PENDAHULUAN
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada
lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan
pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatan dirumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkaitdengan kelangsungan hidup
rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di
setiap rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila
ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untukdilaksanakan dan
hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan (Kemenkes, 2015).
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi asesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Permenkes, 2017).
Jika definisi ini diterapkan di RS, maka dapat dibuat rumusan sebagai berikut: Upaya
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien adalah kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan mutu pelayanan RS dan keselamatan pasien secara terus menerus, melalui
pemantauan, analisa dan tindak lanjut adanya penyimpangan dari standar yang ditentukan.
Upaya Peningkatan Mutu dan keselamatan Rumah Sakit yang dilaksanakan Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Pedan sejalan dengan visi, misi, tujuan, dan Moto Rumah Sakit
Umum PKU Muhammadiyah Pedan yang merupakan bagian dari Rencana strategis
(RENSTRA) rumah sakit. Visi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan adalah
menjadi rumah sakit rujukan yang islami.Misi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Pedan adalah memberikan layanan kesehatan yang bermutu, melaksanakan dakwah melalui
layanan kesehatan yang Islami, dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Motto
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan adalah RAPI (Ramah, Akurat, Profesional
dan Islami).
Mutu dan keselamatan sejatinya berakar dari pekerjaan sehari-hari dari seluruh staf di
unit pelayanan. Seperti kegiatan staf klinis dalam meberikan asuhan dan pelayanan, serta staf
non klinis dalam hal efisiensi sumber daya dan pengurangan resiko pekerjaan. Kegiatan
peningkatan mutu merupakan proses berkesinamabungan yang perlu dievaluasi dan
dikoordinasikan dengan seluruh unit di rumah sakit.
Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien memerlukan regulasi
yang didasarkan pada referensi ilmiah terkini. Karena ilmu pengetahuan terus berkembang,
maka rumah sakit wajib menyedeiakan referensi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien. Referensi yang harus disediakan oleh rumah sakit dapat berupa
literatur ilmiah terkait asuhan pasien dan manajemen, international clinical guidelines,
pedoman nasional praktik kedokteran, pedoman praktik klinis (clinical practice guideline),
temuan penelitian dan metodologi pendidikan, fasilitas internet, bahan cetak di perpustakaan,
sumber-sumber pencarian online, bahan-bahan pribadi, dan peraturan perundang-undangan
merupakan sumber informasi terkini yang berharga.
Secara rinci referensi dan infromasi terkini yang diperlukan rumah sakit dalam
meningkatkan mutu dan keselamatan pasien meliputi: a) Literatur ilmiah dan informasi
lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung asuahan pasien terkini,misalnya
pedoman nasional pelayanan kedokteran,internasional clinical guidelines,pedoman nasional
asuhan keperawatan dan informasi lainnya sesuai kebutuhan rumah saakit,misalnya data
indicator mutu di tingkat nasional,b)Literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat
digunakan untuk mendukung penelitian (khususnya untuk rumah sakit pendidikan),c)
Literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung
terselenggaranya manajemen yang baik,d)Litertaur dan informasi lainnya sesuai kebutuhan
rumah sakit,misalnya data indicator mutu di tingkat nasional atau internasional,e) Peraturan
perundang- undangan terkait dengan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit termasuk
pedoman-pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Referensi diatas digunakan untuk menyusun regulasi proses kegiatan asuhan klinis pada
pasien dan proses kegiatan manajemen yang baik. Di sisi lain untuk melaksanakan program
peningkatan mutu dan keselamatn pasien, maka perlu disusun Pedoman Upaya Peningkatan
Mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan.
A. Tujuan Umum :
Memberikan informasi dan acuan bagi seluruh unit di Rumah Sakit dalam melaksanakan
keselamatan pasien berdasarkan tercipta budaya keselamatan pasien dan peningkatan
mutu pelayanan kesehatan. Meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus menerus
mengurangi resiko terhadap pasien dan staf baik dalam proses klinis maupun lingkungan
fisik.
1. Tujuan khusus :
a. Terlaksananya program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit
secara sistematis dan terarah berdasarkan referensi terkini meliputi: a) Literatur
ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk mendukung
asuahan pasien terkini,misalnya pedoman nasional pelayanan kedokteran,
internasional clinical guidelines,pedoman nasional asuhan keperawatan dan
informasi lainnya sesuai kebutuhan rumah sakit,misalnya data indikator mutu di
tingkat nasional, b) Literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat digunakan
untuk mendukung penelitian (khususnya untuk rumah sakit pendidikan), c)
Literatur ilmiah dan informasi lainnya yang dapat dipergunakan untuk
mendukung terselenggaranya manajemen yang baik, d) Litertaur dan informasi
lainnya sesuai kebutuhan rumah sakit,misalnya data indicator mutu di tingkat
nasional atau internasional, e) Peraturan perundang-undangan terkait dengan
mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit termasuk pedoman-pedoman yang
dikeluarkan oleh pemerintah.
b. Terciptanya sistem manajemen data Rumah Sakit yang baik
c. Terlaksananya sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dan menurunnya
kejadian sentinel dan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)
d. Terlaksananya pelatihan tentang peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
Rumah Sakit
Sebagai acuan bagi Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dalam melakukan
pendampingan kepada unit
e. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah sakit
f. Terlaksananya manajemen resiko di rumah sakit
g. Terlaksananya evaluasi Panduan praktek klinis dan clinical pathway
h. Terlaksananya evalusi kinerja staf klinis.
Pimpinan unit kerja terlibat langsung dalam pemilihan dan penetapan yang ingin diukur di
unit kerja. Indikator mutu unit kerja dapat menggunakan indikator mutu yang tercantum
dalam standar pelayanan minimal (SPM).
Dasar pemilihan indikator mutu unit, mencakup kriteria sebagai berikut :
1. Penilaian RS secara menyeluruh dan perbaikan prioritas yang ditetapkan oleh Direktur
RS, yang terkait secara spesifik dengan departemen atau unit layanan mereka
Penilaian yang terkait dengan prioritas departemen/unit layanan secara spesifik untuk
mengurangi variasi, meningkatkan keselamatan untuk tindakan/tata laksana berisiko
tinggi, meningkatkan kepuasan pasien dan meningkatkan efisiensi
2. Penilaian spesifik di unit pelayanan ini juga diharapkan dapat dipergunakan untuk
melakukan evaluasi praktik profesional berkelanjutan dari para Profesional Pemberi
Asuhan (PPA).
3. Penilaian yang terkait dengan indikator wajib dari Kementrian Kesehatan yang wajib
dlakukan pengukuran oleh unit sebagai sumber data bagi indikator nasional
Dalam memilih indikator mutu, kepala unit kerja dan unit pelayanan agar memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Indikator mutu nasional, dimana sumber data ada di unit tersebut
2. Prioritas pengukuran mutu pelayanan klinis di rumah sakit. Indikator yang digunakan
untuk mengukur mutu prioritas membutuhkan data dari unit sehingga wajib menjadi
indikator mutu unit
3. Fokus mengukur hal-hal yang ingin diperbaiki
4. Melakukan koordinasi dengan komite medis, bila evaluasi penerapan panduan praktik
klinis dan evaluasi kinerja dokter menggunakan indikator mutu
5. Indikator mutu yang dipergunakan untuk melakukan evaluasi kontrak pelayanan klinis
atau non klinis, bila sumber data ada di unit tersebut
Komite.tim PMKP agar memfasilitasi pemilihan indikator mutu unit kerja dan unit
pelayanan.
Setiap indikator agar dibuat profilnya atau gambaran singkat tentang indikator tersebut yang
antara lain, namun tidak terbatas meliputi:
1. Judul indikator
2. Definisi operasional
3. Tujuan, dimensi mutu
4. Dasar pemilihan/alasan pemilihan indikator
Kebijakan Direktur Rumah Sakit terkait peningkatan mutu dan keselamatan pasien di
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan adalah sebagai berikut:
A. Kepemimpinan Dan Perencanaan
1. Direktur dan segenap karyawan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan
berkomitmen untuk mewujudkan rumah sakit yang berkualitas, modern, handal dan
kebanggaan umat serta islami dengan berupaya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang cepat, akurat, professional, terakreditasi dan mengedepankan kepuasan
pelanggan dan mengutamakan keselamatan pasien.
2. Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan bertanggungjawab
menjamin komitmen, pendekatan ke arah peningkatan mutu dan keselamatan pasien,
program manajemen serta adanya kealpaan (oversight) serta bertanggung jawab atas
peningkatan mutu Standar Pelayanan Minimal
3. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Pedan merupakan upaya untuk meningkatkan mutu secara keseluruhan dengan terus
menerus mengurangi resiko terhadap pasien dan staf baik dalam proses klinis maupun
fisik.
4. Direktur membentuk Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit, lengkap beserta uraian tugas yang jelas.
5. Perlu disusun Pedoman Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ( PMKP ) Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan oleh tim PMKP dan disahkan oleh Direktur
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan.
6. Pedoman PMKP Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan berisi kumpulan
ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana upaya peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit harus dilakukan dan akan direview secara berkala
paling lambat 3 tahun sekali.
7. Rencana tentang peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien dituangkan dalam bentuk
Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Pedan.
8. Perencanaan Program PMKP disusun oleh tim PMKP dengan arahan Direktur Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan melalui visi dan dukungannya yang akan
berwujud menjadi budaya organisasi rumah sakit.
E. Identifikasi Dan Pengelolaan Kejadian Sentinel, KTD, KNC, KTC dan KPC
1. Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan menetapkan definisi
operasional dari kejadian sentinel yang meliputi:
a. Kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidaka terbatas hanya :
1) Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien atau
kondisi pasien (contoh, kematian setelah infeksi pascaoperasi atau emboli paru-
paru);
2) Kematian bayi aterm;
3) Bunuh diri.
b. Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait dengan penyakit pasien atau
kondisi pasien;
c. Operasi salah tempat, salah prosedur, dan salah pasien;
Komite PMKP
Tim Peningkatan
PIC Data Tim KPRS
Mutu
Komite
Kesehatan dan Komite
Keselamatan Etik dan Hukum
Komite Komite
Komite/Tim Medis
PMKP
PPI
Komite
farmasi dan
Rekam Medis terapi (KFT)
Komite
Komite
Hubungan Kerja antara KomiteProfesi
Mutu dan
Keselamatan dan keperawatan
Kinerja dengan Unit dan Komite
Kesehatan
Lain
B. Uraian Tugas
Ketua Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
1. Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan penjaminan mutu dan keselamatan pasien di
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan.
2. Fungsi : Melaksanakan urusan penjaminan mutu dan keselamatan pasien.
3. Uraian Tugas :
a. Sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP rumah sakit .
b. Mengkoordinasikan dan memandu menerapkan program PMKP di unit kerja
c. Membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam terkait
4. Wewenang
a. Meminta laporan pelaksanaan pemantauan program indikator mutu
penjaminan mutu dan pelaksanaan clinical pathways dari unit kerja terkait.
b. Melakukan koordinasi dengan unit-unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Umum
PKU Muhammadiyah Pedan terkait pelaksanaan pemantauan program indikator mutu
serta pelaksanaan clinical pathways dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
mutu rumah sakit.
c. Meminta data dan informasi yang berhubungan dengan mutu dan pelaksanaan
clinical pathways rumah sakit dari unit-unit kerja di lingkungan Rumah Sakit Umum
PKU Muhammadiyah Pedan.
3. Uraian Tugas :
a. Sebagai motor penggerak penyusunan program PMKP rumah sakit
b. Mengkoordinasikan dan memandu menerapkan program PMKP yaitu sub mutu di
unit kerja
c. Membantu dan melakukan koordinasi dengan pimpinan unit pelayanan dalam terkait
dalam memilih prioritas perbaikan, pengukuran mutu/indicator mutu, dan
menindaklanjuti hasil capaian indicator.
d. Mengkoordinasi dan pengoorganisasian pemlihan prioritas program di tingkat unit
kerja serta menggabungkan menjadi prioritas rumah sakit secara keseluruhan.
Prioritas program rumah sakit ini harus terkoordinasi dengan baik dalam
pelaksanaannya.
e. Mengajukan penentuan profil indicator mutu, metode analisis dan validasi data dari
data indicator mutu yang dikumpulkan dari seluruh unit kerja di rumah sakit.
f. Mengajukan penyusunan formulir untuk mengumpulkan data, menentukan jenis data,
serta bagaimana alur data dan pelaporan dilaksanakan.
g. Menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak terkait serta menyampaikan
masalah terkait pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien.
h. Terlibat secara penuh dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan PMKP.
i. Bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan masalah-masalah mutu secara rutin
kepada semua staf.
j. Menyusun regulasi terkait dengan pengawasan dan penerapan program PMKP.
k. Menangani insiden keselamatan pasien yang meliputi pelaporan, verifikasi
investigasi, dan analisis penyebab insiden keselamatan pasien.
l. Mengkoordinasikan penyusunan program manajemen risiko rumah sakit.
m. Memimpin penyusunan prosedur-prosedur operasional kegiatan baik yang terkait
langsung/tidak langsung dengan layanan kepada pasien untuk menjamin keselamatan
pasien serta penurunan resiko pelayanan selama berada dan mendapat layanan di
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan.
n. Menyusun panduan pemantauan insiden keselamatan pasien.
o. Menyusun alat ukur pemantauan insiden keselamatan pasien.
p. Memfasilitasi koordinasi dengan unit terkait dalam penyelenggaraan pemantauan
BAB IX
PENCATATAN & PELAPORAN
Berikut ini adalah alur pelaporan sampai dengan analisa insiden keselamatan pasien
melalui formulir IKP :
1. Siapapun/ petugas yang mengetahui/ melihat terjadinya insiden keselamatan pasien
(IKP) . Petugas untuk segera membuat laporan IKP sesuai dengan prosedur pengisian
yang telah ditetapkan, yaitu 2x24 jam.
2. Laporan dibuat dengan mengisi formulir IKP Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Pedan
3. Laporan yang dibuat meliputi KTD (Kejadian Tidak Diharapkan), KTC (Kejadian
Tidak Cedera), KNC (Kejadian Nyaris Cedera), KPC (Kejadian Potensial Cedera),
dan Kejadian Sentinel.
4. Sebelum membuat laporan IKP, petugas untuk melakukan pemilihan insiden sesuai
format yang ada . Yaitu format insiden KPC atau insiden lainnya (KTD, KTC, KNC,
Sentinel).
5. Petugas mengisi semua form yang sudah tersediakan di formulir IKP.
6. Petugas yang melaporkan melakukan grading risiko terhadap insiden yang
dilaporkan.
Hasil grading menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan dilakukan
sebagai berikut:
a. Grade Biru : Investigasi Sederhana oleh atasan langsung dan manajer yang
bersangkutan waktu maksimal 1 minggu
b. Grade Hijau : Investigasi Sederhana oleh atasan langsung dan manajer yang
bersangkutan, waktu maksimal 2 minggu
c. Grade Kuning : Investigasi komprehensif/ analisis akar masalah/ RCA oleh
Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) di rumah sakit,
waktu maksimal 45 hari
d. Grade Merah : Investigasi komprehensif/ analisis akar masalah/ RCA oleh
Komite PMKP di rumah sakit, waktu maksimal 45 hari.
7. Petugas melaporkan kepada atasan langsung/ kepala unit bahwa telah melakukan
pelaporan IKP.
8. Kepala unit memeriksa laporan IKP yang telah dilaporkan petugasnya.
Kepala unit tempat terjadinya insiden dan kepala unit terkait melakukan verifikasi
dan analisis terkait terjadinya insiden. Jika hasil grading biru, atasan langsung
melakukan investigasi sederhana ,aksimal dalam 7 hari sedangkan jika hasil grading
RSU PKU MUHAMMADIYAH PEDAN 51
hijau, atasan langsung melakukan investigasi sederhana maksimal dalam 14 hari.
9. Dari hasil investigasi tersebut ditentukan rekomendasi untuk insiden yang terjadi.
10. Unit terkait IKP menindaklanjuti hasil investigasi insiden keselamatan pasien dan
melaporkan ke tim PMKP Rumah Sakit.
11. Sub Komite KPRS menganalisa kembali hasil investigasi dan laporan insiden untuk
menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan
regrading.
12. Sub Komite KPRS melakukan Analisis Akar Masalah/Root Cause Analysis
(RCA) untuk grade Kuning/Merah.
13. Sub Komite KPRS membuat laporan dan rekomendasi untuk “perbaikan dan
pembelajaran“ berupa : Petunjuk/Safety Alert untuk mencegah kejadian yang sama
terulang kembali.
14. Sub Komite KPRS melaporkan hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja kepada
direksi.
15. Direktur memberikan rekomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran“ kepada
seluruh unit kerja terkait di rumah sakit melalui mekanisme struktural.
16. Unit kerja membuat analisa dan trend kejadian di satuan kerjanya masing- masing.
17. Komite PMKP di RS melakukan monitoring dan evaluasi perbaikan.
A. Monitoring
Monitoring Program PMKP RS dilakukan oleh Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
melalui pertemuan secara berkala
1. Pertemuan berkala meliputi:
a. Rapat Rutin Komite KMKP
Rapat rutin diselenggarakan setiap dua minggu sekali untuk membahas
monitoring kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta membahas
sesuatu kejadian insiden dan rencana tindak lanjutnya (jika ada). Insiden yang
dimaksud yaitu insiden yang sudah terjadi atau kejadian yang potensial
menimbulkan sentinel event. Hasil pembahasan tim disusun laporan dan
diberikan kepada pimpinan RS sebagai wujud keterlibatan pimpinan dalam
proses peningkatan mutu kepada unit terkait. Rapat rutin juga dapat membahas
monitoring sasaran mutu unit (indikator mutu) yang sudah ditetapkan dan
dilakukan analisa bila pencapaian tidak sesuai dengan target. Hasil pemantauan
indikator mutu ini akan dikirimkan ke unit-unit terkait sebagai masukan dari
unit untuk melakukan tindakan perbaikan dan sebagai penghargaan bagi unit bila
target yang sudah ditetapkan tercapai secara konsisten.
b. Rapat Koordinasi KMKP dengan unit pelayanan
KMKP melakukan supervisi kepada kepala unit dan Penanggungjawab Jawab
Data setiap sebulan sekali dalam hal pengumpulan data, pengukuran mutu dan
pelaporan program PMKP unit, serta untuk mengkomunikasikan permasalahan
dalam pelaksanaan program PMKP RS beserta rencana tindak lanjutnya. Hasil
supervisi oleh Komite KMKP didokumentasikan dalam form supervisi
pengumpulan data Komite KMKP
c. Rapat Unit Pelayanan
Kepala unit melakukan monitoring pelaksanaan program PMKP di unitnya
melalui supervisi pengumpulan data kepada Penanggung Jawab Data unit. Hasil
supervisi didokumentasikan oleh kepala unit dalam form supervisi pengumpulan
data unit, kemudian dilakukan analisa sederhana dan dibuat rencana tindak
lanjutnya.
B. Evaluasi
Evaluasi dilakukan oleh komite KMKP dengan melakukan supervisi ke penanggung
jawab data di setiap ruang. Kepala unit melakukan supervise ke penanggung jawab data.
Hasil monitor dan evaluasi akan dilaporkan oleh komite KMKP ke direktur , kemudian
direktur ke dewan pengawas setiap 3 bulan dan 6 bulan sekali. Kemudian rumah sakit
mendapatkan feedback dari dewan pengawas.
RSU PKU MUHAMMADIYAH PEDAN 53
RSU PKU MUHAMMADIYAH PEDAN 54
BAB XII
PENUTUP
Pedoman Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien ini kami susun agar dapat
digunakan sebagai acuan Tim KMKP dalam merencanakan, melaksanakan, monitoring dan
evaluasi program upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSU PKU
Muhammadiyah Pedan namun upaya inii akan lebih berhasil jika didukung oleh pimpinan rumah
sakit dan kerjasama yang baik dari seluruh unit kerja di RSU PKU Muhammadiyah Pedan ini.
Semoga Tuhan selalu memberkati semua upaya yang kita kerjakan.
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH
PEDAN
No. Judul
1. Panduan Praktek Klinis Bedah
2. Panduan Praktek Klinis Anak
3. Panduan Praktek Klinis Penyakit Dalam
4. Panduan Praktek Klinis Obsgyn
62
Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Pedan