Anda di halaman 1dari 3

PANGERAN ANTASARI

Pangeran Antasari Lahir di Banjarmasin tahun 1797, Wafat di


Bayan Begak, 11 Oktober 1862 Makamnya di Banjarmasin. Perlawanan
rakyat banjar terhadap belanda di mulai saat belanda mengangkat
Tamijidilah sebagai Sultan Banjar menggantikan Sultan Adam yang
wafat. Rakyat Banjar dan keluarga besar kesultanan Banjar, termasuk
Pangeran Antasari, menuntut agar Pangeran Hidauattulah, sebagai
pewaris sah takhta Kesultanan Banjar, harus menjadi Sultan Banjar.
Sejak saat itulah, rakyat Banjar dengan dipimpin oleh Pangeran
Hidayattulah, Pangeran Antasari, dan Demang Leman mengangkat
senjata melawan belanda.
Pangeran Antasari berhasil menyerang dan menguasai kedudukan
belanda di gunung Jabuk. Pangeran Antasari juga meneyerang tambang
batubara Belanda di Pengaron. Pejuang-pejuang Banjar juga berhasil
menenggelamkan kapal Onrust beserta pemimpinya, seperti Letnan Van
der Velde dan Letnan Bangert. Daerah pertempuran berada di daerah
Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah. Termasuk di
daerah sungai Barito. Peristiwa yang memalukan Belanda ini terjadi atas
siasat Pangeran Antasari dan Tumenggung Suropati.

 Sejarah
Tahun 1857, rakyat Banjar di pedalaman akhirnya mengadakan
perlawanan. Di antaranya di daerah Banua Lima, Muning, Batang
Hamandit, Tanah Laut, Hulu Sungai dan Kapuas Kahayan. Pada
hakikatnya, gerakan rakyat Banjar ini menghendaki Pangeran
Hidayatulah lah yang diangkat sebagai Sultan. Nama Pangeran Antasari
pada tahun 1857 belum lah dikenal banyak orang. Hingga akhirnya, di
usianya yang ke-50 tahun, dia mempersatukan gerakan-gerakan tersebut
untuk melawan Belanda. Penyebab beliau bisa mempersatukan gerakan-
gerakan sempalan ini adalah karena menjadi utusan dari Pangeran
Hidayatullah (keponakannya sendiri) untuk menyelidiki pergolakan
yang terjadi di masyarakat.
Tahun 1859 (Terjadinya Perang Banjar) Pengaruh Pangeran
Antasari semakin meluas, bahkan di kalangan alim ulama. Akhirnya,
beliau bisa menghimpun 6.000 orang laskar. Serangan pertama terjadi
pada tanggal 28 April 1859. Inilah awal letupan terjadinya Perang
Banjar.
300 orang pasukan Pangeran Antasari berhasil melumpuhkan
benteng dan tambang batu bara milik Belanda di Pengaron. Keadaan di
luar benteng dan tambang pun dapat dikuasai oleh pasukan. Pangeran
Antasari pun mengirim surat kepada Kapten Beeckman, pimpinan
Belanda agar menyerah.
Pada tanggal 11 Juni 1860, Kesultanan Banjar dihapuskan oleh
Belanda. Pemerintah Belanda akhirnya juga mengeluarkan pengumuman
bahwa Pangeran Antasari dianggap sebagai pemberontak dan dirinya
dihargai 1.000 gulden bagi siapa yang menangkapnya, hidup atau mati.
Begitu juga dengan Pangeran Hidayatullah yang bergabung dengan
Pangeran Antasari.
Belanda masih saja gencar melancarkan bujuk rayunya agar
Pangeran Antasari mau menyerah. Tapi, Pangeran Antasari membalas
bahwa dia hanya ingin kedaulatan kembali untuk Kesultanan Banjar, dan
Belanda hanya berperan membayar pajak. Tidak lebih. Ini tergambar
dalam suratnya yang ditujukan kepada Letnan Kolonel Gustave
Verspijck di Banjarmasin tertanggal 20 Juli 1861.
Pada tahun 1861 Pangeran Hidayattulah berhasil ditangkap oleh
belanda dan dibuang ke Cianjur,Jawa Barat. Pangeran Antasari
kemudian mengambil alih pimpinan utama. Ia diangkat oleh rakyat
sebagai Penembahan Amiruddin Khalifatul Mu’min, Sehingga kualitas
peperangan menjadi semakin meningkat karena ada unsur agama.
Sayang, Pangeran Antasri akhirnya wafat pada tanggal 11 Oktober 1862
Karena penyakit cacar yang saat itu sedang mewabah di Kalimantan
Selatan. Padahal, saat itu, ia sedang mempersiapkan serangan besar-
besaran terhadap Belanda.

Anda mungkin juga menyukai