tidak memiliki pelepah dan biasanya hanya terdiri dari susunan sel
berjajar yang sederhana dan menebal.

Lumut hati memiliki alat penghasil spora (sporangium) dengan kaki pendukung yang disebut seta dan
dilindungi oleh struktur yang disebut elater. Setelah sporangium matang, seta menegak karena tekanan
air dalam sel-selnya dan akan mendorong spora untuk keluar dari sporangium. Spora matang akan
keluar ketika sporangium pecah dan elater juga membuka karena dipicu oleh udara yang kering.

Gambar 5.

Lumut hati dengan talus yang menempel di tanah. Belum nampak alat perkembang biakan pada lumut
hati tersebut. Biasanya organ seksual lumut hati biasanya terletak di bagian permukaan, dengan
dilindungi oleh struktur uniseluler yang menyerupai rizoid.

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

17

Malay

Indonesian

X1:34 PM 136.6KB/s O

55

books.google.co.id/books?i

Google Buku
MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Lumut hati juga mungkin memiliki gametofit, tetapi sebagian besar berdaun dengan daun dalam dua
atau tiga baris. Organ seksual bersifat diskrit dan umumnya berada di permukaan, serta dilindungi oleh
struktur yang menyelimuti dengan rhizoid uniseluler. Daun sering berlubang dan tidak memiliki pelepah,
dan seluruh daun terdiri dari satu sel yang menebal. Dalam kebanyakan kasus, sporangium matang
ketika dilindungi oleh struktur yang menyelimuti; setelah matang, seta yang tidak berwarna akan
mendorongnya di atas selubung pelindung. Seta berstruktur tegak karena tekanan air di dalam sel-
selnya.Seta biasanya memiliki kutikula dan, oleh karena itu, tidak dapat menyerap air secara langsung.
Spora ditumpahkan ketika sporangium pecah yang berfungsi untuk mendorong spora dan mencampur
dengan sel-sel pelindung (elaters) untuk mengeringkan udara. Elaters membuka dengan cepatsaat
kering dan lemparkan spora ke udara, dan kemudian seta akan gugur/luruh.

2.1.3. Lumut daun (Musci)

Di lumut daun, fitur gametofitik dari struktur daun (terutama rincian sel dan bentuk daun), detail dari
margin daun, ornamen sel, penampang melintang dari pelepah, dan posisi organ seksualyang terhubung
dengan puncak batang sangat membantu klasifikasi. Fitur sporofit juga penting untuk identifikasi
terutama terkait dengan sporangium, khususnya orientasi, bentuk, struktur pelindung sporangial
(khususnya stomata dan bentuk sel dari sel terluar).

18

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

1:36 PM | 45.8KB/s N
36

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Musci (lumut daun) bagian tumbuhan tidak berpembuluh dan tumbuhan berspora yang termasuk
kelasterbesar dalam divisi tumbuhan lumut atau Bryophyta lebih dikenal dengan lumut sejati, hal ini
dikarenakan bentuk tubuhnya yang kecil, memiliki bagian menyerupai akar (rizhoid), batang (semu),
dandaun. Lumut yang dapat tumbuh tegakini merupakan kelompok lumut terbanyak dibanding dengan
lumut lainnya, yaitu sekitar ± 12.000 jenis (spesies) dan tersebar hampir disetiap penjuru dunia.

Musci (lumut daun) dapat tumbuh di atas tanah tanah gundul yangsecara bertahap mengalami
kegersangan, pada tanah bertekstur pasir yang bergerak sekalipun dapat tumbuh,dapat dijumpai juga
diantara rerumputan diatas batu-batuan cadas, pada batang-batang dan cabang-cabang pohon, dirawa
rawa, tetapi jarang didalam laut (Gembong, 1991). Lumut daunyang menghampar luas dapat
menyerapdan menahan air lebih lama dalam jumlah cukup. Hal ini terjadi karena dalamhamparan lumut
daun terdiri dari satu tumbuhan lumut daun yang tumbuh berkelompok secara erat dan padat untuk
saling menguatkan, menyokong. Lumut ini tidak melekat pada substratnya, tetapi mempunyai rizoid
yang melekat pada tempat tubuhnya.

Ciri-ciri kelas Musci, secara morfologi sebagai

berikut: ⚫ Memiliki bagian menyerupai akar (rizhoid), batang, dan daun sehingga disebut lumut sejati.
Daun tersusun spiral dengan melingkari batang.
Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

19

Malay

Indonesian

1:36 PM | 31.2KB/s

36

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Tubuh umumnya tegak, berupa thallus, berdaun serupa sisik yang rapat, padat, dan memipih atau
menumpuk.
• Hidup ditempat yang lembab atau basah, menempel pada tembok, batu, dan yang terlin dung dari
matahari.

• Pada tempat-tempat yang ke-ring lumut

membentuk talus yang berupa bantal atau gebalan,

dan diatas tanah hutan seringkali merupakan

suatu lapisan menyerupai beludru.

• Berwarna hijau, mempunyai daun yang sederhana, mengandung kloroplas. Batang dari lumut daun
adalah semu yang tegak dengan lembaran daun yang tersusun spiral,

reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup

pada cabang batang.

⚫ Gametofit tumbuh tegak.

• Perkembangan berasal dari protonema yang terdiri atas benang-benang berwarna hijau, bersifat
fototrop, bercabang banyak, pada tiap-tiap protonema hanya akan membentuk gametafora yang terdiri
dari batang-batang yang bercabang.

Sporofit tumbuh pada gametofitnya atau pada


tumbuhan lumut itu sendiri, serta bersifat sebagai

parasit terhadap gametofit. ⚫ Sporongium mempunyai kaki yang lebar, seta hanya berupa lekukan
antara kaki dari kapsul, bagian bawah kapsul memiliki stomata untuk proses fotosintetis.

20

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian1:36 PM | 23.7KB/s N

36

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)


• Kapsul memiliki kolumela yang pecah olek gigi-gigi peristom.

• Tangkai (seta) secara perlahan bertambah panjang

seiring perkembangan kapsul.

• Alat perkembangbiakan terdiri dari Anteridium

(jantan) dan Arkegonium (betina).

Musci memiliki tiga bangsa yakni Andreaeales, Sphagnales, Bryales (Gembong, 1991: 207). Bangsa
Andreales memiliki satu suku yakni Andreaecede dengan marga Andreaea. Bangsa Sphagnales atau yang
biasa dikenal dengan sebutan lumut gambut merupakan bangsa yang memiliki satu suku yakni
Sphagnaceae dengan marga Sphagnum. Sedangkan bangsa Bryales merupakan bangsa lumut yang
sebagian besar lumut daun yang dijumpai tergolong dalam bangsanya. a. Andreaeaceae

Bangsa dari kelas Musci yang hanya memuat satu suku (Famili) yakni suku Andreaeaceae, dengan satu
marga (Genus) Andreaea. Bangsa Andreaeales memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

⚫ Tubuh gametofitnya sudah dapat dibedakan antara

batang dan daun meskipun belum mempunyai akar selain rhizoid. Bagian seta umumnya panjang,
sedang bagian

kapsulnya tersusun atas kotak spora dimana di

dalamnya terdapat kolumela yang diselubungi oleh


jaringan sporogen.

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

21

Malay

Indonesian

G1:36 PM | 23.7KB/s N

36

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

⚫ Talusnya sudah memiliki daun kecil yang disebut mikrofil serta mempunyai alat perekat yang berupa
rhizoid.
⚫ Daun-daunnya berwarna hijau mengandung

klorofil-a dan klorofil-b untuk proses fotosintesis, tersusun spiral rapat dan menutupi batang.

Protonema berbentuk seperti batang atau pita

yang bercabang.

Gametangium terdapat pada ujung cabang terdiri anteridium dan arkegonium terdapat cabang yang
berbeda.

⚫ Sporofitnya terdiri dari kaki, seta dan kapsul. ⚫ Berwarna hijau kehitaman dengan rhizoid menancap
di substrat. Memiliki daun lebat dengan 3 daun setiap kelompok serta dapat bersifat monoceous
(berumah satu) atau dioceous

(berumah dua). ⚫ Habitat menyukai tanah-tanah yang lembab, diatas

batu-batu cadas, batang-batang pohon. ⚫ dengan pembentukan gemet jantan (anteredium)

dan gamet

metagenesis.

betina (arkegonium) terjadi

⚫ Spora bersifat fototrop, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna
hijau.
⚫ Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kaliptra.

Jika sudah masak kemudian pecah dengan 4 katup

katup. Kolumela diselubungi oleh jaringan

sporogen.

22

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

X1:37 PM 179.1KB/s

books.google.co.id/books?i

36
55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Beberapa jenis dari bangsa Andreaeales yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan Kingdom), D(ivisi),
K(elas), B(angsa), S(uku), M(arga) dan Sp(esies), sebagaimana berikut: Tabel 3.1 Contoh Spesies Bangsa
Andreaeales

No.

Gambar

Klasifikasi

1. Andreaea petrophila

K: Plantae

D: Bryophyta K: Musci

B: Andreaeales S Andreaeaceae

M: Andreaea
Sp: Andreaea

pterophila

Ciri-ciri

⚫ Berwarna hitam kecoklatan, tempat hidupnya pada tempat lembab dan basah.

⚫akar, daun, dan batang masih sulit dibedakan. ⚫ Dapat ditemukan diatas pasir bergerak, diatas pipa
air, diatas tanah gundul yang mengalami

kekeringan.

⚫ Tidak memiliki kosta,

⚫ Hidup merayap di tempat-tempat basah dan lembab.

⚫ Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang
berwarna hijau.

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

23

G
Malay

Indonesian

1:37 PM | 53.4KB/s₪

55

books.google.co.id/books?i

36

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

No.

Gambar

Klasifikasi

2. Andrea rupestris

K: Plantae
D: Bryophyta

K: Musci

B: Andreaeales S Andreaeaceae

M: Andreaea

Sp: Andreaea

rupestris

Ciri-ciri

• Tanaman kemerahan hitam, hitam atau coklat kehijauan.

⚫ Daun melengkung lebar menyebar, pendek-lanset. ⚫ ujung daun miring atau simetris.

⚫ terdapat garis seluruh daun, sel basal

⚫ laminal pendek,

Sel marjinal panjang-persegi panjang

kuadrat pendek-persegi panjang.


bulat

⚫ lumen bulat, empat persegi panjang atau tidak teratur. ⚫ Spora 20-32 (-50) m.

3. Andreaea rothii

K: Plantae

D: Bryophyta

K: Musci

B: Andreaeales

S : Andreaeaceae

M: Andreaea

Sp: Andreaea

rothii

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta


G

24

Malay

Indonesian1:37 PM | 112KBISON

55

books.google.co.id/books?i

36

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

No.

Gambar

Klasifikasi

Ciri-ciri
• Panjang daun mencapai 1-2 mm.

⚫ Daun tidak terlalu

melengkung

kebawah,

berbentuk lonjong dengan ujung daun runcing. ⚫ Ditemukan pada tempat terbuka dan basah, paling
sering di tinggi seperti pegunungan, tetapi juga terdapat di dekat permukaan laut.

4. Andreaea heinemannii

K: Plantae

D: Bryophyta

K: Musci

B: Andreaeales

S : Andreaeaceae

M: Andreaea
Sp: Andreaea

heinemannii

Ciri-ciri

⚫ Daun dengan bilahan runcing memanjang. ⚫ Lebar daun mencapai 0,3-0,4 mm.

• Tumbuh di batuan daerah gunung dan dataran tinggi.

Kapsul mencolok terdapat pada daun hitam.

5. Andreaea acuminate

K: Plantae

D: Bryophyta

K: Musci

B: Andreaeales S Andreaeaceae

M: Andreaea

Sp: Andreaea
acuminate

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

25

Malay

1:37 PM | 113KB/s₪

55

books.google.co.id/books?i

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

No.

Gambar
Klasifikasi

Ciri-ciri

• Tinggi batang ± 10-20 mm. • Lebar daun +0,25-0,40 mm.

⚫ Terdapat kosta

Dapat dijumpai dibebatuan dataran tinggi

1561m).

(975

6. Andreaea acutifolia

K: Plantae

D: Bryophyta

K: Musci

B Andreaeales
S: Andreaeaceae

M: Andreaea

Sp: Andreaea acutifolia

Ciri-ciri

⚫ Tinggi batang mencapai 10-15 mm. • Lebar daun ± 0,2-0,4 mm.

• Kapsul dasar lebih pendek daripada katup.

• Terdapat kosta.

⚫ Spora besar.

• Dapat ditemukan dihutan dan bebatuan basah

(granit, batulanau, batu pasir) di ketinggian 700

1250m.

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

G
26

Malay

Indonesian1:37 PM 11.6KB/s N

55

books.google.co.id/books?i

36

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

No.

Gambar

Klasifikasi

K: Plantae
7. Andreaea alpine

D: Bryophyta

K: Musci

B Andreaeales

S Andreaeaceae M: Andreaea

Sp: Andreaea

alpine

Ciri-ciri

• Spesies langka yang hanya terdapat di Australia

dan Tasmania.

⚫ Tinggi batang mencapai 1-6 cm.

⚫ Daun lebih simetris dan berbentuk

• Tidak terdapat kosta.


runcing.

• Kapsul dasar lebih pendek dari katup. Dapat tumbuh di permukaan tebing yang basah

dan memerah bat pada ketinggian ± 700-1590m.

Memiliki spora yang jauh lebih besar.

8. Andreaea australis

K: Plantae

D Bryophyta

K: Musci

B: Andreaeales

S: Andreaeaceae M: Andreaea

Sp: Andreaea

australis
Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

27

Malay

Indonesian

Indonesian

X1:37 PM | 137KB/s N

55

books.google.co.id/books?i

36

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

No.
Gambar

Klasifikasi

Ciri-ciri

Panjang batang 1-12 cm.

⚫ Bentuk daun lanset.

⚫ Lebar daun 0,4-1,5 mm.

⚫ Kosta mencolok dari daun pucuk ke dasar.

• Kapsul dasar lebih pendek dari katup. permukaan

Tumbuh pada berbayang.

batu

basah atau

Padang rumput.
Habitat yang cocok didaratan

langka di Tasmania.

Australia namun

9. Andreaea flabellate

K: Plantae

D: Bryophyta K: Musci

B: Andreaeales

S : Andreaeaceae M: Andreaea

Sp: Andreaea

flabellate

Ciri-ciri

⚫ Panjang batang 5-10 mm.

⚫ Daun berbentuk linier ada juga yang lanset. Lebar daun 0,20-0,25 mm.
• Memiliki spora yang lebih kecil kurang dari 30 pM. ⚫ Kapsul dasar lebih pendek dari katup.

• Tumbuh di padang rumput.

28

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

X1:37 PM | 29.9KB/s

35

55

books.google.co.id/books?i

Google Buku
MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

No.

Gambar

Klasifikasi

10. Andreaea gainii

K: Plantae

D: Bryophyta

K: Musci

B: Andreaeales

S Andreaeaceae

M: Andreaea

Sp: Andreaea gainii

Ciri-ciri
⚫ Panjang batang 7-15 mm.

• Lebar daun 0,25-0,40 mm. ⚫ Terdapat kosta.

• Dapat dijumpai didaerah pegunungan

pada

ketunggian 890-1225 m.

b. Sphagnaceae

Bangsa ini hanya terdapat satu suku Sphagnaceae dan satu marga yaitu Sphagnum. Marga ini meliputi
sejumlah besar jenis lumut yang kebanyakan hidup di tempat-tempat yang berawa rawa dan
membentuk rumpun atau bantalan, yang apabila dilihat dari atas maka kecenderungan tiap-tiap tahun
tampak bertambah luas. Sedangkan bagian bagian bawah yang ada dalam air mati dan berubah menjadi
gambut. Lumut ini berperan penting bagi kesuburan tanah.

Bangsa Sphagnales memiliki ciri-ciri: Hidup di rawa-rawa atau di daerah banyak air, membentuk rumpun
atau bantalan.

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

29

G
X

Malay

1:37 PM I 53.7KB/s N

35

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

• Protonema berbentuk daun kecil dengan tepi daun yang bertoreh, terdiri atas satu lapis sel, menempel
pada alas dengan rizoid.

⚫ Tiap protonema hanya akan membentuk satu gametofor yang terdiri atas batang-batang yang

bercabang dengan daun-daun. ⚫ Tidak ada rusuk tengah pada daun. Gametofor tidak

mempunyai rizoid. • Daun tersusun atas sel-sel yang berkloroplas dan sel-sel yang mati dan kosong.

Batang bercabang-cabang tegak dan membentuk


roset di ujung. ⚫ Jaringan pada batang seperti spons parenkim, sama

dengan mesofil daun. ⚫ Gametangium terdapat pada cabang-cabang yang

khusus.

⚫ Cabang yang mendukung anteridium pada ketiak

daun, sedang cabang yang mendukung arkegonium

pada ujung cabang. • Arkegonium dibentuk berkelompok dan dilindungi

oleh periketium.

⚫ Sporogonium bertangkai pendek dengan kaki

haustorium yang kemudian berkembang menjadi

pseudopodium. • Seta hanya merupakan lekukan antara kaki dan kapsul.

⚫ Kapsul spora mempunyai tutup tetapi tidak terdapat peristom.

• Kolumela berbentuk setengah bola.


30

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

1:37 PM | 52.8KB/8 ON

55

books.google.co.id/books?i

35

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Beberapa jenis dari bangsa Sphagnales, sebagaimana terdapat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Contoh
Spesies Bangsa Sphagnales.

No.
Gambar

Klasifikasi

1. Spahgnum fimbriatum

K: Plantae

D: Bryophyta

K: Musci

B: Sphagnales

S: Sphagnaceae

M: Sphagnum

Sp: Sphagnum fimbriatum

Ciri-ciri

⚫ Batang banyak bercabang, cabang yang muda tumbuh tegak, dan membentuk roset pada ujungnya.

⚫ Daun-daun yang sudah tua terulai dan menjadi


pembalut bagian bawah batang

• Habitat kebanyakan hidup di rawa-rawa

• Membentuk rumpun atau bantalan

• Cabang-cabang jantan mempunyai anteridium yang bulat dan bertangkai di ketiak-ketiak daunnya

• Cabang-cabang betina mempunyai arkegonium

pada ujungnya.

⚫ Sporogonium membentuk tangkai pendek dengan kaki yang membesar

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

31

Malay

Indonesian
X

Indonesian

1:37 PM I 53.7KB/s N

35

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

No.

Gambar

2. Spahgnum capillifolium

Klasifikasi

K: Plantae
D: Bryophyta

K: Musci

B: Sphagnales

S: Sphagnaceae

M: Sphagnum

Sp: Sphagnum

capillifolium

Ciri-ciri

⚫ Batang daun relatif panjang.

• Berbentuk seperti telur, diatas

lebih

• Memiliki banyak pori-pori dibagian atas.

⚫ Hidup di tepi berhutan sekitar rawa.


sempit

daripada dibawah (tumpul).

3. Spahgnum compactum

K: Plantae

D: Bryophyta

K: Musci

B: Sphagnales

S: Sphagnaceae

M: Sphagnum

Sp: Sphagnum

compactum

Ciri-ciri
• Memiliki daun cabang lurus yang lebih rendah. • Tumbuh terpisah dengan spesies lain.

• Batang gelap

• Warna keputihan, hijau pucat.

32

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

1:37 PM | 31.2KB/S

NO

35

books.google.co.id/books?i

55
Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

No.

Gambar

4. Spahgnum suarrosum

Klasifikasi

K: Plantae

D: Bryophyta

K: Musci

B: Sphagnales

S: Sphagnaceae

M: Sphagnum
Sp: Sphagnum suarrosum

Ciri-ciri

⚫ Daun meuncing

⚫ Tinggi daun 5-10 mm.

Ujung batang gelap kemerehan.

Hidup di tempat yang lembab.

5. Spahgnum sp.

K: Plantae:

D: Bryophyta K: Musci

B: Sphagnales

S: Sphagnaceae M: Sphagnum

Sp: Sphagnum

sp.
Ciri-ciri

⚫ Batang banyak bercabang.

⚫ Daun sudah terulai.

⚫ Ujung daun menguning.

• Tepi daun bergerigi.

Hidup ditempat basah.

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

33

Malay

Indonesian

X
X1:37 PM | 48.7KB/s N

35

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

c. Bryales

Sebagian besar bangsa bryales merupakan lumut daun. berupa lumut daun. Kapsul spora telah
mengalami diferensiasi yang maju. Sporangium bertangkai yang dinamakan seta di mana pangkalnya
tertanam dalam jaringan tumbuhan gametofitnya. Bagian atas seta dinamakan apofisis. Di dalam kapsul
spora terdapat ruang-ruang spora yang dipisahkan oleh jaringan kolumela. Bagian atas dinding kapsul
spora terdapat tutup (operculum), yang tepinya terdapat lingkaran sempit disebut cincin. Sel-sel cincin
ini mengandung lendir sehingga dapat mengembang dan menyebabkan terbukanya operculum.Bangsa
Bryales memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Kaliptra berasal dari bagian atas dinding arkegonium.

⚫ Pada jenis tertentu (Funaria) kaliptra melebar seperti parut.

⚫ Terdapat jaringan kolumela pada kapsul spora. • Kolumela dan ruang spora dikelilingi oleh ruang
antar sel yang terdapat didalam dinding kapsul

spora.

⚫ Kebanyakan warga Bryales, dibawah operkulum

terdapat peristom (gigi yang menutup lubang kapsul spora). Beberapa jenis dari bangsa Bryales,

sebagaimana terdapat pada tabel 3.3 berikut.

34

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

X1:37 PM | 57.2KB/8 ON

35

books.google.co.id/books?i
55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Tabel 3.3 Beberapa Spesies Bangsa Bryales

No.

Gambar

Klasifikasi

1. Bryum argenteum

K: Plantae

D: Bryophyta K: Musci

B: Bryales

S: Bryaceae
M: Bryum

Sp: Bryum

argenteum

Ciri-ciri

⚫ Ukuran 1-25 mm. Tinggi 1-25mm

Warna hijau kekuningan atau merah-coklat, dan

bercabang.

Daun tumpang tindih.

Kapsul panjang dan merah kecoklatan

2. Bryum capillare

K: Plantae

D: Bryophyta

K: Musci
B: Bryales

S: Bryaceae M: Bryum

Sp: Bryum

capillare

Ciri-ciri

⚫ Berwarna hijau.

⚫ Bentuk daun semakin ujung semakin bulat.

Hidup ditempat lembab.

⚫ Kapsul matang terkulai dimusim semi.

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

35

G
Malay

Indonesian

X1:37 PM | 28.0KB/8 ON

35

55

books.google.co.id/books?i

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

No.

Gambar

Klasifikasi

K: Plantae

3. Bryum cellulare
D: Bryophyta

K: Musci

B: Bryales

S: Bryaceae M: Bryum

Sp: Bryum

cellulare

Ciri-ciri

• Kapsul berwarna kecokelatan

• Habitat tempat lembab, dan basah. Sporogonium terlihat

4. Bryum coronatum

K: Plantae

D: Bryophyta
K: Musci

B: Bryales

S : Bryaceae M: Bryum

Sp: Bryum

coronatum

Ciri-ciri

• Kapsul belum terlihat.

Sporogonium belum terlihat.

• Tidak terdapat rusak dan berpori. Tidak terdapat percabangan

36

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay
Indonesian

X1:38 PM | 76.3KB/S NO

35

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

2.2. Bagian Tubuh Bryophyta (Lumut) Hampir sebagian besar jenis lumut yang ditemui memiliki bentuk
tubuh yang kecil, meskipun dapat ditemui juga lumut yang memiliki bentuk atau struktur tubuh yang
besar hingga mencapai ukuran setengah meter. Ukuran lumut yang terbatas atau kecil tersebut mungkin
disebabkan tidak adanya sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan penyokong seperti
layaknya terdapat pada tumbuhan berpembuluh (tumbuhan tingkat tinggi).

Lumut daun

Sporophyte

Gametophyte
G

-Capsule

Seta.

-Leaf

Lumut hati

Capsule.

Seta

-Perianth

Thallus

Rhizoid

Rhizoid

Gambar 6. Struktur tubuh lumut daun dan lumut hati yang memiliki bentuk gabungan antara fase
gametofit dan sporofit yang terletak dalam satu tubuh tumbuhan.
Gambar 4 menjelaskan struktur tubuh

tumbuhan lumut, dengan adanya bagian utama yaitu kapsul, seta, daun atau talus dan rhizoid. Sel - sel
penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang dominan terdiri dari selulosa. Struktur yang
menyerupai daun belum sempurna dan umumnya

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

37

Malay

1:38 PM 10.OKB/s

35

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun yang lebih dari satu lapis sel. Sel-sel daun tersebut kecil,
sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Di antaranya terdapat sel - sel
mati yang besar karena penebalan dinding dalamnya dan berbentuk spiral. Sel sel yang mati tersebut
berguna sebagai tempat persediaan air dan cadangan makanan.

Tunas yang berdaun umumnya terbentuk pada caulonema dan dapat menghasilkan banyak gametofit
berdaun yang identik secara genetic. Protonema yang dihasilkan oleh lumut hati dan lumut tanduk
memiliki fase pertumbuhan yang singkat singkat, berbentuk bundar atau silinder, yang biasanya akan
berkembang menjadi tanaman tunggal.

Gametofit memiliki rhizoids, caulid (bentuk menyerupai batang), dan phyllids (daun tidak sempurna).
Rhizoids menempel pada gametofit merupakan bentuk struktur uniseluler yang lentur. Pada lumut hati
dan lumut tanduk memiliki caulid yang multiseluler, bercabang dan berwarna coklat. Caulid tersebut
tumbuh secara vertikal atau horizontal, dengan anatomi yang tidak berdiferensiasi, sangat sederhana,
dengankandungan epidermis, korteks, dan silinder sentral.

Gametofit memiliki struktur pelindung yang steril, dan dikenal sebagai paraphyses. Struktur ini
melindungi gametangia lumut terhadap kerusakan mekanis dan dehidrasi, dan juga memiliki peran
dalam sekresi zat untuk menarik mikroarthropoda yang akan membantu sel sperma melakukan
fertilisasi. Salah satu

38

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

1:38 PM 41.7KB/s N
.. 35

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

spesies lumut hati yang bertalus, yaitu Ricciaceae, maka gametofit dan sporofit terbentuk dan tertanam
di dalam thalusnya. Kapsul spora yang terbentuk akan melepaskan spora hanya setelah jaringan
gametangiumnya membusuk.

Tumbuhan lumut juga memiliki sebuah struktur yang disebut sebagai calyptra, yaitu tutup kecil atau topi
kecil yang terdapat pada jaringan induk dengan kromosom 1N, yang menutupi bagian atas sporofit (2N)
selama perkembangannya. Hipotesis lama menyatakan bahwa calyptra memiliki fungsi untuk mencegah
jaringan di bawah sporofit mengalami kekeringan. Logika hipotesis tersebut berdasarkan anggapan atau
asumsi bahwa, bagian atas keturunan lumut (sporofit) memang tersusun dari jaringan jaringan muda
yang sensitif terhadap kekeringan.

Gambar 7. Calyptra yang merupakan struktur di ujung sporofit yang berfungsi untuk melindungi jaringan
muda yang baru terbentuk di bawahnya.

Calyptra memiliki struktur kutikula yang menutupi bagian atasnya, dan kutikula tersebut cenderung
lebih tebal daripada kutikula yang terdapat pada gametofit dan sporofit yang berdaun (Budke,

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta


39

Malay

1:38 PM | 23.6KB/s

.. 35

books.google.co.id/books?i

55

Google Buku

MENGENAL TUMBUHAN LUMUT (Bryophyta)

Goffinet, & Jones, 2011). Penebalan kutikula pada calyptra merupakan struktur khusus yang tidak
ditemukan pada bagian lain dari lumut. Pembuktian tersebut menunjukkan bahwa struktur calyptra
dengan penebalan kutikula khusus memang berfungsi sebagai pencegah dehidrasi khususnya pada
sporofit yang merupakan jaringan muda yang baru terbentuk.

Tubuh tumbuhan lumut hanya tumbuh memanjang dan tidak membesar. Pada ujung batang terdapat
titk tumbuh dengan sebuah sel pemula di puncaknya. Sel pemula itu biasanya berbentuk bidang empat
(tetrader) dan membentuk sel-sel baru ke tiga arah menurut sisinya. Rizoid tampak seperti rambut atau
benang benang. Berfungsi sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta
garam - garam mineral (makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang-kadang
dengan sekat yang tidak sempurna.

Keberadaan rhizoid merupakan perkembangan evolusi struktur tumbuhan lumut yang diawali dari tiga
kelas sebagai tumbuhan darat yaitu lumut hati, lumut daun dan lumut tanduk. Kelompok lumut
(bryophyte) tersebut merupakan kelompok tersendiri meskipun beberapa kajian filogeni molekuler baru
baru ini menggolongkan bryophyte sebagai kelompok monofiletik. Di garis tanah tanaman divergen
awal, lumut hati,lumut, dan lumut tanduk, gametofit adalah satu-satunya yang hidup bebastahap siklus
hidup. Karena fase siklus hidup ini adalah langsungkontak dengan substrat, gametofit mengembangkan
system dari rhizoid. Hampir semua rhizoid tersebut terdiri

40

Bab II Klasifikasi dan Perkembangan Bryophyta

Malay

Indonesian

Indonesian

Indonesian

Indonesian

Anda mungkin juga menyukai