Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

INOVASI DOA DAN


IMAN
(DETEKSI TUBERKULOSIS PADA ANAK DENGAN
PEMERIKSAAN MANTOUX)

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA


UPTD PUSKESMAS PUSKESMAS JEPON
PROPOSAL INOVASI

JUDUL : DOA DAN IMAN (Deteksi Penyakit Tuberkulosis pada Anak dengan
Pemeriksaan Mantoux)

INOVATOR : dr. Vera Viviana Deo Gracia

IMPLEMENTASI INOVASI SEJAK : Tahun 2021

RINGKASAN : Doa dan Iman adalah inovasi yang dilakukan untuk mendeteksi
penyakit Tuberkulosis anak di wilayah UPTD Puskesmas Jepon
dengan melakukan pemeriksaan Mantoux. Penjaringan peserta
dilakukan oleh Bidan Desa dimana kriteria anak yang akan dilakukan
pemeriksaan diantaranya adalah anak dengan usia ≤ 5 tahun yang
mengalami:
- demam lebih dari 2 minggu dan berulang,
- dan atau penurunan nafsu makan,
- dan atau berat badan tidak naik atau sukar naik dalam 2
bulan berturut-turut atau lebih.
- dan atau anak terlihat lemah letih lesu,
- dana tau terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada
leher,
- dan atau kontak erat dengan penderita TB.

TUJUAN : Inovasi ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit Tuberkulosis (TB)


anak mengingat penyakit TB pada anak bersifat silent disease dengan
gejala yang tidak khas dan seringkali baru terdiagnosis jika sudah
menimbulkan komplikasi, diantaranya adalah stunting.

KESELARASAN : Inovasi ini berkaitan dengan kesehtan mengacu pada Praturan Menteri
Kesehatan No 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis,
karena sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah
kesehtan di dunia, termasuk masalah kesehatan di wilayah kerja di
UPTD Puskesmas Jepon.

SIGNIFIKANSI : Anak dengan umur di bawah 5 tahun dengan berat badan sukar naik
dengan indikasi kearah gizi kurang atau gizi buruk dilakukan DOA DAN
IMAN serta didapatkan hasil positif dan segera diberikan pengobatan
TB anak dengan diberikan edukasi terlebih dahulu pada orang tua anak
tersebut diharapkan dapat terjadi peningkatan berat badan yang
optimal sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak diharapkan
menjadi lebih baik.

INOVASI : Sisi inovatif dari inovasi DOA DAN IMAN ini adalah adanya kolaborasi
antara Dokter, tim programer TB, dan petugas gizi yang sebelumnya
belum pernah dilakukan di UPTD Puskesmas Jepon.
Pelaksanaan kegiatan DOA DAN IMAN ini meliputi pemeriksaan status
gizi anak oleh petugas gizi, pemeriksaan kondisi kesehatan anak dan
pemeriksaan Mantoux oleh dokter, dan edukasi seputar TB oleh tim
programmer TB.

TRANSFERABILITAS: Inovasi ini memiliki potensi untuk diadaptasi di puskesmas lain.


Dengan cara adanya sumber daya manusia: Bidan Desa, Kader TB,
Lintas program dan lintas sektor. Dan adanya anak dibawah 5 tahun
yang bersedia dilakukan pemeriksaan Manotux TB di wilayah
Puskesmas.

SUMBER DAYA : pada program ini di butuhkan Sumber Daya Manusia diantaranya:
Dokter Bidan Desa, Petugas Gizi, Tim Programer TB, tim promosi
kesehatan, kader kesehatan, kader TB. Adapun biaya yang di butuhkan
untuk program ini meliputi pembiayaan untuk honor kader kesehatan
dan kader TB, konsumsi orang tua dan peserta Pemeriksaan Mantoux
dan tim pelaksana kegiatan.

DAMPAK :Inovasi DOA DAN IMAN ini dievaluasi per 3 bulan, pelaksanaan
evaluasi DOA DAN IMAN dievaluasi setiap lokakarya mini bulanan di
puskesmas dan lokakarya mini tribulan lintas sektor. Setelah adanya
inovasi DOA DAN IMAN ini penemuan kasus TB anak meningkat.

PEMANGKU KEPENTINGAN : Pemangku kepentingan yang terlibat dalam program ini


diantaranya Kepala Puskesmas selaku penanggung jawab, membantu
membuat suatu kebijakan, aturan program agar sesuai dan tercapai
dengan arah pengembangan puskesmas. Kepala puskesmas juga
menjadi pengawas yang mengamati kinerja pelaksana.
Pelaksana DOA DAN IMAN:
Dokter: Turut berperan dalam pemeriksaan peserta pemeriksan Mantoux,
melakukan test Mantoux dan pembacaan hasil, mendiagnosis, dan
peresepan obat pada anak dengan TB positif.
Tim Programer TB: Edukasi kepada pasien dan keluarga, pencatatan
dan entry data ke aplikasi TB.
Petugas Gizi : Pemeriksaan status gizi pasien, pencatatan dan entry
data ke aplikasi gizi.
Bidan Desa : membantu penjaringan anak yang akan dilakukan
pemeriksaan Mantoux, mengedukasi pasien dan oaring tua pasien
agar mau dilakukan pemeriksaan Mantoux dan membantu
pengawasan minum obat pada anak yang diberikan pengobatan TB
Promosi kesehatan : Memberikan edukasi kepada masyarakat terkait
Penyakit TB
Kader kesehatan dan kader : turut membantu kinerja pelaksana
program dalam pengawasan selama pasien dalam pengobatan.

PELAJARAN : Untuk mereduksi jumlah penderita TB anak, Tim UPTD Puskesmas


Jepon meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
standar kepada anak yang didiagnosis TB

Dilihat dari penemuan penderita TB anak maka tahun 2021 sebanyak 6 orang, meningkat
dibandingkan 2 orang di tahun 2020. Hal inimengindikasikan keseriusan Tim Petugas
Penganganan TB dalam menanggulangi penyakit TB anak.
Dalam penanggulangan TB anak, tak heran jika penderita mengalami kecemasan,
kebosanan dalam minum obat dan trauma minum obat. Kondisi ini sangat penting untuk
dijaga karena ketika seorang anak trauma, maka sering kali melakukan penolakan minum
obat yang dapat membuat terjadinya kondisi putus obat, sehingga peran orang tua sangat
diperlukan dalam hal ini.

Anda mungkin juga menyukai