Oleh :
ANDI ALPIAN M
173026 N
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL PRAKTEK KERJA
1.JUDUL : FUNGSI DAN PENGGUNAAN ALAT
KESELAMATAN PADA KM. LINTAS
BRANTAS MILIK PT. LINTAS KUMALA
ABADI
2.DIAJUKAN OLEH :
2.1 Nama : Andi Alpian M
2.2 NRP : 173026/ N
2.3 Tempat/ Tanggal Lahir : Pangkalan, 27 Juli 1999
2.4 Jurusan : Nautika
2.5 Angkatan : 2017/2018
2.6 Alamat : Dusun 1 Pangkalan, kec.
Rawas Ulu, kab. Musi
Rawas Utara, prov.
Sumatera Selatan
Andi Alpian M
NRP. 173026 /N
Mengetahui: Menyetujui:
Ketua Prodi Nautika, Dosen Pembimbing,
Mengetahui:
Ketua STIMARYO,
ii
MOTTO
(Penyusun)
Kesuksesan bukan berawal dari mimpi tapi motivasi yang harus tetap dijagai
dalam hati
( Penyusun )
Keluarlah dari zona nyaman karna tak selamanya akan selalu berada disana
( Penyusun )
( Penyusun )
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tua saya di rumah yang selalu mendoakan kesuksesan saya dan
terutama ibu saya yang selalu mensuport saya untuk menjadi lebih baik lagi
3. Teman-teman satu angkatan dan seluruh sahabat saya dimanapun berada. Yang
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan Praktek Kerja ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar, tidak ada
NRP : 173026 N
Tanda Tangan :
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan proposal
Praktek Berlayar dengan sebagaimana mestinya. Adapun maksud dari penyusunan
proposal praktek berlayar adalah merupakan tahapan-tahapan dalam
mengumpulkan data-data maupun informasi secara langsung maupun tidak
langsung penyusun dapatkan sesuai judul yaitu “Fungsi dan Penggunaan Alat
Keselamatan Pada Kapal KM. Lintas Brantas Milik Perusahaan PT. Lintas
Kumala Abadi.
vi
7. Serta semua pihak baik teman-teman di kos dan teman satu daerah
maupun senior yang telah membantu dalam penyusunan proposal praktek
berlayar.
Penyusun
Andi Alpian M
NRP. 173026 N
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................... iv
HALAMAN MOTTO............................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ vi
DAFTAR ISI............................................................................................. ix
BAB I : PENDAHULUAN....................................................................... 1
viii
BAB III : PEMBAHASAN....................................................................... 25
4.1 Kesimpulan.................................................................................... 41
4.2 Saran.............................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 43
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. 44
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1 Fungsi adalah rincian tugas yang sejenis atau erat hubungannya satu sama
(Sutarto, 2008:22).
2007:245).
1.1.3 Alat adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu atau
1.1.5 Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang
digerakkan dengan tenaga angina, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau
serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah (UU RI
1
Dari penegasan judul secara keseluruhan adalah fungsi dan penggunaan
alat keselamatan diatas kapal berdasarkan SOLAS 1974 Chapter III sangatlah
tersebut dan melakukan pelatihan sesuai dengan jadwal yang ada diatas kapal.
ini terbukti dari banyak kecelakaan yang telah menelan banyak korban jiwa dan
harta yang terjadi akhir-akhir ini. Kecelakaan itu selalu disebabkan oleh keadaan
cuaca dan manusia juga (Human Error) karena kurang diperhatikan alat
keselamatan (Safety) yang ada di atas kapal tersebut. Seandainya alat itu tersedia
1.2.3 AlasanLainnya
bagi para pembaca pada umumnya mengenai fungsi dan penggunaan alat
2
1.3 Latar Belakang Masalah
sebanyak mungkin tanpa memperhatikan keselamatan awak kapal. Padahal hal ini
sudah diatur dalam SOLAS (Safety Of Life At Sea) yang seharusnya diaplikasikan
Apabila alat keselamatan diatas kapal tidak dilengkapi maka ketika terjadi sesuatu
keaadaan darurat yang tidak diinginkan seperti kapal bocor, tenggelam, ataupun
kebakaran,maka alat yang akan digunakan tidak ada dan hal ini berakibat sangat
fatal bagi keselamatan jiwa manusia yang berada diatas kapal tersebut. Akan
seluruh awak kapal sudah mengerti dan memahami cara penggunaannya. Tidak
semua alat-alat keselamatan yang ada diatas kapal penggunaannya sesuai dengan
peraturan yang berlaku, salah satu contohnya adalah lifebuoy dan lifejacket.
3
Selama penyusun melaksanakan Praktek Berlayar di KM. Lintas Brantas
lifebuoy dan lifejacket lebih sering digunakan sebagai pelampung bagi awak kapal
pada saat berenang di sekitar pelabuhan. Selain itu, visual signal seperti rocket
parachute dan hand flare juga penggunaannya tidak sesuai dengan peraturan yang
seharusnya berfungsi untuk memberikan sinyal darurat ditengah laut pada saat
terjadi keadaan darurat. Di KM. Lintas Brantas rocket parachute dan hand flare
sering digunakan sebagai petasan pada saat malam tahun baru. Untuk itu selain
untuk menghindari kebingungan dari kapal lain atau orang-orang disekitar apakah
pertolongan atau tidak. Dari uraian diatas maka penyusun tertarik untuk
mengambil topic tentang alat keselmatan pada KM. Lintas Brantas dimana tempat
masalah yaitu bagaimana kesiapan crew dalam penggunaan alat keselamatan pada
ABADI.
4
Sebagai tugas akhir untuk memenuhi persyaratan kelulusan Taruna-Taruni
kapal.
1.6.1 BagiPenyusun
Setelah Praktek Berlayar penyusun sudah terbiasa dan tidak canggung lagi
keselamatan.
5
Bagi Akademik memberikan pengetahuan dan informasi-informasi yang
Indonesia Nomor 51 Tahun 2002 Bab VI tentang keselamatan kapal yang tertera
jelas menyimpulkan bahwa setiap kapal berbendera Indonesia dan kapal yang
keselamatan(Sammy Rosady,2002;13).
Arrangement”(Pieter Batti,200;38)
6
pengujian lebih dulu dan sudah diuji oleh pemerintah berdasarkan metode yang
ada diuji dan disetujui.Alat keselamatan yang harus ada diatas kapal terdiri dari :
a. Rocket parachute
b. Hand flare
c. Smoke signal
7
Dapat berfungsi dengan baik saat digunakan dalam keadaan darurat di atas kapal.
Adapun syarat-syaratnya sesuai SOLAS 1974 chapter III adalah sebagai berikut :
terjadi kecelakaan di kapal pada saat berlayar yang mengharuskan para ABK dan
a. Harus cukup kuat diturunkan kedalam air dengan aman pada kondisi sarat
e. Harus dapat diturunkan dengan mudah dan cepat walaupun kapal dalam
8
f. Dilengkapi dengan alat yang memungkinkan penumpang yang berada di
h. Motor harus dapat dengan mudah dihidupakn dalam kondisi apapun dan
tangki bahan bakar harus cukup penuh untuk dapat berlayar selama 24
jam.
Rakit penolong (liferaft) juga termasuk alat keselamatan yang penting dan
wajib yang harus ada diatas kapal. Rakit penolong hamper sama dengan sekoci
sebagai berikut :
9
i. Bahannya kuat untuk bertahan dilaut bagaimanapun selama 30 hari.
seorang crew atau penumpang yang jatuh ke laut (man over board). Adapun
air.
Rompi renang (life jacket) juga merupakan alat keselamatan penting yang
harus ada diatas kapal.Rompi renang hanya dapat digunakan oleh 1 orang.
10
Adapun syarat-syarat rompi penolong (life jacket) sesuai SOLAS 1974 chapter III
diantaranya :
a. Terbuat dari gabus padat utuh atau dari bahan yang sejenis.
minimal 45 menit.
digunakan untuk melempar tali pada korban atau sekoci saat angina kencang dan
baik.
tersebut.
11
1.7.2.6 Sekoci Penyelamat (rescue boat)
kecelakaan pada saat pelayaran. Dalam SOLAS 1974 chapter III ditentukan
terakhir kapal pada saat terjadi kecelakaan selama pelayaran. EPIRB akan secara
otomatis mengirimkan sinyal bila kapal tenggalam dan pada kedalaman ± (kurang
lebih) 4 meter. EPIRB harus memenuhi persyaratan sesuai SOLAS 1974 chapter
V sebagai berikut :
Distress Safety System (GMDSS) yang digunakan untuk mengirim sinyal yang
waktu yang diberikan SART diperoleh dari sebuah GNSS receiver dan
12
mengirimkan posisinya selang setiap 1 menit. Setiap menit dan posisi yang
dikirimkan dalam sebuah laporan seri dari posisi 8 yang sama, hal ini dilakukan
meminta bantuan terhadap kapal-kapal yang berada disekitar agar dapat melihat
berikut :
Rocket Parachute adalah salah satu alat yang digunakan untuk meminta
udara. Adapun syarat-syarat sesuai SOLAS 1974 chapter III adalah sebagai
berikut :
13
f. Tidak merusak paying maupun rangkaiannya pada waktu menyala.
Hand Flare juga merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
parachute, hand flare tidak ditembakkan tetapi ketika menyala hand flare bisa
Smoke signal adalah salah satu untuk meminta pertolongan saat keadaan
berikut :
selama jangka waktu tidak kurang dari 3 menit pada waktu terapung di
air tenang.
14
Semua alat-alat keselamatan harus siap untuk digunakan setiap
itu, SOLAS 1974 chapter III juga mengatur jadwal minimal untuk inspeksi alat
1.7.4.1 Dewi-dewi yang digunakan perlu diinspeksi secara periodic (bulanan dan
1.7.4.2 Inspeksi terhadap semua perahu darurat (sekoci dan rakit), perahu
1.7.4.3 Semua mesin pada sekoci penolong dijalankan selama 3 menit atau lebih.
bila tidak terendam air, dalam kondisi ini air perlu disediakan untuk
menguji mesin.
1.7.4.4 Semua sekoci atau perahu penyelamat perlu dilepas dari posisi
1.7.4.6 Diservis periodic tidak lebih dari 12 bulan pada stasiun servis yang
15
untuk menghadapi keadaan darurat yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Perusahaan
harus mengembangkan rencana untuk menghadapi keadaan darurat di kapal dan
melatih semua personil terkait.
Brantas
dengan bertanya langsung pada orang yang menguasai bidang yang akan
diangkat sebagai bahan laporan, dalam hal ini penanya dapat mendengar,
16
menyimak dan mencatat secara langsung dari narasumber (Cholid
Arikunto, 2010:274).
menceritakan sesuai dengan apa yang dilihat, sesuai dengan lapangan dan
17
BAB II
GAMBARAN UMUM
PT. Lintas Kumala Abadi adalah sebuah perusahaan yang telah berdiri
sejak tahun 1995. Perusahaan kami bergerak di bidang jasa pengangkutan muatan
dan transportasi barang atau yang lebih dikenal dengan ekspedisi muatan
perkapalan.
Presiden Direktur PT. Lintas Kumala Abadi adalah Bapak Hengky dan
didukung ole seorang komisaris yaitu Bapak Ahmad Sunardi. PT. Lintas Kumala
Abadi berpusat di Jl. Pekojan No. 88-89 kec Tambora, Jakarta Barat.
2.2.1 Visi
maupun internasional.
2.2.2 Misi
Memberikan pelayanan yang tepat dan akurat bagi para konsumen kami,
18
2.3 Fasilitas Yang Dimiliki KM. Kumala Darma
KM. Lintas Brantas merupakan salah satu armada yang dimiliki oleh PT.
Lintas Kumala Abadi dengan gross tonnage 4192 dan maksimum muatanya itu
6349 ton. KM. Lintas Brantas juga memiliki perlengkapan kapal yang cukup
Berikut adalah perlengkapan yang dimiliki KM. Lintas Brantas antara lain :
lain:
a. RADAR untuk mendeteksi kapal-kapal atau pun benda darat yang ada
disekitar (1 unit).
kapal (1 unit).
c. Handly Talky yang berfungsi sebagai alat komunikasi antar crew, baik
saat melakukan tugas jaga pelabuhan maupun proses sandar dan berlabuh
(4 unit).
identitas kapal lain agar komunikasi antar kapal lebih mudah (1 unit).
19
f. Meja peta dan alat membaring yang berfunsi untuk merealisasikan
terjadi kecelakaan di laut lepas yang tidak bisa dijangkau oleh radio
VHF.
h. EPIRB, SART, dan satu set faxcimile yang berfungsi member sinyal
kecelakaan.
b. Salon ABK dan Perwira lengkap dengan TV dan alat pemutar kaset.
20
NAKHODA
MUALIM I KKM
MUALIM II MASINIS I
BOSUN MANDOR
KOKI
CADET MESIN
JURU MUDI
OILER
21
2.4.2 Tata Kerja di KM. Lintas Brantas
2.4.2.1 Nahkoda
Bertugas bertanggung jawab atas seluruh keadaan yang ada di atas kapal.
2.4.2.2 Mualim I
Bertugas dan bertanggung jawab atas muatan dan stabilitas kapal juga
cadet deck.
2.4.2.3 Mualim II
bertanggungjawab atas alat-alat navigasi yang ada diatas kapal dan juga
sebagai petugas medis diatas kapal dan bertanggung jawab terhadap obat-
obatan.
diatas kapal.
2.4.2.5 Bosun
22
2.4.2.6 Juru Mudi
Bertugas dan bertanggung jawab atas seluruh kinerja mesin yang ada di
2.4.2.9 Masinis I
Bertugas dan bertanggung jawab atas kinerja dan perawatan mesin induk.
2.4.2.10 Masinis II
Bertugas dan bertanggung jawab atas semua pompa yang ada di kapal
2.4.2.12 Mandor
23
2.4.2.13 Oiler
2.4.2.15 Koki
24
BAB III
PEMBAHASAN
merupakan salah satu armada milik PT. Lintas Kumala Abadi. KM. Lintas
Brantas beroperasi didaerah Jakarta dan Palembang dengan memuat general cargo
dalam bentuk kontainer. Penyusun mengikuti KM. Lintas Brantas dengan crew
kapal berjumlah 19 orang dan tertarik untuk membahas tentang fungsi alat-alat
keselamatan di KM. Lintas Brantas. Di KM. Lintas Brantas sendiri tidak memiliki
cukup padat, dan hanya sekali melakukan drill kebakaran pada tanggal 27 April
2021 yang dimulai dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB sewaktu sedang berlabuh
di Jakarta. Dengan seluruh crew bertugas didalamnya dari Nahkoda hingga kadet,
Sebagai seorang crew kapal wajib hukumnya untuk dapat dengan benar
mengoperasikan alat-alat keselamatan yang ada diatas kapal sehingga saat terjadi
benar. Untuk itu perlu dilakukan simulasi (drill) diatas kapal bagi semua crew
25
yang ada secara berkala ataupun saat ada crew baru yang datang. Akan tetapi saat
penyusun melaksanakan Praktek Berlayar, drill hanya dilakukan satu kali dan drill
faktor yang menyebabkan drill tidak rutin dilakukan salah satunya waktu yang
tidak cukup untuk melakukan drill dikarenakan jarang berlabuh dan memiliki
Gambar 1.Liferaft
26
Rakit penolong di berjumlah dua unit terletak di poop deck sebelah kiri
dan kanan serta masa berlakunya hingga September 2021. Adapun cara
peluncuran rakit penolong berdasarkan wawancara dengan Mualim III pada Hari
senin, tanggal 23 Agustus 2021, pukul 09:00 WIB adalah sebagai berikut :
pertama buka semua lashingan yang mengikat rakit penolong. Setelah semua
lashingan terbuka, ikat ujung tali yang berfungsi untuk mengembangkan rakit
penolong ke badan kapal. Setelah ujung tali terikat, lemparkan rakit penolong ke
laut dan tarik dengan keras tali yang terikat di badan kapal sekencang mungkin
kelaut dan berenang mendekati rakit penolong kemudian potong tali yang masih
terikat dibadan kapal dengan pisau yang tersedia didalam rakit penolong
Tabel 1. Liferaft
Seumber : Dokumen
27
3.1.1.2 Jaket Penolong (life jacket)
Gambar 2. Lifejacket
wawancara dengan Mualim III pada Hari senin, tanggal 23 Agustus 2021, pukul
09:00 WIB, adalah sebagai berikut : pertama, pakai jaket penolong. Setelah itu
ikat tali melingkari pinggang dengan kencang.Setelah tali terikat kencang terjun
28
Tabel 2. Lifejacket
Anjungan 3 Unit
Lifejacket
Engine Control Room 3 Unit
29
Pelampung Penolong (lifebuoy) biasanya digunakan untuk menolong crew
kapal atau penumpang yang jatuh ke laut (man over boat). Pelampung penolong
berjumlah 12 unit. 2 unit terletak di Bridge sebelah kiri dan kanan. 2 unit di deck
5 sebelah kiri dan kanan. 2 unit di deck 3 sebelah kiri dan kanan. 2 unit di gang
way. 2 unit di forecastle kiri dan kanan. Serta 2 unit di main deck kiri dan kanan.
Hari senin, tanggal 23 Agustus 2021, pukul 09:00 WIB, adalah sebagai berikut :
pertama, ikat kan tali ujung yang ada di pelampung penolong dibadan kapal
menggapai pelampung penolong, tarik korban mendekati kapal dan bantu korban
Tabel 3. Lifebuoy
30
08 Lifebuoy Gang Way PS Baik
Alat Pelempar Tali (line throwing appliances) merupakan salah satu alat
jangkauan yang cukup jauh. Biasanya digunakan untuk melemparkan tali ke arah
31
korban yang akan ditolong dalam keadaan angin yang cukup kencang dan jarak
Alat pelempar tali memiliki kekurangan yaitu hanya sekali pemakaian dan
beresiko mencederai dan merusak peralatan yang terkena pemberat pada alat
pelempar tali.Alat pelempar tali di KM. Lintas Brantas berjumlah 4 unit. 2 unit
berdasarkan wawancara dengan Mualim III pada Hari senin, tanggal 23 Agustus
2021, pukul 09:00 WIB, adalah sebagai berikut: buka tutup alat pelempar tali.
Kemudian ikat salah satu ujung tali dibadan kapal. Setelah itu arahkan ke target
dan tekan pelatuk yang ada dipegangan alat pelempar tali dengan keras.
32
Sumber : Dokumentasi Penyusun, 27 Juni 2021
menyelamatkan sekian banyak orang dalam keadaan bahaya serta diperlukan buat
kapasitas 15 orang dan memiliki motor temple dengan kekuatan 150 pk. Sekoci
penyelamat KM. Lintas Brantas memiliki kekurangan yaitu terlalu boros bahan
33
Mualim III pada Hari senin, tanggal 23 Agustus 2021, pukul 09:00 WIB, adalah
Setelah itu tekan tombol panah yang mengarah ke bawah untuk menurunkan
sekoci.Setelah sekoci penolong menyentuh air buka baut yang wire dengan sekoci
Namun sekoci di KM. Lintas Brantas tidak dapat digunakan lagi, ini
penyusun mendapat informasi dari Nahkoda ketika penyusun bertanya “Ijin capt.
Sekoci ini masih bisa digunakan apa tidak ?” kemudian Nahkoda menjawab
“Udah enggak lagi gung, ini kalo masuk k air jadi tenggelem udah gabisa ngapung
34
EPIRB merupakan alat keselamatan yang berfungsi mengirimkan sinyal
posisi terakhir kapal saat terjadi kecelakaan (tenggelam). EPIRB di KM. Lintas
Brantas berjumlah 1 unit dan terletak di atas anjungan sebelah kiri. Berdasarkan
wawancara dengan Mualim III pada Hari senin, tanggal 23 Agustus 2021, pukul
09:00 WIB Cara kerja EPIRB sangat sederhana yaitu ketika EPIRB terkena air
atau masuk kedalam air pada saat tenggelam EPIRB akan dengan otomatis
mengirimkan sinyal posisi terakhir kapal. Kapal-kapal sekitar atau radio pantai
sekitar yang menangkap sinyal dari EPIRB pada layar akan muncul sebuah titik
kecil dan RADAR pada kapal akan berbunyi secara terus menerus. Pada saat
apabila tidak sengaja mengaktifkan EPIRB, maka seluruh kapal-kapal dan radio
pantai yang menangkap sinyal EPIRB akan segera menolong atau menyebarkan
pengetesan apakah masih berfungsi atau tidak. Adapun cara pengetesan EPIRB
adalah sebagai berikut : buka tutup power dan geser ke posisi ON. Kemudian
tunggu sampai lampu menyala 3 kali dan tidak boleh lebih atau kurang dari 3 kali.
Jika lebih dari 3 kali maka pancaran sinyal EPIRB akan diterima oleh satelit.
35
Sumber : Dokumentasi Penyusun, 25 Mei 2021
SART dan EPIRB memiliki fungsi yang sama yaitu mengirimkan sinyal,
posisi kapal, sedangkan SART mengirimkan posisi sekoci penolong atau darurat.
Sama halnya dengan EPIRB, SART tidak digunakan pada saat simulasi karena
jika digunakan sembarangan sinyal SART akan terbaca oleh satelit dan kapal-
kapal atau radio pantai akan berfikir kapal kita sedang mengalami keadaan darurat
KM. Lintas Brantas berjumlah 2 unit dan terletak di anjungan sebelah kiri dan
kanan. Berdasarkan wawancara dengan Mualim III pada Hari senin, tanggal 23
Agustus 2021, pukul 09:00 WIB, Adapun cara pengetesannya adalah sebgai
berikut : putar cincin bergerigi sesuai dengan anak panah yang tertera. Setelah
36
lampu SART menyala biarkan berkedip 3 kali dan itu menandakan bahwa SART
masih berfungsi.
agar cahaya dari alat ini dapat dilihat lebih jelas.Rocket parachute memiliki
kelebihan yaitu jangkauan kapal lain untuk melihat lebih besar karena parasut
yang diterbangkan cukup tinggi dan cukup lama hingga redup. Rocket parachute
37
di KM. Lintas Brantas berjumlah 6 unit dan terletak di anjungan. Berdasarkan
wawancara dengan Mualim III pada Hari senin, tanggal 23 Agustus 2021, pukul
09:00 WIB, Adapun cara penggunaannya adalah sebagai berikut : buka penutup
yang ada dibagian bawah rocket parachute. Setelah itu tarik cincin yang berada
dibagian bawah rocket parachute dengan kertas hingga parasut terlontar ke atas.
untuk mengirimkan sinyal darurat saat terjadi keadaan darurat agar dapat segera
ditolong sesegera mungkin. Berbeda dengan visual signal yang lainhand flare
dapat dipegang ditangan. Hand flare memiliki kekurangan yaitu jarak tampak
cahayanya tidak jauh dan waktu pancaran cahaya yang terlalu singkat. Hand flare
wawancara dengan Mualim III pada Hari senin, tanggal 23 Agustus 2021, pukul
38
09:00 WIB, Adapun cara penggunaannya adalah : pegang salah satu ujung hand
flare (biasanya berwarna kuning). Setelah itu buka penutup hand flare yang
berwarna merah. Setelah tutup terbuka, tarik cincin yang terikat dengan tali
dengan keras hingga hand flare menyala kemudian angkat hand flare diatas
memberikan sinyal darurat berupa asap agar dapat dilihat oleh orang atau kapal-
terbesar yaitu jikaangin bertiup kencang maka asap yang dikeluarkan tidak pekat
karena terbawa angina sehingga pengiriman sinyal darurat tidak maksimal. Smoke
39
signal di KM. Lintas Brantas berjumlah 2 unit dan terletak di anjungan.
Berdasarkan wawancara dengan Mualim III pada Hari senin, tanggal 23 Agustus
2021, pukul 09:00 WIB, Adapun cara penggunannya adalah sebagai berikut :
buka penutup smoke signal, kemudian ujung tali sekencang mungkin hingga
smoke signal menyala dan lemparkan smoke signal ke laut dan biarkan smoke
April 2021 pada pukul 08.00-12.00 WIB ketika sedang berlabuh di Tanjung Priok
bouy barat. Simulasi ini diikuti oleh seluruh crew KM. Lintas Brantas dengan
yang harus dilaksanakan oleh crew KM. Lintas Brantas dalam simulasi kebakaran
40
DENGAN PERALATAN YANG
MUDI I
DIPERLUKAN
SIAP MEMBERIKAN
KAMAR
5 KKM PERTOLONGAN,MENANGANI
MESIN
MESIN,POMPA/CO2-SPRINKLER
KAMAR
6 MASINIS I MENANGANI MESIN INDUK
MESIN
TEMPAT
MASINIS II- MEMBANTU MUALIM 1 DI
7 LOKASI
III TEAM
KEBAKARAN
MANDOR-
8 KAMAR CO2 MENUNGGU PERINTAH
OILER I
MEMBANTU JURU MUDI II DI
9 OILER II-III MAIN DECK
TEAM
JURU MUDI IKUT TEAM
10 MEMADAMKAN API
II-III MUALIM 1
MEMADAMKAN API DAN
11 KOKI -- MENUTUP PINTU
KEBAKAARAN
IKUT TEAM
12 KADET DECK MEMADAMKAN API
MUALIM 1
KADET TUTUP KATUP VENTILASI DAN
13 MAIN DECK
MESIN PINTU KEDAP
Sumber : Dokumen KM. Lintas Brantas
6. Box Alat Pemadam api.
41
42
BAB IV
4.1 Kesimpulan
kapal atau penumpang juga mendukung suatu kapal dalam berlayar terutama jika
kapal tersebut dalam keadaan bahaya baik itu kebakaran, orang jatuh ke laut,
simulasi rutin untuk menjaga agar setiap alat keselamatan berfungsi dengan baik
saat dibutuhkan dan awak kapal siap dan paham cara menggunakannya saat
keadaan darura tterjadi. KM. Lintas Brantas memiliki alat-alat keselamatan yang
ditetapkan oleh SOLAS 1974 chapter III, dengan demikian tidak dikhawatirkan
KM. Lintas Brantas digunakan hingga menyentuh air pada saat melakukan
Selain liferaft banyak alat-alat keselmatan lain yang pemanfaatannya tidak sesuai
seperti hand flare dan rocket parachute yang sering digunakan sebagai petasan
tidak sesuai untuk keadaan darurat, maka akan dapat menyebabkan kebingungan
bagi kapal-kapal ataupun orang disekitar yang melihat apakah sinyal yang
dikirimkan benar-benar dalam keadaan darurat atau hanya sebagai hiburan. Selain
43
pemanfaatan tidak sesuai dengan semestinya, jadwal untuk melakukan simulasi
yang tidak tersedia dikarenakan jadwal pelayaran yang padat sehingga para awak
harus digunakan juga posisi dan tugas masing-masing pada saat terjadi keadaan
persyaratan jika awak kapal tidak mengetahui pemanfaatannya serta tugas dan
posisi pada saat keadaan darurat kemungkinan terjadinya korban jiwa semakin
4.2 Saran
dan harus dilaksanakan simulasi secara rutin karena masih banyak awak-awak
kapal yang kurang peduli tentang cara pengoperasian alat-alat keselamatan di atas
alat tersebut secara real seperti pada saat terjadi keadaan darurat yang
44
DAFTAR PUSTAKA
Anton M. Moeliono, 1997, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi kedua, Balai
Pustaka, Jakarta.
Cholid Nurboko., dan Abu H. Achmadi., 2005, Analisis Deskriptif, PT. Rieneke
Cipta Jakarta
Mardalis, Drs, 2008, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Ed. 1, Cet.
10., Bumi Aksara, Jakarta
Nirnama, STCW 95, Basic Safety Training STCW Code Section A-VI/1.2,
Politeknik Ilmu Pelayaran, Semarang
45
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
3. Ship Particular
4. Crew List
46