UNIVERSITAS INDONESIA
KARYA AKHIR
IQBAL SANTOSA
1106144935
HALAMAN JUDUL
UNIVERSITAS INDONESIA
KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
IQBAL SANTOSA
1106144935
NPM : 1106144935
ii
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : ..............................
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmatnya saya dapat
menyelesaikan Karya Akhir ini yang berjudul Perencanaan Strategis Sistem
Informasi: Studi Kasus Rumah Sakit Umum XYZ. Penulisan Karya Akhir ini
dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Magister
Teknologi Informasi di Universitas Indonesia. Saya menyadari sangatlah sulit
bagi saya menyelesaikan penelitian ini tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
(Iqbal Santosa)
iv
Perencanaan Strategis Sistem Informasi: Studi Kasus Rumah Sakit Umum XYZ
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database).
Merawat, dan mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 18 Juli 2013
Yang menyatakan
(Iqbal Santosa)
ABSTRAK
Pemanfaatan sistem informasi/ teknologi informasi saat ini sudah menjadi sebuah
kebutuhan setiap organisasi termasuk bagi penyedia layanan kesehatan seperti
rumah sakit. Permasalahan utama yang dihadapi ialah munculnya sistem-sistem
yang berjalan sendiri-sendiri dan terjadinya pengulangan proses yang sama antar
unit kerja yang ada. Perlu dilakukan perencanaan dalam level strategis agar sistem
informasi/ teknologi informasi tak hanya sekedar menunjang kemudahan
pelaksanaan proses bisnis tapi juga mampu mendorong tercapainya keunggulan
bersaing.
Metodologi perencanaan strategis yang digunakan mengacu pada Ward and
Peppard’s Strategic Planning dan akan diintegrasikan dengan beberapa teknik
analisa seperti CSF, Balanced Scorecard, SWOT, Matriks Portofolio Aplikasi
McFarlan dan teknik lainnya. Perencanaan dilakukan dalam beberapa tahapan: (1)
Analisa internal SI/TI; (2) Analisa eksternal SI/TI; (3) Analisa internal bisnis; (4)
Analisa eksternal bisnis; (5) Analisa strategi bisnis; (6) Proses strategi SI/TI; (7)
Analisa kondisi masa depan; dan (8) Analisa rencana pengembangan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian di Rumah Sakit Umum XYZ yaitu strategi SI
bisnis, strategi TI, strategi manajemen SI/TI dan Road Map. Lima strategi SI
bisnis yaitu: (1) Pengintegrasian sistem; (2) Fokus pada ceruk pasar; (3)
Kedekatan dengan pelanggan; (4) Diferensiasi produk; serta (5) Membangun citra
perusahaan. Empat strategi TI yang diperlukan untuk mendukung strategi SI yaitu
implementasi Service Oriented Architecture (SOA), pemanfaatan website,
pemanfaatan social networking, serta implementasi mobile portal. Strategi
manajemen SI/TI yaitu dengan dilakukan perubahan struktur organisasi yaitu
dengan memisahkan antara unit SIM dengan unit Kesekretariatan. Fungsi kerja di
unit SIM yang pada awalnya hanya dibagi ke dalam dua fungsi (pengelolaan hal-
hal terkait perangkat keras dan perangkat lunak) perlu disesuaikan dan dibagi ke
dalam tiga fungsi kerja: (a) Pengelolaan dan Pengembangan; (b) Teknis dan
Pemeliharaan; serta (c) Infrastruktur dan Keamanan Jaringan. Pengembangan
sistem informasi akan dilaksanakan dalam dua tahun dan akan dibagi ke dalam
empat tahap berdasarkan posisinya pada kuadran portofolio aplikasi yaitu: Tahap
pertama – Pengembangan sistem inti 1, dilaksanakan pada kuartal 1 hingga 4 di
tahun pertama; Tahap kedua – Pengembangan sistem inti 2, dilaksanakan pada
kuartal 1 di tahun kedua, Tahap ketiga – Pengembangan sistem penunjang dan
strategis, dilaksanakan pada kuartal 2 hingga 3 di tahun kedua; dan Tahap
keempat – Pengembangan sistem potensial, dilaksanakan pada kuartal 4 di tahun
kedua.
ABSTRACT
DAFTAR ISI
x Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
xi Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kemungkinan Solusi Untuk Akar Masalah Terkait PSSI ....................... 4!
Tabel 2.1 Perbandingan Istilah Dasar dalam Konteks Perusahaan Penerbangan . 16!
Tabel 2.2 Beberapa Isu Utama di Tiap Segmen Portfolio .................................... 28!
Tabel 2.3 Penelitian Terkait Penyusunan PSSI untuk Rumah Sakit ..................... 33!
Tabel 2.4 Komponen Utama Model PSSI ............................................................. 44!
Tabel 3.1 Tahapan Analisa .................................................................................... 49!
Tabel 3.2 Narasumber dan Instrumen Wawancara ............................................... 50!
Tabel 4.1 Daftar Komputer dan Printer di Masing-Masing Bagian ...................... 57!
Tabel 4.2 Sistem Informasi dan Aplikasi di RS XYZ ........................................... 61!
Tabel 4.3 Spesifikasi Server di RS XYZ .............................................................. 62!
Tabel 4.4 Aplikasi Penunjang di RS XYZ ............................................................ 63!
Tabel 4.5 Analisa Portofolio Aplikasi Saat Ini ..................................................... 66!
Tabel 4.6 Acuan Penentuan Kuadran .................................................................... 66!
Tabel 4.7 Portofolio Aplikasi Saat Ini................................................................... 67!
Tabel 4.8 Top 10 CIO Business and Technology Priorities in 2012 .................... 67!
Tabel 4.9 Jenis/ Pilihan Masing-Masing Teknologi ............................................. 68!
Tabel 4.10 Penjelasan Bagian Utama Rumah Sakit .............................................. 75!
Tabel 4.11 Pelaporan Data Masing-Masing Bagian ............................................. 79!
Tabel 4.12 Komponen Aktivitas Utama................................................................ 80!
Tabel 4.13 Komponen Aktivitas Pendukung ........................................................ 81!
Tabel 4.14 Analisa CSF pada Instalasi Gawat Darurat ......................................... 82!
Tabel 4.15 Analisa CSF pada Instalasi Rawat Jalan ............................................. 83!
Tabel 4.16 Analisa CSF pada Instalasi Rawat Inap .............................................. 84!
Tabel 4.17 Analisa CSF pada Instalasi Kamar Operasi ........................................ 86!
Tabel 4.18 Analisa Balanced Scorecard Perspektif Keuangan ............................ 88!
Tabel 4.19 Analisa Balanced Scorecard Perspektif Pelanggan ............................ 89!
Tabel 4.20 Analisa Balanced Scorecard Perspektif Bisnis Internal ..................... 92!
Tabel 4.21 Analisa Balanced Scorecard Perspektif Inovasi dan Pembelajaran ... 98!
Tabel 4.22 Komponen External Value Chain ..................................................... 101!
Tabel 4.23 Analisa Barriers to Entry .................................................................. 103!
Tabel 4.24 Analisa Supplier Power .................................................................... 105!
Tabel 4.25 Analisa Threat of Substitutes ............................................................ 107!
Tabel 4.26 Analisa Rivalry Between Competitors .............................................. 108!
Tabel 4.27 Analisa Customer Power .................................................................. 110!
Tabel 4.28 Analisa Pengaruh Lima Kekuatan..................................................... 112!
Tabel 4.29 Analisa Kekuatan dan Kelemahan Bisnis ......................................... 114!
Tabel 4.30 Analisa PESTLE Faktor Politik ........................................................ 115!
Tabel 4.31 Analisa PESTLE Faktor Ekonomi .................................................... 119!
Tabel 4.32 Analisa PESTLE Faktor Sosial ......................................................... 120!
BAB 1
PENDAHULUAN
Peran yang dapat dimainkan sistem informasi/ teknologi informasi dalam ruang
lingkup penyedia layanan kesehatan ialah menjadi enabler atau pemungkin bagi
pelaksanaan proses-proses layanan kesehatan dan administrasi rumah sakit.
Sebagaimana teknologi lainnya, tujuan dasar pemanfaatan teknologi informasi
adalah perbaikan dan penyempurnaan dari apa yang ada saat ini. Manifestasinya
bisa berupa tingkat kemudahan, kecepatan, produktivitas, akurasi, efisiensi, dan
transparansi yang lebih tinggi. Apa yang dulu tidak bisa dikerjakan, sekarang hal
ini menjadi mungkin karena bantuan teknologi informasi.
Universitas Indonesia
Dari gambar 1.1. terlihat bahwa permasalahan yang nampak adalah bahwa
Pemanfaatan sistem informasi untuk menunjang proses bisnis di Rumah Sakit
Umum XYZ belum maksimal. Secara garis besar ada 4 penyebab utama dari
masalah ini.
Penyebab pertama yaitu dari sisi aplikasi. Pemanfaatan sistem informasi untuk
meningkatkan kunjungan pasien belum maksimal. SMS gateway yang ada masih
perlu pengembangan dari segi fitur. Selain itu belum adanya perencanaan
pemanfaatan sistem informasi yang spesifik untuk meningkatkan kunjungan
pasien. Penyebab lain dari sisi aplikasi yaitu adanya pekerjaan menginput data
yang dilakukan berulang. Hal ini terjadi karena belum terintegrasinya semua
aplikasi dan database yang ada. Aplikasi-aplikasi yang ada belum terintegrasi
disebabkan tidak selesainya pengembangan sistem informasi terintegrasi di RS.
XYZ. Belum matangnya perencanaan pengembangan sistem informasi
terintegrasi, belum diterapkannya requirement engineering dan banyaknya
kustomisasi terhadap sistem yang ditawarkan vendor menjadi alasan tidak
selesainya pengembangan sistem. Banyaknya kustomisasi terhadap sistem yang
ditawarkan vendor disebabkan adanya ketidaksesuaian antara sistem yang
ditawarkan vendor dengan kebutuhan.
Penyebab kedua yaitu dari sisi infrastruktur. Backup data secara keseluruhan
belum bisa dilakukan secara otomatis karena sistem yang belum terintegrasi.
Selain itu belum adanya disaster recovery plan dan belum adanya ruangan khusus
untuk server yang sesuai standar.
Penyebab keempat yaitu dari sisi manusia. Masih ditemukan ketidaksesuaian data
antara yang tercatat di sistem dan tercatat secara manual. Penyebabnya
kemungkinan karena kemampuan penggunaan komputer yang masih kurang.
Setelah dianalisis, ditemukan bahwa beberapa akar masalah yang ada dapat
diselesaikan dengan perencanaan strategis sistem informasi, lebih jelasnya akan
diuraikan pada tabel 1.1.
1. Ruang lingkup penelitian ini mencakup seluruh bagian di Rumah Sakit Umum
XYZ.
2. Hasil akhir dari penelitian ini mencakup tiga hal utama yaitu: strategi SI,
strategi TI, dan strategi manajemen SI/TI
sakit tempat studi kasus, akademisi maupun praktisi. Manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Manfaat bagi rumah sakit tempat studi kasus yaitu sebagai referensi dalam
perencanaan strategis sistem informasi.
2. Manfaat bagi akademisi yaitu sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya
terutama yang terkait dengan perencanaan strategis sistem informasi.
3. Manfaat bagi praktisi yaitu sebagai referensi dalam melakukan pengembangan
perencanaan strategis sistem informasi terutama untuk sektor kesehatan atau
lebih spesifik lagi rumah sakit
Pembahasan penelitian ini akan dibagi ke dalam enam bagian untuk memudahkan
pembaca memahami gambaran secara menyeluruh terhadap penelitian yang akan
dilakukan. Sistematika penulisan dibuat sebagai berikut.
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab ini berisikan teori-teori yang berkaitan dengan topik penelitian, penjelasan
singkat mengenai penelitian-penelitian sebelumnya yang membahas topik yang
sama atau berkaitan serta metodologi perencanaan strategis sistem informasi yang
mendukung penelitian ini.
4. BAB 4 ANALISA
Bab ini membahas analisa yang dilakukan berdasarkan data yang diperoleh.
Universitas Indonesia
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari penelitian yang telah dilakukan.
Saran ditujukan baik bagi pihak rumah sakit maupun pihak akademis.
Universitas Indonesia
BAB 2
LANDASAN TEORI
Menurut O’Brien (2007, p. 4), sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari
orang, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan komunikasi, dan sumber daya
data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi. Jadi sistem informasi dapat diartikan sebagai kombinasi antara orang,
data, proses, dan komponen teknologi informasi untuk menghasilkan informasi
yang mendukung organisasi.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p. 3), teknologi informasi menunjuk pada
spesifikasi mengenai teknologi, khususnya perangkat keras, perangkat lunak dan
jaringan telekomunikasi yang memfasilitasi dan mendukung proses pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penyebaran dan pertukaran informasi.
! 7! Universitas Indonesia!
Dalam buku berjudul Business Analysis (2010, p. 38) dikatakan bahwa definisi
populer dari strategi sebagaimana dijelaskan oleh Johnson, Scholes dan
Whittington (2008) adalah: arah dan cakupan organisasi dalam jangka panjang,
yang dapat memberikan pencapaian keuntungan bagi organisasi melalui
pengaturan sumber daya dalam lingkungan yang terus berubah dan untuk
memenuhi harapan stakeholder (pemangku kepentingan).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa strategi berada pada tingkatan yang berbeda dalam
sebuah organisasi, mulai dari strategi perusahaan pada tingkat atas yang
Universitas Indonesia
Gambar 2.1 Keterkaitan Strategi Perusahaan, Unit Bisnis dan Strategi SI/TI
Strategi SI berkaitan dengan apa yang harus dilakukan dengan informasi, sistem
dan teknologi yang ada, dan bagaimana mengelola aplikasi dari sudut pandang
bisnis. Dengan demikian strategi SI berfokus pada keselarasan erat antara
informasi dan sistem untuk mendukung kebutuhan bisnis dan mengenai
identifikasi serta memanfaatkan peluang kompetitif untuk SI/TI. Strategi TI
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
269 tahun 2008, isi rekam medis ditentukan berdasarkan jenis layanan.
Menurut Winter et. al (2011, pp. 33-35), sistem informasi rumah sakit adalah
subsistem socio-technical rumah sakit, yang terdiri dari semua pemrosesan
informasi seperti aktor manusia atau teknis dalam peran pemrosesan informasinya
masing-masing. Komponen khas dari sistem informasi rumah sakit adalah fungsi
enterprise, proses bisnis, komponen aplikasi, dan sistem pemrosesan data fisik.
Untuk mendukung perawatan pasien dan hal-hal terkit administrasi, tugas sistem
informasi rumah sakit adalah:
Menurut Pyzdek (2002, p. 248), fishbone diagram adalah alat yang digunakan
untuk mengatur dan menunjukkan secara grafik semua pengetahuan yang dimiliki
sebuah kelompok sehubungan dengan masalah tertentu.
Universitas Indonesia
Dijelaskan dalam Strategi Management, Concept and Cases (Kachru, 2005, p. 84)
bahwa analisa PESTLE, seperti halnya analisa PEST melibatkan identifikasi
pengaruh politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi pada suatu organisasi
serta menyediakan cara untuk memeriksa pengaruh lingkungan yang berdampak
pada organisasi atau kebijakan masa lalu dan masa yang akan datang. PESTLE
singkatan dari Political, Economic, Social, Technological, Legal, Environmental.
Seperti halnya analisa SWOT, analisa PESTLE ini sederhana, cepat, dan melihat
dari beberapa perspektif. Keuntungan dari alat ini adalah bahwa ia mendorong
manajemen untuk berpikir proaktif dan terstruktur dalam pengambilan keputusan.
Isu-isu pada masing-masing faktor dijelaskan pada matriks di gambar 2.2.
Political Economic
•Undang-undang saat ini •Situasi dan tren ekonomi
•Undang-undang masa depan •Perpajakan produk tertentu
•Badan pengatur dan pemroses •Siklus pasar dan perdagangan
•Kebijakan pemerintah •Faktor industri tertentu
•Persyaratan pemerintah & perubahannya •Penggerak/pendorong pelanggan/end-user
•Kebijakan perdagangan •Suku bunga dan nilai tukar
Social Technological
•Tren gaya hidup •Teknologi pengganti / solusi
•Kependudukan •Kematangan teknologi
•Perilaku dan opini konsumen •Kematangan dan kapasitas manufaktur
•Citra merek, perusahaan, teknologi •Potensi inovasi
•Pola pembelian konsumen •Akses, lisensi, paten teknologi
•Faktor etnis/agama
Legal Environmental
•Hukum Internasional •Masalah ekologi/lingkungan
•Undang-undang Ketenagakerjaan •Dampak lingkungan
•Undang-undang Persaingan usaha •Undang-undang Lingkungan Hidup
•Undang-undang Kesehatan & •Konsumsi energi
Keselamatan kerja •Pembuangan limbah
•Undang-undang Pemerintahan Daerah
Universitas Indonesia
Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk
merebut bagian pasar serta seringkali juga sumber daya yang besar. Akibatnya
harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak sehingga mengurangi
kemampulabaan perusahaan.
Universitas Indonesia
CSF adalah beberapa area kunci dimana ‘segala sesuatu harus berjalan dengan
benar’ agar bisnis dapat berkembang. Sangat penting untuk mengidentifikasinya
jika bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang bisnis.
Penentuan CSF dapat membantu menguatkan tujuan dan strategi, dan tentunya
untuk menegaskan prioritas kegiatan (Ward & Peppard, 2002, p. 191).
Untuk membedakan CSF dengan istilah lain yang berkaitan dengan manajemen
organisasi, berikut ringkasan definisi masing-masing istilah beserta contoh
penggunaannya dalam konteks perusahaan penerbangan sebagaimana dijelaskan
dalam “A Primer on Critical Success Factors” (Bullen & Rockart, 1981, p. 9).
Universitas Indonesia
Hubungan secara hierarkis antar keenam istilah tersebut dari sudut pandang
individual line manager dapat digambarkan secara sederhana pada gambar 2.4.
CORPORATE
STRATEGY
+
OBJECTIVE
S
GOALS
INDIVIDUAL
MANA GER
GOALS
PROBLEMS
CSFs
MEASURES
Universitas Indonesia
CSF muncul dari lima sumber utama yang harus diteliti oleh interviewer CSF
yang memiliki kemampuan selama persiapan serangkaian wawancara. Sumber
CSF adalah:
1. Industri
3. Faktor lingkungan
Universitas Indonesia
4. Faktor temporal
Ini adalah area aktifitas dalam sebuah organisasi yang menjadi penting untuk
jangka waktu tertentu karena sesuatu yang luar biasa telah terjadi. Biasanya
area ini tidak akan menghasilkan CSF. Misalnya, krisis seperti hilangnya
sejumlah besar eksekutif dalam kecelakaan pesawat akan menghasilkan CSF
jangka pendek "membangun kembali kelompok eksekutif." Demikian pula,
ketika inventory control biasanya tidak muncul di daftar CSF untuk CEO, itu
bisa menjadi CSF baginya saat kondisi yang ekstrim lebih dari atau kurang
dari yang seharusnya dipenuhi.
5. Posisi manajerial
Universitas Indonesia
2. Monitoring vs Building/Adapting
Manajer yang berorientasi pada penekanan hasil operasi jangka pendek akan
melakukan upaya yang cukup besar dalam menelusuri dan memandu kinerja
organisasinya. Monitoring CSF melibatkan pengawasan yang berkelanjutan
terhadap situasi yang ada. Hampir semua manajer memiliki beberapa
monitoring CSF. Seringkali meliputi CSF yang berorientasi finansial seperti
actual performance versus budget atau status terkini dari product cost. CSF
berorientasi monitoring lainnya mungkin berupa tingkat turnover karyawan.
Manajer, yang concern dalam kontrol kewajaran operasi sehari-hari, atau yang
dibatasi dari penanggulangan masalah, menghabiskan lebih banyak waktu
dalam mode building (atau adapting). Orang-orang ini adalah perencana
berorientasi masa depan yang tujuan utamanya adalah untuk melaksanakan
program perubahan besar yang ditujukan untuk menyesuaikan organisasi
dengan suatu yang dirasakan sebagai lingkungan baru. CSF yang khas dalam
area ini termasuk didalamnya keberhasilan pelaksanaan perekrutan dan
pelatihan atau program pengembangan produk baru.
DETERMINE
PRIORITY INFO
DATA BASES &
KEY SYSTEM
I/S PLANNING
(PRIORITIZE
INFO SYSTEMS
DEVELOPMENT)
Universitas Indonesia
Balanced Scorecard telah menjadi alat yang populer untuk mengelola kinerja
organisasi dan, disamping itu, untuk pengembangan strategi itu sendiri.
Dikembangkan oleh akademisi Harvard Business School Kaplan dan Norton, hal
ini didasarkan pada premis bahwa ukuran-ukuran finansial hanya melaporkan
hasil keputusan masa lalu; dan kenyataan bahwa jika pengukuran kinerja
ditujukan untuk menghasilkan dampak yang berarti dan nyata maka diperlukan
seperangkat objectives dan measures yang seimbang (balanced).
Objectives
To: achieve
Critical Success
Measures Factors
Measures
By: taking action
Information and
system required
Gambar 2.7 Kaitan Objectives dan Measures dengan CSF dan Kebutuhan SI
(Ward & Peppard, 2002, p. 215)
Output dari pekerjaan Balanced Scorecard dan analisa CSF kemudian dapat
dikonsolidasikan, seperti pada gambar 2.8.
Universitas Indonesia
Financial perspective
Objectives Measure(s) Action (CSF) IS Needs
- To reduce a) Stock turn -By earlier i) New stock turn
stock costs identification of analysis (ABC)
b) Write offs obsolete items ii) Improved sales and
stock forecasting
c) Stockhandling -By better fore-
iii) New stock
costs casting to reduce
replenishment
safety stocks
algorithms
Customer perspective
Objectives Measure(s) Action (CSF) IS Needs
- To increase a) Order to delivery -By identifying causes i) New accurate measure
responsiveness lead time of all late deliveries of all order/delivery times
ii) Analysis of all types of
b) Enquiry response -By informing delivery failure
time customers in advance iii) New/dynamic customer/
of problems order monitoring system
-By tracking all to instigate action
enquiries/ iv)New enquiry recording/
progress daily tracking process and
system
Gambar 2.8 Contoh Hasil Konsolidasi Balanced Scorecard dan Analisa CSF
(Ward & Peppard, 2002, p. 216)
Konsep Analisa value chain dijelaskan secara panjang lebar oleh Michael Porter
dimana ia mencatat bahwa: "Setiap perusahaan adalah kumpulan dari aktivitas
yang dijalankan untuk merancang, memproduksi, memasarkan, menghantarkan
dan mendukung produk/jasanya. Semua aktivitas tersebut dapat direpresentasikan
menggunakan value chain. Value chain hanya dapat dipahami dalam konteks unit
bisnis."
Dengan kata lain, value chain unit bisnis hanyalah satu bagian dari kumpulan
aktivitas penambahan nilai (yang lebih besar) dalam suatu industri (industry value
chain/value system). Value chain perusahaan perlu dipahami sebagai bagian dari
sistem value chain terkait --baik supplier, customers dan competitors-nya-- yang
lebih besar, sebelum dapat dioptimasi. Tindakan yang dilakukan pihak-pihak lain
akan berdampak signifikan terhadap apa yang akan perusahaan lakukan dan
bagaimana perusahaan tersebut melakukannya. Hal ini terutama berlaku dalam
bidang sistem informasi. Sebagai contoh, investasi yang cukup besar yang dibuat
oleh retailer makanan pada sistem Point-of-Sale (POS) telah mengubah cara
informasi diteruskan ke produsen makanan dan secara dramatis mengubah metode
Universitas Indonesia
delivery service yang dikehendaki dari produsen tersebut. Hal ini berimplikasi
pada sistem informasi di perusahaan pengolahan makanan dan selanjutnya pada
sistem yang berhubungan dengan supplier mereka. Agar sebuah organisasi dapat
mengidentifikasi implikasi e-commerce secara keseluruhan pada bisnisnya dari
segi peluang dan ancaman, informasi yang mengalir melalui industri (external
value chain) perlu dianalisa sebelum proses informasi dapat dioptimasi di dalam
bisnis--dengan mempertimbangkan internal value chain. (Ward & Peppard, 2002,
p. 244)
Gambar 2.10 dapat memudahkan dalam memahami aliran informasi pada external
value chain. Pada gambar tersebut, value chain dibagi ke dalam empat bagian
yaitu supply, conversion, product & services logistics, serta consumption.
Universitas Indonesia
Firm Infrastructure
Support Activities
Technology Development
Margin
Procurement
Margin
Inbound Operations Outbound Marketing Service
Logistics Logistics & Sales
Primary Activities
Pendekatan value chain (lihat gambar 2.11) dibedakan menjadi dua tipe aktivitas
bisnis (Ward & Peppard, 2002, p. 263):
Universitas Indonesia
dengan baik, tapi juga harus saling berhubungan dengan efektif jika
keseluruhan performa bisnis hendak dioptimalkan. Aktivitas utama terdiri dari
inbound logistics, operations, outbound logistics, marketing & sales, dan
services.
Universitas Indonesia
Strengths Weaknesses
Universitas Indonesia
Pada TOGAF 8.1 Enterprise Edition (The Open Group, 2003) dijelaskan bahwa
analisa kesenjangan menyoroti kekurangan dalam hal layanan aplikasi dan/atau
komponen aplikasi yang tanpa sengaja telah ditinggalkan, sengaja dieliminasi,
atau belum didefinisikan. Langkah-langkah yang disarankan adalah sebagai
berikut:
1. Buatlah matriks dengan semua aplikasi dalam Arsitektur Aplikasi saat ini pada
sumbu vertikal, dan semua aplikasi dalam Arsitektur Aplikasi sasaran pada
sumbu horisontal.
Universitas Indonesia
2. Menambahkan pada sumbu Arsitektur saat ini sebuah baris akhir berlabel
'New Application/Aplikasi Baru', dan pada sumbu Arsitektur sasaran sebuah
kolom akhir berlabel 'Eliminated Applications/Aplikasi yang Dieliminasi'.
3. Jika sebuah aplikasi ada di arsitektur saat ini maupun arsitektur sasaran, catat
hal ini dengan 'Retained/Dipertahankan' pada perpotongan cell.
4. Jika sebuah aplikasi dalam arsitektur saat ini tidak terdapat dalam arsitektur
sasaran, arsitektur saat ini dan sasaran harus ditinjau ulang.
• Jika aplikasi yang ada saat ini tepat dieliminasi, tandai seperti itu dalam
cell 'Eliminated Applications/Aplikasi yang Dieliminasi'.
• Jika aplikasi yang ada saat ini harus diganti, seluruhnya atau sebagian,
oleh satu atau lebih aplikasi dalam arsitektur sasaran, buat catatan untuk
perubahan ini dalam perpotongan cell yang berkaitan.
• Jika aplikasi yang ada saat ini tidak sengaja dihilangkan dalam arsitektur
sasaran, catat fakta ini dalam cell 'Eliminated Applications/Aplikasi yang
Dieliminasi'. Penghilangan tersebut perlu ditangani dalam sebuah iterasi
dari desain arsitektur aplikasi sasaran.
5. Jika aplikasi dalam Arsitektur Aplikasi sasaran tidak ditemukan dalam
arsitektur saat ini, tandai pada perpotongan dengan baris 'baru', sebagai gap
yang perlu diisi, baik dengan pengembangan atau pengadaan aplikasi.
6. Ketika pelaksanaan selesai, segala sesuatu yang ada di bawah 'Aplikasi yang
Dieliminasi' atau 'Aplikasi Baru' adalah gap yang potensial, yang perlu
dijelasan sebagai (aplikasi yang) tepat dieliminasi, atau ditandai sebagai
(aplikasi yang) perlu ditangani, baik dengan menyatakan kembali pada
arsitektur sasaran, atau dengan pengembangan/pengadaan aplikasi.
7. Periksa apakah analisa kesenjangan aplikasi telah selesai.
Contoh dari matriks gap analysis dapat dilihat pada gambar 2.14.
Universitas Indonesia
Broadcast Intentionally
services eliminated
Video Included
conferencing
services
Enhanced Potential
telephony match
services
Peta jalan atau road map adalah sebuah arahan (direction) bagi usaha
pengembangan yang bersifat strategis, berskala besar, dan berdurasi panjang.
Esensi sebuah peta jalan adalah adanya jalur-jalur (paths) pengembangan yang
bila diikuti akan membawa pelakunya mencapai tujuan pengembangan tersebut.
Jalur-jalur ini disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan berbagai faktor
yang melekat pada konteks, situasi, dan lingkungan pengembangan, sehingga
dapat mengantarkan pada pencapaian tujuan dengan tingkat efektivitas dan
efisiensi yang tinggi (Universitas Negeri Semarang, 2011). Contoh road map
dapat dilihat pada gambar 2.15.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 2.3 menjelaskan gambaran beberapa penelitian terkait penyusunan perencanaan strategis sistem informasi untuk Rumah Sakit.
No Penelitian Tujuan Model Hal yang Dianalisa Teknik Analisa Hasil Penelitian
1. Perencanaan Strategis Untuk menghasilkan Hospital a. Lingkungan a. SWOT a. Rekomendasi prioritas
Sistem Informasi: sebuah usulan Strategic internal bisnis b. CSF aplikasi sistem
Studi Kasus Rumah perencanaan strategis Information b. Lingkungan informasi dan roadmap
c. Value Chain
Sakit Daerah Ciawi SI/TI yang dapat Systems eksternal bisnis implementasi untuk
(Warsuta, 2010) mengoptimalkan proses d. 8 Hospital SIS mendukung strategi
c. Lingungan SI/TI Dimension
bisnis organisasi untuk bisnis RSD Ciawi
eksternal
meningkatkan kinerja dan e. Gap Analysis b. Usulan pengelolaan
membantu dalam proses d. Lingkungan SI/TI
f. McFarlan’s sumberdaya SI/TI di
pengambilan keputusan internal
Application Portfolio RSD Ciawi mencakup
investasi SI/TI Matrix tentang uraian fungsi
dan tanggung jawab
yang didasarkan pada
alternatif pengelolaan
SI/TI
2. Perencanaan Strategis Untuk mendapatkan suatu Hospital a. Lingkungan a. SWOT Usulan portfolio
Sistem Informasi: Perencanaan Strategis Strategic internal bisnis b. CSF aplikasi, usulan
Studi Kasus Rumah Sistem Informasi pada Information b. Lingkungan landscape aplikasi,
c. Value Chain
Sakit Gigi dan Mulut Rumah Sakit Gigi dan System eksternal bisnis arsitektur teknologi
Fakultas Kedokteran Mulut Fakultas d. 8 Hospital SIS informasi, dan rencana
c. Lingungan SI/TI Dimension
Gigi Universitas Kedokteran Gigi pengembangan aplikasi
eksternal
Indonesia Universitas Indonesia e. Gap Analysis
(Febriandirza, 2011) d. Lingkungan SI/TI
f. McFarlan’s
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Di sisi lain, conceptual framework ia jelaskan sebagai sebuah model tingkat tinggi
(meta-level) dimana melalui serangkaian konsep, model, teknik, metodologi, ia
dapat diperjelas, dibandingkan, dikategorikan, dievaluasi dan/ atau diintegrasikan.
Be Vissta Planning dan Information Systems Strategic and Tactical Plan termasuk
dalam kategori metodologi karena kedua model ini menjelaskan proses-proses
yang harus dijalankan dalam membuat perencanaan strategis SI/TI. Proses-proses
tersebut harus dijalankan berurutan karena untuk menjalankan suatu proses
diperlukan informasi dari proses sebelumnya.
Universitas Indonesia
Menurut Ward dan Peppard (2002, p. 153), kerangka perencanaan dan formula
strategi SI/TI terdiri dari tahapan masukan, tahapan keluaran dan aktivitas-
aktivitas penting seperti yang digambarkan pada gambar 2.16 berikut.
Analisa Analisa
SI/TI SI/TI
Eksternal Internal
Analisa Analisa
Bisnis Bisnis
Eksternal Internal
Manajemen Strategi TI
Strategi Bisnis Strategi SI/TI
SI
Aplikasi Portfolio
Masa Depan
Universitas Indonesia
1. Meninjau portofolio aplikasi saat ini, mencakup status proyek saat ini, dan
keseluruhan dampak sumber daya untuk:
! Isu-isu penting yang membutuhkan penyelesaian dalam strategi yang ada
! Sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran bisnis
! Menyelesaikan pekerjaan dan komitmen dengan baik
2. Mengusulkan/merancang portofolio aplikasi masa depan: mencakup potensi
investasi dengan prioritas dan dampak untuk keseluruhan portofolio, estimasi
awal dari sumber daya yang dibutuhkan, serta rencana awal untuk investasi
tersebut.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Framework ini dikembangkan oleh Killingsworth dan Seeman pada tahun 2005.
Framework ini mengintegrasikan sistem manajemen informasi yang efektif dalam
perencanaan strategis rumah sakit. Framework pembangunan sistem informasi
strategis ini bersifat fleksibel sehingga memungkinkan rumah sakit menyesuaikan
strateginya dengan perubahan lingkungan dan tetap berada sejalur dengan visinya.
Hasilnya adalah Master Strategic Information System Implementation Plan, yaitu
berupa usulan aplikasi sistem informasi, usulan manajemen SI/TI, usulan
landscape aplikasi, usulan arsitektur teknologi informasi, dan rencana
pengembangan aplikasi.
Terdapat dua fase dalam framework ini, yakni fase analisis organisasi
(Organizational Analysis) dan fase pengembangan sistem informasi strategis
rumah sakit (SIS Development). Proses formulasi Hospital Strategic Information
System ini dapat dilihat secara sederhana pada gambar 2.18.
Universitas Indonesia
Fase I
Analisa Internal dan Eksternal
Organizational Analysis Organisasi
Fase II
Membangun Visi SIS
SIS Development
Dimensi Dimensi Administratif / Dimensi Dimensi Finansial Dimensi Dimensi Klinis / Dimensi Dimensi Lingkungan
Administratif Finansial Finansial / Lingkungan Klinis Administratif Lingkungan / Klinis
Mengembangkan Rencana
Kebutuhan Sumber Daya
Universitas Indonesia
Daftar isi akan dikembangkan pada awal proses perencanaan strategis. Hal ini
untuk memastikan bahwa semua aspek rencana dipertimbangkan dalam
langkah-langkah berikutnya, sehingga memungkinkan identifikasi yang jelas
mengenai ruang lingkup pekerjaan yang akan dilakukan.
Pada langkah ini juga diperlukan permintaan umpan balik dari pemangku
kepentingan melalui berbagai pendekatan (misalnya, wawancara, survey,
lokakarya) dan ulasan atas dokumentasi yang ada. Hal ini memungkinkan
dilakukannya identifikasi pokok-pokok utama yang akan dimasukkan dalam
kondisi masa depan TI di rumah sakit.
4. Analisa gap
Langkah ini sebagian besar akan bergantung pada keahlian dan pengalaman
konsultan eksternal dengan komunitas kesehatan yang ada. Menggabungkan
pengalaman konsultan eksternal dan informasi yang dikumpulkan melalui
langkah-langkah sebelumnya, analisis kesenjangan memungkinkan integrasi
Universitas Indonesia
5. Membangun Rencana
Setelah visi tentang kondisi masa depan ditentukan, dan rencana berada dalam
tahap pengembangan, keterlibatan pemangku kepentingan (stakeholder) yang
kedua kali akan dilakukan. Tahapan ini memberikan kesempatan untuk
menyesuaikan rencana agar relevan dengan informasi baru yang diperoleh.
7. Implementasi
Rencana yang telah dibangun akan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.
Cu r
r ent
St a
te
Project Futu
SWOT re S
Initiation tate
Analysis &
Workshop &
Stakeholder
IS Leadership
Steering Visioning Analysis &
Interviews
Committee Surveys
Modelling Plan
Interviews
Workshops
Development
Vendor
Report
& Approval
Development
Strategic Plan
Tactical Plan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Terdapat dua jenis data yang perlu diambil untuk keperluan penelitian ini yaitu:
Studi literatur dilakukan terhadap dua hal yaitu penelitian mengenai perencanaan
strategis sistem informasi di rumah sakit dan peraturan perundangan yang
berhubungan dengan rumah sakit. Sumber penelitian mengenai perencanaan
strategis rumah sakit yang digunakan ialah tesis atau karya akhir mahasiswa, juga
jurnal penelitian serta buku-buku.
4. Road Map
Road Map dibuat berdasarkan hasil analisa sistem informasi yang diusulkan
dengan sistem informasi yang ada saat ini. Bentuknya berupa arahan waktu
pengembangan sistem informasi yang diusulkan, berdasarkan posisinya pada
kuadran portofolio aplikasi sehingga tercapainya sasaran-sasaran yang ada dengan
tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi.
Universitas Indonesia
1 2 Business SWOT
4 3
Matrix
Business Strategy
5
IS/IT Strategy Process
6 • Business IS Strategy
• IT Strategy Future
• IS/IT Management Strategy Analysis
• IS Needs
McFarlan App Future IS/IT
Portfolio Matrix Condition
Universitas Indonesia
Metode
Teknik
No Tahapan Masukan Keluaran Pengambilan
Analisa
Data
1. Analisa internal Data • Kondisi SI/TI Matriks • Wawancara
SI/TI wawancara saat ini Portofolio • Observasi
• Portofolio Aplikasi
aplikasi saat McFarlan
ini
2. Analisa Data tren Pemanfaatan Tren SI/TI Studi literatur
eksternal SI/TI teknologi tren untuk
informasi rumah sakit
3. Analisa internal • Data • Aktivitas • Internal • Wawancara
bisnis wawancara utama-aktivitas Value Chain • Observasi
• Dokumen pendukung • CSF
internal • Kebutuhan • Balanced
rumah sakit informasi Scorecard
• Kebutuhan SI
4. Analisa • Data • Kekuatan– • External • Wawancara
eksternal bisnis wawancara kelemahan Value Chain • Observasi
• Data UU bisnis • Model • Studi
terkait • Peluang– Porter literatur
rumah sakit ancaman bisnis • PESTLE
5. Analisa strategi • Kekuatan– Strategi bisnis Matriks
bisnis kelemahan SWOT Bisnis
bisnis
• Peluang–
ancaman
bisnis
6. Proses strategi • Kondisi • Strategi bisnis
SI/TI SI/TI saat SI
ini • Strategi TI
• Peluang • Strategi
SI/TI manajemen
SI/TI
• Kebutuhan SI
yang
mendukung
strategi SI/TI
Universitas Indonesia
Tabel 3.2 merinci narasumber yang diwawancara serta instrumen yang digunakan.
Halaman
No Aspek Wawancara Narasumber
Instrumen
1. Kondisi Internal SI/TI Kaur SIM dan Kesekretariatan Hal.172
2. External Value Chain Direktur Umum Hal.173
3. Model Lima Kekuatan Porter Direktur Umum, Wakil Direktur Hal.174
4. PESTLE Direktur Umum Hal.178
5. CSF Ditujukan kepada narasumber di Hal.179
masing-masing SBU yaitu:
a. Kepala Instalasi Rawat Inap
b. Kepala Instalasi Gawat Darurat
c. Kepala Instalasi Rawat Jalan
d. Kepala Instalasi Kamar Operasi
6. Balanced Scorecard Ditujukan kepada narasumber yang Hal.179
memiliki posisi strategis di rumah
sakit yaitu:
a. Direktur
b. Wadir Administrasi & Keuangan
c. Kabid Pelayanan Kesehatan
d. Kabid Pengembangan &
Pembinaan Usaha
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISA
• Pemeliharaan SI/TI
Masalah yang berkaitan dengan perangkat keras langsung ditangani pada saat
diperlukan. Misalnya saja jika terjadi kerusakan, perangkat akan diperbaiki atau
diganti. Beberapa perangkat sudah disiapkan cadangannya seperti monitor dan
printer dot matrix, sehingga saat terjadi masalah dengan monitor atau printer dot
matrix dapat langsung diganti dengan cadangan yang ada. Jika memungkinkan,
printer akan langsung diperbaiki sendiri dan jika tidak memungkinkan maka akan
diperbaiki oleh pihak luar. Pada saat tinta habis, tanggungjawab SIM adalah
melakukan isi ulang (refill) tinta pada printer dengan menggunakan stok tinta
yang sudah disiapkan oleh masing-masing bagian. Perangkat keras lainnya yang
tidak disiapkan cadangannya seperti RAM atau harddisk akan segera dilakukan
penggantian dengan dilakukan mekanisme pengadaan terlebih dahulu.
Pengecekan masalah terkait komputer rutin dilaksanakan tiap hari jumat untuk
mendeteksi masalah yang belum sempat dilaporkan ke bagian SIM karena
masalah tersebut tidak dapat ditangani pada hari sabtu dan minggu. Server SIM
Peralatan lain yang menjadi tanggungjawab SIM antara lain adalah projector.
Pemeliharaannya yaitu dengan menyimpan dan menjaganya dengan baik. SIM
bartugas memasang projector ketika diperlukan pada saat persentasi atau rapat.
Beberapa peralatan atau hal terkait SI/TI yang bukan kewenangan SIM yaitu
mesin fingerprint dan website. Mesin fingerprint digunakan bagian SDM untuk
mendata kehadiran staf, sedangkan website dikelola oleh humas sebagai media
informasi dan promosi rumah sakit. Pemeliharaan website menjadi mudah karena
menggunakan jasa hosting pihak luar.
Pihak yang terlibat dalam pengadaan ini yaitu pengguna, logistik, perbendaharaan
dan SIM. Terdapat dua jenis pengadaan SI/TI. Pengadaan jenis pertama yaitu
pengadaan perangkat lunak (software). Pengadaan biasanya berupa sistem operasi
seperti Windows XP atau Windows 7. Inisiatif pengadaan datang dari pengguna,
kemudian dibuat perencanaannya oleh bagian logistik dan dilakukanlah
pengadaan oleh perbendaharaan. SIM dalam hal ini berfungsi sebagai pendamping
saja. Pengadaan jenis kedua yaitu pengadaan perangkat keras (hardware).
Pengadaan biasanya berupa komputer, printer serta alat-alat lainnya. Inisiatif
pengadaan bisa datang dari pengguna maupun dari SIM sendiri, kemudian setelah
SIM menyetujui dibuatlah perencanaan oleh bagian logistik dan dilakukan
pengadaan oleh perbendaharaan. Lamanya waktu pengadaan bergantung pada
prioritas kebutuhan.
Universitas Indonesia
• Pelatihan SI/TI
Pelatihan SI/TI terdiri dari dua macam yaitu pelatihan penggunaan aplikasi kantor
(office) dan pelatihan penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit. Pelatihan
penggunaan aplikasi kantor mencakup aplikasi pengolah kata (word processor)
dan aplikasi lembar kerja (spreadsheet), pelatihan ini dijadwalkan oleh bagian
SDM. Pelatihan penggunaan Sistem Informasi Rumah Sakit dilaksanakan
kondisional berdasarkan permintaan, dapat dijadwalkan maupun tidak, serta
bergantung pada kesepakatan yang telah dibuat. Kedua macam pelatihan ini dapat
dilaksanakan di bagian masing-masing atau di mini lab.
Pelatihan dilakukan oleh pihak internal RS XYZ yaitu tim Sistem Informasi
Manajemen (SIM). Jika jumlah peserta pelatihan banyak, tim SIM biasanya
dibantu oleh personil dari logistik maupun rekam medik yang memiliki keahlian
yang diperlukan.
• Pengembangan SI
• Keamanan SI/TI
Pengamanan dari segi data yaitu dengan membatasi akses data ke server.
Pengguna hanya dapat mengakses data melalui aplikasi Sistem Informasi
Manajemen yang diperuntukkan untuk bagiannya saja. Aplikasi ini hanya bisa
dipasang oleh tim SIM dan tidak diberikan file instalasinya. Masing-masing
Universitas Indonesia
pengguna memiliki nama pengguna (user name) dan kata sandi (password) yang
peka huruf (case sensitive), keduanya harus dimasukkan dengan benar agar dapat
masuk ke dalam sistem.
Kesulitan yang dihadapi dalam pengelolaan yaitu dalam hal penyesuaian tarif
dimana penyeleksian tarif seringkali belum siap sehingga diinput manual.
Kesulitan dalam pengadaan yaitu jika terjadi kerusakan dan barang pengganti
tidak ada. Kesulitan dalam pengembangan yaitu pada saat perangkat lunak
(software) belum selesai akan tetapi kebutuhan sudah mendesak sehingga
digunakanlah cara manual. Kesulitan lainnya dalam pengembangan yaitu pada
saat pengembangan masih dilakukan kemudian muncul kebutuhan pengembangan
baru dengan skala prioritas yang lebih tinggi.
Komputer yang dimiliki oleh Rumah Sakit XYZ berjumlah 72 yang tersebar di 28
bagian. Spesifikasi komputer serta perangkat printer dapat dilihat pada tabel 4.1.
Universitas Indonesia
3. P4 2.2 GHz
JPPK
Canon
4. P4 1.8 GHz
MP 258
Epson LQ Canon
5. P4 1.8 GHz
2190 MP 145
Canon
6. Komite Medik P4 3.0 GHz
IP 1880
Epson
7. Rontgen P4 3.2 GHz 1272
TX121
Canon
8. P4 2.7 GHz 2048
MP 145
Laboratorium
HP
9. P4 1.8 GHz 2048
1102
HP
10. Poli KB/KIA P4 2.4 GHz 502
1050
P4 2.66 Epson Lx
11. Operasi Khusus 504
GHz 300+
PIII 790 Canon
12. Instalasi Gizi 382
MHz IP 1880
PIII 790
13. Rawat Inap 350
MHz
Epson LX Epson
14. P4 1.8 GHz 2036
300+ TX11
Administrasi Epson LX
15. P4 2.6 GHz 1016
Gabungan 300+
Epson LQ
16. P4 2.4 GHz 510
300+ II
PIII
17. IGD 368 IP 1800
360MHz
Universitas Indonesia
Canon
20. Celeron 2.8 736
MP 287
Dual Core
22. 2036
1.8GHz
Epson LX
23. PII
300+
Canon
24. P4 2.4 GHz 496
MP 237
Dualcore Canon
25. 2036
1.8 GHz IP 1800
Epson LQ
26. Inst. Farmasi P4 1.8 GHz 768
300+ II
Epson LQ
27. P4 1.8 GHz 1526
2170
Epson LQ
28. P4 1.8 GHz 1526
2180
Epson LX Epson
29. P4 2.7 GHz 2048
300+ II TX11
Epson LX
30. Pendaftaran P4 2.7 GHz 2048
300
Epson LX
31. P4 2.7 GHz 2048
300+ II
Dualcore Epson LX
32. Kassa 2036
1.8 GHz 300+ II
P4 2.66 Epson LX
33. Poli Umum 760
GHz 300
Dualcore Canon
34. Spirometri 502
2.2 GHz IP 1800
Dualcore HP
35. 502
2.5 GHz 2060
Kasir
Canon
36. P4 1.8 GHz 760
IP 1800
Epson LX
37. P4 2.80 2036
300+
Epson LQ
38. P4 3.00 1214
2180
Keuangan
Epson LQ
39. P4 2.00 766
2180
Dualcore
40. 2048
2.80GHz
Universitas Indonesia
Dualcore Canon
41. 502
2.2 GHz MP 145
P4 Epson LQ
42. 760
2.66GHz 2190
Dual Core
43. 2048
2.8GHz
Dual Core Epson LQ
44. 512
1.6 GHz 300+II
Dual Core Canon
45. 2048
2.7GHz IP 1900
P4 Epson LQ Canon
46. 1984
2.93GHz 2180 MP 145
Dual Core
47. 2036
2.26GHz
Akuntansi
P4
48. 2016
2.26GHz
Dual Core HP
49. 2036
1.8GHz P1102
Dualcore
50. 2512
1.8 GHz
Pengadaan
Dualcore HP
51. 2048
2.70GHz J3608
Dualcore
52. 512
1.8GHz
HP
53. Logistik P4 2.7GHz 1528
C4280
Dualcore
54. 2048
2.70GHz
PIII Canon
55. Rumah Tangga 510
750MHz IP 1800
P4
56. 510
2.26GHz
Dual Core HP
57. 1524
2.2 P1102
SDM
Dual Core Epson LQ Canon
58. 2036
1.8GHz 2190 IP 1900
Dual Core Epson
59. 2036
1.8GHz TX11
HP
60. P4 2.6GHz 1534
K7100
Pemasaran
Canon
61. P4 2.6GHz 768
IP 1800
Universitas Indonesia
Dual Core
62. 504
1.8GHz
Dual Core Canon
63. Keperawatan 502
1.8GHz IP 1800
Canon HP
64. P4 2.6GHz 1016
MP 145 1020
Sekretariat
65. P4 2.4 GHz 256
PIII Canon
66. 448
700Mhz IP 1880
68. PIII
70. PIII
71. PIV
Epson
72. PIV
L200
Printer yang digunakan di RS XYZ terdiri dari empat jenis. Printer berjenis dot
matrix digunakan untuk mencetak lebih dari dua rangkap pada kertas yang
berbentuk kontinu (continuous forms). Printer berjenis inkjet/deskjet digunakan
untuk keperluan pelaporan dan surat menyurat. Printer multifungsi selain
digunakan untuk keperluan pelaporan dan surat menyurat, digunakan juga untuk
fotokopi. Printer laser yang digunakan untuk mencetak hasil, laporan, atau surat
setiap hari dalam intensitas yang sangat tinggi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pengelolaan server SIA dan server SIMRS dilakukan oleh bagian Sistem
Informasi Manajemen. Pengelolaan sistem informasi lainnya dikelola masing-
masing bagian, seperti SMS Gateway dikelola oleh humas, sistem informasi
General Ledger dikelola oleh bagian keuangan dan sistem informasi JPPK
dikelola oleh bagian JPPK. Antarmuka (interface) yang digunakan pada sistem
informasi di RS XYZ hampir semua berbasis aplikasi (application based), hanya
SMS Gateway saja yang berbasis web (web-based). Semua sistem informasi yang
ada harus senantiasa siap dioperasikan, sehingga jika terjadi masalah atau
kerusakan pada komputer harus segera ditangani.
Permasalahan utama yang dihadapi dalam hal sistem informasi dan aplikasi yaitu
munculnya sistem-sistem yang berjalan sendiri-sendiri dan terjadinya
pengulangan proses yang sama antar unit kerja yang ada. Input registrasi pasien
rawat jalan, pasien IGD dan pasien rawat inap dilakukan menggunakan SI yang
berbeda. Penginputan data kemudian dilakukan ulang secara manual pada SI
Administrasi dan Keuangan. Data kemudian digunakan sebagai input transaksi-
transaksi di bagian keuangan dan bidang pelayanan kesehatan/ JPPK.
• Server
Terdapat dua buah server utama yang digunakan di RS XYZ. Server SIMRS
menyimpan database terkait pelayanan RS XYZ dan server SIA menyimpan
database keuangan. Keduanya dijalankan bersamaan karena memiliki fitur yang
saling melengkapi. Server lainnya yaitu server JPPK tidak diketahui
spesifikasinya. Spesifikasi server di RS XYZ dijelaskan pada tabel 4.3.
Spesifikasi
No Server
Processor RAM Harddisk OS
Sistem Informasi Xeon E5110 Windows
1. 1 GB 140 GB
Administrasi 1.6 GHz Server 2003
Sistem Informasi Xeon E5606 Windows
2. 4 GB 500 GB
Manajemen Rumah Sakit 2.13 GHz Server 2003
Universitas Indonesia
Selain kedua server tersebut, terdapat satu server terpisah yaitu di bagian JPPK.
Sengaja dipisah karena ditujukan untuk pelayanan kesehatan yang khusus untuk
PT XYZ. Server ini menyimpan database peserta jaminan kesehatan PT XYZ.
• Aplikasi Penunjang
No Aplikasi Pemanfaatan
1. Ms. Word Membuat segala bentuk surat menyurat
2. Ms. Excel Membuat data berbasis tabel dan segala bentuk perhitungan
3. Ms. Power Point Membuat tampilan persentasi untuk keperluan rapat
4. Ms. Access Membuat database
5. Ms. Publisher Membuat kartu nama, sertifikat atau keperluan lainnya
6. Ms. Visio Membuat bagan
7. Adobe Reader Membaca dokumen pdf
10. Adobe Photoshop Membuat, mengedit foto atau desain sesuai kebutuhan
Membuat, mengedit foto atau desain seperti spanduk,
11. CorelDraw
baligo, banner dan lainnya sesuai kebutuhan
Universitas Indonesia
• Jaringan
Komputer yang terhubung ke server SIMRS terdiri dari lima bagian yaitu
administrasi gabungan, laboratorium, instalasi farmasi serta keuangan. Switch
digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer di tiap bagian dengan
server SIM. Printer yang terhubung dengan komputer pada masing-masing bagian
tidak di-share (dihubungkan dengan jaringan) sehingga tidak dimasukkan pada
topologi jaringan. Gambar topologi jaringan dapat dilihat pada gambar 4.1.
• Layanan Internet
Jenis layanan internet yang dipilih ialah broadband ADSL dimana data digital
ditransmisikan melalui kabel jaringan telepon. Koneksi internet dengan kecepatan
1 Mbps dibagi dengan menggunakan switch, tanpa adanya pengaturan dan
pembatasan bandwidth. Beberapa bagian yang mendapatkan akses internet yaitu
Direktur, SIM, Humas, Rekam Medik, Keuangan serta para Kabid. Bagian yang
paling membutuhkan akses internet ialah SIM dan Humas. SIM menggunakan
Universitas Indonesia
• Layanan Hosting
Nama domain dipilih rsxyz sehingga mudah diingat karena pendek dan singkat
serta mewakili nama rumah sakit. Ekstensi utama untuk domain dipilih dot com
karena lebih populer dibanding lainnya. Pengelolaan website dipermudah dengan
penggunaan content management system (CMS) yang populer yaitu Joomla.
Analisa akan dilakukan untuk menentukan klasifikasi sistem informasi saat ini
pada portofolio aplikasi. Pada “Strategic Planning for Information Systems”
(Ward & Peppard, 2002, p. 307) dijelaskan bahwa pengklasifikasian aplikasi pada
portofolio dapat menggunakan bantuan pertanyaan seperti pada tabel 4.5.
Universitas Indonesia
Instalasi Farmasi
Adm. Gabungan
Adm. Keuangan
General Ledger
Rekam Medik
SMS Gateway
Pendaftaran
Penunjang
Inventori
Kassa
JPPK
IGD
Pertanyaan
(a) Menghasilkan
keunggulan kompetitif?
(b) Memungkinkan
pencapaian sasaran yang
spesifik/ CSF?
(c) Menanggulangi kerugian
persaingan?
(d) Menghindari risiko yang
menjadi masalah besar di √ √
masa depan?
(e) Meningkatkan
produktifitas, menurunkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
biaya jangka panjang?
(f) Memungkinkan organisasi
memenuhi persyaratan √
perundangan?
(g) Memberikan keuntungan
yang belum diketahui
nilainya, namun dapat
menghasilkan (a) dan (b)?
Universitas Indonesia
Portofolio aplikasi saat ini adalah seperti pada tabel 4.7. Diperoleh bahwa 9 SI/
aplikasi berada pada kuadran suppport dan 3 SI/ aplikasi berada pada kuadran key
operational.
Aplikasi Pendaftaran
Aplikasi Instalasi Farmasi
Aplikasi Kassa
Aplikasi Administrasi Keuangan Aplikasi IGD
Aplikasi Rekam Medik Aplikasi Inventori
Sistem Informasi JPPK Aplikasi Administrasi Gabungan
Aplikasi Penunjang
Sistem Informasi SMS Gateway
Sistem Informasi General Ledger
Berdasarkan teknologi yang saat ini menjadi prioritas untuk digunakan di banyak
organisasi/ perusahaan, akan dilihat teknologi apa yang mungkin dimanfaatkan
untuk menghasilkan value dari hubungannya dengan customer dan supplier,
dengan tanpa terlebih dahulu memperhatikan kemampuan yang dimiliki oleh
Rumah Sakit XYZ saat ini untuk menerapkannya baik secara internal maupun
eksternal (dengan outsource). Tabel 4.9 menjelaskan jenis/ pilihan dari masing-
masing teknologi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tidak semua tren teknologi informasi tepat dimanfaatkan untuk rumah sakit
khususnya di Indonesia, setidaknya untuk saat ini. Misalnya saja teknologi cloud
computing, risiko yang dihadapi sangat besar yaitu menyangkut keamanan data..
Legacy Modernization dan IT Management lebih tepat dibahas dalam strategi.
Berikut adalah teknologi yang mungkin dimanfaatkan oleh RS XYZ.
Universitas Indonesia
• Mobile Technologies
Mobile social networking adalah jejaring sosial di mana dua atau lebih individu
berkomunikasi dan terhubung satu sama lain menggunakan smartphone atau
perangkat mobile lainnya. Sama seperti jaringan sosial berbasis web, mobile social
networking terjadi dalam komunitas virtual. Semua situs jaringan sosial yang
sangat populer saat ini menawarkan aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk
mengakses akun jejaring sosial mereka dari smartphone atau perangkat mobile
lainnya. Beberapa ahli memprediksi bahwa media sosial mobile akan menjadi
salah satu aplikasi yang paling diminati konsumen dan, bersama dengan aplikasi
game, akan menjadi kekuatan pendorong dalam pertumbuhan pasar ponsel.
2. Mobile Portal
Mobile portal adalah saluran pelanggan yang dioptimalkan untuk mobilitas, yang
mengumpulkan dan menyediakan konten dan layanan untuk pengguna ponsel.
(Turban & Volonino, 2011, p. 203)
Universitas Indonesia
• Security
1. Data Security
Pengamanan terhadap data dapat dilakukan dengan beberapa teknik:
a. Encryption
Enkripsi digunakan untuk mengamankan informasi dengan membuat
informasi tersebut tidak dapat dibaca tanpa bantuan pengetahuan khusus.
b. Secure deletion
Secure deletion adalah metode penghapusan file secara permanen tapi
aman yang tidak dapat dikembalikan lagi.
2. Network Security
Dari segi network security, teknologi yang dapat dimanfaatkan yaitu:
a. Secure Sockets Layer (SSL)
Secure Sockets Layer adalah sebuah protokol keamanan data, digunakan
untuk menjaga keamanan pengiriman dan penerimaan data antara web
server dan pengguna situs web tersebut.
b. Firewall
Firewall adalah sebuah metode yang digunakan untuk melindungi suatu
komputer atau jaringan. Firewall dapat berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak. Firewall akan memeriksa paket data yang masuk dan
melakukan penolakan terhadap paket data yang dapat merusak keamanan
atau yang berasal dari alamat tertentu. Firewall juga akan memeriksa paket
data yang keluar dan mencegah pengiriman paket yang ditujukan pada
alamat tertentu atau mencegah penggunaan protokol.
SOA didefinisikan sebagai sebuah cara perancangan sistem yang terdiri dari
layanan-layanan, yang dipanggil dengan cara yang standar (Lewis & Smith,
2007). Sistem berbasis SOA pada dasarnya terdiri dari:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bagian utama rumah sakit adalah segala hal yang terkait langsung dengan
pelayanan pasien. Pelayanan kesehatan pasien ada di empat instalasi utama dan
dua instalasi penunjang. Instalasi utama terdiri dari instalasi rawat inap dan
bersalin, instalasi rawat jalan dan hemodialisa, instalasi gawat darurat serta
instalasi kamar operasi. Keterkaitan antara bagian utama rumah sakit dapat dilihat
pada gambar 4.2.
Bangbinus SDM
Instalasi Laboratorium
Farmasi & Radiologi
Data pendaftaran pasien & rekam medik digunakan di instalasi pelayanan medis
rumah sakit. Instalasi pelayanan medis ini ditunjang oleh pelayanan penunjang
yaitu instalasi farmasi serta laboratorium dan radiologi. Bidang pengembangan
dan pembinaan usaha berperan meningkatkan kunjungan pasien pada instalasi
pelayanan rumah sakit. Bidang SDM mengelola semua hal terkait SDM rumah
sakit terutama yang ada di instalasi pelayanan medis dan pelayanan penunjang
Universitas Indonesia
agar tercapainya pelayanan terbaik untuk pelanggan. Bidang logistik, layanan gizi
dan layanan farmasi memasok kebutuhan bagi semua instalasi pelayanan. Bidang
keuangan di lingkup pelayanan berperan dalam pengelolaan administrasi pasien
dan kasir. Masing-masing bagian akan dijelaskan pada tabel 4.10.
Universitas Indonesia
1. True emergency
Pasien yang masuk kategori ini terdiri dari pasien gawat darurat, pasien gawat
tidak darurat, dan pasien darurat tidak gawat. Pasien gawat darurat misalnya
pasien sesak nafas dan jantung. Pasien gawat tidak darurat misalnya pasien
kanker. Pasien darurat tidak gawat misalnya pasien kecelakaan.
2. False emergency
Pasien yang masuk kategori ini adalah pasien tidak gawat tidak darurat seperti
batuk pilek.
Layanan instalasi gawat darurat berfokus pada penanganan life saving atau pasien
gawat darurat, dimana pasien bisa saja meninggal dalam hitungan jam atau menit.
Alur layanan di instalasi gawat darurat dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.
Istilah triase pada proses layanan di instalasi gawat darurat diartikan sebagai
sebuah tindakan pengelompokan pasien berdasarkan berat ringannya kasus,
harapan hidup, dan tingkat keberhasilan yang akan dicapai sesuai dengan standar
pelayanan UGD yang dimiliki.
Universitas Indonesia
Pelayanan operasi terhadap pasien dibedakan menjadi dua yaitu operasi elektif
dan non-elektif. Operasi elektif ialah operasi yang direncanakan atau disiapkan,
sedangkan operasi non-elektif adalah operasi yang dilaksanakan dengan segera.
Universitas Indonesia
Instalasi kamar operasi hanya menangani pasien operasi elektif, untuk operasi
non-elektif dilakukan oleh instalasi gawat darurat. Alur layanan di instalasi kamar
operasi dijelaskan pada gambar 4.6 berikut.
• Pelaporan Data
Data yang masuk pada masing-masing bagian kemudian disimpan dan diolah
untuk kemudian dilaporkan. Laporan yang diberikan dapat berupa hasil cetak
(printout) dokumen maupun berkas data (data file) komputer. Pelaporan
dilakukan oleh masing-masing bagian kepada struktur diatasnya atau diberikan
kepada pihak lain sebagai informasi umum. Tabel 4.11 menjelaskan pelaporan
data pada masing-masing bagian.
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil analisa kondisi internal bisnis dibuatlah value chain yang terdiri
atas aktivitas utama dan aktivitas pendukung seperti pada gambar 4.7 berikut.
margin
Firm Infrastructure – Pengelolaan Keuangan dan Rekam Medik nilai tambah klinis
Aktivitas Pendukung
dikurangi
Human Resource Management – Pengelolaan SDM biaya
• Aktivitas Utama
Universitas Indonesia
Komponen
Aktivitas Keterangan
Aktivitas Utama
Jenis pendaftaran dibedakan menjadi dua, yaitu
pendaftaran pasien rawat jalan dan pendaftaran
pasien rawat inap. Berdasarkan jenis kunjungan
pasien, pendaftaran dibedakan menjadi dua,
Pendaftaran yaitu pendaftaran pasien lama dan pendaftaran
Inbound Logistics
pasien pasien baru. Selain itu, pendaftaran dibedakan
berdasarkan jenis pasien yaitu pasien umum,
pasien perusahaan rekanan, pasien asuransi, dan
pasien jaminan kesehatan pemerintah. Masing-
masing memiliki tarif yang berbeda.
Diagnosa dilakukan dengan anamnesa dan
pemeriksaan fisik ditunjang dengan pemeriksaan
Diagnosa
laboratorium, radiologi, serta pemeriksaan
lainnya
Penanganan dapat berupa pemberian
pertolongan pertama gawat darurat, terapi obat,
Penanganan penggunaan perangkat medis (medical devices)
Operations
atau pembedahan. Penanganan pasien
disesuaikan dengan jenis penyakit yang diderita.
Perawatan di rumah sakit diperlukan ketika
pasien berada dalam kondisi yang cukup serius
Perawatan dan jika tidak ditangani dengan baik dapat
berakibat pada gangguan kesehatan yang berat
hingga kematian
Kepulangan pasien bisa dalam keadaan sembuh,
Outbound Pemulangan
meninggal, pulang paksa (discharge against
Logistics pasien
medical advice), atau hal lainnya
Pemasaran dilakukan kepada empat sasaran
Marketing & Pemasaran
yaitu: masyarakat, klinik sekitar, organisasi
Sales rumah sakit
masyarakat, sekolah, serta perusahaan.
Setelah keluar dari rumah sakit, pasien untuk
penyakit tertentu diharuskan melakukan medical
Medical check-up secara rutin. Hal ini penting dilakukan
Service
check-up agar jika terjadi masalah lanjutan dapat dideteksi
lebih dini atau untuk memastikan kondisi
kesehatan pasien.
Universitas Indonesia
• Aktivitas Pendukung
Komponen
Aktivitas Aktivitas Keterangan
Pendukung
Pengelolaan Pengelolaan keuangan rumah sakit
Keuangan
Firm
Infrastructure Pengelolan catatan dan dokumentasi pasien
Pengelolaan
terkait hasil pemeriksaan, pengobatan dan
Rekam Medik
tindakan pelayanan lain
Human Resource Pengelolaan Perekrutan, pengembangan karir, diklat,
Management SDM penggajian, pembinaan, dan lainnya
Technology Pengembangan Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Development SIMRS Rumah Sakit
Pengadaan Pengadaan alkes, non-alkes (ATK), barang
Logistik investasi kesehatan dan non-kesehatan
Procurement
Pengadaan Pengadaan obat-obatan untuk kebutuhan pasien
Farmasi
Universitas Indonesia
2. Pemberi pelayanan memiliki Masa berlaku sertifikat Sertifikat penanganan Sertifikat penanganan -
kemampuan penanganan penanganan kegawatdaruratan kegawatdaruratan
kegawatdaruratan kegawatdaruratan
3. Kesiapsediaan tim Jumlah tim yang Daftar anggota tim Identitas anggota tim Customer Relationship
penanggulangan bencana tersedia penanggulangan bencana penanggulangan bencana Management
Kesulitan yang ada pada instalasi gawat darurat ialah dalam pelaporan data waktu tanggap pelayanan life saving. Waktu tanggap dihitung
oleh perawat sehingga seringkali tidak tertangani dengan baik pada saat pasien berjumlah banyak. Waktu tanggap yang seharusnya
dilaporkan maksimal tanggal 5 setiap bulannya menjadi mundur. Penyebab mundurnya pelaporan juga dikarenakan perhitungannya yang
masih dilakukan secara manual.
Universitas Indonesia
Ketersediaan klinik Data fasilitas klinik • Fasilitas klinik spesialis Customer Relationship
spesialis spesialis • Fasilitas alat medis Management
pendukung
Ketersediaan dokter Data dokter spesialis • Nama dokter Customer Relationship
spesialis • Waktu visite Management
Jumlah pasien yang • Surat rujukan • Identitas pasien yang SI Rekam Medik
dirujuk ke rumah sakit • Catatan rujukan dirujuk
lain • Nomor surat rujukan
• Waktu dirujuk
• Alasan dirujuk
• Tujuan rujukan
Universitas Indonesia
Jumlah pasien yang • Surat rujukan • Identitas pasien yang SI Rekam Medik
dirujuk ke rumah sakit • Catatan rujukan dirujuk
lain • Nomor surat rujukan
• Waktu dirujuk
• Alasan dirujuk
• Tujuan rujukan
2. Kesehatan dan keselamatan Tingkat kejadian Catatan infeksi pasca • Identitas pasien yang SI Rekam Medik
pasien infeksi (infection rate) operasi mengalami infeksi
pasca operasi • Penyebab infeksi
• Waktu kejadian infeksi
Tingkat kejadian Catatan infeksi • Identitas pasien yang SI Rekam Medik
Universitas Indonesia
Tingkat kematian Data kematian pasien • Waktu masuk pasien SI Rekam Medik
pasien > 48 jam (net rawat inap • Waktu kematian pasien
death rate)
• Penyebab kematian
Angka kejadian pulang Data kepulangan pasien • Identitas pasien yang SI Rekam Medik
paksa (discharge rawat inap pulang paksa
against medical • Waktu kepulangan
advice)
• Alasan kepulangan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kesulitan yang ada pada instalasi kamar operasi ialah dalam pencatatan komplikasi anastesi. Pencatatan yang dilakukan oleh dokter
seringkali terlewatkan.
Universitas Indonesia
• Perspektif Keuangan
Ditujukan untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana pandangan kita terhadap pemegang saham dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan
finansial pada organisasi?”
Universitas Indonesia
• Perspektif Pelanggan
Ditujukan untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana pelanggan memandang kita dalam hal produk, layanan, hubungan dan nilai tambah?”
Universitas Indonesia
Mengelola hubungan kerjasama Jumlah kunjungan ke mitra Data kunjungan rutin ke SI Pengembangan &
rujukan pasien dengan mitra rujukan mitra rujukan Pembinaan Usaha
rujukan (klinik, praktek dokter/
bidan, dan lab) di sekitar RS Jumlah rujukan pasien dari Data pasien yang dirujuk SI Pengembangan &
XYZ mitra rujukan dari mitra rujukan Pembinaan Usaha
• Customer Relationship
Tingkat kepuasan Data survey kepuasan Management
Mengelola hubungan baik
pelanggan pelanggan
dengan pelanggan (pasien, • Executive IS
keluarga, pembesuk, maupun
pengantar) • SI Rekam Medik
Tingkat retensi pelanggan Data retensi pelanggan
• Executive IS
Meninjau keluhan pelanggan • Customer Relationship
Kepuasan dan yang masuk melalui kotak saran Urgensitas penanganan Ketentuan prioritas Management
2. loyalitas keluhan penanganan keluhan
untuk ditindaklanjuti secara • Executive IS
pelanggan/ mitra langsung (melalui telepon/ SMS
oleh humas) maupun tidak Jumlah keluhan pelanggan Data keluhan pelanggan • Customer Relationship
langsung (oleh bagian yang yang masuk dan yang yang masuk dan ditangani Management
berkepentingan) ditangani tiap bagian tiap bagian • Executive IS
Jumlah keluhan dan Laporan keluhan dan • Customer Relationship
Melayani keluhan dan pertanyaan yang diterima pertanyaan yang diterima Management
pertanyaan pelanggan secara dan dilayani frontline dan ditangani frontline • Executive IS
langsung oleh frontline
(customer service dan call Data waktu tanggap
Waktu tanggap (response Customer Relationship
center) keluhan/ pertanyaan
time) call center Management
pelanggan
Mengelola SMS center, website, Jumlah artikel website per
Artikel website -
serta jejaring sosial tahun
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Ditujukan untuk menjawab pertanyaan “Dalam hal apa kita harus unggul jika kita ingin memenuhi harapan karyawan dan mitra bisnis?”
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tingkat kesalahan
Hasil kodifikasi penyakit SI Rekam Medik
kodifikasi penyakit
Waktu penyediaan data Data waktu tanggap
rekam medik pelayanan penyediaan data rekam SI Rekam Medik
rawat jalan medik IRJ
Waktu penyediaan data Data waktu tanggap
rekam medik pelayanan penyediaan data rekam SI Rekam Medik
rawat inap medik IRI
Kelengkapan persetujuan Surat persetujuan
Menjaga dan mengamankan
permohonan data rekam permohonan data rekam SI Rekam Medik
kerahasiaan data rekam medik
medik medik
Jangka waktu penyimpanan Rencana retensi dan
Merencanakan retensi dan
(retensi) berkas rekam pemusnahan arsip rekam SI Rekam Medik
pemusnahan arsip rekam medik
medik medik
Memeriksa kesehatan karyawan Kerutinan pemeriksaan Data hasil pemeriksaan • Health and Safety IS
(prakarya, berkala dan khusus) kesehatan karyawan kesehatan karyawan • Executive IS
Kesehatan dan • Health and Safety IS
Menyediakan alat pelindung diri Ketersediaan alat pelindung Daftar alat pelindung diri
keselamatan kerja
untuk keselamatan kerja diri yang tersedia • Executive IS
di rumah sakit
6. (Kepmenkes No. Menyiapkan pedoman Ketersediaan SPO Dokumentasi SPO
432 tentang pencegahan dan pencegahan dan pencegahan dan
Health and Safety IS
Pedoman penanggulangan keadaan darurat penanggulangan keadaan penanggulangan keadaan
Manajemen K3 dan bencana alam darurat dan bencana alam darurat dan bencana alam
di rumah sakit)
Penempatan karyawan pada Jumlah karyawan dengan
Catatan batasan kerja SI Sumber Daya
pekerjaan yang sesuai kondisi keterbatasan kerja karena
karyawan yang sakit Manusia
kesehatan penyakitnya
Universitas Indonesia
Memberikan pengobatan pada Tingkat penjaminan Data pengobatan karyawan SI Sumber Daya
karyawan yang menderita sakit pengobatan karyawan yang dijamin rumah sakit Manusia
Ketersediaan pembersih
Data penyediaan pembersih
tangan (hand scrub) di Health and Safety IS
tangan
semua ruangan perawatan
Ketersediaan petunjuk tata
Petunjuk tata cara batuk dan
cara batuk dan bersin yang Health and Safety IS
bersin yang benar
benar
Ketersediaan alat/ fasilitas Daftar alat/ fasilitas • Health and Safety IS
Menciptakan lingkungan kerja penanggulangan bahaya penanggulangan bahaya • Executive IS
yang higienis serta aman dari
Tingkat pelaksanaan
bahaya (hazard)
prosedur pengelolaan obat/
Prosedur pengelolaan obat/
alkes (penyimpanan, SI Farmasi
alkes
sterilisasi, penggunaan, dan
pembuangan limbah)
• Data kondisi sirkulasi
Kelancaran sirkulasi udara udara • Health and Safety
serta pemenuhan baku mutu
kualitas udara ruangan • Data hasil sampling • Executive IS
kualitas udara
Kerutinan sampling bakteri/ Data hasil sampling bakteri/ • Health and Safety IS
kuman kuman • Executive IS
Melaksanakan pengawasan
biologis (biological monitoring) • Health and Safety IS
Tingkat resistensi bakteri/ Daftar bakteri/ kuman yang
kuman terhadap antibiotika resisten • Executive IS
Melaksanakan pengawasan • Jumlah karyawan yang SI Sumber Daya
Catatan sakit karyawan
kesehatan (medical monitoring) terkena penyakit akibat Manusia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Ditujukan untuk menjawab pertanyaan “Untuk mencapai visi masa depan, bagaimana kita terus meningkatkan dan menciptakan nilai di
masa depan bagi para pemangku kepentingan?”
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
• Strategy Map
Strategy map dibuat untuk memastikan bahwa sasaran-sasaran yang ada di keempat persepektif terhubung satu sama lain, lihat gambar 4.8.
Pemenuhan kebutuhan
SI Pengembangan & Pembinaan Usaha
Program layanan Executive Information System
Kepuasan dan
Customer kesehatan SI Rekam Medik
loyalitas
pelanggan/ mitra Customer Relationship Management
Informasi Program Edukasi SI Administrasi & Keuangan
layanan kesehatan kesehatan
Universitas Indonesia
Pelanggan
- Jaminan Pemerintah
Unit bisnis - Jasa asuransi
- Perusahaan
Agen dan distributor - Perorangan
Pemasok langsung
- Komponen
- Pekerja
Pesaing
- Rumah sakit
- Klinik
- Puskesmas
- Pengobatan alternatif
Komponen
Jenis Keterangan
value chain
Pemasok 1. Pemasok tak langsung Pasokannya diterima melalui agen dan
distributor
a. Barang modal Terdiri dari alat investasi dan alat kesehatan
tak habis pakai seperti alat rontgen, USG,
mesin anastesi, defibrilator, bedside
monitor, dan lain-lain.
b. Pasokan medis Farmasi serta alat kesehatan habis pakai.
c. Pekerja outsource Pekerja yang diambil dari outsourcing
partner seperti cleaning services, satpam,
dan laundry.
2. Pemasok langsung Pasokannya diterima tanpa perantara
a. Komponen Barang umum yang langsung dibeli tanpa
melalui perantara. Mencakup ATK,
komputer dan perangkat pendukungnya.
Universitas Indonesia
RS. XYZ memiliki empat jenis pelanggan dengan sumber pendapatan terbesar
dari pelanggan Perusahaan. Pelanggan Perusahaan yang sangat loyal ini akan
menjadi peluang bisnis yang sangat menguntungkan.
Universitas Indonesia
• Barriers to Entry
Menjelaskan seberapa kuat faktor penentu (key determinants) berikut menghalangi/mempengaruhi keputusan pendatang baru untuk masuk.
Universitas Indonesia
Untuk industri rumah sakit, sistem distribusi mudah dipahami dan sama antar rumah sakit karena memang
semua mengacu pada pedoman yang sama yaitu undang-undang. Akses ke supplier mudah karena biasanya
Access to datang sendiri menawarkan produknya. Akses ke konsumen juga mudah karena tanpa perlu ditawarkan pun
6. konsumen datang sendiri. Rendah
distribution
Sistem distribusi bagi pendatang baru menjadi perkara yang kecil karena mudah bagi mereka untuk
mereplikasinya
Cost production dari layanan bisa dipengaruhi lokasi yang baik. Perjanjian jangka panjang dengan supplier
tidak menjamin tetapnya harga. Tidak ada sistem distribusi atau produksi yang unik. Harga yang ditawarkan
Absolute cost supplier sama untuk setiap rumah sakit.
7. Rendah
advantage
Dengan demikian, pertimbangan pendatang baru terhadap cost advantage yang perlu ia kejar dari rumah
sakit yang ada tidak begitu besar.
Persyaratan pendirian menjadi fokus utama yang harus diperhatikan bagi pendatang baru yang akan
membangun rumah sakit.
8. Government policy Tinggi
Persyaratan yang tidak sederhana dan tidak mudah untuk dipenuhi inilah yang sangat mempengaruhi
keputusan pendatang baru untuk masuk ke industri ini.
Masuknya pendatang baru mengundang reaksi dari kompetitor yang telah ada seperti memberikan insentif
atau memberikan tambahan pelayanan untuk harga yang sama pada konsumennya, dan sebagainya.
9. Expected retaliation Sedang
Aksi yang mungkin diterima oleh pendatang baru dalam hal ini berkategori sedang karena kompetitor yang
ada tidak sampai menurunkan harga produk/layanannya.
10 Industry Profit dari industri rumah sakit hingga saat ini lumayan besar.
Sedang
. Profitability Investor melihat industri ini masih menarik, kemungkinan untuk mendirikan rumah sakit baru terus ada.
Industri ini masih terus berkembang, beberapa saja yang mencapai tingkat hampir mature.
11 Stage in industry life
Pendatang baru masih punya kesempatan besar untuk membangun, mengejar serta mengungguli rumah Sedang
. cycle
sakit yang ada.
Universitas Indonesia
• Supplier Power
Menjelaskan seberapa kuat faktor penentu (key determinants) berikut mempengaruhi kekuatan (force of) supplier.
Universitas Indonesia
Cost relative to the Pembelian produk oleh rumah sakit menjadi sangat penting bagi supplier karena jumlahnya yang sangat
6. total purchases of besar. Banyaknya jumlah supplier memberikan keleluasaan rumah sakit untuk memilih. Kedua fakta ini Rendah
the industry berpengaruh pada rendahnya kekuatan supplier.
Produk obat yang ditawarkan supplier terdiri dari dua jenis yaitu generik dan non generik, rumah sakit harus
menyediakan keduanya. Harga yang ditawarkan untuk obat sejenis antara supplier satu dan lainnya biasanya
Impact of inputs on tidak jauh berbeda dan dimungkinkan untuk dilakukan negosiasi.
7. cost or Jika obat yang dibutuhkan hanya dimiliki oleh supplier tertentu maka kecil kemungkinan untuk dilakukan Sedang
differentiation negosiasi harga.
Kemungkinan dilakukannya negosiasi harga tergantung dari ketersediaan obat yang dibutuhkan, baik yang
kualitasnya biasa saja hingga yang kualitasnya terbaik, semua harus disediakan oleh rumah sakit.
Threat of forward Cukup besar kemungkinannya bagi supplier untuk meningkatkan keuntungan dengan masuk ke area bisnis
8. Sedang
integration yang sama dan menjadi kompetitor. Sebagai contohnya rumah sakit yang didirikan oleh Sanbe dan Kalbe.
Universitas Indonesia
• Threat of Substitutes
Menjelaskan seberapa kuat faktor penentu (key determinants) berikut mempengaruhi kekuatan produk/layanan pengganti dalam menarik
minat customer.
Universitas Indonesia
Menjelaskan seberapa kuat faktor penentu (key determinants) berikut mempengaruhi kuatnya tingkat persaingan di industri rumah sakit.
Universitas Indonesia
Semua kompetitor hanya beroperasi di industri rumah sakit saja karena memang dari sisi legal tidak
Industry diperbolehkan untuk memiliki usaha lain dalam satu badan usaha yang sama. Hal yang paling
9. dimungkinkan adalah membuat badan usaha baru, misalnya Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes). Tinggi
Commitment
Tingkat persaingan tinggi karena kuatnya komitmen industri.
Beberapa hal yang dapat menghambat ditutupnya rumah sakit antara lain adalah investasi yang besar
semisal bangunan atau alat-alat, sumber daya manusia yang menjadi stakeholder, kontrak-kontrak yang
10 telah disepakati.
Exit Barriers Tinggi
.
Semua hal tersebut membuat rumah sakit terus dipertahankan meski profit sedang kurang bagus. Pengaruh
dari exit barrier terhadap rumah sakit sangat besar.
Universitas Indonesia
• Customer Power
Menjelaskan seberapa kuat faktor penentu (key determinants) berikut mempengaruhi kekuatan atau daya tawar customer.
Importance of Besar kecilnya jumlah produk atau layanan yang dipesan berpengaruh besar terhadap kemungkinan
5. Tinggi
volume to buyers negosiasi harga, kualitas maupun pelayanan yang akan diberikan kepada customer.
Bagi customer yang berbentuk perusahaan, pengeluaran untuk berlangganan produk atau layanan RS. XYZ
Cost relative to total
6. menduduki porsi yang signifikan. Karena porsi yang signifikan itu, customer akan meminta negosiasi atau Tinggi
buyer purchases
dengan kata lain daya tawar customer tinggi.
Universitas Indonesia
Impact of outputs on
Kualitas produk atau layanan yang diberikan RS. XYZ tidak mempengaruhi diferensiasi produk atau
7. the cost of -
layanan yang ada pada customer.
differentiation
Buyer information
Kemudahan dalam memahami produk/layanan di RS. XYZ maupun di RS lainnya berpengaruh pada
8. about supplier Tinggi
tingginya daya tawar customer.
products
Customer (yang berbentuk perusahaan) memiliki profit sedang, dan kedepannya masih terus mendapatkan
9. Buyer profitability Sedang
profit. Mereka selama ini tidak mempermasalahkan biaya yang dikenakan oleh RS. XYZ.
Kompetitor bisa saja memberikan insentif kepada pengambil keputusan di perusahaan tertentu agar menjadi
10 Decision makers pelanggannya. Tinggi
. incentives
Adanya insentif berpengaruh besar terhadap kekuatan customer
Cukup besar kemungkinannya bagi customer mengeliminasi pengeluran rutin untuk layanan kesehatan
11 Threat of backward
karyawannya dengan masuk ke area bisnis yang sama dan menjadi kompetitor. Sebagai contohnya rumah Sedang
. integration
sakit yang didirikan oleh PT. Telkom (sedang direncanakan), PTPN (sudah ada), PT. DI (sudah tutup)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kekuatan dan kelemahan bisnis RS. XYZ dapat diperoleh dengan membandingkan hasil analisa kondisi pada kelima kekuatan (forces)
yang ada dengan kondisi RS. XYZ saat ini. Perbandingan dilakukan untuk setiap faktor penentu (key determinants) yang relevan seperti
pada tabel 4.29.
Strength/
No. Faktor Penentu Kondisi RS XYZ
Weakness?
1. Proprietary product differences Belum adanya layanan yang berbeda dengan rumah sakit lain Weakness
2. Brand identity Brand masih kurang dikenal Weakness
3. Switching costs Tidak ada switching cost untuk beralih ke RS. XYZ Strength
4. Stage in industry life cycle RS. XYZ dalam posisi growth Strength
5. Intermittent Over Capacity Selalu ada buffer stock obat Strength
Universitas Indonesia
• Faktor Politik
Universitas Indonesia
4. UU No.44 tahun 2009 Setiap penyelenggara rumah sakit RS XYZ harus terus - -
(Pasal 25 hingga pasal wajib memiliki izin mendirikan memperpanjang izin
27) tentang perizinan dan izin operasional. operasionalnya maksimal tiap
rumah sakit Izin operasional diberikan untuk lima tahun sekali.
jangka waktu lima tahun dan
dapat diperpanjang selama
memenuhi persyaratan.
5. UU No.44 tahun 2009 Pada poin p dijelaskan bahwa RS XYZ harus melaksanakan Opportunity Program-program tersebut
(Pasal 29 ayat 1) rumah sakit harus melaksanakan Program-program pemerintah menjadi bahan penilaian Dinas
tentang kewajiban program pemerintah di bidang di bidang kesehatan. Kesehatan terhadap RS XYZ.
rumah sakit kesehatan baik secara regional
maupun nasional.
6. UU No.44 tahun 2009 Pelaporan SIRS dijelaskan lebih RS XYZ wajib mencatat dan - -
(Pasal 52 dan 53) lanjut pada Permenkes No.1171 melaporkan semua kegiatan
tentang kewajiban tahun 2011: penyelenggaraan rumah Sakit,
pencatatan dan 1. Terdiri dari pelaporan yang baik yang bersifat terbarukan
pelaporan semua bersifat terbarukan setiap saat setiap saat maupun yang
kegiatan (updated) dan pelaporan yang bersifat periodik.
penyelenggaraan bersifat periodik. (Pasal 4 ayat
rumah sakit dalam 1)
bentuk Sistem
2. Pelaporan yang bersifat
Informasi Manajemen
periodik dilakukan dua kali
Rumah Sakit
dalam setahun. (Pasal 4 ayat 3)
7. UU No.44 tahun 2009 Akreditasi wajib dilakukan secara RS XYZ perlu mengelola Opportunity Akreditasi yang diperoleh RS
(Pasal 40) tentang berkala minimal tiga tahun sekali, akreditasinya dengan baik. XYZ akan meningkatkan
akreditasi rumah sakit dilakukan oleh lembaga keunggulan bersaing.
independen baik dari dalam
maupun dari luar negeri
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
9. Program Bawaku Sasaran penyaluran Dana Hibah RS XYZ mengikuti program Opportunity Program Bawaku Sehat
Sehat (Bantuan Bawaku Sehat adalah Fasilitas ini sebagai pendamping menambah pendapatan RS
Walikota Khusus Pemberi Pelayanan Kesehatan program Jamkesmas. XYZ.
Bidang Kesehatan) yang memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin
dan tidak mampu Kota Bandung
yang tidak masuk dalam peserta
Jamkesmas (LKPJ 2012 bab 4c
hal 226)
10. UU No.40 tahun 2004 Besarnya pembayaran kepada Saat ini meski sudah memiliki Opportunity Mengingat RS XYZ adalah
tentang Sistem rumah sakit di setiap wilayah asosiasinya sendiri, perjanjian rumah sakit setara kelas D
Jaminan Sosial ditetapkan berdasarkan dan permufakatan antara pihak yang notabene tarifnya lebih
Nasional yang kesepakatan antara Badan rumah sakit dan badan rendah dibanding rumah Sakit
rencananya Penyelenggara Jaminan Sosial penyelenggara jaminan sosial lainnya, maka implementasi
diimplementasikan dan asosiasi rumah sakit di masih dilaksanakan secara SJSN ini memberi kesempatan
secara efektif mulai wilayah tersebut. (Pasal 24 ayat 1) langsung. Besaran pembayaran bagi RS XYZ untuk
tahun 2014 antara rumah sakit yang satu memberikan pelayanan yang
dan lainnya tidak sama. lebih baik dengan tarif yang
Jika peraturan ini diberlakukan telah disamakan (dengan
maka pembayaran kepada RS rumah sakit lainnya).
XYZ disamakan dengan rumah
sakit lainnya.
Universitas Indonesia
• Faktor Ekonomi
Universitas Indonesia
• Faktor Sosial
Universitas Indonesia
• Faktor Teknologi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Faktor/
Kategori Kondisi RS XYZ Sumber
Komponen
1. Tak ada switching cost untuk Porter Five Switching costs
beralih ke RS XYZ Forces
2. RS. XYZ dalam posisi growth Porter Five Stage in industry
Strength
Forces life cycle
3. Buffer stock obat selalu tersedia Porter Five Intermittent Over
Forces Capacity
1. Belum adanya layanan yang Porter Five Proprietary
berbeda dengan rumah sakit lain Forces product
Weakness differences
2. Brand yang masih kurang Porter Five Brand identity
dikenal Forces
1. Modal menjadi entry barrier bagi PESTLE Politik (2)
pendatang baru
2. Adanya penilaian pelaksanaan PESTLE Politik (5)
program pemerintah
3. Akreditasi RS mempengaruhi PESTLE Politik (7)
keunggulan bersaing
4. Klaim Jamkesmas dibayar penuh PESTLE Politik (8)
jika syarat dipenuhi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Strength Weakness
1. Tak ada switching cost 1. Belum adanya
untuk beralih ke RS layanan yang
2. RS dalam posisi growth berbeda dengan
3. Buffer stock obat selalu rumah sakit lain
tersedia 2. Brand yang masih
kurang dikenal
Opportunity Strategi SO Strategi WO
1. Modal menjadi entry barrier 1. Mengarahkan RS untuk 1. Penyediaan layanan
bagi pendatang baru memenuhi standar yang berkualitas
2. Adanya penilaian pelaksanaan akreditasi, manajemen dan berbeda dari
program pemerintah klaim yang baik dan RS lain (W1-O10)
3. Akreditasi RS mempengaruhi manajemen perpajakan obat 2. Membangun citra
keunggulan bersaing di instalasi rawat inap (S2- RS sebagai
4. Klaim Jamkesmas dibayar O3,O4,O7) penerima pasien
penuh jika syarat dipenuhi 2. Persiapan standar pelayanan program jaminan
5. SJSN memungkinkan RS RS untuk SJSN (S2-O5) pemerintah dengan
memberi pelayanan lebih baik 3. Promosi RS lebih diarahkan pelayanan terbaik
dengan harga sama pada masyarakat kelas (W2,O5)
6. Peningkatan pasien menengah dan yang berusia
masyarakat kelas menengah lanjut serta perusahaan-
7. Biaya obat rawat inap tidak perusahaan (S1,S2-O6, O9,
dikenai pajak sehingga biaya O14)
pasien bisa lebih murah 4. Manajemen buffer stock
8. Peningkatan pasien karena obat yang baik untuk
tren gaya hidup menunjang layanan yang
9. Peningkatan pasien dengan dipromosikan serta
penyakit degeneratif menunjang pelayanan
10. Tuntutan pasien memicu kesehatan pelanggan
peningkatan kualitas RS perusahaan (S3-O14)
11. Dokter IGD boleh PTT
12. Proses alih teknologi mudah
dengan dukungan vendor
13. Produk/layanan pengganti
tidak menjadi ancaman berarti
14. Pelanggan perusahaan sebagai
sumber pendapatan terbesar
Threat Strategi ST Strategi WT
1. Mendapat sanksi jika tidak 1. Penggantian peralatan 1. Melengkapi semua
melengkapi persyaratan kedokteran secara bertahap, persyaratan dan
2. Perkembangan teknologi disesuaikan dengan menampilkannya
mendorong penggantian pertumbuhan RS (S2-T2) untuk peningkatan
peralatan kedokteran 2. Membuat standar pelayanan citra RS (W2, T1)
3. Mudahnya perizinan RS baru yang tidak mudah diikuti
RS baru (S2-T3)
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil analisa CSF pada empat strategic business unit, diperoleh enam
sistem informasi yang dibutuhkan untuk operasional seperti dijelaskan pada tabel
4.38 berikut.
Kebutuhan Sistem
No. Fungsi
Informasi
1. Wait Time Information • Mengelola waktu tanggap pelayanan life saving
Systems (pasien gawat darurat)
• Mengelola waktu tunggu dokter rawat jalan
• Mengelola waktu tunggu dokter rawat inap
• Mengelola waktu tunggu operasi elektif
2. Customer Relationship • Menyediakan informasi anggota tim
Management penanggulangan bencana
• Menyediakan informasi pelayanan rumah sakit
• Menyediakan informasi jadwal dokter
3. SI Rekam Medik • Menyimpan data kematian pasien
• Menyimpan data rujukan pasien
• Menyimpan data kejadian pasien
• Menyediakan kebutuhan checklist terkait
pemeriksaan kesehatan, keselamatan pasien
operasi, kelengkapan peralatan operasi, dan
sebagainya
Universitas Indonesia
Kebutuhan Sistem
No. Fungsi
Informasi
1. SI Administrasi & • Mengelola hal-hal yang berkaitan dengan cashflow
Keuangan rumah sakit
• Menyediakan informasi tagihan pelanggan
• Mengelola investasi rumah sakit
2. SI Pengembangan & • Mengelola portofolio bisnis rumah sakit
Pembinaan Usaha • Mengelola hubungan dengan mitra bisnis
• Mengelola hal-hal terkait promosi layanan rumah sakit
3. SI Rekam Medik • Mengelola data rekam medik pasien di tiap layanan
kesehatan
• Memberikan laporan indikator pelayanan rumah sakit
• Mengelola perencanaan retensi dan pemusnahan arsip
rekam medik
• Menyediakan kebutuhan checklist terkait pemeriksaan
kesehatan, keselamatan pasien operasi, kelengkapan
peralatan operasi, dan sebagainya
4. Customer • Mengelola hubungan yang baik dengan pelanggan
Relationship • Mengelola penanganan keluhan dan pertanyaan
Management pelanggan
• Mengelola pelaksanaan prosedur pelayanan
• Mengelola kegiatan penyuluhan kesehatan
5. SI Sumber Daya • Mengelola kinerja SDM
Manusia • Mengelola kebutuhan SDM tiap bagian
• Mengelola jadwal SDM
• Mengelola kebutuhan diklat dan sertifikasi SDM
• Mengelola perizinan SDM
• Mengelola gaji dan insentif SDM
• Mengelola saran dan usulan SDM
• Mengelola SDM yang masuk dan keluar
• Mengelola evaluasi kerja SDM
6. SI Logistik • Mengelola alur pengadaan alat medis
• Mengelola kebutuhan alat medis
• Mengelola informasi kondisi alat medis
7. Health and Safety IS • Mengelola informasi kesehatan karyawan
• Mengelola pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan keadaan darurat dan bencana alam
• Mengelola penyediaan alat atau fasilitas kesehatan dan
keselamatan di rumah sakit
• Mengelola penyediaan petunjuk kesehatan dan
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil analisa kondisi internal SI/TI RS XYZ pada kondisi internal,
infrastruktur dan layanan pihak luar akan dianalisa sasaran perbaikan. Sasaran
perbaikan dapat berupa usulan hal yang perlu dibuat/ diadakan sebagaimana
dijelaskan pada tabel 4.40 atau arahan hal yang perlu dilakukan sebagaimana
dijelaskan pada tabel 4.41.
Universitas Indonesia
Kondisi Saat
No. Aspek Arahan Penjelasan
Ini
Hal-hal yang perlu dilakukan
yaitu:
• Penentuan pola/kelompok
hardware (komputer,
Diperlukan printer dan monitor)
Hardware pengelolaan berdasarkan pemanfaatan.
yang hardware • Perencanaan spesifikasi
bervariasi sesuai pola hardware untuk masing-
pemanfaatan masing pola pemanfaatan
1. Pemeliharaan Pengelolaan dengan cara ini
akan memudahkan karena
cara pemeliharaan masing-
masing pola yang sama.
Penataan penyimpanan
Diperlukan perangkat lama dan
Penyimpanan
penataan perangkat pengganti
perangkat
penyimpanan dilakukan dengan prinsip
kurang tertata
perangkat kemudahan pengelolaan dan
keamanan.
Evaluasi modul pelatihan
dilakukan untuk mengetahui
Diperlukan kekurangan konten sehingga
Evaluasi hasil dapat dilakukan perbaikan
evaluasi
pelatihan kedepan.
2. Pelatihan terhadap
dilakukan pada
modul Modul dapat direvisi sesuai
pengguna
pelatihan dengan perkembangan
aplikasi atau teknologi yang
digunakan.
Pilih teknologi yang dapat
digunakan jangka panjang
dengan tujuan:
• Ketersediaan (availability)
Upgrade komponen pengganti.
Diperlukan
hardware
Pengadaan dan perencanaan • Pemenuhan (compliance)
3. dilakukan
upgrade upgrade terhadap standar teknologi
secara
hardware yang digunakan pada
insidentil
perangkat baru
• Dimungkinkannya
penambahan kapasitas
(capacity) jika diperlukan
Adanya Diperlukan Perlu dilakukan pembatasan
pemasangan pembatasan perangkat yang boleh
5. Keamanan
perangkat pemasangan dipasang.
tambahan perangkat Pembatasan dilakukan pada
Universitas Indonesia
Pada tabel 4.42 dilakukan analisa strategi SI, kebutuhan SI dan strategi TI yang
diturunkan dari strategi bisnis seperti pada tabel 4.42.
Universitas Indonesia
2. Persiapan standar pelayanan RS untuk SJSN Pengintegrasian sistem • SI Rekam Medik Implementasi
(Strategi SO2) Mengintegrasikan sistem informasi dan • SI Logistik Service Oriented
database yang digunakan oleh tiap unit rumah Architecture
• Health and Safety IS (SOA)
sakit untuk efisiensi dan efektifitas pengelolaan
3. Promosi RS lebih diarahkan pada masyarakat Fokus pada ceruk pasar (focus on market SI Pengembangan & • Pemanfaatan
kelas menengah dan yang berusia lanjut serta niche) Pembinaan Usaha website
perusahaan-perusahaan (Strategi SO3) Menggunakan sistem informasi untuk • Pemanfaatan
memungkinkan strategi terfokus pada ceruk social
pasar tertentu networking
4. Manajemen buffer stock obat yang baik untuk Kedekatan dengan pelanggan (customer • SI Farmasi Pemanfaatan
menunjang layanan yang dipromosikan serta intimacy) • Customer Relationship social networking
menunjang pelayanan kesehatan pelanggan Menggunakan sistem informasi untuk Management
perusahaan (Strategi SO4) mengembangkan ikatan yang kuat dengan • SI Jasa Pelayanan &
pelanggan rumah sakit Perawatan Kesehatan
• SMS Gateway
5. Penyediaan layanan yang berkualitas dan Diferensiasi produk (product differentiation) Wait Time Information Implementasi
berbeda dari RS lain dengan standar Menggunakan sistem informasi untuk System mobile portal
pelayanan yang tidak mudah diikuti RS baru diferensiasi pelayanan rumah sakit
(Strategi WO1, SO2)
Universitas Indonesia
6. Membangun citra RS sebagai penerima Membangun citra perusahaan SI Pengembangan & • Pemanfaatan
pasien program jaminan pemerintah dengan Menggunakan sistem informasi untuk Pembinaan Usaha website
pelayanan terbaik (Strategi WO2) membangun citra rumah sakit • Pemanfaatan
social
networking
7. Penggantian peralatan kedokteran secara
bertahap, disesuaikan dengan pertumbuhan
RS (Strategi ST1)
8. Melengkapi semua persyaratan dan
menampilkannya untuk peningkatan citra RS
(Strategi WT1)
Universitas Indonesia
Berdasarkan analisa pada tabel 4.42 diperoleh lima strategi SI untuk mendukung
strategi bisnis RS XYZ yaitu:
1. Pengintegrasian sistem
Mengintegrasikan sistem informasi dan database yang digunakan oleh tiap
unit rumah sakit untuk efisiensi dan efektifitas pengelolaan.
2. Fokus pada ceruk pasar (focus on market niche)
Menggunakan sistem informasi untuk memungkinkan strategi terfokus pada
ceruk pasar tertentu.
3. Kedekatan dengan pelanggan (customer intimacy)
Menggunakan sistem informasi untuk mengembangkan ikatan yang kuat
dengan pelanggan rumah sakit.
4. Diferensiasi produk (product differentiation)
Menggunakan sistem informasi untuk diferensiasi pelayanan rumah sakit.
5. Membangun citra perusahaan
Menggunakan sistem informasi untuk membangun citra rumah sakit.
Pengelolaan sistem informasi di RS XYZ saat ini dipegang oleh urusan sistem
informasi manajemen dan kesekretariatan atau di bawah bidang umum dan SDM.
Diperlukan pemisahan tugas dan tanggungjawab antara sistem informasi
manajemen dan kesekretariatan agar masing-masing dapat lebih fokus pada tugas
serta tanggungjawabnya.
Personil sistem informasi manajemen (SIM) saat ini dibagi ke dalam dua fungsi
kerja yaitu urusan perangkat keras (hardware) dan urusan perangkat lunak
(software). Fungsi pengurusan perangkat keras lebih tepat diganti nama dengan
fungsi teknis dan pemeliharaan, sedangkan fungsi pengurusan perangkat lunak
Universitas Indonesia
Kedua fungsi yang ada dirasa kurang memenuhi seluruh cakupan pengelolaan
sistem informasi di RS XYZ, diperlukan satu fungsi tambahan untuk mengurus
infrastruktur dan keamanan jaringan. Berdasarkan hal-hal tersebut maka
diperlukan penyesuaian struktur organisasi pengelola sistem informasi seperti
pada gambar 4.10.
Perbaikan struktur organisasi perlu diiringi dengan penentuan aktivitas pokok dan
hasil pokok yang dirinci untuk masing-masing fungsi kerja sebagai berikut.
Universitas Indonesia
Daftar sistem informasi masa depan yang mendukung strategi bisnis, CSF dan
balanced scorecard dari RS. XYZ dapat dilihat pada tabel 4.43.
Universitas Indonesia
Bidang yang
No. Sistem Informasi Data Yang Dikelola
Mengelola
1. SI Administrasi & • Data penerimaan penjualan dan Keuangan
Keuangan piutang
• Data harga pokok dan tarif pelayanan
• Data anggaran
• Data penyerapan biaya usaha
• Data pembebanan dan jasa medis
• Data nilai tagihan
• Data investasi alat ke depan
2. SI Pengembangan • Data kebutuhan layanan kesehatan Pengembangan
& Pembinaan • Data iklan layanan Pembinaan
Usaha Usaha
• Data kunjungan pemasaran
• Data perjanjian kerjasama
• Data rujukan pasien dari mitra rujukan
• Data spanduk kampanye
3. SI Rekam Medik • Data pemeriksaan pasien Rekam Medik
• Data rujukan pasien
• Data penyakit pasien
• Data infeksi pasien
• Data pasien jatuh
• Data kepulangan pasien rawat inap
• Data keselamatan pasien operasi
• Data pasien operasi
• Data tindakan medis
• Data rekam medik
• Data kematian pasien
4. Customer • Data tim penanggulangan bencana Humas
Relationship • Data fasilitas RS
Management
• Data jadwal dokter
• Data kepuasan pelanggan
• Data keluhan/ pertanyaan pelanggan
• Data waktu tunggu info tagihan
• Data prosedur pelayanan
• Data penyuluhan kesehatan
5. SI Sumber Daya • Data kebutuhan SDM Sumber Daya
Manusia • Data kinerja SDM Manusia
• Data jadwal kerja SDM
Universitas Indonesia
Executive information Systems tidak mengelola data, hanya mengakses data yang
sudah disediakan dari masing-masing sistem informasi yang ada. Tabel 4.44
menjelaskan data yang dapat diamati melalui Executive Information Systems.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Sistem Informasi
SI Rekam Medik
SMS Gateway
SI Bangbinus
Wait Time IS
Executive IS
SI Logistik
SI Farmasi
SI JPPK
SI SDM
Pertanyaan
CRM
(a) Menghasilkan
keunggulan kompetitif?
(b) Memungkinkan
pencapaian sasaran yang √ √ √
spesifik/ CSF?
(c) Menanggulangi kerugian
√
persaingan?
(d) Menghindari risiko yang
menjadi masalah besar di √ √ √ √ √
masa depan?
(e) Meningkatkan
produktifitas, menurunkan √ √ √
biaya jangka panjang?
(f) Memungkinkan organisasi
memenuhi persyaratan √
perundangan?
(g) Memberikan keuntungan
yang belum diketahui
nilainya, namun dapat
menghasilkan (a) dan (b)?
Berdasarkan jawaban dari pertanyaan tersebut, portofolio aplikasi saat ini dapat
diidentifikasi posisinya dalam matriks portofolio aplikasi seperti pada tabel 4.46.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada gambar 4.10 dapat dilihat bahwa terdapat tiga level manajemen yaitu
operational, managerial dan strategic serta empat bidang fungsi yaitu sales &
marketing, inventory & services, finance & accounting dan human & resources.
Pemrosesan data pada tiap level manajemen akan digambarkan pada gambar 4.12.
Data survey,
pemasaran SI Bangbinus Data perjanjian
kerjasama
& sampling Safety IS Laporan-
laporan
Data bakteri/
kuman yang
resisten Online
Data display &
penerimaan & SI Adm &
Data cashflow dashboards
pengeluaran Keuangan
RS
Data harian
SDM SI SDM Data kinerja
SDM
Universitas Indonesia
Terdapat lima hal yang menjadi alasan dilakukannya modernisasi sistem lama
(legacy system) sebagaimana diterangkan dalam “Legacy Modernization”
(Venkatachalam & Peethamber, 2006) yaitu tingginya biaya operasi dan
pengelolaan (maintenance) pada mainframe, kurangnya fleksibilitas (flexibility)
dan integrasi (integration), peningkatan time-to-market untuk produk baru,
sedikitnya tenaga yang terlatih dalam pengelolaan mainframe serta kompleksitas
sistem sehingga sulit dilakukan perawatan (maintenance). Diantara hal tersebut,
hal yang menjadi alasan diperlukannya modernisasi sistem lama (legacy system)
di RS XYZ ialah kurangnya fleksibilitas (flexibility) dan integrasi (integration)
pada sistem yang ada.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa terdapat lima teknik modernisasi sistem lama
(legacy system) yang secara ringkas dijelaskan pada tabel 4.47 berikut.
Universitas Indonesia
Perubahan pola arsitektur membuat semua aplikasi yang digunakan pada sistem
lama yang berbasis desktop tidak digunakan lagi dan harus dibuat yang baru.
Maka, teknik modernisasi sistem yang tepat untuk kasus ini adalah dengan
implementasi paket atau pengembangan baru (package implementation or new
development).
Dijelaskan bahwa pilihan ini berfokus pada pembangunan portofolio dengan alat
dan paket terbaik yang ada saat ini. Penggunaan kembali (reuse) logika bisnis
yang ada tidak dimungkinkan dengan pendekatan ini. Diperlukan penyesuaian
(customization) paket dan penulisan ulang logika bisnis.
Universitas Indonesia
• Spesifikasi Infrastruktur
• Topologi Jaringan
Pada sistem baru, kedua server dihubungkan terlebih dahulu ke router sebelum
switch. Penggunaan router memungkinkan jaringan untuk dihubungkan dengan
internet. Pengaturan yang perlu dilakukan pada router yaitu pengaktifan fitur
access control list (ACL). Hal ini penting dilakukan untuk mengatur siapa saja
yang boleh mengakses server dan siapa saja yang boleh mengakses internet. Pada
router perlu juga dilakukan pengaturan port sesuai tujuan penggunaanya. Port
akses untuk Direktur dan Kepala Bidang dibedakan dengan port untuk pengguna
lainnya. Hal ini akan meningkatkan keamanan jaringan.
Universitas Indonesia
• Keamanan Server
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
arahan untuk pasien yang tidak tepat dan penipuan asuransi/ klaim kesehatan.
(Koh & Tan, 2005, pp. 66-68)
Sebuah buku yang diterbitkan oleh WHO (World Health Organization, 2011)
menjelaskan pemanfaatan teknologi mobile untuk pelayanan kesehatan secara
umum di 114 negara di dunia. Berikut adalah beberapa pemanfaatannya yang
dapat menjadi peluang, dikategorikan berdasarkan teknologi yang digunakan.
Universitas Indonesia
Analisa gap dilakukan untuk menentukan hal yang akan dilakukan terhadap
kesenjangan antara sistem informasi maupun teknologi informasi yang ada saat ini
dengan sistem informasi maupun teknologi informasi yang menjadi sasaran di
masa yang akan datang. Hasil analisa gap untuk sistem informasi dapat dilihat
pada tabel 4.48, dan analisa gap untuk teknologi informasi dapat dilihat pada tabel
4.49.
Universitas Indonesia
Target IS → Adm & Bangbinus Rekam CRM SDM Logistik Health and Farmasi JPPK Wait Executive SMS
Current app/ Keuangan Medik Safety IS Time IS IS Gateway Eliminated
IS ↓ App/ IS ↓
Pendaftaran Eliminated
Rekam
Eliminated
Medik
Farmasi Eliminated
Kassa Eliminated
IGD Eliminated
Adm. Gab Eliminated
Adm. Keu Eliminated
Inventori Eliminated
SMS
Retain
Gateway
General
Eliminated
Ledger
JPPK Eliminated
New → Develop Develop Develop Develop Develop Develop Develop Develop Develop Develop Develop
Universitas Indonesia
Server Server
Eliminated
SIMRS
Server SIA Eliminated
Network Switch Retain
Device
Router Retain
Software
Client-server Eliminated
Architecture
Universitas Indonesia
Berdasarkan hasil analisa gap pada sistem informasi yang ada, ditemukan tiga
perlakuan yaitu:
Berdasarkan hasil analisa gap pada teknologi informasi yang ada, ditemukan tiga
perlakuan yaitu:
Hal yang perlu dibangun ialah server, network security, serta software
architecture. Jumlah server disesuaikan dengan kebutuhan fungsi yang ada.
Network security dibangun dengan penambahan SSL dan firewall. Software
architecture dengan pola client-server digantikan dengan service oriented
architecture (SOA). Server lama yaitu SIMRS dan server SIA tidak digunakan
lagi.
Universitas Indonesia
Pada saat dilakukan pengembangan sistem baru, sistem lama tetap difungsikan
hingga selesainya tahapan pengembangan sistem inti dan pengguna sistem telah
diberikan pelatihan yang memadai. Urutan pengembangan sistem akan didasarkan
pada posisinya di kuadran portofolio aplikasi.
Bisnis rumah sakit menuntut pelayanan yang fokus terhadap pasien dan penguatan
kemampuan internal, oleh karena itu pengembangan diawali dengan sistem
informasi pada kuadran key operational kemudian dilanjutkan dengan kuadran
support.
Setelah pengembangan pada kuadran key operational dan kuadran support selesai
maka barulah dilakukan pengembangan sistem informasi pada kuadran strategic
dan high potential. Kuadran strategic didahulukan karena sistem informasi pada
kuadran ini menghasilkan nilai keuntungan yang jelas terhadap bisnis.
Universitas Indonesia
Tahun 1 Tahun 2
Sistem Informasi Kuadran Portfolio
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Rekam Medik Key Operational
Adm & Keuangan Key Operational
JPPK Key Operational
Farmasi Key Operational
Logistik Key Operational
Wait Time IS Key Operational
Health and Safety IS Key Operational
SDM Support
SMS Gateway Support
CRM Strategic
Bangbinus Strategic
Executive IS High Potential
Tahapan
1 2 3 4
Pengembangan
Sesuai dengan road map yang telah dibuat, pengembangan sistem informasi akan
dilaksanakan dalam dua tahun dan dibagi ke dalam empat tahap yaitu:
& Pembinaan Usaha dan CRM. Ketiganya menggunakan database yang sama
yaitu database pelanggan sehingga harus dikembangkan secara bersamaan.
Pengembangan SI SDM dilakukan pada tahap ini juga dikarenakan tingkat
kebutuhannya yang sama dengan ketiga sistem informasi lainnya.
4. Pengembangan sistem potensial (Kuartal 4 di tahun kedua)
Sistem potensial yang dimaksud adalah Executive Information System. Sistem
informasi ini disebut potensial karena memungkinkan pencapaian sasaran
bisnis yang spesifik dan menghasilkan keunggulan kompetitif namun belum
pasti. Waktu pengembangannya cukup dalam satu kuartal karena sifatnya
yang lebih memanfaatkan data yang sudah ada untuk diolah dan ditampilkan
dalam bentuk yang memudahkan Direktur mengambil keputusan bisnis.
Tren SI/TI yang dapat dimanfaatkan RS XYZ yaitu EIS, CRM, SMS Gateway,
SSL, firewall, data mining, dan mobile portal. EIS, CRM dan SMS Gateway
sudah masuk dalam daftar sistem informasi baru yang diusulkan. SSL dan firewall
sudah masuk dalam daftar kebutuhan teknologi informasi. Dengan demikian maka
perlu dibuat road map pemanfaatan untuk dua tren SI/TI lainya yaitu data mining
dan mobile portal. Website baru perlu dibangun agar memungkinkan integrasi
dengan mobile portal yang akan dikembangkan. Data yang digunakan untuk
keperluan mining ialah data rekam medik, karenanya pemanfaatan data mining
baru dapat dilakukan setelah pengembangan SI Rekam Medik selesai. Road map
pemanfaatan tren SI/TI dapat dilihat pada gambar 4.17.
Tahun 1 Tahun 2
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
Dimulainya Dimulainya
pemanfaatan pemanfaatan
mobile portal data mining
Pengembangan
mobile portal
Pengembangan
website
Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5. Pengembangan sistem informasi akan dilaksanakan dalam dua tahun dan akan
dibagi ke dalam empat tahap berdasarkan posisinya pada kuadran portofolio
aplikasi yaitu: Tahap pertama – Pengembangan sistem inti 1, dilaksanakan
pada kuartal 1 hingga 4 di tahun pertama; Tahap kedua – Pengembangan
sistem inti 2, dilaksanakan pada kuartal 1 di tahun kedua, Tahap ketiga –
Pengembangan sistem penunjang dan strategis, dilaksanakan pada kuartal 2
hingga 3 di tahun kedua; dan Tahap keempat – Pengembangan sistem
potensial, dilaksanakan pada kuartal 4 di tahun kedua.
5.2 Saran
1. Diperlukan perincian lebih lanjut terhadap road map yang telah dibuat, yaitu
terkait dengan nilai bisnis yang dihasilkan, risiko yang akan dihadapi, biaya
yang dibutuhkan dan jam yang dibutuhkan untuk pengembangan. Semua
perincian tersebut harus dikaji secara mendalam untuk memberikan gambaran
yang jelas mengenai proyek pengembangan kepada para pemangku
kepentingan (stakeholder).
2. Setelah para pemangku kepentingan (stakeholder) memutuskan untuk
melaksanakan proyek pengembangan ini maka hal yang perlu dilakukan oleh
selanjutnya ialah perencanaan proyek (project planning), dilanjutkan dengan
analisa kebutuhan pengguna (requirement gathering) dan dilakukanlah
pengembangan sesuai perencanaan yang telah dibuat dan kebutuhan yang
telah didefinisikan.
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Paul, D., Yeates, D., & Cadle, J. (2010). Business Analysis (Second Edition ed.).
British Informatics Society Limited.
Porter, M. E. (1998). Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries
and Competitors. New York: The Free Press.
Pyzdek, T. (2002). The Six Sigma Hand Book. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Sibarani, A. J. (2011). Perencanaan Strategis Sistem informasi pada Rumah Sakit
Vita Insani. Jakarta: Universitas Indonesia.
The Open Group. (2003). TOGAF (The Open Group Architecture Framework)
Version 8.1 "Enterprise Edition". San Fransisco: The Open Group.
Turban, E., & Volonino, L. (2011). Information Technology For Management.
John Wiley & Sons, Inc.
Turban, E., Rainer, R., & Potter, R. (2005). Introduction to Information
Technology (Third Edition ed.). John Wiley & Sons.
Universitas Negeri Semarang. (2011). Peta Jalan (Roadmap) Pengembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Negeri Semarang 2012-2015.
Semarang, Central Java, Indonesia: Universitas Negeri Semarang.
Venkatachalam, K., & Peethamber. (2006). Legacy Modernization. Infosys.
Ward, J., & Peppard, J. (2002). Strategic Planning for Information System 3rd
Edition. Chichester, West Sussex: John Wiley and Sons.
Warsuta, B. (2010). Perencanaan Strategis Sistem Informasi: Studi Kasus Rumah
Sakit Daerah Ciawi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Winter, A., Haux, R., Ammenwerth, E., Brigl, B., Hellrung, N., & Jahn, F. (2011).
Health Information Systems. Architecture and Strategies (2nd Edition ed.).
London: Springer.
World Health Organization. (2011). mHealth: New horizons for health through
mobile technologies: second global survey on eHealth. Geneva: World Health
Organization.
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
PROFIL RUMAH SAKIT UMUM XYZ
• Sejarah
Rumah Sakit Umum XYZ (RSU XYZ) adalah sebuah Rumah Sakit di Kota
Bandung yang berdiri sejak tahun 1965, merupakan Rumah Sakit yang sudah
Terakreditasi pada tahun 2011 untuk 5 Pelayanan yang memiliki pelayanan Rawat
Jalan, Rawat Inap sebanyak 63 TT, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Kamar
Operasi, dan dilengkapi dengan HCU, Unit Hemodialisa, Laboratorium, Radio-
diagnostik, Rehabilitasi Medik, dan Instalasi Farmasi yang dilayani oleh tenaga
Dokter yang terdiri dari dokter umum dan dokter gigi, serta dokter spesialis (16
bidang spesialis), perawat, bidan, dan tenaga penunjang lainnya. RSU XYZ
melayani pasien Umum, Karyawan PT XYZ dan Keluarga, serta bekerjasama
dengan kontraktor dan Asuransi lain, seperti Askes, Jamsostek, Inhealth, dll.
Dalam sejarahnya keberadaan RSU XYZ tidak bisa dipisahkan dengan PT XYZ,
diresmikan pertama kali tahun 1965, pada saat itu RSU XYZ didirikan untuk
melayani Karyawan PT XYZ selanjutnya pada tahun 1983 PT XYZ berubah
menjadi Perusahaan BUMN, dimana RSU XYZ pelayanannya tetap hanya
diperuntukan untuk karyawan PT XYZ, hingga akhirnya pada tahun 1997 RSU
XYZ menjadi Unit Mandiri di bawah PT XYZ, dimana RSU XYZ membuka
pelayanan kesehatan yang dilengkapi dengan 16 bidang spesialisasi dan terbuka
untuk masyarakat umum, selain tetap melayani karyawan PT XYZ. Pada tahun
2000 RSU XYZ mengalami perubahan status yang sebelumnya RSU XYZ adalah
Unit Mandiri di bawah PT XYZ, menjadi unit Jasa Pelayanan Kesehatan dibawah
PT UVW. PT UVW merupakan anak perusahaan PT XYZ yang bergerak
dibidang Manufaktur, Niaga, dan Jasa Pelayanan Kesehatan, kedudukan ini
berlangsung hingga Tahun 2012.
Pada bulan Mei 2012 RSU XYZ mencapai kemandirian dengan mengacu undang-
undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 yang berisikan bahwa Rumah
Sakit tidak boleh digabung dengan unit bisnis lainnya, maka RSU XYZ terpisah
dengan PT UVW. Berdasarkan Akta Notaris Listijaratih, SH., SPI no. 03 tanggal
! 165! Universitas Indonesia!
16 Mei 2012 Rumah Sakit Umum XYZ telah menjadi Perseroan Terbatas (PT
Rumah Sakit Umum XYZ).
RSU XYZ mempunyai Visi, Misi dan Motto yang menjadi pegangan dalam
memberikan pelayanan kesehatan sebagai berikut:
Visi
Menjadi Rumah Sakit yang profesional, mandiri, bermutu dan terpercaya pada
tahun 2015.
Misi
Motto
“ASRI”
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
• Fungsi-fungsi
a. Pengembangan dan Pembinaan Usaha, adalah segala usaha dan kegiatan yang
menyangkut pemasaran dan penjualan dalam arti yang seluas-luasnya atas jasa
pelayanan kesehatan, hubungan kemasyarakatan dengan customer termasuk
customer service.
b. Pelayanan Medis, adalah segala kegiatan yang menyangkut pelayanan medis
beserta dengan catatan medis atas pelayanan tersebut.
c. Keuangan, adalah segala usaha dan kegiatan yang menyangkut perencanaan,
perolehan, pengamanan dan pemanfaatan dana dan asset secara optimal,
akuntansi keuangan serta perhitungan & pengendalian biaya.
d. Umum dan SDM, adalah segala usaha dan kegiatan yang menyangkut:
• Pengaturan rumah tangga Perusahaan, administrasi umum, pemeliharaan
lingkungan kerja, pengamanan Perusahaan, perijinan, asuransi, klaim dan
hukum; pengadaan, pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia;
perencanaan & pengendalian Perusahaan; perencanaan, pengorganisasian,
pemanfaatan serta pengendalian sistem informasi dan prosedur perusahaan
• Penanganan personil baik penerimaan, penempatan, mutasi,
pemberhentian dan kesejahteraan pegawai
e. Keperawatan, adalah segala kegiatan yang menyangkut pelayanan
keperawatan berdasarkan etik keperawatan, dengan menjalankan asuhan
keperawatan dan pengaturan logistik keperawatan.
f. Logistik, adalah segala usaha dan kegiatan mengenai perlengkapan umum dan
investasi, pengadaan barang, logistik dan pelayanan farmasi dan gizi Rumah
Sakit.
g. Pengawasan, adalah segala usaha dan kegiatan yang menyangkut pemeriksaan
/audit untuk mencegah pemborosan, peningkatan pelayanan, hasilguna dan
dayaguna berdasarkan perundang-undangan, kebijakan dan norma yang
berlaku.
h. Jasa Pelayanan dan Perawatan Kesehatan (JPPK), adalah segala usaha dan
kegiatan yang menyangkut dengan penanganan asuransi kesehatan, baik untuk
pegawai dan keluarga RSU XYZ, PT ABC, PT XYZ, Dapen, Kopkar XYZ
atau peserta lain untuk pengembangannya.
• Informasi Umum
• Struktur Organisasi
• Legalitas
• Jenis Pelayanan
• Saraf
• Kulit & Kelamin
• Ortopedi
• Kesehatan Jiwa
• Bedah Mulut
• Rehabilitasi Medik
• Mata
• THT
• Bedah Saraf
3. Unit Hemodialisa
4. Instalasi Rawat Inap
8. Pelayanan Penunjang
• Laboratorium (buka 24 jam)
• Radiodiagnostik (buka 24 jam)
• Rongent & USG
• Rehabilitasi Medik
• Instalasi Farmasi (buka 24 jam)
• Instalasi Gizi
Memberikan Pelayanan Gizi untuk pasien-pasien di Instalasi Rawat Inap
• Jumlah Tenaga
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN WAWANCARA
1. Pengelolaan SI/TI
a. Siapa yang bertanggungjawab terhadap pengelolaan SI/TI?
b. Apa saja SI/TI yang dikelola?
c. Bagaimana SI/TI dikelola?
2. Pengadaan dan upgrade SI/TI
a. Siapa saja pihak yang terlibat dalam pengadaan dan upgrade SI/TI?
b. Apa saja SI/TI yang diadakan dan di-upgrade?
c. Bagaimana SI/TI diadakan dan di-upgrade?
3. Pelatihan SI/TI
a. Apa saja pelatihan yang diberikan?
b. Bagaimana penjadwalan pelatihan?
c. Kapan diadakan pelatihan?
d. Siapa yang memberikan pelatihan?
e. Dimana dilaksanakannya pelatihan?
f. Mengapa diadakan pelatihan?
4. Pengembangan SI/TI
a. Siapa saja pihak yang terlibat dalam pengembangan SI/TI?
b. Pengembangan SI/TI apa saja yang biasanya dilakukan?
c. Bagaimana pengembangan SI/TI dilaksanakan?
5. Keamanan SI/TI
a. Siapa saja pihak yang terlibat dalam pengamanan SI/TI?
b. Hal apa saja yang diamankan?
c. Bagaimana pengamanan dilakukan?
6. Kesulitan yang dihadapi
a. Kesulitan apa saja yang dihadapi terkait dengan pengelolaan, pengadaan
dan upgrade, pelatihan, pengembangan serta keamanan SI/TI?
b. Apa akibat yang dirasakan dengan adanya kesulitan tersebut?
c. Bagaimana penanganan kesulitan-kesulitan tersebut pada saat ini?
173 Universitas Indonesia
1. Produk atau layanan apa yang diperoleh dari pemasok secara langsung?
2. Produk atau layanan apa yang diperoleh dari pemasok secara tak langsung
(melalui agen atau distributor)?
3. Siapa saja pesaing di sekitar RS XYZ?
4. Siapa saja pelanggan RS XYZ?
1. Barriers to entry
2. Supplier Power
3. Threat of substitutes
5. Customer Power
1. Bagaimana pengaruh yang diperoleh RS. XYZ dari segi politik yang berkaitan
dengan: (a) Undang-undang yang ada saat ini; (b) Undang-undang yang akan
diimplementasikan di masa yang akan datang; (c) Badan yang mengatur dan
memproses hal-hal terkait Rumah Sakit; (d) Kebijakan pemerintah; (e)
Persyaratan pemerintah; serta (f) Kebijakan perdagangan
2. Bagaimana pengaruh yang diperoleh RS. XYZ dari segi ekonomi yang
berkaitan dengan: (a) Situasi dan tren ekonomi; (b) Perpajakan untuk produk
tertentu; (c) Siklus pasar dan perdagangan; (d) Faktor industri lain; serta (e)
Faktor pendorong pelanggan; serta (e) Suku bunga dan nilai tukar
3. Bagaimana pengaruh yang diperoleh RS. XYZ dari segi sosial yang berkaitan
dengan: (a) Tren gaya hidup masyarakat; (b) Demografi; (c) Perilaku dan
opini konsumen; (d) Citra merek, perusahaan dan teknologi; (e) Pola
pembelian konsumen; serta (f) Faktor etnis/ agama
4. Bagaimana pengaruh yang diperoleh RS. XYZ dari segi teknologi yang
berkaitan dengan: (a) Teknologi pengganti/ solusi; (b) Kematangan teknologi;
(c) Kematangan dan kapasitas manufaktur; (d) Potensi inovasi; serta (e)
Akses, lisensi, paten teknologi
5. Bagaimana pengaruh yang diperoleh RS. XYZ dari segi legal yang berkaitan
dengan: (a) Hukum Internasional; (b) Undang-undang Ketenagakerjaan; (c)
Undang-undang Persaingan Usaha; (d) Undang-undang Kesehatan &
Keselamatan kerja; serta (e) Undang-undang Pemerintahan Daerah
6. Bagaimana pengaruh yang diperoleh RS. XYZ dari segi lingkungan yang
berkaitan dengan: (a) Masalah ekologi/ lingkungan; (b) Dampak lingkungan;
(c) Undang-undang Lingkungan Hidup; (d) Konsumsi energi; serta (e)
Pembuangan limbah
1. Hal-hal apa yang harus dilakukan dengan benar agar sasaran pelayanan di
instalasi anda tercapai?
2. Ukuran-ukuran apa yang digunakan sebagai indikator keberhasilan layanan?
3. Sebutkan (jika ada) masalah-masalah yang dihadapi dalam pemenuhan target
keberhasilan layanan?