Penyusun:
Evy Verawaty - Sekolah Cikal Jakarta
draft
Projek ini terdiri dari 5 tahap: pengenalan, kontekstualisasi, perencanaan, aksi, dan refleksi.
Tahap pengenalan dan kontekstualisasi adalah bagian dari penyadaran kewirausahaan.
Mengacu pada Program Kewirausahaan Pemuda, kedua tahap ini:
“dimaksudkan untuk memberikan dorongan dan pemacu untuk tumbuh dan berkembangnya
sikap mental, cara pandang (mindset) serta motivasi untuk berwirausaha. Program
penyadaran ini ditujukan untuk menumbuhkan beberapa sikap mental yang dibutuhkan
untuk menjadi seorang wirausahawan. Hal ini sangat penting dilaksanakan mengingat
motivasi sebagian besar pemuda Indonesia untuk berwirausaha masih cukup rendah.”
(http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)
Tahap berikutnya adakah perencanaan, aksi, dan refleksi. Mengacu pada Program
Kewirausahaan Pemuda, ketiga tahap ini adalah bagian dari pemberdayaan:
“dilaksanakan untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada pemuda
dalam mengembangkan wirausaha. Pengetahuan dan ketrampilan yang diberikan setalah
pemuda tersebut sadar akan pentingnya berwirausaha, sehingga mereka memiliki motivasi
dan sikap mental untuk berwirausaha dengan mengembangkan ide-ide usaha yang ada.
Pemberdayaan ini dilaksanakan melalui penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan tentang kewirausahaan. Pelatihan, pendidikan dan penyuluhan yang diberikan
harus melalui tahap anisis kebutuhan sehingga pelatihan dan pendidikan yang diberikan
tepat sasaran.” (http://lpkp.kemenpora.go.id/statis-61-fasilitas.html)
Diharapkan, melalui pengalaman belajar pada Program Kewirausahaan SMA dengan Projek
“Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda”, dapat tumbuh generasi muda yang
memiliki daya kreasi dan inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri,
berkomitmen, pantang menyerah, dan mampu mengambil bagian masa depan bangsa yang
berdaya dalam memperkuat ekonomi nasional.
V. Tahap Refleksi. Menggenapi proses dengan unjuk karya, evaluasi dan refleksi
13.Refleksi
4JP
Total: 72 JP
1 JP = 45 menit.
Mandiri Pemahaman diri Mengenali kualitas dan minat diri serta 1,2,3,4,5,13
dan situasi yang tantangan yang dihadapi
dihadapi
Gotong royong kolaborasi - kerja Membangun tim dan mengelola kerjasama 9,12
sama untuk mencapai tujuan bersama sesuai
dengan target yang sudah ditentukan
Beriman, akhlak pribadi - Menyadari bahwa aturan agama dan sosial 6,13
bertakwa integritas merupakan aturan yang baik dan menjadi
kepada Tuhan bagian dari diri sehingga bisa
Yang Maha menerapkannya secara bijak dan
Esa, dan kontekstual.
Berakhlak Mulia
Relevansi projek ini bagi sekolah dan semua guru mata pelajaran
Penyadaran dan pengembangan sikap wirausaha kepada para siswa SMA usia pemuda 16-
18 tahun merupakan bagian dari kewajiban sekolah dalam menyiapkan pengetahuan, sikap
dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekal kehidupan di dunia nyata. Sekolah
memberikan pengenalan, bimbingan, dan pendampingan bagi siswa dalam mengenal,
memahami, dan menumbuhkan nilai-nilai luhur dalam tema kewirausahaan. Sekolah dapat
menjadi ekosistem bagi siswa untuk belajar dan menggali pengalaman. Siswa yang memiliki
daya kreasi dan inovasi yang tinggi, visioner, berjiwa pemimpin, mandiri, berkomitmen,
pantang menyerah adalah siswa yang akan memberikan kontribusi positif dalam perannya di
kelas, sekolah, dan masyarakat baik secara akademik maupun non-akademik.
Rangkaian kegiatan pada Tema Kewirausahaan dengan Projek “Menggali Potensi Daerah
Lewat Wirausaha Muda” melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam pelaksanaannya.
Pengenalan etika dan integritas lewat pelajaran agama dan budi pekerti serta budaya lokal;
pembuatan berbagai macam teks seperti proposal, iklan, surat yang melibatkan pelajaran
bahasa; penghitungan dasar hasil survey, harga, dan biaya dari pelajaran Matematika;
pengenalan potensi daerah lewat pelajaran IPS dan IPA, menumbuhkan sikap kerjasama
lewat kerja kelompok berbagai bidang ilmu dan juga pelajaran Olahraga, dan lainnya.
Pelaksanaan projek ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
terlibat: siswa, orangtua, guru, sekolah, masyarakat sekitar, pemerintah daerah, dan pihak
lainnya.
Perangkat ajar (toolkit) ini dirancang untuk membantu guru SMA (Fase E) yang berada di
sekolah penggerak untuk melaksanakan kegiatan ko-kurikuler yang mengusung tema
Kewirausahaan. Di dalam perangkat ajar untuk projek “Menggali Potensi Daerah Lewat
Wirausaha Remaja” ini, ada 13 (tiga belas) aktivitas yang saling berkaitan.
Tim Penyusun menyarankan agar projek ini dilakukan pada semester kedua kelas X atau
semester pertama kelas XI dan XII dikarenakan aktivitas yang ditawarkan disusun dengan
sedemikian rupa agar siswa dapat memiliki kesempatan untuk melakukan rangkaian
pembelajaran secara penuh, dari mengenal, membangun sikap, hingga membuat aksi nyata
dan refleksi.
Waktu yang direkomendasikan untuk pelaksanaan projek ini adalah 1 (satu) semester,
dengan total kurang lebih 144 Jam Pelajaran. Projek ini membuat gambaran sederhana dari
pelaksanaan yang terdiri dari 72 Jam Pelajaran. Setiap tahap memiliki JP yang berbeda
terkait dengan karakteristik dari kegiatan pada tahap tersebut. Sisa JP yang ada dapat
dimanfaatkan guru untuk meramu kembali kegiatan dan JP yang dibutuhkan pada setiap
tahap dengan mempertimbangkan persiapan materi untuk memantik diskusi dan refleksi
siswa. Siswa juga mempunyai waktu untuk berpikir, berefleksi, dan menjalankan masing-
masing aktivitas dengan baik.
Guru dan kepala sekolah mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menyesuaikan
jumlah aktivitas, alokasi waktu per aktivitas, dan apakah semua aktivitas diselesaikan dalam
waktu singkat atau disebar selama satu semester/satu tahun ajar. Materi ataupun rancangan
aktivitas juga bisa disesuaikan agar projek bisa berjalan efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan siswa dan kondisi sekolah juga kondisi daerah tempat sekolah berdiri.
Waktu: 4JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan:
Sebagai kegiatan awal dari tema, guru akan memperkenalkan tema kewirausahaan
dengan projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda
Diskusi tentang harapan siswa akan pelaksanaan program ini
Pembuatan perjanjian kelas tentang sikap belajar
Pelaksanaan:
Diskusi tentang apa yang siswa ketahui tentang kewirausahaan
Diskusi tentang petunjuk visual (gambar: pengusaha dan pegawai). Mana yang
menggambarkan pengusaha? Mana yang bukan? Apa perbedaannya?
Guru memutar video tentang kewirausahaan.
Guru membuka diskusi dan menjelaskan kembali tentang definisi wirausaha/entrepreneur:
orang yang pandai atau berbakat dan inovatif dalam melakukan aktivitas kewirausahaan
baik mengenali produk baru, menentukan cara produksi produk baru, menyusun
manajemen operasional pengadaan produk, memasarkan produk, dan mengatur sistem
permodalan usahanya.
Membaca artikel/menonton dokumentasi tentang tokoh wirausahawan sukses
Mengidentifikasi sikap-sikap yang dimiliki tokoh wirausahawan dalam bacaan/tontonan:
Bagaimana sikap atau karakteristik tokoh? Apakah kamu memiliki sikap dan karakteristik
yang sama dengan tokoh?
Tugas:
Mengerjakan jurnal
Mencari tahu anggota keluarga/masyarakat yang adalah seorang wirausahawan.
Mengidentifikasi sikap-sikap yang dimiliki tokoh wirausahawan: Apakah kamu mengenal
seorang pengusaha atau wiraswasta? Bagaimana sikap atau karakteristik mereka?
Apakah kamu memiliki sikap dan karakteristik yang sama dengan mereka?
Waktu: 4JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Pelaksanaan:
Presentasi individu. Apakah hal yang menarik minatmu?. Siswa secara bergantian masing-
masing 1 menit tentang satu hal yang menarik minatnya.
Diskusi kelompok. Bagaimana kalian dapat melihat bidang minat kalian sebagai sebuah
bisnis, produk, atau layanan sosial (kewirausahaan sosial?)
Usaha impian. Siswa menuliskan dan mengilustrasikan tentang usaha impiannya pada
lembar kerja.
Presentasi individu usaha impian.
Guru mengajukan pertanyaan: Apa yang harus dilakukan agar impianmu berhasil? Siswa
mendeskripsikan jawaban mereka pada tabel.
Diskusi kelompok. Siswa berbagi dengan teman-temannya tentang isi tabel mereka.
Diskusi kelas. Menjadi Wirausahawan:
Tugas:
Mengisi jurnal
Membaca artikel/menonton topik terkait kegiatan di atas
Membuat daftar potensi pribadi dan impian/cita cita masa depan (dream book)
Waktu: 4JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru menyiapkan lembar kuis atau file kuis secara online. Guru dapat membuat kotak
tabulasi di papan untuk pengisian hasil survey.
Pelaksanaan:
Mengisi kuis: Cocok jadi wirausahawan.
Diskusi kelompok. Siswa dalam kelompok nilai yang sama berkumpul. Mereka saling
berbagi tentang persamaan dari sifat yang mereka miliki. Perwakilan dari tiap kelompok
akan berbagi hasil diskusi pada presentasi kelas.
Survey pendapat siswa. Menjadi wirausahawan sukses itu: bakat, pilihan, atau keduanya?
Membahas hasil survey. Siswa memberikan alasan atas jawaban yang mereka pilih.
Permainan. Arkade Bola Kertas. Siswa mendapat 3x kesempatan melempar bola kertas ke
dalam keranjang yang ditaruh di depan kelas. Terdapat 3 titik untuk melempar. Setiap titik
mempunyai poin. Titik terjauh memiliki poin terbesar, titik terdekat memiliki poin terkecil.
Jika berhasil masuk, siswa mendapat poin, jika tidak 0. Siswa yang memiliki poin tertinggi
menjadi pemenangnya.
Diskusi. Wirausahawan adalah individu yang menggunakan sumber daya ekonomi
dan menciptakan produk baru atau bisnis baru. Mereka menanggung risiko dan menerima
imbalan/keuntungan dari usaha mereka. Pertanyaan: Apa saja kerugian yang bisa dialami
oleh seorang wirausahawan? Mengapa mereka berani untuk mengambil resiko dalam
berusaha?
Tugas:
Mengisi jurnal
Membuat satu komitmen untuk mencoba atau melakukan hal baru minggu ini.
Waktu: 8JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru menyiapkan gambar/tulisan negara baik yang dibuat sendiri ataupun mencontoh
dari panduan dan memuat pada format digital.
Pelaksanaan:
Guru meminta siswa menjelaskan apa yang mereka ketahui tentang negara maju
dan negara berkembang dan menyebutkan daftar negara maju dan negara
berkembang yang mereka ketahui
Guru memberikan 3 contoh gambar berpasangan berbagai negara dan meminta
mereka menebak mana yang merupakan negara maju dan berkembang dan
menyebutkan alasannya.
Guru menjelaskan definisi tentang negara maju dan berkembang. 4 faktor yang
mendukung kemajuan ekonomi suatu negara: Sumber daya alam, sumber daya
modal, sumber daya manusia, kewirausahaan
Guru meminta siswa mengamati contoh negara pada kegiatan sebelumnya. Guru
meminta siswa menyimpulkan tentang kesamaan yangyagn dimiliki oleh negara-
negara maju (lewat hasil diskusi juga dari kegiatan membaca artikel).
Guru
Tugas:
Mengerjakan jurnal
Guru meminta siswa melakukan riset dan observasi (lewat kunjungan, wawancara,
atau pengamatan langsung) terhadap sumber daya yang ada di daerah tempat
tinggal. Panduan riset dan observasi ada pada jurnal.
Kegiatan 5 Analisis dan Sumberdaya Daerah
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mengenal potensi daerah
Waktu: 4 JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru menyiapkan artikel tentang daerah Wisata Borobudur (bisa dengan gambarnya),
lembar diagram SWOT baik dalam bentuk cetak atau digital. Guru meminta siswa menyiapkan
hasil wawancara/diskusi/survey/kunjungan luar sekolah guna mencari tahu tentang potensi daerah
dari kegiatan sebelumnya.
Pelaksanaan:
Guru membuka pertemuan dengan menunjukkan gambar Candi Borobudur dan bertanya:
Siapa yang pernah mengunjungi Candi Borobudur? Apa tempat wisata lainnya yang ada di
sekitar Candi?
Guru meminta siswa membaca artikel 1 “Borobudur Ramai Wisatawan Tetapi 3 Desanya
Dilanda Kemiskinan” dan bertanya tentang isi artikel (Apa kelebihan tempat wisata Candi
Borobudur? Apa kekurangan pada daerah wisata tersebut? Apa tantangan untuk daerah
sekitar tempat wisata? Apa peluang atau potensi yang ada di kawasan wisata Candi
Borobudur? Apa strategi atau langkah yang dapat dilakukan agar desa di kawasan wisata
Candi Borobudur dapat sejahtera?
Setelah selesai mendengar jawaban dari siswa, guru meminta siswa membaca artikel 2.
Siswa menyebutkan langkah-langkah yang dilakukan oleh para penduduk desa di kawasan
wisata Candi Borobudur untuk meningkatkan perekonomian mereka.
Guru menjelaskan tentang analisis SWOT, sebagai alat untuk mengidentifikasi faktor
internal dan faktor eksternal diri/daerah/suatu usaha dan hasil digunakan sebagai salah
satu dasar untuk pengambilan keputusan
Guru meminta siswa duduk berkelompok dan membaca kembali artikel 1 dan 2 dan
menuliskan komponen SWOT desa di kawasan wisata Borobudur
Tugas: Secara berkelompok, siswa membaca kembali hasil pengamatan dan survei dari kegiatan
sebelumnya. Lalu secara bersama berdiskusi dan menuliskan hasil diskusi dan identifikasi potensi
daerah dalam diagram analisis SWOT.
Waktu: 4JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru menyiapkan gambar/tulisan negara baik yang dibuat sendiri ataupun mencontoh
dari panduan dan memuat pada format digital.
Pelaksanaan:
Guru menyebutkan sebuah pepatah/petuah dalam bahasa daerah yang betema
kebijakan hidup, integritas, dan kerja kertas. Guru meminta kepada siswa untuk
menebak arti dari pepatah/petuah tersebut, dan menyebut apakah pernah
mendengar hal tersebut? Guru meminta siswa menyebutkan pepatah/petuah
lainnya yang mereka ketahui
Guru meminta siswa membaca artikel “Kearifan Lokal Dalam Praktik Bisnis di
Indonesia” lalu secara mandiri atau berpasangan mengerjakan kegiatan lanjutan:
mendata kearifan lokal dari berbagai daerah pada tabel dan menjawab pertanyaan
diskusi terkait tema kegiatan.
Guru menjelaskan tentang formatif 1 yang dilakukan oleh guru dengan menilai
partisipasi siswa dan refleksi yang dituliskan pada jurnal. Formatif 2 yang dilakukan
di akhir kegiatan 6 yaitu Esai singkat (150 - 400 kata) tentang topik pilihan:
Membangun Sikap Kewirausahaan yang berwawasan Pancasila
Analisis sumberdaya daerahku
Kearifan lokal untuk kemajuan ekonomi daerah
Tugas:
Melengkapi jurnal
Membuat kerangka penulisan topik pilihan
Waktu: 4JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru menyiapkan materi kegiatan kreativitas seperti pada jurnal. Guru dapat
menjadikan kegiatan pada jurnal sebagai panduan, tetapi dapat mencari alternatif yang lain atau
melakukan dalam urutan yang berbeda. Siapkan situasi dan suasana kelas dalam keadaan relaks.
Tunjukkan sikap terbuka dalam menerima dan menyimak ide yang diekspresikan siswa pada
kegiatan-kegiatan yang dilakukan.
Pelaksanaan:
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan imajinasi gambar. Siswa melengkapi
gambar garis atau simbol yang ada pada kotak sesuai imajinasinya. Siswa dapat
melengkapi gambar dengan warna. Siswa berbagi dan membandingkan hasil imajinasinya
dengan teman sebangku/sekelompok menggunakan pertanyaan panduan.
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan imajinasi komunikasi antar dua karakter
pada komik. Siswa melengkapi komik dengan kalimat percakapan sesuai imajinasinya.
Siswa dapat melengkapi komik dengan tambahan latar dan warna. Siswa berbagi dan
membandingkan hasil imajinasinya dengan teman sebangku/sekelompok menggunakan
pertanyaan panduan.
Guru meminta perwakilan siswa berbagi hasil diskusi dengan temannya.
Guru meminta siswa untuk melakukan kegiatan ketiga yaitu Sepatu Ajaib. Guru
memberikan sebuah konteks dengan situasi berikut: Siswa adalah salah satu peserta
kompetisi inovasi muda, di mana mereka diminta untuk membuat inovasi atas salah satu
produk kelengkapan sekolah. Siswa melengkapi gambar dasar pada jurnal (atau bisa
menggambar kembali pada kertas kosong atau pada media digital) menggunakan daya
imajinasinya sekreatif mungkin.
Guru dapat mengadakan kegiatan gallery walk agar siswa dapat saling melihat hasil kerja
teman-temannya
Guru menunjukkan diagram tentang Karakteristik dari Kreativitas (Unik, Baru, Inovatif, Asli)
dan bagaimana Pengembangan kreativitas dapat dilaksanakan pada: kreativitas
lingkungan, kreativitas produk, kreativitas proses, kreativitas SDM. Guru membuka diskusi
dengan siswa tentang apa yang mereka pahami dari diagram tersebut. Guru meminta
siswa menjelaskan kreativitas yang mereka sajikan dari tugas Sepatu Impian.
Tugas:
Menulis jurnal
Melengkapi tugas sepatu impian pada kegiatan mandiri atau di rumah.
Waktu: 4JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru menyiapkan lembar perencanaan usaha secara cetak ataupun dalam bentuk
digital. Guru menekankan kegiatan ini adalah kegiatan contoh untuk memahami bagaimana
membuat sebuah perencanaan usaha. Contoh yang siswa buat pada kegiatan ini dapat
digunakan/tidak digunakan pada kegiatan selanjutnya.
Pelaksanaan:
Guru membuka kegiatan dengan menyambungkan kegiatan sebelumnya dengan kegiatan
kini. Ketika seorang wirausahawan mendapat ide dan mengidentifikasi sebuah peluang
bisnis yang potensial, langkah selanjutnya adalah membuat sebuah perencanaan usaha.
Bagaimana membuat perencanaan usaha yang baik?
Guru meminta siswa mengamati lembar perencanaan usaha dan elemen penting yang ada
di sana.
Guru meminta siswa untuk mengembangkan ide usahanya (bisa dari inspirasi kegiatan 2,
6, 7) dan menuliskan perencanaan usaha pada lembar yang diberikan.
Guru membantu memberi penjelasan jika siswa memiliki kesulitan dalam menentukan ide
usaha. Ide yang dikembangkan haruslah ide yang: layak (karena berfokus untuk
membantu orang lain), berdampak (karena fokus pada pemecahan masalah, bukan pada
produk), kreatif (karena menggunakan masalah sebagai inspirasi usaha)
Tugas:
Mengerjakan jurnal
Melakukan riset mandiri untuk pengisian lembar perencanaan usaha agar perencanaan
sederhana yang dihasilkan memiliki kelengkapan yang baik dan logis.
Waktu: 4JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru menyiapkan alat-alat dan ruang kelas untuk permainan berkelompok yang
bertujuan untuk membangun semangat kolaborasi dan kerja sama. Beberapa kegiatan alternatif
diberikan pada lampiran kegiatan, guru dapat memilih permainan yang sesuai dengan situasi dan
kondisi..
Pelaksanaan:
Guru mengajak siswa berpartisipasi dalam permainan agar memperoleh pengalaman
berinteraksiberinterkasi dalam kerja tim. (inspirasi permainan ada pada jurnal)
Guru meminta siswa membagikan kesan-kesan dalam mengikuti permainan.
Guru berdiskusi dengan siswa tentang nilai-nilai yang didapat dari permainan.
Apakah kamu 'berpikir bersama' sebelum mulai melakukan permainan? -> membuat
perencanaan penting tetapi menjadi fleksibel saat situasi yang berbeda muncul juga sama
pentingnya.
Apakah setiap anggota di kelompokmu memiliki peran yang jelas? Apakah
peranmu? Apakah kamu menikmati permainan? jika tidak, apa sebabnya?
(Tekankan bahwa dalam kerja tim, pembagian peran (pemimpin dan anggota) itu penting
agar tim berfungsi dengan baik. Dalam kolaborasi, meskipun tidak ada pembagian peran
yang signifikan, setiap anggota yang berkontribusi maksimal dan berkomunikasi dengan
baik akan menghasilkan kerjasama yang baik.
Apakah kamu dapat menyelesaikan tantangan tepat waktu?
Jika tidak, menurutmu mengapa hal itu terjadi? Pentingnya
manajemen waktu untuk tim.)
Apakah kamu senang dengan kolaborasi Anda sendiri dalam
aktivitasnya? Dengan anggota tim Anda? -> pastikan siswa berbicara jujur satu sama lain
dengan saling menaruh sikap hormat.
Apa yang kamu pelajari? Apa yang akan kamu lakukan secara berbeda lain kali?
Guru menjelaskan tentang pentingnya mengembangkan keterampilan berkolaborasi dan
kerja tim sebagai kompetensi unggul. (catatan: penting menjelaskan perbedaan keduanya.
Kolaborasi adalah kerjasama dalam hubungan sejajar. Kerja tim adalah kerjasama yang
membutuhkan pemimpin dan anggota. Setiap anggota mempunyai perannya masing-
masing. Pemimpin mempunyai tugas untuk mengkoordinasikan anggotanya agar tujuan
tim tercapai).
Guru menjelaskan kegiatan lanjutan yaitu mengelompokkan siswa untuk berkolaborasi dan
bekerja tim dalam menyiapkan sebuah proposal usaha. Kelompok ini akan bersama
sampai akhir projek.
Siswa dalam satu kelompok akan memulai kegiatan dengan membuat kesepakatan
bersama, berbagi peran, dan bertukar ide. Mereka dapat mengenalkan ide-ide pribadi yang
sudah mereka buat pada kegiatan-kegiatan sebelumnya sebagai alternatif ide untuk
didiskusikan dalam tim saat memutuskan ide usaha kelompok.
Tugas:
Menulis jurnal
Berdiskusi kelompok
Waktu: 4JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru menyiapkan materi untuk penjelasan tentang bauran pemasaran 4P. Guru dapat
mengundang guru mapel ekonomi/bisnis dan manajemen untuk menjadi pemateri tamu di kelas.
Guru juga dapat memutarkan video untuk penjelasan ini. Untuk kegiatan pembuka, guru dapat
memantik siswa dengan membawa beberapa barang konsumsi (atau menunjukkan gambarnya).
Pelaksanaan:
Guru menunjukkan gambar produk lalu mendiskusikan dengan siswa pertanyaan-
pertanyaan tentang produk. Contoh ada pada jurnal.
Guru memberikan penjelasan: Produk dapat berupa barang, jasa, atau acara. Barang
adalah sesuatu yang digunakan atau dikonsumsi (contoh: makanan, minuman, alat tulis).
Jasa adalah sesuatu yang orang lakukan untuk membantu kita (jasa angkutan, potong
rambut). Acara adalah kegiatan bertema untuk suatu tujuan (contoh: konser musik,
kompetensi olahraga)
Guru mendiskusikan dengan siswa pertanyaan-pertanyaan tentang produk, harga,
promosi, dan tempat . (pertanyaan panduan ada pada jurnal)
Guru membuka diskusi dengan siswa tentang teknologi. Siswa berbagi pengalaman
mereka menggunakan teknologi sehari-hari dan bagaimana teknologi mempengaruhi
kehidupan.
Guru bersama siswa menyaksikan contoh inovasi pada teknologi. Pertanyaan: bagaimana
inovasi dengan menggunakan teknologi membantu memecahkan masalah dan
meningkatkan efisiensi serta produktivitas. (pertanyaan panduan pada jurnal)
Tugas: Mengamati perkembangan teknologi di daerah. Apa aspek kehidupan yang berubah dalam
sepuluh tahun terakhir? Apa manfaat dari inovasi di bidang teknologi bagi aspek kehidupan
tersebut?
Waktu: 12JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru meluangkan waktu secara berkala untuk mengecek perkembangan siswa.
Kegiatan ini lebih banyak dilakukan secara mandiri oleh siswa. Guru dapat mendampingi jika siswa
memerlukan bantuan dalam hal berhubungan dengan pihak ketiga atau pihak lain di luar sekolah.
Pelaksanaan:
Guru mendiskusikan progres perkembangan pembuatan rencana usaha siswa.
Diskusi dilakukan per kelompok.
Guru menginformasikan sumber-sumber belajar tambahan yang membantu siswa
menyelesaikan perencanaan usahanya.
Guru memfasilitasi kegiatan siswa yang berhubungan dengan penyelesaian
perencanaan usaha (melakukan survey, wawancara, pembuatan prototype,
peminjaman alat/ruang sekolah, komunikasi dengan orang tua, komunikasi dengan
guru mapel yang terkait seperti guru ekonomi/manajemen, guru matematika, dan
lainnya, atau pihak lain yang dapat membantu siswa)
Guru membagikan jadwal presentasi kelompok dan check list kelengkapan
presentasi proposal usaha kepada siswa
(pada hari yang ditentukan) Siswa bersama kelompoknya mempresentasikan
proposal usaha. Guru (bersama tim penilai) akan memberikan masukan bagi
perbaikan proposal usaha siswa.
Siswa melanjutkan penyempurnaan proposal usaha dan prototype produk.
Tugas:
Melakukan kegiatan mandiri (bersama kelompok) penyelesaian proposal usaha dan
persiapan presentasi proposal
Membuat perbaikan dan penyempurnaan proposal usaha da prototype produk.
Kegiatan 12 Wirausaha Mandiri dan
Berkelanjutan
Tujuan Pembelajaran:
Siswa memahami tantangan yang dihadapi oleh wirausahawan
Siswa memahami faktor-faktor penting dalam menciptakan usaha yang berkelanjutan
Waktu: 12JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Ada dua hal yang akan dilakukan pada kegiatan ini, yaitu Projek Unjuk Kerja dan juga
studi kasus tentang ketangguhan dalam menghadapi tantangan. Untuk Projek Unjuk Kerja, Guru
dapat berkoordinasi bersama guru pendamping Projek Kewirausahaan dan P5 lainnya, Kepala
Sekolah, orangtua dan/atau pengurus OSIS agar kegiatan Projek Unjuk Kerja berjalan dengan
baik. Sambil siswa bersama kelompoknya berproses menyiapkan projek unjuk kerja selama jadwal
Kegiatan 12 berlangsung, guru dapat mengecek kesiapan siswa dan tantangan yang mereka
hadapi sambil membawakan materi tentang ketangguhan dalam menghadapi tantangan (Hukum
Karnel dan Kuis Ketangguhan). Panduan pelaksanaan di bawah ini dapat disesuaikan sesuai
kebutuhan.
Pelaksanaan:
Siswa bekerja secara mandiri dengan kelompoknya menyiapkan Projek Unjuk
Kerja
Guru mendiskusikan perkembangan persiapan Projek Unjuk Kerja Siswa
berdasarkan proposal dan timeline yang sudah dibuat
Guru mendiskusikan dengan siswa tantangan yang dihadapi selama pengerjaan
proposal dan persiapan Projek Unjuk Kerja
Guru meminta siswa mengisi Kuis Ketangguhan pada jurnal
Guru meminta siswa mendiskusikan hasilnya
Guru meminta siswa membaca teks Hukum Karnel dan menghubungkannya
dengan pengalaman kewirausahaan siswa. Pertanyaan diskusi: Apa tantangan
terbesar yang kamu miliki? Bagaimana usahamu mengatasinya? Apakah
tantangan ini menyurutkan motivasimu untuk menyelesaikan/melangsungkan
projek yang sedang kamu lakukan? Jika menghadapi tantangan apa yang
sebaiknya dilakukan? Berhenti dan mencari tantangan baru atau mencari cara
mengatasinya?
Guru mendiskusikan dengan siswa faktor -faktor penting (inovasi, kreasi, relasi,
dan motivasi) dalam usaha yang berkelanjutan. Pertanyaan diskusi: Apa hubungan
faktor inovasi, kreasi, relasi, dan motivasi pada usaha yang berkelanjutan? Jika
dihubungkan dengan Projek yang sedang kalian buat, bagaimana kalian membuat
faktor inovasi, kreasi, relasi , dan motivasi mendukung keberlanjutan usaha
kalian? Jika memiliki banyak tantangan, kenapa seorang wirausahawan tetap
tangguh menjalankan usahanya?
Tugas:
Siswa menyiapkan kelengkapan persiapan Projek Unjuk Kerja sesuai panduan
Siswa berlatih presentasi untuk persiapan Projek Unjuk Kerja
Siswa membersihkan dan merapikan ruangan dan dokumen setelah Projek Unjuk Kerja
selesai
Kegiatan 13 Refleksi
Tujuan Pembelajaran:
Siswa merefleksikan pengalaman belajar mereka lewat jurnal refleksi
Siswa mampu merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kewirausahaan yang
dibangun untuk masa depan
Waktu: 4JP
Bahan: jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan jaringan
internet, narasumber, kunjungan
Peran Guru:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi
Persiapan: Guru menyiapkan lembar refleksi (secara cetak atau digital) atau menuliskan
pertanyaan refleksi pada papan tulis
Pelaksanaan:
Guru meminta siswa mengerjakan refleksi pribadi dengan menggunakan pertanyaan
panduan pada jurnal
Guru meminta siswa duduk berkelompok dan berbagi hasil refleksinya
Guru mengajak seluruh siswa untuk sebuah diskusi kelas, meminta perwakilan untuk
berbagi tentang refleksi pribadi dan refleksi kelompok
Guru meminta siswa melihat pohon harapan dan kekhawatiran yang dibuat di awal
kegiatan dan meminta pendapat siswa tentang hal ini.
Guru memberi penutup dengan mengucapkan selamat atas komitmen dan keberhasilan
siswa menjalani Projek Kewirausahaan dan memberikan pesan bahwa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kewirausahaan yang dibangun pada projek ini dapat diaplikasikan
dan membawa manfaat bagi kehidupan kini dan masa depan
Tugas:
siswa memastikan kelengkapan jurnal atau berkas belajar Projek Kewirausahaan lalu
mengumpulkannya dalam bentuk portfolio
JURNAL
Lampiran: Kegiatan 1
Apa yang kalian harapkan dari Projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda
pada P5 Tema Wirausaha ini?
Apa kekhawatiran yang kalian miliki dari Projek Menggali Potensi Daerah Lewat
Wirausaha Muda pada P5 Tema Wirausaha ini?
Apa tantangan yang kalian perkirakan akan kalian hadapi dari Projek Menggali Potensi
Daerah Lewat Wirausaha Muda pada P5 Tema Wirausaha ini?
Agar projek Menggali Potensi Daerah Lewat Wirausaha Muda dapat terlaksana dengan baik,
maka kita wajib:
Gambar B
Gambar A
Gambar C Gambar D
Gambar E
Gambar F
Sumber:
https://www.akudigital.com/bisnis-tips/biografi-bob-sadino/
Lampiran Kegiatan 2
Usaha Impian
Andai ini adalah tokomu. Tulislah dan hiaslah toko ini dengan usaha impianmu.
Tulis nama toko, harga barang/jasa, gambar produk, keterangan lain.
Saya saat Impian saya di masa Yang saya usahakan agar impian saya menjadi
ini depan kenyataan
Karena…….
1-------------------2----------------------3--------------------4----------------------5
Sangat tidak cukup setuju sangat
tidak setuju setuju setuju
setuju
1. ….. Saya menyukai tantangan untuk mencoba melakukan sesuatu yang baru
2. ….. Saya rela bekerja keras asal dapat mewujudkan mimpi saya
3. ….. Saya adalah orang yang jujur, dapat dipercaya dan diandalkan oleh teman, guru,
dan keluarga.
4. ….. Saya merasa sangat puas saat dapat menyelesaikan tugas dengan baik
5. ….. Saya selalu menyelesaikan tugas yang saya miliki meskipun banyak tantangan
yang dihadapi
6. ….. Saya dapat membuat keputusan secara mandiri
7. ….. Saya berani mengambil resiko dan belajar dari kesalahan
8. ….. Saya dapat bekerja dengan baik pada situasi yang beragam
9. ….. Saya memiliki kepribadian/keahlian/keterampilan yang unik yang tidak dimiliki
semua orang.
10. ….. Ayah/Ibu saya adalah seorang pengusaha
Menjadi Seorang
Pengusaha Sukses
⇦ ⇨
bakat ? pilihan ?
Menurut saya …..
Karena …...
Minggu ini, cobalah melakukan sesuatu hal baru yang selalu kamu inginkan, dan tuliskan
perasaanmu atas pengalaman tersebut. Berikut beberapa ide baik yang dapat kamu
lakukan minggu ini.
Menelepon kerabat jauh atau sahabat lama menanyakan kabar mereka
Memasak menu baru dari inspirasi
Melukis dengan
Mendaftar seminar atau pelatihan keterampilan
Dan sebagainya
Hal baru yang aku lakukan minggu ini adalah …..
Lampiran Kegiatan 4
Mengamati peta penyebaran negara-negara menurut
Sumber:
https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Developed_and_developing_countries.PNG
Kegiatan
Kegiatan mengamati dan membandingkan sumber daya dua negara dan kemampuan
ekonomi yang dimiliki.
Pertanyaan:
Di mana letak geografis negara tersebut?
Apa sumber daya yang dimiliki tiap negara?
Apakah negara tersebut termasuk dalam berkembang atau maju menurut
kemampuan perekonomiannya? Apa yang menyebabkan?
Negara B: Singapura
Negara A: Indonesia
Sumber: https://pressbooks.senecacollege.ca/introbusinessbam101/chapter/chapter-
1-economic-systems-and-business/ diterjemahkan.
Sumber:
Lampiran Kegiatan 5
Lampiran: Artikel
Daya pikat Candi Borobudur sebagai destinasi wisata memang tak perlu diragukan. Dibangun pada
abad ke-IX, di atas bukit yang dikelilingi pegunungan kembar (Merapi-Merbabu & Sindoro
Sumbing), monumen Buddha terbesar di dunia itu adalah magnet bagi para pelancong lokal dan
mancanegara.
Dengan kunjungan rata-rata 3,5-3,8 juta turis per tahun, wisata Candi Borobudur jadi penopang
pendapatan pariwisata di Kabupaten Magelang—pada 2015 menyetor Rp96,49 miliar atau 95,93
persen dari total pendapatan obyek wisata.
Namun, besarnya pendapatan itu tak serta-merta berdampak pada perekonomian masyarakat
desa di sekitarnya.
Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPD) Jawa Tengah mencatat, tiga desa di
Kecamatan Borobudur masih masuk dalam zona merah kemiskinan, yakni Giri Tengah, Ngadiharjo
dan Wringinputih.
Saya menyaksikan langsung bagaimana kondisi Giri Tengah, berjarak sekitar 7 kilometer dari
Candi Borobudur, pada Rabu, 13 November lalu. Dibandingkan desa yang lebih dekat lokasinya
dengan Candi Borobudur, pembangunan infrastruktur Giri Tengah memang terlihat masih minim.
Beberapa titik jalan belum teraspal, berlubang dan terlihat gelap saat saya melewatinya jelang
Maghrib karena tak ada penerangan. Kondisi ini membuat akses ke Giri Tengah yang menanjak
dan berkelok di kaki perbukitan Menoreh rawan kecelakaan.
Turis dari Candi Borobudur juga jarang ada yang berkunjung meski desa itu punya potensi
pariwisata yang tak kalah menarik: kerajinan pahat topeng kayu, anyaman bambu, batik tulis,
hingga gamelan.
Balai yang diresmikan serentak di 20 desa pada tahun 2017 itu diharapkan jadi ruang bagi
masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi desanya masing-masing.
Namun hingga sekarang, manfaatnya belum benar-benar dirasakan. Pengelola Balkondes Giri
Tengah, Cahyo Sipiani mengatakan, waktu kunjungan turis yang relatif sebentar di Candi
Borobudur jadi salah satu penyebab sepinya kunjungan ke desanya.
Para pelancong biasanya hanya mampir ke Borobudur, lalu kembali ke penginapan mereka di
Yogyakarta. Padahal, jika mereka singgah lebih lama, banyak potensi pariwisata lain yang bakal
berkembang di desa-desa Kecamatan Borobudur.
"Sejarah Giri Tengah ini jadi saksi peperangan Pangeran Diponegoro dulu, jadi banyak petilasan-
petilasan, dari ujung sana sampai ujung sana, itu ada ceritanya semuanya," ungkapnya.
Selain itu, menurut Cahyo, pengelola Candi Borobudur juga masih kurang promotif terhadap
potensi wisata desa-desa setempat.
Hal serupa juga disampaikan oleh Aan Hermawan, 42 tahun, salah satu pengelola Balkondes di
Desa Majaksingi. Menurutnya masih ada ketimpangan antara Balkondes Majaksingi dengan
Balkondes lain yang lokasinya lebih dekat dengan candi.
Desa Majaksingi sendiri memiliki beberapa produk unggulan seperti sangkar burung, kesenian
pitutur, kerajinan bambu, dan kerajinan besek. Mereka juga menawarkan wisata caving Gua Maria
Watu Tumpeng.
Aan bahkan menyebut tak hanya Balkondes Majaksingi dan Giri Tengah saja yang lesu dan sepi.
"Balkondes Kebonsari, Balkondes Tanjungsari, dan Balkondes Wringinputih seperti 'mati suri'.
Bahkan Wringinputih bangunannya lapuk sebab pakai bambu," tuturnya.
Supoyo, 38 tahun, seorang pengrajin gerabah di Dusun Klipoh, Desa Karanganyar, Borobodur,
mengamini hal tersebut. Dusun Klipoh sendiri jadi desa wisata kerajinan gerabah tradisional; ada
85 keluarga yang memproduksi gerabah berbentuk kendi, asbak, hingga patung dari tanah.
Supoyo mengatakan, efek domino pariwisata Candi Borobudur terhadap dusunnya masih minim
karena sedikitnya para turis untuk berkunjung.
Padahal harga gerabah produksi Supoyo dan komunitas masyarakat lain di sekitar Borobudur
relatif terjangkau. Sebuah piring kecil dari gerabah yang biasa digunakan untuk tempat sambal,
misalnya, hanya dibandrol dua ribu rupiah.
Tapi, sepinya aktivitas pariwisata di Klipoh bukan sepenuhnya salah para turis. Supoyo
mengatakan, minimnya informasi mengenai desa-desa wisata di desa-desa sekitar Borobudur juga
jadi salah satu penyebab.
"Yang pasti kan untuk kegiatan wisata kan harus kontinyu, kalau misalnya cuma beberapa langkah
terus wisatawan sudah lelah setelah dari Candi Borobudur, enggak menutup kemungkinan tamu
yang hadir akhirnya enggak mampir ke desa-desa wisata," ujarnya saat ditemui Tirto, Rabu
(13/11/2019) lalu.
Karena itu, pemerintah tengah merancang konsep wisata Borobudur dengan gaya interpretative
tour dan storytelling.
Pasalnya, selama ini tour guide yang membawa wisatawan ke Candi Borobudur hanya
menceritakan sejarah candi yang normatif saja tanpa ada kisah-kisah lainnya.
Anggota Tim Percepatan Pengembangan Wisata Sejarah, Religi, Seni, Tradisi, dan Budaya
Kemenparekraf RI, Revalino Tobing, mengatakan akademisi penting untuk dilibatkan karena
mereka dapat menggali konsep wisata dari narasi-narasi sejarah yang telah ada.
Beberapa yang telah ditawarkan untuk ikut bekerja sama adalah dosen sejarah, antropologi,
arkeologi, dan kajian budaya dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Bisa juga diangkat mengenai orang-orang sekitar Borobudur di masa lampau dan masa kini
sehingga bagaimana faktor yang membuat Borobudur menunjang kehidupan warga sekitar sampai
sekarang. Semisal pengrajin gerabah sekarang, itu kan ada di relief-relief sejak zaman dahulu,"
katanya, Rabu (13/11/2019) lalu.
Dalam hal ini, lanjut Revalino, Supoyo dan komunitas masyarakat pengrajin gerabah di Dusun
Klipoh juga akan dilibatkan. Sementara di Giri Tengah, yang sempat menjadi lokasi perang
Pangeran Diponegoro, sangat memungkinkan masuk ke dalam wisata interpretatif tour.
Salah satu anggota Tim Penyusun Narasi Legenda Borobudur UGM, Louie Buana, membenarkan
ucapan Revalino.
Menurutnya, perlu para akademisi dan dosen yang paham mengenai narasi-narasi alternatif dari
sejarah Borobudur perlu dilibatkan agar para wisatawan agar lebih tertarik.
"Karena memang selama ini tour wisata Candi Borobudur hanya sebatas sejarah kapan dan oleh
siapa candi dibangun, tanpa pernah dipaparkan cerita-cerita menarik di balik semua relief-reliefnya.
Kami ingin mencoba memaparkan itu, tentu dengan kajian historis yang ketat dan saintifik," kata
Louie.
Sumber: https://tirto.id/borobudur-ramai-wisatawan-tapi-3-desanya-dilanda-kemiskinan-elHV
"Jangan sampai mereka hanya menjadi objek tapi sudah harus menjadi subjek. Caranya dengan
membuat batik motif relief candi," kata salah satu perwakilan Balai Pelestarian Cagar Budaya
(BPCB) Jawa Tengah Wahyu Astuti saat membuka Pameran Batik Lokal Binaan Unesco, Kamis
(2/6/2016).
Pembuatan batik motif relief candi sudah dimulai oleh Unesco, organisasi Perserikatan Bangsa-
Bangsa yang memiliki perhatian pada pelestarian budaya. Sejak satu tahun lalu, Unesco telah
mendampingi warga di sekitar candi Borobudur, Prambanan, dan Candi Ijo untuk memproduksi
kain batik dengan motif yang mengeksplorasi lingkungan sekitar.
Masyarakat di sekitar Candi Sojiwan Prambanan menciptakan kain dengan motif binatang seperti
yang tertera dalam relief.
"Ada motif monyet, burung gagak, ular, kepiting, angsa, dan kambing," kata warga binaan Unesco ,
Hendra Pram, dari Dusun Kebon Dalam Kidul Prambanan.
Dalam sebulan, ia dan 13 temannya mampu membuat 13 potong kain batik. Kain tersebut dijual
mulai Rp250.000-Rp660.000 kepada para wisawatan yang berwisata ke Candi Sojiwan maupun di
desa wisata di dekat candi tersebut. Pembeli tidak hanya dari kalangan wisatawan tetapi juga
kolektor kain batik.
"Otomatis kegiatan ini akan meningkatkan perekonomian karena pendapatan kami jadi bertambah.
Semoga masyarakat lain juga akan bergabung," kata Hendra.
Batik produksi para warga binaan Unesco dipamerkan di Tirana House Kotabaru hingga 31 Juli
2016. Project Coordinator Unesco Jakarta Diana mengatakan, acara pameran ini serangkaian
proses yang dilakukan Unesco sejak 2013. Selain memberi pendampingan dan pelatihan tentang
cara membatik, warga binaan juga dilatih dalam bidang pemasaran.
"Terakhir mereka [warga binaan Unesco] kami ikutkan pameran di Inna Garuda. Kami mencoba
antarkan komunitas ini from zero to hero," tandasnya.
Sumber: https://jogjapolitan.harianjogja.com/read/2016/06/06/512/725991/ekonomi-kreatif-warga-
sekitar-candi-diberdayakan-dengan-cara-ini
Lampiran: Kegiatan 5
Analisis SWOT
ANALISIS SWOT
Lembar Kerja
ANALISIS SWOT
Lembar Kerja
ANALISIS SWOT
Studi Kasus Potensi Daerah ………………………..
Nama Siswa:
Lampiran Kegiatan 6
Kearifan Lokal dan Etika Berwirausaha
Kearifan lokal dapat diartikan sebagai kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil
dari upaya kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap baik
dan bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Gagasan-gagasan dari
kearifan lokal tersebut dapat terwujud ke dalam berbagai bentuk, mulai dari kebiasaan-kebiasaan,
aturan, nilai-nilai, tradisi, bahkan agama yang dianut masyarakat setempat.
Bentuk-bentuk kearifan lokal lainnya dalam masyarakat misalnya adalah norma, etika,
kepercayaan, adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan khusus. Secara substansi kearifan lokal
dapat berupa aturan mengenai kelembagaan dan sanksi sosial, ketentuan tentang pemanfaatan
ruang dan perkiraan musim untuk bercocok tanam, pelestarian dan perlindungan terhadap
kawasan sensitif, serta bentuk adaptasi dan mitigasi tempat tinggal terhadap iklim, bencana atau
ancaman lainnya.
Proses sosialisasi nilai-nilai kearifan lokal dilakukan sejak anak-anak. Pada usia anak-anak, nilai-
nilai tertentu biasanya akan mudah mengendap dibandingkan pada usia dewasa. Tidak hanya nilai-
nilai filosofis yang disosialisasikan sejak dini, demikian juga dengan nilai-nilai utama dalam bidang
bisnis. Pada masa anak-anak nilai-nilai penting dalam bidang bisnis di Indonesia umumnya
ditanamkan melalui permainan-permainan. Indrawati (2007) pernah melakukan penelitian terhadap
17 jenis permainan anak-anak pada masyarakat Sunda. Penelitiannya menemukan berbagai nilai-
nilai kearifan lokal yang sangat penting dalam membentuk jiwa bisnis dalam diri anak-anak,
misalnya adalah kejujuran, kesabaran, patuh pada aturan dan peran, melatih tanggung jawab,
kebijaksanaan untuk membedakan mana yang baik dan buruk, melatih jiwa kepemimpinan,
kerjasama, kebersamaan, kekompakan, musyawarah untuk mencapai kesepakatan, tidak egois,
tidak mudah putus asa, berkorban untuk kepentingan orang lain, kewaspadaan, berani mengambil
risiko dan konsekuensi terhadap pilihan yang dibuatnya, disiplin diri, kemurahan hati, menghargai
kawan dan lawan, mengetahui tugas dan kewajiban, menempatkan diri berdasarkan batasan
aturan dan peran, keuletan, semangat daya juang, melatih kepekaan, self-endurance, tahan
terhadap godaan, serta teguh pada pendirian.
Pada masyarakat Jawa, barangkali salah satu ungkapan yang paling populer dan merupakan
produk kearifan lokal adalah ungkapan “alon-alon asal kelakon”. Ungkapan ini seringkali dimaknai
secara salah yaitu diartikan sebagai kelambanan atau tidak responsif terhadap perubahan yang
terjadi. Padahal dalam ungkapan ini terdapat nilai kearifan lokal yang ingin disampaikan kepada
masyarakat Jawa, khususnya dalam pengambilan keputusan yang merupakan salah satu fungsi
terpenting dalam kepemimpina bisnis. Nilai-nilai tersebut adalah tidak terburu-buru dalam
mengambil keputusan, penuh kehati-hatian, cermat dan teliti, dikaji dan dipertimbangkan secara
mendalam sebelum mengambil keputusan.
Kepemimpinan dalam masyarakat Jawa juga diwarnai oleh falsafah Ing Ngarsa Sung tuladha, Ing
Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Seorang pemimpin harus bisa memberi contoh yang
baik, membangun prakarsa atau ide dan kemauan, serta memberi dorongan atau motivasi kepada
staf bawahan. Budiyanto (2010) dalam penelitiannya mengenai pengembangan ketahanan pangan
berbasis pisang melalui revitalisasi nilai kearifan lokal di wilayah Kabupaten Lumajang, Malang,
dan Blitar menyebutkan bahwa terdapat beberapa nilai-nilai kearifan lokal yang sangat mendukung
pengembangan bisnis pisang di kawasan tersebut. Misalnya adalah adanya tradisi pemanfaatan
pisang dalam acara-acara budaya dan tradisi, seperti untuk acara kemantenan, sunatan, nyadran,
maupun acara adat lainnya sebagaimana berkembangnya usaha ternak di daerah Sumba karena
digunakan dalam acara-acara budaya dan tradisi (priyanto dalam Budiyanto, 2010). Nilai-nilai 5
kerjasama sebagai salah satu nilai penting dalam organisasi bisnis juga dapat dilihat dengan
kegiatan usaha yang dilakukan dengan semangat gotong-royong.
Pada sebagian masyarakat Indonesia, nilai-nilai kearifan lokal dalam praktik bisnis juga banyak
diwarnai oleh nilai-nilai religi. Sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia,
nilai-nilai islam cukup mewarnai kearifan lokal dalam praktik bisnis. Sebagai missal nilai-nilai
tentang riba, timbangan jual beli, pola hidup sederhana, tidak berlebihan dan tidak melampaui
batas, tidak berbuat kerusakan pada lingkungan sekitar, kewajiban zakat dan shadaqah, serta
bekerjasama dalam usaha.
Sementara itu Setyadi (2012) melakukan penelitian nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam
tembang Macapat bagi masyarakat Jawa. Beberapa nilai kearifan lokal dalam tembang Macapat
yang relevan bagi praktik bisnis di Indonesia terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu klasifikasi
permintaan dan klasifikasi larangan. Berupa permintaan antara lain adalah hendaklah menjaga
keprofesionalan, berusaha keras dalam meraih cita-cita, rajin dan teliti, sabar, hati-hati dan cermat,
musyawarah untuk perkara yang kecil maupun besar, tidak individualis, senang menimba ilmu atau
belajar tekun, berhati-hati dalam mengambil keputusan, serta mencari kesempurnaan hidup.
Sedangkan yang berupa larangan misalnya adalah tidak sombong, angkuh, dan congkak, tidak
suka disanjung dan disuap maupun menyuap, tidak suka mengobral janji.
Di Indonesia, salah satu etnis yang terkenal keuletannya dalam melakukan bisnis selain
masyarakat Minang dan Bugis adalah masyarakat Madura. Seperti halnya masyarakat Minang,
aktifitas bisnis masyarakat Madura bisa ditemui hampir di seluruh kota-kota di Indonesia. Djakfar
(2011) meneliti kearifan lokal masyarakat Madura yang menjadi landasan etos kerja mereka. Hasil
penelitiannya menemukan bahwa bagi masyarakat Madura berlaku ungkapan "abantal omba'
asapo' angin" (berbantal ombak dan berselimut angin). Ungkapan ini menyiratkan bahwa orang
Madura selama dua puluh empat jam dalam kondisi bekerja dan pantang menyerah. Peribahasa
inilah yang menjadi landasan sikap kerja keras pebisnis etnis Madura perantau. Peribahasa lainnya
yang dianut antara lain adalah atonggul to'ot (memeluk lutut) dan nampah cangkem (bertopang
dagu) untuk menyebut mereka yang bersikap malas. Bahkan ungkapan yang lebih sinis lagi bagi
masyarakat Madura misalnya adalah ja' gun karo abandha peller (jangan hanya bermodalkan
kemaluan saja) untuk menyebut para suami kepala keluarga yang malas bekerja untuk menafkahi
anak istri. Semangat juang para pebisnis dari Madura untuk berwirausaha juga kental dengan
semangat untuk memiliki harga diri yang tercermin dari ungkapan "etembang noro' oreng, ango'an
alako dhibi' make lane'kene'." yang artinya, daripada ikut orang lain lebih baik bekerja (usaha)
sendiri walaupun hanya kecil-kecilan (Triyuwono dalam Djakfar, 2011). Masih banyak lagi falsafah
pebisnis Madura yang menyebabkan mereka merasa malu jika gagal berusaha sehingga
membentuk sikap kerja keras dan ulet.
Sementara itu bagi para pebisnis dari Bugis berlaku motto Lempu’ (jujur), Acca (cerdas), Warani
(berani), Getteng (integritas; teguh pendirian), dan Sipakatau (saling memanusiakan) merupakan
sifat-sifat yang baik bagi kepemimpinan dalam rangka memajukan usaha. Konsep ini secara nyata
diterapkan pada perusahaan PT. Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), yang mana prinsip
Akkatenningeng (prinsip dasar hidup personal sebagai pegangan hidup bermasyarakat) dan Siri’
(malu/harga diri) tidak hanya sekedar konsepsi, tetapi merupakan pencerminan diri dalam setiap
perilaku dan kebijakan yang mewarnai manajemen perusahaan tersebut. Penerapan kearifan lokal
dalam menjaga stabilitas kerja dan manajemen perusahaan itu tergambar dalam Motto
Perusahaan PT. BKI yaitu “TERPERCAYA” (lempu/malempu), yang berarti jasa yang 6 diberikan
haruslah berkualitas, dalam arti dapat diandalkan, efisien, tepat waktu dan memiliki reputasi.
Perusahaan juga menetapkan nilai-nilai yang harus dijaga dan dikembangkan, yaitu INTEGRITAS
(getteng), PROFESIONALISME (acca/macca) (Makkulau, 2012).
Pada masyarakat Bali yang kental dengan keindahan seni dan budaya juga terdapat ungkapan
yang dianut dalam praktik bisnis, yaitu ''bani meli bani ngadep''. Kalimat ini artinya adalah “berani
membeli berani menjual”. Maksud kalimat pendek ini sangat dalam bahwa dalam menentukan
harga barang atau jasa harus ada keadilan dan tidak saling merugikan. Harga itu harus tidak
merugikan pembeli dan juga penjual. Dalam menentukan satuan harga itu harus ada berbagai
perhitungan dengan menggunakan berbagai ilmu (Gobyah dalam Balipost, 17 September 2003).
Indonesia kaya akan khasanah seni dan budaya yang salah satunya berupa nilainilai, kebiasaan
dan tradisi yang membentuk kearifan lokal. Banyak diantaranya berkaitan dengan tatanan sosial
budaya masyarakat yang menciptakan keteraturan. Meski banyak nilai-nilai kearifan lokal yang
positip bagi praktik bisnis, namun kajiankajian yang ada lebih banyak menyoroti mengenai
bagaimana kearifan lokal mampu menyelesaikan berbagai persoalan sosial budaya dan konservasi
sumberdaya alam.
Penulis yakin bahwa masih banyak nilai-nilai kearifan lokal yang penting bagi praktik bisnis, namun
tidak banyak yang dapat penulis temukan dari berbagai literatur yang ada, tidak seperti halnya
kearifan lokal dalam bidang sosial, budaya, dan konservasi sumberdaya alam. Pada beberapa
daerah di wilayah Indonesia kearifan lokal tersebut makin lama makin memudar digantikan oleh
nilai-nilai global. Meskipun nilai global tidak selalu sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia,
namun nampaknya di kalangan muda nilai-nilai tersebut tak lagi menjadi idola.
Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan. Namun
yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada generasi muda
sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global. Hal ini dikarenakan meskipun banyak perusahaan-
perusahaan telah telah go global namun masih tetap memegang prinsip “Think Globally, Act
Locally”. Berfikir global, bertindak menurut nilai-nilai lokal adalah falsafah yang dianut perusahaan-
perusahaan multinasional. Untuk dapat bertindak secara lokal, maka pemahaman terhadap
kearifan lokal menjadi sangat penting dalam dunia bisnis.
Kearifan lokal merupakan kebiasaan-kebiasaan, aturan, dan nilai-nilai sebagai hasil dari upaya
kognitif yang dianut masyarakat tertentu atau masyarakat setempat yang dianggap baik dan
bijaksana, yang dilaksanakan dan dipatuhi oleh masyarakat tersebut. Terdapat berbagai nilai-nilai
kearifan lokal yang menjadi landasan bagi berbagai praktik bisnis di Indonesia. Nilai-nilai tersebut
umumnya bervariasi menurut etnik mengingat bahwa Indonesia terdiri dari berbagai sukubangsa.
Umumnya di setiap suku ataupun suatu komunal di Indonesia dapat ditemui nilai-nilai tersebut, baik
pada masyarakat Jawa, Sunda, Bali, Lombok, Minang, Dayak, Bugis, hingga Papua.
Penelitian mengenai hal ini dari sudut pandang ekonomi bisnis kiranya penting dilakukan. Namun
yang lebih penting lagi adalah bagaimana mensosialisasikan nilainilai tersebut pada generasi muda
sehingga tidak lenyap ditelan nilai-nilai global.
Berdasarkan bacaan di atas, buatlah daftar kearifan lokal dari berbagai daerah yang
dapat diterapkan dalam berwirausaha. Tambahkan dalam tabel kearifan lokal
daerahmu dan daerah lain dari hasil risetmu.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Pertanyaan diskusi:
1. Apa peran kearifan lokal dalam praktik baik kewirausahaan?
2. Apa peran kearifan lokal dalam menjaga integritas seorang wirausahawan dalam
menjalankan usahanya?
3. Apakah dengan menjunjung kearifan lokal sebuah usaha dapat berhasil dan
mengglobal?
4. Apakah kearifan lokal dalam berusaha yang dikenal di daerahmu? Bagaimana
kearifan lokal tersebut dapat diterapkan dalam mengelola sumberdaya daerah dan
menjalankan
Asesmen Formatif
1. Anekdotal
Isi Isi esai Isi esai Isi esai Isi esai Tidak membuat esail /
sesuai sesuai cukup cukup sesuai esai tidak selesai
dengan dengan sesuai dengan tema
tema yang tema yang dengan yang dipilih.
dipilih. Esai dipilih. Esai tema yang Esai
mencakup mencakup dipilih. Esai mencakup
seluruh seluruh mencakup sebagian
elemen elemen sebagian dari elemen
yang yang besar dari yang
dibutuhkan. dibutuhkan. elemen dibutuhkan.
Penjelasan Penjelasan yang Penjelasan
lengkap dan lengkap dibutuhkan. lengkap
mendalam diberikan Penjelasan diberikan
diberikan untuk lengkap untuk
untuk setiap sebagian diberikan sebagian
elemen besar dari untuk dari elemen
tersebut. elemen - sebagian tersebut,
elemen elemen sementara
tersebut. tersebut. lainnya
kurang
lengkap atau
tepat.
Lengkapilah simbol pada kotak di atas sesuai dengan imajinasimu. Kamu dapat
menambah gambar obyek dan mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu kepada teman.
Bandingkan hasil akhir gambarmu dengan temanmu.
Lengkapilah komik bergambar berikut ini dengan mengisi kolom percakapan pada buble.
Kamu dapat menambah gambar obyek dan mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu
kepada teman. Bandingkan jalan cerita percakapan komikmu dengan temanmu.
Sepatu Ajaib
Sumber gambar: https://pixy.org/src/77/775342.jpg
Lengkapilah gambar sepatu di atas dengan sebuah ide kreatif. Kreativitas bisa pada
produk, proses (produksi, promosi, pemasaran). Kamu dapat menambah keterangan dan
mewarnainya. Tunjukkan hasil karyamu kepada teman. Bandingkan ide kreatifmu dengan
temanmu.
Kreativitas
Karakteristik dari Kreativitas
Unik, Baru, Inovatif, Asli
Sumber:
https://www.researchgate.net/publication/304105996_The_Creative_Entrepreneur_A
_Framework_of_Analysis/download
Lembar
Perencanaan Usaha
Ilustrasi produk/jasa:
(tambahkan keterangan lain seperti alat dan bahan)
Investasi awal:
gerobak 3.000.000
kompor 1.000.000
tabung gas 500.000
loyang martabak besar 500.000
loyang martabak kecil 350.000
wadah adonan martabak (ember) besar 100.000
wadah campuran martabak (cangkir) 50.000
pisau 20.000
parutan keju 30.000
lain-lain 200.000
Total investasi = ………………………...
sumber: https://www.anginbisniss.com/2017/09/sukses-dengan-memulai-usaha-
martabak.html disesuaikan
Tugas.
Siswa dibagi menjadi dua Siswa bermain dalam Siswa bermain dalam kelompok.
kelompok besar. Setiap kelompok berdiri berbaris Setiap kelompok bertugas
kelompok menentukan atau membentuk lingkaran. menemukan benda yang terletak
bentengnya. Setiap kelompok Siswa pertama akan di tempat rahasia dari petunjuk-
bertugas mengatur strategi mengoper benda ke siswa petunjuk yang diberikan.
untuk menjaga bentengnya sebelahnya, terus begitu Kelompok pertama yang
dan merebut benteng orang sampai ke siswa terakhir. memecahkan kode dari petunjuk
lain. Kelompok yang berhasil Kelompok yang dan menemukan benda menjadi
merebut benteng lawan akan menyelesaikan operan pemenangnya.
keluar sebagai pemenang. pertama kali tanpa
menjatuhkan benda akan
menjadi pemenangnya
Instruksi Umum
Secara Berkelompok:
Buatlah sebuah proposal usaha barang/jasa yang memanfaatkan sumberdaya
daerahmu.
Usaha yang diajukan adalah usaha kreatif yang berlingkup usaha kecil dan
menengah (UKM).
Usaha yang diajukan adalah usaha yang memungkinkan untuk dibuatkan
percobaannya dalam skala kecil untuk menguji keefektifan usaha.
Proposal dapat dibuat dalam bentuk dokumen atau salinda presentasi
Instruksi Khusus
Proposal terdiri dari
1. Pendahuluan (Latar Belakang Usaha, Visi dan Misi Usaha, Jenis dan Tujuan
Usaha)
2. Analisis Usaha (Peluang Usaha, Tantangan Usaha, Potensi Usaha,
3. Aspek Produksi (Variasi Produk, Waktu dan Tempat Produksi, Peralatan Produksi,
Bahan Baku Produksi, Proses Produksi)
4. Strategi Usaha (Kondisi Pasar, Konsumen, Strategi Pemasaran)
5. Aspek Keuangan (Rencana Produksi, Rencana Anggaran,Perkiraan Pemasukan,
Perkiraan Laba/Rugi)
6. Kesimpulan
Video panduan:
Merancang proposal usaha untuk PKWU pengolahan di SMA:
https://www.youtube.com/watch?v=G4aFLfvCyPI
Tabel Berbagi Peran.
1. Kesepakatan Kerja
2. Pembagian Peran
3. Jadwal diskusi/tindak lanjut
4. Jadwal kerja
5. Lainnya (yang disepakati bersama)
Tertanda
1 Menggali Ide
2 Menentukan Produk/Jasa
7 Membuat prototype
11 Perhitungan laba-rugi
2
3
Pertanyaan:
1. Produk mana yang menjadi favoritmu?
2. Produk mana yang sering kamu konsumsi/gunakan?
3. Apa yang menjadi alasan kamu mengkonsumsi/menggunakannya?
No
.
1.
2.
3
Bauran pemasaran, atau 4 P, adalah sebuah kerangka kerja ciptaan Jerome E. McCarthy
untuk pengambilan keputusan pemasaran. Empat pilar penting dari 4P adalah: Produk,
Harga, Tempat dan Promosi. Masing-masing 4P saling berhubungan satu sama lain dan
dapat dikombinasikan dalam menghadapi situasi pasar yang beragam. Kemampuan
dalam memahami dan menerapkan 4 P berperan penting dalam kesuksesan sebuah
usaha yang berkelanjutan. Berikut adalah penjelasan rinci dari 4P.
PRODUCT - PRODUK adalah barang atau jasa yang ditawarkan untuk memenuhi minat
atau permintaan konsumen. Bentuknya dapat sangat beragam dan unik. Produk sangat
bergantung pada minat atau kebutuhan pasar.
PRICE - HARGA adalah biaya yang dibayar orang (pembeli) untuk suatu produk. Ini
termasuk biaya pokok (bahan, produksi, dan pengiriman) ditambah biaya lainnya (sewa,
perlengkapan, upah, dll.). Hal yang harus juga diperhatikan dalam penetapan harga
adalah: harga yang dibuat pesaing yang memproduksi barang/jasa sejenis, besar harga
yang rela dibayar pembeli agar kebutuhannya atas barang/jasa tersebut terpenuhi. Harga
jual harus berada di atas biaya produksi, dan total pendapatan harus melebihi total
pengeluaran agar mendapatkan keuntungan.
PLACE TEMPAT. adalah "rumah" tempat produk berada, dan "rumah" tersebut dapat
hidup di banyak saluran yang berbeda, seperti tampilan toko fisik, iklan koran, radio atau
TV, atau situs web atau blog yang menjadi sorotan. Berfokuslah pada tempat di mana
Anda bisa menampilkan produk Anda di depan calon pembeli Anda yang memiliki daya
beli dan minat terhadap produk Anda.
Kegiatan
Setelah menyaksikan video tersebut, lihatlah kembali proposal usaha yang telah kamu
buat, dan lengkapilah dengan menerapkan pengetahuan yang kamu dapat dari video
tersebut.
Presentasi Proposal
Sumber gambar:
https://www.dreamstime.com/illustration/business-team-presentation.html
Tentang Presentasi:
Setiap kelompok mendapat waktu 30 menit: 20 menit untuk presentasi, dan 10 menit
untuk mendengarkan umpan balik.
Alur presentasi: Salam pembuka, perkenalan nama anggota, pembahasan elemen
proposal usaha (setiap anggota kelompok mendapat giliran untuk presentasi), penerimaan
umpan balik.
Kelengkapan presentasi: salindia/ slide digital atau poster, lembar perencanaan usaha,
protype produk.
Pernahkah kamu merasakan situasi di mana setiap kali kamu mempelajari sesuatu yang
baru, mengembangkan kebiasaan baru, atau menjalankan proyek besar, selalu ada saat-
saat di mana kekhawatiran datang secara tiba-tiba? Kamu merasa tidak ada perubahan
yang berarti, kamu menjadi tidak nyaman, dan putus asa karena masih jauh perjalananmu
menuju keberhasilan.
Kamu tidak sendiri. Kamu dan orang-orang yang yang sedang berjuang mengalami
sebuah pergulatan emosi yang jika digambarkan dalam bentuk grafik akan berbentuk
seperti sebuah senyuman (atau U). Di awal dan di akhir emosi cenderung sangat positif.
Pada awalnya kamu sangat optimis dan memiliki harapan, dan dengan semangat
memutuskan untuk memulai sesuatu yang kamu yakini akan sangat menarik (jika tidak,
tentu kamu tidak akan melakukannya, bukan?) Dan ketika kamu hampir mencapai tujuan,
kamu menjadi penuh percaya diri.
Lalu, perasaan apa yang muncul di antara awal dan akhir? Menurut Rosabeth Moss
Kanter, profesor di Harvard Business School, "di tengah, semuanya tampak seperti
kegagalan" (hukum Kanter). Setiap orang merasa termotivasi di awal perjalanan, dan
akan sangat bahagia saat tujuannya tercapai, tetapi di tengah-tengah proseslah di mana
kerja keras terjadi.
Berikut adalah ilustrasi dari perjalanan emosi dalam mencapai sebuah tujuan.
Di tengah perjalanan mencapai tujuan, kita semua memiliki keraguan. Perasaan ini
pada dasarnya dihasilkan karena rencana tidak selalu berjalan lurus dan mulus, karena
tantangan dan perubahan dapat muncul tiba tiba dan tidak terduga . Perubahan yang
tersisa biasanya memberikan dua pilihan dampak: langkah maju dan langkah mundur.
Selain itu, mudah untuk merasakan bahwa ketika kita berada di tengah-tengah proses,
kita merasa sangat jauh dari tujuan yang ingin kita capai. Berbagai peristiwa yang tak
terduga, perubahan arah tujuan, masalah ketidakcukupan sumberdaya (waktu, uang,
tenaga, keterampilan, dan lainnya) dapat membuat munculnya keputusasaan.
Inilah mengapa penting untuk memahami sepenuhnya bahwa kegagalan adalah bagian
penting dari perubahan, karena akan ada periode kebingungan di mana godaan untuk
meninggalkan apa yang sudah kita rintis akan menjadi besar. Di perusahaan, di tim kerja
manapun, dan secara individu, sangat penting untuk menumbuhkan dan mengembangkan
pola pikir bahwa kegagalan adalah bagian alami dari sebuah proses.
Sumber: https://facilethings.com/blog/en/everything-looks-like-a-failure-in-the-middle
Diterjemahkan langsung
Video: https://bigthink.com/videos/what-do-you-believe
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud Profesor Kanter dengan "segala sesuatu tampak seperti
kegagalan di tengah?"
2. Diskusikan contoh saat kamu "sedang berada di tengah proses" menjalankan
sesuatu dan rasanya seperti gagal. Bagaimana hasilnya? Apa yang kamu pelajari?
Apakah Anda akan melakukan sesuatu yang berbeda lain kali?
3. Menurut kamu, bagaimana perasaan para wirausahawan (orang yang memulai
bisnis mereka sendiri) ketika mereka berada di tengah dan ada banyak hal "yang
tidak diketahui?" Apakah itu mudah atau sulit? Menurut kamu bagaimana mereka
bisa melewatinya?
Tugas Individu
Tuliskan pengalaman yang berhubungan dengan Hukum Kanter. Pengalaman tersebut
dapat berhubungan dengan pengalaman dalam kehidupan pribadi, organisasi, usaha,
akademik ataupun non-akademik tentang: menetapkan tujuan/rencana, melaksanakan
setiap rencana, situasi yang dialami, dan langkah serta keputusan yang diambil.
Diskusi kelompok
Siswa duduk berkelompok. Setiap peserta dalam kelompok mempresentasikan selama 1-
2 menit tentang pengalaman mereka sendiri dengan "Hukum Kanter".
Refleksi
Apa yang akan terjadi jika saya akan menghadapi tantangan dalam hidup, dan
karier saya, atau dalam memulai bisnis suatu hari nanti?
Bagaimana saya bisa melewati tengah di mana 'segala sesuatu tampak seperti
kegagalan?
Mengapa kemampuan untuk mengatasi tantangan ini penting?
Lampiran
Kuis Ketangguhan
Nilai dirimu dari 1 hingga 5 untuk hal-hal berikut: (1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)
Dalam situasi krisis atau kacau, saya menenangkan diri dan fokus untuk mengambil tindakan
yang berguna.
Saya biasanya optimis. Saya melihat kesulitan sebagai sementara dan berharap untuk
mengatasinya.
Saya dapat mentolerir tingkat ambiguitas dan ketidakpastian yang tinggi tentang situasi.
Saya beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan baru. Saya pandai bangkit kembali
dari kesulitan.
Saya suka bercanda. Saya menemukan humor dalam situasi yang sulit, dan dapat
menertawakan diri saya sendiri.
Saya bisa pulih secara emosional dari kerugian dan kemunduran. Saya punya teman yang
bisa saya ajak bicara. Saya bisa mengungkapkan perasaan saya kepada orang lain dan
meminta bantuan. Perasaan marah, kehilangan dan putus asa tidak berlangsung lama.
Saya merasa percaya diri, menghargai diri sendiri. dan memiliki konsep yang sehat tentang
siapa saya.
Saya penasaran. Saya mengajukan pertanyaan. Saya ingin tahu bagaimana segala
sesuatunya bekerja. Saya suka mencoba cara baru dalam melakukan sesuatu.
Saya belajar pelajaran berharga dari pengalaman saya dan dari pengalaman orang lain.
Saya pandai memecahkan masalah. Saya dapat menggunakan logika analitis, menjadi kreatif,
atau menggunakan akal sehat praktis.
Saya pandai membuat semuanya berjalan dengan baik. Saya sering diminta untuk memimpin
kelompok dan proyek.
Saya sangat fleksibel. Saya merasa nyaman dengan kompleksitas paradoks saya. Saya
optimis dan pesimis, percaya dan berhati-hati, tidak egois dan egois, dan lain sebagainya.
Saya selalu menjadi diri saya sendiri, tetapi saya menyadari bahwa saya berbeda dalam
situasi yang berbeda.
Saya lebih suka bekerja tanpa deskripsi pekerjaan tertulis. Saya lebih efektif jika saya bebas
melakukan apa yang menurut saya terbaik dalam setiap situasi.
Saya "membaca" orang dengan baik dan mempercayai intuisi saya.
Saya pendengar yang baik. Saya memiliki keterampilan empati yang baik.
Saya tidak menghakimi orang lain dan beradaptasi dengan gaya kepribadian orang yang
berbeda.
Saya sangat tahan lama. Saya bertahan dengan baik selama masa-masa sulit. Saya memiliki
semangat mandiri di balik cara kerja sama saya dalam bekerja dengan orang lain.
Saya telah dibuat lebih kuat dan lebih baik oleh pengalaman yang sulit.
Saya telah mengubah kemalangan menjadi keberuntungan dan menemukan manfaat dalam
pengalaman buruk.
Hasil quiz:
>80 sangat tangguh!
65-80 lebih tangguh dari kebanyakan orang
50-65 cukup tangguh
40-50 belajar menjadi tangguh
<40 belum tangguh. harus belajar
Keingintahuan yang lucu dan kekanak-kanakan. Ajukan banyak pertanyaan, ingin tahu cara
kerjanya. Mainkan perkembangan baru. Nikmati diri mereka sendiri seperti anak-anak.
Selamat bersenang-senang hampir di mana saja. Bertanya-tanya tentang banyak hal,
bereksperimen, membuat kesalahan, terluka, tertawa. Tanyakan: "Apa yang berbeda
sekarang? Bagaimana jika saya melakukan ini? Siapa yang dapat menjawab pertanyaan
saya? Apa yang lucu tentang ini?"
Belajar terus menerus dari pengalaman. Dengan cepat mengasimilasi pengalaman baru
atau tak terduga dan memfasilitasi perubahannya. Tanyakan "Apa pelajarannya di sini?
Petunjuk awal apa yang saya abaikan? Jika hal itu terjadi lagi, saya akan ...."
Beradaptasi dengan cepat. Sangat fleksibel secara mental dan emosional. Nyaman dengan
kualitas kepribadian yang kontradiktif. Bisa kuat dan lembut, sensitif dan tangguh, logis dan
intuitif, tenang dan emosional, serius dan menyenangkan, dan sebagainya. Lebih banyak
lebih baik. Dapat berpikir dengan cara negatif untuk mencapai hasil yang positif. "Apa yang
bisa salah, jadi bisa dihindari?"
Memiliki harga diri dan kepercayaan diri yang kuat. Harga diri adalah bagaimana perasaan
Anda tentang diri Anda sendiri. Ini menentukan seberapa banyak Anda belajar setelah
terjadi kesalahan. Ini memungkinkan Anda untuk menerima pujian dan pujian. Ini bertindak
sebagai penyangga terhadap pernyataan yang menyakitkan sekaligus menerima kritik yang
membangun. "Saya suka, menghargai, dan mencintai diri sendiri ...."
Berharap semuanya berjalan dengan baik. Optimisme yang mendalam dipandu oleh nilai
dan standar internal. Toleransi tinggi untuk ambiguitas dan ketidakpastian. Dapat bekerja
tanpa deskripsi pekerjaan, merupakan teladan profesionalisme yang baik. Memiliki efek
sinergis, membawa stabilitas pada krisis dan kekacauan. Tanyakan "Bagaimana saya bisa
berinteraksi dengan ini sehingga semuanya berjalan dengan baik bagi kita semua?"
Baca orang lain dengan empati. Lihat sesuatu melalui perspektif orang lain, bahkan
antagonis. Sikap menang / menang / menang dalam konflik. Tanyakan "Apa yang dipikirkan
dan dirasakan orang lain? Bagaimana rasanya menjadi mereka? Bagaimana mereka
mengalamiku? Apa yang sah tentang apa yang mereka rasakan, katakan, dan lakukan?"
Gunakan intuisi, firasat kreatif. Terimalah persepsi dan intuisi bawah sadar sebagai sumber
informasi yang valid dan berguna. Tanyakan "Apa yang dikatakan tubuh saya? Apakah
lamunan itu berarti apa-apa? Mengapa saya tidak percaya apa yang dikatakan kepada
saya? Bagaimana jika saya melakukan ini?"
Pertahankan diri dengan baik. Hindari dan blokir serangan, lawan. Lihat dan lihat kontra,
"permainan", dan manipulasi yang dicoba orang lain. Temukan sekutu, sumber daya, dan
dukungan.
Indikator yang baik dari kesehatan mental yang luar biasa adalah ketika seseorang yang
berbicara tentang pengalaman kasar berkata, "Saya tidak akan pernah rela mengalami hal
seperti itu lagi, tetapi itu adalah salah satu hal terbaik yang pernah terjadi pada saya."
Tanyakan "Bagaimana saya bisa membalikkan ini? Mengapa bagus jika ini terjadi? Apa
hadiahnya?"
Menjadi lebih baik dan lebih baik setiap dekade. Menjadi semakin kompeten dalam hidup,
tangguh, tahan lama, menyenangkan, dan bebas. Luangkan lebih sedikit waktu untuk
bertahan hidup daripada yang lain dan selamat dari kesulitan besar dengan lebih baik.
Nikmati hidup lebih dan lebih.
Unjuk Karya
Pengetahuan yang aku Keterampilan yang aku Sikap yang aku bangun
dapat dari Projek bangun dari Projek dari Projek Kewirausahaan
Kewirausahaan ini Kewirausahaan ini ini
Di masa depan, pengetahuan dan keterampilan, dan sikap dari project kewirausahaan
akan membantuku dalam…….. …...
Asesmen Sumatif
1. Penulisan dan Presentasi Proposal
2. Unjuk Karya
Isi Projek Unjuk Projek Unjuk Projek Unjuk Projek Unjuk Tidak membuat
Karya mencakup Karya Karya Karya unjuk karya
seluruh elemen mencakup mencakup mencakup
yang dibutuhkan. seluruh sebagian sebagian dari
Penjelasan dan elemen yang besar dari elemen yang
analisis lengkap dibutuhkan. elemen yang dibutuhkan.
diberikan untuk Penjelasan dibutuhkan. Penjelasan
setiap elemen lengkap Penjelasan diberikan untuk
tersebut. Projek diberikan lengkap sebagian dari
ini untuk diberikan elemen
logis dan bisa sebagian untuk tersebut,
diterapkan besar dari sebagian Sementara
dalam konteks elemen - elemen bagian lainnya
nyata elemen tersebut. kurang
dunia. tersebut. Sementara lengkap atau
Projek ini bagian kecil tepat sehingga
logis dan lainnya mempengaruhi
bisa kurang pemahaman
diterapkan lengkap atau pengunjung.
dalam kurang tepat
konteks tetapi tidak
nyata mempengar
dunia. uhi
pemahaman
pengunjung.
Sumber:
https://www.files.ethz.ch/isn/130368/policy_brief_11-01_web_rev.pdf
https://youngentrepreneurfoundation.wordpress.com/
https://jausa.ja.org/dA/3e7dc6f73b/file/JA%20High%20School%20Experience%20JA
%20Entrepreneurial%20Mindset%20Course%20Overview%20and%20Outline.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/33426135.pdf
https://bigthink.com/videos/what-do-you-believe
https://facilethings.com/blog/en/everything-looks-like-a-failure-in-the-middle
http://ilo.org/dyn/youthpol/en/equest.fileutils.dochandle?p_uploaded_file_id=109
https://www.kansascityfed.org/documents/7572/entrepreneurial-self-assessment.pdf
https://www.youtube.com/watch?v=gjGwlM5s-lw
https://wol.iza.org/articles/entrepreneurs-and-their-impact-on-jobs-and-economic-
growth/long#:~:text=Entrepreneurs%20boost%20economic%20growth%20by,the
%20short%20and%20long%20term.
https://www.researchgate.net/publication/
282118691_Creativity_exercises_in_the_field_of_entrepreneurship
https://www.entrepreneur.com/article/245599#:~:text=Being%20able%20to%20work
%20with,as%20opportunity%20recognition%20and%20determination.
https://www.onestopenglish.com/esp-lesson-plans/eap-for-the-21st-century-learner-
lesson-3-collaboration-and-teamwork/555722.article
https://multiliteraciesproject.com/wp-content/uploads/2016/06/Marketing-Mix-Lesson-
Plan.pdf