Anda di halaman 1dari 3

SILFIA HERLINA

042123143008
A1M_PPAK

Ringkasan ISA 240, ISA 250, ISA 570, Panduan Indikator Kualitas (TM 3)

ISA 240 : Tanggung Auditor Terkait Dengan Kecurangan Dalam Suatu Audit Atas
Laporan Keuangan
Ruang lingkup SA ini berhubungan dengan tanggung jawab auditor yang terkait dengan
kecurangan dalam audit atas laporan keuangan. Secara spesifik SA ini memperluas bagaimana
SA 315 dan SA 330 harus diterapkan dalam kaitannya dengan risiko kesalahan penyajian
material karena kecurangan.
Karakteristik kecurangan merupakan kesalahan penyajian dalam laporan keuangan dapat timbul
karena kecurangan atau kesalahan. Faktor yang membedakan antara kecurangan dan kesalahan
adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang berakibat terjadinya kesalahan penyajian
dalam laporan keuangan, adalah tindakan yang disengaja atau tidak disengaja.
SA ini berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2013 untuk Emiten sedangkan 1 Januari 2014 berlaku pada entitas
selain Emiten.
SA ini menjelaskan skeptisisme profesional yang berdasar pada SA 200 dimana auditor harus
mempertahankan skeptisisme profesional sepanjang audit dan menyadari kemungkinan bahwa
kesalahan penyajian material yang diakibatkan oleh kecurangan dapat terjadi.

ISA 250 : Pertimbangan Atas Peraturam Perundang-Undangan Dalam Audit Atas


Laporan Keuangan
Ruang lingkup SA ini mengatur tentang tanggung jawab auditor untuk mempertimbangkan
peraturan perundang-undangan dalam audit atas laporan keuangan. SA ini tidak berlaku bagi
perikatan assurance lain yang di dalamnya auditor secara spesifik ditugaskan untuk melakukan
pengujian dan pelaporan secara terpisah terhadap kepatuhan pada peraturan perundang-undangan
tertentu.
Dampak peraturan perundang-undangan terhadap laporan keuangan sangat bervariasi. Peraturan
perundang-undangan tersebut bersifat mengikat dan merupakan kerangka peraturan perundang-
undangan bagi suatu entitas. Ketentuan dalam beberapa peraturan perundang-undangan
berdampak langsung terhadap laporan keuangan yang menentukan jumlah dan pengungkapan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan suatu entitas. Peraturan ini merupakan peraturan yang
harus dipatuhi oleh manajemen atau menetapkan ketentuan yang mengatur entitas dalam
menjalankan bisnisnya namun tidak berdampak langsung terhadap laporan keuangan suatu
entitas.
Tanggung jawab untuk mematuhi peraturan perundang-undangan merupakan tanggung jawab
manajemen, dengan pengawasan dari pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, untuk
SILFIA HERLINA
042123143008
A1M_PPAK

memastikan apakah bahwa operasi entitas dijalankan berdasarkan ketentuan peraturan


perundang-undangan, termasuk kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.
Ketentuan dalam SA ini dirancang untuk membantu auditor dalam mengidentfikasi kesalahan
penyajian material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan. Tetapi, auditor tidak bertanggung jawab untuk mencegah dan
tidak dapat diharapkan untuk mendeteksi ketidakpatuhan terhadap semua peraturan perundang-
undangan.
Tanggal efektif SA ini sama seperti SA 240 hanya saja penerapan dini dianjurkan untuk entitas
selain Emiten.
Pelaporan ketidakpatuhan dalam laporan auditor atas laporan keuangan sesuai dengan SA 705,
apabila auditor menyimpulkan bahwa ketidakpatuhan berdampak material terhadap laporan
keuangan, dan belum tercermin secara memadai dalam laporan keuangan, maka auditor dapat
menyatakan suatu opini wajar dengan pengecualian atau suatu opini tidak wajar atas laporan
keuangan tersebut.
ISA 570 : Kelangsungan Usaha
Ruang lingkup SA ini mengatur tanggung jawab auditor dalam audit atas laporan keuangan yang
berkaitan dengan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan
laporan keuangan.
Asumsi kelangsungan usaha menyatakan bahwa suatu entitas dipandang bertahan dalam bisnis
untuk masa depan yang dapat diprediksi. Laporan keuangan bertujuan umum disusun atas suatu
basis kelangsungan usaha, kecuali manajemen bermaksud untuk melikuidasi entitas atau
menghentikan operasinya, atau tidak memiliki alternatif yang realistis selain melakukan tindakan
tersebut diatas. Laporan keuangan bertujuan khusus yang dapat atau belum tentu disusun sesuai
dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang relevan dengan basis kelangsungan usaha.
Ketika penggunaan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat, aset dan liabilitas dicatat atas dasar
entitas akan mampu untuk merealisasikan asetnya dan melunasi liabilitasnya dalam kegiatan
normal bisnisnya. Beberapa kerangka pelaporan keuangan mengandung suatu ketentuan eksplisit
bagi manajemen untuk membuat suatu penilaian spesifik atas kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan usaha. Manajemen membuat penilaian atas kemampuan entitas
dalam mempertahankan kelangsungan usaha selain dalam penyajian laporan keuangan juga dapat
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Jika pertimbangan auditor menyatakan bahwa suatu entitas memiliki asumsi kelangsungan usaha
yang tidak tepat maka auditor harus menyatakan opini tidak wajar. Jika manajemen tidak mau
membuat atau memperluas penilaiannnya bila diminta oleh auditor, maka auditor harus
mempertimbangkan implikasinya terhadap laporan auditor. Penilaian manajemen atas
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usahanya merupakan suatu bagian
utama dari pertimbangan auditor atas penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen.
Kebanyakan kerangka pelaporan keuangan yang mengharuskan suatu penilaian manajemen yang
SILFIA HERLINA
042123143008
A1M_PPAK

eksplisit menyebutkan periode kapan manajemen diharuskan untuk memperhitungkan seluruh


informasi yang tersedia.
Panduan Indikator Kualitas Audit Pada KAP
Latar belakangnya adalah untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap praktik profesi
akuntansi sehingga perlu ditetapkan indikator kualitas audit pada KAP. Bertujuan untuk
mendorong peningkatan kualitas jasa audit melalui penetapan indikator kualitas audit yang
relevan pada level KAP di Indonesia. Penerapan panduan ini memberikan maanfaat bagi para
pihak diantaranya meliputi pengguna jasa dalam pengambilan keputusan penunjukan KAP,
akuntan publik dalam rangka peningkatan kualitas jasa asurans dan jasa lainnya, KAP dalam
rangka peningkatan kualitas tata kelola dan SPM, regulator dalam rangka mendorong
peningkatan kualitas informasi keuangan, masyarakat umum yang memerlukan informasi tentang
KAP.
Indikator kualitas audit terdiri dari kompetensi auditor, etika dan independensi auditor,
penggunaan waktu personil kunci perikatan, pengendalian mutu perikatan, hasil review mutu
atau inspeksi pihak eksternal dan internal, rentang kendala perikatan, organisasi dan tata kelola
KAP, kebijakan imbalan jasa.
Sistem pengendalian mutu bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa KAP telah
menetapkan kebijakan dan prosedur yang memungkinkan:
a. Setiap personil dan KAP mematuhi ketentuan persyaratan standar profesi Akuntan Publik,
kode etik, dan ketentuan yang berlaku dalam setiap perikatan.
b. Laporan perikatan yang diterbitkan tepat sesuai dengan kondisinya.

Setiap KAP dapat menerbitkan laporan transparansi indikator kualitas audit sebagai sarana untuk
mengkomunikasikan pemenuhan indikator kualitas audit kepada para pemangku kepentingan,
termasuk:
1. Pengguna jasa AP
2. Regulator profesi AP
3. Instansi pemerintah dan regulator lainnya.
4. Komite audit.
5. Pihak lain yang relevan.

Bentuk, isi, struktur dan cakupan laporan transparansi indikator kualitas audit ditentukan oleh
masing-masing KAP. Dalam menyusun laporan tansparansi indikator kualiats audit, KAP perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pelaporan yang baik, yaitu:

1. Tepat waktu.
2. Ringkas, menarik, mudah dipahami dan memadai.
3. Memuat hal-hal yang pokok.
4. Tidak berlebihan.
5. Tidak menyesatkan.
6. Memuat Informasi yang handal.

Anda mungkin juga menyukai